Anda di halaman 1dari 8

ASKEP TUMOR OTAKA. KONSEP DASAR PENYAKITI.

Definisi Tumor otak adalah lesi


intra kranial yang menempati ruang dalam tulang tengkorakTumor otak adalah lesi oleh karena
ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen dan
tengkorak.Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat terjadi
pada beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur. Tumor otak dinamakan sesuai
dengan jaringan dimana tumor itu muncul. II. Epidemiologi Tumor otak mewakili sebanyak 20%
dari semua kanker pada anak-anak. Pada kelompok usia ini 70% tumor primer tumbuh di daerah
fosa posterior, sementara pada orang dewasa, proporsi yang sama tumbuh di atas tentorium. Pada
orang dewasa terdapat insiden tumor primer dan metastatik yang hampir sama.III.
Etiologi Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa
beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut
meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang
mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit
peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).
Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih
sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari
paru-paru dan payudara.IV. PatofisiologiTumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejalagejala terjadi berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.Gejala neurologik pada
tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor
dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja
disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.Perubahan suplai darah
akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara
akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang
sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan
perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan
parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologis fokal.Peningkatan tekanan
intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak,
terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor
menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme
belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan
perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya
menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari
ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.Peningkatan tekanan
intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat akibat salah satu penyebab yang
telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulanbulan untuk menjadi efektif dan oelh karena ity tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul
cepat. Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra kranial,
volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim.
Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus atau serebulum. Herniasi
timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh
massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran
dan menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas terjadi
dengan cepat. Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran
tekanan nadi) dan gangguan pernafasan.V. Klasifikasi1. Berdasarkan jenis tumor Jinaka.
Acoustic neuromab. Meningiomac. Pituitary adenomad. Astrocytoma (grade I) Malignanta.
Astrocytoma (grade 2,3,4)b. Oligodendrogliomac. Apendymoma2. Berdasarkan lokasi Tumor

intradurala. Ekstramedularb. Cleurofibromac. Meningiomad. Intramedulare. Apendymomaf.


Astrocytomag. Oligodendrogliomah. Hemangioblastoma Tumor ekstraduralMerupakan
metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru paru, ginjal dan
lambung.VI. Gejala KlinisTumor otak menunjukkan gejala klinis yang tersebar bila tumor ini
menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala local sebagai akibat dari tumor yang
mengganggu bagian spesifik dari otak.a) Gejala peningkatan tekanan intracranialGejala gejala
peningkatan tekanan intracranial disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak
akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak,
cairan serebrospinal dan darah serebral. Semua terletak di tengkorak.Gejala yang banyak terjadi
akibat tekanan intra cranial yaitu : Sakit kepalaMeskipun tidak selalu ada tetapi ini banyak
terjadi pada pagi hari dan menjadi buruk oleh karena batuk,menegang atau melakukan gerakan
yang tiba-tiba. Keadaan ini disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau penyimpangan struktur
sensitive nyeri, atau oleh karena edema yang mengiringi adanya tumor. MuntahKadang-kadang
dipengaruhi oleh asupan makanan,yang selalu disebabkan adanya iritasi pada pusat vagal di
medulla. Papiledema (edema pada saraf optic)Ada sekitar 70%-75% dari pasien dan
dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti penurunan tajam penglihatan, diplopia
(pandangan ganda) dan penurunan lapang pandangan. Perubahan kepribadian Adanya variasi
penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf cranialb) Gejala terlokalisasiLokasi gejalagejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang terkena,menyebabkan tandatanda yang ditunjukkan local,seperti pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan
penglihatan dan kejang. Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut kejang jacksonian. Tumor
lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia homonimus kontralateral
(hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandangan pada sisi yang berlawanan dari tumor)
dan halusinasi penglihatan. Tumor serebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh kesisi yang
lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan mistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja)
biasanya menimbulkan gerakan horizontal. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan
kepribadian, perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental,
pasien kurang merawat diri. Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf
akustik dan memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada
tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan vertigo, kesemutan dan terasa gatal-gatal pada wajah dan
lidah, terjadi kelemahan atau paralisis , karena pembesaran tumor menyerang serebelum mungkin
ada abnormalitas pada fungsi motorik. Tumor intracranial dapat menghasilkan gangguan
kepribadian, konfusi, gangguan funsi bicara dan gangguan gaya berjalan teutama pada pasien
lansia.VII. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per system (B1-B6) dengan
fokus pemeriksaan fisik pada pemeriksaan B3 (Brain) yang terarah dan dihubungkan dengan
keluhan-keluhan dari klien.a. B1 (Breathing)Inspeksi, pada keadaan lanjut yang disebabkan
adanya kompresi pada medulla oblongata didapatkan adanya kegagalan pernafasan.Pengkajian
inspeksi pernafasan pada klien tanpa kompresi medulla oblongata didapatkan tidak ada kelainan.
Palpasi thoraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan
bunyi nafas tambahan.b. B2 (Blood)Pada keadaan lanjut yang disebabkan adanya kompresi pada
medulla oblongata didapatkan adanya kegagalan sirkulasi . pengkajian pada klien tanpa kompresi
medulla oblongata didapatkan tidak ada kelainan. TD biasa normal, tidak ada peningkatan heart
rate.c. B3 (Brain)Tumor otak sering menyebabkan berbagai deficit neurology tergantung dari
gangguan fokal dan adanya peningkatan TIK. Pengkajian B3 merupakan pemeriksaan focus dan
lebih lengkap dibandingkan dengan pengkajian pada system lainnya. Trias klasik pada tumor
kepala adalah nyeri kepala, muntah dan papiledema.d. B4 (Bladder)Lnkontinensia urine yang
berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis yang luas.e. B5 (Bowel)Didapatkan adanya keluhan
kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan muntah pada fase akut. Mual dan muntah
terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Muntah paling sering

terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial disertai
pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat berupa muntah
proyektil.f. B6 (Bone)Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan , kehilangan
sensorik , mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.VIII. Pemeriksaan
Diagnostik Scan otak. Meningkatt isotop pada tumor. Angiografi serebral. Deviasi pembuluh
darah. X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intracranial. X-ray dada. Deteksi
tumor paru primer atau penyakit metastase. CT scan atau MRI. Identfikasi vaskuler tumor,
perubahan ukuran ventrikel serebral. Ekoensefalogram. Peningkatan pada struktur midline.IX.
Diagnosa BandingGejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang
di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan
beberapa hal berikut : Abses intraserebral Epidural hematom Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik. X. Prognosis Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data
di Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui
pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival)
berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi
tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif
yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta. XI. PenatalaksanaanTindakan terhadap
tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan atau mengurangi simtomatologi
serius.Pendekatan terapeutik ini mencakup radiasi, yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan
(biasanya pada metastase intracranial tunggal), kemoterapi.Kortikosteroid dapat membantu
mengurangi sakit kepala dan perubahan kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid
(deksametason, prednison) menurunkan radang sekitar pusat metastase dan menurunkan edema
sekitarnya.Obat-obat lain mencakup agen-agen osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan
cairan pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin)
digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang. Bila pasien mempunyai nyeri hebat, morfin
dapat diinfuskan kedalam ruang epidural atau subaraknoid melalui jarum spinal dan kateter
sedekat mungkin ke segmen spinal dimana nyeri dirasakan. Morfin disis kecil diberikan pada
interval yang ditentukan. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian :a.
Anamnesis : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab, tanggal dan jam masuk
rumah sakit, nomor register, diagnosa medis.b. Riwayat kesehatan : Keluhan utama Keluhan
utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya
berhubungan dengan peningkatan TIK dan adanya gangguan fokal sepeti nyeri kepala hebat,
muntah-muntah, kejang dan penurunan tingkat kesadaran. Riwayat kesehatan sekarangKaji
bagaimana terjadi nyei kepala, mual, muntah, kejang dan penurunan tingkat keasadaran. Adanya
penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan dengan perubahan didalam
ntrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit,
dapat terjadi letargi, tidak responsive dan koma. Riwayat Kesehatan laluKaji adanya riwayat
nyeri kepala sebelumnya. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat
penyakit saat ini dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan
tindakan selanjutnya. Riwayat Kesehatan KeluargaUntuk mengetahui adanya tumor otak pada
generasi sebelumnya.2. Diagnosa Keperawatan :a. Risiko tinggi peningkatan tekanan intracranial
berhubungan dengan desak ruang oleh masa tumor intracranial dan edema serebral.b.
Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan kompresi pada pusat pernapasan di
medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, kegagalan fungsi pernapasan.c. Risiko
cedera yang berhubungan dengan gangguan dalam cara berjalan, vertigo, dan/ atau gangguan
penglihatan, sekunder akibat kompresi/ perubahan tempat jaringan otak.d. Ansietas yang
berhubungan dengan implikasi kondisi dan ketidakpastian masa yang akan datang.e. Deficit
perawatan diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan/ kesulitan dalam
pelaksanaan aktivitas hidup sehari-hari sekunder akibat kerusakan sensorik-motorik.f. Gangguan

nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan pemakaian energi untuk metabolism,
asupan nutrisi yang kurang, mual, muntah.g. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan sensorik-motorik.h. Nyeri akut: sakit kepala yang berhubungan dengan kompresi/
perubahan tempat jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial.i. Risiko kekurangan
volume cairan yang berhubungan dengan muntah sekunder akibat peningkatan tekanan
intrakranial.3. Rencana Tindakan Keperawatana. Dx : Risiko tinggi peningkatan tekanan
intrakranial berhubungan dengan desak ruang oleh massa tumor intrakranial dan edema
serebral.Tujuan : tidak terjadi peningkatan TIK pada klienKriteria hasil :klien tidak gelisah , klien
tidak mengeluh nyeri kepala, mual-muntah, dan muntah GCS :4,5,6, tidak terdapat papilidema,
TTV dalam batas normal.Intervensi RasionalisasiKaji factor penyebab dari situasi / keadaan dari
individu / penyebab koma / penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan
TIK. Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologis / tanda-tanda
kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan.Monitor ttv tiap 4
jam Suatui keadaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara dengan baik atau fluktasi ditandai
dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari otoregulator kebanyakan merupakan tanda
penurunan difusi local vaskularisasi darah serebral. Dengan peningkatan tekanan darah (diastolic)
maka dibarengi dengan peningkatan tekanan darah intracranial. Adanya peningkatan tekanan
darah, bradikardi, distrimia, dispnea merupakan tanda terjadinya peningkatan TIKEvaluasi pupil
Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari pergerakan bola mata merupakan tanda dari gangguan
saraf jika batang otak terkoyak. Keseeimbangan saraf antara simpatik dan parasimpatik
merupakan respons reflex saraf cranial.Monitor temperature dan pengaturan suhu lingkungan.
Panas merupakan reflex dari hipotalamus.Peningkatan kebutuhan metabolism dan O akan
menunjang peningkatan TIKBerikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi
lamanya prosedur. Tindakan terus-menerus dapat meningkatkan TIK oleh efek rangsangan
kumulatif.Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti massage punggung,
lingkungan , lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah, dan suasana yang tidk gaduh.
Memberikan suasana yang tenang dapat mengurangi respon psikologis dan memberikan istirahat
untuk mempertahankan TIK yang rendah.Cegah / hindarkan terjadinya valsava maneuver.
Mengurangi tekanan intrathorakal dan intraabdominal sehingga menghindarkan peningkatan
TIKBantu klien jika batuk,muntah Aktivitas ini dapat meningkatkan intrathoraks/tekanan dalam
thoraks dan tekanan dalam abdomen dimana aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan TIK.Kaji
peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari. Tingkah nonverbal ini dapat merupakan
indikasi peningkatan TIK atau memberikan repleks nyeri di mana klien tidak mampu
mengungkapkan keluhan secara verbal, nyeri yang tidak menurun dapat meningkatkan
TIK.Palpasi pada pembesaran atau pelebaran bladder , pertahankan drainase urine secara paten
jika digunakan dan juga monitor terdapatnya konstipasi. Dapat meningkatkan respon otomatis
yang potensial menaikkan TIK.Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang sebab akibat
peningkatan TIK Meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan perawatan klien dan mengurangi
kecemasan.Observasi tingkat kesadaran GCS Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan
TIK dan berguna menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.Kolaborasi pemberian O
sesuai indikasi. Mengurangi hipokemia, dimana dapat meningkatkan vasodilatasi serebral , dan
volume darah serta menaikkan TIK.Berikan cairan intravena sesuai dengan yang diindikasikan.
Pemberian cairan mungkin diinginkan untuk mengurangi edema serebral , peningkatan minuman
pada pembuluh darah , tekanan darah, dan TIK.Berikan obat deuritik osmotic contohnya
dexametason, metal prednisolon. Deuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk mengalirkan
air dari sel otak dan mengurangi edema serebral dan TIK.Berikan analgesic narkotik contoh
kodein. Untuk menurunkan inflamasi (radang) dan mengurangi edema jaringan.Berikan
antipiretik contohnya asetaminofen. Mengurangi/ mengontrol hari dan pada metabolisme
serebral/oksigen yang diinginkan. Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi seperti
protombin, LED. Membantu memberikan informasi tentang efektivitas pemberian obat.b. Dx:
ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan kompresi pada pusat pernapasan di

medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, kegagalan fungsi pernapasan.Tujuan :


setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan adanya peningkatan pola napas kembali
efektif.Kriteria hasil : pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif, mengalami
perbaikan pertukaran gas-gas pada paru, adaptif mengatasi factor-faktor penyebab.Intervensi
RasionalisasiBerikan posisi yang nyaman , biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Baik
kesisi yang sakit. Dukung klien untuk duduk klien untuk duduk sebanyak mungkin.
Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak
sakit.Observasi fungsi pernapasan , catat frekuensi pernapasan , dispnea atau perubahan TTV
Disters pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stres fisiologi dan
nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syok sehubungan dengan hipoksia.Jelaskan pada klien
bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan. Pengetahuan apa yang diharapkan
dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana
terapeutik.Jelaskan pada klien tentang etiologi / factor pencetus adanya sesak atau kolaps paruparu. Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana terapeutikPertahankan prilaku tenang, bantu klien untuk
mengontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam. Membantu klien
mengalami efek fisiologi hipoksia yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan /
ansietas.Taruhlah kantung resusitasi di samping tempat tidur dan manual ventilasi untuk sewaktuwaktu dapat digunakan. Kantung resusitasi / manual ventilasi sangat berguna untuk
mempertahankan fungsi pernapasan jika terjadi gangguan pada alat ventilator secara
mendadak.Kolaborasi dengan tim kesehatan lain misalnya dokter, radiologi, dan fisioterapi.
Pemberian antibiotic Pemberian analgesic Fisioterapi dada Konsul foto thoraks. Kolaborasi
dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan
parunya.c. Dx :Risiko cedera yang berhubungan dengan gangguan dalam cara berjalan, vertigo,
dan/ atau gangguan penglihatan, sekunder akibat kompresi/ perubahan tempat jaringan
otak.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi cedera.Kriteria hasil
: Pasien mampu menyatakan pemahaman faktor ang terlibat dalam kemungkinan
cidera.Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor risiko dan untuk
melindungi diri dari cedera.Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan
keamanan.Intervensi RasionalJauhkan dari benda-benda tajam Meminimalkan risiko
cederaBerikan penerangan yang cukup Meminimalkan terjadinya benturanUsahakan lantai tidak
licin dan basah Meminimalkan klien jatuhPasang side rail Menghindari klien terjatuh pada saat
istirahatAnjurkan pada keluarga klien untuk selalu menemani klien dalam beraktivitas. Untuk
meningkatkan menjaga keamanand. Dx :Ansietas yang berhubungan dengan implikasi kondisi
dan ketidakpastian masa yang akan datang.Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan,
diharapkan rasa cemas klien berkurang Kriteria hasil : klien dapat mengakui dan mendiskusikan
rasa takutmengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasitampak rileks dan melaporkan
ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.intervensi RasionalKaji status mental tingkat
ansietas dari pasien/keluarga.Catat adanya tanda-tanda verbal atau non verbal. Gangguan tingkat
kesadaran dapat mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi tidak menyangkal keberadaannya.
Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.Berikan
penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.Meningkatkan pemahaman,
mengurangi rasa takut karena ketidaktahuan dan dapat membantu menurunkan ansietas.Jawab
setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan barikan informasi tentang prognosa penyakit.
Penting u/ menciptakan kepercayaan karena diagnosa tumor otak mungkin menakutkan,
ketulusan dan informasi yg akurat dapat memberikan keyakinan pd pasien dan juga
keluarga.Jelaskan dan siapkan u/ tindakan prosedur sebelum dilakukan Dapat meringankan
ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan otak. Berikan kesempatanpasien u/
mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya. Mengungkapkan rasa takut secara terbuka
dimana rasa takut dapat titujukan.Libatkan pasien/ keluarga dalam perawatan, perencanaan
kehidupan sehari-hari, membuat keputusan sebanyak mungkin. Meningkatkan perasaan kontrol

terhadap diri dan meningkatkan kemandirian.Berikan dukungan terhadap perencanaan gaya hidup
yang nyata setelah sakit dalam dalam keterbatasannya tetapi sepenuhnya menggunakan
kemampuan/ kapasitas pasien. Meningkatkan perasaan akan keberhasilan dalam penyembuhan.e.
Dx : Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan/
kesulitan dalam pelaksanaan aktivitas hidup sehari-hari sekunder akibat kerusakan sensorikmotorik.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan personal hygiene
terpenuhi Kriteria hasil : klien dapat menunjukkan gaya hidup untuk kebutuhan merawat
diriKlien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuanintervensi
RasionalisasiKaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADLMembantu dalam
mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individualHindari apa yang tidak dapat
dilakukan klien dan bantu bila perluKlien dalam keadaan cemas dan ketergantungan, hal ini
dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri klien Menyadarkan tingkah laku / sugesti
tindakan pada penindungan kelemahan. Pertahankan support pola pikir, izinkan klien melakukan
tugas, beri umpan balik positif untuk usahanya Klien memerlukan empati, tetapi perlu
mengetahui perawatan yang konsisten dalam menangani klien. Sekaligus meningkatkan harga
diri, memandirikan klien, dan menganjurkan klien untuk terus mencobaRencanakan tindakan
untuk menangani defisit penglihatan Klien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan
mampu melihat keluar masuknya orang ke ruanganTempatkan perabotan ke dinding, jauhkan dari
jalanMenjaga keamanan klien bergerak di sekitar tempat tidur menurunkan resiko tertimpa
perabotanBeri kesempatan untuk menolong diri seperti ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke
toilet Mengurangi ketergantungan Kaji kemampuan komunikasi untuk BAK Ketidakmampuan
berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan masalah pengosongan kandung kemih oleh
karena masalah neurogenikIdentifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan
istirahat Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasiPemberian supositoria dan
pelumas feses / pencahar Pertolongan utama terhadap fungsi bowell atau BABKonsul ke dokter
terapi okupasi Untuk mengembangkan terapi dan melengkapi kebutuhan khususf. Dx : Gangguan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan pemakaian energi untuk metabolism,
asupan nutrisi yang kurang, mual, muntah.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.Kriteria hasil: Pasien mengerti tentang pentingnya
nurisi bagi tubuh.Memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan
laboraturium.Intervensi RasionalisasiEvaluasi kemampuan makan klien Klien dengan
tracheostomy tube mungkin sulit untuk makan, tetapi klien dengan endotracheal tube dapat
menggunakan mag slang atau member makanan parenteralObservasi atau timbang berat badan
jika memungkinkan Tanda kehilangan berat badan dan kekurangan intake nutrisi menunjang
terjadinya masalh katabolisme, kandungan glikogen dalam otot dan kepekaan terhadap
pemasangan ventilator.Monitor keadaan otot yang menurun dan kehilangan lemak subkutan
Menunjukkan indikasi kekurangan energy otot dan mengurangi fungsi otot-otot pernapasan.Catat
pemasukan peroral jika diindikasikan. Anjurkan klien untuk makan. Nafsu makan biasanya
berkurang dan nurisi yang masukpun berkurang. Anjurkan klien memilih makanan yang
disenangi dapat di makan (bila sesuai anjuran) Berikan makanan kecil dan lunak. Mencegah
terjadinya kelelahan, memudahkan masuknya makanan, dan mencegah ganggu.an pada
lambungKajilah fungsi system gastrointestinal yang meliputi suara bising usus, catat terjadi
perubahan di dalam lambung seperti mual dan muntah. Observasi perubahan pergerakan usus
misalnya diare , konstipasi. Fungsi system gastrointestinal sangat penting untuk memasukan
makanan. Ventilator dapat menyebabkan kembung pada lambung dan perdarahan
lambung.Anjurkan pemberian cairan 2500 cc/hari selama tidak terjadi gangguan jantung.
Mencegah terjadinya dehidrasi akibat penggunan ventilator selama tidak sadar dan mencegah
terjadinya konstipasi.Kolaborasia. Aturlah diet yang diberikan sesuai keadaan klienb. Lakukan
pemeriksaan laboratorium yang diindikasikan seperti serum, transferin, BUN/Creatinin, dan
glukosa a. Diet tinggi kalori, protein, karbohidrat sangat diperlukan selama pemasangan ventilator
untuk mempertahankan fungsi otot-otot respirasi.b. Memberikan informasi yang tepat tentang

keadaan nutrisi yang dibutuhkan klieng. Dx : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan sensorik-motorik.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan Klien
mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannyaKriteria hasil: Tidak terjadi
kontraktur sendiBertambahnya kekuatan ototKlien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan
mobilitas.Intervensi RasionalKaji kemampuan secara fungsional/luasnya kerusakan awal dan dg
cara yang teratur. Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan dapat memberikan informasi
mengenai pemulihan.Ubah posisi minimal setiap 2 jam Menurunkan risiko terjadinya
trauma/iskemia jaringan.Letakkan pada posisi telungkup satu atau dua kali sehari jika pasien
dapat mentoleransinya. Membantu mempertahankan ekstensi pinggul fungsional.Mulailah
melakukan laihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstrimitas saat masuk.
Meminimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.Sokong
ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya, gunakan papan kaki selama periode paralisis flaksid.
Mencegah kontraktur dan memfasilitasi kegunaannya jika berfungsi kembali.Tempatkan bantal di
bawah aksila u/ malakukan abduksi pada tangan. Mencegah adduksi bahu dan fleksi
siku.Tinggikan tangan dan kepala. Meningkatkan aliran balik vena dan membantu mencegah
terjadinya edema.Bantu u/ mengembangkan keseimbangan duduk. Membantu dalam melatih
kembali saraf, meningkatkan respons proprioseptik dan motorik.Posisikan lutut dan panggul
dalam posisi ekstensi. Mempertahankan posisi fungsional.h. Nyeri akut: sakit kepala yang
berhubungan dengan kompresi/ perubahan tempat jaringan otak dan peningkatan tekanan
intrakranial.Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri dapat berkurang /
hilangKriteria hasil :secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat mengidentifikasikan
aktivitas yang meningkat atau menurunkan nyeri, klien tidak gelisah, skala nyeri 0.intervensi
RasionalJelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan non
invasivePendekatan dengan menggunakan non farmakologi telah menunjukkan keefektifan dalam
mengurangi nyeriAjarkan teknik relaksasi masase Dapat melancarkan peredaran darah sehingga
kebutuhan oksigen oleh jaringan akan terpenuhi dan akan dapat mengurangi nyerinyaAjarkan
metode distraksi selama nyeri akut Mengalihkan perhatian ke hal-hal yang menyenangkanBerikan
kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman Istirahat akan
merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamananTingkatkan
pengetahuan tentang penyebab nyeri dan menghubungkan berapa nyeri akan
berlangsungPengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya, dan dapat
membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutikObservasi nyeri dan
tingkat respon motorik klien Untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan
intervensi yang tepatKolaborasi pemberian analgesikAnalgesik memblok lintasan nyeri sehingga
nyeri akan berkurangi. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah
sekunder akibat peningkatan tekanan intrakranial.Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan
diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan keseimbangan
cairan, dibuktikan oleh haluaran urine adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lembab,
turgor kulit baik.Intervensi RasionalAwasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukusa,
turgor kulit. Indikator keadekuatan volume sirkulasi.Awasi jumlah dan tipe masukan cairan. Ukur
haluaran urine dengan adekuat. Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan
dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak padakeseimbangan
elektrolit.Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laktasik/ diuretik.
Membantu pasien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan/atau penggunaan laksatif/
diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut.Identifikasi rencana untuk meningkatkan atau
mempertahankan keseimbangan cairan optimal misal jadwal masukan cairan. Melibatkan pasien
dalam rencana untuk memperbaiki ketidakseimbangan akan lebih besar kesempatan untuk
berhasilnya.4. Evaluasi Dx 1 : Klien tidak gelisah.Klien tidak mengeluh nyeri kepala, mualmuntah, dan muntah.GCS :4,5,6, TTV dalam batas normal.Tidak terdapat papilidema.Dx 2:
Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.Terjadi perbaikan pertukaran gas-gas
pada paru, adaptif mengatasi factor faktor penyebab.Dx 3:Pasien mampu menyatakan

pemahaman faktor ang terlibat dalam kemungkinan cidera.Menunjukkan perubahan perilaku,


pola hidup untuk menurunkan faktor risiko dan untuk melindungi diri dari cedera.Mengubah
lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.Dx 4 : Klien dapat mengakui dan
mendiskusikan rasa takut.Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.Tampak rileks
dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.Dx 5 : Klien dapat
menunjukkan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri.Klien mampu melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan.Dx 6 : Pasien mengerti tentang pentingnya
nurisi bagi tubuh.Memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan
laboraturium.Dx 7 : Tidak terjadi kontraktur sendi.Bertambahnya kekuatan otot.Klien
menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.Dx 8 : Pasien melaporkan nyeri
berkurang.Pasien dapat mengidebtifikasi activitas yang meningkatkan atau mengurangi
nyeri.Pasien tampak relaks.Skala nyeri 0.Dx 9 : Haluaran urine adekuat.Tanda vital
stabil.Membran mukosa lembab.Turgor kulit baik.

Anda mungkin juga menyukai