terjadi pada anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial disertai
pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului mual dan dapat berupa muntah
proyektil.f. B6 (Bone)Adanya kesukaran untuk beraktivitas karena kelemahan , kehilangan
sensorik , mudah lelah menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan istirahat.VIII. Pemeriksaan
Diagnostik Scan otak. Meningkatt isotop pada tumor. Angiografi serebral. Deviasi pembuluh
darah. X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intracranial. X-ray dada. Deteksi
tumor paru primer atau penyakit metastase. CT scan atau MRI. Identfikasi vaskuler tumor,
perubahan ukuran ventrikel serebral. Ekoensefalogram. Peningkatan pada struktur midline.IX.
Diagnosa BandingGejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang
di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan
beberapa hal berikut : Abses intraserebral Epidural hematom Hipertensi intrakranial benigna
Meningitis kronik. X. Prognosis Prognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data
di Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui
pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival)
berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi
tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif
yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta. XI. PenatalaksanaanTindakan terhadap
tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan atau mengurangi simtomatologi
serius.Pendekatan terapeutik ini mencakup radiasi, yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan
(biasanya pada metastase intracranial tunggal), kemoterapi.Kortikosteroid dapat membantu
mengurangi sakit kepala dan perubahan kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid
(deksametason, prednison) menurunkan radang sekitar pusat metastase dan menurunkan edema
sekitarnya.Obat-obat lain mencakup agen-agen osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan
cairan pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin)
digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang. Bila pasien mempunyai nyeri hebat, morfin
dapat diinfuskan kedalam ruang epidural atau subaraknoid melalui jarum spinal dan kateter
sedekat mungkin ke segmen spinal dimana nyeri dirasakan. Morfin disis kecil diberikan pada
interval yang ditentukan. B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian :a.
Anamnesis : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab, tanggal dan jam masuk
rumah sakit, nomor register, diagnosa medis.b. Riwayat kesehatan : Keluhan utama Keluhan
utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan biasanya
berhubungan dengan peningkatan TIK dan adanya gangguan fokal sepeti nyeri kepala hebat,
muntah-muntah, kejang dan penurunan tingkat kesadaran. Riwayat kesehatan sekarangKaji
bagaimana terjadi nyei kepala, mual, muntah, kejang dan penurunan tingkat keasadaran. Adanya
penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran dihubungkan dengan perubahan didalam
ntrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit,
dapat terjadi letargi, tidak responsive dan koma. Riwayat Kesehatan laluKaji adanya riwayat
nyeri kepala sebelumnya. Pengkajian riwayat ini dapat mendukung pengkajian dari riwayat
penyakit saat ini dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk memberikan
tindakan selanjutnya. Riwayat Kesehatan KeluargaUntuk mengetahui adanya tumor otak pada
generasi sebelumnya.2. Diagnosa Keperawatan :a. Risiko tinggi peningkatan tekanan intracranial
berhubungan dengan desak ruang oleh masa tumor intracranial dan edema serebral.b.
Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan kompresi pada pusat pernapasan di
medulla oblongata, kelemahan otot-otot pernapasan, kegagalan fungsi pernapasan.c. Risiko
cedera yang berhubungan dengan gangguan dalam cara berjalan, vertigo, dan/ atau gangguan
penglihatan, sekunder akibat kompresi/ perubahan tempat jaringan otak.d. Ansietas yang
berhubungan dengan implikasi kondisi dan ketidakpastian masa yang akan datang.e. Deficit
perawatan diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan/ kesulitan dalam
pelaksanaan aktivitas hidup sehari-hari sekunder akibat kerusakan sensorik-motorik.f. Gangguan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan pemakaian energi untuk metabolism,
asupan nutrisi yang kurang, mual, muntah.g. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan sensorik-motorik.h. Nyeri akut: sakit kepala yang berhubungan dengan kompresi/
perubahan tempat jaringan otak dan peningkatan tekanan intrakranial.i. Risiko kekurangan
volume cairan yang berhubungan dengan muntah sekunder akibat peningkatan tekanan
intrakranial.3. Rencana Tindakan Keperawatana. Dx : Risiko tinggi peningkatan tekanan
intrakranial berhubungan dengan desak ruang oleh massa tumor intrakranial dan edema
serebral.Tujuan : tidak terjadi peningkatan TIK pada klienKriteria hasil :klien tidak gelisah , klien
tidak mengeluh nyeri kepala, mual-muntah, dan muntah GCS :4,5,6, tidak terdapat papilidema,
TTV dalam batas normal.Intervensi RasionalisasiKaji factor penyebab dari situasi / keadaan dari
individu / penyebab koma / penurunan perfusi jaringan dan kemungkinan penyebab peningkatan
TIK. Deteksi dini untuk memprioritaskan intervensi, mengkaji status neurologis / tanda-tanda
kegagalan untuk menentukan perawatan kegawatan atau tindakan pembedahan.Monitor ttv tiap 4
jam Suatui keadaan normal bila sirkulasi serebral terpelihara dengan baik atau fluktasi ditandai
dengan tekanan darah sistemik, penurunan dari otoregulator kebanyakan merupakan tanda
penurunan difusi local vaskularisasi darah serebral. Dengan peningkatan tekanan darah (diastolic)
maka dibarengi dengan peningkatan tekanan darah intracranial. Adanya peningkatan tekanan
darah, bradikardi, distrimia, dispnea merupakan tanda terjadinya peningkatan TIKEvaluasi pupil
Reaksi pupil dan pergerakan kembali dari pergerakan bola mata merupakan tanda dari gangguan
saraf jika batang otak terkoyak. Keseeimbangan saraf antara simpatik dan parasimpatik
merupakan respons reflex saraf cranial.Monitor temperature dan pengaturan suhu lingkungan.
Panas merupakan reflex dari hipotalamus.Peningkatan kebutuhan metabolism dan O akan
menunjang peningkatan TIKBerikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan batasi
lamanya prosedur. Tindakan terus-menerus dapat meningkatkan TIK oleh efek rangsangan
kumulatif.Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman seperti massage punggung,
lingkungan , lingkungan yang tenang, sentuhan yang ramah, dan suasana yang tidk gaduh.
Memberikan suasana yang tenang dapat mengurangi respon psikologis dan memberikan istirahat
untuk mempertahankan TIK yang rendah.Cegah / hindarkan terjadinya valsava maneuver.
Mengurangi tekanan intrathorakal dan intraabdominal sehingga menghindarkan peningkatan
TIKBantu klien jika batuk,muntah Aktivitas ini dapat meningkatkan intrathoraks/tekanan dalam
thoraks dan tekanan dalam abdomen dimana aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan TIK.Kaji
peningkatan istirahat dan tingkah laku pada pagi hari. Tingkah nonverbal ini dapat merupakan
indikasi peningkatan TIK atau memberikan repleks nyeri di mana klien tidak mampu
mengungkapkan keluhan secara verbal, nyeri yang tidak menurun dapat meningkatkan
TIK.Palpasi pada pembesaran atau pelebaran bladder , pertahankan drainase urine secara paten
jika digunakan dan juga monitor terdapatnya konstipasi. Dapat meningkatkan respon otomatis
yang potensial menaikkan TIK.Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang sebab akibat
peningkatan TIK Meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan perawatan klien dan mengurangi
kecemasan.Observasi tingkat kesadaran GCS Perubahan kesadaran menunjukkan peningkatan
TIK dan berguna menentukan lokasi dan perkembangan penyakit.Kolaborasi pemberian O
sesuai indikasi. Mengurangi hipokemia, dimana dapat meningkatkan vasodilatasi serebral , dan
volume darah serta menaikkan TIK.Berikan cairan intravena sesuai dengan yang diindikasikan.
Pemberian cairan mungkin diinginkan untuk mengurangi edema serebral , peningkatan minuman
pada pembuluh darah , tekanan darah, dan TIK.Berikan obat deuritik osmotic contohnya
dexametason, metal prednisolon. Deuretik mungkin digunakan pada fase akut untuk mengalirkan
air dari sel otak dan mengurangi edema serebral dan TIK.Berikan analgesic narkotik contoh
kodein. Untuk menurunkan inflamasi (radang) dan mengurangi edema jaringan.Berikan
antipiretik contohnya asetaminofen. Mengurangi/ mengontrol hari dan pada metabolisme
serebral/oksigen yang diinginkan. Monitor hasil laboratorium sesuai dengan indikasi seperti
protombin, LED. Membantu memberikan informasi tentang efektivitas pemberian obat.b. Dx:
ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan kompresi pada pusat pernapasan di
terhadap diri dan meningkatkan kemandirian.Berikan dukungan terhadap perencanaan gaya hidup
yang nyata setelah sakit dalam dalam keterbatasannya tetapi sepenuhnya menggunakan
kemampuan/ kapasitas pasien. Meningkatkan perasaan akan keberhasilan dalam penyembuhan.e.
Dx : Deficit perawatan diri yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk melakukan/
kesulitan dalam pelaksanaan aktivitas hidup sehari-hari sekunder akibat kerusakan sensorikmotorik.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan personal hygiene
terpenuhi Kriteria hasil : klien dapat menunjukkan gaya hidup untuk kebutuhan merawat
diriKlien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuanintervensi
RasionalisasiKaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam melakukan ADLMembantu dalam
mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individualHindari apa yang tidak dapat
dilakukan klien dan bantu bila perluKlien dalam keadaan cemas dan ketergantungan, hal ini
dilakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri klien Menyadarkan tingkah laku / sugesti
tindakan pada penindungan kelemahan. Pertahankan support pola pikir, izinkan klien melakukan
tugas, beri umpan balik positif untuk usahanya Klien memerlukan empati, tetapi perlu
mengetahui perawatan yang konsisten dalam menangani klien. Sekaligus meningkatkan harga
diri, memandirikan klien, dan menganjurkan klien untuk terus mencobaRencanakan tindakan
untuk menangani defisit penglihatan Klien akan mampu melihat dan memakan makanan, akan
mampu melihat keluar masuknya orang ke ruanganTempatkan perabotan ke dinding, jauhkan dari
jalanMenjaga keamanan klien bergerak di sekitar tempat tidur menurunkan resiko tertimpa
perabotanBeri kesempatan untuk menolong diri seperti ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke
toilet Mengurangi ketergantungan Kaji kemampuan komunikasi untuk BAK Ketidakmampuan
berkomunikasi dengan perawat dapat menimbulkan masalah pengosongan kandung kemih oleh
karena masalah neurogenikIdentifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan
istirahat Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasiPemberian supositoria dan
pelumas feses / pencahar Pertolongan utama terhadap fungsi bowell atau BABKonsul ke dokter
terapi okupasi Untuk mengembangkan terapi dan melengkapi kebutuhan khususf. Dx : Gangguan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan pemakaian energi untuk metabolism,
asupan nutrisi yang kurang, mual, muntah.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan
diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.Kriteria hasil: Pasien mengerti tentang pentingnya
nurisi bagi tubuh.Memperlihatkan kenaikan berat badan sesuai dengan hasil pemeriksaan
laboraturium.Intervensi RasionalisasiEvaluasi kemampuan makan klien Klien dengan
tracheostomy tube mungkin sulit untuk makan, tetapi klien dengan endotracheal tube dapat
menggunakan mag slang atau member makanan parenteralObservasi atau timbang berat badan
jika memungkinkan Tanda kehilangan berat badan dan kekurangan intake nutrisi menunjang
terjadinya masalh katabolisme, kandungan glikogen dalam otot dan kepekaan terhadap
pemasangan ventilator.Monitor keadaan otot yang menurun dan kehilangan lemak subkutan
Menunjukkan indikasi kekurangan energy otot dan mengurangi fungsi otot-otot pernapasan.Catat
pemasukan peroral jika diindikasikan. Anjurkan klien untuk makan. Nafsu makan biasanya
berkurang dan nurisi yang masukpun berkurang. Anjurkan klien memilih makanan yang
disenangi dapat di makan (bila sesuai anjuran) Berikan makanan kecil dan lunak. Mencegah
terjadinya kelelahan, memudahkan masuknya makanan, dan mencegah ganggu.an pada
lambungKajilah fungsi system gastrointestinal yang meliputi suara bising usus, catat terjadi
perubahan di dalam lambung seperti mual dan muntah. Observasi perubahan pergerakan usus
misalnya diare , konstipasi. Fungsi system gastrointestinal sangat penting untuk memasukan
makanan. Ventilator dapat menyebabkan kembung pada lambung dan perdarahan
lambung.Anjurkan pemberian cairan 2500 cc/hari selama tidak terjadi gangguan jantung.
Mencegah terjadinya dehidrasi akibat penggunan ventilator selama tidak sadar dan mencegah
terjadinya konstipasi.Kolaborasia. Aturlah diet yang diberikan sesuai keadaan klienb. Lakukan
pemeriksaan laboratorium yang diindikasikan seperti serum, transferin, BUN/Creatinin, dan
glukosa a. Diet tinggi kalori, protein, karbohidrat sangat diperlukan selama pemasangan ventilator
untuk mempertahankan fungsi otot-otot respirasi.b. Memberikan informasi yang tepat tentang
keadaan nutrisi yang dibutuhkan klieng. Dx : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan sensorik-motorik.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan Klien
mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannyaKriteria hasil: Tidak terjadi
kontraktur sendiBertambahnya kekuatan ototKlien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan
mobilitas.Intervensi RasionalKaji kemampuan secara fungsional/luasnya kerusakan awal dan dg
cara yang teratur. Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan dapat memberikan informasi
mengenai pemulihan.Ubah posisi minimal setiap 2 jam Menurunkan risiko terjadinya
trauma/iskemia jaringan.Letakkan pada posisi telungkup satu atau dua kali sehari jika pasien
dapat mentoleransinya. Membantu mempertahankan ekstensi pinggul fungsional.Mulailah
melakukan laihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstrimitas saat masuk.
Meminimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.Sokong
ekstrimitas dalam posisi fungsionalnya, gunakan papan kaki selama periode paralisis flaksid.
Mencegah kontraktur dan memfasilitasi kegunaannya jika berfungsi kembali.Tempatkan bantal di
bawah aksila u/ malakukan abduksi pada tangan. Mencegah adduksi bahu dan fleksi
siku.Tinggikan tangan dan kepala. Meningkatkan aliran balik vena dan membantu mencegah
terjadinya edema.Bantu u/ mengembangkan keseimbangan duduk. Membantu dalam melatih
kembali saraf, meningkatkan respons proprioseptik dan motorik.Posisikan lutut dan panggul
dalam posisi ekstensi. Mempertahankan posisi fungsional.h. Nyeri akut: sakit kepala yang
berhubungan dengan kompresi/ perubahan tempat jaringan otak dan peningkatan tekanan
intrakranial.Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri dapat berkurang /
hilangKriteria hasil :secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat mengidentifikasikan
aktivitas yang meningkat atau menurunkan nyeri, klien tidak gelisah, skala nyeri 0.intervensi
RasionalJelaskan dan bantu klien dengan tindakan pereda nyeri non farmakologi dan non
invasivePendekatan dengan menggunakan non farmakologi telah menunjukkan keefektifan dalam
mengurangi nyeriAjarkan teknik relaksasi masase Dapat melancarkan peredaran darah sehingga
kebutuhan oksigen oleh jaringan akan terpenuhi dan akan dapat mengurangi nyerinyaAjarkan
metode distraksi selama nyeri akut Mengalihkan perhatian ke hal-hal yang menyenangkanBerikan
kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman Istirahat akan
merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamananTingkatkan
pengetahuan tentang penyebab nyeri dan menghubungkan berapa nyeri akan
berlangsungPengetahuan yang akan dirasakan membantu mengurangi nyerinya, dan dapat
membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutikObservasi nyeri dan
tingkat respon motorik klien Untuk mencegah kemungkinan komplikasi dan melakukan
intervensi yang tepatKolaborasi pemberian analgesikAnalgesik memblok lintasan nyeri sehingga
nyeri akan berkurangi. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah
sekunder akibat peningkatan tekanan intrakranial.Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan
diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan keseimbangan
cairan, dibuktikan oleh haluaran urine adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lembab,
turgor kulit baik.Intervensi RasionalAwasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukusa,
turgor kulit. Indikator keadekuatan volume sirkulasi.Awasi jumlah dan tipe masukan cairan. Ukur
haluaran urine dengan adekuat. Pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali mengakibatkan
dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak padakeseimbangan
elektrolit.Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laktasik/ diuretik.
Membantu pasien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan/atau penggunaan laksatif/
diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut.Identifikasi rencana untuk meningkatkan atau
mempertahankan keseimbangan cairan optimal misal jadwal masukan cairan. Melibatkan pasien
dalam rencana untuk memperbaiki ketidakseimbangan akan lebih besar kesempatan untuk
berhasilnya.4. Evaluasi Dx 1 : Klien tidak gelisah.Klien tidak mengeluh nyeri kepala, mualmuntah, dan muntah.GCS :4,5,6, TTV dalam batas normal.Tidak terdapat papilidema.Dx 2:
Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.Terjadi perbaikan pertukaran gas-gas
pada paru, adaptif mengatasi factor faktor penyebab.Dx 3:Pasien mampu menyatakan