Anda di halaman 1dari 8

ABSORBSI SINAR GAMMA

Hafizh Cahyo Murti, Shinta Adibtia Sani, Anisa Fitri Kartika, Nadia Sukma Dewi, Nova
Dwi Rizki R
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro

ABSTRAK
Abstrak-Telah dilakukan penentuan koefisien atenuasi dari bahan Al dan Pb melalui
eksperimen Absoprsi Sinar Gamma. Perngkat yang digunakan dalam eksperimen ini adalah
Detektor Geiger Muller yang khusus untuk mendeteksi adanya radiasi dan dapat
menghitung jumlah cacahan dalam selang waktu tertentu. Eksperimen dilakukan dengan
mengukur intensitas mula mula Cs-137 dan Co-60 dan mengukur intensitas keduanya
dengan penghalang Alumunium (Al) ringan dan berat juga Timbal (Pb) ringan dan berat
dengan ketebalan yang berbeda beda. Data yang didapatkan dari detektor geiger muller
kemudian dianalisis untuk mendapatkan koefisien atenuasi masing masing. Koefisien
atenuasi terbesar yang didapatkan adalah 329,14 dan nilai koefisien atenuasi terkecil adalah
52,041.
Kata Kunci: Detektor Geiger Mueller, Pb, Al, Co-60, Cs-137, koefisien atenuasi

I. PENDAHULUAN
mueller dan menekan tombol untuk memulai
Percobaan ini bertujuan untuk
perhitungan nilai intensitasnya.
menentukan koefisien atenuasi bahan
Alumunium (Al) dan Timbal (Pb)
II. DASAR TEORI
terhadap sinar gamma serrta dapat
2.1 Sinar Gamma
menentukan prinsip kerja detektor
Sinar gamma merupakan gelombang
geiger muller. Untuk mencapai tujuan
elektromagnetik dengan panjang
tersebut, pertama kali kita menyiapkan
gelombang yang sangat pendek (dalam
peralatan dan bahan eksperimen berupa
orde Angstrom) yang dipancarkan oleh inti
detektor geiger muller, isotop Cs-137
atom yang tidak stabil yang bersiat
dan Co-60 serta lempeng Al dan Pb
radioaktif (Ardisasmita, 2002).
dengan berbagai ketebalan yang
2.2 Interaksi Sinar Gamma
berbeda. Pertama adalah menaruh
2.2.1 Efek Fotolistrik
bahan radioaktif kedalam wadah yang
Efek foto listrik adalah
ada di dalam geiger muller menutupnya
peristiwa diserapnya energi foton
dengan lempengan. Lalu
seluruhnya oleh elektron yang terikat
menghidupkan alat detektor geiger
kuat oleh suatu atom sehingga
elektron tersebut terlepas dari terjadinya hamburan Compton
ikatan atom. Elektron yang berkurang bila energi foton yang
terlepas dinamakan fotoelektron. datang bertambah dan bila Z
Efek foto listrik terutama terjadi bertambah. Dalam hamburan
antara 0,01 MeV hingga 0,5 Compton ini, energi foton yang datang
MeV. Efek fotolistrik ini yang diserap atom diubah menjadi
umumnya banyak terjadi pada energi kinetik elektron dan foton
materi Z yang besar seperti hamburan (Azam, 2007).
tembaga (Z = 29). Energi foton 2.2.3 Produksi Pasangan Gamma
yang datang sebagian besar Produksi pasangan terjadi
berpindah ke elektron fotolistrik karena interaksi antara foton dengan
dalam bentuk energi kinetik medan listrik dalam inti atom berat.
elektron dan dan sebagian lagi Jika interaksi itu terjadi, maka foton
digunakan untuk melawan akan lenyap dan sebagai gantinya
energi ikat elektron. Efek akan timbul sepasang elektron-
fotolistrik dapat terjadi jika positron. Karena massa diam elektron
energi foton minimal sama ekivalen dengan energi 0,51 MeV,
dengan energi ikat elektron yang maka produksi pasangan hanya dapat
berinteraksi (Azam, 2007). terjadi padaenergi foton ≥ 1,02 MeV
2.2.2 Hamburan Compton (2mec2). Kedua partikel ini akan
Hamburan Compton kehilangan energinya melalui proses
terjadi apabila foton dengan ionisasi atom bahan. Positron yang
energi hf berinteraksi dengan terbentuk juga bisa bergabung dengan
elektron bebas atau elektron elektron melalui suatu proses yang
yang tidak terikat dengan kuat dinamakn annihiliasi (Azam,2007).
oleh inti, yaitu elektron terluar 2.3 Peluruhan Sinar Gamma
dari atom. Elektron itu Sinar gamma dihasilkan akibat
dilepaskan dari ikatan inti dan perubahan susunan inti atom akibat
bergerak dengan energi kinetik peluruhan radioaktif. Ketika inti radioaktif
tertentu disertai foton lain melakukan perubahan ke kondisi dengan
dengan energi lebih rendah energi lebih rendah maka dipancarkan
dibandingkan foton datang. sinar gamma. Pada perubahan tersebut,
Foton lain ini dinamakan foton baik nomor atom maupun nomor massa
hamburan. Kemungkinan tidak berubah (Abdullah, 2017).
2.4 Absorbsi Sinar Gamma khusus argon dan alkhohol pda tekanan
Inti atom tersusun oleh proton 50-100 m Hg. Uap boron juga sering
dan neutron dengan jarak yang digunakan atau ditambahkan pada argon
sangat dekat hingga memiliki energi tersebut (Umar,2006).
potensial yang sangat besar. Dengan 2.6 Alumunium
demikian, perubahan sedikit saja Logam Al memiliki berat jenis 2.702
pada penyusun partikel dapat kg/dm3, melebur pada suhu 660 C,
membuat perubahan energi yang memiliki warna putih perak, mengkilap,
sangat besar. Perubahan energi memiliki daya hantar panas dan listrik
tersebut bersesuaian dengan energi yang baik, dan memiliki ketahanan karat
foton sinar gamma. Oleh karena itu, yang tinggi. Diudara terbuka allumunium
transisi keadaan dengan energi lebih menyelimuti diri dengan sebuah lapisan
tinggi diikuti oleh penyerapan sinar oksid yang tidak boleh dirusak melalui
gamma (Abdullah, 2017). goresan atau lainnya. Allumunium tidak
2.5 Detektor Geiger Mueller tahan terhadap larutan asam dan alkali
Geiger Muller Counter (GM- keras (Sofyan, 2003).
tube) merupakan suatu peralatan 2.7 Timbal
portable atau dapat dipindah-pindah Timbal memiliki berat jenis 11,3
yang dapat digunakan mendeteksi kg/dm3 dan melebur pada suhu 330 C,
radiasi dan menghitung jumlah berwarna kelabu biru dan bidang licin
cacahan dalam selang waktu tertentu. mengkilap seperti perak, sangat lunak, dan
Alat ini terdiri atas sebuah tabung mudah dituang dan disolder, dan mudah
logam berlubang yang salah satu dibentuk baik dalam keadaan panas
ujungnya ditutup menggunakan tutup ataupun dingin.Kekuatannya sangat
berisolasi. Tabung logam ini rendah. Diudara terbuka menyelimuti diri
berfungsi sebagai katoda. Pada pusat dengan suatu selaput oksid yang
penutup, ditempatkan kawat lurus, melindungi logam bibawahnya terhadap
menembus tabung yang berfungsi asam udara (Sofyan,2003).
sebagai katoda. Kemudian, sebuah 2.8 Cesium 137
mika tipis atau piringan gelas Cs-137 adalah radionuklida fisi,
ditutupkan pada ujung tabung mempunyai waktu paro cukup panjang
lainnya dan berfungsi sebagai pintu yaitu 30,16 tahun. Daya rusak biologisnya
masuk bagi partikel pengion. Tabung relatif cukup tinggi yaitu termasuk
ini kemudian biberi campurab golongan IIa (Nareh, dkk, 2015).
2.9 Cobalt 60 besar bila panjang gelombangnya semakin
Co-60 merupakan radionuklida pendek. Pada materi tertentu, koefisien
yang memiliki waktu paruh cukup atenuasi dapat berubah berdasarkan rapat
panjang sebesar 5,271 tahun. Dalam jenis materi tersebut, disebut koefisien
penggunaannya, Co-60 memberikan atenuasi massa (mm). Untuk materi
dosis yang kecil pada permukaa n tertentu, koefisien atenuasi massa yang
tubuh (Aziz, dkk, 2015). hanya berhubungan dengan panjang
2.10 Radiasi Elektromagnetik gelombang foton, dan merupakan rasio
Spektrum gelombang atenuasi foton dengan luasan 1 cm2 dan
elektromagnetik dibagi menjadi massa 1 g (Batan,2017).
beberapa daerah. Pada spektrum
gelombang dengan frekuensi 60 atau III. METODE PENELITIAN
50 Hz terdapat medan 3.1 Alat dan Bahan
elektromagnetik yang dibangkitkan A. Detektor Geiger Muller, untuk
mencacah radiasi sinar gamma
oleh saluran daya listrik. Gelombang
B. Scaler, untuk melihat intensitas dari
elektromagnetik energi sangat tinggi cacahan detektor Geiger Muller
C. Penjepit, untuk mengambil bahan
seperti sinar gamma atau sinar x,
radioaktif
disebut juga radiasi ionisasi karena D. Cesium-137 dan Cobalt-60
mengionisasi molekul pada jalur E. Absorber Al dan Pb, sebagai
yang dilalui (Swamardika, 2009). penghalang sumber radiasi
2.11 Koefisien Atenuasi 3.2 Skema Alat
Jika radiasi g atau radiasi-X
menembus materi, maka akan terjadi
interaksi dengan materi dan
mengalami pengurangan energi.
Atenuasi karena interaksi adalah
proses pengurangan energi foton atau
Gambar 3.1 Skema Alat
perubahan arah foton. Rasio atenuasi
3.3. Cara Kerja
foton dalam materi yang tebalnya 1
A. Mempersiapkan alat dan bahan
cm disebut koefisien atenuasi (m).
percobaan
Pada umumnya, semakin besar
B. Tabung Geiger Mueller
energi foton, semakin besar juga
dihubungkan dengan scaler
nilai m-nya. Oleh karena itu, daya
C. Scaler dihubungkan dengan sumber
tembus foton dalam materi semakin
arus 3.5 Diagram Fisis
D. Dihitung skala awal latar,
cobalt 60 dan cesium 137
E. Sumber radioaktif diletakkan
dalam rak dan dicatat nilai
skalanya secara bergantian
dengan masing-masing tiga kali
pengukuran
F. Untuk percobaan
menggunakan absorber, pertama
bahan radioaktif diletakkan pada
rak yang kemudian di atasnya
diletakkan absorber Al atau Pb
Gambar 3.3 Diagram Fisis Percobaan
G. Catat nilai yang terukur pada
scaler
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan Absorpsi Sinar Gamma ini
3.4 Diagram Alir
bertujuan untuk menjelaskan dan mengukur
serapan sinar gamma yang dipancarkan oleh
isotop Radioaktif pada Co60 dan Cs137 yaitu
dengan mencari nilai konstana pembanding
atau koefisien atenuasi. Dengan harganya
tergantung dari energi foton dan sifat material
yaitu material Alumunium ( Al) dan Timbal
(Pb). Dan memahami prinsip kerja detektor
Geiger Muller.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini


diantaranya, detector Geiger Muller yang
berfungsi sebagai pencacah, dengan bantuan
Gambar 3.2 Diagram Alir Percobaan
detector dapat diketahui kemampuan sinar-
dalam menembus berbagai bahan, yang
dihubungkan dengan digital counter agar dapat
mencacah, digitalcounter ini berfungsi untuk
menampilkan intensitas yang diperoleh bergerak kearah dinding tabung (katoda)
dari pencacahan yang dilakukan oleh dengan kecepatan yang relative lebih lambat
Geiger Muller dalam satuan Implus/detik, bila dibandingkan dengan elektron-elektron
pada percobaan ini waktu mencacah pada yang bergerak ke arah anoda (+) dengan cepat.
detector selama 10 detik, kerena tiap Kecepatan geraknya tergantung pada besarnya
mencacah harus dengan waktu yang tegangan V. sedangkan besarnya tenaga yang
sama, pada percobaan gamma ini diperlukan untuk membentuk elektron dan ion
mengunakan waktu selama 10 detik tergantung pada macam gas yang digunakan.
untuk tiap pencacahan dan tiap tebal Bahan radioaktif Co60 dan Cs137 dapat
penyerapan. Kemudian sumber radioaktif memancrkan radiasi sinar- gamma karena
yang digunakan yaitu Co60 dan Cs137 , mengalami peluruhan. Peluruhan ini terjadi
dan untuk bahan penyerap mengunakan karena telah terjadi tumbukan dengan neutron,
adalah Alumunium (Al) dan Timbal (Pb) biasanya inti dalam keadaan tereksitasi
dengan ketebalan pada Alumunium kemudian inti dari unsur-unsur tersebut
maupun timbal adalah 0,001 m, 0,002 m, menjadi tdak stabil karena kelebihan energy
0,003 m, 0,005 cm, 0,01 m, dan 0,015 m. atau menerima energi yang sangat tinggi maka
Percobaan dimulai dengan inti tersebut akan melepaskan energi agar
menghidupkan detektor Geiger Mueller, berada pada keadaan stabil atau keadaaan
kemudian mengukur Intensitas radiasi dasar, energi yang dilepaskan dalam bentuk
tanpa sumber radioaktif (radiasi latar), radiasi gamma.
Selanjutnya meletakan bahan radioaktif Koefisien atenuasi pada Sinar Gamma
Co60 dan Cs137 dan dengan memvariasi merupakan suatu konstantapembanding yang
tebal bahan penyerap Alumunium (Al) menghubungkan antara besarnya intensitas
dan Timbal ( Pb). Apabila ke dalam sumber radioaktif yang terserap dengan
tabung masuk sinar radiasi maka radiasi ketebalan suatu bahan penyerap. Dari data yang
akan mengionisasi gas isian. Banyaknya diperoleh nilai koefisien atenuasi pada Cobalt (
pasangan elektron-ion yang lerjadi pada Co-60) dengan Alumunium (Al) ringan pada
detector Geiger-Muller tidak sebanding ketebalan 0,1 cm nilai atenuasi sebesar 87,72;
dengan tenaga zarah radiasi yang datang. pada 0,2 cm sebesar 110,63; pada 0,3 cm
Hasil ionisasi ini disebut elektron primer. 90,85; dan dari bahan penyerap Al berat nilai
Karena antara anode dan katode koefisien atenuasi pada radiasi Co-60 dengan
diberikan beda tegangan maka akan ketebalan 0,5 cm nilai koefisien atenuasi
timbul medan listrik di antara kedua sebesar 75,08; pada 1,0 cm sebesar 80,62; pada
elektrode tersebut. Ion positif akan 1,5. cm 65,90. Nilai koefisien atenuasi pada
Co-60 dengan Pb ringan pada ketebalan Hal ini sesuai dengan rumus yang digunakan
0,1 cm adalah 52,041; pada 0,2 cm adalah yang menyatakan bahwa koefisien atenuasi
279,89; pada 0,3 cm adalah 224,75; dan berbanding terbalik dengan ketebalan absorber.
pada Pb berat dengan ketebalan 0,5cm Sedangkan dari grafik analisis, terlihat
adalah 115,59; pada 1,0 cm 100,40; dan bahwa semakin tebal pelat absorber semakin
pada ketebalan 1,5cm adalah 111,09. dan kecil intensitas radiasi yang terpancar maka
pada sumber radiasi Cesieum (Cs -137 ) intensitas penyerapannya semakin besar.
dan bahan alumunium ringan Al ringan Adapun error yang terjadi dalam praktikum kali
diperoleh nilai koefisien atenuasi pada ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti
ketebalan 0,1 cm nilai koefisien atenuasi kurang telitinya oraktikan dalam melakukan
sebesar 304,61; pada 0,2 sebesar 221,91; percobaan dan kurang tepat dalam perhitungan.
pada 0,3cm 159,93. Pada bahan penyerap
Al berat nilai koefisien atenuasi pada V. KESIMPULAN DAN SARAN
radiasi Cs-137 dengan ketebalan 0,5 cm 5.1 Kesimpulan
nilai koefisien atenuasi sebesar 152,65; Dalam percobaan ini dapat untuk
pada 1,0 cm sebesar 114,46; pada 1,5 cm menjelaskan prinsip detektor geiger muller
188,19. Nilai koefisien atenuasi pada Cs- sebagai pendeteksi radiasi dan menghitung
137 dengan Pb ringan pada ketebalan 0,1 jumlah cacahan dalam tiap waktu tertentu
cm adalah 329,14; pada 0,2 cm 324,08; Didapatkan nilai koefisien atenuasi
pada 0,3 cm adalah 326,76 dan pada Pb terbesar adalah 329,14 dan nilai koefisien
berat dengan ketebalan 0,5 cm adalah atenuasi terkecil adalah 52,041.
256,21 pada 1,0 cm 243,37; dan pada 5.2 Saran
ketebalan 1,5cm adalah 203,69.Dari data Dalam praktikum selanjutnya,
yang diperoeh dari hasil percobaan praktikan diharapkan dapat lebih teliti lagi
Absorbsi sinar gamma ini cukup dalam melakukan pengamatan juga dalam
bervariasi. Didapatkan nilai koefisien melakukan perhitungan.
atenuasi terbesar adalah 329,14 dan nilai
koefisien atenuasi terkecil adalah 52,041. DAFTAR PUSTAKA
Perbedaan nilai koefisien atenuasi Abdullah, Mikrajudin. 2017. Fisika Dasar II.
tersebut dipengaruhi oleh tebal pelat Bandung: ITB.
absorber dan jenis material radiasinya. Ardisasmita, M. 2002. Jurnal Pengembangan
Nilai koefisien atenuasi yang didapatkan Spektrometer Sinar Gamma dengan Sistem
dari hasil perhitungan cenderung turun Identifikasi Isotop Radioaktif
seiring bertambahnya ketebalan absorber. Menggunakan Metode Jaringan Syaraf
Tiruan. Jakarta: BATAN.
Azam, M. 2007.Buku Ajar Fisika Nuklir.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Aziz, M, dkk. 2015. Penentuan Aktifitas
60 137
Co dan Cs Sampel Unknown
dengan Menggunakan Detektor
HPGe. Bandung: BATAN.
Batan. 2017. Ensiklopedia Teknologi
Nuklir. Jakarta: BATAN.
Nareh, dkk. 1996. Keselamatan Radiasi
dan Lingkungan. Jakarta: BATAN.
Sofyan, Nafrijon. 2003. Pengetahuan
Bahan Logam. Surakarta: ISI.
Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar Fisika.
Bandung: Media Pusindo.

Anda mungkin juga menyukai