Makalah ini diajukan kepada Dr. Ahmad Rusydi, MA.Si. untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester (UAS) Hadits
Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
JAKARTA
2015
LANDASAN TEORI
Manusia sering kali lupa atas nikmat yang Allah berikan, karena kebanyakan manusia
melupakan dan selalu merasa kurang atas apa yang ia miliki, sehingga ia selalu diliputi
perasaan iri dan dengki atas nikmat yang orang lain dapatkan, dan menjadikan kehidupannya
tidak tenang. Hal ini merupakan kecenderungan manusia yang selalu tidak akan merasa puas
dengan apa yang ia miliki. Padahal jika kita mau mensyukuri apa yang ada pada diri kita,
terlebih lagi memahami bahwa semua yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan cobaan.
Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus bersikap
terhadap harta, yaitu menyikapi harta dengan sikap qana’ah (kepuasan dan kerelaan). Sikap
qana’ah ini harus dimiliki oleh orang yang kaya maupun orang yang miskin adapun wujud
qana’ah yaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki
manusia, tidak iri melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta
benda dengan menghalalkan segala cara. Sebagai manusia kita memang mempunyai banyak
kebutuhan, baik kebutuhan materiil maupun imateril, namun kita perlu menyadari bahwa
harta bukanlah segala-galanya dalam kehidupan dunia yang sementara ini.
Qana’ah menurut bahasa adalah merasa cukup atau rela, sedangkan menurut istilah ialah
sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakannya serta menjauhkan diri
dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.
Rasulullah mengajarkan kita untuk ridha dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT, baik itu berupa nikmat kesehatan, keamanan, maupun kebutuhan harian.[1] Qona’ah
adalah gudang yang tidak akan habis. Sebab, Qona’ah adalah kekayaan jiwa. Dan kekayaan
jiwa lebih tinggi dan lebih mulia dari kekayaan harta. Kekayaan jiwa melahirkan sikap
menjaga kehormatan diri dan menjaga kemuliaan diri, sedangkan kekayaan harta dan tamak
pada harta melahirkan kehinaan diri.
Di antara sebab yang membuat hidup tidak tentram adalah terperdayanya diri oleh
kecintaan kepada harta dan dunia. Orang yang diperdaya harta akan senantiasa merasa tidak
cukup dengan apa yang dimilikinya. Akibatnya,dalam apa yang dirinya lahir sikap-sikap yang
mencerminkan bahwa ia sangat jauh dari rasa syukur kepada Allah, Sang Maha Pemberi
Rezeki itu sendiri. Ia justru merasa kenikmatan yang dia peroleh adalah murni semata hasil
keringatnya, tak ada kesertaan Allah. Orang-orang yang terlalu mencintai kenikmatan dunia
akan selalu terdorong untuk memburu segala keinginannya meski harus menggunakan segala
cara seperti kelicikan, bohong, mengurangi timbangan dan sebaginya. Ia juga tidak pernah
menyadari, sesungguhnya harta hanyalah ujian sebagaimana firman Allah ;
Artinya ;"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami
berikan kepadanya ni'mat dari Kami ia berkata:"Sesungguhnya aku diberi ni'mat itu hanyalah
karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak
mengetahui" (Q.S Azumar; 49)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar. (Al Baqarah : 155 )[3]
Dari Abu Hurairah R.A berkata, Nabi SAW bersabda: bukannya kekayaan itu karena
banyaknya harta dan benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan hati.
(Muttafaqun Alaih)
Dari Abdillah bin Amr sesungguhnya Rasulullah saw bersabda; sungguh beruntung orang
yang masuk islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang pemberian
Allah. (HR Muslim)
Sudah dijelaskan bahwa qona’ah merupakan sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil
yang diusahakannya serta menjauhkan diri dari dari rasa tidak puas dan perasaan kurang.
Meski demikian, orang-orang yang memiliki sikap Qana'ah tidak berarti fatalis dan menerima
nasib begitu saja tanpa ikhtiar. Orang-orang hidup Qana'ah bisa saja memiliki harta yang
sangat banyak, namun bukan untuk menumpuk kekayaan. Kekayaan dan dunia yang
dimilikinya, dibatasi dengan rambu-rambu Allah SWT. Dengan demikian, apa pun yang
dimilikinya tak pernah melalaikannya dari mengingat Sang Maha Pemberi Rezeki.
Sebaliknya, kenikmatan yang ia dapatkan justru menambah sikap qana'ahnya dan
mempertebal rasa syukurnya.
o Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, tidak mudah kecewa dan
berputus asa.
o Selalu bersyukur atas apa yang menjadi hasil usahanya, dan tidak pernah merasa iri atas
keberhasilan yang diperoleh orang lain.
o Hidupnya sederhana dan menyesuaikan diri dengan keadaan, tidak rakus dan tidak tamak.
o Selalu yakin bahwa apa yang didapatnya dan yang ada pada dirinya merupakan anugerah
dari Allah SWT.
Perbuatan Qana’ah yang dapat kita lakukan misalnya puas terhadap apa yang kita miliki saat
ini, Maka hendaklah dalam masalah keduniaan kita melihat orang yang di bawah kita, dan
dalam masalah kehidupan akhirat kita melihat orang yang di atas kita. Hal ini sebagaimana
telah ditegaskan Rasulullah dalam sebuah hadis yang artinya; “Lihatlah orang yang di bawah
kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi
kalian agar kalian tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.”
(Muttafaqun Alaih)
Ketika berusaha mencari dunia, orang-orang Qana'ah menyikapinya sebagai ibadah yang
mulia di hadapan Allah yang Maha Kuasa, sehingga ia tidak berani berbuat licik, berbohong
dan mengurangi timbangan. Ia yakin tanpa menghalalkan segala cara apapun, ia tetap
mendapatkan rizki yang dijanjikan Allah. Ia menyadari akhir rizki yang dicarinya tidak akan
melebihi tiga hal; menjadi kotoran, barang usang atau bernilai pahala di hadapan Allah.
Bila kita mampu merenungi dan mengamalkan makna dan pentingnya qona’ah maka kita
akan memperoleh ketenangan dan ketenteraman hidup. Dan hendaknya diketahui bahwa
harta itu akan ditinggalkan untuk ahli waris.
Kategori Jawaban yang digunakan dalam skala ini adalah sebagai berikut:
TABEL 1 : SKOR SKALA LIKERT
Tidak tertarik oleh tipu daya 1. Tidak ambisius 25, 26, 27 28, 29, 30
manusia dalam mengejar dunia.
2. Tidak menomor
satukan materi di atas segalanya.
*) item gugur
NO DIMENSI INDIKATOR ITEM
1 Menerima dengan rela 1.Tidak kecewa 1. Saya puas dengan apa saya peroleh
apa yang ada. ketika mendapat saat ini.
sesuatu yang 2. Saat tidak mendapat hasil maksimal,
tidak sesuai.
saya tidak kecewa.
2.Tidak
3. Saya tidak iri melihat nilai teman lebih
mengharapkan
milik orang lain. bagus dari saya.
4. Saya kurang puas dengan apa yang
saya peroleh saat ini.
5. Saya mudah kecewa bila gagal.
6. Saya tidak pernah merasa puas.
2 Memohonkan kepada 1.Bekerja dan 7. Saya senang belajar dengan tekun.
Tuhan tambahan berusaha dengan 8. Saya tidak suka menunda mengerjakan
yang pantas dan rajin. tugas.
berusaha. 2.Tidak meminta 9. Saya selalu berdoa pada Allah dalam
sesuatu kepada
batas wajar.
Allah secara 10. Saya senang bermalas-malasan.
berlebihan. 11. Saya sulit membagi waktu antara
bermain dan belajar.
12. Saya sering berdoa pada Allah sambil
memaksa.
3 Menerima dengan sabar 1.Selalu 13. Saya mengucapkan Alhamdulillah
akan ketentuan Tuhan. bersyukur atas setiap harinya.
apa yang 14. Saya tidak marah pada ibu saat diberi
diberikan.
uang jajan sedikit.
2.Selalu berfikir
15. Saya selalu berpikir positif dalam
positif atas apa
yang terjadi. menjalani hidup.
16. Saya tidak suka dengan kehidupan
saya saat ini.
17. Saya sulit menerima kenyataan kalau
nilai saya tidak memuaskan.
18. Saya selalu berpikir negatif dan
penyendiri.
4 Bertawakal kepada 1.Pasrah kepada 19. Mengucapkan innalillahi ketika Saya
Allah. Allah atas tertimpa musibah.
segala hal yang 20. Menerima dengan lapang dada dalam
menimpa mendapat cobaan.
21. Selalu berdoa dan bertasbih pada
dirinya.
Allah.
2.Berikhtiar
22. Saya mudah emosi saat menghadapi
hanya kepada
Allah. masalah.
23. Saya tidak rela bila hidup kekurangan.
24. Saya sering lupa mendekatkan diri
pada Allah.
5 Tidak tertarik oleh tipu 1. Tidak 25. Saya selalu mengerjakan sholat lima
daya manusia. ambisius waktu.
dalam mengejar 26. Saya mendahulukan membaca Al-
urusan dunia
2. Tidak Qur’an daripada membaca komik.
menomor 27. Saya berteman dengan siapa saja
satukan materi di tanpa melihat kekayaannya.
atas segalanya. 28. Saya menunda-nunda sholat ketika
sedang menonton film.
29. Saya sering belajar sampai larut malam
sehingga melewatkan shalat isya.
30. Saya baru berangkat ke mesjid bila
diberi uang jajan.
PETUNJUK
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan, lalu berilak tanda checklist (√) pada salah satu
pilihan jawaban yang paling mewakili keadaan diri Anda pada saat ini. Adapun pilihan
jawaban tersebut adalah :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Kuesioner Syukur