Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PENYULUHAN TENTANG

KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

PROGRAM KESEHATAN JIWA

UPT PUSKESMAS SERING

TAHUN 2020

1
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
PENYULUHAN TENTANG
KESEHATAN JIWA DAN NAPZA

A. PENDAHULUAN
Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosial. Penyebab gangguan jiwa itu bermacam-macam ada yang bersumber
dari berhubungan dengan orang lain yang tidak memuaskan seperti diperlakukan
tidak adil, diperlakukan semena-mena, cinta tidak terbalas, kehilangan seseorang
yang dicintai, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain. Selain itu ada juga gangguan
jiwa yang disebabkan faktor organik, kelainan saraf dan gangguan pada otak
(Djamaludin, 2001). Jiwa atau mental yang sehat tidak hanya berarti bebas dari
gangguan. Seseorang bisa dikatakan jiwanya sehat jika ia bisa dan mampu untuk
menikmati hidup, punya keseimbangan antara aktivitas kehidupannya, mampu
menangani masalah secara sehat, serta berperilaku normal dan wajar, sesuai
dengan tempat atau budaya dimana dia berada. Orang yang jiwanya sehat juga
mampu mengekpresikan emosinya secara baik dan mampu beradaptasi dengan
lingkungannya, sesuai dengan kebutuhan.

B. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa dan perilaku menurut The Health Report 2011, dialami kira-kira
25% dari seluruh penduduk pada suatu saat dalam hidupnya dan lebih dari 40%
diantaranya didiagnosis secara tidak tepat, sehingga menghabiskan biaya untuk
pemeriksaan laboratorium dan pengobatan yang tidak tepat. Kurang lebih 24% dari
pasien yang mengunjungi dokter pada pelayanan kesehatan dasar ternyata
mengalami gangguan jiwa. 69% dari pasien tersebut datang dengan keluhan
keluhan fisik dan banyak diantaranya ternyata tidak ditemukan gangguan fisiknya.
Di Ponorogo, pasung masih digunakan sebagai alat untuk menangani klien
gangguan jiwa di rumah, terutama untuk gangguan jiwa berat. Saat ini, masih
banyak klien gangguan jiwa yang di diskriminasikan haknya baik oleh keluarga
maupun masyarakat sekitar melalui pemasungan. Kata pasung mengacu kepada
pengekangan fisik atau pengurungan terhadap pelaku kejahatan, orang-orang
dengan gangguan jiwa dan yang melakukan tindak kekerasan yang dianggap
berbahaya (Broch, 2001, dalam Minas & Diatri, 2008). Pengekangan fisik terhadap

2
individu dengan gangguan jiwa mempunyai riwayat yang panjang dan memilukan.
Masalah kesehatan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung,
namun akan menyebabkan penderitaan berkepanjangan baik dari individu,
keluarga, masyarakat dan negara karena penderitanya menjadi tidak produktif dan
bergantung dari orang lain. Sedangkan dampak sosial yang timbul dari masalah
kesehatan jiwa antara lain meningkatnya angka kekerasan, kriminalitas, bunuh diri,
penganiayaan anak, perceraian, kenakanan remaja, penyalahgunaan zat,
HIV/AIDS, perjudian, pengangguran dan lain-lain.
Penemuan dini penderita jiwa, ketaatan dalam pengobatan, penanganan
penderita jiwa pasung untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang lebih
baik merupakan tanggung jawab bersama semua lintas sektor.
Penyusunan kerangka acuan program ini mengacu pada Visi, Misi dan Tata
Nilai UPT Puskesmas Sering, yaitu :
1. Visi
Adapun yang menjadi Visi UPT Puskesmas Sering adalah : “Terwujudnya
masyarakat kecamatan Medan Tembung yang sehat, mandiri, dan
berkeadilan”.
2. Misi
Misi UPT Puskesmas Sering :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
b. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
c. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
d. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan
masalah kesehatan
e. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan Masyarakat tentang Kesehatan Jiwa
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemahaman Masyarakat tentang Kesehatan Jiwa
b. Meningkatkan kemampuan Masyarakat tentang Kesehatan Jiwa.

D. RINCIAN KEGIATAN
1. Absensi Peserta
2. Perkenalan dari Petugas
3. Pemberian Materi Kesehatan Jiwa dan NAPZA
4. Diskusi dan Tanya jawab
5. Evaluasi dan Rencana tindak lanjut

3
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Metode yang digunakan dalam penyuluhan tentang Kesehatan Jiwa adalah
ceramah dan Tanya jawab

F. SASARAN
Sasaran adalah pelajar SMP dan SMA serta kader keswa di wilayah kerja
puskesmas

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


BULAN
NO JENIS KEGIATAN

Sep

Nov
Des
Mar
Feb

Mei
Jan

Jun
Apr

Okt
Agt
Jul
1 Penyuluhan tentang kesehatan
jiwa dan napza 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 Sosialisasi odgj
1 1 1

3 Pertemuan advokasi
penanganan ODGJ 1

H. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan ini diambil dari anggaran Dana Alokasi khusus BOK tahun
2020 , dengan perincian sebagai berikut :
No Tahap pelaksanaan dan uraian volume Biaya Jumlah
belanja satuan
(Rp)
1 Pertemuan ODGJ : 3x/thn x 5 15 40.000 600.000
petugas
- Transport : 3x/thn x 20 20 30.000 1.800.000
peserta
- Narsum : 3x/thn x 2 orang 6 100.000 600.000
- Makan : 3x/thn x 26 orang 78 25.000 1.950.000
2 Penyuluhan ODGJ : 12x/thn x 2 24 40.000 1.440.000
petugas
3 Pertemuan Advokasi Penanganan
ODGJ
Transport : 1/thn x 25 peserta 25 30.000 750.000
Snack : 1x/thn x 30 Kotak 30 10.400 312.000
Narsum : 1x/thn x 2 orang 2 100.000 200.000
Total 7.652.000

4
I. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap kali selesai
melaksanakan kegiatan, dilakukan oleh penanggung jawab program. Adapun yang
dievaluasi antara lain ketepatan waktu, ketepatan sasaran, tempat pelaksanaan
kegiatan, keterlibatan lintas sector, kesesuaian dengan aturan, serta hal lain yang
terkait pelaksanaan kegiatan. Dilakukan tindakan korektif jika terjadi ketidak tepatan
pelaksanaan kegiatan.

J. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Setiap pelaksanaan kegiatan wajib dilakukan pencatatan, pelaporan dan
dokumentasi. Pelaksana kegiatan bertanggung jawab untuk melaporkan kepada
penanggung jawab program, untuk selanjutnya diteruskan kepada penanggung
jawab UKM, Kepala Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan.

Medan Sering, Januari 2020


Mengetahui Penanggung Jawab Program
Kepala UPT Puskesmas Sering Kesehatan Jiwa

Dr. REFRINI MARDIANA.


NIP.19610812 199010 2 001 NIP.19770918 201101 2 004

Anda mungkin juga menyukai