Telepon : 031 5340651 s/d 5340657 Facsimile :031 5310057 Website : www.pln-jatim.co.id
Kotak Pos : 031 6115 / Sbsg
Up. Manajer
3. Bila dari hasil evaluasi terdapat indikasi pembangkit milik pelanggan dioperasikan
paralel dengan sistem PLN, agar ditindaklanjuti dengan proses penagihan biaya
operasi paralelnya.
PELANGGAN,
JAWA'Ilmu
- BUDI PA
Tembusan :
DM Strategi Pemasaran
Model 1001
Ft ptnImn$$0 I u$Tnilu$tffi$nnHiln
Jrlan Embmg Trgugull lg .21 Su.abay. 611271
Teho'| r(031) 5340e51 8/d 5340657 (otak po8 : t5l 8b39, 58 t sbsg Fr..tn[e : 5310067
Milik Pelanggan
PT PLN (PTRSERO) DTSTRTBUST IATIM
SELURUH API
u.p. Manaier
*
PT PLN {prRsERO)
R UTAMA
PERTIMBANGAN OPENASI PARALEL PEMBANGKIT
Operasi paralel pembangkit listrik milik pelanggan dengan sistern ketenagalistrikan PLN tanpa saijin
PT PLN (Persero), maka dapat rnenyebabkan terjadi kecelakaan kerja akibat petugas tidaX
memperhitungkan adanya tegangan balik dari pembangkit fistrik milik pelanggan
,a
{1) Pemilik captive perlu membayar seiumlah biaya setiara dengan biaya beban, paling tidak
untuk *ejumtrah daya keperluan emergensi.
{2) Pemilik captive perlu memasang swrtctrgoar dengan rating lebih tinggi disesuaikan kepda
fault {evelgrid.
L.
Kcuntungan operasi paralel bagi perusahaan fistrik:
{1} Daya yang dihasilkan pembangkit captive dapat menutup kekurangan demand vs supply,
terutama di daerah yang sistemnya defisit
{21 Fault leveldari grid maLtpun captive membaik karena operasi paralel captive dengan grid.
(3) Biasanya, captive menarilt daya dari grid dengan load factor yang rendah dibanding daya
kontrsk, yang berarti ada ketersebaran waktu beban yang tinggi. Eiaya beban Citutup
pelanggan yang pemakaiannya berbeda r,vaktu dan juga menyebabkan biaya investasi per
MVA yang tebih rendah. Karena keberagaman waktu pemakaian yang tinggi, daya cadangan
yang disediakan perusahaan dapat sakatigus dipakai sebagai spinning resifua.
(4) Tambahan kapasitas pembangkit pada pusat pembangkit bisa jaOi bukan solusi paling
ekonomis dari sektor ketenagalistrikan. Desentralisasi kapasitas pembangkit dari pembangklt
lain seperti captive pada lokasi yang berbeda menyebabkan sueut transmisi dan distridusi
lebih rendah, dan ini merupakan solusi yang febih baik.
(S) Eaban jaringan menjadi ringan karena aliran daya berkurang ke captive. Kapasitas jaringan
jauh leb*h tinggi. Karenanya, hal itu akan mengurangi susut jaringan.
(1) Fluktuasi beban dari pelanggan captive diteruskan ke sistem grid, *ehingga efisiensi sistem
dapat dipengaruhi, yang juga dapat berpangaruh kepada pelan$gan lainnfr
(2) Untuk sistem pasokun bawah tanah, gangguan di saluran peng-fiuUung (sisi pelanggan) dapat
menyebabkan slslam grid terganggu" Untuk gangguan satu phasa kJgjrounO yafdbg56rr'.
dapat mencapai 80 sd 85% dari level hubung singtat. Ketika operasi paratel dJngan grid,
pentanahan sistem dilewati melalui nehal trafo pehurun tegangin. Dahm kondisiien#tu,
ganggffin.ini dapat menyebabkan gangguan pada perlenglcapan terminal di gardu induk dan
isotator saluran"
(31 Perueahaan listrik harus mgnql?l pengaruh dari fluktuaei yang tingrgi dari behan
--
sepsrti
beban busur tenur, rolling mitl, dli. Y,"ng mana hal itu tidak moirnei mailfant bagi ei*tem. '
{4} VariaEi dari kebutuhan daya reektif meningkafl<an susut sistem dan menllrunkan prafil
!ryangan. Bhya yang timbul menjadi bsban perusahaan listrik"
(5! Fluktuasi b*!?n dan pmfil teg-angan yarig febih rendah mempengaruhi petayanan kc
pelenggan **kikr karene menurunnya krialitar pawkan, yang Oera*i pirusah*an
*'etritangan
pendaptun.
{8} Fluktuasi atau lonjakan bebnn sktif dan reaktif yang tidEk tercstst ol*h metsr merupakan
kerugian bECi psueahaan liesik.
L
PT pLN (PERSERO)
i#
J*lrn Trdnoroiro Erok lcf r.;135 Kebryoran garu * Ja*e.ta r2l ti$
rerp {0a1} 7261875, ??6l iZ2.tzeazsq
(o?f l /?5r?3{, ?250550
Komtr Fot 43??t(AB Facsrnrile: {021} 72?t 33O Alamlt Kawat. PLNP$T
Srlat
ParihtJ : Biava Operasi paralel
Kep*da Yrh.:
6M FT pLN lper*erol Di$rribusr
GM PT pLN lpcrserol Witayah
"d;"{bii$':i
psrnber .'H#!!d;i# T},"*
fisrrik rnir*-pcre;Ji;;;'L""ng*n
o *u i opriegi_p"d;
an
Fen c, i ti
d an
rpgr*e#kit "li}l
*rror'
sisrom kl-:l"n
",.':,
Kctooagalistrikan
z. $slurui bi'ya yano pr-Fti;
air.o,,,,,]_ _-':-'r
oernben'gui ii*r*["'#u,,o'o*fluknn on|1,l- dimungk,nl.Tlr
lF*rasroi, ..operagi par$d
risrsii."rcrenrgarisirii"i
A. Are* ke 'n*ni*J ffi'i^Hilffr?"densnn pr pLN
eisteh *1l31"tll Rembargmr-iorr,*
o", o"#:*llfiatiiksn pf;irv'ru;rHfTil psrafcr dcnsan
ffay" opcrr*
w''trr prrrld=
rT;:f:*i
-" 'r's'tlF elltnggtfi diltangral hiv"
rrnfdrr oryr ?^,-_-_
Drvr Tsrpgrmg
oimmr r Rp/ryA/bohrf
- Dryr T1
UTA[4A
N tsr(A$[
';:=,ffil'f rllqffiliTi
$ifht ';
I*rnp i
Prrihal qpsmsi Per*rcl Penlbanrgkit KeBirda
hdilik F*langgan
ffi. Siuoi Kimla
5 t453S3S1 393
Krenst Turnenggrrng
pi
Temp*t
lrncih.
srnr#kim dlmnpaiknn st# polh*tiannya diucrpkm tErtms
{Ai
ffiW
frs#