20 September 2017
A. PENGERTIAN
Suatu prosedur yang mengatur cara penerimaan bahan berbahaya dimana yang disebut
bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal
maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik, korosit dan iritasi (sesuai Permenkes RI no: 472/Menkes/Per/V/1996 tentang
pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan).
B. TUJUAN
Mencegah terjadi kecelakaan kerja atau hal-hal yang tidak diinginkan pada saat
penyimpanan bahan berbahaya.
C. KEBIJAKAN
1. SK Direktur Rumah Sakit Nomor: 58/Kep/RS/IX/2017 tentang penetapan Bahan
atau Barang Berbahaya (B3) di Rumah Sakit
2. Apabila dalam penerimaan barang berbahaya tidak mencantumkan MSDS sesuai
barang yang diterima agar di tunda penerimaanya sampai dilengkapi MSDSnya.
D. PROSEDUR
1. Bahan berbahaya yang diterima oleh petugas gudang dicocokkan dengan formulir
permintaan pengadaan bahan berbahaya disertakan lembar khusus MSDS.
2. Apabila terdapat bahan berbahaya yang tidak dilengkapi lembar MSDS agar
dikonfirmasikan seperti kebijakan diatas.
3. Periksa wadah dan pengemas :
a. Kemasan yang diterima harus dalam bentuk asli dan dalam keadaan utuh serta
mencantumkan: nama sediaan/nama barang, isi/bobot netto, komposisi isinya
dalam nama kimia, nomor registrasi, petunjuk cara penggunaan, petunjuk
penangganan untuk mencegah bahaya, tanda peringatan lainnya, nama dan
alamat pabrik yang memproduksi, cara pertolongan pertama akibat bahan
berbahaya.
b. Memperhatikan label berupa simbol, gambar dan atau tulisan berupa kalimat
peringatan bahaya misalnya: bahan korosif, bahan berbahaya dll
32
No. Dokumen No. Revisi Halaman
118/Farm/07/IX/2017 0 2 dari 2
E. UNIT TERKAIT
Bagian K3RS
Bagian Pengadaan
Instalasi Farmasi
Pelanggan perusahaan
33