ITS Paper 22340 2408100086 Paper PDF
ITS Paper 22340 2408100086 Paper PDF
1, (2012) 1-6 1
Abstrak— Penggunaan polimer sintesis sebagai kemasan ada dalam hasil pertanian terdapat dalam berbagai bentuk,
plastik menimbulkan masalah pencemaran karena sulit terdegradasi. seperti dalam bentuk pati dan glukomanan. Glukomanan
Solusinya adalah penggunaan polimer dari bahan alami seperti yang merupakan heteropolisakrida yang merupakan paduan antara
bersumber dari umbi-umbian. Umbi porang, yang banyak molekul gula (glukosa) dan manan. Glukomanan terdapat
mengandung polisakarida glukomanan, tersedia melimpah di daerah
pada tanaman umbi-umbian. Umbi yang mengandung
perkebunan karena sukar dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Pada
penelitian ini dibuat polimer ramah lingkungan berbahan dasar glukomanan adalah umbi porang atau iles-iles kuning
glukomanan umbi porang dengan variasi suhu dan konsentrasi (Amorphophallus oncophillus). Dibandingkan dengan pati
plasticizer. Hal ini dilakukan untuk mengkarakterisasi polimer dan komponen lainnya, pada umbi porang, kandungan yang
ramah lingkungan glukomanan yang dipengaruhi oleh konsentrasi lebih banyak dimiliki berupa glukomanan, yaitu sebesar 55%
plasticizer gliserol dan suhu pengadukan agar diketahui sifat [2], sehingga akan lebih efisien jika pemanfaatan umbi
mekanis, derajat penggembungan, dan kemampuan biodegradasi porang untuk pembuatan plastik biodegradable dengan
yang dimiliki. Eksperimen dilakukan dengan menggunakan metode memanfaatkan kandungan glukomanannya. Umbi porang
solution casting dengan variasi pada suhu pengadukan 80, 90 dan memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan dalam
100°C dan variasi konsentrasi plasticizer 0, 5, 10, dan 15ml. rekayasa material (glukomanan) karena sejak tahun 2003,
Sedangkan pengujian yang dilakukan yaitu uji FTIR, uji mekanis,
produksi umbi porang semakin meningkat setiap tahunnya
uji penggembungan dan uji biodegradasi. Dari hasil pengujian FTIR,
diperoleh bahwa penambahan plasticizer mengakibatkan penurunan [3]. Namun umbi porang sulit diolah sebagai bahan pangan
nilai transmitansi gugus O-H. Dari pengujian yang lain diperoleh secara langsung, secara tradisional, karena pada umbi porang
sampel terbaik, yakni sampel dengan suhu pengadukan 80oC dan terdapat kandungan kristal kalsium oksalat yang dapat
konsentrasi plasticizer 10ml. Sampel tersebut memiliki kekuatan menimbulkan gatal-gatal. Sehingga, umbi ini jarang
tarik 0,035MPa dan derajat penggembungan 61,6%. Dari segi digunakan sebagai bahan pangan di Indonesia.
kemampuan degradasinya, film glukomanan dapat terdegradasi Dalam pembuatan film plastik cara pembuatan dan
biologis selama 9 hari. konsentrasi platicizer akan mempengaruhi sifat produk yang
dihasilkan. Dalam hal cara pembuatan, parameter yang
Kata Kunci—glukomanan, plasticizer gliserol, solution casting,
berpengaruh adalah temperatur stirring yang merupakan
suhu pengadukan.
temperatur yang diterapkan saat pencampuran bahan dasar
glukomanan dan plasticizer. Temperatur stirring ini
I. PENDAHULUAN menentukan tingkat gelatinisasi yang dialami oleh
glukomanan hingga mampu terplastisasi. Pada pati,
P olimer banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari, salah satu contohnya adalah polimer dalam bentuk
plastik. Plastik merupakan material polimer yang banyak
gelatinisasi akan mengakibatkan ikatan molekul pembentuk
pati akan saling berdekatan akibat ikatan hidrogen yang
digunakan sebagai bahan kemasan atau kantong terjadi pada penambahan sejumlah air dan dipanaskan pada
pembungkus. Polimer yang umumnya digunakan sebagai suhu tertentu [4]. Begitu pula dengan glukomanan,
plastik didapat dari turunan minyak bumi. Namun plastik temperatur stirring ini juga akan mempengaruhi ikatan yang
yang berasal dari turunan senyawa dalam minyak bumi terbentuk. Suhu pemanasan yang digunakan akan
memiliki kelemahan, yaitu berasal dari non renewable berpengaruh terhadap elastisitas, prosentase pemanjangan,
source, yang berarti bahan pembuat plastik berasal dari permeabilitas terhadap uap air, dan kelarutan film [4]. Pada
sumber yang terbatas yang sewaktu-waktu dapat habis, dan penelitian yang telah ada sebelumnya oleh Akesowan,
pencemaran limbah plastic [1]. Sehingga penggunaan plastik diketahui bahwa gukomanan mempunyai rentang suhu
organik mudah urai (biodegradable) menjadi solusi dalam gelatinisasi 43-95⁰C [5]. Namun, penelitian lainnya
mengatasi masalah ini. mengenai film glukomanan menggunakan pengaplikasian
Salah satu material yang dapat digunakan sebagai bahan suhu pengadukan larutan glukomanan dengan suhu yang
baku dalam pembuatan plastik biodegradable adalah material berbeda-beda untuk pembuatan film. Pada penelitian oleh
polimer yang bersumber dari biomassa pertanian (agro- Cheng, suhu pembuatan film saat pencampuran bahan baku
resources) yang berbentuk polisakarida. Polisakarida yang yang digunakan adalah 30⁰C [6], sedangkan pada penelitian
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2
∆l
ε= (2.2) Berdasarkan Gambar. 2., dapat terlihat bahwa sampel
l0 glukomanan dengan massa 6,992mg yang digunakan mulai
sedangkan untuk mendapatkan nilai modulus Young mengalami perubahan massa pada suhu sekitar 60°C
maka digunakan persamaan berselang 4 menit setelah pengujian dengan TGA
σ berlangsung. Gelatinisasi dari glukomanan yang digunakan
E= (2.3)
ε mempunyai suhu aplikasi mulai dari sekitar 60°C hingga
b) Uji penggembungan suhu sekitar 200°C.
Untuk melakukan uji penggembungan, pertama-tama
B. Karakteristik Mekanis
sampel yang telah disiapkan ditimbang dan dicatat massa
awalnya. Sampel yang telah ditimbang kemudian ditetesi Pengujian mekanis dilakukan dengan bantuan alat
air sebanyak 5 kali disepanjang permukaan sampel, autograph Shimadzu AG-10 TE yang berkapasitas
kemudian didiamkan selama 2 menit untuk penyerapan 100kN/10ft. Dalam melakukan pengujian, autograph diatur
airnya. Setelah itu, sampel ditiriskan dengan tisu dengan kecepatan uji sebesar 5mm/menit. Dari pengujian
kemudian ditimbang kembali dan dicatat massa akhirnya. dengan autograph diperoleh data berupa nilai gaya tarik yang
Untuk mendapatkan derajat penggembungan, data massa diterapkan oleh mesin (F) dan perubahan panjang yang
yang telah diperoleh lalu disubstitusikan ke dalam dialami oleh sampel (Δl), yang kemudian dihitung untuk
persamaan mendapatkan kuat tarik (σ), elongasi (ε), dan modulus Young
(E).
m − m1
S= 2 × 100% (2.4) Berdasarkan Tabel 1. terlihat bahwa rentang kekuatan
m1 tarik yang dimiliki oleh film glukomanan berkisar antara
c) Uji biodegradasi 0,0275-0,8MPa, sedangkan elongasi yang dimiliki 5,19%-
26,48%, dan modulus Young-nya 0,2818-15,4202MPa.
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4
penambahan gliserol akan mempengaruhi sifat ketahanan terjadinya peningkatan penetrasi air pada peningktan suhu
film terhadap air, sehingga semakin banyak konsentrasi pada molekul glukomanan, sehingga berkurangnya active site
plasticizer yang digunakan maka semakin baik ketahan film pada rantai polimer yang mampu ditempati oleh plasticizer
yang dihasilkan atau dengan kata lain semakin kecil derajat gliserol yang mengakibatkan meningkatnya serapan air pada
penggembungannya. Pada penambahan konsentrasi film/derajat penggembungan. Namun, pada suhu 100oC nilai
plasticizer yang semakin tinggi akan meningkatkan sifat derajat penggembungan mengalami penurunan. Penurunan
adhesive antar molekul sehingga jumlah air yang terikat ini dikarenakan pada suhu tersebut terjadi penguapan air
dengan senyawa polisakarida akan mengalami penurunan yang besar, sehingga ruang bagi plasticizer gliserol dalam
yang menyebabkan kadar airnya semakin rendah [15]. pembentukan film semakin besar yang berimbas pada
penurunan derajat penggembungan karena berkurangnya
Tabel 2. serapan air. Pada konsentrasi 0ml, grafik yang dihasilkan
Hasil uji penggembungan
menurun pada peningkatan suhu. Hal ini terjadi karena
Suhu Konsentrasi Derajat
dengan peningkatan suhu maka polisakarida glukomanan
Pembuatan (⁰C) Plasticizer (ml) Penggembungan (%)
akan mengalami swelling (penetrasi air) berlebih. Penetrasi
0 391,42 ± 170,22
5 188,02 ± 125,35 air berlebih saat pembuatan ini membuat ruang bebas pada
80
10 61,60 ± 42,02 ikatan intermolekuler berkurang, sehingga setelah terbentuk
15 91,61 ± 31,92 film, film yang dihasilkan akan memiliki serapan air yang
0 272,37 ±76,12
5 234,71 ± 96,22 lebih rendah akibat berkurangnya penetrasi air pada film.
90
10 187,40 ± 50,53
15 98,10 ± 19,81
0 176,00 ± 66,56 D. Biodegradasi Film Glukomanan
5 139,21 ± 45,00
100
10 132,71 ± 31,23
Film polimer ramah lingkungan yang telah dibuat diuji
15 82,80 ± 53,36 kemampuan biodegradasinya dengan bantuan Effective
Microorganism atau bakteri EM4, yang merupakan bakteri
pengompos. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa film
80oC glukomanan terdegradasi biologis pada hari ke-9. Dengan
90oC
400 100oC rentang degradasi 45%-100%. Contoh sampel uji
360 biodegradasi terlihat pada Gambar. 9.
320
Derajat Penggembungan (%)
280
240
200
160
120
80
40 (a) (b)
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi Plasticizer (ml)
Gambar. 7. Pengaruh penambahan plasticizer terhadap derajat penggembungan Gambar. 9. Film glukomanan 80oC-10 ml: (a) sampel awal; (b) sampel setelah
terdegradasi 9 hari
0ml
5ml Degradasi film glukomanan lebih cepat daripada film pati
10ml
400
15ml [12]. Kemampuan degradasi biopolimer glukomanan
350 dikarenakan pendeknya rantai ikatan yang dimiliki. Semakin
Derajat Penggembungan (%)
300
rendah berat molekul (semakin pendek rantai), maka polimer
akan semakin cepat terdegradasi [16].
250
200
E. Gugus Fungsi Glukomanan
150
Gugus fungsi dari film glukomanan diketahui dengan
100 menggunakan pengujian FTIR. Spektrum inframerah (IR)
50 terabsorpsi oleh pita-pita adsorpsi gugus fungsional, sehingga
80 85 90 95 100
dapat mengkarakterisasi struktur polimer yang diuji.
Suhu (oC)
Gambar. 8. Pengaruh suhu pengadukan terhadap derajat penggembungan Pengujian FTIR menghasilkan grafik transmitansi sampel
pada suatu nilai panjang gelombang seperti yang tampak
Sedangkan apabila ditinjau dari segi pengaruh suhu pada Gambar. 10. Pada glukomanan murni, terdapat tiga
pengadukan grafik yang dihasilkan naik dan turun seperti puncak wave number yaitu pada 3276,122 yang senyawa
yang terlihat pada Gambar. 8. hampir disemua konsentrasi berikatan hidrogen, yaitu gugus O-H (gugus asam karboksil)
plasticizer. Naiknya derajat penggembungan pada dari glukomanan, 2360,544 yang menunjukkan adanya ikatan
peningkatan suhu 80oC menjadi 90oC disebabkan oleh karbon-karbon dengan ikatan rangkap tiga, dan 1011,524 cm-
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6
1
yang menunjukkan adanya ikatan karbon-oksigen dengan tersebut, kondisi optimal dalam pembuatan polimer plastik
ikatan tunggal (C–O). Pada sampel film glukomanan tanpa ramah lingkungan berbahan dasar glukomanan adalah
plasticizer, atau film dari glukomanan dan air dihasilkan dengan menggunakan suhu pengadukan 80°C dengan
nilai gelombang yang berbeda, yakni terjadi pergeseran nilai konsentrasi plasticizer gliserol 10 ml.
gelombang pada gugus O-H menjadi 3322,407. Hal ini • Film glukomanan dapat terdegradasi biologis dalam waktu
diakibatkan karena adanya tambahan gugus O-H yang berasal 9 hari.
dari molekul air yang masuk dalam polisakarida melalui • Plastik yang dihasilkan tidak cocok digunakan sebagai
mekanisme gelatinisasi yang menghasilkan interaksi ikatan kemasan plastik.
hidrogen yang menguat. Pada sampel film glukomanan
dengan plasticizer 5 ml, dihasilkan nilai gelombang yang
DAFTAR PUSTAKA
berbeda, yakni pergeseran nilai gelombang ikatan O-H
menjadi 3290,104 cm-1 Pergeseran nilai gelombang ikatan O- [1] Adiwijaya, Michael. Peran Pemerintah, Industri Ritel, dan Masyarakat
Dalam Membatasi Penggunaan Kantong Plastik Sebagai Salah Satu Upaya
H menjadi lebih menurun yang menunjukkan bahwa terdapat Pelestarian Lingkungan. Available: http://fportfolio.petra.ac.id/ARTIKEL-
pengaruh penambahan plasticizer pada senyawa hidroksil MICHAEL.ADIWIJAYA-UK.PETRA.doc
yang terjadi. [2] Koeswara, S. (2006). Iles-iles dan Hasil Olahannya, Available:
http://www.scribd.com/doc/70498974/Iles-Iles-Dan-Hasil-Olahannya
[3] Departemen Kehutanan RI. (2005). Budidaya Umbi Porang LMDH Argo
(a) Mulyo di KPH Nganjuk, Available:
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/Web%20HHBK/Porang1.html
[4] Wahyu, M.K. (2008). Pemanfaatan Pati Singkong Sebagai Bahan Baku
Edible Film, Available:
http://www.beswandjarum.com/article_download_pdf/article_pdf_22.pdf
[5] Akesowan, A. (2002, Januari). Viscosity and Gel Formation of a Konjac
Flour from Amorphophallus oncophyllus. AU Journal of Technoloy. 5(3),
pp. 139-146. Available: http://www.konjacfoods.com/pdf/viscosity.pdf
[6] Cheng, L.H. , A. Abd Karim, Norziah, M.H., Fazilah, A., and C.C. Seow.
(2006). Interactive Effect Of Water-Glycerol And Water-Sorbitol On
Physical Properties Of Konjac Glucomannan Films. J Food Sci. 71,
(b) 2:E62-7. Available: http://eprints.usm.my/10163/1/Interactive_
Effects_of_Water-Glycerol_and_Water-Sorbitol_on_Physical_
Properties_of_Konjac_Glucomannan_Films_%28PPTekIndustri%29.pdf
[7] Li.B, J. F. Kennedy, Q.G. Jiang, B. J. Xie. (2006, June). Quick
dissolvable, edible and heatsealable blend films based on konjac
glucomannan – Gelatin”. Food Research International. 39(5), pp. 544-
549. Available: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S09
63996905002310
[8] Chen, Jianguang, Changhua Liu, Yanqing Chen, Yun Chen, Peter R.
Chang. (2008, November). Structural characterization and properties of
starch/konjac glucomannan blend films. Carbohydrate Polymer 74(4), pp.
(c) 946-952. Available: http://www.sciencedirect.com/science/article/
pii/S0144861708002646
[9] Bertuzzi, M.A., M. Armada, dan J.C. Gottifredi. (2007, Sepember).
Physicochemical Characterization of Starch Based Film, Journal of Food
Engineering. 82(1), pp. 17-25. Available:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0260877407000246
[10] Vieira, M.G.A, Mariana A. da Silva, Licielen O. dos Santos, And Marisa
M.B. (2011, March). Natural-Based Plasticizers And Biopolymer Films: A
Review. European Polymer Journal. 47(3), pp. 254-263. Available:
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0014305710004763
[11] Damat. (2008, Maret). Efek Jenis dan Konsentrasi Plasticizer Terhadap
Karakteristik Edible Film Dari Pati – Garut Butirat. Agritek. 16, pp. 333-
500.
Gambar. 10. Grafik nilai transmitansi gugus fungsi pada: (a) polisakarida [12] Sanjaya, I Gede dan Tyas Puspita. (2011). “Pengaruh Penambahan
glukomanan, (b) film glukomanan tanpa plasticizer, (c) film glukomanan Khitosan dan Plasticizer Gliserol Pada Karakteristik Plastik Biodegradable
dengan plasticizer 5ml Dari Pati Limbah Kulit Singkong”. Tugas Akhir Jurusan Teknik Kimia,
FTI, ITS. Belum dipublikasikan.
[13] Mulyono, Edi. (2010). Peningkatan Mutu Tepung Iles-Iles
(Amorphophallus Oncophillus) (Food Grade: Glukomannan 80%) Sebagai
IV. KESIMPULAN
Bahan Pengelastis Mi dan Pengental Melalui Teknologi Pencucian
Berdasarkan hasil dari pengujian yang telah dilakukan Bertingkat dan Enzimatis. Available:
http://km.ristek.go.id/assets/files/KEMTAN/670%20D%20n/670.pdf
pada semua sampel dalam pembuatan polimer ramah [14] BeMiller, James, dan Roy Wistler, Starch: Chemistry and Technology ,
lingkungan berbahan dasar glukomanan ini diperoleh 3rd ed. New York: Academic Press (2009) 745-752.
beberapa kesimpulan, yaitu: [15] Darni, Yuli, Cici. A, Sri Ismiyati D, ”Sintesa Bioplastik Dari Pati Pisang
• Sifat mekanis sampel tergolong rendah, dengan nilai dan Gelatin Dengan Plasticizer Gliserol,” dalam Prosiding Seminar
Nasional Sains dan Teknologi-II, Universitas Lampung (2008) III-9 –
maksimal kekuatan tarik 0,8 Mpa dan modulus Young 15,4 III-20.
MPa. [16] Steven, Malcolm. P diterjemahkan oleh Dr. Ir. Iis S., Kimia Polimer.
• Derajat penggembungan sampel cukup besar, yakni berkisar Jakarta: Pradnya Paramita (2001).
antara 61,6%-391,42%. Dengan derajat penggembungan