TENTANG
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS
PADA BADAN LAYANAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER AGOESDJAM KABUPATEN
KETAPANG
BUPATI KETAPANG,
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya pencapaian visi dan misi Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Agoesdjam diperlukan
sumber daya manusia yang berkualitas untuk
menunjang peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien;
b. Bahwa diperlukan proses kredensial pegawai klinis
untuk menjamin keselamatan pasien yang berada di
tanggung jawabnya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b maka perlu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Kebijakan Kredensial dan Rekredensial Staf Medis
pada Badan Layanan Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Dokter Agoesdjam Kabupaten Ketapang
sebagaimana tercantum dalam lampiran I keputusan
ini;
Panduan Kredensial dan Rekredensial pada Badan
KEDUA : Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Agoesdjam Kabupaten Ketapang sebagaimana
tercantum dalam lampiran II keputusan ini;
Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang
KETIGA : Kredensial dan Rekredensial Staf Medis pada Badan
Layanan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Agoesdjam Kabupaten Ketapang sebagaimana
tercantum dalam lampiran III keputusan ini;
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
KEEMPAT :
Ditetapkan di Ketapang
Pada tanggal 18 Juli 2019
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN BUPATI KETAPANG
NOMOR /BLU-RSUD/2019
TENTANG
A. Kebijakan Umum
1. Kredensial staf medis dilakukan dengan tata cara sesuai dengan Buku
Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis di Rumah Sakit yang
diterbitkan oleh PERSI.
2. Kredensial staf medis dilakukan berdasarkan surat permohonan dari
Direktur Rumah Sakit Kepada Komite Medis di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapapang.
3. Kredensial dan Rekredensial harus menghasilkan rekomendasi rincian
kewenangan klinis yang diberikan kepada Kepala RSUD dr. Agoesdjam
Kabupaten Ketapang.
4. Rincian Kewenangan Klinis yang ditetapkan oleh Kepala RSUD dr.
Agoesdjam harus diinformasikan kepada seluruh unit.
5. Evaluasi mutu pelayanan medis dilakukan secara terus menerus melalui
audit medis dan akan menjadi dasar bagi Kepala RS untuk melakukan
permintaan rekredensial, bila diperlukan.
B. Kebijakan Khusus
1. Proses kredensial dan rekredensial dokter spesialis dilakukan oleh sub
komite Kredensial bersama dengan Mitra Bestarinya dari RS.
2. Proses Kredensial dan rekredensial dokter umum dilakukan oleh Sub
Komite Kredensial bersama dengan 4 orang dokter spesialis ( Dokter
Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Obgyns, Dokter Spesialis
Bedah dan Dokter Spesialis Anak).
3. Re- Kredensial dilakukan sekurang kurangnya setiap 3 tahun sekali, atau
kalau terjadi perubahan keadaan staf medis.
4. Sub komite kredensial menggunakan Buku Standar Kompetensi Dokter dan
Standar Kompetensi masing – masing Dokter Spesialis sebagai buku putih
(white paper), yang merupakan dokumen persyaratan terkait kompetensi
yang dibutuhkan dalam melakukan setiap jenis pelayanan medis sesuai
dengan standar kompetensinya.
5. Sub komite kredensial memberikan laporan seluruh hasil kredensial
kepada Ketua Komite Medis untuk diteruskan kepada Kepala Rumah
Sakit, sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis bagi setiap
staf medis. Hasil rapat akan digunakan sebagai bahan rekomendasi untuk
memberikan Surat Penugasan Klinis dari Kepala Rumah Sakit.
6. Kepala Rumah Sakit membuat Surat Penugasan Klinis kepada staf medis
yang telah dilaksanakan proses kredensial.
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN BUPATI KETAPANG
NOMOR /BLU-RSUD/2019
TENTANG
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
STAF MEDIS PADA BADAN LAYANAN
UMUM RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DOKTER AGOESDJAM
KABUPATEN KETAPANG
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
PADA BADAN LAYANAN UMUM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER AGOESDJAM
KABUPATEN KETAPANG
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Latar Belakang
Menurut undang- undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan, keberadaan
rumah sakit adalah untuk melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan
melaksanakan clinicalgovernance bagi para klinisinya. Setiap dokter di rumah sakit
harus bekerja dalam koridor kewenangan klinis (clinical previlege) yang ditetapkan oleh
Direktur rumah sakit.
Salah satu faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan dokter
untuk melakukan tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat
oleh Komite Medik rumah sakit.Dalam hal seorang dokter kurang kompeten dalam
melakukan tindakan medis tertentu karena sebab apapun, belum ada mekanisme yang
mencegah dokter untuk melakukan tindakan medis tersebut di rumah sakit.Pada
gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan pada pasien.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter yang kurang kompeten, rumah sakit perlu mengambil langkah langkah
pengamanan dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial
yang dilaksanakan oleh Komite Medik. Beberapa pihak yang terkait dengan upaya ini
adalah Kolegium Kedokteran Indonesia dan Komite Medik rumah sakit.Kolegium
Kedokteran Indonesia dapat menjadi acuan untuk menentukan lingkup dan jenis-jenis
kewenangan klinis bagi setiap cabang ilmu kedokteran. Komite Medikakan
menentukan jenis-jenis kewenangan klinis bagi setiap dokter yang bekerja di rumah
sakit berdasarkan kompetensinya melalui mekanisme kredensial.Dengan terkendalinya
tindakan medis disetiap rumah sakit maka pasien lebih terlindungi dari tindakan medis
yang dilakukan oleh dokter yang tidak kompeten.
Pedoman ini disusun oleh Tim penyusun Pedoman Mekanisme Kredensial Dokter
di Rumah Sakit berdasarkan SK Pengurus Pusat PERSI No. 41/SK/PP.PERSI/II/2008
dengan mengacu pada kelaziman praktik perumah sakitan yang baik di negara maju,
antara lain JCAHO (Joint Commission: Accreditation, Health Care, Certification).
Pedoman ini dimaksudkan agar menjadi panduan bagi rumah sakit di Indonesia untuk
melakukan kredensial para tenaga medis dengan baik, benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi keselamatan
pasien melalui mekanisme kredensial dokter di rumah sakit.
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi
para dokter di rumah sakit.
b. Memberikan panduan bagi Komite Medik untuk menyusun jenis-jenis
kewenangan klinis (clinical previlege) bagi setiap dokter yang melakukan
tindakan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu kedokteran
yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran Indonesia.
c. Memberikan panduan bagi Direktur rumah sakit untuk menerbitkan
kewenangan klinis (clinical previlege) bagi setiap dokter untuk
melakukan tindakan medis di rumah sakit.
d. Meningkatan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga medis di rumah
sakit.
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas para dokter dan institusi
rumah sakit dihadapan pasien, penyandang dana dan stake holder
rumah sakit lainnya.
(2) komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental. Walaupun
seorang dokter telah mendapatkan brevet spesialisasi dari kolegium ilmu kedokteran
yang bersangkutan, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali
kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan medis dalam lingkup spesialisasi
tersebut, hal ini dikenal dengan istilah credentialing.
(1) perangkat kebijakan rumah sakit tentang kredensial dan kewenangan klinis,
Tugas, fungsi dan wewenang Komite Medik dalam melaksanakan kredensial diatur
dalam statuta medis (medical staff bylaws). Statuta staf medis adalah landasan utama
untuk melakukan kredensial dan rekredensial para dokter di sebuah rumah
sakit.Disebuah rumah sakit statuta staf medis dianalogkan dengan undang-undang
praktik kedokteran (medical practice act) suatu negara yang mengatur keberadaan
konsil kedokteran dan perangkatnya.Statuta staf medis ini ditetapkan oleh Direktur
rumah sakit (untuk rumah sakit pemerintah) atau badan pengampu (governing board)
rumah sakit (untuk rumah sakit non-pemerintah).
Secara umum, statuta staf medis mengatur keberadaan dan mekanisme kerja
Komite Medik.Pelaksanaan kredensial merupakan salah satu hal penting yang diatur
dalam statuta staf medis.Dalam statuta staf medis ini diatur mekanisme pemberian
kewenangan klinis termasuk syarat yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga medis
untuk memperoleh kewenangan klinis tersebut. Selain itu, diatur pula tata cara
penentuan mitra bestari untuk melakukan proses kredensial dan tata cara
pengambilan putusan dalam menentukan kewenangan klinis seorang tenaga medis.
Statuta staf medis digunakan sebagai pedoman, norma dan acuan untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang timbul sebelum, selama dan sesudah proses
kredensial dan re-kredensial dilakukan.
BAB III
TATA LAKSANA
DOKUMENTASI
Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam file
masing-masing tenaga medis.