L
A
P
Manual Mutu P
Puskesmas Lappariaja A
Jl. Poros Makassar- Soppeng Kecamatan Lappariaja R
Kabupaten Bone
I
A
J
A
PEMERINTAH KABUPATEN BONE
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN LAPPARIAJA
Alamat : Jln.Poros Makassar – Soppeng Desa Patangkai Kecamatan
Lappariaja Kabupaten Bone 92763
Email : puskesmaslappariaja@yahoo.co.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip penyelenggaraan, tugas
dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat, pertanggung jawaban wilayah, Kemandirian
masyarakat, Pemerataan, pemanfaatan teknologi tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan
program dengan tujuan tercapaianya kecamatan sehat di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan Pelayanan
kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu, Puskesmas mengutamakan
upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada keamanan dan keselamatan baik untuk pasien,
petugas dan pengunjung. Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan, melaksanakan penapisan rujukan
sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan dan senantiasa meningkatkan kopetensi
petugas.Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain
baik administrasi maupun fungsional terkait.
Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam manual mutu
puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas yang bermutu sesuai dengan
harapan.Manual ini menjelaskan garis besar sistem manajemen mutu Puskesmas Lappariaja Semua
ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini merupakan acuan untuk
menjalankan kegiatan operasional Puskesmas. Sistem Manajemen Mutu ini mulai berlaku tanggal
12 Januari 2015. Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses
pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Lappariaja. Manual ini juga sebagai basis mutu semua
kegiatan dan pelaksanaan program di Puskesmas Lappariaja
1.PROFIL PUSKESMAS
a.Gambaran umum
Nama Puskesmas : PUSKESMAS LAPPARIAJA
Alamat : Jl. Poros – Makassar –Soppeng Desa Patangkai Kec. Lappariaja Kab. Bone
Produk : Segala macam jenis pelayanan jasa dibidang kesehatan dengan kegiatan
pokok meliputi promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif melalui UKM
dan UKP.
1)Kondisi Wilayah
a)Geografis
Luas Wilayah kerja Puskesmas Lappariaja adalah 138,00
Km2
• Sebelah Utara berbatasan Kecamatan Bengo
• Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Ponre
• Sebelah Barat berbatsan Kecamatan Tellu Limpoe
• Sebelah Selatan berbatasan Kacamatan Libureng
Secara administratif Kecamatan Lappariaja terdiri dari 9 Desa yaitu :
• Desa Mattampa Walie
• Desa Lili Riattang
• Desa Wae Kecce’e
• Desa Sengeng Palie
• Desa Tonronge
• Desa Tenri Pakkua
• Desa Pattuku Limpoe
• Desa Ujung Lamuru
• Desa Patangkai
b)Data Demografi
Jumlah Penduduk Kecamatan Lappariaja sejumlah : 23,824 Jiwa (Dalam Angka
Januari s/d Oktober 2016)
Distrik Kabupaten
Desa/Kelurahan
Km Menit Km Menit
(1) (2) (3) (4) (5)
2.Lili Riattang 1 5 30 35
4.Sengeng Palie 1 5 30 35
5.Tonronge 5 60 35 120
8. Ujung Lamuru
9. Patangkai
c) Gambaran Khusus
Puskesmas Lappariaja yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Bone terletak di Desa Patangkai, tepatnya Jl.Poros Makassar –
Soppeng Desa Patangkai Kec. Lappariaja Kabupaten Bone. Dalam upaya
memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas Lapparaiaja
dibantu sub-sub pelayanan yang tersebar antara lain 6 poskesdes dan 2 pustu.
b)Loket Pendaftaran
c) Kasir
d)Poli Umum
e)Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) & Poli KB (Keluarga Berencna)
f) Poli Gigi
g) Klinik Sanitasi
h) Laboratorium
i) Apotik
m)Ruang Akreditasi
I KIA set
Phantom KB √
Kantong Persalinan
Kom Besar
Nierbekken
Forsep Sponge Foster 9,5
Forsep Scheuder Tenakulum 10
Jarum Implan
Sonde Uterus
Penjepit Porsio
Klem Tali Pusat
Handle No. 3
Cateter Logam
IUD Stering Retiever
Klem Penjepit Implan
Bak Instrumen
Bak Instrumen KB
Spekulum cocor bebek uk. S, M & L
II Laboratorium set
Rak Tabung
Tempat sampah
Tabung Kaca Pakuntener
HIV set
Mikroskopis
Mikro Pipet
Pewarna Zn
Kaca Slide
Boks Dahak
RDT
Blood Lanset
Rak Slide
Pen Lanset
Pingset
Kom
Nierbekken
Stop Watch
Sudip Lidah Logam Panjang 12 cm
Gelas Beker 500 ml
Botol Pencuci
Corong Kaca
Erlen meyer gelas 500 ml
Gelas Pengukur 100 cc
Hemostito meter set
Kaca Preparat
Kaki tiga 12 cm
Kawat ABS 16x16
Kertas Laksmus (isi 100 lbr)
Kertas Lensa (isi 100 lbr)
Kertas Saring (isi 100 lbr)
Penjepit Tabung
Pipet Berskala (Vol 1 cc)
Pipet Berskala (Vol 10 cc)
Pipet Tetes
Rak Pewarna Kaca Preparat
Rak Tabung Reaksi
Sikat Tabung Reaksi
Westegren
Tabung Reaksi (12 mm)
Tabung Sentrifuse tanpa berskala
Urino Meter
Gunting Bedah Standar Lurus
Pinset Anatomi
Semprit ipodermik 5 cc
Tabung/Pipa Kapiler
Baki Logam Tempat Steril
Botol tetes 60 cc
Lampu Spiritus 150 cc
Tourniquet Karet
Ose
Retutor
Centrifuge
Kepala puskemas 1
Dokter 1
Dokter gigi 1
Perawat 9
Perawat gigi 1
Bidan 7
Apoteker 1
Asisten Apoteker -
Petugas Gizi 1
Sanitarian 1
Promkes 1
Rekam Medis -
Laborat 1
Tenaga Administrasi 1
Jumlah 26
c.Misi
1) Meningkatkan kualitas SDM;
2) Membangun kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih;
3) Mengembangkan sarana dan prasarana serta akses dalam pelayanan;
4) Mencegah penyakit menular;
5) Meningkatkan system pencatatan dan pelaporan puskesmas.
d.Struktur Organisasi
Tugas pokok Puskesmas Lappariaja adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas yang
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembanguanan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi :
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama diwilayah kerjanya.
2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.
e.MOTTO
Kesehatan Anda Kepuasan Kami
f.Tata Nilai
1) Kekeluargaan;
2) Kerjasama;
3) Pelayanan berkualitas;
4) Bertanggung jawab
2.KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan Puskesmas lappariaja bertekad / berjanji menjalankan sistem
manajemen mutu secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran yang
diharapkan, baik program maupun pelayanan Puskesmas.
3. PROSES PELAYANAN (PROSES BI
SNIS)
Puskesmas memiliki kegiatan bisnis utama yaitu:
a. Pelayanan klinis atau UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) : 1) Dalam
Gedung
Pendaftaran
IGD
Poli Umum
Poli Gigi
PROMKES
Poli KIA
Poli KB
Klinik Gizi
Poli umum
Persalinan dan Nifas
Apotik
Laboratorium
2) Luar Gedung
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
b. Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkunan
3) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
4) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5) Upaya Gizi
B.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penerapan sistem manajemen mutu di puskesmas lappariaja, lingkup pedoman
mutu ini disusun berdasarkan standar persyaratan akreditasi puskesmas yang meliputi persyaratan
umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumberdaya, proses
pelayanan yang terdiri atas :
C.TUJUAN
Pedoman mutu ini disususn sebagai acuan bagi Puskesmas Moswaren dalam membangun
system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
D.LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
1. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
1. Standar Akreditasi Puskesmas yang diterbitkan oleh Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015.
2. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama diterbitkan
oleh oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015.
E.ISTILAH DAN DEFINISI
1 Dokumen Catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam suatu kegiatan
2. Efektifitas Pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Pencapaian tujuan secara tepat
3. Efisiensi Pemanfaatan sumber daya secara minim guna mencapai hasil yang
optimal.
4. Kebijakan mutu Maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah organisasi/institusi seperti
yang dinyatakan secara resmi oleh puncak manajemen.
5. Kepuasan pelanggan Tingkat perasaan emosional yang menjadi perbandingan kinerja atau
hasil yang dirasakan selama memakai prodak atau jasa dibandingkan
dengan segi harapannya.
7. Pasien Orang atau individu yang mencari atau menerima perawatan medis
8. Pedoman mutu Dokumen yang merincikan system manajemen mutu sesuai standar.
9. Pelanggan Orang yang menggunakan atau memanfaatkan layanan puskesmas.
10. Perencanaan mutu Perencanaan program manajemen untu penerapan system manajemen
mutu.
11. Prasarana Barang/benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung
pelaksanaan tugas dan fungi unit kerja.
12. Proses Serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas yang dapat
ditempuh berulangkali untuk mencapai hasil yang diharapkan.
13. Rekaman Bagian dari dokumen yang merupakan bukti bahwa suatu kegiatan sudah
dilakukan.
14. Sarana Barang/benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas atau fungsi unit kerja.
15. Sasaran mutu Tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses.
16. Tindakan korektif Tindakan yang dilakukan setelah terjadi suatu kegiatan.
17. Tindakan preventif Tindakan yang dilakukan sebelum munculnya suatu kegiatan.
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A.PERSYARATAN UMUM
Puskesmas lappariaja memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan
untuk menjalankan sistem manajemen mutu, termasuk sumberdaya untuk mendukung pencapaian
sasaran-sasaran mutu yang ingin dicapai dan juga senantiasa memantau, mengukur, menganalisa
kinerja proses dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk dikembangkan dalam
mencapai peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan.
1) Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu dan aplikasinya,
2) Menetapkan urutan dan interaksi antar proses tersebut didalam proses pelayanan
3) Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa baik
operasi maupun pengendalian proses - proses berjalan efektif.
4) Memastikan tersedianya Sumber Daya dan informasi yang diperlukan untuk
mendukung operasi dan pemantauan proses pelayanan dan hasilnya,.
5) Memantau, mengukur dan menganalisa proses – proses dan hasilnya.
6) Menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil sesuai dengan yang
direncanakan serta perbaikan berkesinambungan.
7) Menerapkan seluruh persyaratan sistim Manajemen Mutu Puskesmas,
Dokumen Terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi Akreditasi
Puskesmas.
B.PENGENDALIAN DOKUMEN
1. Secara umum dokumen-dokumen dalam sistim manajemen mutu yang disusun meliputi :
a.Dokumen level 1 : Kebijakan
2. Dokumen meliputi :
a. Dokumen eksternal yang merupakan regulasi-regulasi atau kebijakan-kebijakan yang
terkait, maupun input atau masukan dari masyarakat yang berupa harapn-harapan terhadap
produk atau output penyelenggaraan puskesmas.
3. Cara Pengendalian :
b. Pengkodean dokumen
1) Administrasi Manajemen dengan kode : A
a) Bab I, (A/I)
Contoh :
SPO : SPO/A/I/001/01/2015
SK : 900/SK/A/II/001/01/2015
Keterangan : 900 : Kode keuangan, A: Kode admen, II : Bab II, SK : Surat
Keputusan, 001: nomor urut SK, 01/2015 : Bulan dan tahun mulai berlaku. 2)Upaya
kode : B
b) Bab V, (B/ V)
e) Untuk urutan penomoran dokumen Upaya, dimulai dari Upaya Promkes dilanjutkan
Upaya Kesling, Upaya KIA, Upaya Gizi dan Upaya P2P.
Contoh :
Contoh :
SPO : SPO/C/VII/019/05/2013 SK :
440/SK/C/VIII/37/04/2013
f. Penataan Dokumen
Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi Puskesmas
dikelompokkan masing-masing bab/ kelompok pelayanan dan upaya dengan diurutkan
setiap urutan kriteria dengan dipilah-pilah dalam bentuk tata dokumen. Apabila dokumen
tersebut direkam dalam buku, maka urutan dokumen tersebut diberi lembar penjelasan
bahwa dokumen tersebut didalam buku. Dokumen Sistem Manajemen Mutu Puskesmas
lappariaja kabupaten bone berlaku bagi semua personil yang mempengaruhi mutu kinerja
proses yang berkaitan dengan kesehatan. Semua personil bertanggung jawab untuk
melaksanakan dan meninjau dokumen yang terkait dengan tugasnya masing-masing.
Dokumen Terkait
SPO Pengendalian dokumen
C.TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
1.Komitmen Manajemen
Manajemen bertekad untuk menjalankan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten dan
konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang diinginkan. Untuk itu maka
diwajibkan kepada semua Pejabat Struktural dan semua karyawan Puskesmas lappariaja
kabupaten bone untuk :
a. Memahami konsep sistem manajemen mutu sebagai landasan dalam merubah pola pikir dan
pola kerja yang terfokus pada mutu;
b. Menetapkan kebijakan mutu dan memastikan bahwa sasaran mutu Puskesmas lappariaja,
sasaran mutu pelayanan klinis dan program upaya akan dicapai;
c. Menjalankan kegiatan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing sesuai dengan komitmen
manajemen mutu secara konsisten dengan cara mentaati pedoman manajemen mutu,
Prosedur
Kerja dan Instruksi Kerja yang ada, serta sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku;
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pencapaian sasaran manajemen mutu secara konsisten;
a. Kepala Puskesmas
d. Kebijakan
1) Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan dan
peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu Puskesmas dan terus
menerus memperbaiki keefektifannya;
2) Mengkomunikasikan kepada seluruh kepala unit kerja terkait dan seluruh karyawan
tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan persyaratan lain;
3) Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu kinerja
dipenuhi;
4) Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat Tinjauan Manajemen
dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;
5) Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber daya
manusia, peralatan kesehatan dan pengobatan, obat – obatan, dan infrastruktur.
Dokumen Terkait
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas,
SPO Rapat Tinjauan Manajemen
3.Fokus Kepada Sasaran/Pasien
a. Pimpinan dan karyawan khususnya koordinator dan penanggung jawab upaya terkait
dengan pelanggan berkewajiban memiliki pengetahuan yang baik tentang pelanggan
Puskesmas lappariaja;
b. Sekretariat Puskesmas Moswaren untuk memungkinkan karyawan memahami profil setiap
pelanggan;
c. Pimpinan dan karyawan khususnya koordinator dan penanggung jawab upaya terkait
senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan memastikan seluruh kebutuhan
pelanggan terpenuhi.
Dokumen Terkait
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Penanganan Pengaduan
2.Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu Puskesmas lappariaja kabupaten bone adalah seluruh jajaran Puskesmas
lappariaja kabupaten bone berkomitmen untuk menjalankan sistem manajemen mutu secara
berkesinambungan kepada masyarakat lappariaja yang maksimal sesuai peraturan dan
perundangngan dan mencapai standar pelayanan minimal di bidang Kesehatan dalam upaya
meningkat -undangan yang berlaku.
Kebijakan Mutu digunakan sebagai kerangka kerja dalam menetapkan dan meninjau sasaran
mutu Puskesmas lappariaja yang dikomunikasikan dan diterapkan oleh semua unit kerja dan
ditinjau kesesuaian pencapaiannya secara berkala. Kebijakan Mutu Puskesmas lappariaja
kabupaten bone dilaksanakan dengan :
a) Menjalankan tugas berfokus pada pelanggan serta menjaga hubungan kerja yang baik
dengan mitra lintas program dan lintas sektoral;
b) Menerapkan kepemimpinan yang efektif dan dalam pengambilan keputusan berdasarkan
fakta;
c) Menjalankan tugas dengan mengedepankan pendekatan proses dan melibatkan personil;
d) Menerapkan sistem managemen mutu dalam menjalankan tugas menuju peningkatan secara
berkesinambungan.
Dokumen Terkait
Kebijakan Mutu Puskesmas
3.Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja / Mutu
Manajemen puskesmas menjamin bahwa Sasaran Mutu ditetapkan berdasarkan standar
kinerja/ standar pelayanan minimal yang meliputi indikator pelayanan klinis, indikator
penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran
kinerja yang ditetapkan. Dalam mencapai Sasaran Mutu tersebut seluruh kegiatan Puskesmas
lappariaja dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupa Rencana Kerja, Waktu
Pelaksanaan, dan Anggarannya, yang ditetapkan secara tahunan yang bersifat dinamis dan
senantiasa dikembangkan untuk mempercepat pencapaian sasaran mutu. Rencana Kerja
tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang jelas, dimonitor, dianalisa dan
dilakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa kinerja proses
sesuai dengan Rencana yang telah ditetapkan. Perencanaan mutu puskesmas dan
keselamatan pasien berisi program program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
a) Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKP maupun UKM
b) Upaya pencapaian enam (6) sasaran keselamatan pasien
c) Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d) Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e) Pelaporan dan tindak lanjutinsiden keselamatan pasien
f) Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g) Peningkatan mutu pelayanan obat
h) Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
Ruang lingkup
Pedoman ini menjelaskan perencanaan program manajemen untuk penerapan Sistem
Manajemen Mutu.
4.Tanggung Jawab wewenang
a. Kepala Puskesmas
1) Mengesahkan sasaran mutu disetiap program/ upaya atau unit kerja.
2) Memeriksa dan meninjau rencana manajemen mutu disetiap bagian untuk mencapai
sasaran mutu Kinerja yang telah ditetapkan.
b. Ketua Tim Mutu
Memastikan rencana manajemenmutu dilaksanakanoleh masing-masing fungsi atau unit
kerja sesuai dengan tujuan dan sasaran Puskesmas.
c. Koordinator Administrasi, Koordinator Upaya, Koordinator Pelayanan Klinis.
Memastikan pelaksanaan aktivitas yang berada di bawah tanggung
jawabnya sesuai dengan kebijakan mutu Puskesmas,
1) Menyusun rencana manajemen mutu sesuai sasaran mutu Kinerja;
2) Melaksanakan rencana manajemen mutu sesuai dengan batas waktu yang
direncanakan;
3) Memantau pelaksanaan rencana Manajemen mutu diunit kerjanya.
5.Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan memelihara Rencana Manajemen
Mutu untuk mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan kebijakan Puskesmas.
b. Rencana Manajemen Mutu yang ada di setiap unit kerja meliputi :
1) Perencanaan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pada setiap fungsi
yang berhubungan dalam Puskesmas.
2) Langkah kegiatan dan batas waktu yang dicapai.
c. Kepala Puskesmas mengadakan tinjauan rencana manajemen jika ada perubahan
pada aktivitas pelayanan, terjadi ketidak sesuaian, pelayanan baru, atau adanya
aktivitas Pengembangan Pelayanan Puskesmas.
Dokumen Terkait
Rencana Strategi
Rencana Usulan Kegiatan
Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 6 Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) 2014
– 2015
Target
Indikator Sasaran Mutu Puskesmas lappariaja Capaian Capaian
Upaya
kabupaten bone 2014 2015
Tabel 7 Rencana Peningkatan Sasaran Mutu Pelayanan Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Administrasi Manajemen Tahun 2014-2015
Jenis Pelayanan Indikator Pencapaian Target
No Standar 2014 2015
Jenis Uraian
1 Pelayanan Input 1.Pemberi Pelayanan di 100 % dokter 70 % 75%
Rawat Jalan Poliklinik
(poliklinik) 2.Pemberi pelayanan di KIA 100 % bidan 100 % 100%
terlatih
Proses 1.Jam buka pelayanan sesuai 08.00 s/d 70% 100%
dengan ketentuan 12.00
Setiap hari
Senin s/d kamis
08.s/d 10.00
Jum:at
08.00s/d11.00
sabtu
2.Kepatuhan hand hygiene 100 % 66% 100%
Output 1.Peresepan obat sesuai
100 % 90% 100%
formularium Nasional
Outcome 1.Kepuasan pasien Belum 80%
≥ 75 %
terukur
2 Persalinan Input 1.Pemberi pelayanan Empat tangan 90% 100%
persalinan normal
Laboratorium Laboratorium
Sederhana
Proses 1. Waktu tunggu hasil ≤ 120 menit 100% 100%
pelayanan laboratorium 100 % 100% 100%
2. Tidak adanya kejadian 100 % 40% 100%
tertukar specimen 100 % 40% 100%
3. Pemeriksaan Kimia darah
terlayani
4. Pemeriksaan Darah
lengkap terlayani
Output 1.Tidak adanya kesalahan 100 % 90% 100%
pemberian hasil
pemeriksaan laboratorium
Outcome 1.Kepuasan pelanggan ≥ 80 % Belum ≥ 80
terukur
4 Pelayanan Input 1.Pengelola pelayanan Sesuai standar 80% 100%
Farmasi/obat farmasi
2.Fasilitas dan peralatan Sesuai standar 100% 100%
pelayanan farmasi
3.Ketersediaan formularium Tersedia dan 100% 100%
updated paling
lama 3 thn
Proses 1.Waktu tunggu pelayanan ≤ 30
≤ 30 menit ≤ 30 menit
obat jadi menit
2.Waktu tunggu pelayanan ≤ 60
≤ 60 menit ≤ 60 menit
obat racikan menit
Output 1.Tidak adanya kejadian salah
100 % 100% 100%
pemberian obat
Outcome 1.Kepuasan pelanggan Belum
≥ 80 % ≥80%
terukur
5 Pelayanan gizi Input 1. Pemberi pelayanan gizi Sesuai standart 100% 100%
2. Ketersediaan pelayanan Tersedia 100% 100%
konsultasi gizi
Outcome 1.Kepuasan pelanggan Belum
≥ 80 % ≥80%
terukur
6 Proses 1.Waktu penyediaan dokumen
Pelayanan rekam medis ≤ 10 menit 100 % 100%
rekam medik rawat jalan
Output 1.Kelengkapan pengisian
rekam medik 24 jam 100 % 100 % 100%
setelah selesai pelayanan
2.Kelengkapan Informed
Concent setelah
mendapatkan informasi 100 % 100% 100%
yang jelas
Outcome 1.Kepuasan pelanggan Belum
≥ 80 % ≥80%
terukur
7 Pengelolaan Input 1.Adanya penanggung Ada Ada Ada
limbah jawab pengelola limbah
Puskesmas
2.Ketersediaan fasilitas dan Sesuai
peralatan pengelolaan peraturan
perundangan 50% 100%
limbah Puskesmas: padat,
cair
Proses 1.Pengelolaan limbah cair Sesuai
peraturan 50%% 100%
perundangan
2.Pengelolaan limbah padat Sesuai
peraturan 50% 100%
perundangan
Output 1.Baku mutu limbah cair a.BOD < 30 Belum
mg/l terukur Belum
b.COD < 80 terukur Belum
mg/l terukur Belum 100%
c.TSS < 30 terukur
mg/l
d.PH 6-9
a. Setiap Pejabat Struktural dan Karyawan dipastikan memahami tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya.
b. Uraian tugas, tanggung jawab & wewenang dibuat oleh pejabat struktural secara hirarki
c. Dokumen Uraian tugas dipegang oleh karyawan yang bersangkutan dan salinan disimpan
oleh
Sub Bagian kepegawaian
d. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi perubahan
pekerjaan.
e. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada dalam struktur organisasi pada
masingmasing seksi
f. Penggunaan nama posisi/job title dikoordinasikan oleh kepala puskesmas dan bagian
kepegawaian
Ruang Lingkup
Pedoman ini menjelaskan tanggung jawab dan proses komunikasi dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu di Puskesmas.
Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan wewenang dari sumber daya
untuk melaksanakan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang efektif.
b. Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan dan Sistem
Manajemen Mutu Puskesmas.
c. Kepala Puskesmas menunjuk dan menetapkan Ketua Tim Mutu Puskesmas, yang
memiliki dan tanggung jawab dan wewenang :
1) Memastikan proses yang diperlukan untuk system manajemen mutu Puskesmas
ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
2) Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas penerapan Sistem
Manajemen Mutu Perusahaan dan perbaikan yang diperlukannya.
3) Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas
4) Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
d. Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk mengefektifkan Sistem Manajemen
Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal komunikasi yang ditetapkan.
Dokumen Terkait
SK Ketua Tim Mutu Puskesmas,
Uraian tugas dan wewenang,
Struktur Organisasi
b. Penyelenggaraan UKM
Penyelenggaraan semua kegiatan UKM sudah terinci mulai dari kegiatan, tujuan, sasaran,
target, rincian kegiatan, jadwal pelaksanaan, penanggung jawab dan sumber dana (Lampiran
1)
c. Sasaran Kinerja UKM dan MDGs
1)Pemantauan dan pengukuran
Seluruh tahapan kegiatan UKM di Puskesmas lappariaja kabupaten bone yang terkait
dengan proses pengawasan dan pemeriksaan, dimonitor, dievaluasi dan dianalisa untuk
menjamin kesesuaian terhadap perencanaan)Kepuasan Pelanggan.
Kepuasan terhadap Pelayanan yang diberikan Puskesmas lappariaja dan
pencapaian sasaran mutu harus dipantau secara berkala.
b) Audit Internal
Pada interval yang terencana Puskesmas lappariaja kabupaten bone
melaksanakan Audit Internal untuk menetapkan apakah sistem manajemen mutu
yang memenuhi persyaratan akreditasi puskesmas sesuai dengan yang direncanakan,
telah dilaksanakan dan dipelihara secara efektif. Manajemen Puskesmas lappariaja.
Kabupaten bone menjamin bahwa semua ketidaksesuaian yang ditemukan
Pada saat audit internal segera diperbaiki, dihilangkan penyebab ketidaksesuaiannya
dan diverifikasi apakah telah efektif dan efisien (Hasil audit lampiran ada di
lampiran 2)
c) Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran terhadap rencana yang telah dibuat. Data
kegiatan pengukuran/pemantauan dikumpulkan untuk dianalisa
Hasil dari analisa dipakai untuk :
Membuktikan kesesuaian Pelayanan
Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu
Melakukan perbaikan secara terus-menerus
Memastikan tercapainya sasaran mutu
Metoda pemantauan, pengukuran, analisa, perbaikan, dipastikan sesuai
dengan tujuan.
d)Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilakukan sesuai prosedur.
Tujuan pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan untuk memastikan semua
persyaratan hasil pelayanan terpenuhi.
Pengukuran dan pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah ditentukan.
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilaksanakan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Prosedur Kerja pemantauan dan
pengukuran hasil pelayanan.
Catatan hasil pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan harus dicatat
termasuk personil yang melaksanakan.
Dokumen Terkait
Prosedur Audit Internal
Prosedur Penanganan Ketidaksesuaian dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Komunikasi Internal
Prosedur Penanganan Pengaduan Pelanggan
Prosedur Pengelolaan Kegiatan dan Anggaran
2. Pengendalian Ketidaksesuaian
Puskesmas lappariaja kabupaten bone menjamin bahwa semua ketidaksesuaian diidentifikasi
serta dikendalikan untuk mencegah terjadinya penyimpangan. Semua temuan ketidaksesuaian
segera ditindaklanjuti dengan tindakan koreksi untuk menghilangkan ketidaksesuaian dan
dipisahkan untuk mencegah berlarut-larutnya ketidaksesuaian tersebut.
Pengendalian Hasil Pelayanan yang Tidak Sesuai adalah sebagai berikut :
a. Hasil yang tidak sesuai dikendalikan serta dicegah agar tidak terjadi lagi.
b. Pengendalian dan tanggung jawab serta wewenang untuk menangani hasil pelayanan tidak
sesuai harus ditetapkan dalam prosedur .
c. Hasil yang tidak sesuai harus dilakukan tindakan koreksi.
d. Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi yang diambil harus dicatat
e. Bila mana pelayanan tidak sesuai dan telah terlanjur diterima oleh pelanggan, maka
Puskesmas lappariaja harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk menanggulangi
akibat /potensi akibatnya.
Dokumen Terkait
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan Koreksi
Prosedur Pemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
3. Analisa Data
Puskesmas lappariaja kabupaten bone menjamin bahwa semua data dikumpulkan, dievaluasi
dan dianalisa untuk mengukur keefektifan dan keefisienan penerapan sistem manajemen mutu
dan kemungkinan pelaksanaan peningkatan berkesinambungan. Analisa data mencakup aspek
kesesuaian terhadap persyaratan produk dan proses, kecenderungan operasional kegiatan
termasuk tindakan pencegahan dan kinerja pemasok serta peraturan perundangan yang relevan
dengan sasaran mutu. Analisa Data Meliputi :
a. Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola dengan baik
b. Data dianalisis dengan menggunakan metode atau cara yang sesuai, misalkan menggunakan
metode statistik.
c. Analisis data dilakukan oleh Sekretariat, semua Bidang, semua Seksi dan Sub Bagian,
kegunaannya untuk mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses dan melihat
kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
d. Prosedur analisis data ditentukan oleh MR dan menjadi acuan bagi semua fungsi lainnya.
e. Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidak-sesuaian,
ketidakefektifan dan ketidakefisienan serta tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
f. Data dianalisis antara lain untuk memantau :
1) Kepuasan pelanggan
2) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan
3) Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan
4) Kinerja Pemasok
5) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Dokumen Terkait :
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
Prosedur Penanganan Produk Tidak Sesuai dan Tindakan Koreksi
ProsedurPemantauan Kinerja dan Tindakan Pencegahan
4. Peningkatan Berkelanjutan
Puskesmas lappariaja Kabupaten bone senantiasa meningkatkan efektifitas dan efesiensi
sistem manajemen mutu melalui pengembangan kebijakan dan sasaran mutu, pemanfaatan hasil
audit dan analisa data serta hasil tindakan koreksi, pencegahan dan tinjauan manajemen.
Puskesmas lappriaja kabupaten bone menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan dihilangkan untuk mencegah terjadinya kembali ketidaksesuaian. Puskesmas
lappariaja kabupaten bone menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin timbul
dihilangkan sehingga tidak terjadi kembali kecenderungan ketidaksesuaian. Tindakan
pencegahan yang diambil bergantung dari dampak yang ditimbulkan oleh kecenderungan
ketidaksesuaian.
5. Tindakan Koreksi dan Preventif Program Perbaikan Terus Menerus :
a. Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap
efektivitas dan efisiensi sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya.
b. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan mutu, sasaran
mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koreksi dan pencegahan, serta tinjauan manajemen.
c. Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan dieliminasi/ dihilangkan dan
dicegah agar tidak terjadi lagi.
d. Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah mencegah terulangnya masalah yang
sama dan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Selomerto I Kabupaten Sorong Selatan
secara keseluruhan.
e. Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut.
f. Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya efektif,
dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan telah disediakan yang mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan.
2) Menentukan penyebab-penyebab masalah
3) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
4) Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
5) Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan
g. MR bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah
dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien.
h. Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah.
i. Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat.
Dokumen Terkait:
Prosedur Audit Internal
Prosedur Tinjauan Manajemen
6. Pelayanan Klinis
a. Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien
b. Penunjang pelayanan klinis
c. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien:
1) Penilaian indicator kinerja klinis
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
4) Analisis dan tindak lanjut
5) Penerapan manajemen risiko.
d.Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis
1)Upaya Kesehatan Masyarakat
a) Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja.
b) Penyelenggaraan UKM.
c) Sasaran Kinerja dan MDG’s
2)Pemantauan dan pengukuran:
a) Kepuasaan pelanggan
b) Audit internal
c) Pemantauan dan pengukuran proses
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
4) Analisis data
5) Peningkatan berkelanjutan
6) Tindakan korektif
7) Tindakan preventif
e.Pelayanan Klinis
1) Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien.
2) Penunjang pelayanan klinis.
3) Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien.
4) Penilaian indicator kinerja klinis.
5) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien.
6) Pelaporan insiden keselamatan pasien.
7) Analisis dan tindak lanjut.
8) Penerapan manajemen risiko
BAB III
PENUTUP
Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien. Dimensi mutu
tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan maupun penyelenggara pelayanan
kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indiktor kualitas pelayanan dan banyaknya
kunjungan pasien ke Puskesmas tidak lepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan .
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan. Namun ketenagaan
pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem
pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul
menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan
standar yang ada dengan pelaksanaan pelayanan yang tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, manajemen resiko dan
keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Pedoman ini menyampaikan hasil kahian tentang ketenagaan, sarana dan pengendalian mutu
pelayanan Puskesmas. Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola
dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan maupun sumber daya yang digunakan.
Demikian Pedoman Manajemen mutu ini dibuat dan disahkan oleh Kepala Puskesmas lappariaja
Kabupaten bone untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan sistem manajemen mutu serta tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan
kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.
Kepala Puskesmas lappariaja kabupaten bone dan seluruh karyawan mendukung sepenuhnya
pelaksanaan sistem manajemen mutu ini sebagai komitmen yang tidak dapat ditawar-tawar.
Ditetapkan di lappariaja
pada tanggal
KEPALA UPTD PUSKESMAS LAPPARIAJA
H.Baharuddin
Penatata TK 1