Anda di halaman 1dari 38

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SD AL-AZHAR MANDIRI PALU


TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PEMERINTAH KOTA PALU


DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN MANTIKULORE
SD AL-AZHAR MANDIRI PALU

Alamat: Jl. Merpati II No. 25 Palu. Telp. (0451) 457838


Kota Palu
Propinsi Sulawesi Tengah
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil musyawarah TIM penyusun Kurikulum 2013SD Al-Azhar Mandiri Palu dan
memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum 2013SD Al-Azhar
Mandiri Paludisahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2018/2019

............., Juli 2018


Mengetahui : Yang mengesahkan,
Ketua Komite Sekolah Kepala SD Al-Azhar Mandiri Palu

Ir. Abdul Rahman Al-Habsy Hamdia Ali, S.Pd


NIP.

Mengetahui,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu

H.Ansyar Sutiadi, S.Sos.,M.Si


NIP19720213199201 1 004
TIM PENYUSUN KURIKULUM

Ketua : Kepala Sekolah SD Al-Azhar Mandiri Palu

Anggota :

1. Ir. Abdul Rahman Al-Habsy Ketua Komite


2. Dede Kurniawan, S.Pd Guru
3. Anita, S.Pd Guru
4. Dagaigul Akbar, S.Ud Guru
5. Hamid Bayu Prakoso, S.Pd Guru
6. Husnul Khotimah, S.Pd Guru
7. Intan Rukmana, S.Pd Guru
8. Mufidah, S.Pd Guru
9. Nardin, S.Pd Guru
10. Nurhayati, S.Pd Guru
11. Rika Anggraeni Asti, S.Pd Guru
12. Saripa Akhzani, S.Pd Guru

............., Juli 2018


KepalaSekolah

Hamdia Ali, S.Pd


KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
kehendak-Nya jua, kami masih diberi kesempatan untuk mengabdikan diri demi kemajuan
pendidikan anak negeri. Rasa terima kasih yang mendalam tak lupa kami sampaikan kepada
Bapak/Ibu Guru, yang telah memberi kepercayaan kepada kami sebagai penulis,
dengan menggunakan buku-buku hasil karya kami. Sebagai ungkapan terima kasih tersebut, kami
mencoba memberikan nilai lebih terhadap buku-buku kami. Salah satunya berupa Model
Kurikulum 2013.
Model Kurikulum 2013 ini dikembangkan berdasarkan rambu-rambu dan pedoman yang
ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Sesuai judulnya, Model Kurikulum
2013 ini hanya merupakan alternatif bagi Bapak/Ibu Guru sekalian. Harapan kami, Model
Kurikulum 2013 yang kami susun ini dapat menjadi pedoman bagi Bapak/Ibu Guru dalam
menyusun Kurikulum 2013 yang sesuai dengan kondisi sekolah dan potensi daerah masing-
masing.
Akhirnya, kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan Model Kurikulum
2013ini. Mudah-mudahan, apa yang kami persembahkan ini dapat bermanfaat bagi Bapak/ Ibu
Guru dalam memajukan pendidikan anak-anak bangsa.

............., Juli 2018


Tim Penyusun Kurikulum 2013
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
TIM PENYUSUN KURIKULUM 2013.....................................................................
REKOMENDASI ....................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................... .....................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... .....................
A. Latar Belakang........................................................................ ...............
B. Landasan .............................................................................................
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013................................................
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013..................................... ...........
BAB II TUJUAN................................................................................... ...................
A. Tujuan Pendidikan Dasar.......................................................................
B. Visi Sekolah............................................................................ ...............
C. Misi Sekolah...........................................................................................
D. Tujuan Sekolah....................................................................... ...............
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM................................ ................
A. Struktur Kurikulum.............................................................. ...................
B. Muatan Kurikulum.................................................................................
1. Mata Pelajaran................................................................................
2. Pengembangan Diri ........................................................................
3. Beban Belajar .................................................................................
4. Penilaian .........................................................................................
5. Ketuntasan Belajar .........................................................................
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ......................................................
7. Pendidikan Kecakapan Hidup ........................................................
8. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global ..........................
BAB IV PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF ............................................
BAB V KALENDER PENDIDIKAN ........................................................................
BAB VI PENUTUP ................................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham
atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang
tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan
sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.

Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memer-lukan strategi
tertentu, dan salah satu strategi pem-bangunan pendidikan nasional ini adalah ... “2.
pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”

Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa ... “(2)
Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di
dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yanga telah disepakati.”

Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengem-bangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut


diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan
dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

B. Landasan Penyusunan Kurikulum 2013


1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang
akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan
alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai
berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta
didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu
yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional
dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya
tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama
matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradabann bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk
mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,
pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis
serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan
kehidupan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu
proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi
pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan
keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan
menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana
peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris
dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan,
kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial memberikan dasar
untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat,
warganegara, dan anggota ummat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa
dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan
masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan
kurikulumi tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal
yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang.
Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik
yang dihadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai konten
pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan
bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa
yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas
dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan
bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya
bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari
kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa
yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12
tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka
konten pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini
perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi
kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan
formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi
konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai
dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam
Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi
dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan
mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta
bertanggungjawab di masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan
masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa
di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa
depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan
datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan
pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan
individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan
untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi
kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa
mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan
peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan
individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan
kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa
depan yang lebih baik lagi.
Adapun Landasan Filosofis Kurikulum 2013 Adalah Sebagai Berikut :
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan

4. Permendikbud No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5. Permendikbud No 21 tahun 2016 tentang Standar Isi

6. Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses

7. Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian

8. Permendikbud No 57 tahun 2014 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Dan Struktur


Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

9. Permendikbud No 71 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran Layak

C. Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013


Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi
dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013


Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang
berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi
yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru
terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:

1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong
siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk
meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final.
Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk
pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian
informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013
kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh
karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk
mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran
membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa,
internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada
metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber
belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan
sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini
pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber
belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa
hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain
program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya,
geraknya, atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas
dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan
keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua
materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan
kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-
sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada
tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga
tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak
menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima
kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten.
Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang
melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan
melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi
beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu
pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan
guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat
faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat,
meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan
mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan
angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku
perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa
keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan
keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam
menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun,
keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa
sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan
pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya
masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu
mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan
memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi
pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi,
bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya
lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa
menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh
mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu
pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan
memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya
memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang
belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan
lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah
sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa.
Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang
terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (tIK) untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya
guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang
mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat
menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak
siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika
sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa
yang memeroleh pelajaran menggunakannya.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-cita,
latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara
belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran
harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika
dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua
siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya
masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan
implementasi Kurikulum 2013.
BAB II.
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah.
Visi SD Al Azhar Mandiri Palu adalah "Berprestasi, Berakhlak Mulia, Serta Peduli
Lingkungan Berdasarkan Iman dan Taqwa"

C. Misi Sekolah
Misi SD Al Azhar Mandiri Palu adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan peserta didik berprestasi, beriman, mengendalikan pencemaran,
kerusakan lingkungan dan kelestarian fungsi lingkungan, serta mampu bersaing
ditingkat nasional.
2. Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap sesuai dengan Standar Nasioanl
pendidikan (SNP), yang berbudaya lingkungan hidup.
3. Mewujudkan proses pembelajaran dan bimbingan dengan metode dan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik
4. Mewujudkan prestasi dalam bidang akademik dan non akademik sesuai dengan
potensi yang dimiliki
5. Mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia serta berbudi pekerti luhur.
6. Mewujudkan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan sekolah.
7. Mewujudkan profesionalisme pendidik dan kependidikan sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
8. Mewujudkan manajemen sekolah secara transparan dan akuntabel.
9. Mewujudkan sistem Penilaian sekolah sesuai dengan standar pendidikan Nasional.
10. Mewujudkan pembiayaan sekolah yang transparan dan akuntabel.
11. Mewujudkan kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan Lingkungan.
12. Mewujudkan pembiasaan dan pendidikan kreatif, inovatif yang berwawasan lingkungan
hidup.
13. Mewujudkan Lingkungan hidup sekolah yang kondusif dalam menunjang jalannya
proses pendidikan di sekolah.

D. Tujuan Sekolah

Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan SD Al
Azhar Mandiri Palu dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut :
1. Sekolah mampu menghasilkan lulusan berprestasi, peduli dan berbudaya Lingkungan
hidup berdasarkan iman dan takwa.
2. Sekolah mampu mengembangkan kurikulum yang lengkap dan berbudaya Lingkungan
hidup
3. Sekolah mampu mengembangkan silabus dan RPP berkarakter semua mata pelajaran
dari kelas 1 s / d VI
4. Sekolah mampu mengembangkan silabus dan RPP berkarakter beberapa mata
pelajaran dari kelas 1 s / d VI yang terintegrasi dengan budaya lingkungan hidup.
5. Sekolah mampu menghasilkan prestasi akademik dan non akademik ditingkat
Kecamatan, Kota, Provinsi dan Nasional.
6. Sekolah mampu menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia, dan berbudi pekerti
luhur melalui pembiasaan pembelajaran.
7. Sekolah mampu melengkapisarana dan prasarana pendukung pendidikan ramah
lingkungan sesuai dengan kebutuhan
8. Sekolah meningkatkan kompetensi guru sesuai bidangnya masing-masing melalui
pendidikan dan pelatihan.
9. Sekolah mampu menciptakan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel.
10. Sekolah mampu menciptakan penilaian yang autentik yang menunjang jalannya proses
pendidikan disekolah.
11. Sekolah mampu mengolah sumber pembiayaan yang transparan dan memadai
12. Sekolah mampu menjalin kerja sama yang harmonis antara peserta didik, guru, dan
orang tua serta masyarakat.
13. Sekolah mampu menjalankan dan menerapkan 7 K dalam lingkungan sekolah.
14. Sekolah mampu menciptakan lingkungan hidup sekolah yang asri, nyaman, aman,
bersih, indah, dan sehat.
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas.Kompetensi Inti dirancang untuk
setiap kelas/usia tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai
Kompetensi Dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada
kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:


1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas I Kelas II Kelas III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran agama menjalankan ajaran agama menjalankan ajaran agama
yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan santun, peduli, dan santun, peduli, dan
percaya diri dalam percaya diri dalam percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, dan guru keluarga, teman, dan guru keluarga, teman, guru dan
tetangganya
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dengan cara faktual dengan cara
mengamati [mendengar, mengamati [mendengar, mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan melihat, membaca] dan
menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, ingin tahu tentang dirinya, ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan dan kegiatannya, dan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan dijumpainya di rumah dan dijumpainya di rumah dan
di sekolah di sekolah di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang faktual dalam bahasa yang
jelas dan logis, dalam jelas dan logis, dalam jelas, sistematis dan logis,
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
karya yang estetis, dalam karya yang estetis, dalam dalam karya yang estetis,
gerakan yang gerakan yang dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, mencerminkan anak sehat, mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku
anak beriman dan anak beriman dan anak beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia berakhlak mulia

Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI

Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti


Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Menerima, menjalankan, 1. Menerima, menjalankan, 1. Menerima, menjalankan,
dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya. agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur, 2. Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan santun, peduli, dan santun, peduli, dan
percaya diri dalam percaya diri dalam percaya diri dalam
berinteraksi dengan berinteraksi dengan berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, dan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya tetangganya serta cinta tetangganya serta cinta
tanah air. tanah air.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan 3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara faktual dan konseptual faktual dan konseptual
mengamati dan menanya dengan cara mengamati, dengan cara mengamati,
berdasarkan rasa ingin menanya dan mencoba menanya dan mencoba
tahu tentang dirinya, berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
makhluk ciptaan Tuhan tentang dirinya, makhluk tahu tentang dirinya,
dan kegiatannya, dan ciptaan Tuhan dan makhluk ciptaan Tuhan
benda-benda yang kegiatannya, dan benda- dan kegiatannya, dan
dijumpainya di rumah, di benda yang dijumpainya di benda-benda yang
sekolah dan tempat rumah, di sekolah dan dijumpainya di rumah, di
bermain tempat bermain sekolah dan tempat
bermain
4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dalam bahasa yang faktual dan konseptual faktual dan konseptual
jelas, sistematis dan logis, dalam bahasa yang jelas, dalam bahasa yang jelas,
dalam karya yang estetis, sistematis, logis dan kritis, sistematis, logis dan kritis,
dalam gerakan yang dalam karya yang estetis, dalam karya yang estetis,
mencerminkan anak sehat, dalam gerakan yang dalam gerakan yang
dan dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, mencerminkan anak sehat,
mencerminkan perilaku dan dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang
anak beriman dan mencerminkan perilaku mencerminkan perilaku
berakhlak mulia anak beriman dan anak beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia
Tabel 2 : Struktur Kurikulum SDAl-Azhar Mandiri Palu
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4 4 4 4 4 4
dan Kesehatan
Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 36 36 36
Keterangan:
 Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
 Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
 Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
 Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
 Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
 Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
 Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting.
 Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan wajib
menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik
mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang
diikuti dapat diganti setiap semesternya.
 Khusus untuk Madrasah Ibtidaiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
 Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai
dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
 Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-Terpadu kecuali
mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Pjok ,Matematika Khusus
kelas IV,V,dan VI

B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013SD Al-Azhar Mandiri Palumeliputi sejumlah mata pelajaran
yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan
diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping
itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan
diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar
Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi
inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-
masing tingkat satuan pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut
terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan.
a. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
 Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,
etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya.
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 37 Tahun 2018.

c. Bahasa Indonesia
Tujuan
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
 Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan.
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa.
 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37
Tahun 2018.

d. Matematika
Tujuan:
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
 Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun
2018.

e. Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun 2018.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

g. Seni Budaya dan Prakarya


Tujuan :
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
37 Tahun 2018.

h. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan


Tujuan :
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
 Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama,
percaya diri dan demokratis.
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih
sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola
hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 37 Tahun 2018

i. Muatan Lokal ( Al Qur’an )


SD Al Azhar Mandiri Palu mengembangkan materi Al Qur’an. Dalam hal ini SD Al
Azhar Mandiri Palu mengembangkan Metode Yanbu’adengan tujuan sebagai
berikut :
 Mengenal kaidah Ilmu Tajwid sejak dini
 Mengembangkankemampuan anakmembaca Al Qur’an dengan lancar dan
benar sesuai dengan kaidah Ilmu Tajwid.
 Mengembangkan keterampilan dan kemampuan anak menghafal Al Qur’an
dengan baik dan benar.
 Mengembangkan keterampilananak dalam menulis huruf Arab dengan baik dan
benar
 Mengembangkan potensi anak sejak usia dini disesuaikan menurut umur dan
tingkatannya.
 Meningkatkan kualitas Ibadah dari segi bacaan.

2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru.Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara :
a. Identifikasi
 Daya dukung dan potensi
 Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
 Jenis layanan pengembangan diri
 Petugas yang melayani
 Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program
(Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok,
Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
 Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
 Monitoring Pelaksanan
 Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
 Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid, transparan
dan akuntable)
 Pelaporan :
 Umum dalam format raport
 Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi
beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas:
a. Pramuka
b. Pencak Silat
c. Renang
d. Sepak Bola
e. Bulu Tangkis
2. Penguatan Pendidikan Karakter ( PPK)
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan
berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD Al-
Azhar Mandiri Palu adalah sebagai berikut:
 Mengaji Yanbu’a atau Al Qur’an setiap pagi mulai pukul 06.30 s.d 07.30
( sebelum pembelajaran di kelas berlangsung )
 Shalat Dhuha bersama
 Sholat berjamaah ( Shalat Dhuhur dan ‘Ashar )
 Upacara bendera hari senin
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
 Pemeriksaan kuku dan rambut setiap hari Jum’at
 Membaca buku di perpustakaan

b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.
 Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
 Outing
 Peringatan Hari Besar Nasional
 Peringatan Hari Besar Agama
 Pekan Olahraga antar kelas
 Bina Olimpiade MIPA

c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
 Membiasakan memberi salam
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan antri
 Membiasakan membantu teman yang kena musibah
 Berdiskusi dengan baik dan benar
 Operasi Semut

d. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain
kepada siswanya.
 Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
 Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
 Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
 Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
 Memberi contoh penampilan sederhana
 Menanamkan budaya membaca
 Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
 Mengapresiasi hasil kerja siswa yang baik

3. Gerajakan Literasi Sekolah.


a. Jadwal Wajib Kunjung Perpustakaan
b. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
c. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai ( 15 menit)
d. Posterisasi Sekolah
e. Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
f. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
g. Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas

4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
 Seminar Pendidikan
 Bedah Buku

3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD Al-Azhar Mandiri Palu kelas I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam
setiap minggu. Jam belajar SD Al-Azhar Mandiri Paluadalah 35 menit. Kompetensi
Dasar Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 3 Dengan adanya tambahan jam
belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu
untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses
pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang
dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga
mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah
mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu
bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil
belajar.

Tabel 3 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDAl-Azhar Mandiri Palu
Minggu
Satu jam Jumlah jam
Efektif per Waktu pembelajaran per
Kelas pembelajaran pembelajaran
tahun tahun
tatap muka/menit Per Minggu
ajaran
1140 jam
1 35 30 38 pembelajaran (39900
menit)
1216 jam
2 35 32 38 pembelajaran (41230
menit)
Minggu
Satu jam Jumlah jam
Efektif per Waktu pembelajaran per
Kelas pembelajaran pembelajaran
tahun tahun
tatap muka/menit Per Minggu
ajaran
1292 jam
3 35 34 38 pembelajaran (42560
menit)
1368 jam
4 35 36 38 pembelajaran (47880
menit)
1368 jam
5 35 36 38 pembelajaran (47880
menit)
1368 jam
6 35 36 38 pembelajaran (47880
menit)

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur


maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.

Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaranUntuk tatap
muka 60 %.
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi
untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.

Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap
muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.

4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujiannasional, dan ujian
sekolah/madrasah,

5. KetuntasanBelajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%.
Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Sekolah
harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu
mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan
belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas,
esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM SD Al-
Azhar Mandiri Palu Tahun Pelajaran 2018/2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 4 :

Kriteria Ketuntasan Minimal berikut ini.

KOMPONEN KELAS / KKM

A. MATA PELAJARAN I II III IV V VI

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan


75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75 75

4. Matematika 70 73

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

7. Seni Budaya dan Keterampilan 73 71

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 75 74

Kesehatan

B. MUATAN LOKAL

1. Al Qur’an

C. PENGEMBANGAN DIRI Minimal Baik

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas SD Al-Azhar Mandiri Palu sebagai berikut :
1) Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua StandarKompetensi Dasar dan
indikator.
2) Kehadiran siswa minimal 75%
3) Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

b. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar setelah :
1) Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)Kompetensi
Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
3) Persentasi kehadiran minimal 75%
4) Lulus Ujian Sekolah

7. Pendidikan Kecakapan Hidup

a. Kurikulum SD Inpres Petoba, memasukkan pendidikan kecakapan hidup,


yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik
dan/atau kecakapan vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal.

8. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global


a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.
BAB IV
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)


Kurikulum SD Al-Azhar Mandiri Palu menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan
makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam
dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang
substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan
Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar
dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai
pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk
memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai
mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar
yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran
tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara
terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya.

Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah
Dasar kelas I, II,IV dan V pada Kurikulum 2013.

Tabel 5.
Tema-Tema di Sekolah Dasar

KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya Kebersamaan
2. Kegemaranku 2. Selalu Berhemat Energi
3. Kegiatanku 3. Peduli Makhluk Hidup
4. Keluargaku 4. Berbagai Pekerjaan.
5. Pengalamanku 5. Menghargai Jasa Pahlawan
6. Lingkungan Bersih dan Sehat 6. Indahnya Negeriku
7. Benda, Binatang dan Tanaman di 7. Cita-citaku
Sekitar 8. Daerah Tempat Tinggalku
8. Peristiwa alam 9. Makanan Sehat dan Bergizi

KELAS II KELAS V
1. Hidup Rukun 1. Benda-benda di Lingkungan Sekitarku
2. Bermain di Lingkunganku 2. Peristiwa dalam Kehidupan
3. Tugasku Sehari-hari 3. Kerukunan dalam bermasyarakat
4. Aku dan Sekolahku 4. Sehat itu Penting
5. Hidup Bersih dan Sehat 5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia
6. Air, Bumi, dan Matahari 6. Organ Tubuh Manusia dan Hewan
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan 7. Sejarah Peradaban Indonesia
8. Keselamatan di Rumah dan 8. Ekosistem
Perjalanan 9. Akrab dengan Lingkungan

B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH)


Pendekatanproses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

1. Mengamati;

2. Menanya;

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;

4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan

5. Mengkomunikasikan.

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 6:

Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya

Langkah Kompetensi yang


Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan,
melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari
informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan
informasi yang tidak dipahami dari apa kreativitas, rasa ingin tahu,
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
yang diamati atau pertanyaan untuk kemampuan merumuskan
mendapatkan informasi tambahan pertanyaan untuk
tentang apa yang diamati membentuk pikiran kritis
yang perlu
(dimulai dari pertanyaan faktual sampai
ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
informasi/ teliti, jujur,sopan,
- membaca sumber lain selain buku teks
eksperimen menghargai pendapat
- mengamati objek/ kejadian/ orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
- aktivitas
menerapkan kemampuan
- wawancara dengan narasumber mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara
yang dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan/ - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap
dikumpulkan baik terbatas dari hasil jujur, teliti, disiplin, taat
mengolah
kegiatan mengumpulkan/eksperimen aturan, kerja keras,
informasi
mau pun hasil dari kegiatan mengamati kemampuan menerapkan
dan kegiatan mengumpulkan informasi. prosedur dan kemampuan
berpikir induktif serta
- Pengolahan informasi yang
deduktif dalam
dikumpulkan dari yang bersifat
menyimpulkan .
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.
Mengkomunikasik Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap
an kesimpulan berdasarkan hasil analisis jujur, teliti, toleransi,
secara lisan, tertulis, atau media lainnya kemampuan berpikir
sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.

C. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF)


Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami
secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri,
khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai;
(2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan
keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori,
atau proses. Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik Yang Di Kembangkan

1. Penilaian Sikap

a. Observasi

b. Penilaian Diri

c. Penilaian Antarteman

d. Jurnal Catatan Guru

2. Penilaian Pengetahuan

a. Tes Tulis

b. Tes Lisan

c. Penugasan

3. Penilaian Keterampilan

a. Penilaian Kinerja

b. Penilaian Proyek

c. Penilaian Portopolio
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu
kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah,
kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan
sebagai berikut :
a. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari lbur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih
panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SD Al Azhar Mandiri Palu disusun dengan berpedoman kepada


kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program sekolah.

Tabel 8 :
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II

Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli2019

Agustus 2019

September 2019
I
Oktober 2019

November 2019

Desember 2019

Jumlah

Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2020

Februari 2020

Maret 2020

II April 2020

Mei 2020

Juni 2020

Juli 2020

Jumlah
BAB VI

PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri
yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan,
seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai
dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-
nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi
karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan
budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan penilaian
yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan
penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan
visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus. Keseluruhan
perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah
akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak semata-mata berupa
penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat
membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai baik
melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan
indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat
diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi
Inti (KI) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan diri,
seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan
pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua
pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik
diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan kompleksnya
permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter bangsa. Penyajian
pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa perlu
menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk
kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah.
Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai
pencerminan bangsa yang besar.

Anda mungkin juga menyukai