Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Matematika UNAND

Vol. VIII No. 1 Hal. 1– 8


Edisi Mei 2019
ISSN : 2303–291X
Jurusan
c Matematika FMIPA UNAND

Aplikasi Metode Borda Count Untuk Penentuan Pemenang


Pemilihan Kepala Daerah

Shaktiva Nugraha, Susila Bahri, Monika Rianti Helmi


Program Studi S1 Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia.
email : shaktivanugraha94@gmail.com

Diterima Direvisi Dipublikasikan

Abstrak. Metode Borda Count merupakan suatu metode yang digunakan dalam
pengambilan keputusan untuk suatu pemilihan dari sekelompok pilihan. Metode ini
menentukan pemenang dari suatu pemilihan dengan memberikan suatu jumlah poin
tertentu untuk masing-masing kandidat sesuai dengan posisi yang telah ditetapkan. Se-
cara umum, jika terdapat n kandidat, maka n poin ditetapkan untuk pilihan pertama,
n − 1 poin untuk pilihan kedua, n − 2 poin untuk pilihan ketiga, dan seterusnya hingga
pilihan terakhir bernilai 1. Selanjutnya, data pilihan yang telah dipilih oleh pemilih
dinyatakan dalam bentuk matriks. Kemudian, dengan menggunakan prinsip perkalian
matriks, dihasilkan pemenang kepala daerah. Hal ini berbeda dengan cara yang dilakukan
KPU dimana pemilih hanya fokus terhadap satu pilihan saja. Jika pemilih memilih lebih
dari satu pasangan maka suara pemilih dianggap tidak sah atau tidak diperhitungkan
lagi. Pada penelitiaan ini penulis memilih kota Padang Panjang sebagai objek peneli-
tian dengan jumlah pemilih 396 orang dan n ada 4. Hasil menunjukkan bahwa pemilihan
yang dilaksanakan dengan metode Borda Count berbeda dengan yang dilaksanakan oleh
KPU. Pemilihan yang dilaksanakan dengan metode Borda Count yang menjadi peme-
nang adalah pasangan calon Mawardi - Taufiq Idris sedangkan yang dilaksanakan oleh
KPU yang menjadi pemenang adalah pasangan calon Fadly Amran - Asrul.

Kata Kunci: Borda Count, matriks, pemilihan

1. Pendahuluan
Pada tahun 2018 yang lalu, Republik Indonesia kembali melaksanakan Pilkada
serentak. Pada tahun tersebut terdapat 171 daerah melaksanakan pilkada serentak.
Selama ini berdasarkan sistem dalam Pilkada, pemilih hanya fokus terhadap satu
pilihan saja. Jika pemilih memilih lebih dari satu pasangan maka suara sipemilih
dianggap tidak sah atau tidak diperhitungkan lagi. Cara atau metode pemilihan ini
memiliki kelemahan karena pemilihan yang dilaksanakan tidak mempertimbangkan
urutan keinginan dari si pemilih yang menyatakan pendapat pemilih terhadap
masing-masing calon. Hal inimengakibatkancalon yang terpilihterkadang tidak-
sesuaidenganpilihanmasyarakatsecarakeseluruhan.Selainitu, denganmenggunakan-
metodeini, proses pemilihanharusdiulangkembaliapabilatidakadacalon yang mem-

17
18 Shaktiva Nugraha, dkk

perolehsuara yang lebihdari 50Menurut [2] salah satu aplikasi dari aljabar matrik
yaitu perkalian matrikdigunakanuntuk menentukanpemenangdalampemilihan seo-
rang kepala daerah. Prinsipperkalian matrik tersebutterkadung dalam suatu metode
yang dinamakan metode Borda Count. Berdasarkanlatarbelakang masalah maka
penelitian ini bertujuan untuk menunjukkaan bagaimana penggunaan ilmu matem-
atika dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dilapangan. Selain itu penelitian ini
bertujuan untuk memberi masukan bagi pemerintah bahwa cara dalam melalukan
pemilihan selama ini memiliki kekurangan dan bukan satu-satunya cara dalam
melakukan pemilihan pemimpin.

2. Landasan Teori
Judul bagian ini tidak harus berbunyi Landasan Teori. Pada bagian ini diterangkan
beberapa konsep dasar dalam bidang terkait judul makalah, yang benar-benar digu-
nakan dalam bagian Pembahasan. Pada saat digunakan pertama kali, istilah dalam
bahasa Inggris ditulis miring (italic), sementara istilah dalam bahasa Indonesianya
ditulis dengan huruf tebal. Pandang contoh berikut. Graf G dikatakan graf ter-
hubung (connected graph) jika untuk setiap pasang titik u, v ∈ V (G) terdapat
suatu lintasan yang menghubungkan u dan v.

3. Pembahasan
Berikan pemaparan tentang apa yang dikerjakan dalam penelitian, serta apa hasil
yang diperoleh. Perhatikan cara penulisan teorema, lema, akibat, proposisi, definisi,
contoh berikut.
Definisi 3.1. [2] Graf lintasan Pm adalah graf dengan himpunan titik dan him-
punan sisi sebagai berikut.
V (Pm ) = {x1 , x2 , · · · , xm }, (3.1)
E(Pm ) = {x1 x2 , · · · , xm−1 xm }. (3.2)
Berdasarkan persamaan (3.1) dan (3.2) dapat dilihat bahwa |V (Pm )| = m dan
|E(Pm )| = m − 1.
Akibat 3.2. [1] Untuk setiap n ≥ 3, m ≥ 2 dimensi metrik dari graf naga Tn,m
adalah
dim(Tn,m ) = 2. (3.3)

Bukti. Pada bagian ini tuliskan pembuktian secara terurut.

Proposisi 3.3. [1] Untuk setiap n ≥ 3, m ≥ 2 dimensi metrik dari graf naga Tn,m
adalah
dim(Tn,m ) = 2. (3.4)
Teorema 3.4. [1] Untuk setiap n ≥ 3, m ≥ 2 dimensi metrik dari graf naga Tn,m
adalah
dim(Tn,m ) = 2. (3.5)
Judul Artikel 19

Bukti. Akan ditunjukkan bahwa Persamaan (3.5) berlaku. Berikut cara penulisan
kasus-kasus dalam pembuktian.
(Kasus 1) Misalkan n = 2k dengan k ∈ N. Pilih W = {vk , vk+1 } sebagai resolving
set untuk graf Tn,m . Maka representasi semua titik dari V (G) \ W adalah
sebagai berikut:

(k − i, k − i + 1), untuk 1 ≤ i ≤ k − 1,
r(vi |W ) = (3.6)
(i − k, i − k − 1), untuk k + 1 ≤ i ≤ n
r(uj |W ) = (k + j, k + j − 1), untuk 1 ≤ j ≤ m. (3.7)
(Kasus 2) Misalkan n = 2k + 1 dengan k ∈ N. Pilih W = {v1 , vn−1 } adalah resolving
set untuk graf Tn,m . Representasi semua titik dari V (G)\W adalah sebagai
berikut:

 (i − 1, i + 1), untuk 2 ≤ i ≤ k − 1,
r(vi |W ) = (i − 1, n − i − 1), untuk k ≤ i ≤ k + 1,
(n − i + 1, n − i − 1), untuk k + 2 ≤ i ≤ n − 2,

r(vn |W ) = (1, 1)
r(uj |W ) = (j + 1, j + 1), untuk 1 ≤ j ≤ m.
Dari Kasus 1 dan Kasus 2 diperoleh bahwa dim(Tn,m ) ≤ 2.

Contoh 3.5. Akan ditunjukkan bahwa dimensi metrik dari graf T6,5 adalah 2. Dan
seterusnya.
Jika ada gambar, dilampirkan dalam bentuk *.jpg. Gambar 1 merupakan salah
satu graf yang menjadi contoh dalam pembahasan makalah ini.

Gambar 1. Graf Kipas Fn .

Berikut adalah salah satu cara penulisan Tabel.

4. Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan dari makalah, tidak lebih dari 600 kata.

5. Ucapan Terima kasih


Tuliskan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini, tuliskan nama-nama dosen penguji tugas akhir. Jika nama
20 Shaktiva Nugraha, dkk

sumber keragaman Derajat bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat tengah Fhit


JKR KT R
Regresi dbr = k JKR KTR= Fhit =
dbr KT S
JKS
Sisaan dbs = n-k-1 JKS KTS=
dbs
Total dbt = n-1 JKT

Tabel 1. [5] Analisis Ragam

pembimbing tercantum sebagai penulis, maka nama pembimbing tidak dituliskan


di bagian ini.

Daftar Pustaka
[1] Nama Belakang Penulis Pertama, Singkatan Nama Depan., Nama Belakang
Penulis Kedua, Singkatan Nama Depan., Tahun Penerbitan Artikel, Judul Ar-
tikel, Nama Jurnal, Volume : halaman 11 – 22
[2] Nama Belakang Penulis Pertama, Singkatan Nama Depan., Nama Belakang
Penulis Kedua, Singkatan Nama Depan., Tahun Penerbitan Buku, Judul Buku,
Edisi ke-, Nama Penerbit, Kota Penerbit
[3] Nama Belakang Penulis Pertama, Singkatan Nama Depan., Tahun, Judul
skripsi/tesis/disertasi, Skripsi/Tesis/Disertasi di Nama Perguruan Tinggi, tidak
diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai