Anda di halaman 1dari 83

1

KUMPULAN ARTIKEL

UNGGULAN INDIVIDU KKN 139

Dosen Pembimbing: Rumi Wiharsih, M.Pd.

Penulis :

Naryanto Adi Saputro 15413244018/Pend.Sosiologi/FIS

Muhammad Adjie Santoso 15803241051/Pend. Akuntansi/FE

Mukhlash Jamaludin 15206241047/Pend. Seni Rupa/FBS

Muhammad Wahyu Fauzin 15518241003/Pend. Mekatronika/FT

Naila Suqya Hidayah 15210141041/Sastra Indonesia/FBS

Ulfa Nadya Agustin 15308141017/Biologi/FMIPA

Wina Syugiarsi 15804249001/Pend. Ekonomi/FE

Siwi Puspaningtyas 15108241082/PGSD S1/FIP

Mega Noerweni Bintari 15604221087/PGSD Penjas/FIK

Ries Catur Fayanti 15417141025/Adm.Negara/FIS

Diterbitkan:

LPPM UNY, 2018

1
Penulis:
Naryanto Adi Saputro, Muhammad Adjie Santoso, Mukhlash Jamaludin,
Muhammad Wahyu Fauzin, Naila Suqya Hidayah, Ulfa Nadya Agustin, Wina
Syugiarsi, Siwi Puspaningtyas, Mega Noerweni Bintari, Ries Catur Fayanti

ISBN:............

Editor:
KKN 139

Penyunting:
Muhammad Adjie Santoso

DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK:


MUKH.

PENERBIT:
lPPM UNY

Cetakan pertama, September 2018

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa ijin tertulis dari penerbit.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Buku Artikel Proker Unggulan
Individu Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan penyempurnaan dari tugas
Laporan KKN.

Tujuan dari penyusunan Buku Artikel Proker Unggulan Individu ini adalah sebagai
laporan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan KKN dimana pada Buku ini
dilakukan beberapa penyempurnaan terkait laporan progam kerja masing-masing
individu kelompok KKN 139 yang bertempatkan di Karangijo Kulon, Ponjong,
Ponjong, Gunungkidul.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dan memberikan masukan untuk penyempurnaan Buku Artikel Proker Unggulan
Individu ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait
khususnya mahasiswa dan dosen pembimbing KKN.

Yogyakarta, 29 Agustus 2018

Penulis,
KKN 139

3
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................3


Daftar Isi...................................................................................................................4
Optimalisasi Peran Pemuda Dusun Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong, Gunung
Kidul (Pendampingan Organisasi Kepemudaan) .....................................................5
Infografis Peta Dusun Karangijo Kulon ................................................................12
Pelatihan Hidup Sehat Di Tk Masyitoh Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong,
Gunung Kidul, D.I Yogyakarta .............................................................................20
Pembaruan Data Penduduk ....................................................................................26
Sosialisasi Menabung .............................................................................................34
Perpustakaan Dusun ...............................................................................................41
Senam Lansia .........................................................................................................48
Pengenalan Permainan Tradisional ........................................................................55
Tes Buta Warna Dan Keterampilan Mewarnai Di Tk Masyitoh ...........................61
Sosialisasi Hemat Energi........................................................................................69
Penutup ..................................................................................................................77
Biodata Penulis Artikel .........................................................................................78

4
Optimalisasi Peran Pemuda
Dusun Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong, Gunung Kidul
(Pendampingan Organisasi Kepemudaan)
Oleh : Rumi Wiharsih M.Pd, Naryanto Adi Saputro
Fakultas Bahasa dan Seni
Email: rumiwiharsih@uny.ac.id

Abstrak
Kegiatan ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali organisasi kepemudaan
seperti Karang Taruna dan Remaja Masjid, mengembangkan organisasi
kepemudaan Karanag Tauna dan Remaja Masjid, dan mengembangkan kompetensi
pemuda dusun. Manfaat dari kegiatan ini antara lain : dusun memiliki organisasi
kepemudaan yang dapat berkontribusi dalam pengembangan dusun, pemuda
menjadi bergairah untuk melakukan kegiatan di dusun, kompetensi pemuda
meningkat, kepercayaan masyarakat terhadap pemuda meningkat, dan
terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di dusun. Sasaran dari kegiatan
ini ialah pemuda-pemuda yang ada di Dusun Karangijo Kulon. Metode yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah pendampingan partisipatoris dimana penulis
berkolaborasi dengan masyarakat khususnya pemuda untuk menganalisis masalah-
masalah yang ada dan memecahkannya. Faktor pendukung kegiatan antara lain
jumlah pemuda banyak, mudah diaja berkegiatan, sarana prasarana dan masyarakat
yang mendukung, serta antusias masyarakat dalam mendukung pendanaan pemuda.
Faktor penghambat antara lain pemuda yang tidak mau diatur seperti organisasi
pada umumnya, tidak adanya pemuda yang mau mengurusi Remaja Masjid, dan
pemuda yang sekolah serta kuliah kesulitan menyempatkan waktu untuk
berkegiatan di organisasi kepemudaan. Hasil dari kegiatan ini antara lain pemuda
bersama dengan mahasiswa KKN dapat melaksanakan program kerja bersama
diantaranya pengecatan gapura dusun dan serangkaian lomba 17-an. Selain itu
pendampingan yang dilakukan kepada Reispo menghasilkan kegiatan bersama
Islamic Ponjong Fair.
Kata kunci : Karang Taruna, Remaja Masjid

5
A . PENDAHULUAN
Pemuda merupakan garda terdepan dalam proses perubahan. Pemikiran yang
idealis membuat pemuda selalu optimis, tanpa memikirkan hambatan yang akan
dihadapinya. Dalam sejarah, pemuda menjadi pelopor perubahan besar bangsa ini.
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, terjadi sebuah peristiwa
yang terkenal dengan nama Rengasdengklok, dimana Soekarno dan Hatta dijemput
oleh beberapa orang yang mewakili golongan muda. Tepatnya pada tanggal 16
Agustus 1945, tengah malam Hatta mendapati Sukarni dan Jusuf Kunto datang dari
arah Cikini Raya 71. Ditempat lain, Chairul Saleh dan DR Muwardi mendatangi
rumah Bung Karno. Para pemuda menyampaikan kepada Bung Karno dan Hatta
untuk bergegas meninggalkan Jakarta, karena keadaan genting dan khawatir
membahayakan jiwa. Bung Karno dan Hatta akhirnya menuruti apa yang diminta
oleh pemuda. Para pemuda membawa mereka berdua ke Rengasdengklok. Di
tempat tersebut para pemuda mendesak agar Bung Karno dan Hatta segera
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah melewati
perdebatan sengit, akhirnya Bung Karno dan Hatta tetap bersikukuh untuk tidak
memproklamasikan Kemerdekaan RI pada saat itu. Meski begitu, perjuangan para
pemuda untuk mensegerakan sebuah perubahan patut diacungi jempol. Peran
pemuda dalam membuat perubahan juga terjadi saat Revolusi 1998, dimana
pemuda yang dikategorikan sebagai mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR
berhasil menggulingkan kepemimpinan Soeharto.
Begitu dahsyatnya pemuda untuk membuat sebuah perubahan dalam masyarakat
menjadikan pemuda sebagai garda depan dalam sebuah perubahan. Bahkan
Soekarno pernah berkata “Beri Aku seribu orang tua, akan kucabut Semeru dari
akarnya, beri Aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”. Begitulah
kata-kata Soekarno yang sampai saat ini masih menjadi penyemangat pemuda
dimanapun di negara ini.
Dusun Karangijo Kulon, Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunung Kidul memiliki banya kelebihan dibanding dengan daerah lainnya.
Daerahnya subur, sarana prasarana dusun baik, tingkat perekonomian masyarakat
baik pula, tingkat intelegensi masyarakat tinggi, serta jumlah pemuda yang banyak.

6
Namun, potensi yang sangat luar biasa tersebut tidak diimbangi dengan kemauan
pemudanya untuk berorganisasi. Karang Taruna yang biasanya menaungi pemuda
untuk berkontribusi di daerahnya, tidak berjalan dengan baik. sama halnya dengan
Remaja Masjid yang tidak berjalan. Oleh karena itu penulis berkeinginan
mendampingi pemuda agar dapat mengembangkan diri sekaligus mengembangkan
daerahnya dengan cara mengaktifkan organisasi kepemudaan baik Karang Taruna
maupun Remaja Masjid.
Pendampingan organisasi kepemudaan memiliki beberapa tujuan diantaranya :
mengaktifkan kembali organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan Remaja
Masjid, mengembangkan organisasi kepemudaan Karang Tauna dan Remaja
Masjid, dan memgembangkan kompetensi pemuda dusun.
Pendampingan organisasi kepemudaan ini juga bermanfaat untuk : dusun
memiliki organisasi kepemudaan yang dapat berkontribusi dalam pengembangan
dusun, pemuda menjadi bergairah untuk melakukan kegiatan di dusun, kompetensi
pemuda meningkat, kepercayaan masyarakat terhadap pemuda meningkat, serta
terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di dusun.

B. METODE
1. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini ialah pemuda Dusun Karangijo Kulon.
2. Metode kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendampingan partisipatoris
dimana penulis berkolaborasi dengan masyarakat khususnya pemuda untuk
menganalisis masalah-masalah yang ada dan memecahkannya.
3. Langkah-langkah kegiatan
a. Menemukan permasalahan yang menyebabkan kurang aktifnya organisasi
kepemudaan
b. Mencarikan solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi
c. Membuat kegiatan bersama dengan pemuda
d. Mendampingi kegiatan kepemudaan

7
4. Faktor pendukung dan penghambat
Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, penulis mendapatkan banyak tantangan
yang cukup menghambat. Meski begitu, banyak pula faktor pendukung yang
membantu kegiatan tersebut.
Faktor pendukung kegiatan pendampingan organisasi kepemudaan antara lain :
a. Jumlah pemuda cukup banyak
b. Pemuda mudah diajak berkegiatan.
c. Masyarakat khususnya golongan tua mendukung pengaktifan kembali
organisasi kepemudaan.
d. Masyarakat antusias khususnya dalam hal mendukung dana untuk kegiatan
kepemudaan.
e. Sarana prasarana dusun yang cukup untuk melasanakan berbagai kegiatan.

Selain faktor pendorong, kegiatan ini juga cukup mendapatkan hambatan yang
membuat kegiatan ini kurang maksimal. Faktor penghambat kegiatan
pendampingan organisasi kepemudaan antara lain :
a. Pemuda tidak mau teratur seperti organisasi pada umumnya.
b. Tidak ada pemuda yang mau mengurusi Remaja Masjid.
c. Pemuda yang sekolah maupun kuliah tidak memiliki banyak waktu untuk
kegiatan kepemudaan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan pendampingan organisasi kepemudaan dilatarbelakangi oleh ungkapan
tokoh-tokoh masyarakat yang menilai pemuda tidak berjalan sebagai mana
mestinya. Pemuda di Dusun Karangijo Kulon tidak mau diatur dalam bentuk
organisasi terstruktur. Oleh karenanya kegiatan pendampingan dilakukan dengan
gaya yang telah biasa dilakukan pemuda dusun tersebut, yakni dengan rapat
informal yang dilakukan di tempat nongkrong. Kegiatan seperti ini sering dilakukan
dengan harapan pemuda dapat aktif membuat kegiatan-kegiatan positif di dusun.
Gaya seperti itu efektif dilakukan untuk kegiatan pendampingan dikarenakan

8
pemuda tidak merasa distrukturisasi. Berikut dokumentasi rapat yang dilakukan
dengan pemuda dusun :

Kolaborasi yang dihasilkan dengan cara diskusi santai tersebut menghasilkan


program-program bersama. Pemuda bersama-sama dengan mahasiswa KKN
menyepakati beberapa kegiatan antara lain, kegiatan pengecatan gapura dusun,
malam tirakatan, dan lomba 17-an yang menjadi program kelompok KKN UNY
139.

Organisasi kepemudaan lain yakni Remaja Masjid tidak berhasil dioptimalkan


dikarenakan kesulitan mencari pemuda yang mau mengurusi organisasi tersebut.
Pemuda yang mau datang ke masjid saat mahasiswa KKN melaksanakan program
TPA hanya satu orang saja. Begitu pula saat takmir masjid mengundang masyarakat
dan remaja masjid dalam pembahasan Qurban, hanya dua orang pemuda saja yang
hadir dalam musyawarah.

Program pendampingan Remaja Masjid Dusun Karangijo Kulon dialihkan


menjadi pendampingan Remaja Islam Desa Ponjong. Organisasi yang bernama
Reispo (Remaja Islam se Desa Ponjong) ini berjalan lebih efektif dibandingkan
dengan Karang Taruna yang ada di dusun maupun Desa Ponjong. Aliran dana dari
pemerintah desa juga membuat organisasi ini berjalan lebih terorganisir dibanding
organisasi lain di desa. Kegiatan pendampingan organisasi ini dilakukan dari awal
pembahasan program KKN tingkat desa, pembentukan kepanitian bersama, hingga

9
hari pelaksanaan program. Kegiatan pendampingan intensif dilakukan berbarengan
dengan seringnya dilakukan rapat kepanitiaan.
Hasil dari kegiatan pendampingan Reispo ialah terlaksananya program desa
Islamic Ponjong Fair yang bekerjasama dengan Reispo. Islamic Ponjong Fair
merupakan lomba antar TPA yang dikerjakan bersama-sama antara KKN UNY dan
Reispo baik dari segi pendanaan maupun kepanitiaan. Berikut dokumentasi
pendampingan organisasi kepemudaan Remaja Islam Reispo.

Gambar pasca rapat dengan ketua-ketua kelompok KKN berkaitan dengan kegiatan
bersama Reispo.

D PENUTUP
1. Kesimpulan
Banyaknya pemuda serta sumber daya pendukung yang sangat baik namun tidak
diimbangi oleh keaktifan organisasi kepemudaan menjadi alasan mengapa program
ini dilaksanakan. Kegiatan pendampingan organisasi kepemudaan bertujuan untuk
mengaktifkan kembali organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna dan Remaja
Masjid. Kegiatan ini menyasar pemuda-pemuda yang ada di Dusun Karangijo
Kulon. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pendampingan
partisipatoris dimana penulis berkolaborasi dengan masyarakat khususnya pemuda
untuk menganalisis masalah-masalah yang ada dan memecahkannya. Jumlah
pemuda yang banyak, mudah diajak berkegiatan, sarana prasarana dan masyarakat
yang mendukung, serta antusias masyarakat dalam mendukung pendanaan pemuda
menjadi faktor pendukung kegiatan ini. Namun, pemuda yang tidak mau teratur
seperti layanya organisasi, tidak adanya pemuda yang mau mengurusi Remaja

10
Masjid, dan pemuda yang sekolah serta kuliah kesulitan menyempatkan waktu
untuk berkegiatan menjadi penghambat program ini. Hasil dari kegiatan ini antara
lain pemuda bersama dengan mahasiswa KKN dapat melaksanakan program
bersama diantaranya pengecatan gapura dusun, malam tirakatan, dan serangkaian
lomba 17-an. Selain itu pendampingan yang dilakukan kepada Reispo
menghasilkan kegiatan bersama Islamic Ponjong Fair.

2. Saran
Saran disampaikan kepada mahasiswa yang selanjutnya melaksanakan KKN di
dusun yang sama agar program serupa dapat dijadikan program kelompok sehingga
akan lebih optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Dr Muhammad Ridhwan Indra SH, Sophian Marthabaya SH 1987. Peristiwa-
Peristiwa di Sekitar Proklamasi 17 – 8 – 1945. Jakarta : Sinar Grafika hal 101 –
102
Suganda, Her. 2009. Rengasdengklok Revolusi dan Peristiwa 16 Agustus 1945.
Jakarta : Kompas hal viii
Hanurawan, F. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Psikologi.
Surabaya : Universitas Airlangga

11
INFOGRAFIS PETA DUSUN KARANGIJO KULON
Oleh
Dr. Rumi Wiharsih, M.Pd , Mukhlash Jamaludin
Fakultas Bahasa dan Seni
Email: rumiwiharsih@uny.ac.id

Abstrak

Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan antara
berbagai perwujudan dan yang diwakili. Pemetaan dusun dilakukan sebagai
implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
dan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peta bagi masyarakat sangat
penting, sebab dapat digunakan sebagai advokasi untuk memagari wilayahnya dari
ancaman pihak luar dan media negoisasi dengan pihak luar yang berkeinginan
untuk investasi dalam wilayah kelolanya, juga untuk kepentingan penyusunan
kawasan. Selain itu, agar memudahkan masyarakat dan pendatang untuk
mengetahui kondisi geografis dusun tersebut, baik itu wilayah RT, jalanan, selokan,
daerah pemukiman, perkebunan, posisi sekolah, persawahan, dan posisi geografis
lainnya.

Kata kunci : Peta, Undang-undang, Geografis

12
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan
antara berbagai perwujudan dan yang diwakili. Peta merupakan bidang
datar dan objek yang digambarkan pada peta-peta pada umumnya
terletak pada permukaan bumi, sehingga digunakan skala dan sistem
proyeksi untuk menggambarkan yang sebenarnya.
Pemetaan dusun dilakukan sebagai implementasi Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial dan Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014, didefinisikan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Desa terdiri dari beberapa dusun dan batas wilayah
Desa yang dinyatakan dalam bentuk Peta Desa ditetapkan dengan
peraturan Bupati/Walikota. Undang-Undang tersebut pada Pasal 17
mengamanatkan bahwa Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang
pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan perubahan status Desa
menjadi kelurahan atau kelurahan menjadi Desa diundangkan setelah
mendapat nomor registrasi dari Gubernur dan kode Desa dari Menteri
disertai Lampiran Peta Batas Wilayah Desa (BIG, 2016). Dusun dan
desa dipandang sebagai titik awal pemberdayaan potensi daerah,
penyelesaian masalah dalam masyarakat, dan komunitas terkecil yang
harus diperhatikan kesejahteraannya. Hal tersebut didukung pula oleh
munculnya media sosial berbasiskan Desa/dusun, seperti blogger,
website hingga peraturan (Sadarviana, 2014).
Pemetaan merupakan gambaran suatu wilayah ataupun keseluruhan
permukaan bumi dalam bidang datar dengan skala tertentu, simbol dan
batasan tertentu. Sama halnya dengan peta, denah sama-sama

13
menunjukkan lokasi ataupun wilayah, tetapi perbedaannya terletak pada
luas wilayah yang ditunjukkan. Luas wilayah denah sangat terbatas, dan
denah biasanya berfungsi untuk memudahkan kita dalam mencari atau
menemukan letak suatu bangunan atau tempat secara jelas.
Oleh karena itu ketersediaan peta dusun sangat penting bagi dusun.
Karena peta bukan sekedar untuk menggambarkan lokasi, tapal batas
tapi lebih dari itu. Diantaranya, dapat memberikan kejelasan dan
kepastian hukum terhadap batas wilayah suatu desa.
2. Tujuan PPM
Tujuan dari pembuatan peta dusun Karangijo Kulon adalah untuk
memberikan kemudahan akses informasi tentang kondisi geografis
Karangijo Kulon serta mengetahui batas-batas wilayah Karangijo
Kulon. Dan tujuan dari pembuatan peta Karangijo Kulon ini adalah agar
memudahkan masyarakat dan pendatang untuk mengetahui kondisi
geografis dusun tersebut, baik itu wilayah RT, jalanan, selokan, daerah
pemukiman, perkebunan, posisi sekolah, persawahan, dan posisi
geografis lainnya serta dapat melengkapi administrasi infografis peta di
dusun tersebut.
3. Manfaat PPM
Peta bagi masyarakat sangat penting, sebab dapat digunakan sebagai
advokasi untuk memagari wilayahnya dari ancaman pihak luar dan
media negoisasi dengan pihak luar yang berkeinginan untuk investasi
dalam wilayah kelolanya, juga untuk kepentingan penyusunan kawasan
(intensifikasi pertanian dan lahan) dan perubahan kebijakan pemerintah
daerah. Selain itu manfaat peta antara lain:
a. Memberikan gambaran fisiografis secara umum permukaan bumi
dan wilayah dusun terutama batas-batas RT.
b. Menunjukkan dan menggambarkan lokasi atau letak kawasan atau
wilayah atau obyek geografis seperti masjid, sekolah, balai dusun,
persawahan dan lain-lainnya.

14
c. Memperlihatkan ukuran (luas, bentuk, arah, dan jarak) suatu obyek
geografi peta pada dusun Karangijo Kulon.
d. Mengetahui keadaan sosial, budaya, ekonomi suatu daerah (jumlah
penduduk, persebaran penduduk).

B. METODE
1. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran kegiatan yang ingin dicapai adalah dengan adanya peta
karangijo kulon diharapkan baik bagi warga maupun pendatang
mendapatkan informasi dengan mudah tentang kondisi geografis Karangijo
Kulon dan batas wilayah Karangijo Kulon.
2. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
a) Pengumpulan data seperti wawancara ke tokoh masyarakat yang tahu
batas batas wilayah dusun.
b) Survei jalan yang ada pada wilayah dusun, hal tersebut dilakukan agar
peta administrasi dusun lebih konkret mengikuti perkembangan dusun
yang telah ada. Dari hasil survei dapat diketahui banyaknya jalan yang
telah bertambah, banyaknya rumah warga yang baru, dan informasi
penting lainnya sesuai dengan perkembangan dusun sekarang.
c) Memberikan peta administrasi yang telah dibuat kepada perangkat dusun
agar dapat dipergunakan untuk kepentingan dusun perencanaan jangka
menengah dan jangka panjang.
3. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan
infografis peta sebagai berikut:
1. Wawancara batas-batas wilayah karangijo kulon kepada bapak dukuh dn
tokoh masyarakat.
2. Sketsa kasar gambaran peta di kertas
3. Pencocokan data dengan survei keliling dusun karangijo kulon
4. Pencocokan data batas-batas wilayah di Google Earth

15
5. Pembuatan peta digital di coreldraw
6. Pemasangan simbol-simbol potensi yang ada dalam wilayah dusun pada
peta dusun sesuai dengan posisi yang diyakini keberadaannya
berdasarkan hasil pengamatan di lapangan.
7. Beri keterangan untuk setiap item simbol yang terdapat dalam peta.
8. Cetak peta di kertas a3 dan banner ukuran 1 m x 1.5 m untuk dibagikan
ke bapak Dukuh, ketua RT, Ketua RW, dan di tempelkan di Balai Dusun.

4. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi
faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan program
pengabdian masyarakat ini.
Secara umum faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini adalah:
1. FAKTOR PENDUKUNG:
Adapun faktor pendukung yaitu ada dukungan dari bapak dukuh dan
tokoh masyarakat karangijo kulon dalam memberikan informasi-
informasi yang diperlukan, tersedianya sketsa desa karangijo kulon,
tersedianya Google Earth, dan tempat dan waktu yang tersedia memadai.
2. FAKTOR PENGHAMBAT:
Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah terbatasnya jaringan
internet yang berguna pada proses pengambilan citra satelit dari Google
Earth sehingga memberikan citra yang diambil tampak buram.
Kemudian kondisi geografis Dusun yang di penuhi oleh banyak
pepohonan mempengaruhi penampakan pada citra satelit yang menutupi
sarana dan prasarana Dusun. Sehingga diperlukan diskusi yang intensif
terhadap letak-letak sarana dan prasarana pada citra. Faktor penghambat
yang lainnya adalah tidak terdapatnya data koordinat-koordinat batas
wilayah yang presisi. Dan jauhnya tempat percetakan untuk mencetak
peta yang sudah selesai.

16
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Diketahui Secara administratif batas wilayah Dusun Karangijo Kulon
adalah:
• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Dusun Krejo
• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Dusun Karangijo Wetan
• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Dusun Padangan
• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sambirejo

Padukuhan Karangijo Kulon sendiri terletak ± 0,5 km dari kantor Kelurahan


Ponjong. Adapun luas wilayah Padukuhan Karangijo Kulon adalah 484,930 M.

Output program kegiatan desa tersebut adalah infografis peta administrasi


dusun, peta penggunaan lahan dusun, peta jaringan jalan dusun, peta sarana dan
prasaran dusun dan peta sebaran penduduk dusun didesain sesuai dengan profil
Dusun dan kondisi RT dalam bentuk banner ukuran (1 m x 1.5 m) dan cetak
a3 untuk dibagikan ke ketua RT, yang.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan
antara berbagai perwujudan dan yang diwakili. Pemetaan dusun
dilakukan sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011
tentang Informasi Geospasial dan Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa. Selain itu, agar memudahkan masyarakat dan pendatang untuk
mengetahui kondisi geografis dusun tersebut, baik itu wilayah RT,
jalanan, selokan, daerah pemukiman, perkebunan, posisi sekolah,
persawahan, dan posisi geografis lainnya. Peta bagi masyarakat sangat
penting, sebab dapat digunakan sebagai advokasi untuk memagari
wilayahnya dari ancaman pihak luar dan media negoisasi dengan pihak
luar yang berkeinginan untuk investasi dalam wilayah kelolanya, juga
untuk kepentingan penyusunan kawasan.

17
2. Saran
Diharapkan pemetaan dusun selalu di update setiap tahunnya, karena
kedepannya perubahan dan penambahan banyak terjadi. Dan pemetaan
tahun 2018 ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk keperluan
administrasi dusun karangijo kulon.

18
DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

Kknunsyiah 2018, webblogkkn.unsyiah.ac.id


Sulaiman Daud 2012, Pemetaan partisipatif, http://www.academia.edu/3647639/
Pemetaan-Partisipatif.

19
PELATIHAN HIDUP SEHAT DI TK MASYITOH KARANGIJO KULON,
PONJONG, PONJONG, GUNUNG KIDUL, D.I YOGYAKARTA
Oleh : Rumi Wiharsih M.Pd, Wina Syugiarsi
Fakultas Bahasa dan Seni
Email: rumiwiharsih@uny.ac.id

Abstrak

Pelatiahan hidup sehat ini adalah pelatihan dasar dimana anak-anak belajar
untuk mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar. Mencuci tangan adalah
proses pembuangan kotoran dan debu dari kulit kedua tangan dengan memakai
sabun dan air. Tujuan dari pelatihan cuci tangan ini adalah untuk menghilangkan
kotoran dan debu dan mengurangi mikroorganisme pada tangan. Selain mencuci
tangan kita juga perlu membiasakan diri sejak dini untuk menggosok gigi agar
terhindar dari penyakit yang bisa timbul akibat kurangnya kita memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut. Menggosok gigi adalah proses pembersihan mulut dan
membersihkan sisa makanan pada gigi. Tujuannya adalah untuk membersihkan
mulut dan gigi dari sisa makanan yang menyebabkan berbagai penyakit pada gigi
dengan cara menggosok gigi yang tepat.

Sejak dini siswa atau anak-anak perlu dididik untuk dapat memelihara
kesehatan gigi dan tangannya agar anak-anak dapat tumbuh degan baik. Cara
mencuci tangan yang benar merupakan perilaku sehat yang telah terbukti secara
ilmiah dapat mencegah penyakit gigi seperti gigi berlubang ataupun karies gigi.
Menggosok gigi yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun
kebawah. Karena anak usia tersebut sangat rentan terhadap penyakit, maka
dibutuhkan kesadaran bahwa pentingnya perilaku menggosok gigi yang benar di
terapkan dalam kehidupan sehari hari.

Kata kunci : cuci tangan, sikat gigi

20
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
TK Masyitoh terletak di padukuhan Karangijo Kulon, Desa
Ponjong, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, D.I
Yogyakarta. Pelanksanaan belajar mengajar di sekolah ini berlangsung
pagi hari pada pukul 08.00 s/d 10.00. TK Masyitoh memiliki 1 ruang
kelas (kelompok A dan kelompok B), ruang perpustakaan, ruang guru,
ruang toilet dan taman bermain. Total anak yang terdaftar disekolah ini
sebanyak 17 anak. Guru yang mengajar disekolah ini berjumlah 3 orang.
Mata pencaharian orang tua siswa antara lain pegawai negeri, petani,
dan wirausaha dan ibu rumah tangga.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak anak, setiap orang tua
mengiginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal
ini bisa dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan yang perlu
diperhatikan selain kesehatan tubuh termasuk tangan juga kesehatan
gigi dan mulut, karena kebersihan tangan dan kesehatan gigi dan mulut
dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
2. Tujuan
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membiasakan anak-anak pada
usia dini untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut serta tangannya agar
selalu bersih sehingga menggurangi resiko timbulnya penyakit dan
mencegah penyakit menular.
3. Manfaat mencuci tangan dan menggosok gigi
Mencuci tangan dapat mencegah resiko tertular flu, demam, dan
penyakit menular lainnya, Mencuci tangan dapat mencegah penyakit
serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-lain, Menyikat gigi dapat
menghindari kerusakan gigi sejak dini, dan Menggosok gigi dapat
memelihara gigi dengan baik.

21
B. METODE
Pelatihan ini menggunakan metode demonstrasi yang diikutu oleh seluruh
siawa/siswi TK Masyitoh Karangijo Kulon
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengertian cuci tangan
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi microorganisme sementara (Dahlan
dan Umar, 2013). Cuci tangan adalah salah satu cara untuk menghindari
penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun dan dengan cara yang benar secara teratur perlu
dilatih pada anak sejak usia dini.
Mencuci tangan dengan sabun sebaiknya dilakukan sebelumm dan
sesudah beraktifitas yaitu, Sebelum dan sesudah makan, Setelah buang
air besar dan buang air kecil, Setelah bersin atau batuk, Setelah
menyentuh binatang, Setelah menyentuh sampah.
Peralatan dan perlengkapan mencuci tangan pakai sabun menurut
Dahlan dan Umarh (2013), peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
untuk mencuci tangan adalah: Sabun biasa atau antiseptik, Handuk
bersih atau tisu, dan Wastafel atau air mengalir
2. Langkah-langkah mencuci tangan dengan benar
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Tuangkan sabun pada tangan
3. Gosok tangan sampai berbusa di tangan selama 15 detik
4. Bilas tangan menggunakan air mengalir
5. Bersihkan tangan dengan handuk atau pengering.

22
Figure 1: Siswa memperagakann bagaimana mencuci tangan yang baik

3. Pelatihan menggosok gigi yang benar


a. Pengertian
Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini penting untuk anak-
anak karena kesehatan anak merupakan faktor penting dalam
pertumbuhannya dan perkembangan anak itu sendiri.
Menurut pernyataan dari organisasi kesehatan sedunia (WHO),
kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial
secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit
atau kelemahan.
b. Waktu waktu yang diharuskan untuk menggosok gigi, antara lain :
Setelah sarapan pagi dan Sebelum tidur malam
c. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar
1. Berikan pasta gigi pada bulu sikat gigi sebesar biji jagung. Sebelum
menyikat gigi di anjurkan untuk berkumur terlebih dahulu.
2. Letakan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan
posisi membentuk sudut 45 derajat. Sikatlah dengan gerakan
melingkar dari atas kebawah sekitar 20 detik untuk setiap bagian.
3. Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa digunakan
untuk mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah.
4. Bersihkan lidah dengan punggung sikat gigi dengan gerakan maju
mundur dengan merata pada seluruh bagian lidah.
5. Bersihkan mulut dan sikat gigi dengan air bersih.
a. Hasil dari pelatihan menggosok gigi yang benar dan baik.

23
Setelah diberikannya penjelasan tetang pentingnya menjaga kebersihan
gigi yang benar dan demontrator memperagakan cara menggosok gigi
yang benar. Siswa siswi TK Masyitoh karangijo kulon, ponjong, gunung
kidul dapat mengikuti kegiatan dengan antusias yang tinggi dan dapat
memahami isi dari penjelasan yang diberikan. Sisw siswi TK Masyitoh
karangijo kulon dapat memperagakan cara menggosok gigi dengan
benar.

Figure 2: pelatiahn langsung menggosok gigi

D. HAMBATAN
Membangkitkan semangat siswa-siswi akan pentingnya kesehatan baik
kesehatan tanagan, mulut dan gigi dan lainnya.
E. PENUTUP
3. Kesimpulan
Siswa TK masyitoh karangijo kulon berjumlah 17 0rang yang terbagi
menjadi dua kelompok belajar yaitu kelompok A dan kelompok B, ternyata
belum ada yang mengetahui bagaimana menggosok gigi yang baik dan tepat
begitupun dengan mencuci tangan yang baik dan tepat, selain itu mereka
meggosok gigi dan mencuci tangan dengan secara asal-asalan banyak dari
mereka yang tidak peduli terhadap kesehatan gigi dan tangannya. Oleh
karena itu masih ada di antara mereka yang terkena gigi berlubang karena
tidak merawat giginya.
4. Saran
Setelah dilakukannya pelaihan siswa atau siswa TK Masyitoh karangijo
kulon :

24
a. Perlu adanya kegiatan sebelum makan di sekolah untuk melakukan cuci
tangan pakai sabun bersama sebelum makan.
b. Selalu mengigatkan kepada siswa siswi untuk selalu mencuci tangan
dengan sabun setiap selesai bermain, memegang hewan dan lainnya dan
menggosok gigi dua kali sehari yaitu pada pagi hari sesudah sarapan dan
malam sebelum tidur
c. Diharapkan orang tua juga ikut membantu untuk mengingatkan jika di
rumah atau dimana pun.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://m.menshealt.co.id/article/mobArticleDetail.aspx?mc=004&smc=004
&ar=1
2. http://id.m.wikipedia.org/wiki/sikat_gigi
3. https://www.google.co.id/search?q=pengertian+gosok+gigi+menurut+WH
O&ie=utf-8&oe=utf-8&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
beta&channel=fflb&gws_rd=cr&ei=uWlkVcb7OZajugTCvIJ4#rls=org.mo
zilla:en;US:official&channel=fflb&q=pengertian+gosok+gigi+menurut+di
nas+kesehatan
4. http://mutiasuandi.blogspot.com/2012/10/pengaruh-perawatan-gigi-
terhadap_19.html
5. https://journal.uhamka.ac.id/index.php/arkesmas/article/view/514
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Mencuci_tangan

25
PEMBARUAN DATA PENDUDUK
Oleh
Rumi Wiharsih, M.Pd , Ries Catur Fayanti
139/Fakultas Bahasa dan Seni
Email: rumiwiharsih@uny.ac.id

Abstrak

Pembaruan Data Penduduk adalah Pembaruan Data penduduk adalah


kegiatan yang dilakukan dengan metode pengumpulan, pengolahan, penyajian,
dan penyebarluasan data kepedudukan di suatu daerah. Jumlah dan data penduduk
ditentukan oleh: Angka kelahiran, Angka kematian, serta perpindahan
penduduk,yang meliputi Urbanisasi. Emigrasi, Transmigrasi. Tujuan dan maksud
dari program pembaruan data penduduk atau sensus penduduk adalah untuk
memperbarui data kependudukan di Padukuhan Karangijo Kulon dimana data
kependudukan tersebut akan selalu digunakan untuk administrasi di Dukuh, RW,
maupun RT. Tujuan utama dari kegiatan ini antara lain untuk mengetahui jumlah
dan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu, untuk mengetahui
persebaran dan kepadatan penduduk di wilayah Karangijo Kulon, serta mengetahui
kondisi demografis lainnya, seperti tingkat kelahiran, kematian, komposisi, dan
migrasi. Hasil yang di capai dari program pembaruan data penduduk atau sensus
penduduk Data kependudukan di Padukuhan Karangijo Kulon menjadi terupdate,
dapat mengetahui jumlah penduduk yang terbaru, dapat mengetahui komposisi
penduduk di Padukuhan Karangijo Kulon, dapat mengetahui pertumbuhan
penduduk di Karangijo Kulon, dapat mengetahui perpindahan penduduk di
Karangijo Kulon, dapat mengetahui persebaran penduduk di Karangijo Kulon,
dapat mengetahui proyeksi penduduk, data di setiap RT maupun RW menjadi
terupdate

Kata kunci : Pembaruan, Data, Kependudukan

26
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara
kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang
mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan
dipengaruhi oleh jumlah angka kelahiran, akan tetapi secara bersamaan
pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua
golongan umur, serta perpindahan penduduk juga akan mempengaruhi
bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau.
Pertambahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah tidak hanya
disebabkan secara alami dengan fertility rate (tingkat kelahiran), namun
juga tidak dapat dikesampingkan adalah pertumbuhan penduduk akibat
mobilitas atau yang lebih kita kenal dengan sebutan migrasi
Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur
jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menumbuhkan masalah
sosial ekonomi dengan segala akibatnya. Pertumbuhan penduduk yang
tinggi dari tahun ketahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di
bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu
saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya
untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.
Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk diketahui oleh
masyarakat luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan
membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah
kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat diatasi
bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya
masalah dapat dicegah atau dihindari.
Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau negara pada
waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan
cacah, survei, serta catatan-catatan untuk dianalisis disusun menjadi
angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk

27
perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan dimasa yang akan
datang.

2. Tujuan PPM
Tujuan utama dari kegiatan ini antara lain untuk mengetahui jumlah dan
perkembangan penduduk dalam periode waktu tertentu, mengetahui
persebaran dan kepadatan penduduk di berbagai wilayah, serta
mengetahui kondisi demografis lainnya, seperti tingkat kelahiran,
kematian, komposisi, dan migrasi.
Selain itu tujuan adanya pembaharuan data penduduk/sensus penduduk
adalah:
a. Menyediakan data dasar kependudukan dan perubahan sampai
dengan wilayah administrasi yang terkecil (desa atau kelurahan).
b. Menyediakan data kependudukan yang lebih rinci atau detail dan
mendalam untuk perkiraan parameter kependudukan melalui survei
kependudukan.
c. Tertib Dokumen Kependudukan (KK, KTP, Akta Pencatatan Sipil)
3. Manfaat PPM
Manfaat pembaruan data penduduk merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi perangkat pemerintahan yang ada di desa maupun di
kota. Kegiatan ini akan memberikan manfaat yang berkelanjutan seperti
berikut ini :
1. Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.
2. Mengetahui golongan penduduk menurut jenis kelamin, umur dan
banyaknya kesempatan kerja.
3. Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk.
4. Adanya data penduduk terbaru.
5. Masyarakat mengetahui pertumbuhan penduduk.
6. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perpindahan penduduk

28
B. METODE

1. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran kegiatan Pembaruan Data Kependudukan/Sensus


Penduduk adalah seluruh warga yang ada di Padukuhan Karangijo Kulon
Gunungkidul. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini akan diselenggarakan
dengan cara mendatangi rumah-rumah penduduk di Karangijo Kulon.

3. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
a. Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak mengundang/mengumpulkan
masyarakat tetapi langsung menemui langsung kesetiap rumah tangga di
Karangijo Kulon
b. Mendatangi atau berkunjung ke rumah-rumah warga di Padukuhan
Karangijo Kulon.
c. Para warga dijelaskan fotocopy Kartu Keluarga digunakan untuk
mendata penduduk dan memperbarui data penduduk.
d. Mencatat dan mendata informasi anggota keluarga pada setiap rumah.
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah Pembaruan Data
Penduduk/Sensus Penduduk:
a. Berkunjung ke rumah-rumah warga.
b. Meminta fotocopy Kartu Keluarga di setiap rumah.
c. Mencatat penambahan, pengurangan anggota keluarga di setiap rumah
serta mendata pembuatan Kartu Keluarga baru.
d. Mendata pembuatan Kartu Keluarga baru.
e. Mendata penduduk yang pindah dari daerah lain ke Karangijo Kulon
ataupun pindah dari lain daerah ke Karangijo Kulon.
f. Mengolah data yang diperoleh dari Kartu Keluarga yang sudah di dapat
dari warga.
4. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

29
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi
faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan program
pengabdian masyarakat ini.
Secara umum faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini adalah:
5. FAKTOR PENDUKUNG:
a. Warga tidak keberatan dimintain fotocopy Kartu Keluarga untuk
didata
b. Antusiasme para warga dalam pembaruan penduduk.
c. Warga sangat mendukung program ini karena warga menginginkan
data penduduk yang terbaru dan sesuai tahun yang berjalan.
6. FAKTOR PENGHAMBAT:
a. Keterbatasan waktu dalam melaksanakan pendataan penduduk
b. Ada beberapa warga yang keberatan untuk dimintai fotocopy Kartu
Keluarga karena privasi.
c. Ada beberapa kartu keluarga yang belum diperbarui dan masih kartu
keluarga lama.
C . HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembaruan data penduduk atau sensus penduduk ini dilaksanajan oleh
KKN 139 yang disetujui oleh para warga dan perangkat padukuhan
Karangijo Kulon. Program ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2018
hingga 24 Juli 2018 dilakukan dengan cara mengunjungi rumah-rumah
warga dan meminta fotocopy Kartu Keluarga. Para penduduk di Padukuhan
Karangijo Kulon dijelaskan untuk apa dimintain fotocopy Kartu Keluarga
serta dijelaskan manfaat pembaruan data penduduk. Hasil yang di capai dari
kegiatan Pembaruan Data Penduduk/Sensus Penduduk di Padukuhan
Karangijo Kulon adalah: Data penduduk di Padukuhan Karangijo Kulon
menjadi terupdate, dapat mengetahui jumlah penduduk yang paling baru,
dapat mengetahui komposisi penduduk di Padukuhan Karangijo Kulon,
dapat mengetahui pertumbuhan penduduk di Karangijo Kulon, dapat
mengetahui perpindahan penduduk di Karangijo Kulon, dapat mengetahui
persebaran penduduk di Karangijo Kulon, dapat mengetahui proyeksi

30
penduduk, data di setiap RT maupun RW menjadi terupdate. Data jumlah
penduduk di Karangijo Kulon sebelum diperbarui berjumlah 663 penduduk
data tersebut di dapat dari data penduduk tahun 2017. Kemudian data
jumlah penduduk setelah dilakukan program dan pendataan penduduk di
Padukuhan Karangijo Kulon data jumlah penduduk di Karangijo Kulon
pada tahun 2018 bertambah menjadi 644 penambahan jumlah penduduk
tersebut diperoleh dari angka kelahiran di Karangijo Kulon serta urbanisasi
penduduk. Para warga di Padukuhan Karangijo Kulon begitu antusias dan
memberikan respon positif terhadap program pembaruan data penduduk
karena memang program ini merasa sangat diperlukan di Padukuhan
Karangijo Kulon. Menurut warga pembaruan data penduduk ini sangat
diperlukan karena data dapat digunakan secara berkelanjutan untuk
kelangsungan administrasi dusun dan desa.
Daftar gambar kegiatan pendataan penduduk di Padukuhan Karangijo Kulon :

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembaruan atau sensus data penduduk adalah kegiatan yang
dilakukan denga cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan
penyebarluasan data kepedudukan. Penduduk ditentukan oleh: Angka

31
kelahiran, Angka kematian, Perpindahan Penduduk,yang meliputi
Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke desa.
Reurbanisasi,yaitu perpindandahan penduduk kembali ke desa.
Imigrasi,yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
Transmigrasi, yaitu perpidahan penduduk dari satu pulau kepulauan
lain dalam satu negara. Pengertian ini semestinya tidak asing lagi di
telinga penduduk-penduduk, dimana pada mestinya data penduduk pada
setiap daerah akan berubah di setiap tahun nya, karena adanya dinamika
(pengurangan ataupun penambahan jumlah penduduk). Maksud dari
program pembaruan data penduduk atau sensus penduduk adalah untuk
memperbarui atau meng update data kependudukan di Padukuhan
Karangijo Kulon dimana data penduduk tersebut akan selalu digunakan
untuk administrasi di Dukuh, RW, maupun RT. Tujuan utama dari
kegiatan ini antara lain untuk mengetahui jumlah dan perkembangan
penduduk dalam periode waktu tertentu, mengetahui persebaran dan
kepadatan penduduk di berbagai wilayah, serta mengetahui kondisi
demografis lainnya, seperti tingkat kelahiran, kematian, komposisi, dan
migrasi. Hasil yang di capai dari program pembaruan data penduduk
atau sensus penduduk Data penduduk di Padukuhan Karangijo Kulon
menjadi terupdate, dapat mengetahui jumlah penduduk yang paling
baru, dapat mengetahui komposisi penduduk di Padukuhan Karangijo
Kulon, dapat mengetahui pertumbuhan penduduk di Karangijo Kulon,
dapat mengetahui perpindahan penduduk di Karangijo Kulon, dapat
mengetahui persebaran penduduk di Karangijo Kulon, dapat
mengetahui proyeksi penduduk, data di setiap RT maupun RW menjadi
terupdate.
2. Saran
Tindak lanjut dari program pembaruan data kependudukan atau sensus
penduduk sebaiknya para perangkat desa seperti Dukuh RT maupun RW
sebaiknya melakukan pengumpulan fotocopy Kartu Keluarga secara

32
berkala dan program ini dapat berjalan dengan mudah guna administrasi
desa yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Sutabri, T. Analisa Sistem Informasi. Jakarta : penerbit Andi, (2012).

Taufik, Moch., Handayani, Sri., Prasetyo, D. S. Sistem Informasi Pendataan


Penduduk Pada Kantor Kepala Desa Ujungrusi Kabupaten Tegal. Jurnal Media
Elektrika Vol 1 No 2. 2008.

http://webblogkkn.unsyiah.ac.id/meunasahmesjid8/pembaharuan-data-
penduduk-atau-sensus-penduduk/

http://dukcapil.kemendagri.go.id/detail/tertib-administrasi-kependudukan
https://brainly.co.id/tugas/2175774
http://www.materipelajar.com/2016/12/pengertian-tujuan-sensus-penduduk-
serta.html

33
SOSIALISASI MENABUNG
Oleh
Rumi Wiharsih, M.Pd , Muhammad Adjie Santoso
Fakultas Bahasa dan Seni
Email: Rumiwiharsih@uny.ac.id

Abstrak

Menabung adalah menyisihkan sebagian uang jajan untuk disimpan dalam jangka
waktu tertentu. Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk menanamkan rasa
gemar menabung pada anak. Seperti pepatah “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal
kaya”. Ungkapan kata-kata bijak ini mestinya mulai kita tanamkan kepada anak-
anak sejak usia dini dan belajar untuk mengatur keuangan dengan cara menabung
agar pola konsumtif yang tidak bermanfaat dapat dikurangi. Maksud dari program
sosialisasi menabung usia dini adalah untuk memberikan pemahaman kepada anak-
anak Karangijo Kulon bahwa menabung sangat bermanfaat bagi masa depan serta
membangun jiwa menabung bagi anak-anak agar termotivasi untuk selalu
menabung. Tujuan dari kegiatan ini adalah mensosialisasikan tentang pentingnya
menabung usia dini dan menjelaskan manfaat dari menabung pada usia dini
sehingga dapat memotivasi anak dalam menabung. Hasil yang di capai dari
program sosialisasi penting nya menabung sejak dini adalah anak-anak terlihat
antusias dan memberikan respon positif terhadap pentingnya menabung usia dini.
Sehingga anak-anak TK Mashitoh telah mengerti tentang pentingnya menabung
sejak dini dengan cara lebih berhemat dan dapat membelanjakan uang saku yang
didapat dari orang tua dengan bijak.

Kata kunci : Hemat, Menabung, Usia Dini

34
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari segala kegiatan
yang berhubungan dengan uang. Dimulai dari meggunakan uang
sebagai alat bayar untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti,
makan, berpakaian, pendidikan, transportasi, hiburan, dan lain lain.
Sampai uang juga digunakan untuk alat pemupuk kekayaan. Beragam
kegiatan dan tujuan yang dilakukan dengan menggunakan uang menjadi
salah satu alasan pentingnya peranan uang dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan uang sendiri terjadi disemua kalangan usia mulai dari usia muda
hingga tua selalu ada aktivitas disemua kalangan yang terjadi dalam
penggunaan uang.
Pada usia muda dimulai dari fase anak, aktivitas terhadap penggunaan
uang masih dikenalkan lewat kegiatan yang tidak lepas dari kegiatan
orangtuanya. Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah mengenalkan
kegunaan uang sebagai alat bayar. Beragam cara penggunaan uang
sebagai alat bayar ditunjukan pada kegiatan sehari-hari, seperti kegiatan
membeli barang untuk keperluan rumah, dan membayar berbagai
macam tagihan yang ada dirumah. Selain kegiatan yang diperlihatkan
oleh orangtua, anak juga mulai mendapatkan dan menggunakan uang
untuk membeli sesuatu yang diinginkannya. Uang yang digunakan
sebagian besar diperoleh dari pemberian orangtuanya, walaupun hanya
dengan besaran yang kecil anak sudah mulai mengenal kegunaan uang
baik dari nominal besaran yang diketahuinya sampai menggunakan
uang tersebut secara langsung. Kegiatan anak mulai diberi uang secara
langsung dan rutin dimulai ketika anak sudah masuk bangku Sekolah
Dasar (SD). Di Sekolah Dasar (SD) yang khususnya masih terdapat
banyak jajanan yang dijajakan oleh penjual mulai dari berbagai macam
makanan sampai mainan yang dijual, anak pastinya mulai tergiur dan
mulai menggunakan uang tersebut untuk membeli sesuatu yang
diinginkannya.

35
Aktivitas yang dilakukan ketika anak mulai diberi uang oleh
orangtuanya tersebut tidak hanya untuk membeli barang yang
diinginkannya di lingkungan sekolah saja tetapi di saat anak sudah
mengeluarkan uang anak juga sudah mulai belajar untuk menyisihkan
uang jajannya untuk disimpan atau biasa dikenal dengan istilah
“Menabung”. Huki (2013) menjelaskan bahwa menabung berarti
menyisihkan uang yang dimiliki untuk disimpan. Maksudnya adalah
ketika mulai menyisihkan uang dihari ini dan dikemudian harinya bisa
uang tersebut bisa untuk digunakan. Jadi kegiatan menabung merupakan
salah satu kegiatan yang positif terhadap aktivitas penggunaan uang dan
ketika anak mulai melakukan kegiatan ini anak sudah mulai mengenal
aktivitas yang lain dalam menggunakan uang.
2. Tujuan PPM
Tujuan dari kegiatan ini adalah mensosialisasikan tentang pentingnya
menabung usia dini dan menjelaskan manfaat dari menabung pada usia
dini sehingga dapat memotivasi anak dalam menabung. Selain itu tujuan
adanya sosialisasi menabung adalah :
a. Anak dapat membiasakan diri untuk hidup hemat
Hemat adalah hati-hati dalam menggunakan uang, barang, dan
sebagainya. Menggunakan sesuatu sesuai dengan keperluan tidak
berlebih-lebihan. Sedangkan kebalikan dari hemat adalah boros,
yaitu berlebih-lebihan dalam menggunakan uang, barang dan
sebagainya. Boros juga dapat berarti tidak efektif (tepat guna) dan
tidak efisien (irit).
b. Memenuhi kebutuhan sewaktu-waktu yang mendadak
Kebutuhan mendadak adalah kebutuhan yang tidak diduga
sebelumnya dan pengeluaran yang tidak direncanakan. Seperti
mobil bocor dan sakit.
c. Mengamankan Uang

36
Dengan menabung, anak dapat mengamankan uang dari resiko
kehilangan uang atau kerusakan uang dengan menyimpannya di
bank atau celengan.
d. Menambah modal usaha
3. Manfaat PPM
Manfaat menabung merupakan kegiatan yang baik untuk dipupuk sejak
dini, karena melatih menabung bagi anak-anak akan memberikan
dampak positif untuk kehidupan mendatang. Menabung bagi anak-anak
bisa di mulai dari hal-hal kecil seperti menyisihkan sebagian uang
jajannya yang kemudian di masukkan ke dalam celengan. Penerapan
sikap ini akan memberikan manfaat menabung yang baik seperti berikut
ini :
a. Belajar untuk mengatur uang yang dimiliki
b. Belajar disiplin karena menabung membutuhkan konsistensi dan
ketekunan
c. Lebih menghargai uang karena si anak diajarkan untuk menyisihkan
uang
Berbagai manfaat menabung ini selain merupakan kegiatan yang
berguna namun, hasilnya juga bisa kita rasakan.
B. METODE
1. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran kegiatan Sosialisasi Menabung adalah 17 Murid
Taman Kanak-Kanak Mashithoh Karangijo Kulon. Pelaksanaan
kegiatan pelatihan ini akan diselenggarakan di ruang kelas.
2. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
a. Ceramah bervariasi
Metode ini dilakukan diawal pelatihan sebagai pengantar untuk
pengenalan pentingnya menabung. Menggunakan cerita Belalang dan
semut yang menginspirasi anak untuk menabung daripada menghambur-
hamburkan uangnya.

37
b. Pembagian stiker menabung
Peserta diberikan stiker satu persatu dan dipersilakan untuk menulis apa
yang ingin ia lakukan apabila tabungan sudah penuh. Hal tersebut
digunakan untuk memotivasi anak untuk lebih gemar menabung.
3. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah Sosialisasi
Menabung sebagai berikut:
a. Ceramah dan bercerita kisah – kisah yang berhubungan dengan
menabung.
b. Memotivasi anak-anak untuk menabung .
c. Pemberian contoh hal-hal apa saja yang bisa dilakukan apabila
tabungan sudah penuh.
d. Pemberian stiker serta pendampingan dalam mengisi stiker tersebut.
e. Menempelkan stiker tersebut ke tabungan yang dimiliki
4. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat diidentifikasi
faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan program
pengabdian masyarakat ini.
Secara umum faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini adalah:
FAKTOR PENDUKUNG:
a. Tema yang diambil dalam mengisi pelajaran adalah terkait
dengan hidup hemat
b. Antusiasme peserta sosialisasi yang besar
c. Aktifnya anak dalam mendengarkan cerita dan juga penempelan
stiker
FAKTOR PENGHAMBAT:
a. Keterbatasan waktu dalam praktik menabung
b. Peserta hanya berjumlah 17 dan kebanyakan belum mempunyai
tabungan.

38
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sosialisasi menabung untuk anak-anak TK Mashitoh ini dilaksanakan oleh
KKN 139 didampingi oleh guru TK. Program ini dilaksanakan pada tanggal
9 Agustus 2018 di TK Mashitoh Karangijo Kulon. Anak-anak di TK
Mashitoh diajarkan tentang pentingnya menabung sejak dan dijelaskan apa
manfaat dari menabung sejak usia dini melalui cerita Semut dan Belalang.
Hasil yang di capai dari kegiatan sosialisasi pentingnya menabung sejak dini
adalah : Anak-anak di TK Mashitoh begitu antusias dan memberikan respon
positif terhadap Sosialisasi Menabung terhadap anak-anaknya. Anak-anak
di TK Mashitoh telah mengerti tentang pentingnya menabung sejak dini
yang berguna untuk lebih hemat dan dapat membelajakan uang saku yang
didapat dari orang tua mereka dengan bijak. Anak-anak pun terlihat
antusiasdan termotivasi mendengarkan pengarahan.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Menabung adalah menyisihkan sebagian uang jajan untuk disimpan
dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan ini merupakan salah satu cara
untuk menanamkan rasa gemar menabung pada anak. Seperti pepatah
“Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”. Ungkapan kata-kata bijak
ini mestinya mulai kita tanamkan kepada anak-anak sejak usia dini dan
belajar untuk mengatur keuangan dengan cara menabung agar pola
konsumtif yang tidak bermanfaat dapat dikurangi. Maksud dari program

39
sosialisasi menabung usia dini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada anak-anak TK Mashitoh bahwa menabung sangat bermanfaat
bagi masa depan serta membangun jiwa menabung bagi anak-anak agar
termotivasi untuk selalu menabung. Tujuan dari kegiatan ini adalah
mensosialisasikan tentang pentingnya menabung usia dini dan
menjelaskan manfaat dari menabung pada usia dini sehingga dapat
memotivasi anak dalam menabung. Hasil yang di capai dari program
sosialisasi penting nya menabung sejak dini adalah anak-anak terlihat
antusias dan memberikan respon positif terhadap pentingnya menabung
usia dini. Sehingga anak-anak TK Mashitoh telah mengerti tentang
pentingnya menabung sejak dini dengan cara lebih berhemat dan dapat
membelanjakan uang saku yang didapat dari orang tua dengan bijak.
2. Saran
Tindak lanjut dari program sosialisasi menabung adalah orang tua
sebaiknya menekankan kembali pemahaman tentang pentingnya
menabung guna mengasah mental anaknya sehingga dapat berhemat

DAFTAR PUSTAKA

Kknunsyiah 2018, webblogkkn.unsyiah.ac.id


Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Yudhiartha, C. V., 2012, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Menabung di Bank Syariah (Studi Kasus Bank Mega Mitra Syariah

Cabang Sragen)” Universitas Muhammadiyah Surakarta.

40
PERPUSTAKAAN DUSUN
Oleh
Dr. Rumi Wiharsih, M.Pd, Naila Suqya Hidayah
Unit/Fakultas Bahasa dan Seni
Email: rumiwiharsih@uny.ac.id

Abstrak
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi
secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat
memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah maupun dalam
pengajaran non-formal tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan
kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-
mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas
dan sarana pendidikan.

Maksud dari program Pengadaan Perpustakaan Dusun ini ialah agar minat
baca warga Karangijo Kulon meningkat dan kemampuan melek informasinya juga
meningkat. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak seluruh masyarakat Karangijo
Kulon agar memiliki minat baca lebih tinggi lagi dan menyadarkan akan pentingnya
membaca bagi kehidupan. Hasil yang ingin di capai adalah agar
Perpustakaan Dusun dapat dijadikan sebagai sarana belajar dalam memupuk
budaya gemar membaca, mampu mengembangkan pengetahuan, wawasan dan
keterampilan, serta mampu merangsang pengembangan gagasan dan kreatifitas
intelektual. Yang terakhir, Perpustakaan Dusun juga dapat dijadikan sebagai sarana
rekreasi ilmiah, yang dapat memberikan kesenangan dan kenyamanan bagi warga,
khsususnya saat mereka beristirahat atau saat waktu luang.

Kata kunci : Membaca, Perpustakaan, Buku

41
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-
mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi secara baik dan sistematis,
secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan
bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut
berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan
adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa
dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali
sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah
informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut ataupun tidak.
Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian
buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data
yang bisa diakses lewat jaringan komputer).
2. Tujuan PPM
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengajak seluruh masyarakat
Karangijo Kulon agar memiliki minat baca lebih tinggi lagi dan
menyadarkan akan pentingnya membaca bagi kehidupan. Selain itu tujuan
adanya Pengadaan Perpustakaan Dusun adalah :
a. Mendidik dirinya sendiri secara berkesimbungan
b. Tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan,
kehidupan sosial dan politik
c. Memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk menjadi
anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik
Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat
bagi kehidupan pribadi dan sosial.
3. Manfaat PPM
Manfaat adanya pengadaan perpustakaan dusun merupakan kegiatan
yang baik untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan melek

42
informasi warga, karena dengan adanya perpustakaan yang menarik anak-
anak akan tertarik untuk berkunjung dan membaca beberapa buku, yang
seperti kita ketahui bahwa minat baca dalam diri seseorang harus di
tanamkan sejak dini. Penerapan sikap ini akan memberikan manfaat
membaca yang baik seperti berikut ini
a. Menimbulkan kecintaan murid-murid tehadap membaca.
b. Memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
c. Menambah kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid
mampu belajar mandiri
Berbagai manfaat adanya perpustakaan ini selain merupakan kegiatan
yang berguna namun hasilnya juga bisa kita rasakan.
B. METODE
1. Khalayak sasaran
Khalayak sasaran kegiatan Perpustakaan Dusun adalah Semua
Warga Karangijo Kulon. Pelaksanaan kegiatan ini berada di rumah-rumah
warga dan ruang perpustakaan.
2. Metode kegiatan
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
a. Berkunjung ke rumah warga
Metode ini dilakukan diawal kegiatan sebagai upaya untuk
mendapatkan sumbangan buku dari warga Karangijo Kulon.
Menyampaikan program kerja, memberi penjelasan tentang pentingnya
perpustakaan dan membaca dalam kehidupan, serta bertanya apakah
ada buku bacaan bekas yang bisa disumbangkan dengan kriteria
tertentu.
b. Inventarisasi buku
Pemberian nomor dan pendataan buku sesuai jenis buku dengan cara
menempelkan stiker bertuliskan nomor urut dan tahun disisi bawah
buku. Pemberian cap di sisi dalam sampul buku sebagai identitas
sumber buku. Buku kemudian di tata di rak yang sudah tersedia

43
berdasarkan jenis buku. Buku di catat dalam data inventaris
berdasarkan nomor urut.
3. Langkah-langkah kegiatan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan
Perpustakaan Dusun adalah sebagai berikut:
a. Penjelasan program kerja, pentingnya perpustakaan, dan minat
baca.
b. Penyampaian kebutuhan pasokan buku dari masyarakat.
c. Pendataan dengan menempel nomor urut disisi bawah buku.
d. Pemberian cap pada sisi dalam sampul buku sebagai identitas
sumber.
e. Penataan buku dalam rak sesuai jenis buku yang di dapat.
4. Faktor pendukung dan penghambat
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat
diidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan
program pengabdian masyarakat ini.
Secara umum faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini
adalah:
5. Faktor pendukung
1) Masyarakat menerima penjelasan dengan baik
2) Pemberian buku yang bisa membangun perpustakaan dusun lebih
bear lagi
3) Petugas perpustakaan yang bisa di ajak bekerjasama dengan baik.
6. Faktor penghambat
1) Partisipasi masyarakat dalam hal peyumbangan buku masih kurang
2) Ruang perpustakaan yang masih minimalis dan seadanya, sehingga
daya tariknya masih kurang.

44
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perpustakaan Dusun juga melayani peminjaman buku. Baik fiksi
maupun non fiksi. Dalam peminjaman buku, membutuhkan syarat yaitu
warga harus mempunyai mencatat di buku peminjaman. Buku peminjaman
berupa buku besar dengan format Nama peminjam, judul buku, tanggal
pinjam, dan tanggal kembali. Pencatat yang bertugas adalah salah satu warga
pengurus perpustakaan.
Perpustakaan Dusun pun dapat dijadikan sebagai sarana belajar dalam
memupuk budaya gemar membaca, mampu mengembangkan pengetahuan,
wawasan dan keterampilan, serta mampu merangsang pengembangan
gagasan dan kreatifitas intelektual warga. Yang terakhir, Perpustakaan Dusun
juga dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi ilmiah, yang dapat memberikan
kesenangan dan kenyamanan bagi warga, khsususnya saat mereka beristirahat
atau saat waktu luang. Tidak mustahil pula, di suatu saat
nanti, Perpustakaan Dusun dapat membuka layanannya di saat hari libur,
khususnya hari Minggu, untuk memberikan kesempatan waktu yang lebih
banyak bagi warga. Perpustakaan Dusun berperan aktif dalam meningkatkan
kemauan warga untuk lebih rajin membaca. Membaca yang dimaksudkan
dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap berbagai macam ilmu
yang bisa kita dapatkan dari koleksi buku yang terpampang rapi dijejeran rak
buku. Koleksi buku yang disajikan juga tentu memiliki nilai lebih dari
berbagai aspek. Sehingga dapat dikatakan koleksi yang disediakan oleh
perpustakaan dusun adalah koleksi-koleksi bacaan pilihan yang pastinya
bermutu untuk berbagai aspek kehidupan.

45
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Perpustakaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan
penggunaan koleksi buku.
Namun dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah
koleksi buku dan majalah. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi
pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai
sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau
institusi, serta dimanfaatkan oleh masyarakat yang penghasilannya kurang
dari rata-rata.
2. Saran
Tindak lanjut dari program pengadaan perpustakaan dusun adalah
masyarakat bersama-sama membangun dan mempertahankan
perpustakaan tersebut dengan cara mengunjunginya serta merawat
kebersihan dan ketertiban ruangan terutama pada bagian rak buku yang
harus di tata rapi setiap harinya.

46
DAFTAR PUSTAKA
Suwarno, Wiji. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan Sebuah Pendekatan
Praktis. Yogyakarta : AR-Ruzz Media
Priutomo, Agus Wahyu. “Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia”. 23
Agustus 2018. http://aguswahyupriutomo.blogspot.com/2015/07/artikel-
tentang-perpustakaan-dan.html
Widyaningsih, Amalia. “Perpustakaanku Sebagai Sarana Revolusi Mental Anak
Indonesia”. 23 Agustus 2018.
http://catatanamwid.blogspot.com/2015/11/artikel-perpustakaan.html
Wikipedia. “Perpustakaan”. 24 Agustus 2018.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan

47
SENAM LANSIA
Oleh
Rumi Wiharsih, M.Pd , Siwi Puspaningtyas
Unit/Fakultas dari DPL
Email: diisi email DPL

Abstrak
Senam lansia merupakan bagian dari latihan fisik. Latihan fisik adalah
segala upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
dan kondisi fisik lansia (Sri Surini, 2003). Senam merupakan bagian dari
usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah,
dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah
menderita(Puslitbang Depkes RI,2003:6). Untuk menjaga tubuh dalam
keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan kesehatan serta
kebugaran kesegaran jasmani dan rokhani. Maksud dari kegiatan senam
lansia ini adalah untuk membentuk lansia dn ibu-ibu warga dusun Karangijo
Kulon menjadi pribadi yang sehat dan bersemangat.Tujuan lain dari senam
lansia ini adalah memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme,
membangun kekuatan dan daya tahan, menurunkan lemak dan
meningkatkan kondisi otot dan sendi bagi para lansia. Hasil yang dicapai
dari program senam lansia adalah ibu-ibu dan lansia menjadi lebih sehat dan
bersemangat serta meningkat partisipasinya dalam mengikuti kegiatan di
masyarakat.

Kata kunci : senam lansia, kesehatan, kebugaran

48
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang dan merupakan
proses yang terus menerus berlajut secara alamiah (Stanley, 2006).
Menurut Bab 1 Pasal 1 ayat (2) Undang-undang No.13 Tahun 1998
Tentang Kesejahteraan Usia Lanjut, lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas (Tamher, 2009).

Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan masalah


terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Dalam hal ini
pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
lansia sehingga mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya (Erfandi, 2008).Olahraga sangat berperan dalam
meningkatkan kesehatan jasmani, Penelitian yang telah dilakukan di
Jepang memberikan salah satu bukti bahwa olahraga yang teratur sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah (Williams & Wilkins, 2001).

Latihan / olah raga pada usia lanjut harus disesuaikan secara individual
untuk tujuan yang khusus dapat diberikan pada jenis dan intensitas
latihan tertentu. Aktivitas fisik seperti senam pada usia lanjut yang
dilakukan secara rutin akan meningkatkan kebugaran fisik, sehingga
secara tidak langsung senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan
menurunkan tekanan darah. Penelitian oleh Sukartini (2010) tentang
manfaat senam terhadap kebugaran lansia juga menunjukkan bahwa
senam dapat mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga
stabilitas tekanan darah sistolik dan diastolik, pernafasan dan kadar
immunoglobulin.
2. Tujuan PPM
Tujuan dari kegiatan senam lansia adalah sebagai berikut :

49
a. Memperbaiki pasokan oksigen dan proses metabolisme.
b. Membangun kekuatan dan daya tahan.
c. Menurunkan lemak dan meningkatkan kondisi otot dan sendi
bagi para lansia.
3. Manfaat PPM
Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan senam
lansia:
a. Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.
b. Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam
kehidupan (adaptasi).
c. Fungsi melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam
fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan (sakit)
d. Melatih Kelenturan
e. Melatih Keseimbangan

B. METODE
1. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran kegiatan Sosialisasi Menabung kurang lebih 20 ibu-
ibu dan lansia Karangijo Kulon. Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini akan
diselenggarakan di Balai Dusun Karangijo Kulon.
2. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
a. Pengarahan dari instruktur senam
b. Pemutaran musik senam menggunakan speaker.
c. Kegiatan senam
3. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah Senam Lansia
sebagai berikut:
a. Melakukan pemanasan dengan gerakan-gerakan yang mudah
dilakukan oleh para lansia.

50
b. Gerakan inti dilakukan secara lebih cepat dengan gerakan yang
mudah.
c. Peserta senam menghitung denyut nadi masing-masing setelah
melakukan pemanasan.
d. Instruktur dan peserta senam melakukan gerakan senam inti.
e. Peserta senam menghitung denyut nadi masing-masing setelah
melakukan gerakan inti.
f. Instruktur dan peserta senam beristirahat sejenak sembari meminum
minuman yang disediakan KKN.
g. Instruktur dan peserta melakukan gerakan senam anti stroke.
h. Instruktur dan peserta senam melakukan gerakan pendinginan.
i. Senam selesai peserta senam kembalike rumah masing-masing.
4. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Secara umum faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini adalah:
FAKTOR PENDUKUNG:
a. Banyaknya ibu-ibu dan lansia di lingkungan Karangijo Kulon.
b. Antusiasme peserta senam lansia yang besar.
c. Aktifnya ibu-ibu di dusun Karangijo Kulon dalam mengikuti
kegiatan dusun.
d. Peserta senam sudah menghafal gerakan senam karena sudah
dilakukan secara berulang-ulang.
e. Instruktur senam mendukung dan memfasillitasi peserta senam.
FAKTOR PENGHAMBAT:
a. Jumlah peserta yang mengkuti senam lansia berubah-ubah setiap
minggu.
b. Sebagian peserta senam lebih memilih bekerja daripada mengikuti
senam lansia.
c. Akses ke balai dusun yang cukup jauh sehingga ada beberapa
peserta yang tidak bisa mengikuti senam lansia dikarenakan jarak
rumah dan balai dusun.

51
d. Adanya kerja bakti masal setiap satu bulan sekali sehinggga
mengahambat kegiatan senam.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Senam lansia untuk lansia dan ibu-ibu di Karangijo Kulon dilaksanakan
oleh peserta senam, instruktur senam bersama KKN 139. Program ini
dilaksanakan setiap hari minggu dimulai pada pukul 08.00 – 09.00. Lansia
dan ibu-ibu diberi pengetahuan mengenai pentingnya melakukan senam
untuk menjaga kesehatan. Senam yang dilakukan meliputi 2 jenis senam
yaitu senam sehat lansia dan senam anti stroke. Lansia dan ibu-ibu sangat
antusias dalam mengikuti senam lansia. Banyak dari peserta senam sudah
hafal gerakan senam sehingga kegiatan senam berjalan dengan lancar.
Peserta senam yang baru bergabung juga dapat mengikuti senam lansia
dengan baik karena gerakannya nudah dilakukan. Hasil yang dicapai dari
senam lansia ini adalah : Kesadaran lansia dan ibu-ibu dalam kegiatan
senam bertambah terlihat dari antusiasme peserta senam yang terus
bertambah setiap minggunya, lansia dan lansia dan ibu-ibu menjadi lebih
sehat karena aktif bergerak saat mengikuti senam lansia, ibu-ibu dan lansia
mengerti gerakan anti stroke sehingga dapat di praktikan sendiri di rumah,
selain itu dengan adanya kegiatan senam lansia ini dapat mempererat
hubungan antar warga masyarakat khususnya para lansia dapat berkumpul
dan saling bertukar cerita berkat adanya kegiatan senam lansia.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Senam lansia merupakan bagian dari latihan fisik. Latihan fisik adalah
segala upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
dan kondisi fisik lansia (Sri Surini, 2003). Senam merupakan bagian dari
usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh
darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang
telah menderita(Puslitbang Depkes RI,2003:6). Untuk menjaga tubuh
dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan
kesehatan serta kebugaran kesegaran jasmani dan rokhani. Maksud dari
kegiatan senam lansia ini adalah untuk membentuk lansia dn ibu-ibu
warga dusun Karangijo Kulon menjadi pribadi yang sehat dan
bersemangat.Tujuan lain dari senam lansia ini adalah memperbaiki
pasokan oksigen dan proses metabolisme, membangun kekuatan dan
daya tahan, menurunkan lemak dan meningkatkan kondisi otot dan sendi
bagi para lansia. Hasil yang dicapai dari program senam lansia adalah

52
ibu-ibu dan lansia menjadi lebih sehat dan bersemangat serta meningkat
partisipasinya dalam mengikuti kegiatan di masyarakat.
2. Saran
Tindak lanjut dari program senam lansia adalah instruktur senam dapat
menambah variasi gerakan senam dan mensosialisasikan adanya senam
lansia pada setiap kesempatan agar jumlah peserta terus bertambah.

E. DOKUMENTASI

53
DAFTAR PUSTAKA

https://github.com/josephin-ong/bangunan/blob/master/items/oksigen.md
http://nad.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=1497&ContentType
Id=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897
https://irasuryani5.wordpress.com/2013/10/07/senam-lansia-2/

54
PENGENALAN PERMAINAN TRADISIONAL
Oleh
Rumi Wiharsih, M.Pd , Mega Noerweni Bintari
Fakultas Bahasa dan Seni
Email: Rumiwiharsih, M.Pd.

Abstrak
Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh anak-anak jaman
dulu. Kebanyakan permainan ini dilakukan dengan cara kelompok. Kehidupan
masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang tidak mengenal dunia luar telah
mengarahkan dan menuntun mereka pada kegiatan sosial dan kebersamaan yang
tinggi. Terlebih kebudayaan Indonesia pada umumnya sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai kebersamaan. Hal ini yang kemudian mendorong tercipta nya jenis
permainan tradisional. Sayang nya perkembangan jaman khususnya perkembangan
teknologi yang semakin pesat membuat jenis permainan ini perlahan mulai
menghilang. Maksud dari prpgram ini adalah untuk mengenalkan berbagai macam
permainan-permainan tradisional kepada anak-anak Karangijo Kulon yang saat ini
anak-anak lebih memilih untuk bermainan game online di handphone masing-
masing. Tujuan dari program ini adalah mengurangi penggunaan permainan game
online dan melestarikan permainan-permainan tradisional yang perlahan mulai
hilang. Hasil yang dicapai adalah anak-anak Karangijo Kulon mengenal kembali
permaian-permainan tradisional seperti lompat tali, bentengan, gobag sodor, sepak
sekong dan anak-anak mengikuti dengan antusias serta terbentuknya rasa kerjasama
antar teman dan rasa percaya diri

Kata kunci : Anak-anak, Game Online, Permainan Tradisional.

55
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke
Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang
seadanya. Namun kini, mereka sudah bermain dengan permainan-
permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai
meninggalkan mainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman,
Permainan tradisional perlahanlahan mulai terlupakan oleh anak-anak
Indonesia. Pada dasarnya permainan tradisional merupakan unsur-unsur
kebudayaan yang tidak dapat dianggap remeh, karena permainan
tradisional memberikan pengaruh yang besar terhaap kejiwaan, reflek,
kesabaran, keseimbangan, keakraban dengan alam kemampuan
motorik, dan memahami nilai-nilai kehidupan sosial anak dikemudian
hari (Sukirman,2005, h.29). Dra. Mayke S.Tedjasaputra, MSi (2007)
berependapat bahwa: “besar kemungkinan permainan tradisional itu
kelak tak lagi di kenalkan, apa lagi dimainkan oleh anak-anak.
2. Tujuan PPM
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengenalkan berbagai macam
permainan-permainan tradisional kepada anak-anak, selain itu berikut
ini adalah berbagai tujuan dari program kerja:
a. Melestarikan permainan tradisional sebagai ciri khas bangsa
Indonesia
b. Memperkenalkan permainan tradisional Indonesia terutama ke
masyarakat Indonesia sendiri yang tidak kenal dengan permainan
tradisional tersebut.
d. Mengajarkan anak-anak Indonesia berfikir kreatif dengan apa yang
ada di sekitarnya.
3. Manfaat PPM
Berikut adalah macam-macam manfaat dari permainan tradisional untuk
anak-anak:
1. Mencerdaskan anak

56
2. Mengendalikan emosi
3. Meningkatkan daya kreatifitas
4. Kemampuan bersosialisasi
5. Melatih kemampuan motoric
6. Meningkatkan fisik anak
7. Kepercayaan diri
8. Menghargai prestasi orang lain.

B. METODE
1. KHALAYAK SASARAN
Khalayak sasaran kegiatan pengenalan permainan tradisional adalah
kurang lebih 14 anak di dusun Karangijo Kulon. Pelaksanaan kegiatan
ini akan di selenggarakan di halaman rumah Pak Dukuh, Tanah lapang
dan di lapangan bola voli Karangijo Kulon.
2. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang digunakan meliputi:
a. Penjelasan Permainan
Sebelum memulai permainan tradisional sebelumnya di jelaskan
terlebih dahulu terkait cara bermain permainan yang akan
dilaksanakan dan juga aturan, tata tertib permianan tersebut.
b. Contoh singkat permainan
Sebelum anak-anak memulai permainan saya dan teman-teman
kelompok kkn memberi contoh permainan tersebut secara singkat
sambil menjelaskan kembeli mengenai cara bermianan dan aturan
permainan tersebut.
c. Memulai permainan
Setelah menjelaskan dan memberi contoh singkat, anak-anak
memulai permainan tradisional tersebut secara antusias.
3. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Adapun langkah-langkah kegiatan pengenalan permainan tradisional
sebagai berikut:

57
a. Menjelaskan terlebih dahulu cara bermainan permainan yang akan
dimainkan oleh anak-anak.
b. Kemudian menjelaskan terkait aturan-aturan dan tata tertib
permainan tersebut.
c. Anak-anak di ajak untuk membuat lapangan untuk bermain jika
memerlukan garis lapangan seperti gobag sodor.
d. Anak-anak memulai permainan tersebut.
4. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan dan hasil kegiatan dapat
diidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan
program pengabdian masyarakat ini.
Secara umum faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini
adalah:
FAKTOR PENDUKUNG:
a. Antusiasme anak-anak dalam mengikuti pengenalan permainan
tradisional sangat bagus
b. Sarana dan prasarana untuk permainan tradisional mudah di dapat
c. Sarana dan prasarana untuk permainan tradisional tidak butuh
biaya mahal
FAKTOR PENGHAMBAT:
a. Banyak anak-anak melanggar peraturan permainan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengenalan permainan tradisional dilaksanakan oleh KKN 139 UNY yang
ikut didampingi juga oleh teman-teman kelompok KKN 139. Program ini
di ikuti sebanyak kurang lebih 14 anak dan dilaksanakan setiap hari minggu
jam 15.30-17.30 di halaman depan rumah pak Dukuh, tanah lapang dan di
lapangan bola voli dusun Karangijo Kulon, anak-anak dikenalkan dan di
ajak untuk bermain permainan tradisional. Hasil yang di capai dari kegiatan
pengenalan permainan tradisional adalah : Anak-anak di Dusun Karangijo
Kulon sangat antusias untuk mengikuti pengenalan permainan tradisional,
saat pelaksanaan anak-anak sangat bersemangat mengikutinya dan ada yang

58
ingin melaksanakan program tersebut pengenalan permainan tradisional
diluar jadwal tersebut. Anak-anak sudah mulai terlihat tidak sering bermain
gadget setiap saat akan tetapi bermaina dakon atau lompat tali di depan
rumah pak dukuh diluar jadwal pengenalan tradisional yang telah di
jadwalkan.

59
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh anak-
anak jaman dulu. Kebanyakan permainan ini dilakukan dengan cara
kelompok. Kehidupan masyarakat di masa lalu yang bisa dibilang tidak
mengenal dunia luar telah mengarahkan dan menuntun mereka pada
kegiatan sosial dan kebersamaan yang tinggi. Tujuan dari program ini
adalah mengurangi penggunaan permainan game online dan
melestarikan permainan-permainan tradisional yang perlahan mulai
hilang selain itu juga mengajak anak-anak untuk berolahraga dengan
cara bermain karena pada dasarnya permainan tradisional tidak jauh dari
bermain dan bermain tidak jauh dari berolahraga karena hampir semua
anggota tubuh bergerak dan tanpa mereka sadari dari melakukan
permainan tradisional mereka mendapatkan kesenangan dan tubuh yang
sehat dan bugar.
2. Saran
Tindak lanjut dari program pengenalan permainan tradisional adalah
orang tua sebaiknya memantau anak-anaknya dalam pemakaian gadget
dan mengenalkan dan mengajak bermain permainan-permainan
tradisional kepada anak-anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, M. (2000). “Peningkatan Sosialisasi Anak Melalui Pelatihan Permainan

Tradisional”(Skripsi).Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Gadjahmada.

Nugroho, Agung. 2005. “Permainan Tradisional Anak – Anak Sebagai Sumber

Ide dalam Penciptaan Karya Seni Grafis”(Skripsi). Surakarta: Universitas

Sebelas Maret.

Purwati, dkk. 2007. Mengungkap Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan

Tradisional Gobag Sodor”(Jurnal Ilmiah). Surakarta: Fakultas Pisikologi


Universitas Muhammadiyah.

60
TES BUTA WARNA DAN KETERAMPILAN MEWARNAI DI TK
MASYITOH
Oleh
Rumi Wiharsih, M. Pd., Ulfa Nadya Agustin
Unit/Fakultas dari DPL
Email: diisi email DPL

Abstrak

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut
mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu yang disebabkan oleh faktor
genetis. Buta warna umumnya diderita oleh laki-laki, sedangkan wanita hanyalah
sebagai gen pembawa. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna
dilakukan dengan buku ISHIHARA TEST yang terdiri dari lembaran yang
didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran atau dapat
dilakukan tes sederhana dengan memberi warna pada suatu gambar sesuai petunjuk
warna tertera. Umumnya tes buta warna dapat dilakukan pada anak yang sudah
mulai mengenal warna, yaitu mulai umur 3 tahun. Adanya murid TK Masyitoh di
dusun Karangijo Kulon Ponjpng Gunung Kidul, dapat dijadikan sasaran untuk tes
buta warna. Tujuan dari kegiatan ini adalah mendeteksi sejak dini kemampuan anak
dalam mengidentifikasi warna, mengingat pentingnya tes buta warna untuk
melanjutkan pendidikan dan mendaftar kerja khususnya bagi jalur pendidikan
eksakta, TNI atau POLRI. Selain itu, memotivasi anak untuk selalu menjaga
kesehatan mata dan terus belajar dalam membedakan warna dengan baik dan benar.
Hasil dari adanya tes buta warna ini adalah sebanyak 16 murid TK Masyitoh sangat
antusias mengikuti dan dapat menjawab dengan benar dari buku ISHIHARA TEST
serta dapat mewarnai sesuai petunjuk warna yang telah diberikan.

Kata kunci : Tes buta warna, murid TK Masyitoh

61
A . PENDAHULUAN
1. Analisis situasi
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, manusia pasti membutuhkan
indra penglihatan, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Saat ini,
banyak sekali kasus kelainan buta warna yang dialami masyarakat dewasa.
Buta warna adalah salah satu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-
sel kerucut dalam retina mata dalam merespon warna dengan semestinya yang
merupakan kelainan genetik atau bawaan (Agusta, 2012). Untuk mengetahui
apakah seseorang penyandang buta warna atau tidak, pada saat ini dokter mata
melakukan tes dengan menggunakan buku tes ISHIHARA TEST yang terdiri
dari plat atau lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai
warna dan ukuran. Titik tersebut membentuk lingkaran, warna titik itu dibuat
sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan
warna seperti yang dilihat orang normal (Agusta, 2012).
Mendeteksi gejala buta warna pada seorang anak sejak dini sangatlah
penting dilakukan. Hal ini terkait dengan tumbuh kembang si anak
kedepannya. Dengan mengetahui dan memastikan apakah seorang anak
mengalami buta warna atau tidak, maka kita bisa mencari antisipasi dan solusi
terbaik yang bisa kita berikan kepadanya. Misalnya bagaimana kita bisa
menciptakan lingkungan “sosial” dirumah dengan baik. Kita juga bisa
memberikan informasi kepada sekolah dan guru tempat si anak menuntut ilmu.
Sehingga seorang Guru bisa membantu anak tersebut mendapatkan pendidikan
yang sama baiknya dengan yang didapat teman-teman “normal” lainnya. Kita
juga bisa dengan mudah mengarahkan anak untuk “menentukan” cita-citanya
sejak awal.
Jika kita abaikan gejala-gejala yang ditunjukkan oleh seorang anak
dengan kelainan buta warna, ia akan terus menemui kesulitan sehingga akan
berpengaruh besar pada tumbuh kembang si anak hingga ia dewasa. Itulah
pentingnya melakukan deteksi gejala buta warna sejak dini. Terutama bagi
anda dan keluarga yang memiliki faktor resiko genetis cukup tinggi.

62
Kemampuan mengidentifikasi warna pada anak akan mengalami
perkembangan secara bertahap pada umur 3-4 tahun. Pada umur tersebut anak
mulai diajarkan mengenal warna di pendidikan formal yaitu Taman Kanak-
Kanak. Untuk tes buta warna pada anak 3-4 tahun selain menggunakan buku
ISHIHARA TEST, juga dapat menggunakan tes yang lebih sederhana,
misalnya memberikan perintah untuk mewarnai suatu gambar atau tulisan
dengan petunjuk warna yang telah diberikan.
2. Tujuan PPM
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mengetahui dan mengasah
kemampuan murid TK Masyitoh dalam mengidentifikasi warna melalui tes
buta warna dengan buku ISHIHARA TEST dan mewarnai sesuai dengan
petunjuk warna yang telah diberikan. Selain, tujuan utama tersebut terdapat
beberapa tujuan lain yaitu :
a. Memberi motivasi anak untuk terus belajar mengenal warna.
b. Mengetahui apakah anak tersebut memiliki kelainan buta warna atau tidak.
c. Memberi informasi kepada anak, guru sekaligus orang tua akan
pentingnya mengidentifikasi warna sejak dini.
3. Manfaat PPM
Adanya tes buta warna sejak dini mempunyai dampak positif untuk masa
depan anak tersebut, yaitu :
a. Jika anak tersebut memiliki kelainan buta warna, dapat segera dicarikan
solusi agar tidak mengganggu masa depannya, mengingat untuk mendaftar
sekolah atau melamar pekerjaan sekarang menggunakan syarat terbebas
dari kelainan buta warna.
b. Sebagai dasar pemetaan potensi anak-anak Indonesia dan sekaligus untuk
menyusun blueprint jangka panjang manajemen sumber daya manusia
Indonesia.
B. METODE
1. Sasaran
Sasaran kegiatan tes buta warna adalah murid TK Masyitoh dusun
Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong, Gunung Kidul, DIY yang

63
berjumlah 16 orang anak, 5 anak diantaranya perempuan dan 11 anak
laki-laki, dengan kisaran umur 3-5 tahun.
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
Kegiatan tes buta warna dilakukan pada hari Jumat, 10 Agustus 2018
pukul 09.00-10.00, bertempat di ruang kelas TK Masyitoh dusun
Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong, Gunung Kidul, DIY
3. Teknis kegiatan
Adapun teknis tes buta warna yang dilakukan adalah :
a. Pengenalan dan penjelasan mengenai pengertian buta warna,
pentingnya mengidentifikasi warna dengan baik dan benar.
b. Melakukan tes buta warna pada masing-masing anak menggunakan
buku ISHIHARA TEST.
c. Mewarnai abjad sesuai petunjuk warna yang telah diberikan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan tes buta warna yang telah dilakukan ini di dibantu oleh teman-
teman KKN 139 sebanyak 6 orang dan didampingi oleh guru TK sebanyak
2 orang yang dimulai saat jam inti, dengan memberikan gambaran kepada
anak-anak apakah itu buta warna. Teknis kegiatan dibagi menjadi dua, yaitu
melakukan tes buta warna dengan buku ISHIHARA TEST dan mewarnai.
Disini, diadakan mewarnai, hal tersebut untuk memudahkan dalam
melakukan test serta mengisi waktu luang disaat anak-anak yang lain
melakukan test dengan buku ISHIHARA TEST, dikarenakan buku hanya
satu jadi harus bergantian. Dengan adanya mewarnai, diharapkan lebih
mudah dalam melakukan tes sederhana untuk mengidentifikasi warna.
Konsep mewarnai tersebut yaitu kami memberikan selembaran kertas HVS
yang bertuliskan nama panggilan masing-masing anak, satu nama terdiri
kurang lebih 4-5 huruf dengan font 220. Dibawahnya terdapat persegi
berwarna berbeda sebagai petunjuk anak untuk mewarnai dan
mengidentifikasi warna apakah pada persegi tersebut.

64
Gambar 1. Bahan Mewarnai Sebagai Media Tes Buta Warna
Disamping mewarnai, kami melakukan tes menggunakan buku
ISHIHARA TEST pada masing-masing anak secara bergantian. Metode Ishihara
menggunakan buku yang berisikan lembaran pseudoisochromatic (plate) yang
didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik-titik
berwarna tersebut disusun sehingga membentuk lingkaran yang di dalamnya
terdapat titik-titik dengan pola membentuk angka maupun garis berkelok. Plate
pada buku akan mengalami perubahan warna menjadi pudar atau kusam seiring
lamanya penggunaan. Tingkat kepudaran atau kekusaman warna akan
mengubah keaslian plate untuk alat uji sehingga akan mempengaruhi keakuratan
hasil tes (Viyata, 2014).

Gambar 2. Buku ISHIHARA TEST dan Isinya


Berdasarkan tes yang telah dilakukan, yang pertama mewarnai, memberikan
hasil, anak sangat antusias dan tertarik. Mereka meminta kegiatan segera
dilakukan dan mewarnai dengan senang hati. Dengan dibimbing oleh teman
KKN lainnya sambil ditanya warna apakah yang tertera dikertas, anak-anak bisa
menjawab dengan benar. Hampir 90% murid bisa mendeteksi sendiri warna
apakah pada petunjuk kertas tersebut. Yang kedua untuk tes ISHIHARA TEST,
anak-anak juga bisa menjawab angka berapa pada lembaran buku tersebut.
Walaupun harus dipancing sedikit-sedikit karena mereka malu jawaban mereka
salah. Dari test tersebut maka dapat dikatakan seluruh murid TK Masyitoh

65
memiliki mata yang normal. Hal ini terlihat setelah probandus di tes
menggunakan tes buta warna dengan metode ishihara dimana probandus dapat
menyebutkan semua pola warna yang terdapat pada buku ishihara tersebut.
Selain faktor genetis, buta warna juga dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu penuaan; mata bermasalah, seperti glaukoma degenerasi makula,
katarak; cedera pada mata; efek samping dari beberapa obat (Basoeki, 2003).
Dari kegiatan yang telah dilakukan terdapat beberapa faktor pendukung dan
penghambat yang berpengaruh selama kegiatan, yaitu :
a. Faktor pendukung
- Tema yang diambil sesuai dengan minat anak umur 3 tahun, jadi anak
sangat antusias untuk mengikuti.
- Guru dan teman-teman KKN 139 sangat mendukung dengan adanya
kegiatan tersebut dan membantu mengendalikan anak agar selalu
mengikuti.
- Adanya fasilitas yang memadai, yaitu spidol warna yang lengkap
membuat acara menjadi lebih lancar dan cepat selesai serta suasana kelas
menjadi kondusif.
b. Faktor penghambat
- Anak belum terlalu mengenal buku ISHIHARA TEST jadi mereka
sedikit canggung dan malu-malu dalam menjawab.
- Terbatasnya buku ISHIHARA TEST membuat kegiatan memakan waktu
yang lebih lama.
. Berikut dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan :

Memberikan penjelasan mengenai Melakukan tes buta warna dengan


pengertian buta warna & teknis buku ISHIHARA TEST
kegiatan

66
Proses mewarnai nama masing- Foto bersama setelah tes buta
masing anak warna dan mewarnai selesai
Gambar 3. Dokumentasi Kegiatan Tes Buta Warna dan Keterampilan Mewarnai
di TK Masyitoh Dusun Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong, DIY
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan tes buta warna dan keterampilan mewarnai
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa 16 orang anak yang terdiri
dari 5 anak perempuan dan 11 anak laki tidak memiliki kelainan buta warna
atau dikatakan memiliki penglihatan normal. Hal tersebut dibuktikan dengan
buku ISHIHARA TEST, anak dapat menjawab dengan benar pola yang
ditunjukkan pada buku tersebut dan anak dengan terampil dapat mewarnai
nama mereka masing-masing dengan petunjuk warna yang telah tertera serta
dapat menyebutkan warna apakah dalam petunjuk tersebut.

2. Saran
a. Tes buta warna perlu dilakukan kembali pada saat anak dewasa.
Mengingat ada beberapa faktor luar yang menyebabkan kelainan buta
warna selain dari faktor genetis.
b. Terus memberikan motivasi kepada anak untuk belajar mengenal dan
mengidentifikasi warna diumur 3-5 tahun.
c. Bila diketahui anak menyandang kelainan buta warna segera dicarikan
solusi agar tidak mengganggu masa depannya nanti untuk mendaftar
sekolah atau melamar pekerjaan.

67
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Sofiar. 2012. Instrumen Pengujian Buta Warna Otomatis. Jurusan Fisika
FMIPA UI : Depok. Jurnal Ilmiah Elite Elektro Vol 3 No 1.
Basoeki, Soedjono. 2003. JICA : Malang.
Viyata, Randy. 2014. Aplikasi Tes Buta Warna dengan Metode Ishihara pada
Smartphone Android. Program Studi Teknik Informatika FT Universitas
Bengkulu : Bengkulu. Jurnal Pseudocode Vol 1 No 1.

68
SOSIALISASI HEMAT ENERGI
Oleh
Rumi Wiharsih, M.Pd, Muhammad Wahyu Fauzin
Unit/Fakultas dari DPL
Email: diisi email DPL

Abstrak
Energi listrik yang digunakan di Indonesia pada umumnya bersumber pada
sumber daya alam yang terbatas ketersediaannya di alam. Energi listrik inilah yang
di manfaatkan dan disalurkan ke rumah-rumah penduduk dari pembangkit melalui
jaringan distribusi yang ada. Di rumah listrik digunakan untuk mengoperasikan
berbagai peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, televisi, kulkas, mesin air, dan
lain-lain. Pemakaian listrik di rumah seringkali ditemui tidak efektif, terutama pada
sektor penerangan.
Berdasarkan perilaku pemborosan listrik perlu membuat perancangan
kampanye dengan target audience rumah tangga golongan R1 1300 VA untuk
menanamkan sikap dan berpartisipatif dalam hemat energi listrik terhadap
penggunaan alat elektronik. Pendekatan perancangan kampanye ini menekankan
pola perilaku pada kalangan rumah tangga melalui program hemat energi listrik dan
dapat meminimalisir penggunaan energi listrik yang berlebihan.
Dengan adanya kampanye hemat energi listrik di rumah di harapkan
masyarakat yang mempunyi alat elektronik dengan beban besar dapat
meminimalisir penggunaan energi listrik yang berlebihan, dan masyarakat semakin
sadar akan pentingya menghemat energi listrik di rumah demi kelestarian alam
sekitar.
Kata kunci : Kampanye, Energi, Listrik, Hemat, Rumah

69
A . PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Ketergantungan masyarakat terhadap listrik memang sangan tinggi.
Selama 24 jam penuh, aktivitas manusia seakan tergantung penuh dengan
listrik. Listrik tidak lagi sekedar menjadi kebutuhan sekunder, tetapi sudah
menjadi kebutuhan primer. Jika dulu listrik sekedar sebagai alat
penerangan, saat ini hampir seluruh aktifitas manusia tergantung listrik.
Kebutuhan akan listrik di Indonesia dipastikan selalu meningkat
hampir setiap tahun dengan prediksi 10% pertahun. Tetapi, peningkatan
kebutuhan itu tidak diimbangi dengan peningkatan pasokan listrik. Hal
tersebut memicu keterbatasan dan bahkan kelangkaan energi listrik
(Rencana Strategi, 2015).
Menurut Jero Wacik (Menteri ESDM) pengembangan listrik di
Indonesia selalu tidak berbanding lurus dengan laju pertumbuhan
permintaannya dan belum diimbangi oleh pertumbuhan kapasitas
pembangkit. Kesadaran masyarakat masih kurang agar tak boros energi,
khususnya listrik. Pemerintah dan PT PLN terus mencari terobosan sumber
baru untuk memasok energi tersebut. Usaha tersebut sia-sia bila pola
penggunaan listrik tetap boros. Negara Indonesia dikenal boros. Saat ini
mempunyai energi listrik 47.128 MW, dalam 9 tahun hanya berhasil
menambah listrik 20.000 MW. Tentu energi listrik tersebut kurang karena
pertumbuhan ekonomi dan masyarakat.
Seiring dengan terus tumbuhnya pertumbuh ekonomi, pertumbuhan
konsumsi listrik juga tumbuh pesat. Berdasar hasil studi PLN, Pulau Jawa
diperkirakan akan mengalami krisis listrik pada tahun 2018 akibat
pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat dengan pertumbuhan per
tahun yang mencapai sekitar 9%. “Ekonomi yang membaik, pabriknya
makin banyak, mall makin banyak, hotel makin banyak, jumlah penyediaan
energi listriknya kurang, itulah yang memungkinkan terjadinya krisis di
Pulau Jawa yang berdasarkan Menteri ESDM, Jero Wacik. (Pengembangan
Listrik di Indonesia , 2014)

70
Pada hasil observasi yang dilakukan gaya hidup masyarakat saat ini
khususnya rumah tangga di Karangijo Kulon yang dipenuhi dengan
peralatan dan barang-barang elektronika pada rumah tangga. Hal ini di
dorong oleh perilaku masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi
yaitu peralatan elektronik pada rumah tangga seperti : ac, televisi, kulkas,
mesin cuci, computer, laptop, hp, dispencer, rice cooker, setrika, lampu,
kipas, hair dryer, dan blender.
2. Tujuan PPM
a. Tujuan pertama adalah mengajak setiap masyarakat di Karangijo Kulon
terutama golongan R1 1300 VA untuk menanamkan sikap dan
berpartisipatif dalam hemat energi listrik terhadap penggunaan alat
elektronik secara bijaksana.
b. Tujuan kedua melalui komunikasi persuasif untuk meminimalisir
penggunaan konsumsi listrik di Padukuhan Karangijo Kulon, dan
menjaga kelangsungan listrik yang sumber daya energinya diambil dari
sumber daya alam.
3. Manfaat PPM
a. Manfaat pertama yang masyarakat dapatkan dari menghemat energi
listrik adalah biaya tagihan listrik bulanan menjadi lebih ringan. Kalau
nabiasanya warga harus merogoh dompet dalam-dalam karena sering
memakai listrik secara mubazir, berkat penghematan energi listrik
tersebut maka masyarakat juga menghemat pengeluaran tiap bulan dan
uang tersebut dapat di alihkan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.
b. Manfaat kedua yang mungkin sering dilupakan adalah bila masyarakat
menghemat listrik dengan cara mematikan lampu maka akan
menghemat umur lampu tersebut. Semakin sering menyalakan lampu,
semakin berkurang juga umur lampu tersebut. Makan akan semakin
sering juga mengganti lampu tersebut karena rusak, dan akan
mengeluarkan biaya lagi, itu berlaku untuk barang elektronik lainnya.
c. Manfaat ketiga dari menghemat energi listrik adalah masyarakat telah
ikut berpartisipasi dalam mencintai Bumi ini, Bumi dimana kita hidup,

71
bernafas, dan berjalan diatasnya. Sebab, pembangkit listrik khususnya
di negara ini masih menggunakan bahan bakar fosil, yang hasil
pembakarannya menjadi penyumbang terbesar penyebab pemanasan
global.
B. METODE
Solusi agar tidak terjadi pemborosan listrik pada rumah yang diakibatkan
faktor penggunaan peralatan elektronik pada rumah tangga secara tidak
bijaksana dengan memberikan pemahaman kepada rumah tangga/masyarakat
untuk membujuk dan memotivasi agar berpartisitif dengan tujuan agar pesan
dapat dimengerti oleh masyarakat dan merekomendasikan bahwa pentingnya
menghemat energi listrik.
Berdasarkan fenomena perilaku pemborosan listrik perlu membuat
perancangan kampanye/sosialisasi dengan target audience rumah tangga
golongan R1 1300 VA untuk menanamkan sikap dan berpartisipatif dalam hemat
energi listrik terhadap penggunaan alat elektronik. Pendekatan perancangan
sosialisasi ini menekankan pola perilaku pada kalangan rumah tangga melalui
program hemat energi listrik dan dapat meminimalisir penggunaan energi listrik
yang berlebihan.
Adapun rincian metode program hemat energi listrik mengacu pada
program yang di keluarkan oleh Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia.

72
Gambar 1. Pamplet Hemat Energi Listrik di Rumah
Dalam pelaksanaannya mahasiswa tidak mengundang/mengumpulkan
masyarakat tetapi langsung menemui langsung kesetiap rumah tangga di
Karangijo Kulon, karena mahasiwa ingin langsung melihat seperti apa keadaan
atau konsumsi listrik di setiap rumah tangga.
Adapun ruang lingkup sosialisasi hemat energi listrik :
1. Melakukan sosialisasi hemat energi listrik kepada setiap rumah tangga dan
menanamkan sikap dan berpartisipatif dalam pentingnya hemat energi
listrik terhadap penggunaan peralatan elektronik di rumah tangga.
2. Sosialisasi ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana informasi untuk
menanamkan sikap dan berpartisipatif dalam pentingnya hemat energi
listrik terhadap penggunaan peralatan elektronik di rumah tangga
3. Sosialisasi hemat listrik ditujukan kepada ibu rumah tangga/kepala rumah
tangga dengan usia 35 – 38 tahun.
4. Sosialisasi hemat listrik ini dilakukan dengan jangka waktu 4 hari.
5. Sosialisasi di pokuskan pada rumah yang memiliki konsumsi listri besar.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari sosialisasi yang dilakukan, antara lain :
1. Ada Sekitar 20 rumah di Karangijo Kulon yang menggunakan banyak
energi listrik, karena banyaknya lampu penerangan yang di pakai, dan
peralatan elektronik yang memiliki beban besar, seperti ac, kulkas, mesin
air, televisi, mesin cuci, komputer.
2. Kebanyakan setiap masyarakat tidak mengetahui cara penggunaan dan
beban listrik alat elektronik yang di pakainya, seperti mesin cuci yang sering
digunakan walaupun cuciannya sedikit yang seharusnya digunakan jika
cuciannya sudah agak banyak, televisi yang ketika mematikan selalu dari
kabelnya langsung yang seharusnya di matikan lewat remote saja, komputer
dan lampu penerangan yang selalu di nyalakan hampir 24 jam yang
seharusnya pemakainnya di kurangi dan di matikan, dan kulkas yang
pintunya sering di buka tutup yang seharusnya tidak sering di buka tutup.

73
3. Kebanyakan setiap rumah masih belum menggunakan lampu penerangan
hemat energi (lampu LED), setiap rumah masih menggunakan lampu yang
berjenis CFL, dan lampu pijar yang ketahanannya kurang serta lebih banyak
menyedot energi listrik.

Gambar 2. Jenis Lampu Penerangan


Daftar gambar kegiatan sosialisasi di Karangijo Kulon :

74
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Hemat Energi Listrik adalah suatu cara/tindakan menhemat listrik yang tidak
berguna , energi adalah kemampuan melakukan kerja. Banyak sekali
manfaat yang dapat kita peroleh apabila kita dapat menghemat energi listrik
sebaik-baiknya, diantaranya biaya yang kita keluarkan tidak terlalu banyak
apabila kita tidak menggunakan listrik secara berlebihan, menghemat listrik
juga dapt menyelamatkan bumi kita dimana tempat kita hidup karena
pembangkit listrik terutama di negeri kita menggunakan bahan bakar fosil
yang tentunya dapat menimbulkan pemanasan global.
2. Saran
Semoga dengan adanya laporan ini masyarakat Karangijo Kulon, semakin
sadar akan pentingnya menghemat energi listrik seperti yang sudah di
sosialisaikan baik oleh pemerintah atau mahasiswa.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua komponen masyarakat
terutama bagi mahasiswa itu sendiri.

75
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Ketenagalistrikan. 2015. Rencana Strategi. Jakarta :
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Wacik Jero. 2014. Pengembangan Listrik di Indonesia. Jakarta : Kementrian


Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

76
PENUTUP

Seluruh program yang kami jalankan tidak dapat berjalan dengan baik
apabila tidak ada kekompakan dari anggota serta dukungan dari seluruh warga Desa
Karangijo Kulon serta perencanaan yang matang dan jadwal yang tepat dapat
memperlancar program kita berjalan dengan baik.
Penulis berharap program yang telah dilaksanakan di Desa Karangijo Kulon ini
dapat bermanfaat dan berkesinambungan meskipun KKN telah selesai. Semoga
masyarakat dapat mengembangkan potensi diri sehingga dapat meningkatkan
produktivitas desa. Bagi mahasiswa KKN berikutnya diharapkan bisa membuat
program kegiatan yang lebih bermanfaat sesuai dengan kebutuhan desa yang
bersangkutan. Terima kasih.

77
BIODATA PENULIS ARTIKEL

Judul Karya Kumpulan Artikel Program Unggulan Kulian Kerja Nyata


(KKN) Kelompok 139, Karangijo Kulon, Ponjongm Ponjong,
Gunungkidol.
Asal Instansi Universitas Negeri Yogyakarta

1. Nama Naryanto Adi Saputro


NIM 15413244018
Optimalisasi Peran Pemuda Dusun
Karangijo Kulon, Ponjong, Ponjong,
Judul Artikel
Gunung Kidul (Pendampingan
Organisasi Kepemudaan)
Fakultas/Jurusan Pendidikan Sosiologi/FIS
Tempat/ Tanggal lahir Kulon Progo, 7 November 1996
Email naryanto_as@yahoo.co.id
Kedung Banteng RT 25 RW 9, Temon Kulon, Temon, Kulon
Alamat
Progo.

2. Nama Muhammad Adjie Santoso


NIM 15803241051
Judul Artikel SOSIALISASI MENABUNG
Fakultas/Jurusan Pendidikan Akuntasi/FE
Tempat/ Tanggal lahir Bantul, 17 juli 1997
Email adjieliverpool6@gmail.com
Alamat Gampingan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.

78
3. Nama Muhammad Wahyu Fauzin
NIM 15518241003
Judul Artikel Sosialisasi Hemat Energi
Fakultas/Jurusan Pendidikan Mekatronika/FT
Tempat/ Tanggal lahir 03 Februari 1996
Email wahyufauzin23@gmail.com
Kp. Condong, Desa Condong,
Alamat
Kec. Jamanis, Kab. Tasikmalaya.

4 Nama Wina Syugiarsi


NIM 15804249001
Pelatihan Hidup Sehat
di TK Masyitoh Karangijo Kulon,
Judul Artikel
Ponjong, Ponjong, Gunung Kidul,
D.I Yogyakarta
Fakultas/Jurusan Pendidikan Ekonomi/FE
Tempat/ Tanggal lahir langkumbe 12 juni 1996
Email Syugiarsiwina@gmail.com
Ds. Langkumbe, Kec. Kulisusu Barat, Kab. Buton Utara,
Alamat
Prov. Sulawesi Tenggara.

5 Nama Ulfa Nadya Agustin


NIM 15308141017
Tes Buta Warna Dan
Judul Artikel Keterampilan Mewarnai
di TK Masyitoh

Fakultas/Jurusan Biologi/FMIPA

Tempat/ Tanggal lahir Ponorogo, 29 agustus 1996

79
Email nadyaulfa824@yahoo.com
RT/RW. 01/01, Ds. Ronosentanan, Kec. Siman, Kab.
Alamat
Ponorogo, Prov. Jawa Timur.

6 Nama Naila Suqya Hidayah


NIM 15210141041
Judul Artikel Perpustakaan Dusun
Fakultas/Jurusan Sastra Indonesia/FBS
Tempat/ Tanggal lahir Madiun, 30 Juli 1997
Email qnayla187@gmail.com
Karangjoho, Kec. Badegan,
Alamat
Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur.

7 Nama Mega Noerweni Bintari


NIM 15604221087
Judul Artikel Pengenalan Permainan Tradisional
Fakultas/Jurusan PGSD PENJAS/FIK
Tempat/ Tanggal lahir Yogyakarta, 3 oktober 1996
Email Meganoerweni@yahoo.co.id
Jalan Anggajaya II RT 5 RW 9 No. 105A, Sanggrahan,
Alamat
Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta.

8 Nama Ries Catur Fayanti


NIM 15417141025
Judul Artikel Pembaruan Data Penduduk
Fakultas/Jurusan Ilmu Administrasi Negara/FIS
Tempat/ Tanggal lahir yogyakarta, 22 Desember 1996
Email ries.catur@gmail.com
Keparakan Kidul MG1/1388
Alamat
RT 55 RW 13 Yogyakarta.

80
9 Nama Siwi Puspaningtyas
NIM 15108241082
Judul Artikel Senam Lansia
Fakultas/Jurusan PGSD/FIP
Tempat/ Tanggal lahir Magelang, 24 maret 1997
Email siwi.puspa42@gamil.com
Gumelem Wetan RT 05 RW 02
Alamat
Gumelem Pakis Magelang.

10 Nama Muklash Jamaluddin


NIM 15206241047
Infografis Peta Dusun
Judul Artikel
Karangijo Kulon
Fakultas/Jurusan Pendidikan Seni Rupa/FBS
Tempat/ Tanggal lahir Bantul, 20 Juli 1995
Email Jmukhlash@gmail.com
Bulu RT. 04, Trimulyo, Jetis,
Alamat
Bantul, 55781

81
82

Anda mungkin juga menyukai