Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TUGAS

PERANCANGAN ALAT PROSES

Mata Kuliah Perancangan Alat Proses


Dosen : Ir. Hargono, M. T.

Disusun Oleh :
Kelompok 7

1. Erwin Sagala 21030116120062


2. Fauziah 21030116120037
3. Hendra Harles 21030116130137
4. Ignatius Bernadi 21030116140168
5. Kusuma Dewi 21030116120067
6. Sheila Amanda Putri 21030116120187
7. Zinedin Abdi Zidan 21030116120044

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Makalah Perancangan Alat Proses dapat diselesaikan
dengan lancar dan sesuai dengan harapan.

Berbagai dukungan dan doa sehingga penyusun dapat menyelesaikan


makalaj ini. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ketua Departemen Tekmik Kiimia Universitas Diponegoro Dr. Siswo
Sumardiono, S.T, M.T
2. Dosen Pengampu Mata Kuliah Perancangan Alat Proses Dr. Ir. Hargono,
M.T
3. Teman-teman yang telah membantu baik dalam segi waktu maupun
motivasi.

Makalah ini merupakan Makalah yang saat ini dapat diajukan. Namun, pasti
masih banyak kekurangan yang mendasar pada Makalah ini dan perlu diperbaiki.
Oleh karena itu, kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Semarang, 12 April
2019

Penyusun
Materi : Crushing, Grinding, and Mixxing Equipment

1. Apakah tujuan dari proses size reduction??


Jawab :
Tujuan dari proses size reduction adalah untuk memperluas permukaan yang
salah satunya dapat dilakukan dengan cara crusher
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis agitator?
Jawab:
Pada dasarnya pemilihan agitator dapat dilakukan dengan memperhatikan:
jenis pencampuran, kapasitas bejana, sifat fluida (viskositas). Adapun
penjelasan masing masing agitator sebagai berikut:
 Agitator Jenis Baling-baling (Propeler)

Propeler merupakan agitator/impeller aliran aksial berkecepatan tinggi


untuk zat cair berviskositas rendah. Propeler kecil biasanya berputar
pada kecepatan motor penuh, yaitu 1150 atau 1750 putaran/menit,
sedang propeler besar berputar pada 400-800 putaran/menit. Arus yang
meninggalkan propeler mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu
sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana.Pengaduk ini tidak
bergantung pada ukuran serta bentuk tangki. Kapasitas sirkulasi yang
dihasilkan besar dan sensitif terhadap beban head.
 Agitator Jenis Turbin
Pengaduk jenis ini digunakan pada
viskositas fluida rendah seperti halnya
pengaduk jenis propeler. Pengaduk
turbin menimbulkan aliran arah radial
dan tengensial. Di sekitar turbin terjadi
daerah turbulensi yang kuat, arus dan geseran yang kuat antar
fluida.rbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk. Turbin
dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga
berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian
bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu
tepotong-potong menjadi gelembung gas. Jenis ini berguna dalam
suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu
padatan ke atas.
 Agitator Jenis Dayung (Paddle)
Paddle digunakan pada aliran fluida laminar,
transisi atau turbulen tanpa baffle. Pengaduk
padel menimbulkan aliran arah radial dan
tangensial dan hampir tannpa gerak vertikal sama
sekali. Arus yang bergerak ke arah horisontal
setelah mencapai dinding akan dibelokkan ke atas atau ke bawah. Bila
digunakan pada kecepatan tinggi akan terjadi pusaran saja tanpa terjadi
agitasi.
 Agitator Jenis Pita Helix

Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada


kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang
rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti
pita) dibentuk dalam sebuah bagian helical
(bentuknya seperti baling-balling helicopter dan ditempelkan ke pusat
sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-
liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.
 Agitator Jenis Jangkar / Anchor
Impeler tipe jangkar mampu menyapu permukaan
dinding secara menyeluruh dan meng-agitasi
sebagian besar batch cairan melalui kontak fisik.
Dinding pencakar atau scraper dapat dipasang pada
baling impeller jangkar yang berfungsi untuk
meningkatkan perpindahan panas melalui dinding tangki pengolahan
dan mencegah tidak lengketnya bahan baku pada dinding tangki.
Kelebihan dari pengaduk jangkar adalah dapat disesuaikan dengan
kontur permukaan tangki pengolahan. Pengaduk Jangkar dapat dipakai
pada pencampuran dalam kondisi laminar dan ditemui dalam aplikasi
viskositas tinggi.
3. Bagaimana cara mengetahui bahwa ukuran pada proses grinding pada industri
mineral sudah sesuai dengan yang diinginkan?
Jawab:
Ukuran optimumnya tergantung pada ukuran liberasi dari mineral berharga
atau pengotor dan ukuran pemisahan yang diperlukan pada proses berikutnya.
Materi : Pemilihan Alat, Spesifikasi, dan Perancangan : Pemisah Padat-
Padat, Pemisah Pada Cair, dan Pemisahan Padatan yang Larut

1. Mengapa proses screening dilakukan pada fibrasi yang berbeda-beda?


Jawab:
Karena tujuan dari proses screening ini adalah untuk mendapatkan ukuran
yang seragam, sehingga mudah diketahui diameter rata-ratanya. Serta agar
tidak ada material yang lolos pada masing-masing screen.
2. Bagaimana cara perancangan alat sentrifugal vertikal dan sentrifugal
horizontal?
Jawab:
Sentrifugasi filtrasi memiliki klasifikasi berdasarkan desain atau fitur
operasi, seperti mode operasi (apakah batch atau kontinyu), posisi suspensi
dan drive (apakah overhung atau underhung), dan orientasi mangkuk
(didesain secara horizontal atau vertikal.) Orientasi mangkuk/bowl adalah
pilihan yang dibuat oleh sarjana teknik kimia dalam mendesain atau
memasang mangkuk sentrifugal secara horizontal atau vertikal.
Gambar Cara Perancangan
Sentrifugal Contoh sentrifugal vertikal adalah
vertikal tubular bowl centrifuge, digunakan
utamanya untuk pemisahan cairan dari
cairan atau partikel yang sangat halus
dari cairan secara kontinyu, meskipun
dalam beberapa kasus digunakan
sentrifugal jenis batch. Tubular bowl
centrifuge dirancang secara vertikal.
Umpan masuk dari bawah, kemudian
rotor akan bergerak sehingga cairan
akan berputar dan terdapat 2 lapisan.
Lapisan paling luar adalah lapisan
berat yang mengandung kontaminan,
dan lapisan dalam adalah lapisan
ringan yang bergerak naik ke atas.
Endapan yang ada pada cairan
menempel pada dinding sentrifugal.
Lapisan berat dan ringan akan naik ke
atas mengisi pipa dan keluar.
Sentrifugasi Contoh sentrifugasi horizontal adalah
horizontal ter meer universal centrifuge. Alat
sentrifugasi ini sebenarnya merupakan
sentrifugasi semi kontinu, karena
operasinya mengalami pemberhentian
aliran feed (slurry) saat alat masih
berputar. Konstruksi alatnya sama
dengan perforated basket centrifuge,
tetapi diletakkan secara horizontal
dengan pemasukan slurry dan
pengeluaran cake dilakukan dari
samping, dan pengeluaran kuenya
menggunakan pisau penggaruk

3. Mengapa pada kristalisasi harus dalam kondisi supersaturasi? Apa peran debu
dalam proses kristalisasi dalam suatu larutan?
Jawab :
Pada dasarnya, kristal dapat terbentuk karena suatu larutan sudah dalam
kondisi atau keadaan lewat jenuh (supersaturasi). Kondisi tersebut terjadi
karena pelarut sudah tidak mampu lagi melarutkan zat terlarutnya (jumlah zat
terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut), sehingga kristal dapat terbentuk
dengan menurunkan daya larutnya atau mengurangi jumlah pelarutnya.
Proses penjenuhan sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti
penguapan pelarut, pemanasan, pendinginan, penambahan senyawa lain, dan
sebagainya.
Juga terdapat dua cara terbentuknya kristal, yakni primer dan sekunder.
Dalam pembentukan kristal primer, kristal terbentuk dengan adanya bijih
kristal yang ada dalam larutan. Kristal “bertumbuh” dengan menempelnya
padatan dari larutan pada bijih. Namun, dengan adanya debu, terjadilah
pembentukan kristal secara sekunder. Padatan menempel pada partikel debu
dan semakin membesar. Maka, kehadiran debu dapat membentuk kristal
sekunder. Debu ialah nama umum untuk sejumlah partikel padat kecil
dengan diamter kurang dari 500 mikrometer.
4. Bagaimana cara melakukan proses screening terhadap padatan yang
menggumpal?
Jawab:
Penyaringan screening dilakukan untuk memisahkan padatan dari
padatan, yaitu dengan membedakan ukuran padatan yang berbeda-beda. Bila
partikel padatan mengandung air, maka sebaiknya bahan yang ingin dipisah
dikeringkan terlebih dahulu karena partikel padatan, khususnya yang kecil
atau halus, dapat menggumpal dan menyumbat penyaring.
5. Apa saja bahan yang dapat dipisahkan pada separator flotasi? Bagaimana
prinsip pemisahannya?
Jawab:
Flotasi dapat digunakan untuk memisahkan mineral logam seperti
tembaga, Pb, seng, nikel, mangan, chromium, cobalt, dan molybdenum.
Dapat juga untuk memisahkan mineral non logam seperti mika, fluorite,
feldspar, dan batubara. Flotasi juga dapat digunakan untuk pengolahan atau
penjernihan air serta untuk mengambil mineral-mineral berbahaya yang
terdapat di dalam air.
Prinsip pemisahan secara flotasi adalah dengan memanfaatkan
perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu sifat hydrophobicity.
Sifat ini merupakan sifat kimia-fisika permukaan mineral. Prinsip flotasi ini
dapat berhubungan dengan tegangan permukaan. Berdasarkan sifat
permukaannya, mineral dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral
Hydrophobic dan mineral Hydrophilic. Mineral hydrophobic adalah mineral
yang mudah dibasasi atau suka air. Permukaan mineral akan basah ketika
berada dalam air. Sedangkan mineral hydrophilic adalah mineral yang sulit
dibasahi atau tidak suka air. Mineral ini tidak basah atau sulit basah ketika
berada di dalam air.
Materi : Pemisahan Gas – Padat dan Gas- Cair

1. Apakah laju alir pada packed tower di inlet dan outlet perlu diatur?
Bagaimana cara memilih alat separator yang digunakan ?
Jawab :
Laju alir pada packed tower di inlet dan outlet perlu diatur baik dari laju air
cairan maupun laju alir gas. Laju alir tidak boleh terlalu tinggi karena akan
menyebabkan transfer partikel kecil, sedangkan apabila laju alir terlalu
rendah, maka driving force transfer partikel tidak mampu menyebabkan
perpindahan massa. Faktor utama lain yang mempengaruhi packed tower
adalah ukuran partikel dan pressure drop.
Tabel 1. Jenis-jenis alat separator beradasrkan peralatan yang digunakan
Materi : Pemisahan Cair-Cair dan Cairan
Pelarut
1. Apakah spesifikasi bahan untuk proses decanter? Dan apa kelebihan
menggunakan proses decanter? Serta bagaimana pemilihan pelarut untuk
proses leaching?
Jawab :
 Spesifikasi bahan :
Apabila bahan didominasi minyak, maka spesifikasinya ksndungan air
kurang lebih 0,75%, kandungan minyak kurang lebih 99%, dan
kandungan zat padat kurang lebih 0,25%. Sedangkan apabila bahan
berupa lumpur spesifikasinya kandungan air kurang lebih 75%,
kandungan minyak kurang lebih 15%, dan kandungan zat padat kurang
lebih 10%.
 Kelebihan proses decanter
Menghasilkan hasil akhir atau skudge cake yang lebih kering dalam
waktu yang lebih singkat dan tidak terpengaruh oleh cuaca. Selain itu,
lahan yang dibutuhkan lebih kecil, tidak menimbulkan bau, lumpur
yang terolah lebih banyak, dan tenaga operator yang dibutuhkan lebih
sedikit.
 Pemilihan pelarut dalam proses leaching
(1) Memiliki kelarutan yang rendah dalam air
(2) Memiliki selektivitas yang tinggi terhadap solute
(3) Mudah dipisahkan dari solute, agar pelarut dapat digunakan
kembali
(4) Memiliki viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
(5) Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun
2. Apa pertimbangan untuk memilih proses vertikal atau horizontal pada
decanter?
Jawab :
Dekanter Horizontal :
 Tekanan hidrostatik.
 Meminimalisasi turbulensi.
 Proses pemisahan lebih cepat karena adanya gaya gravitasi yang
lebih besar dibanding tangki horizontal.
 Tinggi decanter yang diperoleh tidak memenuhi range untuk
menggunakan dekanter horizontal
 Konstruksinya sederhana dan harganya murah.

Dekanter Vertikal
 Umpan masuk ke (ertical clarifier tank ada 4 sumber)
 Diluted Crude Oil (DCO)
 Light phase dari Sludge Centrifuge/Decanter.
 Oil eks recovery tank (namun tidak rutin, sehingga diabaikan).
Materi : Perhitungan Distilasi

Latihan Soal!
Sebuah Kolom didesign untuk memisahkan campuran dari etilbenzen dan stirena.
Umpan masuk (Feed) mengandung 0,5 mol stirena dan kemurnian stirena yang
diperlukan 99,5% dengan recovery 85%. Tentukan jumlah state ideal yang
diperlukan saat rasio reflux 8. Tekanan maksimum column bottom 0.2 bar.
Jawab:
Diketahui
Sumber : Dari Smith Van Ness
 A Stirena = 9,386 A Etilbenzen = 9,386
 B Stirena = 3328,57 x 10−3 B Etilbenzen = 3279,47 x 10−3
 C Stirena = -63,72 x 10−6 C Etilbenzen = -59,95 x 10−6
x(stiren) = 0.5
Recovery = 85%
Kemurniaan Stirena = 99,5%
Maksimum Kolom bottom pressure = 0.2 bar
Ditanya = Berapa jumlah stage idela jika reflux rationya 8?
Jawab =
za = 0,5 (Stiren)
za + zb = 1
0,5 + zb = 1
zb = 0,5 (Etilbenzen)

Basis untuk Feed = 100 kmol


za = 0,5 (Stiren) x 100 = 50 kmol
zb = 0,5 (Etilbenzen) x 100 = 50 kmol

Etilbenzen lebih volatile dibandingkan Stirena


 Saat Recovery 85%, Stirena pada bagian bawah kolom
50 kmol x 0,85 = 42,5 kmol
 Saat Kemurnian Stirena 99,5%, Etilbenzen pada bagian bawah kolom
0,5 %
x 42,5 kmol=0,21 kmol
99,5 %
 Etilbenzen pada bagian atas kolom
50 kmol – 0,21 kmol = 49,79 kmol

 Stiren pada bagian atas kolom


50 kmol – 42,5 kmol = 7,5 kmol

 Fraksi mol etilbenzen pada bagian atas kolom


xb 49,79
xd= x = 49,79 + 7,5 =0,87
b +xa

 Untuk mencari Relative Volatility


B
ln psat =A-
T(°K)+C
3328.57
ln 0.2 (bar) =9,386-
T(°K)+(-63,72)

T = 366 K = 93,3˚C

 Saat Suhu 93,3 ℃, Tekanan uap dari etilbenzen


3279,47
ln psat =9,386- =0,27 bar
366 K+(-59,95)

 Relative Volatility
p0 Etilbenzen
α= 0 =1,35
p Stirena

 Penentuan banyak stage ideal pada Rectifying Section


𝑅 8
𝑠 = 𝑅+1 = 8+1 = 0,89 Keterangan : s = Slope dari garis operasi
𝑥𝑑 0,87 antara 𝑥0∗ dan 𝑥𝑛∗
𝑏= = = 0,098
𝑅+1 8+1
s(α-1)k2 + [s+b(α-1) – α] k + b = 0
0,89(1,35 – 1)k2 + [0,89 + 0,097(1,35 – 1) – 1,35]k + 0,097 = 0
k = 0,29

𝑥0∗ =xd – k = 0,87 – 0,29 = 0,58


xd = fraksimol dari komponen tidak mudah menguap pada bagian atas kolom
𝑥𝑛∗ = zf – k = 0,5 – 0,29 = 0,21
zf = Fraksimol dari umpan
c = 1 + (𝛼 − 1)𝑘 = 1 + (1,35 – 1 )0,29 = 1,10
sc (α-1)
β=
α- sc2
0,89 x 1,10 (1,35-1)
β= = 1,255
1,35-0,89 x 1,102

0,58(1−1,255 𝑥 0,21) 1,35


N = log[0,21(1−1,255 𝑥 0,58)] /log (0,89 𝑥 1,12)
log 7,473
N = log 1,254 = 8,87 atau ada 9 stage

 Penentuan banyak stage ideal pada Stripping Section


𝑅𝑧𝑓 + 𝑥𝑑 −(𝑅+1)𝑥𝑏 xa 0,21
𝑠= (𝑅+1)(𝑧𝑓− 𝑥𝑏 )
xb = x = 42,5 + 0,21 = 0,005
a +xb

8 𝑥 0,5+0,87−(8+1)0,005
𝑠= = 1,084
(8+1)(0,5−0,005)
(𝑧𝑓− 𝑥𝑑 )𝑥𝑏
𝑏= (𝑅+1)(𝑧𝑓− 𝑥𝑏 )

(0,5 −0,87)0,005
𝑏= = −4,15 𝑥 10−4
(8+1)(0,5−0,005)

s(α-1)k2 + [s+b (α-1) – α] k + b = 0


1,084(1,35 – 1)k2 + [1,084 – 4,15 x 10−4(1,35 – 1) – 1,35]k + -4,15 x 10−4 = 0
k - -4,15 x 10−4 𝑘 = 0,702

𝑥𝑛∗ =xb – k = 0,005 – 0,702 = -0,697


xb = fraksimol dari komponen mudah menguap pada bagian bawah kolom
𝑥0∗ = zf – k = 0,5 – 0,702 = -0,202
zf = Fraksimol dari umpan
c = 1 + (𝛼 − 1)𝑘 = 1 + (1,35 – 1 )0,702 = 1,246
sc (α-1)
β= α- sc2
1,084 𝑥 1,246 (1,35−1)
β= = −1,42
1,35−1,084 𝑥 1,2462

−0,202(1−0,697 𝑥 1,42) 1,35


N = log[−0,697(1−0,202 𝑥 1,42)] /log (0,89 𝑥 1,2462 )

log[4,17 𝑥 10−3 ]
N= = 24,6 atau ada 25 stage
log 0,8

Perhitungan Soal Ujian Tengah Semester

Sebuah Kolom didesign untuk memisahkan campuran dari benzene dan toluene.
Umpan masuk (Feed) mengandung 0,7 mol benzene dan 0,3 ml toluene dan
kemurnian benzene yang diperlukan 99,93% dengan recovery 85%. Tentukan
jumlah state ideal yang diperlukan saat rasio reflux 8. Tekanan maksimum column
bottom 1 atm.
Diketahui :
Dari (Sumber : Dean, 1999)
A Benzene = 6,95 A Toluene = 6,95
B Benzene = 1211,03 x 10−3 B Toluene = 1344,80 x 10−3
C Benzene = 220,79 x 10−6 C Toluene = 219,48 x 10−6
DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Domas. (2013). Alat Sentrifugal dan Prinsip Kerja. Universitas Brawijaya.
Komariah Leily Nurul, A. F. Ramdja, Nicky Leonard. 2009. Tinjauan Teoritis
Perancangan Kolom Distilasi untuk Pra-rencana Pabrik Skala Industri. Jurusan
Teknik Kimia Faukltas Teknik Universitas Sriwijaya
Michaud, David. (2015). Dense – Heavy Medium Separation HMS/HDS Process.
Orris E. A, Eugene E.G. (1969). Centrifugation of Waste Sludges. Journal Water
Pollution Control Federation, Volume 41, Issue 4, p. 607-628.
Pal, Anju. (2013). Metals and Non Metals.
Santosa, Herry. 2004. Perancangan Packed Tower. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
Towler, G., Sinnot, R. (2008). Chemical Engineering Design: Principles, Practice
and Economics of Plant and Process Design. Amsterdam:
Elsevier/Butterworth-Heinemann.

Anda mungkin juga menyukai