Anda di halaman 1dari 6

Apli

kasi kencan online kian diminati kalangan muda dan dewasa. Rasa ingin berkenalan secara acak melalui
dunia maya pun terus bertambah seiring kemudahan teknologi. Di antaranya yang populer yaitu aplikasi
Tantan dengan Tinder.

Cara kerja kedua aplikasi ini hampir sama hanya tampilan yang membedakan dan pembuatnya. Cara
kerjanya itu cuman menggegeser-geser saja. Geser ke kanan tandanya Like, dan Geser ke kiri tandanya
Don't Like. Nah, jika orang yang kamu Like, juga merespons dengan Like, itu tandanya kalian otomatis
berteman.

Masih ada banyak perbedaan Tantan dan Tinder yang jarang orang tahu. Apa saja? Mari simak ulasan
perbedaan kedua aplikasi tersebut.

1. Tantan
Wikipedia

Tantan adalah aplikasi sosial yang dirancang khusus untuk orang-orang muda yang sebagian besar
berusia awal 20-an. Berdasarkan sistem swipe and match, Tantan memungkinkan dua pengguna untuk
memulai percakapan ketika keduanya menyukai satu sama lain.

Kamu juga bisa lihat berapa orang yang Like profil kamu, tapi tidak bisa melihat siapa yang Like kamu.
Kamu hanya bisa melihat sebatas angka saja. Selain itu kamu juga bisa membuat status layaknya sosial
media lainnya

Aplikasi ini memfasilitasi penunjang berupa hobi dan minat. Kamu bisa memilih apa yang kamu sukai,
dan bisa mempercepat bertemu calon jodohmu dengan hobi sejenis. Ukuran aplikasinya lebih kecil,
desainnya minimalis dengan ikon rubah oranye.
2. Tinder

Tinder adalah aplikasi layanan pencarian sosial berbasis lokasi menggunakan profil dari Facebook dan
layanan fitur GPS di ponsel yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang saling tertarik dan
memungkinkan kecocokkan (match) pengguna untuk mengobrol.

Tidak jauh beda dengan Tantan, Tinder juga tak kalah menarik. Hanya saja Tinder memiliki stiker animasi
bergerak untuk menambah keseruan mengobrol.

Setiap aplikasi mempunyai kekurangan dan kelebihan. Nah, Kekurangan aplikasi Tinder yang dipunyai
aplikasi Tantan, yaitu tidak bisa melihat seberapa banyak orang yang Like kamu, kecuali kamu membeli
fitur VIP.
Eits, meski berupa aplikasi, nyatanya beberapa orang menemukan jodoh sejati atau teman baru. Namun,
di dunia maya juga tidak boleh sepenuhnya percaya kepada orang yang baru dikenal. Jangan lupakan
untuk menyembunyikan hal pribadimu seperti nomor telepon atau akun media sosial.

Tantan adalah sebuah aplikasi iOS/Android kencan asal Tiongkok. Pada 2017, Tantan diklaim memiliki 60
juta pemakai 'tervalidasi' dan meraih keuntungan sejumlah $70 juta, sebanding dengan aplikasi Tinder.
[2] Aplikasi tersebut juga merambah ke India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Tinder adalah aplikasi layanan pencarian sosial berbasis lokasi menggunakan profil dari Facebook dan
layanan fitur GPS di ponsel) yang memfasilitasi komunikasi antara pengguna yang saling tertarik, yang
memungkinkan kecocokkan (match) pengguna untuk mengobrol. Aplikasi ini biasanya digunakan sebagai
layanan kencan, dan telah bercabang untuk memberikan layanan yang lebih, sehingga lebih umum
dikategorikan sebagai aplikasi sosial media.

Awalnya diinkubasi di dalam Palka Labs, aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2012, dan pada tahun 2014
terdaftar sekitar satu miliar "gesekan" per hari.[1] Tinder merupakan aplikasi pertama yang
"menggesekkan aplikasi", di mana pengguna menggunakan gesekkan gerakan untuk memilih antara
foto-foto dari pengguna lain: menggesekkan kanan bagi yang berpotensi kecocokkan yang baik dan
menggesekkan kiri pada foto untuk pindah ke yang berikutnya.

Tinder didirikan oleh Sean Rad, Jonathan Badeen, Justin Mateen, Joe Munoz,, Dinesh Moorjani, Chris
Gylczynski, dan Whitney Wolfe, yang kemudian meninggalkan Tinder untuk memulai Bumble.[2][3]
sumber Lain menyatakan bahwa daftar pendiri dibatasi untuk Mateen, Rad, dan Badeen,[4] meskipun hal
ini telah diperdebatkan.[5] Rad dan Mateen telah mengenal satu sama lain sejak mereka masih empat
belas tahun.

Baru-baru ini, perusahaan Match Group telah membukukan laba Q3 yang bernilai per-sahamnya 44 sen.
Perusahaan yang memiliki beberapa layanan kencan online seperti Tinder, Hinge, Ok Cupid, dan
PlentyOfFish telah melampaui perkiraan pendapatan analis sebesar USD437 juta (Rp6,4 triliun).

Dilansir dari Tech Crunch (7//11), Perusahaan ini berhasil mencapai USD444 juta (Rp6,5 triliun) dan
mengalami peningkatan 29 persen dari tahun-ke-tahun. Selain itu, Match juga berharap bisa
menghasilkan total pendapatan tahunan sebesar USD1,72 miliar atau setara Rp25,2 triliun.

Meski menghasilkan pendapatan yang baik, namun perusahaan ini belum berhasil memuaskan Wall
Street. Pasalnya Match mengatakan mengharapkan antara USD440 hingga USD450 juta dalam
pendapatan Q4. Hal ini jauh berbeda dari perkiraan analis sekitar USD454,5 juta. Sebagai akibatnya,
saham Match merosot 10 persen dalam perdagangan after-hours.

Sedangkan Tinder terus membuat perusahaan Match mengalami pertumbuhan. Diklaim Tinder
menyumbang sekitar separuh pengguna berbayar dan setengah dari pendapatan tahunan
perusahaannya. Pada Q3 ini, jumlah total pelanggan berbayar mencapai 8,1 juta. Jumlah ini mengalami
kenaikan dari 7,7 juta pada Q2 dan peningkatan 23 persen YoY.
Diketahui sebagian besar pertumbuhan tersebut berasal dari Tinder Gold, yang memungkinkan
pengguna melihat siapa saja yang telah menyukainya tanpa melakukan swipe. Secara keseluruhan, basis
pengguna berbayar Tinder mencapai 4,1 juta dari kuartal sebelumnya sekitar 3,8 juta. Dengan
pertumbuhan ini, Match berharap aplikasi Tinder mampu menghasilkan USD800 juta (Rp11,7 triliun)
dalam pendapatan tahun 2018.

Sementara Hinge, layanan kencan online yang telah diakuisisi Match pada Juni lalu juga mengalami
peningkatan. Diklaim aplikasi ini mengalami peningkatan 5 kali unduhan sejak pertama kali diakuisisi.

Hadirnya era digital kian memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pemanfaatan
digital di masa kini, telah meluas ke beberapa sektor kebutuhan hidup seperti berbelanja, transportasi,
termasuk jodoh.

Hadirnya aplikasi-aplikasi chatting yang kini tersedia turut memberikan ide bagi pengembang untuk
membuat aplikasi kencan atau dating app. Beberapa negara bahkan menjadi konsumen terbesar aplikasi
tersebut seperti Rusia, Brazil, dan China.

Berdasarkan data yang dipaparkan Sensor Tower, Kamis (16/2/2017), Rusia menjadi negara dengan
penggunaan tertinggi aplikasi kencan sebanyak 0,39%. Rusia terpaut tipis dengan Brazil yang memiliki
persentase di bawahnya yakni 0,38%.

Di posisi ketiga, China memiliki perolehan pengguna 0,34%. Sedangkan di lima besar lainnya yakni
Amerika Serikat dan Turki masing-masing memperoleh pengguna sebanyak 0,25% dan 0,22%.

Indonesia pun tak luput dari pantauan Sensor Tower. Sebagai salah satu negara dengan populasi yang
cukup besar di dunia, Indonesia memiliki total pengguna layanan aplikasi kencan sebanyak 0,11% dan
berada di urutan ketujuh. Hasil serupa juga dimiliki oleh Korea Selatan di posisi kedelapan.

Di atas Indonesia dan Korea Selatan, terdapat Meksiko dengan nilai persentase 0,18%. Ketiganya
memiliki tingkat penggunaan aplikasi kencan dibandingkan India (0,10%) dan Jepang (0,08%) di posisi
sembilan dan sepuluh.

Data yang dipaparkan oleh Sensor Tower tersebut diambil pada periode kuartal keempat 2016 dan
berdasarkan pada unduhan di dua toko aplikasi Play Store dan App Store. Karena China tak memiliki Play
Store, maka data yang diambil di negara tersebut hanya berasal dari App Store.

Sementara jika dilihat dari aplikasi yang dipakai, Tinder tampaknya paling sering digunakan dibandingkan
aplikasi lainnya seperti Frim, Tantan, Jaumo, Amanda, dan Pairs. Aplikasi tersebut paling banyak diakses
di beberapa negara seperti Brazil, Amerika Serikat, Meksiko, India, dan Indonesia.

Menjamurnya aplikasi kencan online yang kian diminati kalangan muda dan dewasa semakin pesat. Rasa
ingin berkenalan secara acak melalui dunia maya pun terus bertambah seiring mudahnya teknologi saat
ini.

Nah, untuk kamu yang penasaran atau ingin coba-coba menggunakannya tak masalah. Sebelum
kamu mulai menginstal, ada baiknya kamu memilih aplikasi yang sering digunakan banyak orang.
Berdasarkan review penulis, ada lho dua aplikasi kencan terpopuler beserta plus minusnya.
Tinder

Sebagian besar orang pasti sudah tak asing lagi mendengar namanya. Ya, aplikasi ini paling populer di
telinga masyarakat, khususnya kawula muda dan dewasa. Tampilannya menarik, cara mendaftarnya pun
dengan dua pilihan, yakni melalui akun facebook atau nomor telepon. Pengguna pun bebas memilih
pasangan sesuai selera hanya dengan mengusap tanda “suka” maupun “tidak suka”.

Kelebihan

1. Ada fitur untuk memberi super like dan rekomendasi calon jodohmu

2. Memiliki stiker animasi bergerak untuk menambah keseruan mengobrol

3. Untuk memilih foto profil terbaik, terdapat fitur “foto cerdas”

Kekurangan

Berbayar. Beberapa fasilitas aplikasi ini mengharuskan kamu membayar tagihan, seperti untuk melihat
calon jodoh yang menyukaimu, menyembunyikan usia, dan dapat dijangkau ke seluruh dunia.

Tantan

Tak jauh beda dengan yang sebelumnya, aplikasi ini tidak kalah menarik dengan tampilannya yang
memanjakan penggunanya.

Kelebihan

1. Terdapat fasilitas penunjang berupa hobi dan minat. Kamu bisa memilih apa yang kamu sukai, dan
bisa mempercepat kamu bertemu calon jodohmu dengan hobi sejenis.

2. Ukuran aplikasi lebih kecil, desainnya minimalis dengan ikon rubah oranye

3. Gratis, tidak ada fasilitas khusus yang harus bayar.

Kekurangan

Sayangnya, aplikasi ini belum dilengkapi dengan fitur super like yang berfungsi untuk memberi tanda
suka yang langsung tertuju pada calon jodoh.

Kesimpulan

Meski berupa aplikasi kencan online, nyatanya dapat membantu beberapa orang menemukan jodoh
sejati atau teman baru. Namun, di dunia maya juga tidak boleh sepenuhnya percaya kepada orang yang
baru dikenal. Jangan lupakan untuk menyembunyikan hal pribadimu seperti nomor telepon atau akun
media sosial. Tetap berhati-hati dan jadilah smart user ya!

Anda mungkin juga menyukai