Anda di halaman 1dari 4

OUTLINE PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI


DUSUN BELET DESA BAGIK PAYUNG

BFBBBDBDBB LATAR BELAKANG

Data WHO menunjukan pada tahun 2012 usia harapan hidup orang di
dunia adalah 70 tahun, dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi lansia
sebesar 8,1% dari total populasi (Badan Pusat Statistika, 2015).
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa sering kali dilihat
dari usia harapan hidup penduduknya, di Indonesia sejalan dengan
meningkatnya pembangunan bidang kesehatan, yaitu meningkatnya Usia
Harapan Hidup (UHH) menyebabkan populasi lanjut usia yang berumur
diatas 60 tahun juga bertambah (Kemenkes RI, 2012). pada tahun 2013
proporsi dan populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah
11,7% dari total populasi dunia dan di perkirakan jumlah tersebut
akan meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup
Jumlah penduduk lansia pada tahun 2014 di Indonesia mencapai
18.781 juta jiwa (Badan Pusat Statistika, 2015). Presentase penduduk
lansia di Indonesia paling tinggi di provinsi DIY berkisar 13,4 %
melihat pergaulan
(Kemenkes remaja
RI, 2015). siswa/siswi
Indonesia SMANnegara
termasuk 2 Mataram melalaui
berstruktur survei
penduduk
pendahuluan, dari beberapa
tua dengan populasi lansiasumber
diatas 7%. Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang dan mengalami peningkatan jumlah penduduk lanjut
usia yang sangat besar. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010,
Indonesia termasuk negara yang memiliki lansia terbanyak ke lima yakni
9,6% dari jumlah penduduk (Menkokesra, 2013).
Menurut Azizah (2011) Usia lanjut dalam perjalanan hidupnya
akan mengalami segala keterbatasannya dalam masalah kesehatan. Hal
tersebut diperkuat lagi dengan pernyataan, bahwa kelompok lansia lebih
banyak menderita penyakit yang menyebabkan menurunnya kemampuan dalam
melakukan aktivitas dibanding dengan orang yang masih muda.
Salah satu masalah pada usia lanjut yang berkaitan dengan
kondisi fisik adalah masalah jatuh. Jatuh merupakan salah satu
penyebab utama kematian dan cedera yang banyak di alami oleh lanjut
usia. 20% - 30% dari lansia akan mengalami keterbatasan fisik yang di
akibatkan oleh jatuh dan mereka akan mengalami kehilangan kebebasan
ADL (aktivitas hidup seharihari), penurunan kualitas hidup dan
kematian (Jamebozorgi, 2013).
Risiko jatuh merupakan meningkatnya kerentanan peristiwa jatuh
yang dapat menyebabkan bahaya fisik. Menurut Miller (2012) selain
perubahan fisik karena menua dan masalah kesehatan yang umum terjadi
pada lansia, kesehatan psikologis juga berpengaruh terhadap penyebab
risiko jatuh pada lansia.
Jatuh adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang yang sadar
berada dipermukaan tanah tanpa sengaja dan tidak termasuk jatuh akibat
pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang (Stanley, 2007).
Secara global jatuh merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama
terkait usia lanjut yang meningkat dalam 10 tahun terakhir, Insiden
jatuh meningkatkan secara progresif terkait dengan usia. Menurut
literatur ilmiah yang ada, sekitar sepertiga dari populasi lansia
mengalami satu kali jatuh setiap tahun, sementara 10% lainya mengalami
jatuh berulang. Risiko ini lebih besar pada usia di atas 80 tahun, di
mana kejadian jatuh setiap tahun bisa mencapai 50%. (Shumwaycook,
2009).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau
saksi mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak
terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau
tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo, 2004). Jatuh merupakan
suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar menjadi berada di
permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat
pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh
tersebut adalah dari penyebab yang spesifik yang jenis dan
konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami
jatuh (Stanley, 2006).
Berdasarkan studi literatur sebelumnya, peneliti melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara aktivitas fisik
dengan resiko jatuh pada lanjut usia di dususn belet Desa bagik
payung.
RUMUSAN MASALAH

apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko jatuh pada
lansia di dusun belet desa bagik payung

TUJUAN PENELITIAN

1. TujuanUmum
Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko
jatuh pada lansia di dusun belet desa bagik payung

2. TujuanKhusus
a. Untuk mengidentifikasi aktivitas fisik lansia di dusun belet
desa bagik payung
b. Untuk mengidentifikasi resiko jatuh pada lansia di dusun
belet desa bagik payung
c. Untuk menganalisis aktivitas fisik dengan resiko jatuh pada
lansia di dusun belet desa bagik payung

HIPOTESIS

Ha : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko jatuh pada


lansia di dusun belet desa bagik payung

H0 : tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko jatuh


pada lansia di dusun belet desa bagik payung
TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep aktivitas fisik


2. Konsep lansia
3. Konsep resiko jatuh

METODOLOGI PENELITIAN

1. Subyek Penelitian : lansia di dusun belet desa bagik payung


2. Populasi dan Sampel :
a. Populasi :seluruh seluruh lansia di dusun belet desa bagik
payung
b. Sampel : lansia di dusun belet desa bagik payung
c. Sampling :total sampling dengan criteria inklusi dan
ekslusi
3. Desain penelitian :desain descriptif korelasional dengan
Rancangan penelitian cross sectional
4. Instrumen penelitian : kuesioner dan wawancara
5. Identifikasi Variabel:
a. Independent : aktivitas fisik
b. Dependen : resiko jatuh lansia
6. Analisa Data : Univariat dan bivariat dengan Uji statistik Chi
Square

Anda mungkin juga menyukai