DI STASIUN SIMPANG
Nomor : ..............................
Tanggal : ..............................
SUMATERA SELATAN
No. SOP :
Tanggal
:
berlaku
Halaman : 1 dari 9
DAFTAR REVISI
Uraian Perubahan
No Tanggal Revisi Halaman yang diganti
Sebelum Sesudah
Distribusi :
1
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 2 dari 9
DAFTAR ISI
2
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN BANJARSARI Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 4 dari 9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Ruang Lingkup
Untuk mewujudkan kegiatan bongkar batubara swasta di Stasiun Simpang Divre III
Palembang dengan mengacu Peraturan Dinas yang berlaku di PT Kereta Api Indonesia
(Persero). Perlu dibuat petunjuk pelaksanaan kegiatan bongkar dan muat batubara yang
dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) bongkar dan muat batubara di
Stasiun Simpang Divre III Palembang. SOP ini digunakan sebagai pedoman kerja pihak-
pihak yang terkait kegiatan bongkar dan muat batubara swasta di Stasiun Simpang.
2. Definisi
a) Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah Naskah Dinas yang memuat
serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukan tentang cara dan urutan kegiatan
tertentu;
b) Langsir adalah pekerjaan menyusun rangkaian Kereta Api atau memisah-misahkan
rangkaian Kereta Api, memindahkan sarana Kereta Api dari suatu tempat ke tempat
lain di emplasemen atau tempat lainnya;
c) Petugas adalah pekerja atau seseorang yang memenuhi kualifikasi kompetensi dan
ditugasi oleh Perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu;
d) Pengatur Perjalanan Kereta Api, yang selanjutnya disingkat PPKA adalah petugas
yang ditugasi untuk mengatur dan melakukan segala tindakan untuk menjamin
keselamatan dan ketertiban berikut segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan
perjalanan Kereta Api dan urusan Langsir dalam batas Stasiunnya untuk wilayah
pengaturan setempat;
e) Petugas Langsir, yang selanjutnya disebut PLR adalah seorang petugas yang
ditugasi memandu langsiran di suatu emplasemen tertentu atas perintah pengatur
kegiatan di emplasemen yang bersangkutan;
f) Operator, adalah petugas yang ditugasi untuk mengoperasikan alat angkat angkut
dan telah tersertifikasi sesuai dengan alat angkat angkut yang dioperasikan;
g) Berat Muat adalah berat muatan yang boleh dimuat dalam gerbong ;
h) Muatan adalah komoditi yang diangkut, dalam standard ini muatan berupa batubara
yang diangkut menggunakan container di atas gerbong datar;
i) Kontainer adalah tempat/wadah yang digunakan untuk memuat batu bara yang
diletakkan di atas Gerbong Datar yang sudah dilakukan Penimbangan Berat Kosong
dan bersertifikat ISO atau dibuktikan telah lulus uji kontruksi oleh Lembaga yang
berwenang;
j) Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang bertugas mengoperasikan kereta
api dan Langsir serta bertanggung jawab sebagai pemimpin selama dalam
perjalanan kereta api;
k) Asisten Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan untuk
membantu Masinis dalam mengoperasikan kereta api dan Langsir;
l) Petugas Terminal adalah;
3
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 4 dari 9
3. Tujuan
Tujuan disusunnya SOP Bongkar dan Muat Batubata Swasta di Stasiun Banjarsari Divre
III adalah sebagai berikut :
a) Sebagai dasar dan petunjuk pelaksanaan kegiatan tata cara pembongkaran
kontainer isi dan pengangkutan kontainer kosong batu bara swasta di Stasiun
Simpang Divre III;
b) Untuk memudahkan proses pengawasaan dan pemantauan kondisi kegiatan
pembongkaran kontainer isi dan pengangkutan kontainer kosong batu bara swasta
sehingga terwujudnya keselamatan pada saat bongkar dan muat batu bara;
c) Standardisasi tatacara pelaksanaan pembongkaran kontainer isi dan pengangkutan
kontainer kosong batu bara swasta;
d) Sebagai standarisasi kinerja dan dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan
angkutan muatan batu bara Swasta di Stasiun Banjarsari;
e) Mengontrol dan mengendalikan berat batu bara yang diangkut agar tidak melebihi
syarat berat muat maksimum yang diijinkan;
f) Memastikan muatan Batu bara merata di dalam kontainer;
g) Memperjelas tugas dan tanggung jawab pihak-pihak terkait dalam proses muat
angkutan batu bara sehingga terjalin koordinasi yang baik;
h) Untuk memastikan adanya dokumentasi dalam proses kegiatan pembongkaran
kontainer isi dan pengangkutan kontainer kosong batu bara swasta.
4. Dasar
Dasar yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan SOP Langsir adalah
a) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4722);
b) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);
c) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086);
d) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 48 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pemuatan, Penyusunan, Pengangkutan dan Pembongkaran Barang dengan Kereta
4
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 5 dari 9
Api sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.
52 tahun 2016;
e) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 24 Tahun 2015 tentang Standar
Keselamatan Perkeretaapian;
f) Peraturan Dinas 3 tentang Semboyan;
g) Peraturan Dinas 8A tentang Penggunaan Sarana Pada Lintas Dengan Lebar Jalan
Rel 1.067;
h) Peraturan Dinas 12 jilid II tentang Awak Sarana Perkeretaapian;
i) Peraturan Dinas 16A jilid I tentang Dinas Lokomotif Diesel Elektrik dan Diesel
Hidrolik;
j) Peraturan Dinas 19 jilid I tentang Urusan Perjalanan Kereta Api Dan Urusan Langsir;
k) Peraturan Dinas 19 jilid II tentang Kereta Api Kerja Dan Kereta Api Perawatan Jalan
Rel, Kereta Api Inspeksi, Lori;
l) Peraturan Dinas 22 jilid I tentang Penguasaan Stasiun;
m) Peraturan Dinas 23 tentang Gangguan Operasional Kereta Api;
n) Peraturan Dinas 26 tentang Keselamatan;
o) Surat keputusan Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) no.
KEP.U/LL.507/VI/1/KA-2012 tentang alat pelindung diri (APD);
p) Keputusan Direksi Nomor KEP.U/KS.102/VIII/1/KA-2016 tentang Pedoman
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;
q) Keputusan Direksi Nomor KEP.U/KS.101/XII/1/KA-2016 tentang Operator Dan
Petugas Pesawat Angkat Angkut;
r) Keputusan Direksi Nomor KEP.U/KS.103/XII/1/KA-2016 tentang Penyelenggaraan
Pesawat Angkat Angkut;
s) Berita Acara Panduan Pelaksanaan Muatan Gerbong Datar (PPCW) 50 Ton Nomor
HK.230/IV/2/KA-2015.
5. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan angkutan batu bara dengan menggunakan
Gerbong Datar antara lain:
a) Sarana yang disiapkan adalah Gerbong Datar (GD) BM 54 Ton;
b) Reachstacker kapasitas 60 (enam puluh) ton;
c) Gantry Crane kapasitas 500 (lima ratus) ton
d) Forklip kapasitas 10 (sepuluh) ton;
e) Kontainer ukuran 20 ft terbuka bagian atas sebanyak 2 (dua) buah untuk setiap
Gerbong Datar, yang telah tersertifikasi ISO ataupun lolos uji oleh lembaga uji yang
berkompeten dan terakreditasi KAN.;
f) Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas pemuatan (masker, safety glass, sarung
tangan, safety vest, helm, safety shoes dan lain-lain) sesuai Standar Nasional
Indonesia atau sesuai standar yang berlaku;
g) Stop block sebanyak minimal 4 (empat) buah;
h) Alat komunikasi 2 (dua) arah.
5
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 6 dari 9
BAB II
PROSEDUR PEMBONGKARAN BATU BARA
1. PPKA
Kegiatan yang dilakukan oleh PPKA adalah sebagai berikut:
a. PPKA bersama PLR, Petugas Sarana, Cecker pihak ketiga (RMK) dan petugas terminal
melaksanakan briefing;
b. PPKA memasukkan KA sesuai daftar jalur dan peraturan yang berlaku;
c. PPKA menerima Surat Angkut dari awak sarana perkeretaapian;
d. PPKA memerintahkan Plr untuk melaksanakan kegiatan langsir ke jalur bongkar dan
berkordinasi dengan awak sarana perkeretaapian dalam kegiatan langsir melepas
lokomotif
e. PPKA berkordinasi dengan Petugas Sarana dalam melayani rem parkir setelah langsiran.
f. PPKA menerima informasi dari Plr bahwa lokomotif telah dilepas dan menuju Depo.
g. PPKA menerima info dari Petugas sarana bahwa rem parkir telah terikat
h. PPKA menerima informasi dari Pengawas dan Cecker pihak ketiga (RMK) bahwa
rangkaian telah siap untuk proses bongkar dan muat;
i. Kegiatan selesai bongkar dan muat:
i. PPKA berkordinasi dengan KUPT Crew KA untuk menyiapkan Crew KA dan KUPT Depo
Kertapati untuk menyiapkan lokomotif.
ii. PPKA menerima informasi dari pengawas pihak ketiga (RMK), bahwa rangkaian telah
selesai bongkar dan muat.
iii. PPKA bersama petugas terminal menerima Berita Acara Muat (BAB) dari Pengawas
pihak ketiga (RMK) dan ditandatangani bersama;
iv. PPKA berkordinasi dengan petugas sarana untuk pemeriksaan rangkaian.
v. PPKA menerima informasi dari Petugas Sarana, bahwa rangkaian dalam kondisi baik;
vi. PPKA memberangkatkan KA sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. PLR
Kegiatan yang dilakukan oleh PLR adalah sebagai berikut:
a. PLR bersama PPKA, Petugas sarana, Cecker pihak ketiga (RMK) dan petugas terminal
melaksanakan briefing
b. PLR melaksanakan langsiran sesuai dengan SOP Langsir berdasarkan perintah PPKA;
c. PLR menginformasikan kegiatan langsir sesuai dengan SOP Langsir kepada PPKA;
d. PLR memastikan stopblok telah terpasang saat selesai kegiatan langsir;
e. PLR memastikan stopblok telah tercabut saat mulai kegiatan langsir.
6
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 7 dari 9
c. Petugas sarana mengikat rem parkir setelah selesai langsiran dan melepas rem parkir saat
sebelum memulai langsiran atau memberangkatkan KA;
d. Petugas sarana menginformasikan pada PPKA bahwa rangkaian dalam kondisi baik saat
sebelum mulai bongkar dan muat serta sebelum pemberangkatan KA.
4. Petugas terminal
Kegiatan yang dilakukan oleh Petugas terminal adalah sebagai berikut:
a. Petugas terminal bersama PPKA, PLR, Checker pihak ketiga (RMK) dan petugas sarana
melaksanakan briefing;
b. Petugas terminal menerima surat angkutan (SA) bersama PPKA dari awak sarana
perkeretaapian.
c. Petugas terminal memastikan bahwa berat muatan sesuai dengan Berita Acara Muat
(BAM);
d. Petugas terminal menandatangani Berita Acara Bongkar (BAB) bersama PPKA dan
Pengawas pihak ketiga (RMK);
e. Petugas terminal memasukkan data di dalam software Sibarka sesuai dengan BAB
7
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 8 dari 9
b. Pengawas pihak ketiga (RMK) memastikan jalur bongkar dan muat tidak ada material
penghalang atau rintangan ;
c. Pengawas pihak ketiga (RMK) berkordinasi dengan PPKA saat rangkaian siap bongkar
dan muat serta selesai bongkar dan muat;
d. Pengawas pihak ketiga (RMK) bertanggung jawab atas kegiatan bongkar dan muat yang
dilaksanakan di area container yard (CY).
8
No. SOP :
SOP BONGKAR DAN MUAT BATUBARA SWASTA
DI STASIUN SIMPANG Revisi : 1
Tanggal
DIVRE III PALEMBANG berlaku
:
Halaman : 9 dari 9
BAB BAB
Informasi
proses
Proses
bongkar dan input ke
muat selesai
Pemeriksaan software
dan Subarka
berkordinasi GD
dengan Dipo
Lokomotif
Kertapati
Kondisi Baik
KA
Diberangkat
kan sesuai
dengan SOP
Selesai