PAKET :
Penanganan Long Segmen (Pemeliharaan Rutin,
Pemeliharaan Berkala, Peningkatan/Rekonstruksi Jalan
Ruas Wayatim - Wayaua
KONTRAKTOR PELAKSANA:
LEMBAR PENGESAHAN
PERSETUJUAN
DISAHKAN
URAIAN DISUSUN OLEH DIPERIKSA OLEH
OLEH
NAMA JERVIS GEOVANNY LEO
JABATAN
TANDA
TANGAN
TANGGAL
No UNIT PENERIMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
STATUS DOKUMEN
STATUS
TANGGAL
CV. MODERN MAJU MEMBANGUN
SEJARAH DOKUMEN
RMK diterbitkan
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan.............................................................................................. 1
Sejarah Dokumen ................................................................................................. 2
Daftar Isi................................................................................................................. 3
1. Umum ........................................................................................................... 4
2. Informasi Kegiatan......................................................................................... 4
3. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu .............................................................. 8
4. Struktur Organisasi Penyedia Jasa............................................................... 9
5. Tugas dan Tanggung Jawab ........................................................................ 11
6. Tata Cara Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan............................................ 13
7. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.................................................................... 43
8. Jadwal Tenaga Kerja..................................................................................... 44
9. Jadwal Peralatan........................................................................................... 45
10. Jadwal Material.............................................................................................. 46
11. Rencana dan Metode, Verifikasi, Validasi, Monitoring, Evaluasi, Inspeksi
dan Pengujian ............................................................................................... 47
.......................................................................................................................
12. Daftar Kriteria Penerimaan ........................................................................... 48
13. Daftar Induk Dokumen .................................................................................. 49
14. Penutup ......................................................................................................... 50
BAB I
UMUM
Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibuat dan disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan dan perundangan-undangan yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 beserta turunannya dan Penerapan Sistem
Manajemen Mutu (SMM) dilingkungan Dinas pekerjaan umum dan penataan ruang
provinsi maluku utara.
BAB II
INFORMASI KEGIATAN
NO
URAIAN KET.
.
1. Nama Dinas :
2. Pelaksana Kegiatan :
3. Sumber Dana :
4. Lokasi Proyek :
5. Nama Paket :
6. Nomor Kontrak dan :
Tanggal
7. Biaya :
8. Cara Pembayaran :
9. Jangka Waktu :
Pelaksanaan
10. Nomor dan Tanggal :
SPMK
11. Tangal Mulai :
Pekerjaan
12. Tanggal Akhir :
Pekerjaan
13. Masa Pemeliharaan :
14. Kontraktor :
Pelaksana
15. Alamat :
16. Konsultan :
Pengawas
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi Ls 1
DIVISI 2.MANAJEMEN DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pembuatan dokumen RKK,RKPPL,RMLLP,RMPK set 1
Pembuatan prosedur dan instruksi kerja Set 1
Penyusunan pelaporan penerapan SMKK Set 1
Pengarahan keselamatan konstruksi (safety briefing) Orng 15
Spanduk (banner) Lb 1
Papan informasi keselamatan konstruksi Bh 1
Topi pelindung (safety helmet) Bh 15
Pelindung pernafasandan mulut (masker) Bh 15
Sarung tangan (safety gloves) Psg 15
Sepatu keselmatan (safety shoes, rubber safety shoes and toe cap) Psg 15
Rompi keselamatan (safety vest) Bh 15
Ahli K3 konstruksi atau ahli keselatam konstruksi Org/Bln 6
Pealtan P3K Set 1
Rambu peringatan Bh 2
Rambu informasi Bh 2
Bendera K3 Bh 1
DIVISI 3. DRAINASE
3.1(1) Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air m3 676,80
3.2(1) Pasangan Batu dengan Mortar m3 110,00
DIVISI 8. STRUKTUR
8.1.(7)a Beton Struktur Fc’ = 20 MPa m3 10,08
8.1 (8) Beton, fc 15 MPa m3 299,50
8.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280 Kg 1.166,20
8.9 (1) Pasangan Batu m3 231,82
a. Maksud
Kebijakan Program Mutu Pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan mutu produk
dari proses pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang berlaku.
b. Tujuan
Untuk mendapatkan dan memantapkan hasil produk pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan standar kebijakan mutu yang diharapkan akan memberikan hasil
yang efektif dalam :
Rencana mutu pekerjaan ini digunakan unutuk memonitor dan menilai spesifikasi
teknis yang melekat pada kontrak. Selain itu juga digunakan untuk menentukan
pengendalian proses pelaksanaan pekerjaan Penanganan Long Segmen
(Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala, Peningkatan/Rekonstruksi Jalan Ruas
Wayamili-Wayaua. sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan
yang diterapkan.
-
Site Manager
- Administrasi
Pelaksana Lapangan
- - -
Material Engineer Administrasi Teknik Keuangan & Pembukuan
LAPANGAN
PELAKSANA KEGIATAN
Penanganan Long Segmen (Pemeliharaan Rutin,
Pemeliharaan Berkala, Peningkatan/Rekonstruksi Jalan
Ruas Wayatim-Wayaua
KONSULTAN PENGAWAS
BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. DIREKTUR
Tugas : - memimpin dan mengkoordinasi semua kegiatan perusahaan
termasuk kegiatan proyek agar pekerjaan selesai sesuai Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan.
- Mengkoordinasikan bagian organisasi agar setiap bagian dapat
melaksanakan fungsinya dan terjadi kerjasama yang baik.
- Memimpin kegiatan pelaksanaan dengan mendayagunakan
sumber daya perusahaan secara optimal dan memenuhi
persyaratan, mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.
- Mengelola kesehatan dan keselamatan kerja di proyek.
- Mengidentifikasi dan mencari penyelesaian permasalahan yang
terjadi selama proses kegiatan pelaksanaan agar proyek dapat
diselesaikan dengan menghasilkan citra dan laba bagi
perusahaan.
Wewenang :
- Menetapkan personli setelah mendapat pertimbangan dari staf.
- Mengatur dan menetapkan penggunaan keuangan.
- Meyetujui penggunaan peralatan.
- Bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan.
- Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan
rencana pelaksanaan proyek.
2. Site Manager
Tugas : - memimpin dan mengendalikan proyek, agar efisien dan efektif
mencapai hasil yang optimal dari segi mutu dan perolehan laba.
- Memahami seluruh aspek teknis pekerjaan dan berperan aktif
membina sumber daya sesuai kebutuhan proyek.
- Membina keamanan dan ketenangan kerja pada lingkungan
proyek dan masyarakat sekitarnya.
- Menganalisa kebutuhan material, tenaga kerja, peralatan dan
biaya serta menyusun jadwal kebutuhannya.
- Membuat Rencana Mutu Kontrak, yang diantaranya berisi Master
Schedule, Struktur Organisasi Proyek, RAB, Metode Kerja.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab atas kelancaran proyek dari awal hingga akhir
- Bertanggung jawab atas pelaksanaan tertib administrasi internal,
data material dan peralatan.
- Bertanggung jawab atas pengendalian mutu hasil pekerjaan
proyek.
Wewenang :
- Memutuskan strategi pelaksanaan proyek yang berkaitan dengan
pengendalian mutu proyek.
- Menyetujui pengeluaran-pengeluaran langsung yang diperlukan
bagi kegiatan proyek.
3. Pelaksana Lapangan
Tugas : - Melaksanakan seluruh tahapan pekerjaan sesuai dengan gambar
shop drawing yang sudah dibuat bagian engineering dan disetujui
konsultan pengawas dan penyedia jasa pelaksanaan
pembangunan.
- Mempersiapkan seluruh kegiatan dan kelengkapan yang
dibutuhkan sebelum pelaksanaan pekerjaan baik material/bahan
dan tenaga serta mengendalikan rencana jadwal/waktu/schedule
pelaksanaan masing-masing tahapan pekerjaan.
- Membantu Site Manager dalam rapat
pembahasan/presentasi/diskusi dengan Pemimpin
Kegiatan/Koordinator/Pelaksana Teknis (Pemberi Tugas) dan
pihak-pihak terkait, dan memberi masukan tentang hambatan-
hambatan maupun proses percepatan yang ada di lapangan terkait
dengan schedule pelaksanaan.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan waktu dan biaya yang telah ditentukan.
Wewenang :
- Mengendalikan pekerjaan dilapangan terkait penyelesaian
masalah-masalah yang terjadi dilapangan dengan meminta saran
dan pertimbangan dari Site manager.
4. Material Engineer
Tugas : - Memastikan bahwa hasil pekerjaan dilapangan sesuai dengan
ketentuan spesifikasi yang didukung oleh laporan hasil pengujian
lapangan
- Memberikan laporan kepada Site Manager dan Pihak Direksi
mengenai hasil pengujian yang dilakukan.
Tanggung Jawab :
- Bertanggung jawab kepada Site manager mengenai mutu material
yang dipakai dalam pekerjaan.
Wewenang :
- Mengatur dan mengendalikan penggunaan material dan lokasi
penempatan material yang akan dipakai dalam pekerjaan.
5. Administrasi
Tugas : - Mengkoordinir semua kegiatan administrasi proyek
- Melakukan surat menyurat antara pihak direksi dan pihak
kontraktor berjalan secara baik dan terkendali
- Membuat laporan penggunaan dana/biaya pengeluaran pada
setiap pekerjaan.
- Membantu pimpinan perusahaan dalam bidang administrasi
lainnya yang diperlukan.
Tanggung jawab :
- Bertanggung jawab pada terlaksananya kegiatan administrasi yang
baik.
BAB VI
TATA CARA PENGATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.1 UMUM
1) Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dalam pekerjaan ini adalah untuk melanjutkan pekerjaan
peningkatan jalan sehingga jalur transportasi dapat optimal kembali atau
ditentukan lain sesuai maksud dan tujuan pekerjaan oleh pemilik proyek.
2) Pemberi Tugas
Pemberi tugas (owner) adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Bidang Bina Marga Daerah Provinsi Maluku Utara.
3) Nama Pekerjaan
Penanganan Long Segmen (Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala,
Peningkatan/Rekonstruksi Jalan Ruas Wayatim-Wayaua.
4) Sumber Dana
APBD-P Tahun 2022-2024
5) Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan di Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan (Sesuai Tender
Kontrak)
6) Waktu Pelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan adalah 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari
kalender dengan masa pemeliharaan berlaku selama 720 (Tujuh Ratus Dua
Puluh) hari kalender terhitung sejak penyerahan pertama (PHO) oleh
Penyedia.
7) Uraian Singkat Pekerjaan
Peningkatan jalan berupa pekerjaan umum, pekerjaan drainase, pekerjaan
tanah, pekerjaan perkerasan berbutir, pekerjaan perkerasan aspal, pekerjaan
struktur, pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor, dan pekerjaan
harian.
8) Rencana Kendali Mutu
Untuk menjamin tercapainya suatu mutu pekerjaan sesuai dengan yang
dipersyaratkan maka dibuatlah pedoman pengendalian mutu pekerjaan yaitu
rencana kendali mutu (Quality Control Plan) yang dimulai dari progres kegiatan
pembuatan shop drawing, proses pengadaan dan mobilisasi material, alat dan
proses pemilihan tenaga pelaksana terampil.
9) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja
dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil
yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi.
c. Berupaya meminilisir cedera akibat kerja, sakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan dalam artian lingkungan tempat kerja dan masyarakat.
d. Memberikan pelatihan, menyediakan sarana dan tempat kerja yang sehat,
aman dan nyaman kepada seluruh karyawan maupun direksi yang terkait
dengan pekerjaan.
Pasal (1)
Tempat kerja ialah ruangan atas lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap berada diruang kerja atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-
sumber bahaya yang diperinci dalam pasal 2, yang termasuk tempat kerja
ialah seuma ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja
tersebut.
Pasal (2)
Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
Pasal (6)
Ahli keselamatan kerja ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi, ditaatinya undang-undang.
Pasal 2 (1)
K3 disegala tempat kerja didarat, didalam tanah, permukaan air, maupun
diudara dalam wilayah RI.
Sasaran Kerja :
Incidence Rate = 0
Meningkatkan kesesuaian legal
Meningkatkan kesehatan karyawan
Program K3 :
Bahwa program K3 yang ada di Paket Penanganan Long Segmen
(Pemeliharaan Rutin, Pemeliharaan Berkala, Peningkatan/Rekonstruksi
Jalan) Ruas Wayatim-Wayaua. direncanakan sesuai dengan kondisi
pekerjaan dan lingkungan yang ada disekitar proyek.
Kejatuhan benda :
Memakai helm Pemasangan safety net dan safety deck
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Menutup lubang-lubang / void yang terdapat di area kerja
Memasang proteksi pada dinding luar gedung
Tersengat listrik :
Penggunaan daya listrik sesuai kapasitas
Menggunakan peralatan listrik yang sesuai standar
Sambungan kabel harus di islasi dengan baik dan rapi
Memakai sarung tangan & sepatu safety
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Kebakaran :
Penyediaan APAR di area kerja
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Meminimalisir bahaya yang akan timbul dengan memberikan himbauan
kepada pekerja untuk bekerja dengan hati-hati
Tertabrak/menabrak :
Memakai APD yang memadai seperti sepatu safety & helm
Pemasangan rambu K3LM sesuai dengan penilaian resiko
Kebisingan:
Pemasangan rambu K3 sesuai dengan penilaian resiko
Memakai APD yang memadai seperti ear plug
Manajemen Resiko :
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua potensi bahaya
terindentifikasi,dinilai resikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak
membahayakan bagi para pekerja sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan lancar.
Identifikasi Bahaya :
Merupakan suatu proses untuk memperkirakan potensi bahaya yang
timbul dari aktivitas kegiatan konstruksi.
Penilaian Resiko :
Proses pembobotan yang dilakukan untuk mengklasifikasikan potensi -
potensi bahaya ke dalam kategori tinggi, sedang atau rendah dengan
menggunakan sistem score.
Pengendalian Resiko :
Suatu upaya untuk meminimalkan atau menghilangkan celaka / sakit
sehingga terwujud " zero accident "
Organisasi K3 :
Ulasan Organisasi K3
Wakil Ketua.
Memimpin Rapat Unit K3 bila Ketua berhalangan
Merencanakan dan Mengendalikan pelaksanaan K3 Lapangan
Melaksankan pemantauan terhadap pelaksanaan dan melaksankan
tindakan koreksi dan alternatif.
Melaporkan kepada manajemen apabila terjadi kecelakaan kerja
Memimpin Inspeksin K3 di Lapangan.
Sekretaris
Menyelenggarakan administrasi K3, Higiene Perusahaan intern & extern.
Melakukan pelaporan ke Depnaker mengenai tenaga kerja dilapangan
Tahapan Serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima pertama (disebut PHO)
kemudian diikuti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan untuk
selajutnya sesuai dengan batas waktu pemeliharaan dan jika pekerjaan telah
dapat diterima dengan baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah
Terima Kedua (disebut FHO).Dengan diterbitnya sertifikat FHO maka seluruh
tanggung jawab diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana
dibebaskan dari segala macam tuntutan.
6.2 Mobilisasi
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan,
termasuk kebutuhan-kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan,
pemasokan, papan nama proyek, dan suplemen lainnya yang diperlukan ke
lokasi pekerjaan, untuk pembangunan kantor, gudang dan fasilitas lainnya
yang diperlukan untuk bekerja di proyek, dan untuk seluruh pekerjaan dan
operasi lainnya
yang harus dilakukan atau biaya yang diperlukan sebelum mulainya
berbagai item pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Mobilisasi personil dan peralatan utama dilakukan secara bertahap sesuai
kebutuhan lapangan. Setiap tahapan mobilisasi peralatan, terlebih dahulu
kontraktor akan mengajukan permohonan mobilisasi kepada Direksi
Pekerjaan
Bahan dan material yang akan digunakan adalah bahan yang berkualitas
baik, sesuai spesifikasi dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
Pekerjaan mobilisasi bahan disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat
dan harus sesuai dengan volume yang ada dalam RAB. Penyediaan fasilitas
kontraktor seperti direksi keet, pengukuran dan rekayasa lapangan,
administrasi dan dokumentasi perlu disediakan kontraktor guna menunjang
pelaksanaan pekerjaan ini.
Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan Penunjang, pekerjaan sementara yang mempengaruhi
kelancaran/keberhasilan penyelesaian pekerjaan dan salah satunya
managemen pengaturan lalul intas. Merupakan hal yang sangat penting yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan.
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan ini meliputi pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun
tidak dilapisi (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak
dilapisi, sesuai dengan spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian dan
detail yang ditunjukkan pada gambar rencana. Selokan yang dilapisi dibuat
dari pasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.
Drainase yang dilaksanakan harus selalu lancar tanpa terjadinya genangan
air dan berfungsi dengan baik sebelum pekerjaan timbunan dan struktur
perkerasan dimulai.
Pada tahap awal, selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampang
melintang yang disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasuk
perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan
pekerjaan, harus dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan yang berdekatan
atau bersebelahan selesai.
Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran Lokasi, panjang, arah aliran dan
kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yang akan dibentuk lagi
atau digali atau yang dilapisi, serta lokasi semua lubang penampung
(catchpits) dan selokan pembuang yang berhubungan, harus diberi tanda
dengan cermat oleh pelaksana sesuai dengan gambar rencana atau detail
pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan menurut gambar dan
spesifikasi
Pelaksanaan Pekerjaan Selokan Penggalian, penimbunan dan
pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk
CV. MODERN MAJU MEMBANGUN
Bagan Alir Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air di
uraikan sebagai berikut :
Tidak Ya
Lantai Kerja
Pasang Batu
Selesai
CV. MODERN MAJU MEMBANGUN
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan timbunan pilihan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk
dijadikan bahan timbunan.
Timbunan pilihan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri
dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
tergantung maksud penggunaannya.
Sebelum penghamparan timbunan, semua bahan yang tidak diperlukan
dibuang menurut petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
Timbunan ditempatkan kepermukaan yang telah dipersiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
tebal yang disyaratkan.
Tanah timbunan diangkut langsung dari lokasi sumber galian ke lokasi
pekerjaan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis akan
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang telah ditentukan dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
Pemadatan timbunan tanah dilaksanakan bial kadar air bahan berada pada
rentang 3 % dibawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air
optimum.
Seluruh timbunan batu ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas
timbunan batu tersebut.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
Timbunan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.
Bahan timbunan yang sulit dimasukkan oleh alat pemadat, harus dihampar
dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan
seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat mekanis.
Bagan Alir Pekerjaan Timbunan Pilihan dari Sumber Galian Sebagai Berikut :
6.7 Penyiapan Badan Jalan
Prosedur Pelaksanaan :
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan
pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai dengan
yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi
pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.
CV. MODERN MAJU MEMBANGUN
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat. Pada permukaan
lapis pondasi agregat kelas A yang dipersiapkan untuk lapisan resap
pengikat, semua bahan yang terlepas harus dibuang dengan sikat yang
keras. Tebal lapis pondasi agregat kelas A yang digunakan sebesar 15 cm
dengan toleransi tebal minimum tidak boleh kurang satu sentimeter dari
tebal yang dipersyaratkan.
Fraksi agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari
partikel atau pecahan batu yang keras dan awet dengan perbandingan
95/90 yang menunjukkan bahwa 95 % agregat kasar mempunyai bidang
pecah satu atau lebih dan 90 % agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah dua atau lebih. Fraksi agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm
harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecah halus dan partikel
halus lainnya.
Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan harus dihampar pada kadar air yang dipersyaratkan oleh Direksi
Teknis. Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran
yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dengan
toleransi yang disyaratkan. Tebal lapisan yang dihampar lebih dari satu
lapis, akan diusahakan sama tebal penghamparan untuk tiap lapisnya. Lapis
pondasi agregat dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang
disetujui yang tidak menyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar
dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki dan dibuang dan
diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat vibrator roller. Hingga
kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering. Pemadatan dilakukan
bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % dibawah kadar air
optimum sampai 1 % diatas kadar air optimum. Penggilasan dimulai dari
sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, dalam
arah memanjang.
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan
beraspal berikutnya.
Lapis resap pengikat dihampar diatas permukaan pondasi tanpa bahan
pengikat lapis pondasi agregat.
Bagan Alir pekerjaan Lapis Resap Pengikat Aspal Cair sebagai berikut :
6.10 Laston Lapis Pondasi (HRS-Base)
Lapis aspal beton (Laston) lapis Pondasi (HRS-Base) memiliki ukuran maksimum
garegat 19 mm. tebal lapisan Ponsasi HRS-Base 5 cm dengan toleransi tidak
lebih dari 3 mm. berat aktual yang dihampar dipantau dengan menimbang setiap
muatan truck yang meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal.
Produksi HRS-BASE dipusat instalasi pencampur aspal menggunakan bahan
aggregate yang dihasilkan stone crusher dengan komposisi campuran sesuai
rancangan dalam Job Mix Design. Bahan yang digunakan untuk campuran terdiri
dari aggregate kasar, aggregate halus, bahan pengisi (filler) dengan tambahan
semen, aspal dan bahan anti pengelupasan disediakan dalam jumlah yang cukup
serta dari sumber bahan yang telah diseleksi sesuai rancangan campuran (JMD).
Pada tahap awal produksi HRS-BASE akan dilakukan trial test dilapangan guna
mendapatkan jumlah lintasan pemadat yang digunakan dalam pekerjaan test ini
dilakukan diluar efektif.
Agregat kasar untuk rancangan campuran adalah yang tertahan ayakan No. 4
(4,75 mm) yang dilakukan secara basah dan harus bersih, keras, awet dan bebas
dari lempung ata bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Agregat kasar berasal
dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal sesuai dengan jenis
campuran yang direncanakan.
Agregat halus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan terdiri dari
bahan yang lolos ayakan No. 4 (4,75 mm) agregat pecah halus dan pasir
ditumpuk terpisah dan dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan
Pemeriksaan &
Kesiapan AMP
Laston (HRS-Base)
Selesai
Pemeriksaan Stock
Pile Bahan HRS-
Produksi HRS-Base
Kesiapan Permukaan
Selesai
Prosedur Pelaksanaan :
Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika stabilitas Marshall sisa
campuran beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan lebih besar
dari yang disyaratkan.
Prosedur Pelaksanaan :
Beton Mutu Sedang f’c 20 MPa merupakan beton mutu sedang yang bersifat
struktural yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah
jembatan, lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton
mutu sedang diperuntukkan untuk struktur bangunan atas Plat Duiker/atau
Box Culvert atau ada petunjuk lain dari Direksi. Pekerjaan ini juga sudah
termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu menunjukan
semen, usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil
pengujian material dan campuran dilaboratorium berdasarkan kuat beton
untuk umur 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi
teknik, mulai dari pengujian DMF hingga persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi
kriteria teknis utama, yaitu kelecekan (workability), kekuatan (Strength), dan
keawetan (durability). Kontraktor akan membuat gambar detil untuk seluruh
perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi
pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
Tahapan Pelaksanaan :
Semen, Pasir, Agregat/Kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Concrete Mixer.
Beton di cor kedalam bekisting yang telah disiapkan
Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Prosedur Pelaksanaan :
Merupakan baja tulangan polos (bukan ulir) dengan baja mutu sedang yang
memiliki tegangan leleh karakteristik 2.400 kg/cm 2. Pekerjaan ini mencakup
pengadaan dan pemasangan baja tulangan pada acuan cetakan sesuai
dengan Spesifikasi dan Gambar Rencana.
Pekerjaan dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian
disusun sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap
pertulangan diikat dengan menggunakan kawat beton.
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan pemasangan batu adalah suatu istilah kegiatan yang
menggambarkan perakitan batu dengan menggunakan mortar semen.
Pekerjaan ini termasuk suplly semua material, persiapan pondasi dan
semua pekerjaan lainnya yang perlu untuk melengkapi struktur tersebut
yang dilaksanakan berdasarkan spesifkasinya yang ditunjukkan pada
gambar atau instruksi dari Direksi Pekerjaan.
Pasang patok sebagai acuan untuk pondasi dan ikatkan benang sepanjang
patok-patok tersebut.
Penggalian untuk pondasi sampai kedalaman yang telah ditentukan.
Penggalian untuk setiap kedalaman yang lain harus atas persetujuan dari
pengawas.
Batu besar dan padat harus diletakkan pada bagian bawah dari pondasi
yang diikuti dengan pemberian lapisan semen.
Ketika pengadukan semen mortar, proporsi semen harus sesuai dengan
spesifikasi teknis. Mortar semen harus diaduk dengan menggunakan molen
(concrete mixer). Untuk memastikan porsi campuran yang benar, tong/kotak
pengukur dari kayu harus digunakan.
Set Patok dan benang untuk membuat ketinggian dan untuk mendapatkan
permukaan yang rata.
Batu-batu besar harus digunakan untuk permukaan bawah dan di bagian
sudut. Batu harus ditidurkan dengan bagian memanjang posisi horizontal
dan bagian muka batu yang tampak harus diset dudukannya secara paralel.
Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dan dibasahi. Mortar semen
harus dipasang sebelum dan sesudah pemasangan setiap batu. Pada celah
yang besar antar batu harus diisi dengan batu kecil yang kuat beserta
mortar semen. Ketebalan mortar semen harus berkisar antara 2 sampai 5
cm dan harus dilaksanakan seminimum mungkin untuk memastikan semua
celah antar batu terisi dengan mortar semen.
Permukaan yang telah diselesaikan dan ketika mortar semen mulai
mengeras harus secepatnya dilakukan perawatan dengan cara
menyemprotkan air. Lama masa perawatan dilakukan sesuai dengan yang
tercantum dalam spesifikasi atau sesuai dengan instruksi dari Direksi
Pekerjaan.
Pasangan batu yang telah siap dikerjakan harus ditutupi dengan plesteran
yang halus. Umumnya ketebalan lapisan plesteran adalah 15 mm.
Tidak Ya
Lantai Kerja
Pasang Batu
Selesai
Prosedur Pelaksanaan :
Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan patok pengarah sesuai dengan
perintah Direksi Pekerjaan.
Semua patok dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam
kuat pada tempatnya, terutama selama pengerasan (setting) beton.
Semua patok pengarah harus diberi satu lapis cat dasar (primer) satu lapis
cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai
gambar kerja.
Prosedur Pelaksanaan :
Jumlah, jenis dan lokasi pemasangan patok kilometer sesuai dengan
perintah Direksi Pekerjaan.
Semua patok dipasang dengan akurat pada lokasi dan ketinggian
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam
kuat pada tempatnya, terutama selama pengerasan (setting) beton.
Semua patok kilometer harus diberi satu lapis cat dasar (primer) satu lapis
cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai lapis permukaan sesuai
gambar kerja
6.17 Mandor
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan dapat diminta (requested) secara tertulis oleh kontraktor maupun
diperintah oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diterbitkan suatu perintah pekerjaan
harian oleh Direksi Pekerjaan. Setelah perintah untuk pekerjaan yang
dilaksanakan berdasarkan pekerjaan harian telah selesai, kontraktor akan
menyiapkan mata pembayaran untuk Mandor.
Penyampaian tagihan harus dilengkapi dengan seluruh data penunjangnya,
pada permohonan pembayaran sementara (interim payment), melalui
sertifikat Bulanan.
Data penunjang untuk tagihan pekerjaan harian ini harus termasuk semua
catatan harian yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Prosedur Pelaksanaan :
Pekerjaan dapat diminta (requested) secara tertulis oleh kontraktor maupun
diperintah oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diterbitkan suatu perintah pekerjaan
harian oleh Direksi Pekerjaan. Setelah perintah untuk pekerjaan yang
dilaksanakan berdasarkan pekerjaan harian telah selesai, kontraktor akan
menyiapkan mata pembayaran untuk Pekerja Biasa.
Penyampaian tagihan harus dilengkapi dengan seluruh data penunjangnya,
pada permohonan pembayaran sementara (interim payment), melalui
sertifikat Bulanan.
Data penunjang untuk tagihan pekerjaan harian ini harus termasuk semua
catatan harian yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
CV. MODERN MAJU MEMBANGUN
9. Jadwal Peralatan
N PENERBIT/PENYUSUN/
JUDUL DOKUMEN TAHUN ISI DOKUMEN
O PEMBUAT
Dinas Pekerjaan Umum
1 Dokumen Pengadaan Dan Penataan Ruang 2022 Dokumen Lelang
Bidang Bina Marga
Provinsi Maluku Utara
Dinas Pekerjaan Umum
Spesifikasi
2 dan Penataan Ruang 2022 Spesifikasi Teknik
Teknis
Bidang Bina Marga Daerah
Provinsi Maluku Utara
Dinas Pekerjaan Umum
Gambar rencana
3 Gambar Rencana dan Penataan Ruang 2022
awal
Bidang Bina Marga Daerah
Provinsi Maluku Utara
Dinas Pekerjaan Umum
Surat Perjanjian Kerja
4 dan Penataan Ruang 2022 Kontrak Kerja
Konstruksi
Bidang Bina Marga Daerah
Provinsi Maluku Utara
14. Penutup
Demikian Dokumen Rencana Mutu Kontrak ini dibuat yang penerapan dan
peleksanaannya dilapangan akan dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan
direksi Pekerjaan dari instansi pemilik proyek.
Labuha,