Anda di halaman 1dari 32

1

A. Latar belakang
Dalam kehidupan berekonomi sehari-hari masyarakat memiliki
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer,
sekunder, maupun tersier. Terutama pada saat harga-harga kebutuhan
pokok naik banyak masyarakat yang tidak memiliki cukup dana untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya. Sehingga mereka mencari pinjaman
dana ke lembaga keuangan bank ataupun non bank.
Sebagian dari mereka memilih menggadaiakan barang yang
mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nya, selain itu juga
digunakan untuk mengembangkan usaha yang memiliki keterbatasan dana.
Lembaga yang biasa menawarkan jasa gadai yaitu lembaga
pegadaian, yang mana lembaga ini sudah dikenal oleh masyarakat sejak
zaman belanda. Pemerintah Belanda saat itu mendirikan Lembaga
Keuangan yang bekerja dengan sistem gadai, lembaga ini disebut Bank
Leening, yang didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
(Webekonomi 2017)
Dalam lembaga keuangan islam bank maupun non bank gadai juga
dikenal dengan sebutan rahn. Lembaga yang menyediakan jasa pembiayan
rahn salah satunya yaitu Pegadaian Syariah dimana lembaga ini
merupakan bagian dari PT Pegadaian yang dibawahi oleh BUMN. Sistem
gadai (rahn) pada Pegadaian Syariah hampir sama dengan sistem gadai
yang ada di Pegadaian konvensional, hanya saja dalam Pegadaian Syariah
gadai yang dilakukan harus sesuai dengan prinsip syariah. (Kusmanto
2014)
Pembiayaan rahn sendiri merupakan pembiayaan yang menjadi
primadona di Pegadaian Syariah dibandingkan dengan produk lainnya,
karena yang diketahui oleh masyarakat, lembaga pegadaian adalah
lembaga yang menyediakan jasa gadai untuk memperoleh pinjaman
begitupun juga mereka beranggapan tentang pegadaian syariah. Padahal
selain pembiayaan rahn banyak produk pembiayaan yang ditawarkan oleh
Pegdaian Syariah antara lain Amanah dan Mulia. Oleh karena itu jumlah
2

dana yang disalurkan untuk pembiayaan rahn lebih banyak dari pada
produk Amanah dan Mulia.
Produk Mulia adalah penjualan emas yang dilakukan pegadaian
kepada masyarakat secara tunai maupun angsuran sedangkan Amanah
yaitu pembiayaan berprinsip syariah karyawan tetap maupun pengusaha
mikro, untuk memiliki motor atau mobil secara angsuran.
Di Cirebon sendiri mempunyai satu CPS Pegadaian Syariah, yang
dikenal dengan Pegadaian Syariah Cabang Cipto kota Cirebon, yang
lokasinya sekarang di Jl. Dr Sudarsono No 277 yang membawahi enam
Unit Pembantu Syariah (UPS), yaitu Pegadaian Syariah unit Pekalipan,
unit Perjuangan, unit Cirebon Bisnis Centre, Unit Awirarangan, unit
Cikijing, unit Tukmudal. (Triyana, 2019)
Pada Pegadaian Syariah Cabang Cipto produk dan jasa yang
ditawarkan cukup beragam, lengkap, dan menjangkau semua kalangan
masyarakat diantaranya adalah pembiayaan Amanah, Mulia dan rahn.
Diantara ketiga produk tersebut pembiayaan rahn lah yang paling banyak
disalurkan hal ini diketahui karena peneliti melakukan Praktek
Pengalaman Lapangan selama satu bulan, dan didukung oleh data yang
sudah dikumpulkan mengenai jumlah dana dari setiap pembiayaan yang
disalurkan. Berikut adalah tabel mengenai besarnya jumlah penyaluran
pembiayaan pada PT Pegadaian Syariah Cabang Cipto kota Cirebon:

Tebel 1.1
Perkembangan Penyaluran Pembiayaan Rahn
PT Pegadaian Syariah Cabang Cipto (Juta Rupiah)
Tahun Rahn Mulia Amanah
2016 63.469.110 1.219.699,23 201.800
2017 62.849.710 255.288 294.800
2018 74.163.670 2.557.629,92 1.347.100
2019 54.237.250 1.171.494,43 1.016.800
Sumber: Omset perproduk Pegadaian Syariah Cabang Cipto
3

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, menunjukan bahwa penyaluran


pembiayaan Mulia, dan Amanah peningkatannya tidak lebih besar jika
dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan Rahn. Bisa dilihat dari tabel
pembiayaan rahn pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 1% dari
tahun sebelumnya. Dan untuk tahun 2018 mengalami kenaikan 15% dari
tahun 2017. Sedangkan untuk tahun 2019 pembiayaan rahn yang
disalurkan mengalami penurunan sekitar 37%.
Dan untuk pembiayaan Mulia tahun 2017 mengalami penurunan
sebesar 378% dari tahun sebelumnya dan untuk tahun 2018 mengalami
kenaikan sebesar 90% dari tahun sebelumnya sedanngkan untuk tahun
2019 mengalami penurunam sekitar 118% dari tahun sebelumnya.
Untuk pembiayaan amanah pada tahun 2017 mengalami kenaikan
dari tahun sebelumnya sebesar 32% sedangkan untuk tahun 2018
mengalami kenaikan sebesar 78% dari tahun sebelumnya. Dan untuk tahun
2019 sampai september mengalami penurunan sebesar 32%.
Peningkatan dari penyaluran pembiayaan rahn mengalami
kenaikan pada tahun 2018 sedangkan untuk tahun 2017 dan 2019
mengalami penurunan. Jumlah dana yang disalurkan untuk pembiayaan
rahn paling banyak jumlah dananya dariapada untuk pembiayaan amanah
ataupun mulia. Hal ini dikarenakan produk pembiayaan rahn lebih dikenal
terlebih dahulu oleh masyarakat, karena kebanyakan masyarakat hanya
mengenal lembaga gadai sebagai pemberi pinjaman dengan jaminan
barang tertentu seperti emas dan barang elektronik.
Dalam penyaluran pembiayaan di Pegadaian Syariah Cabang Cipto
akan dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Faktor internal yang
dapat mempengaruhi penyaluran pembiayaan rahn yaitu bagaimana
perusahaan dapat mengelola dengan baik seperti manajemen asset
perusahaan, Faktor 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan
Condition of Economy) manajemen gadai serta perkembangan pendapatan
PT Pegadaian Syariah Cabang Cipto.
4

Sedangkan untuk faktor eksternal yang dapat mempengaruhi


penyaluran pembiayaan rahn adalah harga emas karena kebanyakan
nasabah yang melakukan pembiyaan rahn di Pegadaian Syariah Cipto
menggunakan emas sebagai barang jaminan nya. Untuk menetapkan
jumlah pembiayaan rahn yang akan disalurkan pihak Pegadaian Syariah
Cipto akan menaksir terlebih dahulu emas yang akan dijadikan jaminan
tersebut sehingga jumlah pembiaayan yang disalurkan sesuai dengan
jumlah taksiran emas. Oleh karena itu harga emas dapat mempengaruhi
jumlah penyaluran pembiayaan rahn. Berikut merupakan perkembangan
pendapatan pegadaian serta harga emas dari tahun 2014-2019 dapat dilihat
melalui tabel yang sudah dibuat dibawah ini :
Tabel 1.2
Perkembangan Pendapatan, Harga Emas dan Penyaluran Pembiayaan
Pada PT Pegadaian Syariah Cabang Cipto tahun 2016-2019
Tahun Pendapatan Pegadaian Harga Emas Penyaluran
(gram) Pembiayaan
Rahn
2016 5.334.563.878 497.768 63.469.110.000
2017 5.745.222.365 567.454 62.849.710.000
2018 7.707.643.547 596.900 74.163.670.000
2019 9.282.351.027 681.510 54.237.250.000
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa pendapatan Pegadaian
Syariah Cabang Cipto selalu mengalami kenaikan hingga tahun 2019.
Untuk tahun 2017 yang mengalami kenaikan pendapatan sebesar 7% dari
tahun 2016. Sedangkan untuk tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
25% dari tahun 2017, dan untuk tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar
17% dari tahun sebelumnya.
Untuk harga emas setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
Dan untuk pembiayaan rahn dari tahun 2016-2019 mengalami kenaikan
kecuali pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun
5

sebelumnya dan untuk tahun 2019 mengalami penurunan 37% dari tahun
sebelumnya.
Dapat dilihat pada tabel, setiap pendapatan pegadaian dan harga
emas mengalami kenaikan maka penyaluran pembiayaan rahn mengalami
peningkatan, kecuali pada tahun 2017 dan 2019 yang mengalami
penurunan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan apakah memang
pendapatan pegadaian dan harga emas berpengaruh terhadap penyaluran
pembiayaan rahn di Pegadaian Syariah cabang cipto? Berkaitan dengan
pengaruh pendapatan dan harga emas terhadap penyaluran pembiayaan
rahn ternyata sudah banyak dilakukan peneliti seperti hasil studi yang
dilakukan oleh Danny Febrian (2015) yang mana hasil dari penelitian Dani
yaitu secara parsial tingkat inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap kredit rahn sedangkan untuk pendapatan pegaidaian dan harga
emas keduanya masing-masing bepengaruh positif dan signifikan terhadap
pembiayaan rahn pada PT Pegadaian Syariah. Di perkuat juga oleh hasil
studi yang dilakukan Vika Anggun Ratna Pratiwi (2017) yang mana hasil
dari studi ratna menyimpulan bahwa pendapatan pegadaian dan harga
emas berpengaruh terhadap pembiayaan rahn pada pegadaian syariah di
Indonesia.
Sementara hasil studi yang dilakukan oleh Anis Marlina (2018),
Yang mana hasil dari studi ini yaitu variabel pendapatan pegadaian dan
harga emas berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran
pembiayaan rahn. Dan diperkuat oleh studi yang dilakukan oleh Lusi
Jurianti (2019) yang menyimpulkan bahwa secara parsial harga emas tidak
bepengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan rahn sedangkan
tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan
rahn.
Dari pemaparan diatas terlihat adanya gap yang di indikasikan
bahwa ketika total pendapatan pegadaian serta harga emas mengalami
kenaikan maka penyaluran pembiayaan rahn pun akan mengalami
kenaikan sesuai dengan hasil studi yang telah dilakukan. Namun pada
6

tahun 2017 dan 2019 terjadi hal yang sebaliknya dimana ketika
pendapatan pegadaian dan harga emas naik penyaluran pembiyaan rahn
mengalami penurunan.
Berdasarkan fenomena dan data-data diatas maka dari itu penliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan
Dan Harga Emas Terhadap Penyaluran Pembiayaan Rahn Pada Pegadaian
Syariah Cabang Cipto Periode Tahun 2014-2019”

B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Wilayah Kajian
Wilayah kajian dalam penelitian ini adalah manajemen
pembiayaan syariah.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dengan penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif.
c. Jenis Masalah
Jenis masalah yang akan diteliti yaitu tentang pengaruh pendapatan
pegadaian dan harga emas terhadap penyaluran pembiayaan rahn.
2. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas, maka
pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
a. Hanya sampai pada bagaimana pengaruh pendapatan pegadaian
dan harga emas terhadap penyaluran pembiayaan rahn.
b. Penelitian ini hanya terbatas pada data laporan laba rugi Pegadaian
Syariah Cabang Cipto tahun 2014-2019.
c. Penelitian ini hanya tebatas pada data omset perpoduk Pegadaian
Syariah Cabang Cipto tahun 2014-2019.
7

3. Pertanyaan Penelitian:
a. Bagaimana pengaruh pendapatan pegadaian terhadap penyaluran
pembiayaan rahn Pegadaian Syariah Cabang Cipto periode tahun
2014-2019?
b. Bagaimana pengaruh harga emas terhadap penyaluran pembiayaan
rahn Pegadaian Syariah Cabang Cipto periode tahun 2014-2019?
c. Bagaimana pengaruh pendapatan pegadaian dan harga emas secara
simultan terhadap penyaluran pembiayaan rahn Pegadaian Syariah
Cabang Cipto
periode tahun 2014-2019?

C. Tujuan Penelitian
Setelah memahami pemasalahan yang diteliti ini, ada beberapa tujuan
dalam penelitian ini yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan
antara lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pegadaian terhadap
penyaluran pembiayaan rahn pada PT Pegadaian Syariah Cabang
Cipto kota Cirebon periode tahun 2014-2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga emas terhadap penyaluran
pembiayaan rahn PT Pegadaian Syariah Cabang Cipto kota Cirebon
periode tahun 2014-2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pegadaian dan harga emas
secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan rahn pada PT
Pegadaian Syariah Cabang Cipto kota Cirebon periode tahun 2014-
2019.

D. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian atau pembahasan suatu masalah yang
dilakukan tentunya diharapkan dapat memberi manfaat dan berguna bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dan tertarik dengan masalah-masalah
yang diteliti dan dibahas, diantaranya adalah:
8

1. Kegunaan teoritis
Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengaruh pendapatan
pegadaian dan harga emas terhadap penayaluran pembiayaan rahn.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi penulis, Penelitian ini dapat digunakakn untuk mengetahui
lebih jauh tentang bagaimana pengaruh pendapatan pegadaian dan
harga emas terhadap penyaluran pembiayaan rahn.
b. Bagi mahasiswa, ikut serta menambah keilmuan mengenai
bagaimana pengaruh pendapatan pegadaian dan harga emas
terhadap penyaluran pembiayaan rahn.
c. Bagi lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan pertimbangan ataupun referensi dalam menciptakan
karya-karya ilmiah bagi seuruh civitas akademika di IAIN Syekh
Nurjati Cirebon maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan.

E. Penelitin Terdahulu
Studi mengenai pengaruh pendapatan dan harga emas terhadap penyaluran
pembiayaan rahn ternyata sudah banyak dilakukan, berikut merupakan
penelitian terdahulu mengenai pengaruh pendapatan dan harga emas
terhadap penyaluran pembiayaan rahn:
No Nama / Variabel yang diteliti Hasil
Tahun
1 Aziz X1= Tingkat sewa Tingkat sewa modal dan
(2013) modal inflasi tidak mempunyai
X2= Jumlah Nasabah pengaruh yang signifikan
X3= Harga Emas terhadap penyaluran kredit
Y= Penyaluran kredit gadai golongan C.
gadai Sedangkan jumah nasabah
9

dan harga emas


mempengaruhi jumlah
penyaluran kredit pada PT
Pegadaian Syariah Cabang
Probolinggo.
2 Dany X1= Inflasi Secara parsial tingkat inflasi
Febrian X2= Pendapatan bepengaruh negatif dan tidak
(2015) Pegadaian signifikan terhadap kredit
X3= Harga Emas rahn sedangkan untuk
Y= Penyaluran pendapatan pegadaian dan
Pembiayaan rahn harga emas keduanya
masing-masing berpengaruh
positif dan signfikan
terhadap penyaluran
pembiayaan rahn pada PT
Pegadaian Syariah periode
2005-2013.
3 Vika X1= Pendapatan Pendapatan pegadaian dan
Anggun Pegadaian harga emas berpengaruh
Ratna X2= Harga Emas terhadap pembiayaan rahn
Pratiwi X3= Inflasi pada pegadaian syariah di
(2017) Y=Penyaluran Indonesia tahun 2005-2015
Pembiayaan rahn sedangkan tingkat inflasi
tidak berpengaruh terhadap
penyaluran pembiayaan rahn
pada pegadaian syariah di
Indonesia tahun 2005-2015.
4 Nur X1= I nflasi Hasil dari penelitian ini
Akhlaqul X2= Pendapatan Usaha menunjukan bahwa tingkat
Karimah X3= Jumlah Nasabah inflasi, pendapatan usaha,
10

(2017) X4=Jumlah uang jumlah nasabah dan jumlah


beredar uang bereda secara bersama-
Y=Penyaluran sama bepengaruh terhadap
pembiayaan rahn pembiayaan rahn di PT
Pegadaian syariah di
Indonesia tahun 2007-2016
5 Yeni, X1= Tingkat Inflasi Hasil dari penelitian ini
Erdasti X2=Pendapatan menunjukan bahwa secara
dan Pegadaian simultan variabel tingkat
Idwar Y=Penyaluran inflasi dan pendapatan
(2017) pembiayaan rahn pegadaian berpengaruh
signifikan terhadap
penyaluran kredit rahn tahun
2007-2015
9 Tri X1= Tingkat Inflasi Tingkat inflasi secara parsial
Andini X2= Harga Emas berpengaruh negatif dan
(2017) Y=Penyaluran tidak siginifkan terhadap
pembiayaan rahn penyaluran pembiayaan rahn
sedangkan harga emas
berpengaruh positif dan
siginifikan terhadap
penyaluran pembiayaan rahn
pada PT Pegadaian syariah di
Indonesia tahuun 2005-2016.
7 Anis X1=Pendapatan Pendapatan pegadaian dan
Marlina pegadaian harga emas berpengaruh
(2018) X2= Harga Emas positif dan signifikan
Y=Penyaluran terhadap pembiayaan rahn
pembiayaan rahn pada pegadaian syariah di
Indonesia tahun 2010-2016.
11

8 Rizki X1= Tingkat inflasi Inflasi tidak berpengaruh


Amelia X2= Harga emas terhadap penyaluran
(2018) Y=Penyaluran pembiayaan rahn sedangkan
pembiayaan rahn harga emas berpengaruh
terhdadap penyaluran
pembiayaan rahn pada
Pegadaian syariah di
Indonesia tahun 2006-2016.
9 Baiq, X1=Pendpatan Pendapatan pegadaian, harga
Noor, pegadaian emas dab tingkat inflasi
dan X2= Harga emas berpengaruh terhadap
Mawardi X3= Tingkat inflasi penyaluran pembiayaan rahn
(2019) Y=Penyaluran pada pegadaian syariah
pembiayaan rahn bonder lombok tengah.
10 Lusi X1= Harga Emas Secara parsial harga emas
Jurianti X2= Tingkat inflasi tidak bepengaruh signifikan
(2019) Y=Penyaluran penyaluran pembiyaan rahn
pembiayaan rahn sedangkan tingkat inflasi
bepengaruh signifikan
terhadap penyaluran
pembiayaan rahn pada
pegadaian syariah bumi ayu
kota Bengkulu tetapi secara
simultan seluruh variabel
bebas berpengaruh terhadap
penyaluran pembiayaan
rahn pada pegadaian syariah
bumi ayu kota Bengkulu
tahun 2016-2018.
12

F. Landasan teori
1. Penyaluran Pembiayaan
a. Pengertian penyaluran pembiayaan
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan
juga dapat diartikan dengan penyediaan dana atau tagihan.
(Wangsawidjaja 2012, 78) Kegiatan pendanaan diadakan berdasar
kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak peminjam
untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan
imbalan atau bagi hasil. Secara umum fungsi pembiayaan adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan daya guna uang.
2) Meningkatkan daya guna barang.
3) Meningkatkan peredaran uang
4) Menimbulkan semangat berusaha
5) Stabilitas ekonomi.
6) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.
b. Tujuan pembiayaan terdiri dari dua yaitu secara makro dan mikro:
1) Secara mikro adalah peningkatan ekonomi, tersedianya dana
bagi peningkatan usaha, meningkatkan produktifitas, membuka
lapangan kerja baru, dan terjadi distribusi pendapatan
2) Secara makro adalah upaya memaksimalkan laba, upaya
meminimalkan resiko, pendayagunaan sumber ekonomi,
penyaluran kelebihan dana. (Muhammad 2002, 35)
c. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pihak lembaga
keuangan syariah dalam menilai pengajuan pembiayaan didasarkan
pada rumus 5C, yaitu:
1) Character artinya sifat pribadi atau karakter anggota pengambil
pinjaman
13

2) Capacity artinya kemampuan anggota untuk menjalankan usaha


dan mengembalikan pinjaman yang diambil
3) Capital (modal) artinya penilaian besarnya modal yang
diperlukan peminjam atau nasabah
4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan
peminjam kepada pihak lembaga keuangan (Ali 2016, 49)
5) Condition (kondisi ekonomi) artinya pembiayaan yang
diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang
dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
2. Gadai
a. Pengertian gadai
Secara umum pengertian gadai didefinisikan bahwa kegiatan
menjaminkan “barang-barang berharga” kepada pihak tertentu,
guna memperoleh sejumlah uang, di mana sejumlah uang barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian
nasabah dengan lembaga gadai. (Rais 2005, 125)
b. Rukun Gadai
1) Adanya ijab dan qabul
2) Adanya pihak yang berakad yaitu pihak yang menggadaikan
(rahn) dan pihak yang menerima gadai (Murtahin).
3) Adanya jaminan (marhun) yang berupa barang atau harta
Adanya utang (Marhun bih). (Soemitra 2009, 389)
c. Syarat Sah Gadai
1) Shigat Syarat shigat adalah shigat tidak boleh terikat dengan
syarat tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya,
rahin mensyaratkan apabila tenggang waktu marhun bih habis
dan marhun bih belum terbayar, maka rahn dapat diperpanjang
satu bulan. Kecuali jika syarat tersebut mendukung kelancaran
akad maka diperbolehkan seperti pihak murtahin minta agar
akad disaksikan oleh dua orang.
2) Orang yang berakad Rahin maupun marhun harus cakap dalam
14

melakukan tindakan hukum, baligh dan berakal sehat, serta


mampu melakukan akad. Bahkan menurut ulama Hanafiyyah,
anak kecil yang mumayyiz dapat melakukan akad, karena ia
dapat membedakan yang baik dan yang buruk.
3) Marhun bih Harus merupakan hak yang wajib dikembalikan
kepada murtahin. Merupakan barang yang dapat dimanfaatkan,
jika tidak dapat dimanfaatkan, maka tidak sah. Barang tersebut
dapat dihitung jumlahnya.
4) Marhun Harus berupa harta yang dapat dijual dan nilainya
seimbang dengan marhun bih Marhun harus mempunyai nilai
dan dapat dimanfaatkan. Harus jelas dan spesifik. Marhun itu
secara sah dimiliki oleh rahin (Firdaus 2005, 70-71)
3. Pendapatan
a. Definisi pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan
kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan
terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari
jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru
akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan setelah
biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan
pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba ataupun
pendapatan neto. Sumber-sumber pendapatan dapat
dikelompokkan menjadi dua sumber pendapatan yaitu:
1) Pendapatan operasional yaitu pendapatan yang berasal dari
aktivitas utama perusahaan sesuai dengan jenis usahanya yang
berlangsung secara berulangulang dan berkesinambungan tiap
periode.
2) Pendapatan bukan operasional, yaitu pendapatan yang berasal
dari transaksi penjualan yang tidak berulang-ulang dan
insidentil, yang secara tidak langsung berhubungan dengan
15

aktivitas perusahaan misalnya penjualan aktiva tetap


perusahaan kepada pihak lain.
4. Harga emas
Harga emas adalah sejumlah uang yang dikorbankan atau
dibayarkan untuk memperoleh komoditi atau produk berupa emas.
Emas adalah jenis logam yang memiliki nilai berharga yang banyak
digunakan sebagai cadangan devisa, standard keuangan suatu negara,
bahan dasar perhiasan maupun bahan elektronik. (Desriani dan Rahayu
2013, 149)Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara
dan juga digunakan sebagai perhiasan, dan elektonik. Penggunaan
emas dalam bidang moneter dan keuangan berdasarkan nilai moneter
absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai mata uang di seluruh
dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga emas
dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika.
Bentuk penggunaan emas dalam bidang moneter lazimnya berupa
bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan berat gram sampai
kilogram.Emas merupakan sejenis logam mulia terpercaya yang bisa
mempertahankan nilainya dan digunakan dalam transaksi. Selain itu
emas mempunyai sifat yang unik dan langka karena emas terbuat dari
proses magmatis atau pengkonsentrasian di permukaan bumi. Emas
merupakan logam yang bersifat lunak, tahan korosi dan mudah diterpa
sehingga dalam perkembangannya emas dapat dibentuk menjadi
perhiasan.
Situasi ekonomi yang sering mempengaruhi harga emas
diantaranya kenaikan inflasi melebihi yang diperkirakan, perubahan
kurs, terjadi kepanikan finansial, harga minyak naik secara signifikan,
demand dan supply terhadap emas, kondisi politik dunia, situasi
ekonomi global dan suku bunga. (Suharto 2013, 88)
16

G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian perlu dikemukakan
apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.
Apabila penelitiannya membahas sebuah variabel atau lebih secara
mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi tehadap
variasi besaran variabel yang diteliti (Sugiyono 2012, 60).
Saat ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta
teknologi, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula.
Begitupun dengan PT pegadaian syariah, agar tidak tertinggal oleh zaman,
pegadaian syariahpun menciptakan beberapa produk terbaru yang
ditawarkan, hanya saja sekalipun sudah ada produk pembiayaan baru yang
ditawarkan tetaplah pembiayaan rahn yang menjadi primadona. Sehingga
penyaluran pembiaayan rahn lebih banyak jumlahnya dari pada
pembiayaan yang lain.
Untuk segmentasi pasar pada pembiayan rahn menjangkau semua
kalangan masyarakat, baik menengah kebawah maupun menengah keatas.
Karena kebutuhan dari setiap orang itu tidak dapat ditebak sehingga
sekalipun dari kalangan menengah keatas jika membutuhkan uang untuk
keperluan mendadak akan melakukan pembiayaan (kredit) gadai.
Kebanyakan dari masyarakat menggadaikan emas yang dimilikinya,
karena emas merupakan barang yang berharga dan tahan dari inflasi jika
emas mengalami kenaikan maka jumlah taksiranpun akan besar begitupun
sebaliknya.
Disamping itu jumlah nasabah pada PT Pegadaian Syariah Cabang
Cipto terbilang banyak dan loyal sehingga memungkinkan diantara mereka
dapat mempengaruhi orang terdekat mereka untuk menggunakan jasa
pegadaian syariah. Kemudian dengan adanya jumlah nasabah yang kian
bertambah maka pendapatan usaha suatu perusahaanpun akan naik
khususnya Pegadaian Syariah cabang Cipto kota Cirebon.
17

Oleh karena itu pendapatan usaha dan harga emas menjadi hal
yang perlu dipertimbangkan bagi PT Pegadaian syariah dalam
menyalurkan pembiaayan rahn. Untuk lebih jelasnya penulis menyajikan
kerangka pemikirannya dalam bentuk bagan berikut ini:

Pendapatan Pegadaian
(X1) (2)

Penyaluran Pembiayaan
Rahn (Y)
Harga Emas (X2) (1)

(2)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penulis


Keterangan:

1. Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,


adalah penyaluran pembiayaan rahn(Y).
2. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain,
adalah pendapatan pegadaian (X1) dan Harga emas (X2).

H. Hipotesis
Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian dimana rumusn masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sehingga
hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, bukan jawaban yang empiris (Sugiyono 2010, 64)
Adapun perumusan hipotesis yaitu sebagai berikut:
1. H0: Diduga pendapatan pegadaian tidak berpengaruh terhadap
18

penyaluran pembiayaan rahn pada PT pegadaian syariah Cabang


Cipto kota Cirebon periode tahun 2014-2019.
H1: Diduga pendapatan pegadaian berpengaruh terhadap penyaluran
pembiayaan rahn pada PT pegadaian syariah Cabang Cipto
periode tahun 2014-2019.
2. H0: Diduga harga emas tidak berpengaruh terhadap pembiayaan rah
pada PT pegadaian syariah Cabang Cipto periode tahun 2014-
2019.
H2: Diduga harga emas berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan
rahn pada PT syariah Cabang Cipto perode tahun 2014-2019.
3. H0: Diduga tidak terdapat pengaruh pendapatan pegadaian dan harga
emas secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan rahn pada
PT pegadaian syariah cabang cipto periode tahun 2014-2019.
H3: Diduga terdapat pengaruh pendapatan pegadaian dan harga emas
secara simultan terhadap penyaluran pembiayaan pada PT
pegadaian syariah cabang cipto peiode tahun 2014-2019.

I. Metodologi Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih. Dan jenis penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Karena pengukuran dari variabel di
simbolkan dengan angka, data. Dan data yang terkumpul kemudian di
analisis dengan pendekatan statistik untuk menarik sebuah kesimpulan
dari setiap variabel. (Afrizal 2015, 13)
2. Jenis dan sumber data
Jenis data yang penulis perlukan dalam penelitian ini yaitu jenis data
sekunder, dimana jenis data sekunder yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh penulis dari sumber yang telah ada seperti buku,
19

dokumen serta data dan tulisan lain yang berhubungan dengan topik
penelitian. Data sekunder ini merupakan data pendapatan pegadaian
dan harga emas serta data penyaluran pembiayaan rahn periode 2014-
2019. Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek
dari mana data dapat diperoleh. (Arikunto 2006, 129) Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan data sekunder yang bersumber dari:
a. Laporan periodik berupa data-data keuangan tentang pendapatan
tentang pendapatan pegadaian syariah cabang cipto dan jumlah
uang yang disalurkan untuk pembiayaan rahn yang diperoleh dari
laporan keuangan (Laba rugi) serta laporan omset perproduk
pegadaian syariah cabang cipto periode tahun 2014-2019. Yang
dapat diperoleh dari pihak PT pegadaian syariah cabang cipto
sendiri.
b. Gambaran umum PT pegadaian syariah cabang cipto.
c. Buku-buku yang berkaitan dengan pendapatan pegadaian, harga
emas serta penyaluran pembiayaan rahn.
3. Teknik pengumpulan data
Dalam mendapatkan data yang dibutuhkan teknik dan instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Metode kepustakaan
Data yang diambil penulis dalam metode kepustakaan ini berasal
dari jurnal yang berkaitan dengan topik yang dipilih oleh penulis,
buku-buku literatur mengenai pendapatan usaha, harga emas,
penyaluran pembiayaan serta penelitian yang sejenis.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu penyelidikan yang ditujukan pada
penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber-
sumber dokumen. Metode dokumentasi meliputi pengumpulan data
dengan cara menelaah lebih lanjut catatan-catatan dan dokumen-
dokumen yang ada di daerah penellitian. Dengan mengumpulkan
laporan keuangan berupa laporan laba/rugi serta omset perproduk
20

pembiayaan pada PT pegadaian syariah cabang cipto periode 2014-


2019.
4. Variabel penelitian
Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan
pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan pengamatan keadaanya
berbeda-beda atau memiliki gejala yang bervariasi dari satuan
pengamatan kesatuan pengamatan lainnya, atau untuk satuan
pengamatan yang sama. (Muhidin 2007, 13) Dalam penelitian ini
menggunakan variabel sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent)
Variabel independen merupakan variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. (Hasan M.I. 2009, 13) Adapun
variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendapatan
pegadaian(X1) dan Harga emas(X2).
b. Variabel Terikat atau Tergantung (Dependent)
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. (Hasan M.I. 2009, 13)
Adapun variabel dependent dalam penelitian ini adalah penyaluran
pembiayaan rahn(Y)
5. Oprasional Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas
(variabel independen) atau disebut juga variabel X, yaitu variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen. Variabel terikat (variabel dependen) atau variabel
Y, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas, Definisi masing- masing variabel dalam
penelitian ini yaitu:
a. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini yaitu penyaluran
pembiayaan rahn dimana pembiayaan yaitu pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
21

maupun lembaga dengan menyerahkan jaminan bagi sang


debitur. (Muhammad, 2002: 17)
b. Pendapatan pegadaian merupakan variabel independen (X1).
Pendapatan pegadaian adalah jumlah pendapatan dari produk
gadai syariah seperti rahn, ar-rum dan mulia yang diterima
pegadaian syariah dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu
tahun dalam bentuk rupiah. (Irawan & Yeni, 2011)
c. Variabel independen yang ke 2 yaitu harga Emas(X2), harga
emas yaitu sejumlah uang yang dikorbankan atau dibayarkan
untuk memperoleh komditi atau produk berupa emas.
(Destriani, Puspita, & Sri, 2013) Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1.3
Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Pengukuran
Independen (X)
Pendapatan Pendapatan pegadaian -Pendapatan usaha Rasio
Pegadaian yaitu jumlah uang yang -Pendapatan lain-
(X1) diterima perusahaan dari lain
produk gadai syariah Pendapatan
yang ada di Pegadaian pegadaian =
Syariah Cabang Cipto Pendapatan Usaha
dalam jangka periode + Pendapatan lain-
tertentu, misalnya 1 lain
tahun dalam bentuk
rupiah.
Ha Harga emas yaitu Harga pada Rasio
rga sejumlah uang yang kitco.com di bagi
Emas dikorbankan atau 31,1035 Kemudian
(X2) dibayarkan untuk dikalikan Kurs.
memperoleh komoditi (Harga pd
atau produk beupa kitco.com :
emas. 31,1035*Kurs)
Dependen (Y)
Penyaluran Pembiayaan rahn atau -Tolong menolong Rasio
pembiayaan gadai yaitu merupakan -Barang bergera
rahn (Y) produk yang ada di dan tidak bergerak-
pegadaian syariah -Biaya
22

dimana terjadinya pemeliharaan


perjanjian penyerahan
barang sebagai bentuk
jaminan atas utang,
sehingga orang yang
bersangkutan boleh
mengambil utang. Dan
barang yang dijaminkan
memiliki nilai
ekonomis. di Pegadaian
Syariah Cabang Cipto
yang boleh digadaikan
barang elektronik dan
juga emas.

6. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2010: 80) Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan tahunan pada
PT pegadaian syariah Cabang Cipto.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut yang dipercaya dapat mewakili
karakteristik populasi secara menyeluruh (Sugiyono, 2014:
115-116) Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah
laporan keuangan tahunan (laba rugi) pada PT pegadaian
syariah Cabang Cipto tahun 2014-2018.
7. Teknik Analisis Data
a. Uji Asumsi klasik
Model regresi linier harus mempunyai syarat uji asumsi klasik
yang meliputi:
23

1) Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel independen, variabel
dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model yang baik adalah data normal atau
mendekati normal. (Ghazali 2011, 9)
Salah satu cara yang sederhana yaitu membuat grafik
distribusi frekuensi atas skor yang ada. Dasar pengambilan
keputusan dalam bentuk deteksi normalitas yaitu dengan
membandingkan X2tabel yaitu apabila nilai Jarque-Bera <
nilai X2tabel maka dapat disimpulkan bahwa data yang
digunakan berdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai
Jarque-Bera > X2tabel, maka data yang digunakan tidak
berditribusi normal. Apabila probabilitasnya > 0,05 maka
disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi
normal sedangkan apabila nilai probabilitasnya < 0,05
maka disimpulkan bahwa data yang digunakan tidak
bersdistribusi normal.
2) Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunayi hubungan yang linier atau tidak
secara signifikan. Uji ini digunakan sebagai prasyarat
dalam analisis korelasi atau regresi linier. Dasar
pengambilan keputusan untuk mengetahui gejala linieritas
yaitu dengan melihat nilai Prob. F hitung > tingkat alpha
0,05 (5%) maka model regresi memenuhi asumsi linieritas
dan sebaliknya apabila nilai Prob. F hitung < tingkat alpha
0,05 (5%) maka model tidak memenuhi asusmsi linieritas.
24

3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui apakah pada model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dan residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. (Ghozali 2011, 139).
Dasar pengambilan keputusan terdapat heteroskedastisitas
atau tidak, dalam hasil estimasi model maka harus dulu
melalui derajat kebebasan dimana df sama dengan jumlah
variabel independen dalam model tidak termasuk
konstanta. Jika nilai X2hitung (niai R2 dikalikan jumlah data)
< X2tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas.
4) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas yaitu keadaan dimana terjadi hubungan
linear yang sempurna atau mendekati sempurna antar
variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang
harus tepenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
multikolinearita. (Sanusi 2011, 136) Pada penelitian ini
dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai
Indikator Value Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
Jika lebih besar dari 5 maka variabel tersebut mempunyai
persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
5) Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu keadaan dimana terjadinya korelasi
antara residual pada suatu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regeresi. Uji autokorelasi
yaitu korelasi antara sesama urutan pengamatan dari
waktu ke waktu. Digunakan mengetahui ada atau tidaknya
korelasi yang terjadi antara residual pada suatu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
(Priyatno 2010, 87)
25

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu


dengan metode yang dikembangkan oleh Breusch-Godfrey
yang lebih dikenal dengan uji lagrange Multiplier (LM
test). Jika nilai X2hitung > X2tabel maka dapat simpulakn
bahwa model empiris yang digunakan tidak terbatas dari
masalah autokorelasi.
b. Regresi linier berganda
Regresi linier berganda yaitu alat yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap
satu variabel tak bebas. Penerpan metode regresi linier
berganda jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu
yang mempengaruhi variabel tak bebas. Rumus Regresi Linier
Beganda:
Y = a+b1 X1 + b2 X2 +.......... + bx + Xx
Y = Variabel terikat
X1 = Variabel bebas pertama
Xn = Variabel bebas ke-n
a,b1 ,b2 = Konstanta (Siregar 2012, 406)
c. Pengujian hipotesis statistik
Dalam inferensial statistik kita akan menghadapi suatu
masalah. Sebelum kita mencari jawaban secara faktual terlebih
dahulu kita mencoba menjawab secara teoritis. Jawaban atas
masalah secara teoritis sering disebut dengan hipotesis dan
hipotesis itu merupakan jawaban sementara yang masih perlu
diuji kebenarannya melalui fakta-fakta. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan dasar fakta diperlukan suatu alat bantu
dan yang sering digunakan yaitu analisis statistik. (Irianto
2010, 97)
1) Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam
26

menerangkan variasi variabel terikat. (Kuncoro 2009, 81)


Adapun langkah-langkah uji t adalah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis
H0 : β1 = 0: Suatu variabel independen tidak
berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.
Ha : β1 ≠ 0: Suatu variabel independen berpengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen.
b) Menghitung nilai thitung
t = β1 ÷ se (β1)
c) Mencari nilai kritis dari ttabel dengan mengetahui nilai df
(degree of freedem) yaitu (n-k)
d) Menentukan taraf nyata (signifikan level), yaitu α =
0.05
e) Keputusan menolak atau menerima H0 adalah sebagai
berikut: Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0
ditolak Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Hipotesis akan diuji statistik dengan One-tailed
test (significance level = 5%): Jika nilai signifikansi >
0,05 maka variabel bebas berpengaruh tidak signifikan
terhadap variabel terikat dan jika nilai signifikansi <
0,05 maka variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
2) Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua
variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Adapun langkah-langkah Uji F adalah sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis
H0 memprediksikan bahwa independent variabel bebas
tidak mepunyai efek pada dependent variabel atau
variabel terikat dalam populasi. H0 juga memprediksi
27

tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan


kondisi yang lain. H1 yang memprediksi bahwa
independent variabel atau variabel bebas mempunyai
efek pada variabel terikat dalam populasi. H1 juga
memmprediksi adanya perbedaan suatu kondisi dengan
kondisi yang lain. (Irianto 2010, 98)
b) Menghitung nilai F hitung
F = ESS/(k-1) ÷ RSS/(n-k)
c) Mencari nilai kritis dari F dengan mengetahui nilai df
yaitu (k-1, n-k)
d) Menentukan taraf nyata yaitu α = 5% = 0,05.
e) Keputusan menerima atau menolak H0 sebagai berikut:
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Hipotesis akan diuji dengan one-tailed test (significance
level = 5%): Jika nilai signifikansi > 0,05 maka
variabel bebas berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel terikat dan Jika nilai signifikansi < 0,05 maka
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
3) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada umumnya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
teikat. Formla menghitung koefisien determinasi adalah
sebagai berikut:
R2 = (TSS – SSE) / TSS = SSR / TSS.
Persamaan diatas merupakan proporsi total jumlah kuadrat
yang diterangkan oleh variabel independen dalam model.
Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan
dalam model, formlulasi model yang keliru dan kesalahan
eksperimental.
28

Nilai koefisien determinasi adalah dianatara nol dan satu.


Nilai R2 yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabael
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikna hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk
data silang tempat relatif rendah karena adanya variasi yang
besar antara masing-masing pengamatan sedangkan untuk
data runtut waktu biasanya mempunyai nilai koefisien
determinasi yang tinggi. (Kuncoro 2009, 84)

J. Sistematika Penulisan
BAB I Berisi pendahuluan pada bab ini membahas latar belakang
masalah, perumusan masalah ini merupakan inti dari permasalahan yang akan
di selesaikan melalui penelitian ini, tujuan harus sesuai dengan apa yang
menjadi latar belakang serta rumusan masalah, manfaat penelitian diperoleh
melalui manfaat-manfaat yang bersifat positif di dapat dari tujuan penelitian
yang tercapai.
BAB II Berisi tentang kajian pustaka yang membahas penelitian-
penelitian terdahulu yang mendukung dalam penelitian ini, landasan teori
dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan hal-hal yang akan diteliti mengenai pendapatan
pegadaian, dan harga emas, serta penyaluran pembiayaan rahn.
BAB III Berisi metodeologi penelitian, dalam bab ini diuraikan antara
lain lokasi serta objek penulisan, sumber data serta teknik analisis data.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pendekatannya menggunakan
pendekatan metode deskriptif untuk mengkaji nilai rata-rata dari hasil uji
pengaruh pendapatan pegadaian dan harga emas terhadap penyaluran
pembiayaan rahn.
29

BAB IV Berisi hasil penelitian, pada bab ini juga membahas analisis
secara keseluruhan yang telah dilakukan oleh peneliti, kumpulan data yang
diperoleh di kaji dan di bahas secara mendalam kemudian di analisis dan di
deskripsikan variabel–variabel yang mempengaruhi terhadap penyaluran
pembiayaan rahn.
BAB V Berisi penutup, pada bab ini membahas kesimpulan dari hasil
penelitian yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. Selain itu juga,
berisi saran dari penulis yang berhubungan dengan obyek dan tujuan penulisan
serta analisis yang telah dilakukan

K. Rencana Waktu Penelitian


1. Waktu
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 Bulan. Dari tanggal 15
November 2019 s.d. 15 Januari 2020.
2. Tempat Penelitian
Penelitian atau Survei dilakukan di Pegadaian Syariah Cabang Cipto Jl.
Dr Sudarsono No 277 kota Cirebon.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sugiyono. Metode penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.2012.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.2010.

Afrizal. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo.2015.

Hasan, M. I. Analisis data penelitian dengan statistika. Jakarta: Bumi


Aksara.2009.

Muhidin, S. A. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitan. Bandung:


Pustaka Setia.2007
Ali, Zainudin. Hukum gadai syariah. Jakarta: Sinar grafika, 2016.
Arikunto, Suharsini. prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka cipta, 2006.
30

Firdaus, Muhammad. Fatwa-fatwa ekonomi syariah kontemporer. Jakarta:


Renaisan Anggta IKAPi, 2005.

Ghazali, Imam. Aplikasi analiis multivariate dengan program SPSS. Semarang:


BP Universitas Diponegoro, 2011.

Irianto, Agus. Statistik: Konsep dasar, aplikasi dan pengembangannya. Jakarta:


Kencana prenada media grup, 2010.

Kuncoro, Mudrajad. Metode kuantitatif teori dan aplikasi untuk bisnis dan
ekonomi. Jakarata: Erlangga, 2009.

Muhammad. Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syariah. Yogyakarta: UII


Press, 2002.

Priyatno, Duwi. Paham Analisa statistik data dengan SPSS. Yogyakarta:


Mediakom, 2010.

Rais, Sasli. Pegadaian syariah: Konsep dan sistem kontemporer. Jakarta: UII
Pers, 2005.

Siregar, Syofian. Statistik parametik untuk penellitian kuantitatif. Jakarta: Bumi


Aksara, 2012.

Soemitra, Andri. Bank dan lembaga keuangan syariah. Jakarta: Prenada media
grup, 2009.

Suharto. Harga emas naik atau turun kita tetap untung. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2013.

Wangsawidjaja. Pembiayaan bank syariah. Jakarta: PT Gramedia pustaka, 2012.


31

Jurnal

Kusmanto. “Pengembangan Ekonomi Islam Berbasis Kependudukan di


Pedesaan.” Jurnal ilmu dakwah, 2014: 219.

Aziz, M. A, “Analisis pengaruh tingkat sewa modal, jumlah nasabah dan tingkat
inflasi terhadap penyaluran kredit gadai golongan C stuudi kasus pada PT
Pegadaian Cabang Probolinggo” Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya Malang Vol. 2 No. 8 (2013).

Destriani, Puspita, I., & Sri, R, “Analisis pengaruh pendapatan, harga emas dan
tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit studi kasus perum pegadaian
cabang jombang tanggerang periode maret 2009 - september 2011” Jurnal
akuntansi dan keuangan Vol. II (2013): 149

Hariyanti, B. I., Askandar, N. S., & Mawardi, M. C, “Pengaruh Pendapatan


Pegadaian, Harga Emas, Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Pembiayaan
Rahn Studi Kasus di Pegdaian Syariah Bonder Lombok Tengah” E-JRA
Vol. 8 No 1 (2019).

Rachmawati, R, “Pengaruh pendapatan, jumlah nasabah dan tingkat suku bunga


terhadap penyaluran kredit pada PT pegadaian cabang kabupaten jember
periode 2013-2017” Jurnal ekonomi , 15 (1), 168.

Rosa, Y. D., Husni, E., & Idwar. (2017). Pengaruh Tingkat Inflasi Dan
Pendapatan Pegadaian Terhadap penyaluran Kredit Rahn Pada Pegadaian
Syariah di Indonesia tahun 2007-2015” Menara Ekonomi (2019).

Ulum, M. B, “Analisis Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Inflasi, dan Profiit


Pegadaian Syariah terhadap Jumlah Nasabah pada PT Pegadian Cabang
Syariah Kota Palembang” Jurnal Ilmiah Ekonomi Gllobal Masa Kini Vol.
10 (2019).
32

Web
Webekonomi. Ilmudasar.com. 14 September 2017.
https://www.ilmudasar.com/2017/09/Pengertian-sejarah-fungsi-tujuan-
rukun-dan-teknik-trnasaksi-pegadaian-syariah-adalah.html?m=1 (diakses
Oktober 10, 2019

Anda mungkin juga menyukai