Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi keuangan bank umum syariah
menggunakan strategi keuangan matriks dengan pendekatan pertumbuhan
perusahaan, keputusan investasi, dan pembiayaan. Alat ukur yang digunakan adalah
Return on Invested Capital (ROIC), Weighted Average Cost of Capital (WACC), dan
Economic Value Added (EVA). Sampel penelitian ini adalah 12 bank umum syariah di
Indonesia yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 7 bank umum syariah yang termasuk dalam kuadran 3
yakni BRI Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia
dan Bank Panin Syariah. Kemudian, terdapat 4 bank umum syariah yang termasuk
dalam kuadran 2 yakni Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah, Maybank Syariah dan
BTPN Syariah, dan terdapat 1 bank umum syariah yang termasuk dalam kuadran 1
yaitu Bank Muamalat. Dengan menggunakan strategi keuangan matriks, bank umum
syariah dapat mengembangkan strategi yang bermuara pada efektivitas keputusan
investasi dan keputusan pembiayaan.
Abstract This study analyzes Islamic commercial banks' financial conditions using a matrix
financial strategy, with its growth, investment decisions, and financing approach. The
measuring instruments used are ROIC, WACC, and EVA. This research sample was 12
Islamic commercial banks in Indonesia, taken by using the purposive sampling technique.
The results showed that 7 Islamic commercial banks were in quadrant three, i.e., BRI
Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Mega Indonesia, and Bank
Panin Syariah. Then, there were four sharia commercial banks in quadrant two, namely
Bank Syariah Bukopin, BCA Syariah, Maybank Syariah, and BTPN Syariah. There was one
sharia commercial bank in quadrant 1, namely Bank Muamalat. Using a matrix financial
strategy, Islamic commercial banks can develop strategies that lead to the effectiveness of
investment decisions and financing decisions.
200
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
efektivitas keputusan investasi dan keputusan profit margin, net profit margin, operating
pembiayaan, manajemen keuangan profit margin, dan return on investment pada.
menggunakan analisis rasio keuangan untuk Untuk strategi keuangan matriks PT. Sat
menganalisis angka yang tercantum dalam Nusapersada masuk ke kuadran I (satu) dan
laporan keuangan. Pertumbuhan perusahaan PT. Citra Tubindo masuk ke kuadran II (dua).
dalam manajemen keuangan diukur
berdasarkan perubahan penjualan, bahkan Penelitian yang dilakukan Yuniawati (2012)
secara keuangan dapat dihitung berapa menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
pertumbuhan yang seharusnya dengan jumlah Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) di
melihat keselarasan keputusan investasi dan wilayah Jawa Timur sehingga peningkatan ini
pembiayaan. Dalam analisis rasio keuangan dinilai mengalami pertumbuhan dan
ukuran keberhasilan keputusan investasi dan menghasilkan nilai tambah. Hal tersebut
pembiayaan adalah Return on Invested Capital tercermin dari meningkatnya jumlah BPR di
(ROIC), Weighted Average Cost of Capital Wilayah Jawa Timur yang masuk di dalam
(WACC) dan Economic Value Added (EVA). kuadran 2, dimana merupakan kuadran
terbaik dalam strategi keuangan matrik.
Penelitian yang dilakukan Fauziah & Sudana Yuniawati (2012) juga menjelaskan bahwa
(2013) menyatakan ROIC merupakan salah terdapat 4 strategi yang dapat digunakan oleh
satu indikator yang dapat digunakan untuk BPR di wilayah Karesidenan Besuki yang saat
mengukur efektivitas pemanfaatan sumber ini berada pada kuadran 2 staretgi keuangan
daya dan kemampuan perusahaan dalam matrik yaitu strategi pengembangan pasar,
menciptakan nilai yang tercermin dalam strategi penetrasi pasar, staretgi
kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian pengembangan produk, dan strategi
menunjukkan bahwa hubungan dengan horizontal.
pemasok, kekayaan intelektual dan
manajemen aset tetap dapat meningkatkan Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh
penciptaan nilai bagi perusahaan manufaktur Wahyudi (2013), hasil penelitian menemukan
yang terdaftar di BEI. bahwa periode realisasi dengan laba ditahan
rata 91,6% kebijakan, perusahaan dapat
Penelitian yang dilakukan Purnamasari, et al tumbuh berkelanjutan (kuadran 2), namun
(2013) menunjukkan bahwa tabel kuadran pada tahun 2011 perusahaan memiliki dana
matrix diketahui bahwa PT. Myoh Technology yang tidak mencukupi (kuadran 1). Saat ini
Tbk. periode tahun 2007-2011, pada tahun struktur modal perusahaan tidak optimal.
2007 sampai dengan tahun 2009 memasuki Struktur modal direncanakan untuk periode
kwadran empat, karena mengalami cash deficit proyeksi di 2012 2016 belum optimal.
dan EVA < 0. Sedangkan pada tahun 2010 Sedangkan dari analisis matriks strategi
memasuki kwadran satu karena cash deficit keuangan diperoleh bahwa tahun 2012: posisi
dan EVA > 0. Serta pada tahun 2011 memasuki perusahaan pada kuadran 1 (kekurangan
kuadran dua, karena mengalami cash surplus dana) untuk semua simulasi, laba ditahan
dan EVA > 0. harus direncanakan untuk 100%. Tahun 2013:
dalam kondisi normal atau krisis, dividen
Penelitian Joni dan Hendawan (2005), dapat dibagi dengan 10% (kuadran 2). Tahun
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang 2014: untuk membagi dividen sebesar 40%
signifikan pada tingkat rasio gross profit untuk kondisi ekonomi normal dan krisis.
margin PT. Citra Tubindo sebelum dan Tahun 2015: untuk membagi dividen sebesar
sesudah pemberlakuan kawasan perdagangan 30% jika kondisi ekonomi normal, tetapi
dan pelabuhan bebas, dan tidak terdapat ketika terjadi krisis, dividen maksimum harus
perbedaan yang signifikan pada tingkat rasio 20% (kuadran 2). Sedangkan untuk rencana
net profit margin, operating profit margin, dan tahun 2016: dalam kondisi ekonomi normal,
return on investment. Berbeda halnya dengan dividen dibagi dengan maksimal 10%
PT. Sat Nusapersada sebelum dan sesudah (kuadran 2), jika berada dalam situasi krisis,
pemberlakuan kawasan perdagangan dan dividen harus maksimal 5 % (kuadran 2).
pelabuhan bebas yang tidak terdapat
berbedaaan yang signifikan pada rasio gross
201
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
Adapun alasan mengapa digunakan ketiga alat Adapun yang menjadi latar belakang objek
analisis di atas, yaitu: Pertama, Return on penelitian Bank Umum Syariah karenakan
Invested Capital (ROIC) digunakan sebagai alat nilai Non Performing Financing (NPF) pada
analisis karena analisis utilasi aktiva Bank Umum Syariah pada tahun 2016 hingga
menghubungkan antara laba dengan aktiva. 2018 mengalami penurunan dan didukung
Selain itu, analisis ini juga mengukur dengan penurunan tingkat aktiva produktif
hubungan antara input perusahaan (aktiva) yang mengindikasikan bahwa Bank Umum
dengan output perusahaan (laba). Return on Syariah semakin produktif dan selektif dalam
Investment (ROI) digunakan untuk mengukur melakukan pembiayaan kepada masyarakat.
utilasi aktiva (Bergevin, 2002). Kedua, Sedangkan dalam Unit Usaha Syariah, NPF
Weighted Average Cost of Capital (WACC). meningkat dari tahun 2016 hingga 2018 dan
Dalam sistem keuangan, dana dapat diperoleh aktiva produktif dalam perhatian khusus juga
melalui empat sarana yaitu: pasar modal, mengalami peningkatan. Hal ini
pasar uang, bank dan investor institusional. menggambarkan bahwa Unit Usaha Syariah
Pasar modal merupakan sarana dalam semakin berisiko karena laba yang diterima
mencari dana yang bersifat jangka panjang berpotensi turun. Tujuan penelitian ini adalah
seperti penerbitan saham dan obligasi. Pasar untuk menganalisis kondisi keuangan Bank
uang merupakan sarana dalam mencari dana Umum Syariah menggunakan strategi
yang bersifat jangka pendek seperti keuangan matriks dengan pendekatan
penerbitan commercial paper. Sedangkan bank pertumbuhan perusahaan, keputusan
dan investor institusional merupakan investasi dan pembiayaan. Alat ukur yang
perantara keuangan (Financial digunakan adalah Return on Invested Capital
Intermediaries). Manajemen keuangan melalui (ROIC), Weighted Average Cost of Capital
keputusan pembiayaannya akan memilih (WACC), dan Economic Value Added (EVA).
sumber dana melalui empat sarana yang
memberikan dampak biaya penggunaan dana Metode
paling rendah. Apapun sumber dana yang
dipilih oleh manajemen keuangan harus Desain Penelitian
menimbulkan biaya penggunaan dana yang
dapat dipenuhi oleh tingkat pengembalian Desain penelitian ini mengunakan metode
atas investasi. Biaya rata-rata modal desktiptif kualitatif, dengan menggunakan
tertimbang (Weighted Average Cost of Capital) pendekatan studi kasus, yaitu dengan cara
berasal dari dua komponen, yaitu: kreditor mempelajari suatu masalah dalam kondisi
(bondholder) dan pemegang saham. tertentu, pengambilan data yang memiliki
Perusahaan yang dibiayai dengan hutang, kriteria, serta dengan menyertakan sumber
menimbulkan konsekuensi timbulnya biaya informasinya. Menurut Strauss & Corbin
hutang (Cost of Debt). Pembiayaan dengan (2009) yang dimaksud pendekatan kualitatif
hutang memberikan keuntungan, karena adalah suatu pendekatan yang temuan-
bunga dapat mengurangi penghasilan kena temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
pajak, oleh karena itu dalam menghitung cost statistik atau bentuk hitungan lainnya,
of debt selalu dikalikan dengan penghematan melainkan lebih menekankan kepada kajian
pajak (Devie, 2003). Ketiga adalah Economic interpretatif.
Value Added (EVA). EVA mengukur sampai
sejauh mana laba operasi mampu menutup Populasi dan Sampel Penelitian
biaya penggunaan dana yang digunakan dalam
berinvestasi. EVA juga disebut sebagai laba Populasi yang ditentukan dalam penelitian ini
ekonomi (economic profit). Dengan EVA adalah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
diharapkan perusahaan dapat yang terdaftar di Otoritas Jasa Kuangan.
mempertimbangkan apakah keputusan Sampel penelitian diambil secara purposive
investasi selaras dengan keputusan sampling, yaitu metode dimana pemilihan
pembiayaan atau dengan kata lain tingkat sampel pada karakteristik populasi yang
hasil yang diharapkan dari investasi mampu sudah diketahui sebelumnya dengan kriteria
menutup biaya atas dana yang digunakan sebagai berikut:
untuk berinvestasi (De Wet & Hall, 2006).
202
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
a. Bank Syariah yang beroperasi dan berada mengalami cash defisit, karena dana yang
di Indonesia selama periode tahun 2014- disediakan hanya mampu mendukung
2018. pertumbuhan SGR. Sebaliknya, apabila
b. Bank Syariah yang membuat dan pertumbuhan SGR melebihi pertumbuhan
mempublikasikan Laporan Keuangan aktual maka perusahaan akan mengalami cash
Tahunan periode 2014-2018. surplus. Setelah mengetahui hasil Growth in
c. Bank Syariah yang memiliki kelengkapan Sales dan SGR, maka selanjutnya dilakukan
data yang dibutuhkan untuk penelitian perhitungan Return of Interest Capital (ROIC).
selama periode tahun 2014-2018. Kemudian bila sudah diketahui nilai ROIC
maka akan dikalkulasikan variabel WACC.
Definisi Operasional Variabel Selanjutnya akan di analisis untuk nilai EVA.
203
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
Tabel 2. Growth In Sales vs SGR Bank SGR terendah terdapat pada BTPN Syariah
Umum Syariah 2014 – 2018 yaitu sebesar -3.136,03%.
204
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
ROIC yang lebih besar dari WACC maka yang dikeluarkan untuk membiayai investasi
perusahaan mengalami peningkatan nilai tersebut. Sedangkan 7 Bank Umum Syariah
tambah secara ekonomi atau dengan kata lain mengalami EVA negatif yakni BRI Syariah, BNI
tingkat pengembalian atas investasi melebihi Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah
biaya yang dikeluarkan untuk membiayai Mega Indonesia, Bank Panin Syariah, Bank
investasi tersebut. Dengan EVA, perusahaan Victoria Syariah dan BPD Jawa Barat Banten
juga dapat melihat bagaimana efektivitas Syariah. EVA terendah ada pada Bank Victoria
keputusan investasi diikuti dengan efektivitas Syariah. EVA negatif menunjukkan bahwa
keputusan pembiayaan. Hal ini tampak pada ROIC lebih rendah dari WACC, artinya tingkat
Tabel 3 berikut ini. pengembalian atas investasi kurang dari biaya
yang dikeluarkan untuk membiayai investasi
Tabel 3. ROIC, WACC, dan EVA Bank Umum tersebut.
Syariah 2014 – 2018
Mengelompokan Perusahaan Berdasar
No
Nama
ROIC WACC EVA
Analisis Rasio Keuangan ke Dalam Empat
BUS Kuadran,
1 Bank 0,00175 -1,3217 1,3235
Muamalat
Indonesia Matrik keuangan membagi perusahaan
2 BRI 0,83464 1,2129 -0,3783 berdasarkan kinerja yang dicapai yang
Syariah
BNI
tercermin dalam laporan yang diukur dengan
3 0,06968 5,9281 -5,8585
syariah rasio keuangan yang dibagi menjadi empat
4 Bank 0,00485 2,1367 -2,1322 bagian atau kuadran seperti yang tercantum
Syariah
Mandiri dalam Gambar 1.
5 Bank 0,05076 2,8169 -2,7662
Syariah a. Kuadran keempat adalah perusahaan
Mega
Indonesia yang mengalami cash defisit dan EVA
6 Bank -0,00061 9,2283 -9,2289 negatif.
Panin b. Kuadran ketiga adalah perusahaan yang
Syariah
7 Bank 0,00052 -7,7785 7,7791 mengalami cash surplus dan EVA negatif
Syariah c. Kuadran kedua adalah perusahaan yang
Bukopin
BCA
mengalami cash surplus dan EVA positif
8 0,07940 -0,6024 0,6818
Syariah d. Kuadran kesatu adalah perusahaan yang
9 Maybank 0,04990 -8,0991 8,1490 mengalami cash defisit dan EVA positif
Syariah
Indonesia
10 BTPN 0,07297 -31,3603 31,4117
Syariah
11 Bank -0,01177 14,4820 -14,4937
Victoria
Syariah
12 B.P.D Jawa 0,00426 4,0179 -4,0137
Barat
Banten
Syariah
Sumber: Data hasil olahan peneliti, 2020
205
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
206
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
207
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
kompetitif, integrasi horizontal dapat menjadi Hawawini & Viallet (2011) menyatakan jika
alternatif lain yang bagus. SGR > Growth in Sales, maka adanya
peningkatan cash surplus. Rasio nilai rata-rata
c. Kuadran 3 growth mengacu pada perbedaan besaran
rasio SGR dan nilai aktual Growth In Sales. Jika
Representasi dari kuadran 3 yakni BRI perbandingan menghasilkan rasio nilai SGR >
Syariah, BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Growth in sales, maka dapat di ambil
Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Panin kesimpulan bahwa pada perusahaan tersebut
Syariah. Hasil analisis menunjukan bahwa terjadi peningkatan yang positif dari dana
kombinasi nilai SGR memgalami kondisi cumulative cash surplus. Hawawini & Viallet
keuangannya cash surplus. Hal Ini (2011) menyarankan bahwa perusahaan yang
mengindikasian bahwa BRI Syariah, BNI tergolong di kuadran 3 ini harus mengubah
Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah kebijakan keuangan mereka dengan cepat,
Mega Indonesia dan Bank Panin Syariah masih sebelum surplus kas habis. Mereka
tetap mampu bertahan menjaga dan menyarankan bahwa sebagian dari kelebihan
menghasilkan keuntungan secara uang tunai dikembalikan kepada pemegang
berkelanjutan. Namun ternyata belum mampu saham dan sisa uang tunai digunakan untuk
lagi menambah atau meningkatkan Growth in merestrukturisasi perusahaan sedemikian
Sales sesuai harapan perusahaan. rupa sehingga pengembalian IC meningkat ke
tingkat di atas biaya modal.
Hal ini diartikan bahwa BRI Syariah, BNI
Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah Kesimpulan
Mega Indonesia dan Bank Panin Syariah tidak
mampu menciptakan tingkat pertumbuhan Hasil analisis strategi keuangan matriks pada
value creation yang baik sebagaimana Bank Umum Syariah menunjukkan bahwa
mestinya walaupun dalam kondisi aset dana terdapat 7 bank umum syariah yang termasuk
yang masih surplus, dikarenakan dana dalam kuadran 3 yakni BRI Syariah, BNI
tersebut telah digunakan untuk mendukung Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah
segala aktivitas perusahaan. Aktivitas Mega Indonesia dan Bank Panin Syariah.
perusahaan yang dilakukan telah menyerap Terdapat 4 bank umum syariah yang termasuk
alokasi dana secara besar untuk pelaksanaan dalam kuadran 2 yakni Bank Syariah Bukopin,
alokasi biaya-biaya operasional yang muncul, BCA Syariah, Maybank Syariah dan BTPN
sehingga menyebabkan perusahaan berada Syariah. Sedangkan terdapat 1 bank umum
dalam kondisi value destruction. syariah yang termasuk dalam kuadran 1 yaitu
Bank Muamalat. Dengan menggunakan
Dengan kondisi nilai Growth in Sales dan strategi keuangan matriks, Bank Umum
tingkat value creation spread EVA < nol, Syariah dapat mengembangkan strategi yang
berarti perusahaan belum berhasil bermuara pada efektivitas keputusan investasi
menciptakan nilai tambah untuk perusahaan, dan keputusan pembiayaan. Secara
sehingga mengalami value detruction, dan berkesinambungan apapun yang direncanakan
dalam kondisi perusahaan kurang sehat, Bank Umum Syariah dalam investasi dan
kekuatan keuangan perusahaan belum stabil, pembiayaan hendaknya selalu memasuki
serta tertimpah masalah keuangan strategi keuangan matriks.
perusahaan yang merugi. Menurut Brigham &
Houston (2014) menyatakan terkait nilai EVA Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
< nol, artinya tidak ada nilai tambah ke dalam memfokuskan satu sampel Bank Umum
perusahaan, disebabkan profit yang ada tidak Syariah namun menambah variabel dan
bisa memenuhi keinginan para pemegang memperpanjang periode waktu, sehingga
saham (shareholders), padahal penciptaan EVA diharapkan dapat memberikan hasil analisis
merupakan kemakmuran yang bisa dibuat yang lebih rinci. Sedangkan untuk Bank Umum
untuk pemegang saham melalui kenaikan Syariah yang sedang mengalami cash deficit,
harga saham dan dividen yang dibayarkan. dapat mencoba untuk menggalang dana
sumber internal dan eksternal Bank Umum
Syariah. Begitu juga bagi pihak investor,
208
Hafidzi, dkk Bisma: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Vol. 14 No. 3, 2020
sebaiknya lebih melihat value creation dan Statistik Perbankan Syariah. (2019). Retrieved
kondisi keuangan yang lebih fokus pada from
pertumbuhan berkelanjutan (sustainable https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data
growth) dengan keseimbangan antara -dan-statistik/statistik-perbankan-
syariah/Pages/Statistik-Perbankan-Syariah---
pertumbuhan aktual dan pertumbuhan yang
Januari-2019.aspx
seharusnya (balance of internal and external
growth). Strauss, A., & Corbin, J. (2009). Dasar-Dasar
Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Daftar Referensi
Wahyudi, Y. (2013). Strategi Keuangan Matriks Dan
Bergevin, P. M. (2002). Financial Statement Optimalisasi Struktur Modal Untuk
Analysis: An Integrated Approach. New Jersey: Pertumbuhan Perusahaan Berkelanjutan: Studi
Pearson Education, Inc. Pada PT Adhimix Precast Indonesia.
Yogyakarta: FEB-UGM.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2014).
Fundamentals of Financial Management. Yuniawati, R. D. (2012). Analisis Strategi Keuangan
Mason: South-Western Cengage Learning. Matriks Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Yogyakarta: FEB-UGM.
De Wet, J., & Hall, J. (2006). An Analysis Of Strategic
Performance Measures of Companies Listed on
The JSE Securities Exchange South Africa.
Sajems Ns, 9(1), 57–71.
Devie. (2003). Strategi Keuangan Matriks: Alat
Bantu Keputusan Investasi Dan Pembiayaan.
Jurnal Akuntansi & Keuangan, 5(1), 58–74.
Falikhatun, & Assegaf, Y. U. (2012). Bank Syariah Di
Indonesia : Ketaatan Pada Prinsip-Prinsip
Syariah Dan Kesehatan Finansial. Conferene in
Business, Accounting and Management-FE
UNISSULA, 1(1), 245-254
Fauziah, S. R., & Sudana, I. M. (2013). Keunggulan
Bersaing Dan Penciptaan Nilai Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan
Bisnis Indonesia, 1(1), 1–13.
Fitriasari, F. (2012). The Growth Of Islamic
Banking In Indonesia. Ekonomika-Bisnis, 3(1),
1–10.
Hawawini, G., & Viallet, C. (2011). Finance for
Executives: Managing for Value Creation (Ed.
4th). USA: South-Western Cengage Learning.
Joni, & Hendawan, B. (2005). Kinerja Keuangan
Perusahaan Go Publik di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam. Jurnal Manajemen Bisnis. Politeknik
Negeri Batam, 1, 1–5.
Purnamasari, R., Suci, R. P., & Handini, D. P. (2013).
Strategi Keuangan Matriks Sebagai Alat Bantu
Keputusan Investasi dan Pembiayaan. Jurnal
Manajemen Dan Akuntansi, 2(2), 95–107.
209