Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELACAKAN BEBAS PASUNG

I. PENDAHULUAN

Pemasungan adalah : suatu tindakan yang menggunakan cara pengikatan atau


pengisolasian. Gangguan jiwa dan perilaku, menurut the world report 2000, dialami kira-kira
25% dari seluruh penduduk pada suatu saat dalam hidupnya dan lebih dari 40% diantaranya
didiagnosis secara tidak tepat dan pengobatan tidak tepat. Gangguan jiwa dan perilaku dialami
suatu ketika oleh kira-kira 10% populasi orang dewasa. Dalam laporan itu dikutip juga
penelitian yang menemukan bahwa 24% dari pasien yang mengunjungi dokter pada layanan
kesehatan dasar ternyata mengalami gangguan jiwa.
Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) tahun 1995 yang dilakukan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI dengan
menggunakan rancangan sampel dari Susenas BPS terhadap 65.664 rumah tangga,
menunjukan bahwa prevalensi gangguan jiwa per 1000 anggota rumah tangga adalah sebagai
berikut :
a. Gangguan Mental Emosional (15 th atau lebih) :140/1000
b. Gangguan Mental Emosional (5 – 14 TH) : 104/1000
Pada tahun 1999,Indonesia berada pada peringkat ke 105 antara 180 negara di dunia.Tahun
2000 turun menjadi 108 dan tahun 2002 posisi indonesia berada pada peringkat 112.
Kejadian gangguan jiwa di kecamatan Rogojampi cukup tinggi.Telah didapat data dari
Puskesmas Gitik pada tahun 2013 terdapat 87 orang, tahun 2014 terdapat 99 orang dan pada
tahun 2015 terdapat 109 orang. Jumlah keseluruhan gangguan jiwa yang mendominasi adalah
gangguan psikotik yaitu skizofrenia.Cakupan data ini diperoleh dari inisiatif pasien berobat
sendiri,rujukan kader, kunjungan rumah, dan laporan temuan masyarakat.Sedangkan data
pasung pada tahun 2015 didapat 1 kasus dan tahun 2016 ada 2 kasus dan semuanya dalam
proses perbaikan. Dalam hal ini masih banyak kasus gangguan jiwa masih belum terakomodir
dan terdata oleh petugas karena terkadang masyarakat belum memahami gejala-gejala yamg
timbul akibat gangguan jiwa. Oleh sebab itu Puskesmas Gitik berkerja sama lintas sektor dan
lintas progam melakukan penyuluhan dengan harapan masyarakat mengenali, memahami
gangguan jiwa dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat sehat jiwa dan bebas pasung
2. Tujuan Khusus
a. Menemukan kasus pasung
b. Melakukan kerja lintas sektoral dalam pelepasan pasung
III. TATA NILAI
1. SOPAN
Bahwa didalam bertutur kata dan berperilaku harus dengan sopan, baik
terhadap sesama, petugas maupun masyarakat.
2. EFISIEN
Bahwa pelayanan yang dilakukan harus produktif dan tepat sehingga
mendapatkan hasil yang optimal.
3. HARMONIS
Bahwa sesama petugas harus saling menjaga kekompakan dan kebersamaan
dalam bekerja sehingga dapat menciptakan suasana yang harmonis.
4. AKTIF
Bahwa dalam melaksanakan kegiatan masyarakat dilibatkan secara aktif dalam
peningkatan mutu layanan yang berkelanjutan.
5. TELITI
Bahwa dalam bekerja dilaksanakan secara sistematis dan terencana

IV. KEGIATAN
Melakukan kerja sama dengan Kecamatan dan kelurahan dan petugas puskesmas
lainnya dalam penemuan kasus pasung gangguan jiwa dan pelepasan kasus pasung
1. Melakukan kerja sama lintas progam dan laintas sektoral.
2. Membentuk kaderisasi kesehatan jiwa di desa
3. Melakukan rapat koordinasi dan sosialisasi yang yang bertujuan agar tidak ada
diskriminasi pada pasien Jiwa yang kemudian dilakukan pemasungan.
4. Melakukan pencegahan meminimalisasi kekambuhan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Melakukan pendekatan perangkat atau tokoh masyarakat


2. Menjelaskan proses pembebasan pada keluarga
3. Identifikasi jenis pemasungan
4. Pemeriksaan keadaan klinis pasien
5. Menegakkan diagnosis utama gangguan jiwa beserta komorbid dan komplikasi yang
terjadi
6. Menyusun langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan dari aspek fisik dan jiwanya
lalu menginformasikan kepada keluarga terkait langkah yang akan dilakukan
7. Meminta persetujuan tertulis keluarga akan tindakan medis dan keperawatan
8. Melakukan pembebasan pemasungan
9. Pasien dibebaskan dari alat pemasungan
10. Memberi terapi psikofarmaka bila keadaan lemah dilakukan perbaikan fisik dulu
11. Koordinasi dengan keluarga untuk pengobatan dan perawatan lanjutan di rumah
12. Memberikan injeksi hallopeidol 5mg/ml im, 1-2 kali sehari selama 5 hari berturut-
turut
13. Bila pasien masih belum kooperatif lanjutkan suntikan haloperidol 5mg/ml 1-2 kali
sehari im, ditambah suntikan diazepam 5mg/ml 1-2 kali sehari im selama 3 hari
berurutan
14. Bila masih belum kooperatif dan agresif lakukan rujukan ke RSJ
15. Jika pasien sudah memungkinkan (tidak agresif, dapat komunikasi ) maka dilakukan
pembebasan pasung
16. Pasien dibebaskan dari alat pasung disaksikan keluarga,perangkat dan tokoh
masyarakat
17. Melanjutkan psikofarmaka
18. Koordinasi dengan keluarga untuk melakukan pengobatan dan perawatan lanjutan
19. Meminta persetujuan tertulis kepada keluarga
20. Mengajak keluarga dan dibantu perangkat desa melengkapi persyaratan administrasi
( ft KTP, KK, SKTM )
21. Bila sudah lengkap hubungi Psikiater dalam hal rujukan
22. Mempersiapkan keluarga ikut serta dalam rujukan ke RSJ
23. Mengisi cek list kelengkapan form pelepasan pasien pasung
24. 30 menit-60 menit sebelum dirujuk pasien diberikan suntikan halloperidol 5mg dan
diazepam 10mg im
25. Selama dalam perjalanan rujukan bila masih agresif lakukan fiksasi
26. Bila agresif meningkat lakukan suntikan ulang diazepam 10mg im
27. Setiba ditempat lakukan serah terima ,menyerahkan surat pengantar rujukan dan
melengkapi administrasi
28. Setelah ada persetujuan RSJ petugas bisa pulang

VI. SASARAN KEGIATAN


Pasien yang dilaporkan oleh kader atau desa dalam keadaan dipasung oleh warga.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelacakan
Bebas Pasung X X

VIII. EVALUASI KEGIATAN dan PELAPORAN


Evaluasi kegiatan akan di lakukan setiap tahun oleh pemegang progam dan kepala
puskesmas dan di evaluasi lewat PKP oleh Dinas Kesehatan.Kekurangan pencapaian target
akan di perbaiki dan di capai pada pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.
Pencatatan dan pelaporan di lakukan setiap ada pasien yang terdata baru untuk kriteria
baru dan pasien lama untuk pasien lama,dilanjutkan di masukan dalam format pelaporan
bulanan dan di kirim ke Dinas Kesehatan.Untuk laporan tahunan adalah jumlah keseluruhan
pasien jiwa dari awal januari sampai desember berdasarkan jenis gangguan jiwa masing –
masing.

Lembah Bawang, 2 Januari 2019


Kepala Puskesmas Lembah Bawang

MUKHLIS

Anda mungkin juga menyukai