Fixx
Fixx
Indonesia telah memasuki fase kehidupan politik yang lebih terbuka dan
demokratis semenjak keberhasilan gerakan reformasi terhadap Orde Baru pada tahun
1998 (Amin,2014;152). Salah satu perubahan yang dapat dilihat adalah bagaimana
daerah membuat pemilihan kepala daerah langsung dilaksanakan oleh DPRD dan
mengenai pemilihan kepala daerah terus terjadi hingga pada tahun 2004 pemerintahan
pemilih dan juga sebagai elemen-elemen inti dari kemenangan seorang calon kepala
daerah.
politik juga semakin berkembang pada lingkup politik lokal. Haboddin (2012)
menjelaskan bahwa pada faktanya aktor politik nasional maupun lokal, akan
Kegiatan mobilisasi suara yang terjadi dalam pemilhan umum bukanlah hal
baru dalam duina kontestasi politik. Kuenzi dan Lambright (2013) melihat prtai
politik dan organisasi yang berada diafrika berhasi memobilisasi suara terhadap
pemenangan calon pejabat negara. Partai politik dn organisasi juga mampu membuat
pemilih menjadi loyal pada pemilihan yang terjadi dimasa-masa berikutnya. Kasus
yang hampir sama juga pernsh terjadi adalah afiliasi yang dilakukan oleh Syamsul
kemenangan mereka(Amin,2014).
mayoritas masyarakatnya beretnis, batak toba, karo, simalungun dan sebagian kecil
etnis lainnya. Masyarakat etnis batak identik dengan marga sebagai sebuah identitas
dalam kehidupan sosial. Masyarakat batak toba memiliki tiga tujuan hidup umum
kepemilikan harta dalam wujud materi maupun non materi, Hagabean merupakan
bentuk kebahagiaan dan kebanggan masyarakat batak toba dalam memiliki keturunan
pengakuan atas wibawa serta martabat masyarakat batak(Harahap & Siahan, 1987).
masyarakat batak, marga juga menjadi identitas bagi suatu kelompok sosial. Dengan
adanya tujuan hidup tersebut, masyarakat batak secara pribadi maupun organisasi
pemilihan kepala daerah sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu pada tahun
Manulang menjadi pemenang pemilihan kepala daerah pada tahun 2005 dan 2010,
lalu pada tahun 2015 digantikan oleh Dosmar Banjarnahor dan Saut Parlindungan
Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Humbang Hasanudatan pada tahun 2010 dan
2015:
Sumber: Jpnn.com
(https://www.jpnn.com/news/mk-sahkan-kemenangan-maddin-marganti-dihumbahas)
Jumlah perolehan suara pilkada 2015 (KPUD Humbang Hasundutan)
Simamora
Purba
Sihombing, SE
Derinchen Hasugian
(https://pilkada 2015.kpu.go.id/humbanghasanudutankab)
mengenai pasangan dalam pilkada, tetapi juga bisa dilihat dari peranan marga sebagai
kekuatan politik untuk kegiatan penjaringan suara. Kemenangan yang diraih oleh
kedua pasangan calon tidaklah terlepas dari peranan organisasi sub-etnis yang ada di
Manulang sebagai calon bupati calon bupati dan wakil bupati Humbang Hasundutan
berasal dari kesamaan etnis dan sub-etnis mereka. Maddin Sihombing dan PBSS
memiliki kesamaan etnis yaitu Batak, dan juga memiliki kesamaansub-etnis (dalam
hal ini marga) yaitu Sihombing Lambutoruan. PBSS dalam pemilihan bupati pada
tahun 2010 memiliki peranan sebagai penjaringan suara untuk kemenangan Madding
Sihombing. Hal yang sama juga terjadi pada Pilkada Kabupaten Humbang
Indonesia.
Rumusan Permasalahan
pada tahun 2010 dan 2015 tidaklah terlepas dari politisasi marga untuk sarana
diri, maka dari itu, ia mendapatkan dukungan penuh dari PBSS dalam hal ini
penjaringan suara. Lain halnya yang terjadi pada Pilkada yang terjadi ditahu 2010,
pada tahun 2015 terdapat dua pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berasal dri
marga yang sma, yaitu Harry Marbun dan Dosmar Banjarnahor dari marga Marbun,
sedangkan Momento Sihombing dan Henri Sihombing berasal dari marga Sihombing.
Pemberian dukungan dari Persadaan Pomparan Ni Borsak Sirumonggur
Sihombing Lumbantoruan kepada salah satu pasangan calon dari marga Sihombing,
akan berpotensi memunculkan konflik pada internal marga dan organisasi marga
tersebut. Hal yang sama juga akan terjadi pada Persadaan Toga Marbun Indonesia
jika memberikan dukungan terhadap salah satu pasangan calon dari marga Marbun.
Namun, yang terjadi adalah PTMI pada akhirnya memutuskan untuk memberikan
Maka dari itu, penelitian ini ingin mencoba melihat bagaimana politik marga
yang terjadi pada Pilkada Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015, khususnya
yang terjadi pada marga Sihombing dan Marbun. Terlebih lagi jika melihat potensi
timbulnya konflik pada internal marga maupun organisasi marga maupun organisasi
dan terpecahnya suara marga Sihombing dan Marbun . Penelitian ininjuga ingin
mencoba melihat faktor apa yang mempengaruhi marga maupun organisasi marga,
sehingga memberikan dukungannya kapada salah satu pasangan calon dari marganya.
1. Pertanyaan Penelitian
Terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, tujuan penelitan
tersebut adalah:
Signifikansi Penelitian
dalam pemilihan umum yang terjadi disuatu negara. Penelitian ini diharapkan bisa
kerjasama antara organisasi sub-etnis dan mobilisasi suara yang dilakukan oleh calon
negara lain yang ingin mengetahui pola mobilisasi dan kerjasama yang
Tinjauan Pustaka
Orde Baru kepada era reformasi membuat kehidupan politik menjadi lebih merakyat.
Perubahan yang cukup besar terjadi pada amandemen UUD 1945 yang diantaranya
adalah rekrutmen pejabat-pejabat negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat
melalui pemilihan umum legislatif dan eksekutif yang mencakup wilayah lokal
sampai dengan nasional. Keterbukaan politik yang terjadi pada masa sekarang ini
legislatif maupun eksekutif melalui pengetahuan yang berasal dari banyak sumber.
Namun keterbukaan politik yang terjadi sekarang ini bisa saja dimanfaatkan oleh
sebuah partai politik dan juga organisasi tertentu untuk memobilisasi suara agar
Michelle Kuenzi dan Gina Lambright dalam jurnal Party Politics menuliskan
politik dan organisasi tertentu yang berada disana. Kekuatan politik yang ada
790). Keadaan tersebut membuat masyarakat Afrika menjadi terpaku terhadap calon-
calon tertentu dan cenderung menjadi loyal karena adanya arahan atau paksaan yang
didapatkannya. Disisi lain, mobilisasi suara yang dilakukan oleh partai politik dengan
walaupun sebenarnya hal ini yang dilakukan partao politi tersebut hanya sebatas
dalam Jurnal Komunitas yang berjudul “Relasi jaringan organisasi pemuda dalam
Sumatra Utara. Praktik intimidasi yang dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila
terlihat dalam tahapan pemilu Gubernur Provinsi Sumatra Utara. Organisasi Pemuda
sumber daya yang dikuasai negara ditingkat lokal (lokal goverment resources).
Sementara para pejabat birokrasi, pengusaha, dan pengelola media cetak lokal
membutuhkan kekuatan pemuda pancasila untuk mempertahankan kekuasaan dan
sebagai mesin politik pemenang bupati terpilih Kabupaten Toba Samosir periode
memenangkan salah satu calon. Pasangan Darwin Siagin dan Hulman Sitorus
dengan dalih memajukan daerah Toba Samosir . haloho juga menjelaskan bahwa
Dalihan natolu bekerja untuk mendapatkan jaringan dari marga, dan mendapatkan
bahwa terdapat masalah pada marga marbun disaat masa kepemimpinan Maddin
kurangnya kemajuan daerah dimana mayoritas marga marbun tinggal. Maka dari itu,
organisasi dari marga Marbun berusaha untuk memenangkan calon yang berasal dari
identitas dalam melihat masalah ini. Dijelaskan bahwa, marga berperan sebagai
Dosmor Banjarnahor juga menjadi tokoh marga yang lebih serius untuk melakukan
legislatif atau calon eksekutif tertentu. Perbedaan antara penelitian ini dengan yang
sudah dilakukan sebelumnya terletak pada subyek yang ingin diteliti. Penelitian ini
ingin melihat perbedaan politik marga yang terjadi antara organisasi marga Marbun
kepada salah satu pasangan calon dari marganya di Pilkada Kabupaten Humbang
masyarakat tidak dapat mengatasi berbagai macam masalah yang dihadapi (Syahra,
modal sosial diawali dari peneliti di Amerika Serikat yang bernama Lyd Judson
Hanifan pada tahun 1916. Hanifan (1916) dalam bukunya yang berjudul “The rural
school community centre” menjelaskan bahwa modal sosial bukanlah merupakan hal
yang berbentu kekayaan ataupun uang, namun merupakan sebuah arti kiasan. Modal
sosial yang dijelaskan dalam bukunya merupakan aset atau modal nyata yang penting
work; Civic iradition in modern italy” menyempurnakan teori mengenai model sosial
di dalam masyarakat. Menurut putnam, modal sosial terdiri dari dua unsur utama
yang paling berkaitan yaitu adanya jaringan hubungan dengan norma-norma yang
berlaku, dan keduanya saling mendukung sehingga keberhasilan dapat tercapai dalam
sebuah jaringan tersebut (Putnam, 1997:171). Putnam juga menjelaskan bahwa modal
sosial terdiri dari tiga kekuatan penting yaitu kepercayaan, norma-norma yang
ketersediaan diri untuk saling tolong menolong yang bisa dibagi-bagi antara
masyarakat atau dengan yang lainnya dalam masyarakat yang sama (Fakuyama,
2001: 22). Menurut Fukuyama modal sosial akan semakin menguat jika tingkat
menolong dan karenya mampu bekerja sama satu dengan yang lain. Kepercayaan
dihancurkan oleh sikap mementingkan diri sendiri yang eksesif atau oportunisme.
Maka dari itu, kepercayaan dapat membuat orang-orang bisa bekerja sama secara
individu. Fukuyama juga menjelaskan bahwa kepercayaan tidaklah terlepas dari nilai-
merupakan ikatan antara manusia yang dihubungkan dengan media (hubungan sosial)
yang berkaitan juga dengan kepercayaan (lawang dalam Damsar, 2011:157). Jaringan
sosial melihat hubungan antar individu yang memiliki makna subjektif yang
berhubungan atau dikaitkan dengan sesuatu sebagai simpul atau ikatan. Simpul
hubungan antar para aktortersebut. Fukuyama juga memberikan definisi yang terkait
atau nilai-nilai informal melampaui nilai-nilai atau norma-normal yang penting untuk
transaksi-transaksi pasar biasa (Fukuyama, 2001:324). Putnam meyakini bahwa
dalam jaringan yang kuat, juga akan ada kepercayan yang kuat. Lebih dari itu, output
dari jaringan dan kepercayaan yang kuat akan menimbulkan norma-norma saling
menolong, atau norma timbal-balik, yang akan dilaksanakan secara sukarela (Putnam,
1994:173).
masyarakat walau tidak tertulis. Sejalan dengan konteks modal sosial, Coleman
(1990) juga menjelaskan bahwa norma adalah suatu hal yang dibentuk oleh
kesempatan bersama dan akan dipatuhi oleh segenap anggota masyarakat. Aturan-
aturan kolektif tersebut dipahami oleh semua anggota masyarakat dan terdapat sanksi
sosial untuk mencegah individu melakukan suatu hal yang menyimpang dari
berperilaku secara pantas yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar, yang
mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai suatu tata tertib”.
sebagai hasil dari kepercayaan dalam subuah jaringan sosial yang akan membuat
masyarakat yang berada didalamnya secara tidak sadar terikat dan akan terus
1994:171).
Politik Marga Sihombing dan Marbun
pada Pilkada Kabupaten Humbang
Hasundutan tahun 2015
-Dosmar Banjarnahor
- Momento Sihombing
-Harry Marbun - Henri Sihombing
Marga Sihombing
Marga Marbun
(Persadaan Pomparan Ni Borsak
(Persadaan Toga Marbun Indonesia) Sirumonggur Sihombing
Lumboturoan)