Materi Pembelajaran Praktikum Akuntansi
Materi Pembelajaran Praktikum Akuntansi
PEMERINTAHAN
1. PENGERTIAN DESA
Desa atau disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (UU No 6 Th 2014).
2. PENGERTIAN KELURAHAN
Kelurahan adalah suatu wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten dan
atau Daerah kota dibawah kecamatan (UU No 22 Th 1999)
Perencanaan
Pertanggung
Penganggaran
jawaban
pelaporan Pelaksanaan
Penatausahaa
n
Kekuasaan pengelolaan keuangan desa dipegang oleh kepala desa namun demikian
dalam pelaksanaannya, kekuasaan tersebut sebagian dikuasakan kepada perangkat desa
sehingga pelaksanaan penelolaan keuangan dilaksanakan secara bersama-sama oleh kepala
desa dan pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa yang terdiri dari sekretaris desa, kepala
seksi dan bendahara desa.
1) Kepala Desa
Kepala Desa memegang jabatan selama 6 tahun terhitung tanggal pelantikan dan
dapat menjabat paling lama 3 kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak
secara berturut-turut. Kewenangan kepala desa adalah sebagai berikut:
- Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APB Desa
- Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD)
- Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa
- Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APB Desa
- Melaksanakan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB
Desa
2) Sekretaris Desa
Sekretaris desa membantu kepala desa dalam mengkordinir pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa dengan tugas sebagai berikut:
- mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APB Desa;
- mengoordinasikan penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan perubahan
APB Desa;
- mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Desa tentang APB Desa,
perubahan APB Desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;
- mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan kepala Desa tentang
Penjabaran APB Desa dan Perubahan Penjabaran APB Desa;
- mengoordinasikan tugas perangkat Desa lain yang menjalankan tugas PPKD;
dan
- mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan Desa dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa.
3) Kepala Seksi
Kepala seksi bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya
dengan tugas sebagai berikut:
- Menyusun RAB kegiatan yang menjadi tanggung jawabanya
- Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga Kemasyarakatan Desa
yang telah ditetapkan dalam APBDesa
- Melaukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran
belanja kegiatan
- Mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan pencatatan dalam Buku
Pembantu Kas Kegiatan
- Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala desa
- Mengajukan
4) Bendahara Desa /Kaur Keuangan
Bendahara desa dijabat oleh kepala urusan keuangan yang memiliki tugas untuk
membantu sekreais desa meliputi penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran/pembiayaan dalam rangka pelaksanaan APB Desa. Selain itu
bendahara desa juga bertanggung jawab dalam penatausahaan keuangan yang
dilakukan dengan menggunakan Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan
Buku Kas. Penatausahaan yang dilakukan meiputi:
- Menerima, menyimpan dan menyetorkan/membayar uang desa
- Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya
- Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan
tutup buku setiap akhir bulan secara trtib
- Mempertanggung jawabkan uang melalui laporan pertanggung jawaban.
Keterangan:
PKPKD : Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa
PPKD : Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa
KAUR : Kepala Urusan
KASI : Kepala Seksi
PERENCANAAN DESA
Setelah RKP Desa ditetapkan maka dilanjutkan dengan proses penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa), yang merupakan rencana anggaran
keuangan tahunan pemerintah desa yang ditetapkan untuk menyelenggarakan program dan
kegiatan yang menjadi kewenangan desa. APB Desa terdiri dari pendapatan desa, belanja
desa dan pembiayaan desa. Nerikut merupakan format dari APB Desa:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
APBDesa pada dasarnya adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa. APBDesa
terdiri atas :
1. Pendapatan Desa
Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam
1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa
diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.
2. Belanja Desa
Meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1
(satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja
desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa dan
diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis.
3. Pembiayaan Desa
Meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran
Pembiayaan yang diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis.
Kompetensi Dasar: 3.5 Menerapkan standar pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan/disclosur akuntansi pemerintah daerah
3.6 Menganalisis elemen basis akuntansi, pelaksanaan
akuntansi, struktur lengkap kode rekening untuk
kelompok akun ast, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan, belanja dan pembiayaan desa/kelurahan.
4.5 Melakukan pencatatan standar pengakuan, pengukuran
dan pengungkapan/disclosur akuntansi pemerintah
daerah
4.6 Melakukan pencatatan Menganalisis elemen basis
akuntansi, pelaksanaan akuntansi, struktur lengkap kode
rekening untuk kelompok akun ast, kewajiban, ekuitas
dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan
desa/kelurahan.
Jumlah
........,20xx ........,20xx ........,20xx
Mengesahkan, telah diverifikasi pelaksana kegiatan
Kepala desa sekretaris desa
....................... .......................
4. Bukti kuitansi
Selain STPB, pengajuan SPP juga harus dilampiri dengan bukti transaksi. Bukti
transaksi adalah dokumen pendukung yang berisi data transaksi yang dibuat
setelah adanya transaksi yang digunakan sebagai dasar pencatatan. Bukti transaksi
minimal memuat data pihak yang mengeluarkan atau yang membuat. Bukti
transaksi yang baik adalah didalamnya teulis nama beserta jabatan dari pihak yang
membuat, nama beserta jabatan yang mmverifikasi, nama jabatan yang
menyetujui dan nama dari pihak yang menerima. Contoh bkti transaksi antara lain
yaitu berupa kuitansi, faktur, surat perjanjan, surat penerimaan barang, nota kotan,
nota debet, nota kredit dan memo internal.
5. Surat Permintaan Pembayaran (Panjar Kegiatan)
SPP Panjar adalah permintaan dana/uang muka kepada pelaksana kegiatan untuk
melaksanakan kegiatan tertentu. Berbeda dengan SPP definitif yang melampirkan
bukti transaksi yang telah dilaksanakan, lampiran SPP Panjar kegiatan berupa
rencana pembelian/pengeluaran yang akan dilakukan. Format SPP Panjar adalah
sebagai berikut:
5. Dokumen Pencatatan pada Akuntansi Lembaga
Pengeluar
Kode Nom
N Tangg Urai Penerima Pengeluar an Sald
Rekenin or
o al an an (Rp) an (Rp) Kumulati o
g Bukti
f
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Dalam buku kas umum desa, terdapat kolom “Kode Rekening” yang diisi dengan
kode rekening, namun digunakan hanya untuk pecatatan transaksi keuangan yang
mempengaruhi akun pendapatan, belanja dan pembiayaan sebagaimana tertuang dalam
APBDesa. Sedangkan transaksi yang tidak mempengaruhi akun tersebut, misalnya
pengambilan uang tunai di bank, pemberian panjar dan transfer kepada pihak ketiga, tidak
perlu diisi dengan kode rekening.
Kolom “Nomor Bukti” agar iisi dengan nomor intern yang diberikan secara teratur
dan sistematis sehingga mudah untuk ditelusuri.
Kolom “Pengeluaran Kumulatif” diisi dengan jumlah sebesar akumulasi pengeluaran
saja(tidak termasuk penerimaan). Jadi jika pada baris berikutnya adalah transaksi penerimaan
tunai, maka besaran jumlah kolom pada baris tersebut adalah sama dengan besaran jumlah
pada baris sebelumnya.
Kolom “saldo” menunjukan jumlah akumulasi uang dari transaksi penerimaan
maupun pengeluaran kas. Pada setiap akhir bulan buku kas umum desa aris ditutup secara
tertib serta ditandatangani oleh Bedahara desa dan kepala desa.
2. Buku Bank
Berbeda dengan buku kas umum desa, buku bank desa hanya digunakan untuk
pencatatan transaksi keuangan yang dilakukan melalui transfer bank baik penerimaan
maupun pengeluaran termasuk mutasi kas. Pencatatan dalam buku bank desa juga dilakukam
secara kronologis. Format buku bank adalah sebagai berikut:
Bulan :
Nama Bank :
No. Rekening :
Pemasukan Pengeluaran
Uraian No
Tg Setora Bung Biaya Sald
No Transaks Bukt Penarika Paja
l n a Admi o
i i n k
n
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Kolom “nomor bukti” agar diisi dengan nomor intern yang diberikan secara teratur
dan sistematis sehingga mudah untuk ditelusuri.
Kolom “Bunga”, “Pajak” dn “Biaya Administrasi” diisi dengan jumlah nilainya
diperoleh dari rekening koran bank yang bersangkutan.
Kolom “saldo” menunjukan jumlah akumulasi uang dari transaksi pemasukan
maupun pengeluaran melalui bank, atas saldo ini harus dilakukan rekonsiliasi dengan
rekening koran bank yang bersangkutan. Pada setiap akhir bulan buku bank desa harus
ditutup secara tertib, serta ditandatangani oleh Bendahara Desa dan Kepala Desa.
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Dengan buku pembantu rincian pendapatan ini maka setap jenis pendapatan seperti
pendapatan hasil usaha, dana desa ataupun alokasi dana desa dapat diketahui dengan mudah.
Hal ini diperlukan dalam penyusunan laporan realisasi APBDesa.
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Sebagai alat pengendalian, Register SPP ini digunakan sebagai acuan dalam memberi
nomor SPP yang diajukan pelaksana kegiatan.
PEMERINTAH DESA.......
REGISTER KUITANSI PEMBAYAARAN
TAHUN ANGGARAN 20xx
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Dengan adanya register kuitansi pembayaran ini maka penomoran atas kuitansi ada
dapat terstandarisasi sehingga memudahkan untuk penelusuran dan pencarian kuitansi yang
dimaksud.
PEMERINTAH DESA.......
DAFTAR REKAPITULASI PANJAR KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN 20xx
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Dengan daftar ini maka akan diketahui panjar mana saja yang sudah
dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan dan panjar yang masih terbuka belum di SPJ
kan.
Jumlah
Mengetahui, .............,...........20xx
Kepala Desa Bendahara Desa
................... ..........................
Dengan Buku Pembantu Rincian Pembiayaan ini maka setiap jenis pembiayaan dapat
diketahui dengan mudah. Hal ini diperlukan dalam penyusunan Laporan Realisasi APBDesa.
1. Bidang :
2. Kegiatan :
No.Bu
Penerimaan Pengeluaran
kti
Bela Jml
Sal
N T Urai Swaday nja Bela pengemba
Dari do
o gl an a Bara nja lian ke
Bendah Kas
Masyara ng Mod bendahara
ara
kat dan al
Jasa
Jumlah
Total Penerimaan Total Pengeluaran
.......,......20xx
Pelaksana Kegiatan
...................
Dokumen sumber yang dijadikan dasar pencatatan transaksi oleh pelaksana kegiatan
dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan antara lain:
- Kuitansi pengeluaran
- Tanda terima panjar
- Tanda terima barangv(swadaya berupa barang)
- Daftar hadir (swadaya berupa tenaga)
Jika pada akhir pelaksanan kegiatan masih terdapat saldo di pelaksana kegiatan maka
dilakukan penyetoran sisa panjar kepada bendahara desa.
Kolom nomor bukti agar diisi dengan nomor intern yang diberikan secara teratur dan
sistematis sehingga mudah untuk ditelusuri.
Pada setiap akhir bulan buku kas pembantu kegiatan harus ditutup secara tertib dan
ditanda tangani oleh pelaksana kegiatan
6. Kode Rekening
Kode akun adalah suatu penamaan/penomoran yang dipergunakan untuk
mengklasifikasikan pos atau rekening transaksi. Setiap jenis pos dalam satusistem
akuntansi harus memiliki kode atau nomor yang dapat dibedakan sesuai dengan
kelompoknya. Kode akun mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Luwes, mudah disisipkan jika terdapat penambahan akun baru.
- Sederhana, sesuai dengan tujuan akun, namun mudah dimengerti
- Unik, setiap akun mempunyai kode masing-masing dan unik
- Sistematik, penempatan atau urutan akun sesuai dengan akun utama
Kompetensi Dasar: 3.7 Menganalisis transaksi akuntansi pendapatan satker, dan
akuntansi pendapatan desa/kelurahan
4.7 Melakukan pencatatan akuntansi pendapatan satker, dan
akuntansi pendapatan desa/kelurahan
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak pemerintah
yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah, kelompok pendapatan adalah sebagai
berikut:
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain PAD yang sah
Berikut adalah jurnal untuk mencatat transaksi penyetoran pendapatan ke kas daerah:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Penyetoran pendapatan RK-PPKD xxx
ke kas daerah Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Jika pengembalian kelebihan pendapatan tersebut bersifat tidak berulang dan terkait
dengan pendapatan periode sebelumnya, satker tidak melakukan pencatatan.
Pencatatan dilakukan oleh akuntansi PPKD dengan jurnal seperti berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kelebihan SiLPA xxx
pendapaan bersifat tidak Kas di kas daerah xxx
berulang
Kedua definisi diatas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menurunkan ekuitas
dana pemerintah daerah.
Konsep anggaran berbasis kinerja menghendaki adanya keterkaitan antara output dari
suatu program/kegiatan dikaitkan dengan input yang digunakan. Dalam bahasa keuangan
input tersebut tercermin dari belanja yang dikeluarkan untuk membiayai suatu program
ataupun kegiatan. Oleh karena itu, untuk tujuan dimaksud dalam Pemendagri o 13 Tahun
2006 terdapat pengelompokan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja
Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan program dan
kegiatan. Sedangkan Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan.
Dalam hal terjadi pengembalian sisa uang persedian dari SP2D-UP/TU dari satker
ke BUD, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kas SP2d- RK-PPKD xxx
UP/GU/TU di satker Kas di bendahara pengeluaran xxx
Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-Satker juga
mengakui penambahan aset sesuai dengan jenis asetnya dengan jurnal:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Belanja modal dengan Belanja modal xxx
menggunakan SP2D-LS RK-PPKD xxx
Pengakuan aset tetap Aset tetap xxx
dari belanja modal satker Ekuitas dana investasi- xxx
diinvestasikan dalam aset tetap
Keterangan:
Pengakuan belanja modal pada butir No 5 disesuaikan dengan kebijakan akuntansi
tentang kapitalisasi aset yang merupakan pengakuan terhadap jumlah kas/setara
kas dan nilai wajar imbalan lainnya yang dibayarkan sebagai penambah nilai aset
tetap.
Dalam kasus LS gaji dan tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai
adalah jumlah neti (Setelah dikurangi potongan), namun PPK-Satker tetap
mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-Satker tidak perlu
mencatat potongan tersebut karena pencatatannya sudah dilakukan oleh Bendahara
Umum Daerah (BUD) dalam subsistem akuntansi PPKD. Jurnalnya adalah
sebagai berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Belanja LS gaji Satker Belanja Gaji dan tunjangan xxx
Tunjangan keluarga
Tunjangan fungsional umum
Tunjangan...
RK-PPKD xxx
Dalam kasus belanja barang dan jasa, seringkali terdapat potongan paja sehingga
dana yang diterina oleh pihak ketiga adalah jumlah neta (sudah dikurangi
potongan pajak), namun PPK-Satker tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah
bruto. Selanjutnya potongan tersebut dicatat sebagai utang pajak dan akan dicatat
oleh yang memotong pajak tersebut dengan jurnal:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Penerimaan potongan Kas xxx
pajak oleh pemotong Utang pajak xxx
pajak
Pelunasan pajak Utang pajak xxx
Kas xxx
Catatan:
Bila dipotong oleh satker maka mengurangi kas di bendahara pengeluaran. Namun
apabila dipotong di BUD, maka akan dicatat oleh PPK-PPKD sebagai pengurang
kas di kasda.
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja dicatat sebagai pengurang belanja. PPK-Satker mencatat transaksi
pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kelebihan Kas di bendahara pengeluaran xxx
belanja Belanja xxx
Jika terjadi pengembalian belanja atas transaksi belanja yang terjadi pada tahun
sebelumnya, maka satker mencata jurnal sebagai berikut:
KETERANGAN JURNAL DEBET KREDIT
Pengembalian kelebihan Kas di bendahara pengeluaran xxx
belanja, diterima pada Pendapatan lain-lain xxx
periode berikutnya
Dalam kasus LS Gaji dan tunjangan, fungsi akuntansi PPKD mencatat potongan
pajak/taperum/IWP untuk seluruh satker yang pemotongannya dilakukan oleh
PPKD. Jurnalnya adalah sebagai berikut:
TRANSAKSI KETERANGAN DEBET KREDIT
potongan Kas dikasda xxx
pajak/taperum/IWP Utang pajak PFK Xxx
untuk seluruh satker Utang taperum PFK Xxx
yang pemotongannya Utang IWP PFK xxx
dilakukan oleh
PPKD.
Dalam kasus LS barang dan jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga
dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (Setelah dikurangi
potongan pajak), namun fungsi akuntansi PPKD tetap mencatat belanja tersebut
dalam jumlah bruto. Fungsi akuntansi PPKD kemudian mencatat potongan
tersebut sebagai utang dengan jurnal sebagai berikut:
TRANSAKSI KETERANGAN DEBET KREDIT
Mencatat penerimaan Kas dikasda xxx
potongan pajak di Utang pajak Xxx
PPKD
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja dicatat sebagai pengurang belanja. Fungsi akuntansi PPKD mencatat
transaksi pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
TRANSAKSI KETERANGAN DEBET KREDIT
Mencatat Kas dikasda xxx
pengembalian Belanja Xxx
kelebihan belanja
Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya.
Dari kedua definisi tersebut, jelas terlihat bahwa pembiayaan merupakan transaksi keuangan
pemerintah pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Sedangkan tujuan dari transaksi ini adalah untuk menutupi defisit anggaran atau
memanfaatkan surplus anggaran.