EMME
ERRIIN
NTTA
AHHK
KAAB
BUUPPA
ATTE
ENND
DHHA
ARRM
MAASSR
RAAYYA
A
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNGAI DAREH
Alamat : Jl. Lintas Sumatera Km.2 Pulau Punjung
Telp. (0754) 40053, 40347, 40118 Fax. (0754) 40347. Sungai Dareh - 27573
KEPUTUSAN
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Pembentukan Komite Farmasi dan Terapi Obat Pelayanan RSUD
Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya dengan komposisi
sebagaimana tercantum pada Lampiran Surat Keputusan ini;
JABATAN
No NAMA
KEDINASAN DALAM TIM
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit
yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah
Sakit, disebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, dan penyediaan obat yang bermutu,
Komite farmasi dan terapi obat rumah sakit adalah organisasi yang diperlukan
untuk menyokong berlangsungnya pelayanan farmasi yang efisien dan bermutu,
berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan keprofesian yang universal.
Dengan adanya Komite Farmasi dan Terapi Obat di rumah sakit diharapkan akan
dapat dikembangkan formularium di Rumah Sakit dan Pemilihan Obat untuk
dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara objektif
terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan
duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama.
B. Sasaran
1. Komite Farmasi dan Terapi Obat
2. Apoteker
3. Dokter Penanggung Jawab Pasien
4. Staf Keperawatan.
5. Struktur Manajerial RSUD Sungai Dareh
BAB II
PENGERTIAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI OBAT
A. Pengertian .
Komite Farmasi dan Terapi Obat RSUD Sungai Dareh adalah organisasi yang
mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi, dengan
anggota yang terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi-spesialisasi yang ada di
rumah sakit, apoteker wakil dari Farmasi , serta tenaga kesehatan lainnya yang ada di
rumah sakit.
B. Falsafah
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan
pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Komite Farmasi dan Terapi Obat RSUD
Sungai Dareh ikut bertanggung jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar
di rumah sakit.
C. Tujuan keberadaan Komite Farmasi Farmasi dan Terapi Obat RSUD Sungai
Dareh
1. Menghasilkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat
serta monitoring dan evaluasi.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan staf professional di bidang
kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang berhubungan dengan obat dan
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
BAB III
PENGORGANISASIAN
A. Struktur Organisasi
Untuk mencapai tujuan dan fungsi yang optimal dari panitia farmasi dan terapi
Sungai Dareh perlu ditata pengorganisasian kepanitiaan dengan tugas, tanggung
jawab dan hubungan kerja yang jelas sesuai dengan sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia yang tersedia.
Struktur organisasi Panitia Farmasi dan Terapi Obat RSUD Sungai Dareh adalah ;
1. Komite Farmasi dan Terapi Obat RSUD Sungai Dareh terdiri dari dokter yang
mewakili kelompok staf medis, apoteker, dan Staf keperawatan.
2. Ketua Komite Farmasi dan Terapi Obat dipilih dari dokter yang ada di dalam
kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka
sebagai ketua adalah Farmakologi. Sekretarisnya adalah Apoteker dari instalasi
farmasi atau apoteker yang ditunjuk
3. Sekretaris Komite Farmasi dan Terapi Obat dipilih dari Apoteker
Tanggung jawab :
1. Menjamin terciptanya buku formularium rumah sakit, pedoman penggunaan
antibiotika dan pedoman lain yang berkaitan dengan penggunaan obat
2. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
kepanitian farmasi dan terapi secara berkesinambungan.
3. Menjamin terlaksananya kewajiban panitia farmasi dan terapi.
E. Sekretaris Panitia
Tugas
1. Menetapkan jadwal pertemuan
2. Mengajukan acara yang akan dibahas dalam pertemuan/
3. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
pembahasan dalam pertemuan .
4. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat KFT (Komite Farmasi dan
Terapi) diatur oleh sekretaris, termasuk persiapan dari hasil- hasil rapat
Kewajiban
1. Mencatat semua hasil keputusan dalam pertemuan dan melaporkan pada
pimpinan rumah sakit .
2. Menyebarluaskan keputusan yang sudah disetujui oleh pimpinan kepada
seluruh pihak yang terkait .
3. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan
4. Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan
antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas terapi lain Membuat
formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan Komite Farmasi dan
Terapi
5. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat
pada pihak terkait.
Tugas
1. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan sesuai dengan
bidang keilmuannya untuk pembahasan dalam pertemuan kepada sekretaris.
2. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.
3. Bekerja sama dengan semua anggota dalam pembuatan pedoman diagnosis dan
terapi, pedoman penggunaan antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam
kelas terapi lain serta membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil
kesepakatan Komite Farmasi dan Terapi Obat
4. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat.
Kewajiban
1. Menghadiri setiap rapat / pertemuan yang diadakan oleh Komite Farmasi dan
Terapi Obat.
2. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat
pada pihak terkait.
3. Mensosialisasikan hasil rapat / pertemuan / pedoman / kebijakan tentang obat
kepada kelompok staf medis masing-masing
G. Anggota ( Apoteker )
Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena semua
kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di seluruh unit di
rumah sakit ditentukan dalam komite ini. Peran ini dapat dilaksanakan oleh para
apoteker karena apoteker memahami dan dibekali secara mendasar dan mendalam
dengan ilmu-ilmu farmakologi, farmakologi klinik, farmako epidemologi, dan
farmako ekonomi disamping ilmu-ilmu lain yang sangat dibutuhkan untuk
memperlancar hubungan profesionalnya dengan para petugas kesehatan lain di rumah
sakit.
Tugas
1. Menyiapkan dan memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk pembahasan
dalam pertemuan kepada sekretaris.
2. Melaksanakan keputusan-keputusan yang sudah disepakati dalam pertemuan.
3. Bekerja sama dengan semua anggota dalam pembuatan pedoman diagnosis dan
terapi, pedoman penggunaan antibiotika dan pedoman penggunaan obat dalam kelas
terapi lain serta membuat formularium rumah sakit berdasarkan hasil kesepakatan
Komite Farmasi dan Terapi
4. Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat.
5. Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat pada
pihak terkait.
Kewajiban
Menghadiri setiap rapat / pertemuan yang diadakan oleh panitia.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
B. Pengendalian Mutu
Kegiatan evaluasi terdiri dari :
1. Evaluasi internal :
Rapat berupa pertemuan tim yang membahas permasalahan layanan (termasuk
efisiensi dan efektifitas layanan).
2. Evaluasi eksternal :
Lulus akreditasi rumah sakit
1. Evaluasi Standar Prosedur Operasional Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan.
BAB V
PENUTUP
Dengan ditetapkannya Pedoman Teknis Komite Farmasi dan Terapi RSUD Sungai
Dareh tidaklah berarti semua permasalahan tentang kepanitiaan komite farmasi dan
terapi di RSUD Sungai Dareh menjadi mudah dan selesai.
Dalam pelaksanaan sehari hari di lapangan, tugas panitia ini sudah barang tentu
akan menghadapi bebagai kendala, antara lain sumber daya manusia / kompetensi
anggota panitia, kebijakan manajeman rumah sakit serta pihak-pihak terkait lainnya.
Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab panitia diperlukan
komitmen dan kerjasama yang lebih baik antara Panitia dengan Instalasi Farmasi,
Kelompok Staf Medis dan Keperawatan, sehingga pelayanan rumah sakit pada
umumnya akan semakin optimal, dan khususnya pelayanan farmasi di rumah sakit
akan dirasakan oleh pasien/masyarakat.