Keluarga
EDISI 9 l TAHUN KETIGA l AGUSTUS 2018
MONA RATULIU
Sempat Bingung
Menjadi Orangtua
SMK TELKOM MALANG
Antar Putranya
yang Lumpuh Tempuh
S3 di Australia
Jangan Hanya
Menuruti
Orangtua
ING
ENT
PAR
A
I H MAS NG
A A
MER GEMIL
A N
DEP
SUKSES
SUKSES
1. KE
RJA K
Beker
ja
sungg secara ber
ERAS
uh, se sungg
pen uh s kua t tenauh-
panta emangat,
Sn
ga,
A
ng me dan
nyera
h.
D
R f d te i
a
ng gi
E
C k a nc ik
e
a
ati str apa .
A
re n
K E eke ge
2 . B se
3. KERJA TUNTAS
, sehingga
Bekerja secara tuntas
memberi manfaat se
suai
A S i juga
tujuan dari pekerjaan
.
H L , tetap
I K tugas untuk
J A emataibadahi.
E R kan s dari n Ilah
. K erja bubagianridhoa
4 Bekbagai pat ke
se nda
me
SEMOGA KITA
BISA MENJALANKAN...
D
irektorat Pembinaan Pendidikan dan meningkatkan kemampuan pengasuhan
Keluarga melalui Subdit Kemitraan orangtua dalam mengembangkan minat membaca
Subdit kemitraan telah merancang, pada anak. Kegiatan ini terdiri dari beberapa
melaksanakan dan segera akan rangkaian kegiatan yang meliputi penyebarluasan
mempublikasikan Video Ruang Sahabat Keluarga. informasi tentang gerakan membaca, kelas
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya orangtua literasi dan gerakan serentak orangtua
mengembangkan sumber belajar bagi peningkatan membacakan buku kepada anak di PAUD.
pengetahuan orangtua tentang pengasuhan anak. Puncak acara Gernas Baku dilaksanakan
Video Ruang Sahabat Keluarga merupakan
video pembelajaran yang disampaikan oleh
narasumber yang berkompeten melalui video
pendek yang berisi tentang materi pengasuhan
anak sejak dalam kandungan sampai usia remaja.
Narasumbernya antara lain psikolog, pegiat dan
praktisi pendidikan, pegiat pendidikan keluarga,
pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan lain-lainnya. Durasinya berkisar
5-10 menit.
Video ini diharapkan dapat menjadi media
pendidikan orangtua secara massal yang dapat
dengan mudah diakses dan dipelajari oleh
masyarakat luas melalui Whats App, Facebook, pada 5 Mei 2018. Pada hari itu, seluruh orangtua
Instagram, YouTube, Twitter, dan lain-lain. Para membacakan buku kepada anak secara serentak di
narasumber memaparkan materi berupa tip-tip satuan PAUD, di rumah atau di komunitas literasi
praktis sehingga orangtua dapat dengan mudah di seluruh Indonesia, tepat pada pukul 08.00 waktu
memahami isi video. setempat.
Materi yang akan dikembangkan seputar Pelaksaan Gernas Baku dilakukan dengan
pengasuhan yang dilakukan sehari-hari oleh membacakan buku, berdiskusi dengan anak
orangtua seperti pengasuhan dan perawatan anak tentang isi bacaan atau melakukan aktivitas
pada 1000 hari pertama kehidupan, pendidikan yang terinspirasi dari buku yang dibacakannya
karakter, pengasuhan positif, dan lain sebagainya. seperti menggambar, melukis dengan jari dan lain
Video ini akan disebarkan melalui laman sebagainya.
sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id dan berbagai Setelah acara puncak Gernas Baku, pembiasaan
media sosial. membacakan buku pada anak diharapkan terus
Sepanjang Januari-Juli 2018, Subdit Kemitraan dilanjutkan di rumah. Orangtua menyiapkan bahan-
juga telah melaksanakan beragam kegiatan bahan bacaan untuk anak yang sesuai usianya
pendidikan keluarga. Salah satunya Gerakan serta menyiapkan pojok baca di rumah untuk
Nasional Orangtua Membacakan Buku kepada meningkatkan minat baca anak. Tumbuhkan minat
Anak (Gernas Baku). Kegiatan ini diharapkan dapat baca anak, Ayah-Bunda bacakan buku.
meningkatkan budaya membaca buku di keluarga
SapaRedaksi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
Saat Remaja Menapaki
Masa Depan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pendidikan Masyarakat
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga
SUSUNAN REDAKSI
Bagi siswa SMA, memilih jurusan di perguruan tinggi
PEMBINA sama halnya dengan memilih jalan hidupnya, bagaimana
Ir Harris Iskandar, Ph.D.
Direktur Jenderal PAUD dan DIKMAS dan kemana ia berkarier, dan bagaimana mengukir masa
harris.iskandar@kemdikbud.go.id
depannya. Bagaimana peran orangtua dalam membantu
PENANGGUNG JAWAB remaja menentukan jurusan yang akan diambil di perguruan
Dr.Sukiman, M.Pd.
Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga tinggi? Apakah menyerahkan sepenuhnya pada si anak atau
sukiman@kemdikbud.go.id
sebaliknya orangtualah yang memutuskan dengan alasan
PENGARAH mereka yang membiayai dan merasa lebih tahu apa yang
Warisno, S.Sos., M.Pd.
warisno@kemdikbud.go.id terbaik bagi anak-anaknya?
Dra.Palupi Raraswati, MAP. Majalah Sahabat Keluarga mengulas hal itu sebagai
palupi.raraswati@kemdikbud.go.id
Nanik Suwaryani, Ph.D. Sajian Utama seiring dengan tibanya para siswa SMA kelas
suwaryani@kemdikbud.go.id. 12 menempuh jenjang perguruan tinggi. Masih terkait dengan
Eko Budi Hartono, SE., MM.
eko.budi@kemdikbud.go.id. hal itu, di rubrik Parenting juga dibahas bagaimana peran
orangtua dalam membimbing anak-anaknya meniti masa
PEMIMPIN REDAKSI
Edy, SS., depan, salah satunya dalam karier dan pekerjaan.
edy.bindikel@kemdikbud.go.id
Relevan dengan topik-topik itu, di edisi ini juga
PENULIS NASKAH
ditampilkan beberapa keluarga yang berhasil membimbing
Drs. Yanuar Jatnika
yanuarjat@gmail.com anak-anaknya menapaki jenjang kehidupan. Masih terkait
Sri Lestari Yuniati
lestariyuniardi@gmail.com
kehidupan remaja, di rubrik Ruang Keluarga kami ulas
tentang bagaimana orangtua dan orang dewasa menghadapi
EDITOR
HN Purwanto remaja yang galau dan menghadapi masalah melalui apa
PENERBIT
lepas dari ketergantungan pada orangtua.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Hal ini penting agar Indonesia mampu menangkap
Direktorat Jenderal PAUD dan DIKMAS
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan peluang bonus demografi, yakni komposisi penduduk yang
mayoritas berupa generasi produktif. Bonus demografi
itu akan mampu kita raih bila generasi muda Indonesia
ALAMAT REDAKSI mendatang mempunyai karakter mandiri, disiplin, tangguh,
Kompleks Kemdikbud, Gedung C. Lt. 13
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan
kolaboratif, dan religius. Peran orangtua sangat penting
Jakarta Pusat, 10270 untuk mewujudkan hal itu.
Telp. 021-5737930
Email : sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id
http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Jangan
Hanya
Menuruti
Orangtua
”R
ugi, kan? Waktu
empat tahunan ter-
buang dan anak ti-
dak happy! Akibat-
nya lagi anak tidak
BEBERAPA PENGUSAHA DAN perform dan mungkin malah mengganggu
ORANG TERNAMA SAAT KULIAH orang lain,” seru Guru Besar Ekonomi dan
MENEMPUH JURUSAN YANG Bisnis Universitas Indonesia Prof. Rhenald
’DIPAKSAKAN’ ORANGTUANYA. Kasali Ph.D.
SAAT WISUDA MEREKA Maka Rhenald menyarankan, saat anak
’MENYERAHKAN’ IJAZAHNYA, memasuki masa memilih jurusan kuliah
LANTAS BERPAMITAN MENGEJAR
orangtua tidak campur tangan terlalu jauh.
MIMPINYA, KULIAH LAGI DI
Cukup jadi fasilitator, memberikan pertim-
BIDANG YANG DISUKA.
bangan.
Misalnya dengan mengajak mengamati
sekitar, tentang bagaimana fenomena saat
ini dan kemungkinannya ke depan. Di an-
taranya, profesi-profesi yang mungkin dulu
tak terbayang ada, sekarang jadi rebutan.
Sebutlah chef atau yang baru-baru ini ber-
munculan social media consultant. Bahkan
tak sedikit yang memilih jadi pengusaha
start up.
Maka salah satu syarat orangtua menjadi
fasilitator adalah terbuka dan mengikuti
perkembangan zaman. Sebab seperti yang
ditulis Rhenald Kasali dalam bukunya Dis-
ruption: Menghadapi Lawan-lawan Tak Ke-
HARI NANTI PEMIMPIN jadi pilot. Dia bisa perform tapi bu-
tuh waktu lama. Untunglah orang-
DAN PEMILIK KLINIK tuanya mampu kasih fasilitas.
SEMACAM INI BUKAN Kalau yang tidak?” kisah Rhenald
sembari mengajak merenung.
LAGI DOKTER MELAINKAN Sekali lagi Rhenald menekan-
PARA AHLI IT.” kan, hal di atas tak akan terjadi
kalau orangtua bisa mendidik
dari kecil. Membuat anak tahu
apa yang dia mau serta bagai-
Prof. Rhenald Kasali Ph.D., mana mencapainya. l
Guru Besar Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia Kristina Rahayu Lestari
DOKKUMENTASI PRIBADI
1.Kecerdasan linguistik
Berkaitan dengan kemampuan anak
berbahasa atau berkomunikasi, baik dengan
berbicara maupun menulis.
7
2.Kecerdasan musikal
Cirinya anak suka bernyanyi, menggoyangkan
badan atau menari ketika mendengar musik,
atau suka memukul-mukul, dan bermain
NEW18.COM
benda tertentu layaknya alat musik.
Mengenali dan
Mengembangkan
Potensi Anak
M
TEORI GARDNER engamati, mengidentifikasi dan me-
MENYEBUT, ANAK ngasah bakat anak tidak sulit. Na-
TERLAHIR DENGAN mun tidak juga berarti mudah. Di-
MEMBAWA SATU BAKAT butuhkan kepekaan, kesabaran, dan
ATAU LEBIH YANG DISEBUT kesadaran untuk memberikan ruang yang cukup
GEN. TUGAS ORANGTUA bagi anak untuk mengembangkan bakatnya.
UNTUK MENGAMATI,
Namun ada satu hal prinsip yang harus diperha-
MENGIDENTIFIKASI,
tikan orangtua, yaitu anak menyukai dan bahagia
LANTAS MENGASAHNYA.
PERSOALANNYA, menjalani proses tersebut. ”Jangan hanya orangtua
BAGAIMANA CARA yang happy. Kadang yang terjadi begitu, kan?” kata
MEMBACANYA SUPAYA Elisa Kasali, pemerhati masalah pendidikan yang
TEPAT? juga pendiri TK dan PAUD Kutilang.
Kunci selanjutnya adalah ’baca’ anak setiap
waktu. ”Sebab sering terjadi minat anak berubah
karena dia membaca dan melihat sekitarnya,” im-
buh Bunda Lisa, demikian sapaan akrabnya.
2.PUNYA PERSPEKTIF
Termasuk di dalamnya adalah empati. Anak dapat
memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
Dimulai dengan memahami lingkungan terdekat, yakni
orangtua dan guru. Anak yang dapat menempatkan diri
pada perspektif orang lain cenderung minim terlibat konflik.
DOKKUMENTASI PRIBADI
Membangun 3.KOMUNIKASI
7 Kemampuan Komunikasi tak sekadar kemampuan berbicara,
membaca, dan menulis. Namun bagaimana anak dapat
dalam Hidup membuat orang lain paham ketika dia menyampaikan
sesuatu yang dipikirkannya.
Memahami kecerdasan anak merupakan modal
awal untuk orangtua dalam membimbing anak 4.MEMBUAT JEJARING
dalam mengasah bakat dan minatnya. Langkah Tidak hanya pertemanan, namun bagaimana
berikutnya adalah membangun 7 kemampuan anak dapat menyambungkan sesuatu di masa
dalam hidup. Apa saja? lampau, sekarang, dan nanti. Misal melihat
pengalaman ke belakang dan bagaimana
Dalam membimbing buah hati mengasah kegunaannya untuk ke depan.
bakat dan minatnya, Elisa Kasali menyarakankan
untuk mengikuti teori Seven Essential Life 5.BERPIKIR KRITIS
Skill dari Ellen Galinsky. Jadi, setelah orangtua Anak harus dapat memadukan pengetahuan dan
memastikan anak memiliki 7 kecerdasan dasar keyakinannya dalam membuat sebuah keputusan.
seperti teori Howard Gardner, selanjutnya dapat
fokus mengembangkan 7 kecerdasan lain 6.BERANI MENGHADAPI
sebagai bekalnya dalam menjalani kehidupan. TANTANGAN
Kapan waktunya, akan berbeda-beda Hidup ini penuh tantangan dan sumber stres. Anak
pada setiap anak. Bisa dari taman kanak- yang berani mengambil tantangan ketimbang
kanak (TK) dengan tahapan masing- menghindarinya akan sukses dalam kehidupan.
masing. Akan lebih baik pula jika
ada kerjasama antara orangtua 7.MAMPU MENGARAHKAN DIRI DAN
dan sekolah di mana anak MEMBUAT PILIHAN
menghabiskan sebagian Begitu banyak pilihan dalam kehidupan sehingga anak
besar waktunya. harus memiliki kemampuan memilih sesuatu dengan yakin.
Pastinya dengan memahami kelebihan dan kekurangan
terhadap pilihannya.
”S
dan minat anak sedini mungkin. ”Namun kalau
ebab bakat tak akan ’jadi’ tanpa meng-kursuskan anak di bawah 5 tahun harus de-
adanya minat,” tegas Retno Hayu ngan prinsip fun, hanya untuk memancing bakat
Setuti Anindita S.Psi, Praktisi Psi- nya keluar. Jadi jangan paksa anak harus bisa. Misal
kologi dan Perkembangan Anak kursus menari, ternyata anak lebih senang modern
dari Wiloka Representative. dance daripada tarian jawa, ya nari jawanya harus
Itulah sebabnya, menurut Dita, demikian sapa- distop,” Dita menyarankan.
nya, orangtua harus peka. ”Apakah kesukaan atau Apalagi pada usia balita minat dan bakat anak
kegiatan yang dilakukan seorang anak benar-benar pada umumnya masih abu-abu. ”Ada salah satu
karena minatnya atau hanya minat yang sekadar klien saya cerita, anaknya yang umur 4 tahun me-
nya,” lanjutnya. miliki minat di bidang musik lantas dileskan piano,
Bagaimana cara mengetahuinya? Kata Dita tak gitar, dan lain-lain. Namun akhirnya jenuh. Seka-
ada teknik khusus. Orangtua hanya perlu benar-be- rang minta les drum. Ibunya jadi bingung, semua
nar memahami anaknya beserta tahapan perkem- alat dipegang tapi kok tidak ada yang bertahan lama.
bangan pada umumnya. Ya karena usianya masih 4 tahun itu tadi, dia masih
Sebagai contoh, seorang anak saat menggambar dalam tahap eksplorasi,” jelas Dita.
hasilnya lebih real daripada anak seusianya, berarti Dita juga mengingatkan untuk tidak mudah tergo-
anak tersebut punya bakat menggambar. ”Nah ke- da pada iklan mengenai tes minat dan bakat anak yang
tika dia menggambarnya bisa tekun dan lama, arti- menyebutkan supaya masa depannya lebih terarah.
nya dia ada minat di situ,” jelas Dita. ”Untuk usia emas saya rasa tidak
Contoh lain lanjut Dita, di usia 3 tahun seorang perlu. Cukup dengan stimu-
anak sudah bisa menyanyi dengan nada yang sangat lus dari orangtua dan ling-
pas, tidak blero. ”Ini berarti dia ada bakat menyanyi. kungan terdekatnya supaya
Namun jika ketika diminta tampil masih malu-ma- anak merasa terdukung. Tes
lu, bisa jadi minatnya untuk menyanyi belum besar minat dan bakat itu diper-
atau terasah. Sementara ada anak yang suaranya ti- lukan saat anak sudah me-
dak seberapa tapi ketika diminta maju pede (per- masuki usia remaja akhir
caya diri red.) sekali. Ini bisa jadi karena minat namun belum tahu ingin
tampilnya lebih besar. Jadi suara blero pun apa ke depannya,” pung-
kasnya. l
Retno Hayu Setuti Anindita S.Psi, Kristina Rahayu
Praktisi Psikologi dan Perkembangan Anak
dari Wiloka Representative. Lestari
DOKKUMENTASI PRIBADI
EFFENDI-TASMANIAR
MESKIPUN BAGI ORANG lan dia ikut mendapingi putranya. Begitu juga ke-
tika Antoni melanjutkan program doktoral, bahkan
LAIN TERDENGAR durasinya mencapai enam bulan.
MUSTAHIL. MASIH KAMI Atas semua pencapaian Antoni, Tasmaniar
dan Effendi tak putus mengucapkan rasa syukur.
INGAT KETIKA ANTONI ”Antoni telah mencapai sebagian cita-citanya.
KECIL BERCITA-CITA Semoga dia dapat berbakti untuk bangsa, negara,
agama, dan orangtua,” harap mereka.
INGIN JADI PROFESOR. Tak lupa Effendi dan Tasmaniar berpesan ke-
YAKINLAH ALLAH SWT pada orangtua yang memiliki anak penyandang
F
MENYANDANG isik Antoni Tsaputra memang memiliki
DISABILITAS TAK kekurangan. Sepanjang hidupnya ditak-
MENGHALANGI dirkan berada di atas kursi roda. Namun
ANTONI TSAPUTRA itu tak menghalanginya untuk memupuk
MELANJUTKAN cita-cita setinggi mungkin.
PENDIDIKAN HINGGA Kelumpuhan sulung dari dua bersaudara akibat
PROGRAM DOKTORAL muscular dystrophy yang membuat fungsi ototnya
DI AUSTRALIA. lemah sehingga tubuhnya lumpuh. Istilah medis
muscular dystrophy baru diketahui Antoni dari
seorang dokter di Australia tahun 2010.
Sebagai penyandang physical impairment berat
sejak kecil, Antoni tidak menyesali keadaannya.
Apapun yang terjadi pasti yang terbaik menurut
Allah SWT, terlepas dari baik atau buruk menurut
pandangan manusia.
Antoni juga tak merasa berbeda dengan teman-
temannya. ”Orangtua selalu berusaha agar saya
bisa melakukan apa yang bisa dilakukan anak
lain. Misalnya ingin main bola dengan adik dan
teman-teman, papa menggendong saya untuk ikut
bermain,” ungkapnya.
Antoni bersyukur teman-teman tidak mem
bedakannya. ”Ada 1 atau 2 orang yang suka mengejek,
tapi saya tidak mempedulikan,” ungkapnya.
Saat SMP ada yang menertawakan impian
Antoni belajar ke luar negeri. ”Bagaimana kamu bisa
keluar negeri, Ton? Ke sekolah saja selalu didorong
dengan kursi roda oleh ibumu,” ujarnya menirukan
kalimat temannya.
Bukannya meredup, tekad Antoni justru berko-
bar. Semangatnya untuk mewujudkan impian ma-
kin kuat.
Orangtua
Paling Tahu
Karakter dan
Potensi Anak
DEMI MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN SECARA
MAKSIMAL POTENSI ANAK-ANAKNYA, HENRY
RIDHO DAN LAILA SARI TIDAK MENYEKOLAHKAN
MEREKA DI INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL. TETAPI
MENGAJARINYA SENDIRI. BAGAIMANA HASILNYA?
Tidak Memaksa
Henry meyakini bila dididik di sekolah formal
anak-anaknya akan sulit berkembang optimal ka-
rena terperangkap aturan sekolah formal. Lang-
sung di bawah bimbingannya, dia dan Laila me-
rasa lebih bisa mengarahkan minat dan potensi
mereka.
”Kami tidak memaksa tapi sejak dini memberi
pilihan pada Azzam dan adiknya, Azzami, mau seko-
lah formal atau di rumah. Kalau akhirnya memilih
sekolah di rumah, mungkin karena mereka merasa-
kan sendiri manfaatnya,” kata Henry.
Sejak usia lima tahun, Azzam yang kini setara
SMA kelas 2, diajari untuk konsekuen atas pilihan
kariernya. Dia diajari pula manajemen hidup de-
ngan mengatur irama kegiatan hariannya.
Setelah mengetahui potensi Azzam dalam bi-
dang penulisan, Henry memberi tantangan berupa
menulis di blog satu tulisan setiap minggu. Bukan
pemaksaan, sebagai pengingat bahwa kalau sudah
orangtua tinggal mendukung dan memfasilitasi memilih harus punya konsekuensi.
agar potensinya bisa tumbuh dan berkembang. ”Saya tantang, kalau sudah bisa konsisten dan
”Hal itu bisa dilakukan bila dididik langsung konsekuen, saya akan berikan hosting berbayar yang
oleh orangtuanya yang lebih tahu karakter si anak selama ini berupa website gratisan,” kata Henry.
sehingga tahu cara mengarahkannya,” kata Laila. Tak hanya itu cara mendidik karakter Azzam.
Untuk menemukan minat dan potensi yang sebe- Henry dan Laila juga mencontohkan dan meng-
narnya, setelah diberi kebebasan bereksplorasi, secara arahkan Azzam sejak kecil untuk mampu menger-
berkala Azzam diuji oleh kedua orangtuanya. ”Pada jakan pekerjaan rumah, seperti mencuci, menyapu,
usia SMP kelas 2, Azzam itu suka nulis. Terus saya mengepel, dan membimbing adik-adiknya.
tantang Azzam bikin diary. Jadi kemana dia pergi dia Pada saat Azzam berusia 12 tahun, Henry mem-
tuliskan pengalamannya. Itu semacam ujian, apakah bimbingnya untuk berangkat sendiri ke Jakarta. Se-
memang benar potensi Azzam itu di dunia penulisan lama sebulan, si sulung tinggal dengan saudara se
dan ternyata sampai saat ini benar,” papar Laila. pupunya di Depok.
Azzam:
Bisa Bebas
Belajar
Apapun
AZZAM HABIBULLAH
MERASAKAN
MANFAAT BESAR
MENIKMATI METODE
PENDIDIKAN YANG
DIKEMBANGKAN
ORANGTUANYA.
KARENA ITU TAK
INGIN MENJALANI
PENDIDIKAN DI
SEKOLAH FORMAL.
Tidak ada kegiatan yang dilakukan Azzam di De-
pok selain hanya jalan-jalan. Maksud Henry agar
D
putranya dapat hidup dengan orang lain, saling
harga-menghargai, hormat-menghormati, dan ber- ididik langsung orangtua
tenggang rasa. sendiri di rumah, Azzam
Tahun 2016 lalu, Henry mengirimkan Azzam ke Habibullah mengaku ada ke-
Lampung untuk menghadiri Kontes Robot Terbang lebihan dan kekurangannya.
Indonnesia (KRTI). Putranya belajar melakukan Kelebihannya bisa bebas belajar apapun
peliputan dan mewawancarai peserta untuk dimuat sesuai minat dan potensinya, tidak diba-
di blognya. tasi ruang dan waktu serta aturan seperti
Melalui kegiatan itu, Azzam diharapkan termo- yang bisa diterapkan di pendidikan for-
tivasi untuk terus belajar. Henry meyakini, hal itu mal. ”Tidak dibatasi buku atau kuriku-
akan bermanfaat untuk hidup anaknya kelak. lum, tidak ada tuntutan kecuali kalau ada
Sekali lagi Henry menegaskan, semua yang diran- proyek atau tugas, itupun tema atau ma-
cang dalam pembelajaran terhadap anak-anaknya terinya kita yang menentukan,” katanya.
adalah hal-hal yang akan digunakan untuk diri- Kekurangannya, Azzam tidak punya
nya sehari-hari. Namun, juga punya peluang untuk teman sebanyak anak-anak di sekolah
menuntut ilmu ke jenjang pendidikan yang lebih formal. Namun bukan berarti tidak per-
tinggi, yakni di perguruan tinggi. Karena itu, di Se- nah bergaul. Dua kali dalam setahun dia
kolah Alam Medan Raya (Samera) para siswa juga bergabung dengan teman-temannya se
diberi materi pembelajaran khusus untuk mengha-
dapi ujian nasional. l Yanuar Jatnika
SUHARNI
Menerobos Batasan
Orangtua Tunggal dan
Guru Honorer
MENJADI
ORANGTUA
TUNGGAL
DAN BEKERJA
SEBAGAI GURU
HONORER TAK
MENGHALANGI
TEKAD SUHARNI
MENYEKOLAHKAN
LIMA PUTRINYA
HINGGA
PERGURUAN
TINGGI. BAHKAN
SI SULUNG TELAH
MERAIH GELAR
DOKTOR DI
JEPANG.
Ibu Tidak
Pernah
Mengeluh
RETNO WAHYU NURHAYATI, Ph.D,
MENITIKKAN AIR MATA SAAT
MENCERITAKAN SOSOK IBUNYA. SUHARNI
BUKAN SEKADAR IBU TETAPI JUGA
MOTIVATOR DAN INSPIRATOR BAGINYA.
S
uharni adalah so-
sok ibu yang tegar,
punya visi, dan se-
lalu menenangkan
anak-anaknya. Selalu men-
dorong anak-anaknya menge-
jar cita-cita, terutama pendi- ”EFFORT YANG
dikan. Begitu Retno Wahyu IBU TUNJUKKAN
Nurhayati, PhD melihat sosok
ibunya.
MEMBUAT KAMI LEBIH
”Ibu sangat peduli pendi- BERSEMANGAT SEKOLAH
dikan. Bahkan sejak TK, ibu
memilihkan sekolah yang me-
DAN BELAJAR. KAMI
nurut beliau terbaik. Ketika JUGA MENJADI TAHU
itu kami tinggal di Kalimantan. BAGAIMANA CARA
Demi sekolah TK, saya dititip-
kan ke nenek di Karanganyar,” BELAJAR YANG EFEKTIF,”
ungkap Retno.
Ketika masuk SD, Retno Retno Wahyu Nurhayati
P
sesama siswa dan guru.
enerapan konsep Sekolah Sahabat Ke-
luarga di SMK Telkom Malang berbeda Komunikasi dan Kolaborasi
dengan sekolah pada umumnya. Pemi Ada banyak aplikasi di GAFE yang dimanfaatkan
cunya adalah mayoritas siswa berasal SMK Telkom Malang. Intinya aplikasi yang mendu-
dari luar Kota Malang. Yang berarti pula orangtua kung adanya kolaborasi antar siswa, siswa dengan
siswa tidak bisa setiap saat bisa datang ke sekolah guru, guru dengan orangtua, bahkan dengan masya-
untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan bela- rakat sekitar pun bisa.
jar-mengajar. Seperti untuk ulangan, pengayaan, tes di kelas
Untuk itulah SMK Telkom Malang memperluas bisa menggunakan fasilitas ini secara realtime. Ha-
makna keluarga. Bukan hanya orangtua siswa tetapi sil pengerjaan tugas dan nilainya bisa diunggah ke
seluruh civitas, mulai dari guru, siswa, karyawan, aplikasi. Sehingga data-data tersebut tinggal ditarik
dan alumni. Termasuk pihak-pihak yang berhu- untuk pembuatan laporan di raport.
bungan dengan sekolah, seperti pengelola kantin Di manapun berada, guru dan siswa bisa meng-
sekolah, warga sekitar sekolah, dan bapak-ibu kos gunakan aplikasi ini. Seperti ketika karena tugas
siswa. lain harus meninggalkan kelas, guru bisa memberi-
Hubungan antar civitas layaknya sebuah ke- kan materi ajar maupun tugas ke siswa melalui apli
luarga yang penuh kehangatan dan kepedulian. Se- kasi. Dengan demikian tidak ada alasan bagi siswa
kolah seperti tempat tinggal kedua dimana sebagian untuk tak mengerjakan tugas karena mereka ter-
besar waktu dipergunakan. koneksi dengan aplikasi ini.
P
terdapat tanda tangan dan stempel
kos. eran alumni bagi SMK Telkom
Namun karena hubungan yang Malang sangat penting. Bahkan
sebegitu dekat kadang bapak-ibu ikut menentukan arah kuriku-
kos menggantikan peran orangtua lum yang disusun sekolah.
siswa mengambilkan raport. ”Kami Menurut Kepala SMK Telkom Malang
tidak izinkan. Karena mengambil Drs Hendy Adriyanto, setiap kali alumni
raport adalah kesempatan kami un- berkunjung, pihaknya selalu mengajaknya
tuk bertemu secara langsung dengan berdiskusi tentang tren dunia kerja. Ter-
orangtua siswa dan menyampaikan utama yang berkaitan dengan dunia TI.
program-program sekolah serta ber- Kebetulan mayoritas alumni berada
temu wali siswa,” kata Hendy. dalam industri TI dan merekalah yang
Pertimbangan jarak dan waktu menggunakan lulusan SMK Telkom. Se-
pula yang membuat sekolah me- hingga setiap perkembangan teknologi
mutuskan kelas inspirasi hanya dise- dan keahlian tenaga kerja yang dibutuh-
lenggarakan sekali setiap tahun pada kan selalu disampaikan ke pihak sekolah.
acara wisuda. Pada kesempatan itu Hasil diskusi tersebut lantas diolah dan
orangtua siswa yang dipilih diminta digodok untuk dikembangkan menjadi
berbagi pengalaman tentang dunia kurikulum sekolah. ”Sebelum diaplikasi-
kerjanya. kan, guru-guru kurikulum melakukan stu-
Begitu juga dengan komite seko- di banding ke sekolah-sekolah terbaik yang
lah. Sakur Wibowo, Ketua Komite telah melaksanakannya. Tak hanya itu, se-
SMK Telkom Malang hanya hadir un- tiap libur sekolah, guru-guru berkunjung
tuk mendiskusikan program dan pe- industri untuk memastikan kesesuaian
nyaluran dana BOS. lHanik Purwanto
”S
ekolah adalah tempat siswa belajar, guru belajar,
dan orangtua belajar” Itulah motto yang digaris-
kan Sekolah Dasar Islam De Green Camp dan di-
jalankan sekolah yang berlokasi di Jalan Merpati,
Batu Sembilan, Kecamatan Tanjung Pinang Timur, Kota Tanjung
Pinang, Kepulauan Riau.
O
rangtua siswa diundang berbicara di depan peserta
didik sekitar dua jam pelajaran. Selama 70 menit
itu diminta menceritakan dalam bahasa anak-anak
tentang profesi yang dilakoninya dan bagaimana
mencapainya melalui perjuangan dan pengorbanan.
”Beberapa profesi orangtua peserta didik yang sudah kami
tampilkan antara lain wartawan, arsitektur, dan dokter. Ma-
sing-masing jenjang kita gelar satu kali dalam satu semester.
Jadi setahun dua kali dikalikan enam jenjang pen- melalui event market day.
didikan, maka dalam setahun kita adakan 12 kali Lantas di kelas empat diajarkan mengelola
orangtua yang jadi guru tamu,” terang Moham- cafe di lingkungan sekolah selama seminggu.
mad Iksan, Kepala Sekolah SD De Green Camp. Sedangkan di kelas lima dan enam, juga menge-
Khusus untuk semester ganjil tahun 2018 ini, lola cafe namun di luar sekolah. ”Orangtua oto-
menurut Iksan, untuk peserta didik kelas enam matis terlibat dalam mempromosikan market
akan dihadirkan beberapa orangtua yang ber- day ini, baik dari mulut ke mulut maupun mela-
profesi sebagai pengusaha. ”Kita mau ubah pola lui media sosialnya masing-masing,” kata Iksan.
pikir peserta didik sedini mungkin bahwa saat Sejak tahun 2017 lalu, De Green Camp sudah
ini bukan lagi mencari pekerjaan, tapi harus bisa meluluskan peserta didiknya. Peserta didik yang
menciptakan pekerjaan. Sebelumnya, sejak kelas sudah lulus dihadapan orangtua untuk mem-
1 sampai kelas 5 kita sudah kenalkan dengan ber- presentasikan kegiatan-kegiatan yang pernah
bagai macam profesi,” tambahnya. mereka ikuti selama sekolah disertai foto-foto
Menghadirkan pengusaha untuk menjadi kegiatan.
guru tamu ini juga sebagai bagian dari misi seko- Pada kelulusan tahun 2018, temanya berbeda.
lah De Green Camp dalam menumbuhkan jiwa Peserta didik menampilkan keahliannya ma-
kewirausahaan pada peserta didik. Sejak kelas sing-masing untuk dipertunjukkan di hadapan
satu, peserta didik rutin diajarkan berdagang orangtua dan guru. lYanuar Jatnika
Orangtua
muan ini hanya melibatkan orangtua, tidak ada
keterlibatan pihak sekolah,” katanya.
Pada kegiatan yang berlangsung informal, san-
tai, dan penuh keakraban ini dibahas mengenai
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH anak-anak, situasi, dan kondisi sekolah, serta lain-
MENGAJAK KERJASAMA ORANGTUA nya. Hasil dari pertemuan ini lantas dijadikan re-
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER komendasi untuk masukan ke pihak sekolah. ”Bia-
PESERTA DIDIK DISAMBUT ANTUSIAS. sanya kita gali dari anak-anak sendiri lantas kita
BAHKAN ORANGTUA SISWA SAMPAI bawa ke pertemuan orang tua ini,” terang Ivan.
MENGADAKAN SGM. Elmin menambahkan, dalam acara SGM itu
E
juga pernah mengundang praktisi parenting
va Falentina, salah sorang orangtua pe- Elly Risman. ”Untuk anak-anak kelas 1-3, kita
serta didik, merasakan hasil pendidikan diskusikan komunikasi dan mengenal diri sendiri.
di SD De Green Camp pada anak sulung- Sedangkan untuk anak-anak kelas 4-6, materinya
nya. Meski sudah, anaknya masih melaksanakan tentang pelatihan menghadapi masa pubertas,”
kebiasaan baik yang diajarkan ketika SD. ”Terasa terangnya.
beda dengan lulusan SD lainnya,” katanya. Pelatihan yang mengundang Elly Risman itu
Eva mengaku bangga dan merasa tepat menye- baru sekali diadakan karena butuh biaya besar.
kolahkan dua anaknya di SD De Green Camp ka- ”Biaya operasional dari yayasan melalui komite, tapi
rena misinya sesuai dengan keinginannya. Yakni ditambah patungan,” kata Elmin. lYanuar Jatnika
mengutamakan pembentukan karakter diban-
ding prestasi akademis.
Sisi lain juga dikemukakan Elmin Fitriyah, sa-
lah seorang orangtua peserta didik lainnya. Nuan-
sa kekeluargaannya sangat kuat. Tidak hanya di
satu angkatan, tapi lintas angkatan. Tidak hanya
dekat dengan orangtua peserta didik tapi juga de-
ngan kakek dan neneknya.
”Dengan ketua yayasan kita bisa ngobrol
bareng dengan santai, tanpa jarak,” ungkap ibu
yang anak keduanya sudah duduk di kelas 5 dan
anak tertuanya merupakan lulusan SD De Green
T
idak mudah menjadi seorang ibu. Selain ibu yang kuat dalam mengelola rumah tangga, men-
mengelola rumah tangga dan mengasuh didik anak maupun berkiprah secara sosial.
anak, ia harus tetap menjadi perempuan Atas pemikiran itu dan tuntutan suami, Septi
yang bermartabat dan berkualitas. Baik Peni Wulandari mendirikan Institut Ibu Profe-
secara pribadi maupun sosial. sional (IIP) pada tahun 2011 di Kota Salatiga, tem-
Masalahnya, belum ada disiplin ilmu yang meng- patnya tinggal. IIP ini boleh dikatakan komunitas
ajarkan bagaimana menjadi ibu, mengasuh anak, sekaligus lembaga pendidikan nonformal para ibu
mengelola rumah tangga, dan sekaligus berperan yang peduli mengelola keluarga dan mengasuh dan
secara sosial. Pendek kata, untuk menjalankan mendidik anak
peran-peran itu, seorang ibu harus bertindak pro- ”Institut Ibu Profesional dibentuk untuk men-
fesional, yakni bersungguh-sungguh menjalankan jadi laboratorium pencetak para ibu pilar keluarga
peran sebagai ibu, perempuan, dan istri. Seorang yang tangguh,” terang Septi beberapa waktu lalu.
anak-anak serta mengelola keluarga,” kata Septi. patkan anak serta keluarga sebagai prioritas paling
Menjadi profesional merupakan tuntutan pe- atas. Keberadaannya pun bermanfaat bagi diri sen-
ran seorang ibu. Yaitu bersungguh-sungguh dalam diri, keluarga, dan masyarakat sekitarnya.
menjalankan perannya itu. IIP ini menjadi salah satu komunitas yang ditun-
”Apa yang kami lakukan di IIP bukanlah hal yang juk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
luar biasa, kami melakukan hal yang biasa-biasa untuk mengikuti studi banding ke Ministry of Fami
saja, hal yang ’semestinya’ dilakukan seorang ibu. ly Singapore pada tahun 2015 lalu dalam rangka
Namun karena saat ini tidak banyak ibu yang mau mempersiapkan munculnya Direktorat Pembinaan
melakukannnya, maka aktivitas kami kadang diang- Pendidikan Keluarga. Lantas, pada tahun 2017 di-
gap tidak biasa,” ungkap Septi. nobatkan menjadi penggerak Pendidikan Keluarga
Sampai saat ini, IIP sudah merambah ke 57 kota oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. l
dan kabupaten di seluruh Indonesia dan menye- Yanuar Jatnika
Kegiatan Online
dan Offline di IIP
TAK HANYA HARUS MEMBEKALI DIRI DENGAN PENGETAHUAN,
MENJADI IBU JUGA DITUNTUT MAMPU BERSIKAP PROFESIONAL.
UNTUK ITULAH INSTITUT IBU PROFESIONAL HADIR.
P
elatihan menjadi orangtua di IIP dibuat jen-
jang seperti perkuliahan. Ada kelas matriku-
lasi sebanyak 12 pertemuan, sekali dalam se-
minggu. Kelas matrikulasi ini merupakan persiapan
untuk para ibu yang yang akan mengikuti kegiatan
pembelajaran di IIP.
Di kelas matrikulasi ini setiap peserta mendapat-
kan tugas. Contohnya untuk materi membangun
tim dalam keluarga, tugasnya seperti membuat su-
”S
etidaknya anak yang Walau begitu orangtua tetap bisa
tumbuh dengan bahagia melakukan banyak hal untuk menyiap-
dapat menyerap banyak kan anak menyongsong masa depannya.
hal dengan baik, ter- Misalnya mengenalkan aneka profesi se-
masuk saat sudah belajar di sekolah,” kata jak anak berusia balita. ”Bisa dimulai dari
Psikolog Ajeng Raviando. lingkungan terdekat, orangtua kerjanya
Apakah hal itu menjamin anak akan apa. Kenalkan juga hal sederhana, seperti
sukses kelak, menurut Ajeng harus diser- kerja di kantor itu seperti apa,” terang
tai komponen lain. Sebab bicara kesuk- Ajeng.
sesan menyangkut kemampuan anak, ko- Selanjutnya dapat meluas dengan
mitmen, dan sebagainya. pengenalan berbagai profesi lain. Saat
Ajeng mencontohkan, anak yang ingin melewati sawah misalnya, dapat dijelas-
menjadi dokter misalnya, tidak cukup kan bahwa yang menggarapnya disebut
memiliki modal kemauan. Harus dilihat petani. Saat naik kereta bisa disinggung
kemampuan intelektualnya juga. yang mengemudikannya masinis, ketika
penjelasan lebih rinci. Sebab pada usia 9-10 tahun kedelai, dan telur, lemak omega
Apalagi ketika sudah menginjak jenjang pendidikan otak dan penglihatan anak.
VITAMIN A
Dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang,
penglihatan, serta perlindungan dari
infeksi. Sumbernya bayam, wortel, ubi,
dan paprika merah.
ZAT BESI
Nutrisi yang bersumber dari daging
sapi, daging kambing, sayuran
hijau, dan kacang-kacangan ini
unsur penting dalam meningkatkan
aktivitas saraf dan membantu kerja
enzim untuk perangsangan saraf.
Jangan Lupa,
Siapkan Dana
Pendidikan
A
tas nama masa depan gemi-
SEKARANG DUNIA CEPAT BERUBAH. MAKA lang, para orangtua punya
ANAK HARUS MEMILIKI LIFESKILL UNTUK angan dapat memberikan
MENGHADAPI SEGALA PERUBAHAN YANG pendidikan terbaik untuk anak-anak-
CEPAT ITU. nya. Buktinya Financial Planner Ghita
Argasasmita mengatakan, dia paling
Ajeng Raviando, banyak dicurhati mengenai persiapan
Psikolog dana pendidikan.
”Namun ketika orangtua
pintar’ di sekolah. Apalagi gaya belajar anak ma- mengetahui besaran biaya sekolah
cam-macam. Ada yang dapat langsung menyerap pen- dan kuliah mulailah kegalauan, keti-
jelasan lisan, ada yang butuh diterangkan dengan alat dakpercayaan diri dan banyak lagi
peraga dan sebagainya,” papar Ajeng. drama yang bermunculan,” ungkap
Selanjutnya orangtua harus melek teknologi dan Ghita Argasasmita.
perkembangan zaman. Karena profesi kini lebih Dia lantas menyodorkan data sur-
beragam. Bukan saja chef dan desainer yang mero- vei dana pendidikan terkini dari bebe-
ket, menjamur pula aneka pilihan pekerjaan terkait rapa sekolah di Ibu Kota dan sekitarn-
perkembangan internet dan segala turunannya ter- ya. Rata-rata menjadi dua kali lipat
masuk media sosial. dalam 5 tahun. (lihat infografis)
Dulu mana terbayang istilah selebgram, youtu- Githa meyakinkan, banyak klien-
ber, dan sebagainya. Nyatanya sekarang tak sedikit nya yang dengan pendapatan bulanan
anak muda yang mendulang rupiah dari sana. standard dapat menyekolahkan anak-
”Sekarang dunia cepat berubah. Maka anak ha- nya di sekolah yang dicita-citakan. Ba-
rus memiliki lifeskill untuk menghadapi segala pe- gaimana bisa? Inilah kuncinya:
rubahan yang cepat itu,” Ajeng mengingatkan.
Hal lain yang harus diingat para orangtua menu- Lakukan Financial Check Up!
rut Ajeng adalah bahwa bakat tidak selalu berban- Ini adalah tahapan maha penting. Ke-
ding lurus dengan minat. ”Misal seorang anak bakat nali potensi finansial yang dimiliki
sekali renang tapi tidak mau jadi perenang. Dia beserta hambatannya. Dengan menge-
hanya menikmatinya sebagai hobi untuk menye- tahui amunisi aset yang dimiliki, sese-
imbangkan kehidupannya. Jadi jangan pula paksa orang dapat menyusun strategi untuk
anak memilih profesi berdasar sesuatu yang menu- mencapai tujuan finansialnya.
rut orangtua menjadi bakatnya,” pungkasnya. l
Kristina Rahayu Lestari
Perkiraan Biaya
Tingkat Nama Sekolah Uang Pangkal Saat Ini
10 Tahun Lagi
BINUS Int. Rp 148.900.000,00 Rp 602.500.000,00
Kuliah
Lokal Atmajaya Rp 128.500.000,00 Rp 520.000.000,00
UPH Rp 179.500.000,00 Rp 726.000.000,00
UNSW Rp 2.500.000.000,00 Rp 3.700.000.000,00
Kuliah Nanyang Singapore Rp 1.541.000.000,00 Rp 2.281.000.000,00
Luar Negeri
Harvard Rp 3.524.000.000,00 Rp 5.200.000.000,00
Investasi!
Setelah mengetahui biaya
sekolah beserta inflasinya
yang mencapai 15% per ta-
hun, segeralah berinvestasi.
Jika tidak, orangtua mencip-
takan risiko anak tidak dapat
Ghita Argasasmita
melanjutkan sekolah.
Cita dan
Tas Baru
pulang sekolah Cila naik angkutan umum. Dalam
“W
hatinya Cila selalu ingin bisa merasakan dijemput
menggunakan mobil.
ah Tas kamu bagus Tapi apa daya bagi Cila, bapak bahkan hanya me-
banget Tasya, beli miliki motor tua dan kini sudah pensiun. Sehingga
dimana kamu? Lucu keuangan keluarga harus bisa sehemat mungkin un-
banget ya warna me- tuk tetap memenuhi kehidupan sehari-hari.
rah jambu, udah gitu Sesampainya di rumah, Cila langsung ke ruang
bisa didorong,” seru Zura pada tas baru kepunyaan tengah dan mengecup tangan ibu dan bapaknya,
Tasya. kemudian papa menawarinya makan, tapi akibat
“Ini dibeliin mamaku loh dari luar negeri,” kata dirinya yang sedang murung, Cila langsung masuk
Tasya bangga ke kamar tanpa menghiraukan pertanyaannya dari
“Ih keren banget, jadi mau minta beliin mami bapak.
juga deh, hihihi” Sementara Cila di dalam kamar, bapak merasa
Sementara Cila yang sedari tadi sibuk membaca bingung dengan sikap anaknya yang tiba-tiba saja
buku, diam-diam menyimak obrolan Tasya dan Zura terlihat sedih dan murung. Namun bapak untuk
D
dikan Kota Tanjung Pinang, pengelolaan program
inas Pendidikan Kota Tanjung Pinang pendidikan keluarga diberi tempat tersendiri me-
memberi kewenangan dan kebebasan lalui bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendi-
kepada komite sekolah untuk memben- dikan Nonformal Informal (Bidang Paudni). ”Di Bi-
tuk paguyuban orangtua di kelas-kelas. dang Paudni itu ada seksi pendidikan keluarga yang
Itu perlu dilakukan agar komite sekolah bisa beker- khusus mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan
jasama dengan paguyuban orangtua untuk keberha- pemantauan pelaksanaan pendidikan keluarga di
silan pelibatan keluarga di satuan pendidikan. lembaga-lembaga pendidikan formal dam nonfor-
”Komite sekolah sebagai payung besarnya dan mal,” terangnya.
paguyuban orangtua jadi payung-payung kecil di Dinas Pendidikan Tanjung Pinang juga selalu in-
kelas-kelas. Paguyuban orangtua inilah yang nanti- tensif menekankan pentingnya pelibatan orangtua
nya melalui komite sekolah berperan memberi ma- di satuan pendidikan. Melalui kunjungan langsung
sukan-masukan terhadap sekolah,” kata Kepala Di- maupun melalui surat edaran ke setiap satuan pen-
nas Pendidikan Kota Tanjung Pinang Dadang AG, didikan. ”Hal ini terutama kami lakukan pada setiap
beberapa waktu lalu saat ditemui Sahabat Keluarga tahun ajaran baru menjelang Hari Pertama Sekolah
di ruang kerjanya. (HPS). Salah satu bentuknya, misalnya ada seremo-
Hal itu menjadi salah satu strategi yang dilaku- ni serah terima siswa dari orangtua pada sekolah,”
kan Dinas Pendidikan Kota Tanjung Pinang, Ke- jelas Dadang.
pulauan Riau dalam upaya menyukseskan pelibatan Dadang juga menekankan agar guru atau wali
orangtua di satuan pendidikan. kelas tidak hanya bertemu dan berdiskusi dengan
Menurut Dadang, dalam pelaksanaan strategi ayah atau ibu peserta didik saja. ”Wali kelas perlu
itu, Dinas Pendidikan merangkul orangtua tidak berkomunikasi dengan keduanya, ayah dan ibunya.
melalui pihak sekolah tapi melalui komite seko- Jadi kalau di satu kelas ada 36 siswa, maka wali kelas
lah. Dengan demikian komite sekolah tidak merasa perlu berkomunikasi dengan 72 orangtua,” tegas-
dilangkahi kewenangannya dalam mengoordinir nya.
orangtua. Menurut Dadang, apapun yang dilaksanakan
”Kita sadari bahwa memang komite sekolah ini Dinas Pendidikan Kota Tanjung Pinang selalu me-
sudah ada sejak lama dan keberadaannya sudah dia- ngacu pada rencana kerja Badan Perencana Pem-
tur dalam Permendikbud. Sehingga kita tidak bisa bangunan Daerah (Bappeda). Secara lebih luas,
meninggalkan peran komite sekolah,” jelas Dadang. pelibatan keluarga di satuan pendidikan itu secara
Melalui strategi itu juga Dinas Pendidikan ber- implisit masuk dalam poin pemberdayaan keluarga,
hasil meningkatkan peran keluarga, dalam hal ini pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan
orangtua, dalam membantu pelaksanaan pembela- sebagainya.
Mona
Ratuliu
Sempat
Bingung
Menjadi
Orangtua
MERASA TELAH MELAKUKAN TUGAS SEBAGAI
ORANGTUA DENGAN BAIK, MONA RATULIU
KAGET SAAT MENDAPAT PROTES DARI
ANAKNYA. TERNYATA YANG DILAKUKANNYA
SELAMA INI SALAH!
M
enikah dan tanpa tahu bagaimana
caranya menjadi orangtua yang se-
harusnya dialami Mona Ratuliu
(36). Artis dan presenter ini me-
nikah dengan Indra Brasco pada tahun 2002, saat
usianya baru 20 tahun.
Setahun kemudian ketika punya anak pertama,
Davina Shava Felisa, Mona mengaku masih tidak
Konsekuensi Kedisiplinan
Kini Davina telah tumbuh jadi remaja, berusia 15
tahun. Adiknya, Barata Rahadian Nezar berusia 8
tahun, dan si bungsu, Syanala Kania Salsabila ber-
usia 5.
Mengatasi
Dalam melatih kedisiplinan anak-anaknya,
Mona dan Indra menerapkan prinsip konsekuensi.
”Ada aturan yang disepakati bersama. Bila dilanggar
Kecanduan
ada konsekuensi yang harus diterima,” jelasnya.
Misalnya, bila ada rencana ke mal, maka disepa-
kati anak-anak harus mandi sesegera mungkin. Bila
Gawai
saatnya tiba pergi ternyata ada anaknya yang belum
mandi, maka Mona dan Indra tak segan meninggal- PASANGAN ARTIS MONA
kannya. ”Itu nggak pakai marah tapi tegas mengajak RATULIU DAN INDRA BRASCO
mereka untuk mau konsekuen atas pilihan yang di- PUNYA CARA SENDIRI UNTUK
ambil,” jelas Mona. MENCEGAH ANAKNYA
Mona ingin mendidik anak untuk disiplin dan KECANDUAN BERMAIN GAWAI.
siap menghadapi konsekuensi bila melanggar se-
A
jak dini, yakni sebelum mereka menginjak usia re-
maja. ”Sekarang masih bersama orangtua yang bisa nak sulung Mona dan Indra,
melindunginya. Nanti kalau mereka sudah remaja, Davina Shava Felisa (15) per-
lepas dari jangkauan orangtua, harus siap meng- nah mengalami kecanduan ga-
hadapi sendirian. Mendingan sekarang terpen- wai. Setiap saat asyik dengan
tok-pentok saat menghadapi risiko, tapi nantinya gawai sampai sulit diajak bicara dan lupa
sudah siap menghadapinya sendirian,” tandasnya. dengan tugas-tugas sekolahnya.
Tak mudah menerapkan prinsip ini. Pada awal- ”Menunduk melulu melihat gadget,
nya mendapat tentangan anak-anak. Tapi seiring tidur kemalaman sampai kesehatannya
berjalannya waktu dan terus-menerus diberi penje- terganggu. Sekarang sudah memakai ka-
lasan, anak-anak akhirnya memahami. ”Ahamdulil- camata minus. Padahal kami nggak ada
lah, aturan yang diterapkan di sekolah relatif sama,” yang pakai,” ungkap Mona.
kata Mona. Melihat itu, Mona dan Indra meng-
Namun, ada suatu masa anak melanggar aturan, ubah aturan. Mereka mengizinkan Davina
sebagai ibu, Mona merasa tak tega memberikan menggunakan gawai dengan syarat:
hukuman. Bila itu terjadi, dia menyerahkan pada Bila semua kewajibannya sudah di-
Indra. selesaikan
Soal penerapan pola asuh anak ini, awalnya ter- Seperti mandi, makan, dan belajar. Selain
jadi perbedaan antara Mona dengan suami. Perbe-
daan itu muncul karena mereka masing-masing
membawa pola asuh yang diwariskan dari orangtua
sehingga saat itu kerap terjadi perdebatan. bahwa cara cara bundanya lebih efektif. Akhirnya
Sampai akhirnya Indra kewalahan sendiri. ”Kok dia ikut cara-cara yang saya dapatkan dari semi-
sama bundanya lebih gampang sementara sama nar-seminar, bahkan kemudian ia pun mulai ikut
saya tersendat-sendat. Dari situ Indra mulai sadar seminar-seminar,” ungkap Mona.
Dari ilmu parenting yang diperolehnya, Mona ”Karena itu, saya tak berharap hasilnya akan
dan Indra menyadari bahwa hasil mendidik ketiga sama. Tapi pola asuh yang diterapkan untuk ke-
anaknya akan berbeda-beda. Dipengaruhi karakter disiplinan, ketangguhan dan kepedulian, semua
masing-masing anak. sama,” terang Mona.l Yanuar Jatnika
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing, Kemendikbud, Ananto Kusuma Seta Saat memberikan apresiasi bedah kelas dengan melibatkan peran
orang tua di SMP 1 Karawang Barat.
Pelibatan Keluarga
akan Jadi Acuan
Akreditasi Sekolah
P
elibatan keluarga di satuan pendidikan Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga
akan menjadi salah satu acuan bagi Badan Sukiman, mengatakan, pelibatan keluarga di satuan
Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) pendidikan menjadi acuan akreditasi, maka hal itu
dan Badan Akreditasi Nasional (BAN) da- kian mendorong satuan pendidikan untuk melibat-
lam melakukan akreditasi dan dalam Standar Pe- kan keluarga dan masyarakat dalam pengelolaan
layanan Minimum (SPM) di satuan pendidikan. pendidikan dan proses pembelajaran yang lebih op-
Memulai langkah itu, Direktorat Pembinaan Pendi- timal dan berkualitas.
dikan Keluarga telah melakukan pertemuan penda- Menurut Sukiman, pelaksanaan pelibatan ke-
huluan dengan BSNP dan BAN pada akhir Juni lalu. luarga di satuan pendidikan itu sebagai salah satu
Dukungan
Psikologis
Awal untuk
Remaja yang
Berkarakter
T
ahun 2017 lalu, seorang penyandang di- Padahal, sesaat setelah mengalami kelumpuhan
fabel yang nyaris sehari-harinya berada pada tahun 2015, Dinda mengalami depresi, bahkan
di kursi roda, Laura Aurella Dinda, ber- sempat terlintas niat bunuh diri. Beruntung, dia
hasil meraih emas dalam ajang ASEAN memiliki orangtua yang dapat mendampingi pada
Para Games. Sebelumnya, dia menyabet dua medali masa-masa sulit tersebut.
emas dan satu perak dalam Pekan Paralimpiade Na- Ibunya tidak berdiri sendiri. Dia kemudian me-
sional atau Pekan Paralimpik Indonesia (Peparnas) libatkan teman, guru serta lingkungan untuk mem-
tahun 2016. bantu melewatinya semua kesulitan itu dan mem-
Tahun 2018 ini, Dinda mengikuti ASIAN Para bangkitkan semangat Dinda.
Games 2018. Dia juga bersiap mengikuti Paralimpi- Apa yang dialami Dinda dan dilakukan orangtua
ade 2020 di Tokyo. dan lingkungannya itu merupkan bentuk nyata dari
D
bab, banyak dari mereka yang mengalami alam buku pengembangan model Dukungan
kondisi sulit atau masalah psikosisial yang Psikologis Awal (DPA) bagi pendidikan anak
berakibat pada perilaku negatif, seperti dan remaja yang diterbitkan Direktorat
kurang disiplin, motivasi belajar rendah, Pembinaan Pendidikan Keluarga, DPA memiliki peran
membolos, melanggar aturan, kekerasan, serupa dengan pertolongan pertama pada kecelakaan
perundungan (bullying), mengonsumsi (P3K). Berbeda dengan P3K, luka yang dibantu
narkoba, dan masih banyak lagi. untuk diatasi adalah luka batin atau psikologis yang
Dalam situasi tersebut, dukungan disebabkan masalah atau situasi sulit yang terjadi di
teman sebaya, orangtua dan masyarakat sa- lingkungan psikososial anak.
ngat dibutuhkan dalam menangani masa si- DPA bisa dilakukan oleh siapa saja yang terlatih,
tuasi sulit anak dan remaja. seperti teman, guru atau lingkungannya. Tujuannya
Untuk itulah, Direktorat Pembinaan untuk mencegah dan mengurangi dampak yang lebih
Pendidikan Keluarga melalui Subdit Anak buruk akibat masalah yang dihadapi.
dan Remaja merancang program Dukungan Sejatinya DPA tidak hanya perlu untuk menolong
Psikologis Awal (DPA). Program ini mem- orang lain tapi juga menolong diri sendiri. Seseorang
bantu anak dan remaja mengatasi sejak dini yang sudah memiliki keahlian DPA akan mampu
berbagai masalah atau kondisi sulit yang mengatasi berbagai kegalauan dan kesulitan
mereka hadapi. atau permasalahan. Ia juga akan mampu memberi
Program ini sejalan dengan salah satu dukungan dan jalan keluar bagi orang lain yang punya
agenda utama Kementerian Pendidikan permasalahan psikologis.
dan Kebudayaan yaitu tentang Penguatan Dalam memberikan DPA, baik untuk diri sendiri atau
Pendidikan Karakter (PPK). Beberapa nilai orang lain, ada beberapa langkah, yakni:
karakter yang dikembangkan dalam DPA Memahami situasi
ini antara lain adalah kepedulian, empati, Menanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk
mandiri, gotong royong, dan ketangguhan membantu menghadapi masalah yang sedang
pada anak. dihadapi. Bila masalah itu dihadapi sendiri, kenali
Direktur Pembinaan Pendidikan Ke- masalah yang kita hadapi, sekaligus kenali diri kita
luarga Sukiman, menganalogikan DPA sendiri.
seperti kotak P3K untuk luka batin yang
sering terjadi di kalangan anak. ”Kami Berempati
harapkan setiap anak memiliki keteram- Dibutuhkan keterampilan dasar untuk memberikan
pilan DPA sehingga memiliki ketangguhan DPA, di antaranya berempati. Langkah ini sangat
bagi diri sendiri dan mampu memberi DPA penting untuk membangun hubungan baik melalui
kepada temannya yang membutuhkan dan pemahaman perasaan atau masalah yang dihadapi.
sedang bermasalah,” katanya. l Yanuar Jat-
nika/Aria A Mangunwibawa
Kamu mau
minum dulu,
biar tenang?
a n
i a k
s e r
a
G
iL t e r Ke lu a rg a
MENGENAL RAGAM LITERASI
UNTUK KELUARGA
LITERASI BACA TULIS
Keluarga memiliki kemampuan mengakses, memahami, dan mengolah
informasi saat membaca dan menulis
LITERASI NUMERASI
Meningkatkan kemampuan memahami peran dan kegunaan berhitung
dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan menyelesaikan masalah.
LITERASI SAINS
Menggunakan pengetahuan, mengidentifikasi pertanyaan, menarik
kesimpulan dalam memahami serta membuat keputusan yang
berkenaan dengan alam.
LITERASI DIGITAL
Menggunakan dan mengelola media digital secara bijak, cerdas,
cermat, dan tepat untuk berinteraksi serta mendapatkan informasi
yang bermanfaat.
LITERASI FINANSIAL
Kecakapan dalam mengelola keuangan demi terciptanya
kesejahteraan keluarga.
dimulai dari
keluarga
Sahabat Keluarga
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
sahabatkeluarga@kemdikbud.go.id sahabatkeluargakemdikbud
http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id Sahabat Keluarga @ShbKeluarga Sahabat Keluarga