PRODI S1 PTM-FT
SKOR NILAI:
MATERIAL TEKNIK
RIKKI FRANCISKO
NAMA MAHASISWA:
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
diberikan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Critical Book Report tentang
Material Teknik dengan sebaik–baiknya. Penulisan laporan Critical Book Report ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
matakuliah Material Teknik,Drs.Pudin Saragih,MP.d.
Laporan Critical Book Report ini saya sajikan dengan sebaik-baiknya. Namun,
walaupun demikian saya selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik
dalam penulisan maupun dalam format penyajian. Saya harap para pembaca mampu
memakluminya. Serta semoga laporan Critical Book Report ini dapat menambah
wawasan serta manfaat lainnya bagi seluruh pembaca.
Rikki dkk
i
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan CBR
2. Menumbuhkan pola pikir kreatif dalam membandingkan buku yang satu dengan
yang lain.
Buku Utama
2.Edisi : Pertama
4.Penerbit : CV Angkasa
7.ISBN :978-979-665-803-9
2
Buku Pembanding
2.Edisi : Pertama
3.Penulis : Daryanto
7.ISBN :978-602-8837-22-4
3
BAB II
2.1 Ringkasan Isi Buku Utama : Pengetahuan Bahan dalam Pengerjaan Logam
Besi yang kimiawi murrni (Fe) tidak cocok sebagai bahan,karena terlalu lunak.Besi yang
dapat diolah secara teknis selalu merupakan suatu paduan antara besi (Fe) dengan zat
arang (C) dan unsure-unsur lainnya.Ukuran yang menentukan lainnya.Ukuran yang
menentukan untuk kekerasan,kekuatan,dan keuletan ialah tinggi kadar zat arang yang
selalu ada di dalam besi.
Besi yang dapat ditempa,ialah besi dengan kandungan C 0,O5 atau 2,06%
Besi yang tidak dapat ditempa (besi tuang), dengan kandungan C 2,5 atau 4,0%
Yang terbaik ialah pengelasan busur cahaya dan gas lindung,karena ini menghasilkan
lebih sedikit pemanasan bahan dasar dan menghindarkan segala macam pengarangan
jalur sambungan las oleh gas bakar (misalnya,pengelasan leleh gas).
4
Kesudian las baja masing-masing adalah sedemikian berlainannya sehingga syarat
pengelasan yang ditetapkan oleh pabrik bajak (misalnya pemanasan
pendahuluan,pemijaran) harus benar-benar diindahkan.
Perlakuan panas ialah suatu cara yang mengakibatkan perubahan struktur bahan
melalui penyolderan atau penyerapan panas.Ynag disebut struktur ialah susunan dalam
logam,ia menjadi dapat dilihat jika sekeping logam yang terasah dan teretsa (asam
salpeter)diamati di bawah mikroskop.
a.Api penempaan
Bahan bakar terbaik utuk pemasan ialah arang kayu,karena tidak mengandung
belerang.Untuk pengaturan api berlaku aturan dasar seperti pada penempaan intensitas
bara di bawah dan di atas benda kerja harus mencukupi untuk mencegah terjadinya
oksidasi dan pembentukan rongga terak.
b.Api pengelasan
Api ini dapat digunakan untuk pengerasan ulang misalnya sebuah ujung penitik atau
mata pahat,dengan sedikit kelebihan gas.Suatu api dengan kelebihan zat asam akan
mengakibatkan terbakarnya benda kerja .Suhu dapat ditaksir dengan melihat warna
pijar.
a.Tanur-Tanur Tersendiri
Tanur ini diisi dengan benda kerja dan setelah penyelesaian pemanasan dikosongkan
sama sekali.Benda pemijaran tetap berada pada tempat yang sama selama
penggarapan.
5
b.Tanur Pelaluan dan Tanur Ban Berjalan
Benda kerja serupa pada penggarapan jumlah besar yang tergeletak atau tergantung
pada sebuah perangkat angkut dilakukan,pada umumnya di bawah gas
lindung,mengarungi ruang pemijaran yang terentang memanjang dan dalam jangka
waktu tertentu mencapai berbagai daerah suhu.Pada akhir tanur benda kerja keluar
dengan suhu akhir yang dikehendaki.
Pada pembuatan benda setengah jadi (produk setengah jadi),maka baja yang telah
dituang menjadi blok atau batang diberi bentuk selesai yang dikehendaki melalui
penggilingan ,penggempaan,perentangan atau penuangan.
Kelompok logam berat mencakup semua logam yang berat jenisnya (e) lebih besar dari
4 kg/dm3.
a.Tembaga (Cu)
Penggunaan:
5.Penutup atap.
6
6.Talang atap.
b.Seng (Zn)
Penggunaan:
3.Bak mandi.
c.Timah (Sn)
Penggunaan:
d.Timbel (Pb)
Penggunaan:
1.Penutup atap.
1.Bahan Magnetis
Bahan magnetis lunak diperlukan untuk magnet listrik yang senantiasa mengalami
perubahan arah pemagnetan oleh arus bolak balik.
Bahan magnetis keras digunakan untuk magnet menetap (magnet permanen)
7
2.Bahan Penghantar Arus
Bahan ini membutuhkan kemampuan hantar listrik yang besar dan tahanan jenis
(spesifis) yang rendah.
Yang dimaksud dengan bahan tiruan ialah material yang unsure-unsur penentunya
terdiri atas senyawa makromolekular dan organis.Bahan ini dibuat secara sintetis atau
melalui peralihan wujud produk alam.Karena bahan tiruan dalam kondisi tertentu
biasanya berada dalam keadaan plastis (=mudah dibentuk) dan pengolahan
berlangsung dalam keadaan ini,maka bahan itu dinamakan juga platik.
Pelekatan logam dapat membawa keuntungan teknis dan ekonomis pada pelaksaan
yang cermat,dan dengan memperhatikan baik-buruknya dalam kasus yang cocok.Cara
ini tidak mendesak jenis penyambungan yang lumrah seperti
pengelingan,pelasan,penyolderan,melainkan menyodorkan diri sebagai kemungkinan
pilihan yang berharga untuk pemecahan masalah sambungan di dalam pembuatan satu
persatu,pengerjaan beruntun,dan pada perbaikan.
1.Ujian Kekuatan
8
BAB XI PENGARATAN (KOROSI)
Penyebab korosi ini berupa kejadian yang sebagian bersifat kimiawi murni,sebagian
bersifat kimiawi murni,sebagian lagi bersifat elektrokimiawi.Korosi kimiawi murni
terjadi akibat pengaruh zat asam udara (oksidasi) seperti juga asam,larutan alkali,dan
garam.Korosi elektrokimiawi berdasarkan atas penguraian logam oleh arus galvanis
halus.Korosi elektrokimiawi dapat juga terjadi,jika benda kerja yang bahannya
berlainan langsung saling mendekap dan ke antara bidang-bidang sentuhannya
menyusup zat-zat yang bekerja sebagai elektrolit.
1.Bahan Pelumas
Bahan pelumas bertugas mencegah sentuhan langsung dari bagian-bagian yang saling
meluncur satu pada lainnya dan dengan demikian menurunkan gesekan serta
pembangkitan panas.
Pengembangan mengenai pemanfaatan tenaga air dengan jangkauan luas dan telah
diawali penggunaan energy nuklir,kini kebutuhan akan energy yang meningkat dengan
pesat,sebagian besar ditutupi dengan cara pembakaran bahan bakar.Bahan bakar yang
terpenting ialah batubara,hasil pengolahan minyak bumi,dan gas bumi
3.Bahan Asah
Bahan asah ialah bahan baku butir asah.Cakram asah (gerinda) terdiri atas butir-butir
asah dan bahan pengikat (ikatan).Butir asah berupa badan Kristal kecl keras yang
keseluruhannya disebut butiran
9
1.Penuangan ke dalam cetakan pasir yang setelah pengejangan benda tuang harus
dirusak (cetakan terbuang).
Kejadian alam yang tida mengakibatkan perubahan jenis zat badan-badan benda
dimasukkan ke dalam bidang pengetahuan fisika.Pembahasan daerah peralihan dari
fisika kek kimia dilakukan oleh bidang pengetahuan fisika atom.
Bagian (suku-suku) mesin yang berulang kali ditemukan pada berbagai macam mesin
dinamakan unsur mesin.Menurut tugasnya,bagian-bagian ini digologkan ke dalam tiga
kelompok berikut.
1.Unsur pengencangan:pena,pasak,sekrup,keeling.
10
2.2 Ringkasan Isi Buku Utama : Proses Pengolahan Besi dan Baja
Penulis : Daryanto
1.Bahan Logam
Biji tersebut sebelum diolah/diproses didalam dapur tinggi untuk mendapatkan bentuk
dan struktur yang sesuai dengan yang diinginkan,terlebih dahulu diproses pada proses
pendahuluan,karena biji besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan
pasir,tanah liat,dan batuan lainnya,serta dalam bentuk dan ukuran yang tidak sama
besar.Untuk kelancaran pengolahan,batu-batu biji tersebut dipecah dengan mesin
pemecah,kemudian disortir antara biji besi dan batu-batu ikutan dengan tromol
magnet.
Salah satu efek pekerjaan panas pada besi/baja adalah mudah dibentuk.Pembentukan
dimaksud misalnya,dipipihkan,digemukkan,dibengkokkan,dan sebagaianya.Dalam
pembentukandan pembengkokan logam yang dipanaskan,partikel-partikelnya dibuat
mengikuti bentuk dari barangnya.Untuk eperluan menempa,khususnya menempa
secara manual diperlukan beberapa peralatan.
11
BAB III TEKNIK PEMOTONGAN DAN PENGELASAN
Cara pemotongan yang banyak digunakan pada waktu kini adalah pemotongan panas
dengan gas oksigen.Pemotongan terjadi karena adanya reaksi antara oksigen dan
baja.Baja dipanaskan lebih dulu dengan api oksi-asetilen samapai mencapai suhu antara
800-900°C.Kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau gas pemotong disemburkan ke
bagian yang telah dipanaskan dan terjadilah proses pembakaran yang membentuk
oksida besi.
Las resistensi listrik adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan pelat yang
disambung ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan
sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistensi
listrik
Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau
plastic yang dimasukkan ke dalam cetakan,kemudian dibiarkan membeku di
dalamcetakan tersebut,dan kemudian dikeluarkan atau dipecah-pecah untuk dijadikan
komponen mesin.
12
BAB V PENGERJAAN DINGIN
Perlakuan panas (Heat Treatment) adalah proses untuk memperbaiki sifat-sifat dri
logam dengan jalan memanaskan coran sampai temperature yang cocok,lalu dibiarkan
beberapa waktu pada temperatur itu,kemudian didinginkan ke temperature yang lebih
rendah dengan kecepatan yang sesuai.
Pada temperatur tinggi logam bersifat lunak dan ulet,sehingga gaya pembentukan yang
dibutuhkan menjadi relative lebih kecil.
Deformasi yang dapat diberikan dari pemanasan ini adalah relative lebih besar.
Terjadinya perbaikan struktur mikro pada logam yang dideformasi pada temperatur
tinggi.
13
BAB III
PEMBAHASAN
Kedua buku yang bertemakan pengolahan ataupun pengerjaan logam ini menurut saya
sangat bagus karena disamping materi yang padat dan cukup luas,kedua buku ini juga
dilengkapi dengan materi awal yang mengajak pembaca untuk lebih memahami kajian
materi nya dengan baik sehingga pembaca lebih mengerti maksud dari penulis yang
ingin disampaikan kepada pembaca,begitu juga dengan maksud dan tujuan dari materi
yang ingin disampaikan kepada pembaca lebih terstruktur dan mudah dimengerti.
Buku Pengetahuan bahan dalam Pengerjaan Logam karya Ing.Alois Schonmetz dan
Karl Gruber materi kajiannya lebih terfokus dan lengkap,karena buku ini disusun
sebanyak 16 bab dan pembahasannya mudah dimengerti karena dalam proses
pengerjaan bahan logam dijelaskan secara bertahap mulai dari pengenalan bahannya
sampai proses pengolahannya.
Jika dibandingan dengan buku Proses Pengolahan Besi dan Baja karya Daryanto
materi kajiannya lebih terfokus pada pengolahan besi dan baja.Buku ini disusun
sebanyak 6 bab dan pembahasan dalam buku ini mudah dimengerti karena dalam
proses pengolahan logam lebih terfokus pada besi dan baja.
Tetap pada dasarnya kedua buku ini mempunyai tujuan yang sama yaitu tentang proses
pengolahan material logam.
Buku Pengetahuan bahan dalam Pengerjaan Logam karya Ing.Alois Schonmetz dan
Karl Gruber, sangatlah bagus, baik dari segi cover buku, layout, jika ditinjau dari segi
materi juga sudah sangat bagus dan isi dalam buku sangat bagus karena isinya
dijelaskan secara lengkap dan detail dan tata bahasa buku juga mudah dipahami.
Buku Proses Pengolahan Besi dan Baja karya Daryanto,sangatlah bagus baik dari
segi cover buku,layout,tata letak dan penggunaaan font juga bagus dan isi buku
dijelaskan secara terperinci dan tata bahasa buku juga mudah dipahami.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah saya bandingkan saya dapat menyimpulkan bahwa buku
pertama yaitu : Pengetahuan bahan dalam Pengerjaan Logam karya Ing.Alois
Schonmetz dan Karl Gruber,kajian teorinya lebih terfokus pada terfokus dengan
bahan-bahan logam,pengolahan,pengujian bahan,serta teknik pengolahan logam, buku
yang kedua yang saya pakai sebagai pembanding yaitu : Proses Pengolahan Besi dan
Baja karya Daryanto,kajian teorinya lebih terfokus pada logam besi dan
baja,pengecoran,pengerjaan dingin,penempahan,perlakuan panas.
Maka kesimpulan dari 2 buku yang saya bahas adalah bahwa kedua buku ini membahas
tentang proses pengolahan material serta teknik-teknik pengolahan material tersebut.
4.2 Saran
Kedua buku ini pada dasarnya sangat baik bagi pembaca ataupun mahasiswa jurusan
teknik,tetapi ada baiknya kedua buku ini dibuat contoh-contoh soal sebagai aspek
pendukungnya dan demikian dapat mempermudah pembaca dalam pemecahan
masalah.
15
DAFTAR PUSTAKA
16