Disusun Oleh :
Asisten Praktikum :
Lia Agustin
JURUSAN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
Kata Pengantar
Segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan, sehingga laporan praktikum Perpetaan Geologi : Kontur dan Topografi ini bisa
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah
praktikum Perpetaan Geologi. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang mendukung dalam pembuatan laporan ini. Tanpa bantuannya, mungkin laporan ini tidak
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat
mengerjakan hingga penulisan laporannya. Karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perpetaan Geologi dan asisten
praktikum Perpetaan Geologi.
Saya berharap apa yang tertulis dalam laporan ini dapat menambah pengetahuan pembaca
dan bisa meberikan nilai-nilai positif bagi yang sudah membacanya. Selain itu, saya sadar bahwa
masih banyak koreksi dalam laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangung
dari Anda sangat diperlukan agar pembuatan laporan berikutnya menjadi lebih baik.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpetaan geologi adalah suatu proses dimana kegiatan memetakan suatu wilayah
berdasarkan seluruh aspek geologi yang terdapat dalam suatu daerah tersebut. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi perpetaan geologi permukaan dan perpetaan geologi bawah
tanah atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Subsurface Maping”.
Sebagai Mahasiswa Teknik geofisika, pengetahuan tentang perpetaan geologi
sebagai suatu dasar. Untuk itu, proses pembelajaran di kelas tidak cukup maka perlu
dilakukan penerapan secara langsung di mata kuliah praktikum perpetaan geologi,
sehingga mahasiswa yang sebagai praktikan dapat lebih memahami materi yang telah di
dapat di kelas perpetaan geologi.
Peta topografi adalah peta yang didalamnya menggambarkan posisi mendatar dan tegak
dari daerah maupun objek di seluruh permukaan bumi atau garisan lintang dan garisan bujur
diamana titik pertemuan dari kedua garis tersebut merupakan titik koordinat. Peta topografi
memetakan tempat tempat dengan ketinggian yang sama dari permukaan laut kedalam betuk
garis-garis kontur. Dengan setiap satu garis kontur tersebut merupakan perwakilan dari satu
ketinggian. Peta topografi ini mengacu pada ciri-ciri di permukaan bumi yang dapat
teridentifikasi dengan batas batas skala. Peta topografi menyajikan data yang diperlukan tentang
sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi
(Noor,2012).
- Setiap titik pada satu gais kontur memiliki ketinggian yang sama
- Garis kontur tidak mungkin berpotongan satu sama lain
- Setiap garis kontur yang berspasi seragam menunjukkan suatu lereng yang seragam pula
- Garis kontur yang rapat-rapat menunjukkan suatu lereng yang curam
- Garis kontur yang relatif renggang menunjukkan daerah lereng yang landai
- Garis kontur yang bergerigi menunjukkan depresi, dimana tanda pada giginya
menujukkan kearah depresi tersebut.
- Garis kontur membelok kearah hulu suatu lembah, tetapi memotong tegak lurus
permukaan sungai
- Garis kontur pada umumnya membulat pada punggung bukit atau gunung, tetapi
membentuk lengkung-lengkung yang tajam pada alur lembah sungai
- Nilai garis kontur terbesar pada suatu punggung bukit dan nilai garis kontur terkecil pada
lembah selalu berpasangan. Berarti bahwa tidak ada nilai maksimum dan minimum pada
satu kontur.
(Qultsum, 2017)
Skala vertikal dan horizontal pada peta. Skala horizontal yang menunjukkan perbandingan
jarak secara lateral di permukaan bumi umumnya terbagi menjadi tiga macam yaitu:
Skala angka, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan angka.
Skala verbal, yaitu skala yang dinyatakan dalam kata – kata ukuran panjang
Skala garis, skala grafik, skala batang, skala jalan.
Skala vertika adalah perbandingan nilai jarak profil vertikal yang digunakan untuk
menunjukkan gambaran yang lebih jelas dari perubahan halu topografi dan perubahan litologi
juga kecuraman lereng (Nurdin,2006).
Pembuatan sayatan pada peta topografi dibuat dengan memproyeksikan titik potong kontur
dan garis penampang pada ketinggian. Dimana terkadang skala tegak dibuat lebih besar agar
profil dapat lebih terlihat. Pembuatan sayatan peta mirip dengan pembuatan peta topografi. Profil
dari sayatan peta ini adalah vertikal searah pada sumbu vertikal bumi, yang berguna untuk
menginterpretasikan hubungan antar keadaan baik dalam peta maupun tidak (Qultsum,2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kertas grafik (milimeter
blok), penggaris, pensil, penghapus, peta topografi daerah tertentu.
3.2 Diagram Alir
CI = 1/2000 x skala
5.2 Saran
Dari praktikum ini diharapkan asisten dapat dengan jelas dalam menyampaikan langkah
langkah pembuatan sayatan pada peta topografi. Diharapkan pula peta topografi dapat lebih di
perjelas lagi ketinggiannya agar mempermudah pembuatan sayatan. Diharapkan pula praktikum
kedepan dapat dilakukan dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, 2006. Pengenalan Peta Geologi, Peta Geomorfologi, dan Peta Topografi, Yogyakarta;
UGM