Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Perpetaan Geologi

KONTUR DAN TOPOGRAFI

Disusun Oleh :

Nadio Akbar Athallah (185090700111013)

Asisten Praktikum :

Lia Agustin

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
Kata Pengantar

Segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang
diberikan, sehingga laporan praktikum Perpetaan Geologi : Kontur dan Topografi ini bisa
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini saya susun sebagai bagian dari tugas mata kuliah
praktikum Perpetaan Geologi. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang mendukung dalam pembuatan laporan ini. Tanpa bantuannya, mungkin laporan ini tidak
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya saya dapat
mengerjakan hingga penulisan laporannya. Karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perpetaan Geologi dan asisten
praktikum Perpetaan Geologi.
Saya berharap apa yang tertulis dalam laporan ini dapat menambah pengetahuan pembaca
dan bisa meberikan nilai-nilai positif bagi yang sudah membacanya. Selain itu, saya sadar bahwa
masih banyak koreksi dalam laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangung
dari Anda sangat diperlukan agar pembuatan laporan berikutnya menjadi lebih baik.

Malang, 14 November 2019

Nadio Akbar Athallah


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perpetaan geologi adalah suatu proses dimana kegiatan memetakan suatu wilayah
berdasarkan seluruh aspek geologi yang terdapat dalam suatu daerah tersebut. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi perpetaan geologi permukaan dan perpetaan geologi bawah
tanah atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Subsurface Maping”.
Sebagai Mahasiswa Teknik geofisika, pengetahuan tentang perpetaan geologi
sebagai suatu dasar. Untuk itu, proses pembelajaran di kelas tidak cukup maka perlu
dilakukan penerapan secara langsung di mata kuliah praktikum perpetaan geologi,
sehingga mahasiswa yang sebagai praktikan dapat lebih memahami materi yang telah di
dapat di kelas perpetaan geologi.

1.2 Tujuan Praktikum


Dapat dipahami materi materi seperti kontur dan topografi yang ada di peta geologi,
bagian-bagian pada peta, skala vertikal dan horizontal, serta sayatan pada penampang
peta topografi/peta geologi dengan berdasarkan ketentuan tertenu oleh praktikan.
1.3 Manfaat
Adalah dapat diketahuinya morfologi dari suatu daerah sayatan peta topografi, dapat
dibuat sayatan dari peta topografi dengan langkah langkah yang telah di tentukan, dapat
diketahui bagian bagian dari peta topografi
BAB II
DASAR TEORI

Peta topografi adalah peta yang didalamnya menggambarkan posisi mendatar dan tegak
dari daerah maupun objek di seluruh permukaan bumi atau garisan lintang dan garisan bujur
diamana titik pertemuan dari kedua garis tersebut merupakan titik koordinat. Peta topografi
memetakan tempat tempat dengan ketinggian yang sama dari permukaan laut kedalam betuk
garis-garis kontur. Dengan setiap satu garis kontur tersebut merupakan perwakilan dari satu
ketinggian. Peta topografi ini mengacu pada ciri-ciri di permukaan bumi yang dapat
teridentifikasi dengan batas batas skala. Peta topografi menyajikan data yang diperlukan tentang
sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi
(Noor,2012).

Pada peta topografi, penggambaran ketinggian ketinggian permukaan ditunjukkan dengan


menggunakan gari ketinggian atau garis kontur. Garis kontur merupakan hasil perpotongan dari
bentuk muka bumi dengan bidang horizontal pada suatu ketinggian yang tetap. Nama lain garis
kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horizontal. Pada sumber ini
dinyatakan bahwa garis kontur memiliki sifat sifat yaitu:

- Setiap titik pada satu gais kontur memiliki ketinggian yang sama
- Garis kontur tidak mungkin berpotongan satu sama lain
- Setiap garis kontur yang berspasi seragam menunjukkan suatu lereng yang seragam pula
- Garis kontur yang rapat-rapat menunjukkan suatu lereng yang curam
- Garis kontur yang relatif renggang menunjukkan daerah lereng yang landai
- Garis kontur yang bergerigi menunjukkan depresi, dimana tanda pada giginya
menujukkan kearah depresi tersebut.
- Garis kontur membelok kearah hulu suatu lembah, tetapi memotong tegak lurus
permukaan sungai
- Garis kontur pada umumnya membulat pada punggung bukit atau gunung, tetapi
membentuk lengkung-lengkung yang tajam pada alur lembah sungai
- Nilai garis kontur terbesar pada suatu punggung bukit dan nilai garis kontur terkecil pada
lembah selalu berpasangan. Berarti bahwa tidak ada nilai maksimum dan minimum pada
satu kontur.
(Qultsum, 2017)

Bagian bagian dari peta:


1. Judul peta
Judul peta diambil dari sebagian besar wilayah pada peta, judul peta biasa
ditempatkan di bagian atas peta atau disamping peta untuk peta buatan Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
2. Legenda peta
Legenda peta merupakan penjelasan dari simbol-simbol yang digunakan
dalam peta. Legenda peta merupakan bagian terpenting dalam peta karena akan
menjadi sulit membaca peta jika tidak terdapat legenda dalam peta.
3. Skala peta
Skala peta merupakan bagian yang menunjukkan perbandingan ukuran
dalam lembar peta dan ukuran sebenarnya. Skala memiliki dua jenis yaitu skala
garis dan skala angka. Terdapat rumus perhitungan skala: jarak di medan
sebenarnya = jarak di peta x skala
4. Garis koordinat
Garis koordinat merupakan jring jaring pada peta yang terdiri dari garis
vertikan dan horizontal atau garis lintang dan garis bujur. Garis ini digunakan
sebagai batas perhitungan koordinat. Terdapat dua jenis koordinat, yaitu koordinat
grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat jaring
jaring yang terdiri dari garis lintang untuk vertikal dan bujur untuk horizontal
ditulis dalam bentuk derajat,menit,detik. Sedangkan koordinat grid merupakan
jaring-jaring koordinat lokal yang digunakan untuk acuan pengkoordinatan dalam
peta, dan biasa dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka.
5. Garis ketinggian atau garis kontur
Garis kontur menunjukkan suatu ktinggian yang sama dengan garis garis.
Garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain, namun bisa bersinggungan.
6. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta merupakan keterangan tahun terakhir dibuatnya
peta tersebut. Hal ini sangan penting karena kondisi pernukaan bumi yang bisa
berubah. Semakin baru tahun pembuatan peta maka peta akan semakin akurat.
7. Deklinasi
Deklinasi merupakan garis yang menunjukkan perbedaan dari garis utara
pada peta dengan garis utara magnetik atau utara kompas. Deklinasi direvisi setiap
5 tahun sekali karena setiap tahunnya sumbu bumi ini mengalami pergeseran
sekitar 0,02 detik ket timur maupun kebarat diakibatkan karena adanya gerak
rotasi. Dengan mengkonversi utara pada peta dengan utara magnetik maka dapat
diketahui utara sebenarnya (Noor,2012)

Skala vertikal dan horizontal pada peta. Skala horizontal yang menunjukkan perbandingan
jarak secara lateral di permukaan bumi umumnya terbagi menjadi tiga macam yaitu:
 Skala angka, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan angka.
 Skala verbal, yaitu skala yang dinyatakan dalam kata – kata ukuran panjang
 Skala garis, skala grafik, skala batang, skala jalan.
Skala vertika adalah perbandingan nilai jarak profil vertikal yang digunakan untuk
menunjukkan gambaran yang lebih jelas dari perubahan halu topografi dan perubahan litologi
juga kecuraman lereng (Nurdin,2006).

Pembuatan sayatan pada peta topografi dibuat dengan memproyeksikan titik potong kontur
dan garis penampang pada ketinggian. Dimana terkadang skala tegak dibuat lebih besar agar
profil dapat lebih terlihat. Pembuatan sayatan peta mirip dengan pembuatan peta topografi. Profil
dari sayatan peta ini adalah vertikal searah pada sumbu vertikal bumi, yang berguna untuk
menginterpretasikan hubungan antar keadaan baik dalam peta maupun tidak (Qultsum,2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kertas grafik (milimeter
blok), penggaris, pensil, penghapus, peta topografi daerah tertentu.
3.2 Diagram Alir

Dibuat ‘section line’ pada


penampang dengan diberikan
keterangan pada masing-
masing ujung garis

Diambil kertas lain dan


diletakkan di sepanjang
‘section line’

Ditandai pada kertas tersebut


titik titik yang berpotongan
dengan garis kontur

Dicatat dan ditandai nilai


ketinggian masing-masing
bvnv
kontur, juga jika ada
sungai atau punak bukit

Dibuat ‘end line’ & ‘base


bvnv line’ pada kertas
milimeter blok.

Panjang ‘base line’


disesuaikan dengan panjang
‘section line’. Dan tinggi ‘end
line’ disesuaikan dengan
tinggi maksimum kontur yang
dibuat
Diberikan nilai ketinggian
pada end line. Dan diberikan
judul di bagian atas. Jika
skala vertikal (SV) sama
dengan skala horizontal (SH),
maka pada judul ditambahkan
SV=SH

Diletakkan kertas bantu yang


telah ditandai kontur
ketinggian pada ‘base line’
pada kedudukan yang sama,
kemudian diproyeksikan.

Dihubungkan semua titik-titik


yang sudah tergambar.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Bagian Bagian Peta


1. Judul peta
Judul peta diambil dari sebagian besar wilayah pada peta, judul peta biasa
ditempatkan di bagian atas peta atau disamping peta untuk peta buatan Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)
2. Legenda peta
Legenda peta merupakan penjelasan dari simbol-simbol yang digunakan
dalam peta. Legenda peta merupakan bagian terpenting dalam peta karena akan
menjadi sulit membaca peta jika tidak terdapat legenda dalam peta.
3. Skala peta
Skala peta merupakan bagian yang menunjukkan perbandingan ukuran dalam
lembar peta dan ukuran sebenarnya. Skala memiliki dua jenis yaitu skala garis dan
skala angka. Terdapat rumus perhitungan skala: jarak di medan sebenarnya = jarak di
peta x skala
4. Garis koordinat
Garis koordinat merupakan jring jaring pada peta yang terdiri dari garis
vertikan dan horizontal atau garis lintang dan garis bujur. Garis ini digunakan
sebagai batas perhitungan koordinat. Terdapat dua jenis koordinat, yaitu koordinat
grid dan koordinat geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat jaring jaring
yang terdiri dari garis lintang untuk vertikal dan bujur untuk horizontal ditulis dalam
bentuk derajat,menit,detik. Sedangkan koordinat grid merupakan jaring-jaring
koordinat lokal yang digunakan untuk acuan pengkoordinatan dalam peta, dan biasa
dikenal dengan koordinat 8 angka atau 12 angka.
5. Garis ketinggian atau garis kontur
Garis kontur menunjukkan suatu ktinggian yang sama dengan garis garis.
Garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain, namun bisa bersinggungan.
6. Tahun pembuatan peta
Tahun pembuatan peta merupakan keterangan tahun terakhir dibuatnya peta
tersebut. Hal ini sangan penting karena kondisi pernukaan bumi yang bisa berubah.
Semakin baru tahun pembuatan peta maka peta akan semakin akurat.
7. Deklinasi
Deklinasi merupakan garis yang menunjukkan perbedaan dari garis utara
pada peta dengan garis utara magnetik atau utara kompas. Deklinasi direvisi setiap
5 tahun sekali karena setiap tahunnya sumbu bumi ini mengalami pergeseran
sekitar 0,02 detik ket timur maupun kebarat diakibatkan karena adanya gerak rotasi.
Dengan mengkonversi utara pada peta dengan utara magnetik maka dapat diketahui
utara sebenarnya.
B. Cara Membaca Skala Peta
Cara membaca skala pada peta adalah dengan mengetahui terlebih dahulu skala
yang digunakan pada peta, untuk mengetahui jarak asli daeri suatu daerah berdasarkan
peta adalah dengan membandingkan panjang jarak pada peta dengan skala. Jika pada
peta telah tercantum skala 1:5000m berarti bahwa 1cm pada peta mewakili jarak 5000m
pada jarak aslinya. Sehingga dengan mengukir jarak daerah pada peta maka setiap 1cm
dikalikan dengan skala yang di tentukan.
C. Cara Membuat Skala Peta
Cara membuat skala pada peta adalah dengan membandingkan jarak sebenarnya
dengan peta yang ingin dibuat. Dalam pembuatan skala maka harus teliti dalam
menentukan jarak jarak antar garis kontur dengan skala dan jarak sebenarnya. Penentuan
skala ini bergantung pada seberapa besar peta yang akan dibuat. Jika skala sudah di
tentukan maka peta dapat dibuat berdasarkan skala yang telah ditentukan.
D. Kontur Interval
Kontur adalah garis yang menunjukkan ketinggian yang sama. Sedangkan kontur
interval adalah jarak di antara dua garis kontur. Garis kontur ini menggunakan satuan
meter yang terdapat pada peta topografi. Kontur memiliki ciri-ciri, yaitu:
a. Tidak berpotongan
b. Satu garis menunjukkan satu ketinggian
c. Garis kontur rapat = lereng terjal
d. Garis kontur renggang = lereng landai
e. Angka kontur menujukkan interval (CI)
f. Angka kontur dalam satuan meter
g. Lereng terjal cocok untuk wilayang konvervasi dan PLTA
h. Lereng landai cocok untuk wilayah pemukiman, pertanian dan jalur pendakian
Mencari kontur interval/beda tinggi (CI) mempunyai rumus:

CI = 1/2000 x skala

E. Menjelaskan SV:SH dan SV:2SH dari Cara Hingga Kegunaan


SV merupakan skala vertikal, dimana skala ini dapat menunjukkan ketinggian dari
suatu daerah pada peta kontur, sedangkan SH merupakan skala horizontal yang
menunjukkan panjang dari suatu daerah yang di ambil dari peta kontur. SV:SH
merupakan perbandingan skala yang dibuat dalam pengambilan sampel atau sayatan
pada peta kontur. Perbandingan dari kedua skala ii dibuat berdasarkan skala yang ada
pada peta. SV:2SH merupakan teknik perbandingan skala dimana skala vertikal yang
dibuat dibesarkan 2 kali lipat dari skala aslinya. Hal ini ditujukan agar didapat hasil
sayatan yang lebih jelas dan detail. SV:2SH biasa digunakan jika hasil sayatan yang
diperoleh memiliki skala vertikal yang sangan kecil atau tipis sehingga sulit dalam
pembuatan maupun dalam interpretasinya. Sehingga diuat skala vertikal yang 2 kali lipat
lebih besar dari skala semula agar diperoleh hasil yang jelas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini didapatkan bahwa pada peta topografi dapat dilakukan pengambilan
sayatan agar dapat diketahui geomorfologi dari suatu daerah pada peta tersebut. Pada daerah
yang didapat dari sayatan ini didapatkan bahwa geomorfologi pada daerah tersebut berupa
pegnungan. Dapat diketahui pula bagian-bagian pada peta topografi.

5.2 Saran
Dari praktikum ini diharapkan asisten dapat dengan jelas dalam menyampaikan langkah
langkah pembuatan sayatan pada peta topografi. Diharapkan pula peta topografi dapat lebih di
perjelas lagi ketinggiannya agar mempermudah pembuatan sayatan. Diharapkan pula praktikum
kedepan dapat dilakukan dengan lancar
DAFTAR PUSTAKA

Noor, djauhari. 2012. Geomorfologi Edisi 1. Yogyakarta; Deepublish

Nurdin, 2006. Pengenalan Peta Geologi, Peta Geomorfologi, dan Peta Topografi, Yogyakarta;
UGM

Qultsum, kholilah. 2017. Geologi dinamik. Bandung; ITB

Anda mungkin juga menyukai