SKRIPSI
FANDI AKHMAD
1113102000039
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
FANDI AKHMAD
1113102000039
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui oleh:
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 22 September 2017
v
ABSTRAK
Syarat seorang muslim diterima atau tidak amal ibadahnya salah satunya adalah
bebas dari segala najis, terutama najis berat atau najis mughalladzah. Paparan najis
tidak hanya melalui kontak langsung namun juga dapat menempel atau menetes di
lantai rumah khususnya liur anjing, oleh sebab itu maka butuh diformulasikan
cairan pembersih lantai yang khusus diformulasikan agar dapat membersihkan
lantai rumah yang terpapar liur anjing. Pada penelitian ini dibuat enam variasi
formula dengan berbagai komposisi variasi tanah kaolin dan bentonit dan variasi
komposisi natrium metasilikat sebagai berikut. Cairan pembersih lantai di evaluasi
sifat fisikokimianya meliputi organoleptik, pH, viskositas, bobot jenis, daya
deterjensi dan uji stabilitas meliputi volume sedimentasi dan redispersi. Formula
terbaik dari pengujian fisik dan stabilitas, dilanjutkan dengan pengujian syarat mutu
cairan pembersih lantai menurut SNI dan pengujian aktivitas antibakteri. Formula
3 (Bentonit 10% dan Natrium Metasilikat 2%) dipilih sebagai formula terbaik
dengan pertimbangan hasil pengujian sifat fisikokimianya dan stabilitas yang lebih
baik dibandingkan formulasi lainnya. Hasil pengujian mutu cairan pembersih lantai
F3 sesuai dengan syarat cairan pembersih lantai SNI. Hasil pengujian aktivitas
antibakteri dengan metode difusi cakram menunjukkan F3 memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Micrococus luteus.
vi
ABSTRACT
Cleanliness is one of terms for moeslem to be accepted for his charity and
worship doing. Especially clean from najis mughalladzah. Exposure to najis not
only through direct contact but it can also stick or drip on the floor of the house,
like dog saliva, hence formulating liquid floor cleaner is needed specifically in order
to clean the floor exposed to the dog saliva. The formulation of liquid floor cleaner
with six variation formula (various consentration of kaolin, bentonite Ana sodium
metasilicate) was conducted. Physicochemical evaluations performed include
organoleptic, pH, viscosity, density, power of detergency and stability test
include sedimentation volume and redispersion test. Formula with the best result
from physicochemical evaluation and stability test is continued for quality test for
liquid floor cleaner based on SNI and test of antibacterial activity.F3 (Bentonite
10% andSodiumMetasilicate 2%) selected as the best formula compared from other
formulation. Quality test of F3 showed that F3 has qualified for liquid floor cleaners
based on SNI. Antibacterial activity test was performed with diffusion
method against F3. The result showed antibacterial activity to Escherichia
coli and Micrococus luteus.
vii
KATA PENGANTAR
viii
7. Ibu Nelly Suryani, Ph.D, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan menerima keluh kesah selama perkuliahan.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan yang telah bersedia memberikan ilmunya kepada penulis selama
masa perkuliahan.
9. Teman-teman Tim Sabun Penyuci Najis Mughalladzah: Ervina Oktaviani,
Fifi Nur Hidayah, Elok Faikoh, Azumari Khairiady yang telah berjuang
bersama dalam penelitian ini, memberikan motivasi dan bantuan selama
penelitian.
10. Teman-teman Pria Farmasi 2013 seperjuangan Ghifaril Aziz, Ahmad
Hasyim Abbas, Hasan Asyari Khatib, Asyrak Fahruzzaman, Muahmmad
Faisal, Muhammad Faris Hadiningrat, Rizal Rosyidi yang selalu sharing
kebahagiaan dan masalah bersama-sama
11. Teman-teman seperjuangan di laboratorium: Aulia Wardahani, Luthfia
Wikhdatul, Ramaza Rizka, Aisyah, Puspa Novadianti, Lisa Fizilalin,
Nurillah Dwi Novarienti, Zakiyatul Munawaroh yang telah memberikan
motivasi dan bantuan selama penelitian.
12. Teman-teman sejawat program studi Farmasi UIN Jakarta angkatan 2013
atas persaudaraan dan kebersamaan yang telah terjalin dan memotivasi
penulis baik selama pengerjaan skripsi ini maupun selama di bangku
perkuliahan.
13. Seluruh laboran Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Jakarta atas kerjasamanya selama melakukan penelitian di
laboratorium.
14. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian
naskah skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Dibuat di : Jakarta
Tanggal : 22 September 2017
(Fandi Akhmad)
x
DAFTAR ISI
xi
2.4.6 Triklosan ............................................................................19
2.4.7 Isopropil Alkohol ...............................................................20
2.4.8 Butylated Hydroxytoluene (BHT)......................................21
2.4.9 Asam Sitrat .........................................................................21
2.4.10 Parfum ................................................................................22
2.4.11 Aquadest .............................................................................22
2.5 Pengujian Aktivitas Antibakteri .....................................................22
xii
4.2.1 Volume Sedimentasi ..........................................................38
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Syarat Mutu Cairan Disinfektan Pembersih Lantai Menurut SNI
06-1842-1995 .................................................................................10
Tabel 2.2 Sifat-Sifat Fisik Isopropil Alkohol .................................................20
Tabel 3.1 Formula Cairan Pembersih Lantai Variasi Konsentrasi Kaolin –
Bentonit .........................................................................................26
Tabel 4.1 Sifat Organoleptis Cairan Pembersih Lantai Kaolin-Bentonit ......33
Tabel 4.2 Viskositas Cairan Pembersih Lantai Anti Najis ............................34
Tabel 4.3 pH Cairan Pembersih Lantai Anti Najis ........................................36
Tabel 4.4 Bobot Jenis Cairan Pembersih Lantai Anti Najis ..........................37
Tabel 4.5 Volume Sedimentasi Cairan Pembersih Lantai Anti Najis ...........38
Tabel 4.6 Redispersi Cairan Pembersih Lantai Anti Najis ............................40
Tabel 4.7 Evaluasi Cairan Pembersih Lantai Anti Najis ................................41
Tabel 4.8 Syarat Standar Nasional Indonesia Cairan Pembersih Lantai .......41
Tabel 4.9 Daya Deterjensi Cairan Pembersih Lantai Anti Najis....................44
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Aktivitas Anti Bakteri .........................................46
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai 6-7 kali lipat dibandingkan sabun yang tidak mengandung tanah.
Konsentrasi tanah yang digunakan dalam formulasi sabun Dahlan, 2010
berada pada rentang konsentrasi 0,05-95% dan telah mendapatkan
persetujuan dari Komite Islam Bangkok untuk digunakan sebagai penyuci
najis sesuai dengan peraturan Islam.
Paparan najis tidak hanya melalui kontak langsung namun juga
dapat menempel atau menetes di lantai rumah khususnya liur anjing, oleh
sebab itu maka butuh diformulasikan cairan pembersih lantai yang khusus
diformulasikan agar dapat membersihkan lantai rumah yang terpapar liur
anjing.
Masyarakat pada umumnya kurang memperdulikan penyucian najis
berat selain pada area anggota tubuh, seperti halnya najis berat yang terdapat
pada lantai akibat jilatan maupun tetesan air liur dari anjing. Penelitian ini
juga bertujuan untuk memudahkan masyarakat muslim yang memiliki
hewan peliharaan anjing yang biasanya bertujuan untuk menjaga rumahnya.
Pada penelitian ini tanah yang digunakan adalah kaolin dan bentonit.
Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh Angkatavanich, et al. (2009)
sabun yang mengandung tanah kaolin memliki penampilan organoleptis
paling baik dan viskositas lebih rendah dari jenis tanah lainnya. Pada
pengujian stabilitas busa, sabun yang mengandung bentonit memiliki daya
pembusaan yang lebih tinggi dibandingkan sabun kaolin. Dalam penelitian
ini, salah satu formulasinya dilakukan pencampuran kedua jenis tanah diatas
dalam formulasi cairan pembersih lantai. Kaolin dan bentonit juga memiliki
harga yang lebih murah dibanding jenis tanah lainnya yang biasa
diformulasikan dalam sabun tanah.
Bentonit merupakan sejenis tanah lempung yang biasanya dijadikan
sebagai adsorben (Susilawati, 2014). Bentonit merupakan sejenis tanah
karena mempunyai komposisi utama mineral lempung, sekitar 80% terdiri
atas monmorilonit (Gunister et al.,2004). Bentonit di dalam sediaan farmasi
juga dapat digunakan sebagai suspending agent (0,5 – 5%) dan stabilizing
agent (Rowe et al., 2009) Kaolin merupakan jenis clay dengan ukuran
2.1. Thaharah
ََّللاَ يُ ِحبُّ التَّوَّابِ ْينَ َويُ ِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّر ْين
َّ إِ َّن...
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang bersuci (QS. al-Baqarah/2: 222)
5
6
2.2 Najis
Najis secara bahasa adalah kotoran. Kotoran adalah segala sesuatu
yang dianggap menjijikkan, meskipun tidak semua yang menjijikkan dapat
disebut najis. Maka parameter kotoran dianggap najis atau tidak adalah apa-
apa yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan as-sunnah. Dari sinilah muncul
qaidah ushul fiqih: bahwa segala sesuatu pada aslinya suci, kecuali ada dalil
yang memberikan kepastian mengenai kenajisannya (Abu Malik Kamal, 2006).
a. Najis Mukhaffafah
Najis ringan disebut juga dengan mukhaffafah, dalam hal ini disebut
najis ringan disebabkan cara mensucikannya sangat ringan, tidak perlu
najis tersebut sampai hilang dan cukup dengan memercikkannya
menggunakan air, kemudian benda najis itu berubah menjadi suci.
Contoh dari najis ini satu-satunya yaitu air kencing bayi laki-laki
yang belum makan apa pun kecuali air susu ibu. Jika bayi tersebut
perempuan, maka air kencingnya tidak termasuk ke dalam najis ringan,
namun tetap dianggap najis yaitu najis pertengahan. Demikian juga jika
bayi laki-laki tersebut sudah pernah mengkonsumsi makanan selain air
susu ibu, seperti susu kaleng buatan pabrik, maka air kencingnya sudah
tidak termasuk ke dalam najis ringan.
b. Najis Mutawasithah
Najis pertengahan disebut juga dengan mutawassithah, dalam hal ini
disebut najis pertengahan disebabkan karena posisinya yang ditengah-
tengah antara najis ringan dan najis berat. Cara menyucikan najis
mutawassithah cukup dihilangkan secara fisik 'ain najisnya, hingga 3
indikatornya sudah tidak ada lagi. Ketiga indikator tersebut yaitu: warna,
rasa dan aroma.
c. Najis Mughalladzah
Najis mughalladzah adalah najis berat yang cara membersihkannya
adalah dengan cara diusap dengan tanah, kemudian dicuci dengan air
sebanyak tujuh kali. Contoh yang diberikan Nabi adalah liur anjing
sebagaimana hadis berikut:
ُ « إِ َذا َولَ َغ ْال َك ْلبُ فِى إِنَا ِء أَ َح ِد ُك ْم فَ ْلي ُِر ْقه-صلى َّللا عليه وسلم- َِّللا
َّ ال َرسُو ُل َ َع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ ق
َ َال ق
ٍ ثُ َّم ْليَ ْغ ِس ْلهُ َس ْب َع ِم َر
.» ار
Tabel 2.1. Syarat Mutu Cairan Disinfektan Pembersih Lantai Menurut SNI
06-1842-1995
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan Fenol dan
Senyawa lain
Turunanya
1 pH - 6 – 11 6 – 11
2 Koefisien Fenol - Min 2,50 Min 2,50
3 Stabilitas Emulsi
dalam air sadah:
1 : 100 - Stabil Tidak
membentuk
emulsi
b. Builder
Builder merupakan jenis bahan kimia organik dan anorganik
yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja surfaktan. Builder juga
digunakan untuk menyesuaikan dan mempertahankan nilai pH,
menghilangkan kandungan kalsium dan ion logam lainnya dalam air
sadah dan meningkatkan dan menjaga stabilitas busa. Konsentrasi
builder yang biasa digunakan dalam cairan pembersih lantai sekitar 0 –
10% (Gary, et al, 1992).
d. Misscellaneous
Bahan aditif lainnya yang digunakan termasuk dalam kategori
miscellaneous, yang termasuk dalam katergori ini adalah pewarna (0,05
– 1%), pewangi (0,05 – 1%), hidrotope (0 – 5%) dan pengawet (0 – 2%)
(Gary, et al, 1992).
untuk dicek satu per satu, cukup dilakukan secara visual atau
pengamatan menggunakan mata (Peramono, 2003).
2. pH
Cairan pembersih lantai mempunyai kecenderungan pH basa
(pH > 7, atau sekitar 8 – 9). Dalam penggunaannya, cairan
pembersih lantai masih diberi air dalam jumlah yang cukup besar.
Akibatnya, pH akan berubah mendekati 7. Hal ini baik dan aman
bagi lingkungan (Peramono, 2003). Menurut Badan Standarisasi
Nasional, pembersih lantai yang sesuai dengan SNI berada dalam
rentang pH 6 – 11.
3. Bobot Jenis
4. Kenampakan
2.4.2 Kaolin
Kaolin, sering disebut tanah liat Cina, adalah sejenis tanah liat
berkualitas tinggi yang merupakan bahan galian industri yang berasal dari
pelapukan mineral feldspar atau pelapukan batuan granit (Komandoko,
2010). Untuk pembentukan kaolin, maka proses pelapukan atau alterasi
harus bersih dari ion-ion seperti ion Na, K, Ca, Mg dan Fe. Kaolin tidak
menyerap air, sehingga tidak dapat mengembang ketika kontak dengan air
(Nidya, 2008).
Kaolin adalah alumunium silikat hidrat alam yang telah dimurnikan
dengan pencucian dan telah dikeringkan, mengandung bahan pendispersi.
Kaolin berupa serbuk ringan, putih, bebas dari butiran kasar, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa dan licin (Depkes, 1995).
Kaolin secara alami mengandung mineral yang digunakan dalam
formulasi oral dan topikal dibidang farmasi. Kaolin praktis tidak larut dalam
dietil eter, etanol 95%, air, pelarut organik lainnya, asam encer dingin, dan
larutan alkali hidroksida. Kaolin merupakan bahan atau material yang stabil
dan tidak beracun (Rowe et al, 2009).
2.4.6 Triklosan
Triklosan berupa serbuk putih kristal halus, memiliki titik leleh pada
suhu 57oC dan terlindung dari cahaya. Triklosan praktis tidak larut dalam
air, larut dalam alkohol, dalam aseton dan metil alkohol, sedikit larut dalam
minyak. Triklosan adalah antiseptik bisfenol klorinasi, efektif terhadap
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif tetapi memiliki aktivitas
rendah terhadap Pseudomonas spp serta aktif juga terhadap jamur.
Triklosan biasa digunakan sebagai antimikroba atau pengawet dalam
produk sabun, krim dan larutan dalam konsentrasi 2% (Sweetman, 2009).
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (2008), triklosan digunakan
sebagai pengawet dalam kosmetik dengan konsentrasi maksimal 0,3%.
Sifat-sifat fisik
Titik beku -89,5oC
Titik didih 82,4oC pada 760 mmHg
Densitas 0,7864 pada 20oC
Viskositas (cP) 2,431 pada 20oC
Tegangan permukaan (dyn/cm) 21,7 pada 20oC
Temperatur kritis 234,9oC
Tekanan kritis (atm) 53
Panas spesifik (cal/g.oC) 0,608 pada 20oC
2.4.10 Parfum
Parfum merupakan bahan aditif yang penting pada produk cleansing
yang dapat memengaruhi penerimaan konsumen. Penggunaan parfum
umumnya untuk menutupi karakterisitik bau dari asam lemak atau fase
minya. Parfum yang digunakan tidk boleh menyebabkan perubahan
stabilitas atau perubahan produk akhir (Barel et al., 2009).
2.4.11 Aquadest
Aquadest adalah air murni yang diperoleh dengan cara penyulingan.
Air murni ini dapat diperoleh dengan cara penyulingan, pertukaran ion,
osmosis terbalik, atau dengan cara yang sesuai (Rowe et al., 2006).
tumbuh baik pada medium nutrien agar pada suhu 30oC dibawah kondisi
aerob (Schlegel, 1994).
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram positif berbentuk bulat
ini biasa disebut micrococcosis. Ciri yang paling umum dari infeksi bakteri
ini adalah timbulnya luka pada kulit dan organ internal seperti otot, liver
dan limpa dengan diikuti penurunan nafsu makan (Aydin dkk., 2005).
Berdasarkan kriteria koloni bakteri menurut Bergey et al. (1984)
didapatkan genus bakteri pada air liur anjing koloni 1, 2, 3 dan 4 adalah
micrococcus sp.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan meliputi Kaolin dan Bentonit (PT Cortico
Mulia Sejahtera, Banyuwangi), nonilfenol etoksilat, cocoamid DEA
kokoamid diethanolamin (Cipta Kimia, Surakarta), natrium metasilikat,
triklosan, isopropil alkohol, BHT, asam sitrat, parfum dan aquadest.
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25
Nama Bahan F1 F2 F3 F4 F5 F6
Kaolin* 10% 5% - 10% 5% -
Bentonit* - 5% 10% - 5% 10%
Natrium 2% 2% 2% 1% 1% 1%
Metasilikat*
Triklosan 2% 2% 2% 2% 2% 2%
Isopropil 2% 2% 2% 2% 2% 2%
Alkohol
BHT 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02% 0,02%
Asam Sitrat QS QS QS QS QS QS
Parfum 0,3% 0,3% 0,3% 0,3% 0,3% 0,3%
Aquades Add to Add to Add to Add to Add to Add to
100% 100% 100% 100% 100% 100%
a. Menyiapkan alat serta bahan yang diperlukan dan menimbang semua bahan
yang diperlukan dalam gram.
b. Aquadest dipisahkan ke dalam 2 wadah 60% dan 40% bagian. Aquadest
bagian 60% ditambahkan bentonit sedikit demi sedikit sampai
terdispersikan didalam aquadest dengan bantuan alat Homogenizer dengan
kecepatan 200 rpm. Tambahkan kaolin sedikit demi sedikit sampai
terdispersi sempurna kedalam Aquadest. (Massa A)
c. Nonylphenol Ethoxylate dan cocoamid DEA di masukan kedalam satu
wadah beaker glass, homogenkan dengan bantuan alat Homogenizer
dengan kecepatan 200 rpm. Tambahkan natrium metasilikat sedikit demi
a. Pengujian Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan melihat secara visual
dan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada sediaan, yakni
meliputi penampilan, warna dan bau (Septiani, 2011).
b. Pengujian Viskositas
Sampel sebanyak 150 gram disiapkan dalam gelas beaker 250 mL,
kemudian spindle dengan nomor tertentu dan kecepatan tertentu (rpm)
disetel, lalu dicelupkan kedalam sediaan sampai alat menunjukkan nilai
viskositas sediaan. Nilai viskositas (cPs) yang ditunjukkan pada alat
viskometer Haake merupakan nilai viskositas sediaan (Suyudi, 2014).
c. Uji pH
Mengukur konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam sample. Sample
langsung diukur pH nya dengan terlebih dahulu mengukur pH larutan
standar buffer yang sesuai pada suhu kamar (SNI 06-1842-1995)
Daya deterjensi = T2 – T1 - OD
F = Vu / Vo
b. Redispersi
a. Uji pH
Mengukur konsentrasi ion H+ yang terdapat dalam sampel. Sampel
langsung diukur pH nya dengan terlebih dahulu mengukur pH larutan
standar buffer yang sesuai pada suhu kamar (SNI 06-1842-1995).
b. Pengujian Koefisien Fenol
Prinsip dari pengujian koefisien fenol adalah untuk mengukur daya
antiseptik dari cairan pembersih lantai. Sampel diencerkan dengan air steril
5%, masing-masing 1 : 300; 1: 325; 1: 350; 1 : 372; 1 : 400. Diencerkan
dengan air larutan fenol standar 5% masing-masing 1 : 90 dan 1 : 100.
Siapan biakan bakteri Salmonella thyphi. Pipet masing-masing 5 ml larutan
sampel dan larutan fenol standar ke dalam tabung reaksi, inkubasi selama
24 jam pada suhu 35 – 37oC. Tiap 30 detik ke dalam masing-masing tabung
ditambahkan 0,5 ml test culuture. Harap dilakukan langkah-langkah
pengamanan, karena bakteri ini berbahaya. Kocok kuat-kuat supaya bakteri
menyebar. Sesudah 5 menit (4,5 menit dibiarkan, 0,5 menit untuk
pemindahan) diambil satu mata jarum ose, kemudian inokulasi pada
nutrient agar dalam cawan petri. Selanjutnya 5 menit kemudian diambil lagi
dan inokulasi pada nutrient agar (untuk pengamatan 10 menit), 5 menit
setelah itu diambil lagi untuk pengamatan 15 menit. Inkubasi cawan petri
dalam inkubator 37oC, selama 48 jam dan diamati hasil pertumbuhan bakteri
pada 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.
Hasil pengujian koefisien fenol menurut SNI 06-1842-1995 adalah:
𝑎
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐹𝑒𝑛𝑜𝑙 =
𝑏
sebanyak tiga ulangan. Sampel yang menghasilkan zona hambat pada media
uji dianggap positif memiliki aktivitas antibakteri
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33
4.1.2. Viskositas
7000
6000
5000
Viskositas (cP)
4000
F1
3000
F2
2000 F3
1000
0
0 20 40 60 80 100 120
Kecepatan perputaran (RPM)
4.1.3. Pengujian pH
(Fauziah, 2010). Bobot jenis yang paling mendekati bobot jenis air adalah
F3 (bentonit) yaitu 1,058 ± 0,003 g/ml.
Salah satu faktor yang mempengaruhi bobot jenis adalah viskositas
atau kekentalan, viskositas berbanding lurus dengan bobot jenis, semakin
besar viskositas suatu zat maka semakin besar pula berat jenisnya (Ansel,
1989). Hal ini sesuai dengan hasil pengujian viskositas sediaan, dimana F3
(bentonit) menunjukkan viskositas yang paling rendah.
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap pengujian bobot
jenis formula cairan pembersih lantai kaolin - bentonit menunjukkan data
terdistribusi secara normal dan hasil uji statistik One way ANOVA
menunjukkan nilai Sig < 0,05 yang berarti bahwa variasi jenis tanah
berperngaruh nyata terhadap bobot jenis sediaan. Uji lanjut Tukey HSD
antara F1, F2 dan F3 memiliki nilai sig < 0,05 yang berarti ada perbedaan
bobot jenis yang bermakna antara ketiga formula tersebut.
F3 1 kali 100%
Parameter F1 F2 F3 Hasil
Pengujian Terbaik
Bobot Jenis 1,087 1,070 1,058 F3
Persayaratan
Hasil
No Kriteria Uji Satuan
Fenol dan Uji
Senyawa lain
Turunanya
1 Mh - 6 – 11 6 – 11 7,80
2 Koefisien - Minimum Minimum 4,17
Fenol 2,50 2,50
3 Stabilitas
Emulsi dalam
air sadah:
Keterangan :
a= Angka pengenceran terbesar sampel yang membunuh Salmonella
typhi dalam 10 menit
b= Angka pengenceran terbesar fenol yang membunuh Salmonella
typhi dalam 10 menit
Angka pengenceran terbesar sampel yang membunuh Salmonella
typhi dalam 10 menit (a) adalah 1:375 sedangkan Angka pengenceran
terbesar fenol yang membunuh Salmonella typhi dalam 10 menit (b) adalah
1:90.
Hasil pengujian koefisien fenol yang dilakukan menunjukkan hasil
4,17. Hasil tersebut sudah sesuai dengan SNI Cairan Pembersih Lantai yang
menunjukkan standar minimal koefisien fenol dari cairan pembersih lantai
adalah 2,5.
Analisa ini dilakukan dengan cara mencelupkan kain yang telah direndam
dalam pengotor berupa larutan kecap, setelah itu dilakukan pengukuran
terhadap kekeruhan dari air rendaman kain tersebut. Pengukuran dilakukan
menggunakan spektrofotometri UV – Vis pada panjang gelombang 450 nm.
Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 450 nm dikarenakan warna
akhir dari larutan perendaman adalah kuning. Berdasarkan hubungan antara
warna dengan panjang gelombang sinar tampak, cairan berwarna kuning
diamati pada panjang gelombang 450 – 480 nm.
Kekeruhan air cairan pembersih lantai F3 adalah 0,7284 dan untuk
kekeruhan air cairan pembersih lantai komersial adalah 0,861. Kekeruhan
yang didapat diasumsikan sebagai kotoran yang dapat diangkat oleh cairan
pembersih lantai. Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov antara formula
cairan pembersih lantai F3 dan cairan pembersih lantai komersial
terdistribusi secara normal dan hasil uji K-Independent T-test menunjukkan
nilai Sig < 0,02 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara kedua
cairan pembersih lantai tersebut. Daya deterjensi tergantung dari besar
kecilnya absorbansi yang dihasilkan, absorbansi yang dihasilkan larutan 1%
F3 lebih besar dari larutan 1% cairan pembersih komersial, dikarenakan
pada F3 mengandung tanah bentonit yang dapat mempengaruhi
absorbansinya sehingga daya deterjensi yang dihasilkan juga kurang baik
dibandingkan sediaan cairan pembersih lantai komersial.
Cairan pembersih lantai komersial yang digunakan memiliki bahan
aktif benzalkonium klorida (1,5%) yang merupakan surfaktan kationik dan
sekaligus sebagai disinfektan, benzalkonium klorida memang dikenal
sebagai bahan aktif pembersih lantai yang efektif dan efisien karena
memiliki dua fungsi sebagai surfaktan dan disinfektan dan sudah banyak
digunakan dipasaran.
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Keterangan: (a) dan (b) Hasil pengujian F3 terhadap bakteri M. luteus; (c) dan (d)
Hasil pengujian F3 terhadap bakteri E. coli; (e) dan (f) Hasil pengujian
Basis Cairan Pembersih Lantai terhadap bakteri E. colli
Gambar 4.2. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri dari F3 dan Kontrol Basis
Cairan Pembersih Lantai
Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antibakteri pada table 4.9,
cairan pembersih lantai yang mengandung bentonit memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri E. coli dan M. luteus yang memiliki zona
hambat masing-masing 3,50 cm dan 1,65 cm sedangkan aktivitas antibakteri
dari basis cairan pembersih lantai tanpa tanah menunjukkan hasil aktivitas
antibakteri hanya pada E. coli sebesar 2,07 cm. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa aktivitas antibakteri dari sediaan cairan pembersih lantai yang
mengandung tanah bentonit (F3) lebih baik dibandingkan basis cairan
pembersih lantai yang tanpa penambahan tanah.
Bentonit adalah clay yang sebagian besar terdiri dari montmorillonit
dengan mineral-mineral minor seperti kwarsa, kalsit, dolomit, feldspars dan
mineral minor lainnya. Mineral montmorillonit dalam bentonit dapat
menempel pada permukaan sel bakteri sehingga mengganggu permeabilitas
selnya dalam membunuh sel bakteri tersebut (Dastjerdi, et al., 2010).
Montmorillonit merupakan bagian dari kelompok smectic dengan
komposisi kimia secara umum (Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O (Alemdar, et.
Al., 2005). Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma
yang berperan sebagai barrier permeabilitas selektif, membawa fungsi
transpor aktif dan kemudian mengontrol komposis internal sel. Jika fungsi
integritas membran sitoplasma dirusak, makro molekul, dan ion keluar dari
sel kemudian sel rusak atau terjadi kematian. Membran sitoplasma bakteri
mempunyai struktur berbeda disbanding sel binatang dan dapat dengan
mudah dikacaukan oleh agen tertentu (Jawetz, et al.,2005) Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sediaan cairan pembersih lantai yang mengandung
tanah bentonit memiliki aktivitas antibakteri.
5.1. Kesimpulan
1. Variasi komposisi tanah yang digunakan dalam formulasi berpengaruh
nyata antara bentonit dan kaolin terhadap sifat fisika kimia cairan
pembersih lantai.
2. Konsentrasi optimum dari natrium metasilikat untuk mendapatkan sifat
fisikokimia dan stabilitas sediaan formulasi cairan pembersih lantai anti
najis yang terbaik adalah 2%.
3. Cairan pembersih lantai F3 sudah memenuhi syarat mutu SNI 06-1842-
1995 yang meliputi pH, koefisien fenol dan stabilitas emulsi air sadah.
4. Cairan pembersih lantai F3 yang mengandung bentoni 10% memiliki
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Micrococus
luteus.
5.2. Saran
Perlu dilakukan uji daya bersih yang lebih tepat untuk cairan pembersih
lantai
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
51
DAFTAR PUSTAKA
Handi, Abdullah. 2008. Tanah Steril dan Sabun Cair Tanah Steril Sebagai Bahan
Antimikroba Terhadap Air Liur Anjing. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor
Hargreaves, T. 2003. Chemical Formulation : An Overview Surfactant-based
Preparation Used in Everyday Life. Cambridge : RSC Paperbacks.
Hermawan, A., Hana, W dan Wiwiek T. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli dengan Metode Diffusi Disk. Surabaya: Univerisitas Airlangga
Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
Medika. Jakarta
Juariah, Siti. 2014. Aktivitas Senyawa Antibakteri Bintang Laut (Asteris forbesii)
Terhadap Beberapa Jenis Bakteri Patogen. Tesis. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Khoirunnisa’. 2010. Perilaku Thaharah (Bersuci) Masyrakat Bukit Kemuning
Lampung Utara “Tinjauan Sosiologi Hukum”. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Komandoko, Gamal. 2010. Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Yogyakarta : Pustaka
Widyatama
Krisnandi, dkk. 2013. Bentonit Alam Tapanuli Diinterkalasi Surfaktan Kationik
Benzil Trimetilamonium Klorida (BTM-CI) Sebagai Adsorben p-
Klorofenol dan Fenol. Depok: Departemen Kimia FMIPA UI
Kristijarti Prima, Ign Suharto dan Marieanna (2013) Penentuan Jenis Koagulan
dan Dosis Optimum Meningkatkan Efisiensi Sedimentasi dalam Instalasi
Pengolahan Air Limbah Pabrik Jamu X, Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan.
Lyman, C. Fiori, and E. Lifshin. 1992.Scanning electron microscopy and X-ray
microanalysis : A text for biologist, materials Scientist, and cytologists, 2nd
ed. Plemun Press, New York, New York, 820 p.
Lynn, J.L. 2005. Detergents and Detergency. Didalam Fereidoon S. (Eds.)
2005.Baileys Industrial Oil and Fat Products From Oil and Fats.New Jersey
: John Wiley & Sons
http://connection.ebscohost.com/c/articles/90473257/study-requirement-
clay-islamic-cleansing-halal-food-industry
Rowe, Raymond C.,Paul J Sheskey dan Sian C Owen. 2099. Handbook of
Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press
Sarwat Ahmad, Lc. 2010. Fiqih Thaharah. Seri Fiqih Islami -01. Jakarta: DU
Center Press
Sasser, S.L. 2001. Consumer Design Making Contest 2001-2002 Study Louide
Loundry Detergent. Texas Agriculture Extension Service
Schlegel Hans G,. 1994. Mikrobiologi Umum. Penterjemah Tedjo Baskoro. Edisi
keenam. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
Septiani, Shanti., Wathoni, Nasrul., dan Mita, Soraya. 2011. Formulasi Sediaan
Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo (Gnetum gnemon
Linn.). Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Somani, S.B., Ingole, W.N., and Kulkarni, S.N. (2011). Disinfection of Water by
Using Sodiun Chloride (NaCl) and Sodium Hypochlorite (NaOCl).
Shegaon: Shri Sant Gajanan Maharaj College of Engineering.
Standarisasi Nasional Indonesia. 1995.Cairan Desinfektan Pembersih Lantai, SNI
06-1842-1995. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Suena, Ni Made Dharma Shantini. 2015. Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi dengan
Kombinasi Suspending Agent PGA dan CMC-Na. Akademia Farmasi
Saraswati Denpasar Bali
Sulistiyani TR. 2006. Isolasi dan karakterisasi antibiotic dari isolate aktinomisetes
tanah. Pulau Timor Bagian Barat (NTT). Bogor: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Sulistyoningsih dan Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryani, A.,I. Sailah, dan E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi
Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor
Susilawati & Nurul Alam Naqiatuddin. 2014. Chemical Activation of Bentonite
Clay and Its Adsorption Properties of Methylene Blue, Jurnal Natural Vol.
14, No. 2, 7-12, September 2014 ISSN 1141-8513. Banda Aceh : Fakultas
MIPA Universitas Syiah Kuala
LAMPIRAN
Lampiran 2. Hasil Cairan Pembersih Lantai Kaolin-Bentonit (F1, F2, F3, F4, F5,
dan F6)
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Lampiran 3. Hasil Evaluasi dan Hasil Uji Statistik Viskositas Cairan Pembersih
Lantai Kaolin-Nanobentonit (F1, F2 dan F3)
F2 5 4220 21,1
6 3590 21,6
10 2410 24,1
12 2110 25,3
20 1460 29,2
30 1100 33,1
50 780 39,1
60 686 41,7
100 500 50,2
F3 5 3280 16,6
6 2820 16,9
10 1930 19,3
12 1700 20,4
20 1210 24,3
30 950 28,5
50 690 34,5
60 620 37,2
100 450 45,7
Uji Normalitas Viskositas Cairan Pembersih Lantai Kaolin-Bentonit (F1, F2 dan
F3)
Lampiran 3. Lanjutan
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
Tujuan: untuk melihat data viskositasterdistribusi normal atau tidak.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pengujian_Viskositas ,347 9 ,003 ,721 9 ,003
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan : Data dari uji viskositas tidak terdistribusi secara normal maka
dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis
Test Statisticsa,b
Pengujian_Visk
ositas
Chi-Square 7,200
df 2
Asymp. Sig. ,027
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: formula
Lampiran 4. Hasil Evaluasi dan Hasil Uji Statistik pH Cairan Pembersih Lantai
Cair Kaolin-Bentonit (F1, F2 dan F3)
Hasil Pengujian pH Cairan Pembersih Lantai Anti Najis (sebelum penambahan
Asam Sitrat)
Percobaan F1 F2 F3
1 13,473 13,275 12,544
2 13,252 13,560 12,712
3 13,694 13,845 12,628
Lampiran 4. Lanjutan
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
Tujuan: untuk melihat data pH cairan pembersih lantai terdistribusi normal
atautidak.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pengujianpH .193 9 .200* .907 9 .297
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 4. Lanjutan
4. Uji Tukey
Tujuan: mencari tahu data pH mana yang relatif berbeda.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: pengujianpH
Tukey HSD
Mean 95% Confidence Interval
(I) formula (J) formula Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1.000 2.000 -.087000 .174561 .875 -.62260 .44860
3.000 .845000* .174561 .007 .30940 1.38060
2.000 1.000 .087000 .174561 .875 -.44860 .62260
3.000 .932000* .174561 .004 .39640 1.46760
3.000 1.000 -.845000* .174561 .007 -1.38060 -.30940
2.000 -.932000* .174561 .004 -1.46760 -.39640
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kesimpulan: perbedaan yang bermakna pada nilai pH terjadi antaraF1 dengan F3
dan F2 dengan F3, sedangkan antara F1 dengan F2 tidak terjadi
perbedaan bermakna.
Lampiran 5. Hasil Evaluasi dan Hasil Uji Statistik Bobot Jenis Cairan Pembersih
Lantai Kaolin-Bentonit (F1, F2 dan F3)
𝐶
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =
𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
F1
F2
F3
Lampiran 5. Lanjutan
Perhitungan Bobot Jenis
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Lampiran 5. Lanjutan
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
Tujuan: untuk melihat data bobot jenis terdistribusi normal atau tidak.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pengujian_Bobotjenis ,156 9 ,200* ,951 9 ,703
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan: bobot jeniscairan pembersih lantai terdistribusi normal.
4. Uji Tukey
Tujuan: mencari tahu data bobot jenis mana yang relatif berbeda.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Pengujian_Bobotjenis
Tukey HSD
Mean Difference 95% Confidence Interval
(I) formula (J) formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,000 2,000 ,017000* ,002906 ,003 ,00808 ,02592
3,000 ,029000* ,002906 ,000 ,02008 ,03792
2,000 1,000 -,017000* ,002906 ,003 -,02592 -,00808
3,000 ,012000* ,002906 ,015 ,00308 ,02092
3,000 1,000 -,029000* ,002906 ,000 -,03792 -,02008
*
2,000 -,012000 ,002906 ,015 -,02092 -,00308
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Kesimpulan: perbedaan yang bermakna pada nilai bobot jenis terjadi antar ketiga
formula.
Lampiran 6. Lanjutan
Lampiran 6. Lanjutan
Formula Vo Vu F
F1 10 9,9 0,99
F2 10 9,0 0,90
F3 10 9,6 0,96
Formula Perhitungan
9,9
F1 𝐹= = 0,99
10
9
F2 𝐹= = 0,90
10
9,6
F3 𝐹= = 0,96
10
Lampiran 7. Hasil Evaluasi dan Hasil Uji Statistik Daya Deterjensi Cairan
Pembersih Lantai F3 dan Cairan Pembersih Lantai Komersial
(Lynn, 2005)
Komersial
T1 0,034 0,035 0,036
OD 0,024 0,034 0,044
T2 1,286 1,011 1,037
Daya Deterjensi 0,687 0,941 0,957
Lampiran 7. Lanjutan
1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov Smirnov Test
Tujuan: untuk melihat data daya deterjensi cairan pembersih lantai terdistribusi
normal atau tidak.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Daya_Bersih ,261 6 ,200* ,868 6 ,217
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan : Hasil Data daya deterjensi dari cairan pembersih lantai terdistribusi
normal
Lampiran 7. Lanjutan
3. Uji Independent Samples Test
Tujuan: mengetahui apakah ada atau tidaknya perbedaan pada data daya deterjensi cairan pembersih lantai
Daya Bersih Cairan Pembersih Lantai F3 dan Cairan Pembersih Lantai Komersial
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Daya deterjensi Equal variances
assumed 1,629 ,271 -7,174 4 ,002 -,235933 ,032889 -,327248 -,144618
Equal variances
-7,174 3,061 ,005 -,235933 ,032889 -,339425 -,132442
not assumed
Kesimpulan : terdapat perbedaan bermakna antara kedua cairan pembersih lantai tersebut
Lampiran 9. Hasil Uji SNI Cairan Pembersih Lantai dari PT. Sucofindo