Anda di halaman 1dari 1

BAB 1.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Populasi lansia di Yogyakarta saat ini tergolong cukup tinggi. Namun, hal ini tidak
diimbangi dengan tingkat kesehatan para lansia. Banyak lansia mengalami penyakit metabolik
seperti hipertensi, hiperkolesterol, dan hiperurisemia. Sebagai contoh, sasaran kami adalah Dukuh
Geneng, memiliki jumlah lansia yang mengalami hipertensi sekitar 25 orang. Sedangkan jumlah
lansia di dukuh tersebut berjumlah sekitar 60 orang. Oleh karena itu, Pemerintah dan masyarakat
perlu bekerjasama dalam menjaga kesehatan para lansia dengan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan maupun membimbing serta mengarahkan para lansia untuk menjalankan hidup sehat.
Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana
pada pasal 19 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007 tentang pembentukan
Posyandu, disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah membantu
penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara
optimal. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini,
pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang (Erfandi, 2008).
Program pelayanan kesehatan di posyandu lansia salah satunya adalah Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi Lansia, serta menggunakan
bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut (Depkes, 2003). Selama ini PMT dilakukan
secara rutin,namun kurang memperhatikan aspek kesehatan dan gizi setiap lansia. Padahal,
kesehatan adalah masalah individual dimana setiap orang memerlukan penanganan yang berbeda
sesuai dengan penyakit yang diderita.

Anda mungkin juga menyukai