Anda di halaman 1dari 2

1.

Tahapan pelaksanaan
a. Meninjau posyandu lansia
Tahap pertama inidilakukan untuk mendapatkan informasi selengkapnya agar tercapainya
pelaksanaan program di posyandu lansia dengan baik.
b. Identifikasi kebutuhan program
Pada tahap ini, kami mematangkan kembali konsep yang telah dirumuskan terkait dengan
program yang akan dilaksanakan dan identifikasi permasalahan kesehatan lansia agar
sesuai dengan penyuluhan dan pelatihan yang akan dilakukan.
c. Penentuan ahli gizi sebagai narasumber
Penyuluhan dan pelatihan pada kader posyandu dilakukan oleh ahli gizi agar dapat
maksimal dalam pemberian pengetahuan mengenai menu diet yang sesuai dengan
permasalahan kesehatan atau penyakit yang diderita lansia.
d. Penyusunan buku panduan dan poster
1) Buku panduan dan poster merupakan sarana untuk mendukung program penyuluhan
dan pelatihan pada kader posyandu. Buku panduan tersebut memuat: a. Bahan-bahan
makanan yang sehat dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi,
hiperkolesterol, dan hiperurisemia.
b. Tata cara memasak yang sesuai dengan penderita hipertensi, hiperkolesterol, dan
hiperurisemia.
2) Contoh menu makanan sehat yang baik dikonsumsi setiap hari dan dapat diberikan
setiap posyandu dilaksanakan, serta sesuai dengan pendapatan posyandu.
3) Resep memasak makanan sehat bagi penderita hipertensi, hiperkolesterol, dan
hiperurisemia.
Buku panduan disusun dengan jelas, singkat, dan semenarik mungkin. Buku panduan
diberikan kepada para kader posyandu dan keluarga lansia supaya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Poster “MBAH KUAT” digunakan untuk memudahkan para kader posyandu dalam
memahami makanan apa saja yang sesuai dengan permasalahan penyakit metabolik.
e. Publikasi pengukuran kesehatan lansia
Publikasi pengukuran kesehatan lansia terhadap kader posyandu dan perwakilan keluarga
lansia dilakukan tiga hari sebelum program dilaksanakan dengan bantuan Kepala Dukuh
Geneng.
f. Pengukuran kondisi kesehatan lansia
Pengukuran kondisi kesehatan lansia dengan mengukur tensimeter, kolesterol, dan asam
urat. Pengukuran tersebut dilakukan bersamaan dengan posyandu lansia yang
dilaksanakan pada tanggal 11 setiap bulannya.
g. Publikasi program “MBAH KUAT”
Publikasi adanya program penyuluhan, pelatihan, dan pameran makanan sehat terhadap
kader posyandu dan perwakilan keluarga pasien dengan bantuan Kepala Dukuh Geneng.
h. Meninjau tempat kegiatan
Persiapan sekaligus penataan peralatan dan perlengkapan yang digunakan saat program
“MBAH KUAT” berlangsung, seperti meja, kursi, dan alat serta bahan lainnya.
i. Pelaksanaan program penyuluhan, pelatihan, dan pameran makanan sehat
Para kader posyandu akan diberikan penyuluhan dan pelatihan oleh ahli gizi serta
diperlihatkan contoh makanan sehat bagi lansia. Muatan program yang paling penting
adalah para kader posyandu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyediakan
menu diet kepada lansia penderita hipertensi, hiperkolesterol, dan hiperurisemia. Setelah
program selesai dilaksanakan, para kader akan mendapatkan sertifikat atas partisipasinya
dalam penyuluhan dan pelatihan program “MBAH KUAT”.
j. Peninjauan kembali dusun pasca penyuluhan dan pelatihan “MBAH KUAT” serta
melakukan pelatihan pengukuran kolesterol dan asam urat
Setelah kader diberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai program “MBAH KUAT”,
akan dilakukan pemantuan ke dusun tersebut dan akan dilakukan pembagian makanan
sehat kepada lansia secara langsung. Selain itu akan diadakan pelatihan kader posyandu
mengenai pegukuran kolesterol dan asam urat, supaya setiap enam bulan sekali kader
posyandu dapat mengukur secara mandiri, sehingga kesehatan lansia lebih terkontrol.
k. Evaluasi
Mengambil data kesehatan lansia setelah penerapan program “MBAH KUAT” di
posyandu lansia untuk evaluasi program.

Anda mungkin juga menyukai