Anda di halaman 1dari 10

IMPACT OF EVIDENCE-BASED

INTERVENTIONS ON WOUND
COMPLICATIONS AFTER
CESAREAN DELIVERY
Journal October 2017
LATAR BELAKANG
Sejumlah intervensi berdasar evidence-based telah diajukan untuk
mengurangi komplikasi luka post SC. Contoh dari beberapa intervensi tersebut
adalah pemberian antibiotik preoperative di waktu yang benar, pemilihan
antiseptic kulit yang cocok, penutupan lapisan subkutan, dan penutupan kulit
subkutikuler dengan jahitan bukan dengan staples.
OBJEKTIF
Peneliti berusaha untuk memperkirakan dampak dari kelompok yang
mendapat intervensi berdasar evidence-based sesuai prosedur operasi
(antibiotik profilaksis yang diberikan sebelum insisi kulit, chlorhexidine alkohol
untuk antiseptik kulit, penutupan lapisan subkutan, dan penutupan kulit
subcutikuler dengan jahitan) pada komplikasi luka setelah kelahiran SC dan
untuk memperkirakan risiko residual faktor komplikasi luka.
DESIGN STUDY
Penelitian ini menggunakan analisis sekunder dari data percobaan random terkontrol
dari alkohol-chlorhexidine vs alcohol-iodine sebagai antiseptic kulit pada pasien SC
dari tahun 2011-2015.
Outcome primer dari analisis ini adalah gabungan dari berbagai komplikasi yang
meliputi infeksi pada area operasi, selulitis, seroma, hematoma, dan separasi dalam
waktu 30 hari.
Risiko terjadinya komplikasi pada wanita yang memperoleh 4 intervensi berdasar
evidence-based (antibiotik profilaksis dalam waktu 60 menit sebelum waktu SC dan
sebelum insisi kulit, alkohol-chlorhexidine untuk antiseptik kulit dengan waktu
pengeringan 3 menit sebelum insisi, penutupan lapisan subkutaneus jika dalamnya >=
2 cm, dan penutupan kulit subkutikuler dengan jahitan) dibandingkan dengan wanita
yang tidak mendapat intervensi tersebut.
Peneliti melakukan analisis regresi logistic terbatas pada pasien yang memperoleh
semua intervensi berdasar evidence-based untuk mengestimasi faktor risiko residual
untuk komplikasi luka dan infeksi pada bagian operasi.
HASIL
Pada 1082 pasien dengan data follow up, 349 (32,3%) menerima semua intervensi
berdasar evidence-based dan 733 (67,7%) tidak menerima intervensi.
Resiko terjadinya komplikasi luka menurun secara signifikan pada pasien yang menerima
semua intervensi berdasar evidence-based dibandingkan dengan mereka yang tidak
menerima (20,3% vs 28,1%; resiko relatif yang disesuaikan 0,75; tingkat kepercayaan 95%,
0,58-0,95).
Dampak muncul terutama saat dilakukan pemotongan area infeksi operasi.
Di antara pasien yang menerima intervensi berdasarkan evidence-based, pasien SC yang
tidak terjadwal adalah satu-satunya yang memiliki faktor risiko yang signifikan untuk
terjadinya komplikasi luka (27,5% vs 16,1%; resiko relative yang disesuaikan 1,71; tingkat
kepercayaan 95%, 1,12-2,47) dan infeksi area operasi (6,9% vs 1,6%; risiko relative 3,74;
tingkat kepercayaan 95%, 1,18-11,92).
Faktor risiko lain yaitu obesitas, merokok, DM, chorioamnionitis, riwayat operasi, dan tipe
insisi kulit tidak signifikan pada pasien yang menerima 4 intervensi berdasar evidence-
based.
KESIMPULAN
Implementasi dari intervensi berdasar evidence-based menurunkan risiko
terjadinya komplikasi luka secara signifkan, akan tetapi risiko residual masih
tinggi, sehingga disarankan perlunya dilakukan intervensi, khususnya pada
pasien yang berisiko tinggi mengalami komplikasi luka bahkan setelah
menerima intervensi berdasar evidence-based.
PATIENT
• 1082 pasien yang memiliki data follow up sampai pada 30 hari setelah SC
• 349 menerima intervensi berdasar evidence-based
• 733 tidak menerima intervensi
• Pasien hamil yang memiliki jadwal SC dan tidak memiliki jadwal SC pada
bulan September 2011-Juni 2015
INTERVENSI
• Wanita yang mendapatkan 2 gram cefazolin preoperative yang memiliki
berat maternal <120 kg dan 3 gram untuk yang memiliki berat maternal >=
120 kg.
• Pasien dengan alergi penicillin atau cephalosporin mendapatkan 2mg/kg
gentamicin dan 900 mg clindamycin.
• Antiseptik kulit terdiri dari alkohol-chlorhexidine atau alcohol-iodine dengan
pemberian secara random.
• Penutupan jaringan subkutaneous.
• Penutupan kulit subkutikuler.
COMPARISON
• Pasien yang tidak mendapat intervensi
OUTCOME
• Kombinasi dari intervensi berdasar evidence-based yang dilakukan dapat
menurunkan risiko terjadinya komplikasi luka post SC dan infeksi area
operasi.
• Akan tetapi, bahkan setelah menerima semua intervensi evidence-based
tersebut, risiko terjadinya komplikasi tetap tinggi dan tidak dapat dijelaskan
penyebabnya.
• Penemuan ini menyoroti bahwa dibutuhkan tambahan intervensi yang
inovatif untuk menurunkan risiko morbiditas infeksi pada pasien post SC,
terutama pada pasien yang melakukan operasi tidak terjadwal yang
memiliki risiko untuk mengalami infeksi bahkan setelah mendapatkan
intervensi berdasar evidence-based.

Anda mungkin juga menyukai