Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2018 Tiffany Dyah Rinanti
REFLEKSI KASUS 20164011189

Rangkuman Kasus

Seorang perempuan usia 23 tahun G1P0A0 dengan umur kehamilan 8 minggu datang ke
rumah sakit atas rujukan dari puskesmas karena didapatkan kadar gula darah sewaktu 181
mg/dl. Menurut keterangan pasien, tidak ada keluhan lain yang menyertai. Pasien
mengatakan sebelumnya tidak pernah memeriksa kadar gula darah sehingga tidak tahu
apakah sebelum hamil kadar gula darahnya tinggi atau tidak. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi, hipertensi, asma, ataupun penyakit lain. Terdapat riwayat penyakit diabetes melitus
dalam keluarganya, yaitu ayah pasien menderita DM sejak 10 tahun yang lalu. Di rumah
sakit, pasien melakukan pengecekkan lab ulang. Didapatkan hasil gula darah puasa 143 mg/dl
dan gula darah 2 jam setelah makan 252 mg/dl. Pada pemeriksaan didapatkan :

Tekanan darah : 108/80 mmHg

Nadi : 95x/menit

Suhu : 36 ‘C

RR : 18x/menit

BB : 64 kg

TB : 150 cm

Usia pernikahan pasien 3 bulan. HMPT : 16/05/17. HPL : 23/02/18. Pasien belum pernah
menggunakan KB.

Pertanyaan
1. Bagaimana kriteria diagnosis untuk diabetes melitus gestasional?
2. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi diabetes melitus gestasional ?

Jawaban
1. Penegakkan diagnosis ini dibagi menjadi 2, yaitu bagi yang berisiko dan tidak berisiko.
Adapun faktor risiko diabetes melitus gestasional meliputi :
 Obesitas
 Riwayat diabetes melitus gestasional sebelumnya
 Glucosuria

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Tiffany Dyah Rinanti
REFLEKSI KASUS 20164011189

 Riwayat keluarga dengan diabetes


 Abortus berulang
 Riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi <4000 gram
 Riwayat preeklamsia
a. Diagnosis pada pasien dengan faktor risiko (WHO)
Kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl
(disertai gejala klasik hiperglikemia)
Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl
Kadar glukosa 2 jam setelah TTGO > 200 mg/dl
Kadar HbA1C > 6,5 %
Hasil yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO
di usia kehamilan antara 24-28 minggu.
b. Pemeriksaan konfirmasi untuk ibu hamil tanpa faktor risiko (IADPSG)
Dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu dengan cara :
 Minta ibu untuk makan makanan yang mengandung cukup karbohidrat minimal
3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
 Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian
diikuti pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan
kadar glukosa darah dilakukan 1 jam berikutnya serta 2 jam kemudian.
Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila ditemukan :
Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl
Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl
Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl

2. Penatalaksanaan
a. Tujuan penatalaksaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah
puasa < 95 mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl.
b. Pengaturan diet perlu dilakukan :
 BB ideal pada pasien ini (Broca) = 90% x (TB-100) = 90% x 50 = 45 kg.
 Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25)+10-30% tergantung aktivitas fisik + 300 kal
untuk kehamilan = (45x25)+20%+300 = 1434 kalori.
 Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30 % tergantung tingkat kegemukan. Bila
kurus, ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB.

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Tiffany Dyah Rinanti
REFLEKSI KASUS 20164011189

 Kebutuhan kalori total = 1425 kalori.


 Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB
c. Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila pengaturan
diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah.
d. Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/hari = 32 – 96
unit.
Cara pemberian insulin berdasarkan kadar glukosa darah setelah gagal dengan
perencanaan makan :

Kadar Glukosa Jadwal Pemberian Insulin


Darah 7.00 13.00 19.00 22.00
Puasa tinggi,
- - - M
2 jam PP normal
C-M 2/3 - C-M 1/3 -
Puasa tinggi,
atau atau atau atau
2 jam PP tinggi
C C C M

Jenis insulin :
• Insulin kerja cepat :
Humulin R (40 IU, 100 IU); Actrapid Human 40, 100
• Insulin kerja menengah :
Humulin R (40 IU, 100 IU); Monotard Human 40, 100; Insulatard Human 40,
100
• Insulin kerja campuran :
Human 30/70 (40 IU, 100 IU); Mixtrard 30/70
e. Penanganan Obstetri
Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan :
 Pengukuran tinggi fundus uteri.
 Mendengarkan denyut jantung janin secara khusus menggunakan USG dan
CTG.
 Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu sejak
usia kehamilan 36 minggu.
 Skor <5 merupakan tanpa gawat janin dan indikasi untuk melakukan seksio
sesarea. Lakukan amniosintesis dahulu sebelum terminasi kehamilan bila
usia kehamilan <38 minggu untuk memeriksa kematangan janin.

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Tiffany Dyah Rinanti
REFLEKSI KASUS 20164011189

 Skor >6 menandakan janin sehat dan dapat dilahirkan pada umur kehamilan
aterm dengan persalinan normal.
 Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal,
tawarkan persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk
mencegah distosia bahu.
 Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu
dengan riwayat diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes setiap
3 tahun seumur hidup.

Referensi
Cunningham FG, Lenevo KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. 23rd ed. New York:
McGraw-Hill Medical; 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia; 2013.
Saifuddin. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ed.
1, Cet. 5. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Yogyakarta, 22 Januari 2018


Dokter Pembimbing

dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG

Anda mungkin juga menyukai