PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Setiap tahun, lebih dari 700.000
cacat badan terbesar dari seluruh penyakit (Goldzmin & Caplan, 2017)
Indonesia menaik dari 7 % menjadi 10,9 %. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup
mengonsumsi buah dan sayur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga
kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (50,2%) dan terendah pada kelompok usia
15-24 tahun yaitu sebesar 0,6%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih
hasil rekapitulasi Dinas Kesehatan Kota Surakarta mencapai 2385 kasus pada
tahun 2013 dari 2152 kasus pada tahun 2012. Kelurahan Pucang Sawit merupakan
1
2
salah satu kelurahan di Kecamatan Jebres dengan penderita stroke yang paling
Pucang Sawit mengalami penurunan angka kejadian stroke yaitu pada tahun 2012
penderita stroke sebanyak 710 orang menjadi 629 orang di tahun 2013 (Prabawati,
2014).
hemiplegia (kelumpuhan) merupakan salah satu bentuk defisit motorik. Hal ini
Latihan Range Of Motion adalah salah satu bentuk rehabilitasi awal pada
penderita stroke (Sugijati, 2014). Latihan Range of Motion merupakan salah satu
(Agonwardi & Budi, 2016) melakukan survey di bangsal Saraf RSUP Dr.
Dari hasil wawancara, keluarga mengatakan (100 %) tidak bisa melakukan latihan
ROM.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
2. Tujuan Umum
melakukan ROM.
D. Manfaat
2. Bagi masyarakat
3. Bagi pendidikan
latihan ROM.
E. Keaslian Penelitian
a. (Giawa & Nababan, 2019) Pengaruh ROM pada pasien stroke iskemik
Kediri 2014.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Stroke
1. Pengertian
syaraf yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
2. Etiologi
a. Trombosis Serebri
biasanya dapat terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
1) Aterosklerosis
darah
b. Emboli
c. Hemoragik
d. Hipoksia Umum
adalah:
e. Hipoksia Lokal
adalah:
3. Patofisiologi
area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah
ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
thrombus dapat berasal dari plak arterosklerosis, atau darah dapat beku
pada area yang stenosis, tempat aliran darah akan lambat atau terjadi
terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus yang pecah dari
1) Iskemia jaringan otak pada area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang bersangkutan.
Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar dari area
infark ini sendiri. Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau
fatal bila tidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah
pembuluh darah, maka akan terjadi abses atau ensefalitis, atau jika
magnum.
untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversibel bila infark lebih
dari 10 menit. Infark serebri dapat terjadi oleh karena gangguan yang
(Muttaqin, 2014).
4. Manifestasi Klinis
melihat pada malam hari dan tidak menyadari obyek atau batas
a. Defisit Motorik
mengalami kelemahan wajah, lengan, dan kaki pada sisi yang sama
menelan.
12
b. Defisit Sensori
c. Defisit Verbal
bicara tetapi tidak masuk akal; serta afasia global yang merupakan
d. Defisit Kognitif
penilaian.
e. Defisit Emosional
perasaan isolasi.
13
5. Komplikasi
tertekan.
6. Penatalaksanaan
a. Farmakologi
antara lain :
2) Anti koagulan
b. Non Farmakologi
dengan :
3) Terapi Bicara
4) Fisioterapi
stroke berulang.
1. Pengertian
hidup sehat.
a. Sasaran Primer
b. Sasaran Sekunder
massa.
c. Sasaran Tersier
sumberdaya.
18
a. Metode ceramah
c. Metode panel
f. Metode symposium
19
g. Metode demonstrasi
1. Pengertian
ROM dan pasien merasa haus maka pasien diberikan minum terlebih
2. Klasifikasi ROM
yaitu :
3. Tujuan ROM
(Smeltzer & Bare, 2012) menjelaskan tujuan dari ROM adalah sebagai
berikut :
4. Manfaat ROM
a. Fraktur
b. Trauma
c. Kelemahan otot
d. Kecacatan
6. Indikasi
berikut:
a. Pasien stroke
b. Kelemahan otot
7. Kontra indikasi
8. Gerakan ROM
sebagai berikut:
sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan, lalu memegang tangan
posisi sebelumnya.
f. Rotasi Bahu
lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan
semula.
dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan yang
telapak kaki pasien dan satu tangan lain di atas pergelangan kaki,
pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain, kemudian
D. Konsep Keluarga
1. Pengertian
pernikahan, darah atau adopsi yang tinggal dalam satu rumah tangga
2. Tugas keluarga
kesehatan.
masalah kesehatan.
disekitarnya.
E. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
(Notoatmodjo, 2014) :
a. Umur
b. Pendidikan
d. Hubungan Sosial
bertambah.
e. Pengalaman
F. Konsep Motivasi
1. Pengertian
latin “moreve” yang berarti dorongan dari dalam diri manusia, untuk
antara lain :
lingkungan.
30
diubah.
yaitu :
sesuatu.
berkeyakinan bahwa hal itu baik dan sesuai dengan norma atau
motivasinya.
32
4. Klasifikasi motivasi
b. Motivasi sedang
G. Kerangka Teori
Stroke
Penatalaksanaan
Hemiparase
Non Farmakologi :
- Latihan ROM
- Terapi bicara
- Perubahan posisi
Aktif : Pasif :
- Keluarga - Keluarga
- Perawat - Perawat
- Pasien - Fisioterapi
- Fisioterapi
Pengetahuan keluarga
tentang ROM
H. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Defisit Motorik: Keluarga : keluarga tentang
Stroke ROM
Hemiparase ROM
- Pengetahuan
keluarga
- Motivasi Motivasi melakukan
keluarga
ROM pada pasien
pasca stroke
Pendidikan
Kesehatan tentang
latihan ROM
Ket. :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
I. Hipotesis
- Ho : Tidak ada pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
motivasi melalui pendidikan kesehatan latihan ROM pada keluarga
pasien pasca stroke.
- Ha : Ada pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan motivasi
melalui pendidikan kesehatan latihan ROM pada keluarga pasien pasca
stroke.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
K : Subyek penelitian
I : Intervensi
1. Lingkup Sasaran
Sasaran dari penelitian ini adalah keluarga pasien yang berada di Poli
2. Lingkup Tempat
36
3. Lingkup Waktu
1. Populasi
pasien pasca stroke yang mengantar kontrol rutin di Poli Syaraf RSUD
Kota Surakarta.
2. Sampel
penelitian ini sampel diambil dari keluarga pasien pasca stroke yang
a. Besar Sampel
b. Teknik sampling
1) Kriteria Inklusi
tulis.
di Poli Syaraf.
2) Kriteria Eksklusi
di Poli Syaraf.
38
D. Variabel
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
stroke.
E. Definisi Operasional
F. Instrumen
1. Bentuk Instrumen
2. Uji Instrumen
penelitian.
1. Pengolahan Data
yaitu:
a. Editing
b. Coding
entry data.
c. Processing
program komputer.
d. Cleaning
2. Analisis Data
a. Analisa univariat
b. Analisa Bivariat
42
H. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
rutin periksa atau berobat di Poli Syaraf RSUD Kota Surakarta untuk
2. Tahap pelaksanaan
a) Pre Test
b) Intervensi
43
c) Post Test
yang sama saat pre test. Seelah itu peneliti melakukan pengolahan
3. Tahap akhir
I. Etika Penelitian
Secara umum bahwa prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data
1. Informed consent
dan kerahasiaan.
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
4. Ethical Clearance
Surat ini bertujuan agar responden diperlakukan sesuai hak dan tidak