Anda di halaman 1dari 3

HIZIB ROSUL

Hizib Rosululloh SAW yang disebut do’a “DOA’UL FARAZ” merupakan Hizib Yang Ampuh Dijaman

Peperangan Badar,Khaibar,dan Mu’tah dan Besar Sekali Karamahnya, Hizib tersebut telah mat’sur dari
rosululloh SAW,Diantaranya Adalah :

Diampuni Dosanya.

Untuk Keselamatan Dunia Dan Akhirat

Menarik Rezeki Dan Kekayaan

Menghilangkan Bahaya Yang Genting

Menghilangkan Kesusahan dan Kesulitan dan Kepayahan


Selamat Dari Bencana, Mententramkan qolbu Dan Multi Fungsi.

BIS..

ALLOHOMMAH RUSNI BI AINIKAL LATTI LATANAMU WAKNUFNI BIKANAFIKA L LADZI LAYUROMU WARHAMNI

BI QUDROTIKA ALAYYA ANTA TSIQOTI WAROJA-I FAKAM MIN NI’MATIN AN AMTA BIHA ALAYYA QOLA LAKA

BIHA SYUKRI WAKAM MIN BALLIYYATIB TALAYTANI BIHA QOLA LAKA BIHA SHOBRI FAYAMAN QOLLA INDA

NI’MATI SYUKRI FALAM YAHRIMNI WAMAN QOLLA INDA BALA IHI SHOBRI FALAM YAHDZULNI WAYAMAN

ROONI ALAL KHOTOYA FALAM YAFDHOHNI WAYA DZAL MA’RUFIL LADZI LAYANG QODI ABADAN WAYA
DZAN NA’MA’IL LATI LATUHSHO ADADAN,

AS-ALUKA ANTUSHOLI WA TUSSALLIM ALA MUHAMDDIN WA ALA ALI MUHAMDIN KAMA SHOLAITA WA

BAROKTA ALA IBROHIM INNAKA HAMIDUM MAJID, WABIKA AD-RO-U FII NUHURIL A’-DADAA-’I WAL

JABBARINA , ALLOHUMMA A-INNI ALA DIINI BI DUNYAYA WA ALA AKHIROTI BIT TAQWA, WAHFADNI FIMA

GHIBTU ANHU WALA TAQILNI ILA NAFSI FIIMA HADHORTU YA-MAN LA TADHURUHUDZ DZUNUBU WALA
TANGQUSUHUL MAGHFIROTU HABLI MALA YADURUKA WAGHFIRLI MALA YANGQUSUKA

YA ILLAHI AS-ALUKA FAROJAN QORIBAN WASHOBRON JAMILAN WA RIZQON WASI-AN WA AS-ALUKAL

AFIYATA MIN KULLI BALLIYATIN WA AS-ALUKA S SYUKRO ALA AFIYATI WA AS-ALUKA DAWAMAL AFIYATI WA

AS-ALUKA TAMAMAL AFIYATI WA AS-ALUKA L GHINAA ANIN NASI WALA HAWLA WALA QUWWATA ILLA
BILAHIL ALIYIL ADZIM WASHOLALLOHU ALA SAYIDINA MUHAMDIN WA ALA ALIHI WASHOHBIHI WASALAM.

Dibaca Sholat Hajat 40x selama 40 malam


Sholat 5 waktu Subuh dan Maghrib 7x.

Tawasulnya sama dg yang diatas ditambah:

Tsumma illa Man azazani…Bi Hadza Hizbi Wajami-i Silsilati Wasanadihi Wal ahidzina Minhum Wawalidayya
Wawalidihim wa dzawil Huquqil Wajibati alayya Wa alaihim Wa Kaffatil Muslimina Wal Muslimati Wal
Mu’minina Wal Mu’minati Syaiun lilahi Lahumul Al-fatihah..(7X)
HIJIB BARQI

Para pejuang kemerdekaan kita dulu memiliki semangat bertempur yang luar biasa. Mereka sangat

percaya diri maju ke medan laga tanpa takut mati. Bila memang sudah tiba saatnya takdir dari Tuhan
menjemput, saat tidur di kasur empuk pun orang pasti akan menemui ajal.

Pasrah dan ikhlas atas menerima apa yang terjadi memang sebuah keharusan. Namun ini tidak boleh

diartikan kita pasif dan kehilangan jati diri. Ya, pada kasus-kasus yang khusus jangan lupakan ikhtiar

untuk “mempertahankan diri”. Sebab mempertahankan diri dari serangan adalah sebuah perintah Tuhan

juga. Kita ingat bagaimana Rasulullah, Muhammad SAW dulu harus berdarah-darah di medan perjuangan

menegakkan kebenaran Tuhan. Bahkan, tidak ada satu pun utusan Tuhan yang bisa hidup melenggang

tanpa ada rintangan. Perjalanan hidup mereka tidak seperti melaju di jalan tol yang lurus dan lempang.
Tapi berliku dan penuh aral yang melintang.

Kita bisa memaklumi, kenapa dulu para shaolin, siswa vihara Budha harus melatih dirinya dengan berbagai

ilmu perang agar bisa mempertahankan diri dari serangan para ninja. Padahal kita tahu, ajaran Budha
sangat menonjolkan perdamaian dan menekankan kebersatuan dan harmoni dengan alam (tao).

Selain raga yang terlatih, para pejuang gigih membekali diri dengan olah batin/olah rasa dengan tingkat

kedisiplinan yang luar biasa. Hasilnya pasti berbeda bila mereka tidak membekali diri dengan latihan olah

batin. Yang gigih mengolah batin dengan amalan khusus akan selamat, dan tidak pernah mengolah
batinnya akan celaka.

Salah satu contoh, dalam latihan olah batin Jawa diajarkan bagaimana menghilang dari kejaran musuh

dengan amalan khusus yaitu Aji Panglimunan, atau mampu berlari dengan sangat cepat tanpa bisa

terkejar musuh dengan amalan Aji Bayu Bajra, Ajian Kulhu Sungsang untuk menolak tenung, ajian Welut

Putih untuk berkelit dari kepungan dan sebagainya. Bila pejuang tersebut tidak memiliki dua amalan

ampuh ini, dengan mudah mereka tertangkap dan dihukum mati. Ya, hukum alam pasti berlaku. Maka,
mereka yang akan maju perang harus bersiap dengan ilmu-ilmu kesaktian.

Bagaimana di jaman sekarang? Apakah masih relevan memiliki amalan-amalan khusus seperti ini?

Jawabannya masih. Kenapa? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya menggunakan kacamata awam saja.

Bahwa kejahatan ada dimana-mana. Setiap hari, perampokan, penculikan, pemerkosaan, pembunuhan,

kekerasan ada di sekeliling kita. Kita tidak pernah menduga, kejahatan itu ada begitu dekat dengan

keseharian kita. Kalau pun kita sudah “selamat” dari kejahatan jalanan tersebut, kita masih belum benar-

benar “aman” dari kejahatan yang dilakukan para koruptor, para makelar kasus, para pemimpin (sejatinya
penjahat) yang berkedok pejuang rakyat.
Saya memiliki banyak pengalaman. Dulu, hampir setiap saat menginvestigasi para penjahat jalanan ini.

Tidak untuk saya gebuki, namun untuk saya wawancarai agar mengetahui motivasi apa mereka melakukan

kejahatan. Saya juga memiliki pengalaman bergaul dengan para pejabat. Hampir setiap saat, saya melihat

bagaimana pencurian-pencurian uang negara dan penyalahgunaan wewenang mereka lakukan. Keduanya

sama-sama merugikan orang lain untuk memenuhi hasrat/nafsu/egonya pribadi. Tidak ada kata “saya
terpaksa melakukan kejahatan”. Sebab pilihan lain yang tanpa kejahatan pasti ada.

Kalau suatu hari perut saya lapar, saya tidak perlu mencuri uang tetangga karena ini kejahatan. Saya bisa

mencari makan dengan ikut mencuci piring tetangga, teman, sahabat, atau orang lain yang punya rumah

makan. Sehingga akhirnya muncul rasa belas kasihan mereka sehingga saya diberi makan. Jadi tidak ada

alasan kita harus melakukan kejahatan dengan mencuri uang. Kalau suatu hari saya butuh mobil maka

saya tidak boleh merampok bank untuk membeli mobil. Kenapa? Sebab selalu ada alternatif yang bisa kita
pilih agar kita tidak melakukan kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai