Anda di halaman 1dari 21

KEBIJAKAN PENATAAN TOKO SWALAYAN DAN

PUSAT PERBELANJAAN
DIREKTORAT BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI
DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Yogyakarta, 14 Februari 2019

1
DASAR HUKUM DAN ARAH KEBIJAKAN RITEL MODERN

Perpres 112/2007 Permendag 70/2013


jo. Permendag 56/2014
tentang
Penataan dan Pembinaan tentang
Pasar Tradisional, Pusat Pedoman Penataan dan
Perbelanjaan dan Toko Pembinaan Pasar Tradisional,
Modern. Pusat Perbelanjaan
dan Toko Modern
Sedang finalisasi revisi RPerpres

Arah Kebijakan Ritel Modern

“Mewujudkan ekonomi berkeadilan dan mengatasi ketimpangan yang terjadi di


sektor ritel sehingga toko swalayan dan ritel tradisional (pasar rakyat dan
warung-warung) dapat tumbuh dan berkembang serasi dan
saling melengkapi satu sama lain”.
Kebijakan
Pemerataan
Kemitraan dan
Ekonomi
Ketentuan lokasi Jam Operasional
Fasilitas
Penyerapan Melalui
Perdagangan
bagi UMKM
Produk Lokal Sektor Ritel
STRATEGI KEBIJAKAN PEMERATAAN
EKONOMI MELALUI SEKTOR RITEL

Lokasi pendirian harus


sesuai zonasi serta jarak WARALABA
minimal dengan pasar PEMASOK UKM
rakyat

Jam buka Toko Swalayan


selain minimarket mulai
jam 10 pagi sehingga
tidak bersaing dengan
pasar rakyat PASAR RAKYAT

KEMITRAAN

Wajib menyediakan
barang dagangan
produksi dalam negeri Toko Swalayan wajib
minimal 80% menyampaikan rencana
Kepemilikan MINIMARKET
Diutamakan kepada pelaku kemitraan dengan UMKM
usaha yang berdomisili sesuai pada saat pengajuan izin
dengan lokasi Minimarket usaha
KETENTUAN PENDIRIAN DAN PERPRES 112/2007
DRAFT PERPRES
RENCANA PENYEMPURNAANNYA

MINIMARKET BOLEH DRAFT PERPRES :


BERLOKASI PADA DALAM HAL BERLOKASI DI
SETIAP SYSTEM KAWASAN PERUMAHAN,
JARINGAN JALAN MINIMARKEt HANYA DAPAT
BERLOKASI DI PUSAT NIAGA
KAWASAN PERUMAHAN

BERPEDOMAN WAJIB MEMATUHI KETENTUAN


PADA RTRW, RDTR PENDIRIAN JUMLAH SERTA JARAK DENGAN
& ZONASI PASAR TRADISIONAL ATAU TOKO
ECERAN TRADISIONAL

TIDAK BERLAKU BAGI TOKO


DRAFT PERPRES : SWALAYAN YANG
MELENGKAPI DOKUMEN TERINTEGRASI DENGAN
MENGACU PADA ANALISA KONDISI PUSAT PERBELANJAAN ATAU
RTRW, RDTR, ATAU SOSIAL EKONOMI PUSAT NIAGA YANG TELAH
ZONASI MASYARAKAT SETEMPAT MEMILIKI IZIN
4 Republic of Indonesia
The Ministry of Trade of the
TOKO SWALAYAN
Adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran.
Berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang
berbentuk Perkulakan.

Jenis Luas Investa Jam kerja Sistem Penjualan


(m2) si Asing (waktu dan Jenis Barang Dagangan
(m2) setempat)

Minimarket ≤400 Tertutup Tidak diatur Menjual secara eceran barang


Supermarket konsumsi terutama produk
400 - >1.200 Senin s/d
makanan dan produk rumah
5.000 Jum’at
tangga lainnya yang dapat
Hypermarket 10.00 s./d
> Terbuka berupa bahan bangunan,
22.00
5.000 furniture dan elektronik
Department ≥ 400 400 – Sabtu dan Menjual secara eceran barang
Store 2000 Minggu konsumsi utamanya produk
maks 10.00 s/d sandang dan perlengkapannya
67% 23.00 dengan penataan barang
berdasarkan jenis kelamin
>2.000 dan/atau tingkat usia
(Terbuka) konsumen
Perkulakan > Terbuka Tidak diatur Menjual secara grosir barang
5.000 konsumsi
PERIZINAN TOKO SWALAYAN

berubah SIUP Bidang Usaha Toko Swalayan


IUTM/IUTS menjadi Akan diterbitkan melalui Online Single Submission (OSS) yang
diproses oleh PTSP Kab/Kota
Langkah Mudah Melalui OSS
PERUBAHAN PARADIGMA PERIZINAN
BERUSAHA MELALUI OSS

8
PROSEDUR PENGAJUAN SIUP BIDANG USAHA TOKO SWALAYAN
MELALUI OSS

KETERANGAN :
1. Pelaku usaha mengajukan
1 permohonan SIUP Toko Swalayan
OSS 2. OSS menerbitkan SIUP Toko
2 Swalayan namun belum berlaku efektif

6 3. Pelaku Usaha menyampaikan


dokumen persyaratan pemenuhan
komitmen
4. PTSP Kab/Kota menyetujui atau
4
menolak permohonan SIUP Toko
Swalayan
Pelaku Usaha 5. PTSP Kab/Kota menerbitkan surat
3
persetujuan pemenuhan komitmen
6. OSS menerbitkan SIUP Toko
5 Swalayan yang telah berlaku efektif

PTSP
Kab/kota

9
KETENTUAN BARANG DAGANGAN TOKO SWALAYAN

PENDUKUNG
PRODUK USAHA MINIMARKET
IMPOR UTAMA
MAKS 20% MAKS 10%
MEREK
SENDIRI
MAKS 15%

BARANG
DAGANGAN

TIDAK DIPERBOLEHKAN MENJUAL


PRODUK SEGAR CURAH DAN
MINUMAN BERAKOHOL
PENGECUALIAN PENYEDIAAN BARANG DAGANGAN
PRODUKSI DALAM NEGERI PALING SEDIKIT 80%

Toko swalayan yang berbentuk stand alone brand dan/atau outlet/toko khusus (specialty
stores), dalam hal barang dagangan :

a. memerlukan keseragaman produksi


(uniformity) dan bersumber dari satu
kesatuan jaringan pemasaran global (global
supply chain); atau

b. memiliki brand/merek sendiri yang sudah


terkenal di dunia (premium product) dan belum
memiliki basis produksi di Indonesia; atau

c. berasal dari negara tertentu untuk memenuhi


kebutuhan warga negaranya yang tinggal di
Indonesia

PERMENDAG 56 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENDAG 70/2013


11
KEMITRAAN TOKO SWALAYAN

PERDAGANGAN UMUM
1. Kerjasama pemasaran :
Memasarkan barang UMKM yang dikemas atau dikemas ulang dengan merek pemilik barang,

POLA merek Toko swalayan (Private Label) atau merek lain yang disepakati dalam rangka
meningkatkan nilai jual barang

2. Penyediaan lokasi usaha :


KEMITRAAN Pusat Perbelanjaan wajib menyediakan tempat usaha untuk UMK dengan harga jual atau biaya
sewa yang sesuai dengan kemampuan UMK, atau yang dapat dimanfaatkan oleh UMK melalui
kerjasama lain.

3. Penyediaan Pasokan
Mengutamakan pasokan barang produksi dalam negeri yang dihasilkan UMKM sepanjang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Toko Swalayan

TOKO SWALAYAN
WARALABA
RENCANA KETENTUAN KEMITRAAN TOKO SWALAYAN
DENGAN TOKO ECERAN TRADISONAL

Kerjasama pasokan barang

DRAFT PERPRES
Minimarket Berjejaring, Supermarket, Hypermarket dan Perkulakan yang
menjual barang konsumsi sehari-hari yang menjual barang konsumsi
sehari-hari wajib melakukan kerjasama pasokan barang ke toko eceran
tradisional skala usaha mikro sesuai dengan lokasi usaha.

The Ministry of Trade of 13


the Republic of Indonesia
KETENTUAN PERSYARATAN PERDAGANGAN ANTARA
PEMASOK DAN TOKO SWALAYAN

“Apabila dalam kerjasama usaha diatur syarat - syarat


perdagangan, maka harus tertulis berbahasa Indonesia, TOKO SWALAYAN
jelas, wajar, berkeadilan dan saling menguntungkan serta
disepakati kedua belah pihak tanpa tekanan”

Kerjasama Pasokan

Pemasok

 Pemasok hanya dapat dikenakan biaya-biaya yang berhubungan  Toko Swalayan dan Pemasok bersama-sama membuat
langsung dengan penjualan barang paling banyak 15% di luar perencanaan promosi baik untuk barang baru maupun untuk
potongan harga reguler, kecuali ditetapkan lain sesuai barang lama untuk jangka waktu yang telah disepakati
kesepakatan.  Toko Swalayan dapat dikenakan denda apabila tidak memenuhi
 Pemasok dan Toko Swalayan bersama-sama membuat pembayaran tepat pada waktunya sesuai kesepakatan kedua
perencanaan promosi baik untuk barang baru maupun untuk belah pihak;
barang lama untuk jangka waktu yang telah disepakati  Toko Swalayan dapat mengembalikan barang yang baru
 Penggunaan jasa distribusi Toko Swalayan tidak boleh dipaksakan dipasarkan kepada Pemasok tanpa dikenakan sanksi sepanjang
kepada Pemasok yang dapat mendistribusikan barangnya sendiri setelah dievaluasi dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak
sepanjang memenuhi kriteria (waktu, mutu, harga barang, jumlah) memenuhi target yang telah ditetapkan bersama; dan
yang disepakati kedua belah pihak.  Toko Swalayan harus memberikan informasi tertulis paling sedikit
 Pemasok dapat dikenakan denda apabila tidak memenuhi jumlah 3 (tiga) bulan sebelumnya kepada Pemasok apabila akan
dan ketepatan waktu pasokan sesuai kesepakatan kedua belah melakukan stop order delisting atau mengurangi jenis barang atau
pihak; SKU (Stock Keeping Unit) Pemasok.

14
Sumber : Pasal 9 Permendag 70/2013
PASOKAN BARANG PRODUKSI UMKM

• Toko Swalayan mengutamakan pasokan barang produksi UMKM


• Pembayaran untuk nilai pasokan sampai dengan Rp.10.000.000,- dapat dilakukan
dengan cara :
1. dibayar langsung secara tunai pada hari pembayaran, atau
2. dalam jangka waktu 15 hari setelah seluruh dokumen penagihan diterima.
3.berlaku untuk setiap 1 outlet/gerai atau dalam jaringan usaha.
• dibebaskan dari pengenaan biaya administrasi pendaftaran barang (listing fee)
PERAN PEMERINTAH DAERAH
1. Mengatur dan menetapkan Zonasi dalam rangka menjaga
keseimbangan antara jumlah pasar tradisional dengan
pusat perbelanjaan dan toko modern.
2. Menetapkan Jumlah pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan
toko swalayan dan menetapkan Jarak antara pusat
perbelanjaan dan toko modern dengan pasar tradisional
dan toko eceran tradisional.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan toko modern dan pusat perbelanjaan.
4. Melakukan fasilitasi terhadap UMKM.
5. Mendorong toko modern dan pusat perbelanjaan
mengembangkan pemasaran UMKM.
PERAN PELAKU USAHA
1. Mematuhi ketentuan pendirian, perizinan dan legalitas usaha.
2. Mematuhi ketentuan barang dagangan seperti produk dn 80%,
pendukung usaha utama 10%, private label 15% , counter
image, minol dll.
3. Mematuhi ketentuan persyaratan perdagangan dengan
pemasok.
4. Melakukan kemitraan dengan UMKM.
5. Melaporkan kepada dinas perdagangan setiap semester terkait:
a. Jumlah gerai yang dimiliki
b. Omset penjualan seluruh gerai
c. Jumlah UMKM yg bermitra
d. Jumlah tenaga kerja yg diserap
POKOK-POKOK KRUSIAL RANCANGAN PERUBAHAN
PERPRES 112 TAHUN 2007 TENTANG PENGEMBANGAN, PENATAAN, DAN
PEMBINAAN PASAR RAKYAT, PUSAT PERBELANJAAN, DAN TOKO SWALAYAN
1. Pembangunan Pasar Rakyat
a. Penambahan ketentuan terkait pembangunan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas
pengelolaan Pasar Rakyat.
b. Penambahan ketentuan terkait pembangunan pasar rakyat pasca bencana.

2. Pendirian Pasar Rakyat, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Swalayan


Semula : wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
dan Peraturan Zonasi.
menjadi : cukup berpedoman pada salah satu dari Rencana Tata Ruang Wilayan (RTRW), Rencana Detil
Tata Ruang (RDTR) atau Peraturan Zonasi.
3. Lokasi Pendirian Minimarket Berjejaring
semula : boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan
pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam kota/perkotaan
menjadi : dapat berlokasi di setiap sistem jaringan jalan dan rumah susun, namun dalam hal berlokasi di
kawasan perumahan, hanya dapat berlokasi di Pusat Niaga kawasan perumahan.

4. Batasan Luas Lantai Penjualan


a. Department Store semula di atas 400 m2 (empat ratus meter persegi) menjadi paling sedikit 200
m2 (dua ratus meter persegi).
b. Perkulakan semula di atas 5.000 m2 (lima ribu meter persegi) menjadi paling sedikit 2.000 m2 (dua
ribu meter persegi).
POKOK-POKOK KRUSIAL PERUBAHAN PERPRES (2)

5. Kemitraan
a. Penambahan ketentuan terkait kerjasama usaha pemasokan barang antara Toko Swalayan dengan
toko eceran tradisional skala Usaha Mikro yang selanjutnya akan diatur lebih lanjut dalam
Permendag.
b. Penambahan ketentuan terkait kemitraan antara pemasok dan toko swalayan diawasi oleh KPPU
berkoordinasi dengan instansi terkait.

6. Kepemilikan
Penambahan ketentuan terkait batasan kepemilikan gerai/outlet yang selanjutnya akan diatur lebih
lanjut dalam Permendag

7. Perizinan
a. Kewenangan perizinan semula dilimpahkan ke Pemerintah Daerah menjadi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perizinan berusaha terintegrasi secara
elektronik (Online Single Submission / OSS).
b. Penambahan ketentuan terkait kewajiban pelaku usaha menempatkan nomor izin usaha dan izin
komersial atau operasional serta nama Pelaku usaha pada tempat yang strategis dan mudah
terlihat.
HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIDISKUSIKAN LEBIH LANJUT

Apakah toko skala usaha mikro kecil perorangan yang berkonsep swalayan dan Koperasi di dalam lembaga
pendidikan dan perkantoran yang berkonsep swalayan perlu diatur jaraknya dengan pasar rakyat dan
warung-warung ? Jika tidak perlu, maka jenis toko tersebut cukup memiliki SIUP umum bukan SIUP Toko
Swalayan.

Apakah masih perlu diatur batasan barang pendukung usaha utama di Toko Swalayan ? Jika iya, maka apa
definisi barang pendukung usaha utama dan bagaimana ketentuannya ?

Apakah masih perlu diatur batasan penyediaan barang merek sendiri (private label) di Toko Swalayan ? Jika
iya, selain dikecualikan untuk kemitraan, apakah ada ketentuan pengecualian lainnya ?

Kelengkapan dokumen analisa sosial ekonomi dikecualikan untuk pendirian Toko Swalayan selain
minimarket.
1. Hal-hal apa saja yang perlu dikaji dalam dokumen analisa sosial ekonomi ?
2. Apa saja kendala-kendala dalam membuat dokumen analisa social ekonomi ?
3. Pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam pembuatan dan verifikasi dokumen analisa sosial ekonomi ?
Terima Kasih
www.kemendag.go.id

21

Anda mungkin juga menyukai