Anda di halaman 1dari 2

Nama : LANA

Kelas : VI
Absen : 06

BATARA KALA (DONGENG GERHANA BULAN


DAN MATAHARI)

Gambar: Para Warga sedang Memukul Lesung

Ada sebuah mitos tentang awal mula terjadinya gerhana


matahari dan bulan: Suatu hari Batara Guru, pemimpin para dewa
mengundang semua dewa-dewi untuk meminum air suci di Surga.
Air ini dinamakan Tirta Amertasari yang berarti "air abadi".
Siapapun yang meminumnya tidak akan pernah mati, dan akan
hidup selamanya.
Batara Kala (Kalaharu) adalah raksasa jahat yang sangat
kuat. Dia selalu membunuh manusia, terutama anak-anak, dan
semua orang takut padanya. Batara Kala tidak diundang karena
kejahatannya. Namun, diam-diam dia terbang ke surga dan mencuri
beberapa tetes air. Batara Surya (Dewa Matahari) dan Batara
Candra (Dewa Bulan) mengetahuinya dan segera melaporkan ke
Batara Guru. Batara Guru memerintahkan Batara Wisnu (Dewa
Pemelihara Alam/Pelindung) untuk merebut kembali Tirta
Amertasari. Kemudian Batara Wisnu mengambil senjata ampuhnya
yaitu Chakra.
Ketika Batara Kala meminum Tirta Amertasari dan baru
sampai ke kerongkongannya, Batara Wisnu keburu menebas
batang leher Batara Kala dengan senjata Chakra. Batang tubuh
Batara Kala melayang jatuh ke bumi, menjelma menjadi lesung
kayu. Sementara kepalanya melayang diangkasa, tetap hidup abadi
karena telah terlanjur meminum tirta amertasari.
Batara Kala tetap dendam pada Batara Surya (Dewa
Matahari) dan Batara Candra (Dewa Bulan) yang telah
memergokinya mencuri Tirta Amertasari. Batara Kala sangat marah
dengan Batara Surya dan Batara Candra dan terus berusaha untuk
menelan mereka, tetapi mereka selalu berhasil melarikan diri.
Batara Kala menjadi marah dan setiap saat dia tidak pernah
berhenti mengejar mereka.
Untuk menolong Batara Surya dan Batara Candra, Batara
Wisnu memerintahkan para penduduk bumi agar memukul lesung
kayu untuk membuat banyak suara saat terjadi gerhana, yang
berarti sebagai pertanda bahwa munculnya Batara Kala. Suara itu
akan membantu Batara Surya dan Batara Candra untuk melarikan
diri dari Batara Kala. Hingga saat ini orang memukul lesung
kayu/alat seperti penumbuk padi ketika mereka melihat gerhana.
Inilah asal usul terjadinya gerhana matahari dan bulan menurut
mitos.

Anda mungkin juga menyukai