Anda di halaman 1dari 9

HOMILITIK II

KHOTBAH
Matius 25:1-13
“Gadis-Gadis yang Bijaksana dan Gadis-Gadis yang Bodoh”

Disusun Oleh:

Nama : Lusi Loisa Waropen


Nim : 12306 3004 12 1050
Semester : VII/Ganjil
Prodi : Teologi
Dosen : Pdt. I.Warikar, M.Th

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA GKI I.S.KIJNE


JAYAPURA
2015
2

KHOTBAH

Matius 25:1-13

Nats : Ayat 10b. “datanglah mempelai itu dan mereka yang


telah siap sedia masuk bersam- sama dengan dia ke
ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup”

Tema : Siap Sedia menanti kedatangan Yesus

Pendahuluan

Injil Matius di tulis oleh Matius salah seorang dari murid Yesus.
Matius ini merupakan seorang yang berprofesi sebagai
pemungut cukai (Mat 10:3) yang juga bekerja sama dengan
penjajah. Injil Matius di tulis untuk orang percaya bangsa
Yahudi, guna untuk mengajar orang Yahudi dengan teliti dan
cermat bagaimana Yesus telah mengenapi nubuat-nubuat PL dan
telah meletakan dasar bagi Gereja Kristen. Namun Injil ini
bukan semata-mata hanya untuk orang Yahudi saja melainkan
ditujukan kepada seluruh gereja, sesuai dengan amanat Yesus
sendiri.
3

ISI

Civitas akademika yang Kristus Kasihi….. Dari


pembacaan kita di pagi hari ini, di awali dengan sebuah
pernyataan tentang hal kerajaan sorga yang diumpamakan
seperti kisah 10 orang gadis. Dalam ayat 1 di catat bahwa matius
mengumpamakan “hal kerajaan sorga itu seperti sepuluh gadis,
yang mengambil pelitannya dan pergi menyongsong mempelai
laki-laki”. Kata gadis berarti menunjuk kepada perempuan yang
belum menikah/ dalam bacaan ini mereka diartikan sebagai
gadis pengiring pengantin. Sedangkan mempelai laki-laki berarti
calon suami atau orang yang mengambil seorang istri.

. Pada ayat pertama Matius mengatakan bahwa “pada


waktu itu” . kata pada waktu itu dalam ayat ini menjelaskan
tentang waktu yang akan datang atau hari depan yang akan tiba.
Dimana keadaan atau situasi kedatangan kerajaan sorga
(kedatangan anak manusia) akan sama seperti kisah sepuluh
orang gadis yang mempersiapkan pelitanya dan pergi
menyongsong mempelai laki-laki.

Kisah dalam pembacaan ini sebenarnya mencerminkan


situasi perkawinan yang biasa terjadi di palestina pada abad
kedua. Dimana tamu-tamu pesta itu dihibur dirumah pengantin
perempuan sampai larut malam. Di situ mereka menunggu
pengantin laki-laki, yang kedatanganya diberitahukan oleh para
utusan. Beberapa waktu setelah matahari terbenam (di
perumpamaan ini sekitar tengah malam) pengantin laki-laki
datang untuk menjemput pengantinya dan membawanya
kerumah ayahnya. Di rumah ayah dari pengantin lelaki itu,
upacara pernikahan akan berlangsung. Baik kedatangan
4

pengantin pria kerumah pengantin perempuan dan iringan-


iringan kerumah ayah pengantin pria dikawal dengan lampu-
lampu terang, terutama obor/sulu adalah (suatu batang kayu
yang salah satu ujungnya dibalut dengan kain yang direndam
dalam minyak). Seperti dalam Yohanes 18:3 masing-masing
obor ini hanya bisa menyala dalam lima belas menit, kemudian
harus diberi minyak lagi. Bila dalam rombongan ada orang-
orang yang tidak membawa lampu atau obor, mereka akan
dianggap sebagai penyusup-penyusup yang diam-diam ingin
masuk ke tempat pernikahan.

Civitas akademika yang Kristus Kasihi….. Saya


teringat tentang pernyataan dari salah seorang dosen yaitu Bapak
Bass Nanlohi dalam khotbahnya pada hari minggu kemarin,
Bapa mengatakan tentang kebiasaan mahasiswa yang suka
mengerjakan tugas mengunakan sistem SKS (sistem kebut
semalam). Padahal dosen sudah memberikan tugas itu satu bulan
sebelum, pada pertemuan pertama dengan mahasiswa, atau satu
minggu sebelum waktu kumpul mahasiswa sudah diberikan
tugas. Namun kebanyakan mahasiswa suka mengerjakan tugas
dengan menggunakan Sistem SKS, Sehingga dampak dari hasil
kerja mahasiswa tidak memuaskan. Di sini terlihat bahwa,
mahasiswa tidak memanfaatkan waktunya dengan baik,
mahasiswa selalu menganggap enteng tugas yang di berikan oleh
dosen, mahasiswa tidak setia mengerjakan tugas dan
mengumpulkan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Sehingga untuk mendapatkan kesempatan,
Mahasiswa memberikan banyak alasan kepada dosen, karena
belum menyelesaikan tugasnya. ( contoh : mahasiswa datang
kepada dosen dan mengatakan Bapa saya minta maaf, terlambat
5

kumpul tugas, karena lampu padam jadi saya harus tunggu


lampu menyala dulu baru saya print tugas, Adu ibu tinta print
habis jadi saya belum sempat print/copy tugas. Bapa saya sudah
kerja tugas tapi belum sempat save trus leptop padam jadi tugas
tidak tersimpan/ ibu saya punya leptob kena virus jadi tugas-
tugas semuanya hilang. Inilah berbagai macam alasan yang
disampaikan oleh mahasiswa, dengan harapan adanya pengertian
dari dosen dan mahasiswa kemudian memperoleh kesempatan
kedua untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Namun diantara
mahasiswa yang malas, terdapat pula mahasiswa yang benar-
benar serius dan setia dalam mengerjakan tugasnya, sehingga
mahasiswa itupun memperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
Tetapi ada juga mahasiswa yang berhasil mengumpulkan tugas
dengan menggunakan sistem SKS. Namun dampaknya adalah
Hasil kerja yang tidak maksimal. Hal lain adalah, ketika tiba
waktunya untuk presentasi, kelompok belum benar-benar siap
untuk tampil karena belum mempersiapkan diri dan tugas-
tugasnya dengan matang. Menurut saya hal ini memang benar,
karena saya juga sering mengerjakan tugas dengan
menggunakan sistem SKS, dan cara mengerjakan tugas seperti
inilah yang harus kita rubah.

Civitas Akademika yang Kristus Kasihi….. Pernyataan


ini mirip dengan kisah lima orang gadis yang bodoh. Dimana
mereka hanya datang dengan membawa pelita saja tampa
membawa minyak (mereka memang mempunyai pelita yang
berisi minyak tetapi minyak yang sedikit dan mereka tidak
membawa persediaan minyak lagi). Sikap lima orang gadis
bodoh ini menunjukan bahwa mereka tidak mempersiapkan diri,
tidak adanya kesiapan , tidak berjaga-jaga, dan tidak ada
6

kesiagaan Sehingga ketika tiba saatnya mempelai laki-laki itu


datang, mereka kemudian meminta sedikit minyak kepada lima
gadis yang bijaksana karena pelita mereka hampir padam. (Ayat
8). Namun kelima gadis yang bijaksana itu tidak memberikan
atau membagikan minyak mereka kepada lima gadis yang
bodoh. Gadis bijaksana menjawab “Tidak, nanti tidak cukup
untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada
penjual minyak dan beli disitu”. Dalam hal ini gadis-gadis yang
bijaksana ini bukanlah mementingkan dirinya sendiri tetapi
mereka bersikap realistis ‘kenyataan/sifat keadaan yang
sesungguhnya’ waktu mereka menolak untuk membagikan
minyaknya. Kelima gadis bijaksana (yaitu mereka yang benar-
benar mempersiapkan diri, adanya kesiapan yang matang,
mereka berjaga-jaga dan siap siaga). Selanjutnya,
Ketika gadis-gadis bodoh itu sedang pergi untuk membeli
minyak, maka datanglah mempelai laki-laki dan kelima gadis
yang telah siap sedia mereka masuk bersama-sama dengan
mempelai itu ke ruang perjamuan kawin (atau masuk ke rumah
tempat pesta pernikahan diadakan) lalu pintu ditutup. (pada ayat
yang ke 11), sewaktu Gadis-gadis bodoh itu kembali mereka
berkata : “Tuan,tuan bukakanlah kami pintu” tetapi Tuan itu
menjawab: “Aku berkata kepadamu sesungguhnya aku tidak
mengenal kamu”. “Karena itu berjaga-jagalah sebab kamu tidak
tahu akan hari maupun akan saatnya” (ayat 12-13 Merupakan
respon mempelai laki-laki kepada lima gadis yang bodoh).
Perkataan ini menunjukan kepada kedatangan anak manusia
yang tak terduga. Yesus didalam ayat ini sebenarnya mau
memperkenalkan diri-Nya bahwa Dialah sang mempelai itu,
yang akan datang kembali untuk kedua kalinya. Yaitu pada
7

waktu yang tidak diketahui oleh siapapun. Dan Dia menegaskan


bahwa setiap orang harus berjaga-jaga dalam penantian akan
kedatangan anak manusia. Yesus hanya mengenal orang yang
hidup sesuai dengan kehendaknya dan Ia menolak Orang yang
tidak hidup di dalam kehendak-Nya.

Civitas akademika yang Kristus Kasihi….. Dari Kisah


perumpamaan tentang sepuluh gadis ini, kita diajak untuk
melihat kembali dalam kehidupan kita masing-masing, apakah
sekarang kita ada didalam posisi kelima gadis yang bodoh atau
kelima gadis yang bijaksana ?. Hal terpenting yang dapat kita
ambil sebagai pelajaran adalah meneladani sikap hidup dari
kelima gadis yang bijaksana. Perumpamaan ini dengan jelas
menekankan bahwa semua orang percaya yaitu kita yang
percaya kepada Kristus harus senantiasa memperhatikan
keadaan rohani kita, Karena Kristus bisa datang pada saat yang
tidak diketahui dan tidak diduga. Kita harus bertekun didalam
iman supaya bila hari dan jam itu tiba kita akan diterima oleh
Tuhan. Jika kita terus hidup dalam kelalaian kita untuk
memelihara hubungan pribadi bahkan persekutuan kita dengan
Tuhan maka pada saat kedatangan-Nya kembali, kita akan
dikucilkan dari kehadiran dan kerajaan-Nya sebab kita tidak
dikenal oleh Dia. Yesus menekankan perlunya kesetiaan dan
kesiagaan sampai Ia kembali. Karena itu Minyak dalam
perumpamaan ini melambangkan iman yang sejati, kebenaran
dan kehadiran roh kudus yang terus-menerus dalam hidup setiap
orang percaya. Jika demikian kita telah mengetahui tentang
waktu kedatangan Tuhan itu merupakan suatu Misteri maka
marilah kita tetap setia berjaga-jaga dan bersiap siaga untuk
mempersiapkan iman dan memeliharanya dengan baik agar
8

ketika mempelai Yesus itu datang kita juga mendapat bagian


didalam perjamuan perkawinan yaitu Keselamatan.

PENUTUP

Pertanyaan bagi kita adalah: Sudahkan sebagai Orang percaya,


kita hidup Bijaksana di dalam kampus ini ?

Marilah kita mewujudnyatakan sikap hidup Bijaksana


didalam rumah kita ini, dalam hal Siap-Sedia, melaksanakan
tugas pelayanan kita dengan setia. Karena sikap ini merupakan
sikap prinsip yang harus dimiliki oleh setiap orang yang belajar
didalam kampus ini karena Gereja Tuhan membutuhkan orang-
orang yang siap sedia untuk dipakai.

Civitas akademika yang Kristus Kasihi….. Marilah kita


menunjukan Sikap hidup yang Bijaksana dalam kehidupan
Kampus tercinta kita . hendaklah sebagai mahasiwa kita
menunjukan sikap Bijaksana, dalam hal siap sedia untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban kita sebagai mahasiwa (
yaitu mengikuti perkuliahan dengan baik, mengerjakan tugas-
tugas yang diberikan oleh dosen, dan membayar Uang semester)
Juga sebagai dosen, Marilah menunjukan sikap Bijaksana, dalam
hal siap sedia memberikan pengajaran dengan setia kepada
mahasiswa. Tetapi juga sebagai Karyawan/i marilah juga
menunjukan sikap bijaksana dalam setiap tugasmu, yaitu siap
sedia, untuk melayani mahasiswa dan para dosen dalam
keberlangsungan proses belajar dan mengajar didalam kampus
9

ini. Dengan demikian sikap bijaksana itu akan terlihat dalam


kehidupan rumah besar STT karena kesetiaan dan kesediaan
setiap kita dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab kita
masing-masing baik sebagai dosen, karyawan/I dan sebagai
mahasiswa/i.

Marilah hidup Bijaksana supaya kitapun memperoleh


hati yang bijak dalam mempersiapkan kehidupan Rohani/iman
kita, supaya kita siap sedia utuk nmenyongsong kedatangan
Yesus Sang mempelai yang tak terduga itu.

Tuhan Memberkati kita dengan Firman-Nya dan biarlah Roh


Kudus memampukan kita untuk dapat hidup Setia dalam Iman
kita kepada Kristus. Amin.

Anda mungkin juga menyukai