Anda di halaman 1dari 242

Buku

Ajar

HERMENEUTIK
PERJANJIAN BARU
SUATU PERKENALAN

Pdt. Yusak B. Setyawan,S.Si,MATS,Ph.D


Dosen Fakultas Teologi UKSW

FAKULTAS TEOLOGI UKSW


SALATIGA 2016
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Daftar Isi

Bab 1 APA ITU HERMENEUTIK?

Bab 2 ALKITAB DAN BERBAGAI MACAM PENDEKATAN


HERMENEUTIK MODERN

Bab 3 HERMENEUTIK FILOSOFIS

Bab 4 HERMENEUTIK: DARI YESUS SAMPAI KEKRISTENAN


AWAL

Bab 5 UNSUR-UNSUR HERMENEUTIK

Bab 6 TERJEMAHAN PERJANJIAN BARU

Bab 7 STUDI HERMENEUTIK DENGAN PENDEKATAN SOSIO-


HISTORIS DAN PERBANDINGAN TERJEMAHAN

Bab 8 STUDI HERMENEUTIK MAT 9:18-26

Bab 9 STUDI HERMENEUTIK MATIUS 5 :38-42 (48)

Bab 10 STUDI HERMENEUTIK MAT 11:2-19

Bab 11 STUDI HERMENEUTIK LUK 17:20-35

Bab 12 STUDI HERMENEUTIK MARKUS 8:1-10

Bab 13 STUDI HERMENEUTIK LUKAS 7:36-50

2
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 1
APA ITU HERMENEUTIK?

Pengalaman Membaca Teks Perjanjian Baru


Bagi siapa saja yang berniat untuk memahami teks-
teks Perjanjian Baru, sangat penting untuk menyadari
bahwa teks-teks tersebut walaupun telah dibaca
berkali-kali tetap mengandung ketidak-jelasan. Teks-
teks tersebut sunguhpun telah sangat akrab, namun
ketika dibaca dengan seksama tidak serta merta
didapatkan pemahaman yang memadai. Perhatikan dua
teks Perjanjian Baru di bawah ini. Telah banyak
diketahui bahwa Yesus adalah Juruselamat, Kristus
dan Tuhan. Pengakuan tersebut adalah salah satu inti
dari keyakinan iman Kristen. Namun dalam kedua teks
tersebut, penafsir yang membaca dan menafsirkan
teks-teks tersebut akan berhadapan dengan berbagai
pertanyaan yang mungkin tidak pernah mereka pikirkan
sebelumnya apalagi ketika kedua teks tersebut
dipikirkan secara kritis dan serius.

Mark 3:31-35:
31. Lalu datanglah ibu dan saudara-
saudara Yesus. Sementara mereka berdiri
di luar, mereka menyuruh orang memanggil
Dia. 32 Ada orang banyak duduk
mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-
Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu
ada di luar, dan berusaha menemui
Engkau.“ 33 Jawab Yesus kepada mereka:
"Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-
Ku?“ 34 Ia melihat kepada orang-orang
yang duduk di sekeliling-Nya itu dan
berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-
Ku! 35 Barangsiapa melakukan kehendak
Allah, dialah saudara-Ku laki-laki,
dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-
Ku."

3
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Teks Markus 3:31-35 mengandung sejumlah pertanyaan.


Dalam ayat 31 dinyatakan bahwa Ibu dan saudara-
saudara Yesus datang ketika Yesus sedang dikelilingi
oleh orang banyak. Pertanyaan yang muncul adalah,
apa aktifitas yang sedang dilakukan oleh Yesus?
Mengapa orang banyak mengelilingi Yesus? Apakah
Yesus sedang mengajar? Dimana tempat ketika Yesus
dikelilingi orang banyak? Di sinagoge atau di sebuah
rumah? Pertanyaan lain yang muncul adalah mengapa
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang pada saat Yesus
sedang melakukan pembicaraan atau sedang mengajar?
Yang dimaksud dengan saudara-saudara Yesus itu
apakah benar-benar saudara kandung atau saudara
macam apa? Kalau benar Yesus mempunyai saudara-
saudara kandung, mengapa tidak pernah diceritakan
dalam teks Perjanjian Baru? Siapa nama dari saudara-
saudara Yesus dan berapa jumlah saudara Yesus?
Berapa laki-laki dan berapa perempuan saudara-
saudara Yesus tersebut? Apakah benar bahwa Yesus
bukan anak tunggal melainkan seseorang yang
mempunyai adik? Terhadap pernyataan Yesus "Siapa
ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?“ dalam teks
tersebut, apa maksudnya? Apakah pernyataan ini
berarti bahwa Yesus menolak kedatangan Ibu dan
saudara-saudaraNya? Apa maksud dari perkataan Yesus
"Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa
melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-
laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku"?
Apa yang dimaksud dengan melakukan kehendak Allah?
Apa reaksi Ibu dan saudara-saudara Yesus mendengar
perkataan dari Yesus? Mengapa teks tersebut tidak
menceritakan respon lebih lanjut dari Ibu dan
saudara-saudara Yesus?

Yohanes 10:7-21:

4
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

7 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku


berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah
pintu ke domba-domba itu. 8 Semua orang
yang datang sebelum Aku, adalah pencuri
dan perampok, dan domba-domba itu tidak
mendengarkan mereka. 9 Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan
selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput. 10 Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh
dan membinasakan; Aku datang, supaya
mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan. 11 Akulah
gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
12 sedangkan seorang upahan yang bukan
gembala, dan yang bukan pemilik domba-
domba itu sendiri, ketika melihat
serigala datang, meninggalkan domba-domba
itu lalu lari, sehingga serigala itu
menerkam dan mencerai-beraikan domba-
domba itu. 13 Ia lari karena ia seorang
upahan dan tidak memperhatikan domba-
domba itu. 14 Akulah gembala yang baik
dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan
domba-domba-Ku mengenal Aku 15 sama
seperti Bapa mengenal Aku dan Aku
mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-
Ku bagi domba-domba-Ku. 16 Ada lagi
pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari
kandang ini; domba-domba itu harus
Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan
menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku
memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya
kembali. 18 Tidak seorangpun
mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku
sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan
berkuasa mengambilnya kembali. Inilah
tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku." 19
Maka timbullah pula pertentangan di
antara orang-orang Yahudi karena

5
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

perkataan itu. Banyak di antara mereka


berkata: "Ia kerasukan setan dan gila;
mengapa kamu mendengarkan Dia?” 21 Yang
lain berkata: "Itu bukan perkataan orang
yang kerasukan setan; dapatkah setan
memelekkan mata orang-orang buta?"

Teks dari Yohanes 10 sebagaimana tersebut di atas


juga tidak kalah rumit dan mengandung begitu banyak
pertanyaan. Ayat 7-18 merupakan perumpamaan yang
sangat terkenal yakni perumpaan tentang Yesus
sebagai pintu bagi domba-domba. Keseluruhan
perumpamaan tersebut mengundang pembacanya untuk
bertanya, apa maksud dari perumpamaan tersebut?
Mengapa Yesus memakai perumpamaan pintu bagi domba-
domba untuk menjelaskan identitasNya? Pertanyaan
tentang perumpamaan tersebut bisa ditambah lagi yang
dapat menambah daftar panjang pertanyaan. Namun
respon dari orang-orang Yahudi yang terdapat dalam
ayat 19 sangat membuat pembaca teks ini penasaran,
apakah tuduhan orang banyak bahwa Yesus kerasukan
setan dan gila adalah benar? Hal-hal apa yang
membuat orang banyak menuduh Yesus sebagai kerasukan
setan dan gila?

Dari kedua contoh pembacaan teks Perjanjian Baru


tersebut di atas, dapat dikemukakan beberapa
pengalaman dalam pembacaan teks, yakni: Pertama,
bahwa setiap teks mengandung sejumlah pertanyaan
yang setiap kali pertanyaan tersebut coba untuk
dijawab akan mengundang ke pertanyaan yang lain.
Kedua, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam
proses pembacaan teks menunjukkan bahwa sebenarnya
pembaca tidak pernah memahami teks secara penuh.
Ketiga, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam
pembacaaan teks seolah-olah memaksa pembacanya untuk
menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dalam usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

6
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tersebut, pembaca hanya bisa mengajukan jawaban yang


bersifat sementara dan terkadang jawaban-jawaban
tersebut mengandung kesalah-pahaman.

Dalam hubungannya dengan hal tersebut di atas,


pengakuan akan pengalaman ketidak-pahaman dari pihak
penafsir terhadap teks-teks Alkitab adalah syarat
mutlak dari praktek hermeneutik. Maka praktek
hermeneutik paling tidak mensyaratkan dua hal utama
dari pihak penafsir. Pertama, penafsir harus jujur
bahwa usaha untuk memahami teks tidak pernah mudah,
walaupun teks-teks yang akan ditafsir telah
diketahui, telah dibaca, dan mungkin telah ditafsir
oleh orag lain termasuk ahi-ahli ataupun orang yang
menganggap bahwa dirinya seorang ahli tafsir.

Kedua, penafsir harus memiliki sikap kerendahan hati


dalam praktek hermeneutik, yakni bahwa selalu ada
aspek ketidak-tahuan, atau aspek pemahaman yang
tidak pernah utuh dalam memahami teks-teks Alkitab.
Manakala seorang penafsir telah merasa tahu dan
menganggap bahwa pemahamannya terhadap teks Alkitab
tertentu telah lengkap, maka praktek hermeneutik
pada titik itu akan terhenti. Kejujuran dan
kerendahan hati dari pihak penafsir adalah pintu
masuk ke arah praktek hermeneutik yang dilakukan
terhadap teks-teks Alkitab.

Dua hal tersebut di atas menandaskan bahwa praktek


hermeneutik sebenarnya tidak lepas dari integritas
diri dari penafsir. Dengan kata lain, praktek
memahami teks-teks Alkitab merupakan aktifitas yang
sangat erat terkait dengan dimensi etis. Penafsir
yang tidak mempunyai kualitas etis yang menjunjung
tinggi kejujuran dan kerendahan hati tidak akan
pernah menjadi penafsir dalam arti yang sesungguhya.
Kejujuran dan kerendahan hati adalah dua keutamaan

7
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

utama yang paling tidak dituntut dari seorang


penafsir pada saat melakukan praktek hermeneutik
terhadap teks-teka Alkitab.

Hermeneutik dan Eksegese


Dalam studi-studi Perjanjian Baru dikenal bermacam-
macam istilah berkaitan dengan pembacaan teks-teks
Perjanjian Baru, mulai dari penafsiran, eksegese,
eksposisi, dan hermeneutik. Kata kerja yang
berkaitan dengan kata-kata tersebut adalah menafsir,
melakukan eksegese, melakukan eksposisi dan
melakukan studi hermeneutik. Terkadang penafsiran
dianggap sama dengan eksegese dan eksposisi. Tak
jarang hermeneutik juga disamakan dengan penafsiran.
Sering juga eksegese dianggap merupakan sinonim dari
hermeneutik. Namun, yang sangat jelas adalah baik
eksegese, eksposisi dan hermeneutik memang berkaitan
dengan penafsiran, walaupun demikian eksegese dan
hermeneutik mempunyai kandungan pemahaman dan
paradigma yang berbeda. Sementara eksegese bisa
dianggap serupa dengan eksposisi, hermeneutik tidak
boleh dinggap sama dengan eksegese atau eksposisi.
Eksegese biasanya diperlawankan dengan eisegese.
Sementara eksegese dianggap sebagai upaya untuk
melakukan tafsir dengan cara menguluarkan makna dari
dalam teks, eisegese merupakan usaha menafsirkan
yang seolah-olah mendapatkan makna dari dalam teks
tetapi yang terjadi adalah memasukkan makna ke dalam
teks dan menganggap semuanya itu sebagai makna teks.
Dalam penafsiran tradisional, eisegese adalah salah
satu “dosa terbesar” yang tidak boleh dilakukan oleh
penafsir dalam proses penafsiran. Eisegese dianggap
merupakan cara pemaksaan pemaknaan ang dilakukan
oleh penafsir kepada teks yang sedang ditafsir.

Eksegese berarti suatu proses penafsiran, pengartian


atau interpretasi terhadap teks, sedangkan

8
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

hermeneutik adalah usaha untuk menafsirkan,


mengartikan, dan memaknai teks dengan cara yang
dapat dipertanggungjawabkan dengan memakai alat-alat
yang tepat serta menentukan prinsip-prinsip yang
perlu dituruti dan diperhatikan agar penafsir dapat
mewujudkan maksud dan tujuannya untuk memahami teks.
Hermeneutik dengan demikian mempunyai pra-andaian
yang berbeda dengan eksegese. Sementera eksegese
menekankan pada praktek penafsiran, hermeneutik
tidak hanya mencakup praktek penafsiran melainkan
juga terutama menentukan terlebih dahulu bagaimana
pemahaman terhadap teks menjadi dimungkinkan.

Istilah hermeneutik sebenarnya telah lama dikenal


dalam bidang filsafat bahasa tetapi yang kemudian
dipakai secara lebbih intens dalam studi-studi
Perjanjian Baru (dan juga terhadap teks-teks
Perjanjian Lama). Kata ini berasal dari bahasa
Yunani, hermeneuein dan hermeneuō, yang berarti
menafsirkan, mengartikan, atau menterjemahkan. Dalam
bahasa Inggris arti-arti kata hermeneuein masih bisa
dilacak dengan jelas. Aktifitas penerjemahan
terhadap teks tertulis ke dalam teks tertulis bahasa
lain, disebut dengan to translate, orangnya disebut
translator, sedangkan aktifitas menterjemahkan
bahasa dalam bentuk penuturan lisan ke dalam
penuturan lisan bahasa lain, disebut to interprete,
orangnya disebut interpreter. Semuanya aktifitas
tersebut di atas berkaitan dengan penafsiran. Dalam
bahasa Yunani, aktifitas dari tindakan menafsirkan
adalah hermeneia, yakni penafsiran.

Istilah hermeneuein sebenarnya mempunyai akar yang


sangat panjang dalam konteks budaya Yunani. Dalam
mitologi Yunani, Zeus adalah Raja dari segala dewa
yang bertahta di Gunung Olimpus. Sebagai raja atas
segala dewa, Zeus adalah penguasa atas bumi termasuk

9
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

manusia. Dia memberi peraturan dan tata tertib bagi


manusia. Untuk mewujudkan itu Zeus tidak secara
langsung menyampaikan kata-kata perintah dan aturan
kepada manusia, melainkan selalu melalui perantara
Dewa Hermes. Disebut Hermes, karena dewa inilah yang
bertugas untuk menafsirkan, menterjemahkan dan
menyampaikan pesan-pesan Zeus kepada umat manusia.

Dalam Kisah Para Rasul, disinggung tentang Zeus dan


Hermes yang sebenarnya merupakan kisah tentang
kesalah-pahaman. Paulus dan Barnabas sedang
melakukan tugas pemberitaan Injil. Paulus lebih
banyak berbicara, dan Barnabas tidak banyak
berbicara. Dan karena mereka melakukan melakukan
mujijat penyembuhan, maka orang banyak menganggap
bahwa dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah
manusia. Paulus yang lebih banyak berbicara disebut
Hermes, dan Barnabas yang lebih banyak diam, disebut
Zeus.

Kis 14:1-13 14:1 Di Ikoniumpun kedua


rasul itu masuk ke rumah ibadat orang
Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa,
sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan
orang Yunani menjadi percaya. 2 Tetapi
orang-orang Yahudi, yang menolak
pemberitaan mereka, memanaskan hati
orang-orang yang tidak mengenal Allah dan
membuat mereka gusar terhadap saudara-
saudara itu. 3 Paulus dan Barnabas
tinggal beberapa waktu lamanya di situ.
Mereka mengajar dengan berani, karena
mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan
menguatkan berita tentang kasih karunia-
Nya dengan mengaruniakan kepada mereka
kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat. 4 Tetapi orang banyak
di kota itu terbelah menjadi dua: ada
yang memihak kepada orang Yahudi, ada
pula yang memihak kepada kedua rasul itu.

10
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

5 Maka mulailah orang-orang yang tidak


mengenal Allah dan orang-orang Yahudi
bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin
mereka menimbulkan suatu gerakan untuk
menyiksa dan melempari kedua rasul itu
dengan batu. 6 Setelah rasul-rasul itu
mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke
kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan
Derbe dan daerah sekitarnya. 7 Di situ
mereka memberitakan Injil. 8 Di Listra
ada seorang yang duduk saja, karena lemah
kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan
dan belum pernah dapat berjalan. 9 Ia
duduk mendengarkan, ketika Paulus
berbicara. Dan Paulus menatap dia dan
melihat, bahwa ia beriman dan dapat
disembuhkan. 10 Lalu kata Paulus dengan
suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas
kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri,
lalu berjalan kian ke mari. 11 Ketika
orang banyak melihat apa yang telah
diperbuat Paulus, mereka itu berseru
dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah
turun ke tengah-tengah kita dalam rupa
manusia." 12 Barnabas mereka sebut Zeus
dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia
yang berbicara. 13 Maka datanglah imam
dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar
kota, membawa lembu-lembu jantan dan
karangan-karangan bunga ke pintu gerbang
kota untuk mempersembahkan korban
bersama-sama dengan orang banyak kepada
rasul-rasul itu.

Perbedaan antara eksegese dan hermeneutik dapat


dilihat lebih lanjut dari sudut pandang yang
berkaitan dengan konteks masa kini dimana penafsir
melakukan praktek penafsiran. Eksegese secara
sederhana dapat dikatakan sebagai usaha penafsiran
dengan cara menjelaskan dan menguraikan teks, namun
hermeneutik tidak sekedar menjelaskan dan
menafsirkan teks melainkan bahwa usaha penafsiran

11
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dan penjelasan teks tersebut mempunyai relevansi


dengan kehidupan manusia dalam konteks tertentu. Dan
lebih jauh lagi, tidak hanya penafsiran tersebut
mempunyai relevansi dengan konteks saja, pemahaman
terhadap teks dalam studi hermeneutik tersebut
menimbulkan resonansi dalam diri penafsir dan juga
kemungkinan menimbukan kekuatan, pemikiran,
perenungan dan perubahan pada pembaca tafsiran
tersebut dalam konteks tertentu (H.A. van Dorp).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hermeneutik
sangat menekankan pada pemahaman dan penafsiran teks
yang mempunyai relevansi bagi konteks, dan sekaligus
menimbulkan inspirasi bagi baik penafsir maupun
pembaca tafsiran untuk berpikir, bersikap dan
bertindak. Hermeneutik berkaitan dengan prakis
kehidupan. Maka, hermeneutik selalu berkaitan dengan
ekspresi iman dalam konteks tertentu dan
menghasilkan inspirasi bagi orang beriman untuk
menjalani kehidupan (van Dorp).

Hermeneutik dan Teks-Teks


Untuk sementara dan secara sederhana dapat
dikatakaan bahwa hermeneutik adalah ilmu tentang
prinsip-prinsip, ketentuan-ketentuan dan metode-
metode penafsiran terhadap teks-teks. Dengan
menyatakan definisi sementara seperti tersebut, maka
hermeneutik tidak semata-mata merupakan praktek
penafsiran, melainkan ilmu tentang penafsiran yang
mencakup praktek penafsiran itu sendiri. Penafsiran
itu dilakukan terhadap teks, terutama teks yang
disebut sebagai produk-produk literer yang
dihasilkan pada masa lampau, termasuk teks-teks
Perjanjian Baru (L. Berkhof).

Sangat penting untuk disinggung tentang teks-teks


yang kepadanya perlu diterapkan hermeneutik. Teks-
teks yang ditafsir, yang merupakan produk masa

12
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

lampau adalah teks-teks yang dianggap penting,


berpengaruh dan bahkan mungkin menentukan suatu
komunitas atau masyarakat luas karena teks tersebut
mengandung ajaran, pengetahuan, hikmat dan memberi
inspirasi. Teks-teks Perjanjian Baru, misalnya,
dianggap sebagai sumber ajaran iman, inspirasi,
contoh dalam pengambilan keputusan dan tindakan
orang-orang Kristen dan komunitas Kristen. Maka
teks-teks Perjanjian Baru menjadi sangat penting
untuk dipahami dengan menerapkan hermeneutik untuk
memahaminya.

Teks-teks yang dihasilkan pada masa lampau


mengandung berbagai macam unsur yang saling terjalin
dan kait mengait. Kata teks berasal dari bahasa
Latin texture, yang dari kata ini istilah-istilah
lain terbentuk, yakni textil, dan text. Semua kata-
kata tersebut mengandung pegertian tentang jalinan-
jalinan unsur-unsur yang membentuk lembaran yang
dapat terlihat dengan kasat mata, walaupun terkadang
unsur-unsur pembentuknya sering tidak terlihat
karena sangat halus. Sebagaimana tekstil, teks juga
dibentuk oleh berbagai macam unsur baik yang
terlihat langsung (hard text), misalnya kata-kata,
kalimat, paragraf, dan tanda-tanda baca, maupun tak
terlihat (soft text), misalnya nuansa makna dari
kata tertentu, yang semuanya mempunyai konteks (con
text).

Jalinan-jalinan unsur dalam teks tersebut memuat


pengalaman-pengalaman yang dalam studi hermeneutik
perlu dipahami, dikuak dan dieksplisitkan. Dalam
contoh teks baik dalam Markus 3:31-35 dan Yohanes
10:7-21 pertanyaan-pertanyaan yang diajukan harus
dijawab untuk memahami pengalaman-pengalaman yang
terkandung di dalam kedua teks tersebut. Bisa
dikatakan bahwa teks (tertulis) sejajar dengan

13
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

individu manusia yang kedua-duanya mengandung


jalinan-jalinan yang membentuk sebuah lembaran. Itu
sebabnya ahli pastoral Anton Boisen pernah
menegaskan bahwa tidak mudah memahami seorang
manusia, karena di dalam setiap individu manusia
terdapat berbagai macam pengalaman yang jalin
menjalin yang membentuk Gestalt individu dalam
proses kehidupan yang sangat kompleks. Menurutnya,
setiap manusia adalah a living human document.
Lembaran-lembaran itu, baik teks tertulis (written
text) maupun teks hidup/manusia (living text ) itu
bisa dipahami sejauh unsur-unsur yang jalin menjalin
tersebut diamati, dianalisis, disentesis dan
dibahasakan dalam bahasa si penafsir. Itulah studi
hermeneutik.

Hermeneutik Umum dan Hermeneutik Khusus


Ahli-ahli hermeneutik biasanya membagi hermeneutik
ke dalam dua kategori besar yaitu, hermeneutik umum
(general hermeneutics) dan hermeneutik khusus
(special hermeneutics). Hermeneutik umum
diaplikasikan untuk memahami dan menafsirkan semua
teks-teks umum, semacam tulisan undang-undang kuno,
puisi, sajak, prosa, tulinsan-tulisan klasik dan
sebagainya.

Sedangkan hermeneutik khusus diaplikasikan pada


teks-teks tertentu dengan ciri-ciri tertentu.
Sebagai contoh, karena Alkitab termasuk sebagai
produk literer namun mempunyai ciri khusus, yakni
keyakinan bahwa Alkitab mempunyai hubungan dengan
dimensi transendental, maka hermeneutik yang
diterapkan juga diwarnai dengan keyakinan seperti
itu. Hermeneutik yang diaplikasikan untuk teks-teks
Alkitab biasanya disebut sebagai hermeunetik tulisan
suci, atau hermeneutica sacra.

14
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Hermeneutik Sebagai Ilmu dan Seni


Ahli-ahli hermeneutik semakin menyadari bahwa peran
penafsir menjadi sangat menentukan dalam proses
penafsiran. Setiap penafsir adalah teks hidup yang
menghidupi dirinya dalam konteks tertentu. Maka
proses penafsiran dan hasil pemahaman terhadap suatu
teks menjadi unik juga. Teks yang sama jika
ditafsirkan oleh penafsir yang berbeda akan
menghasilkan hasil tafsir yang berbeda juga.
Kenyataan ini sebenarnya telah disadari oleh ahli
ahli Taurat dalam tradisi Yahudi yang meyakini bahwa
teks Kitab Suci boleh dan bisa ditafsirkan dengan
berbagai macam cara yakni sebanyak tujuh puluh cara,
mengingat pada masa dahulu orang Yahudi meyakini
bahwa jumlah bahasa yang ada di dunia ini adalah
tujuh puluh (van Dorp). Dengan demikian, kemajemukan
pemahaman terhadap teks-teks Alkitab bukanlah hal
yang harus dihindari, melainkan merupakan hal yang
harus dihormati.

Karena setiap penafsir hidup dalam konteksnya, dan


proses serta hasil tafsir merupakan hal yang terkait
dengan imaginasi penafsir dalam konteksnya, maka
hermeneutik tidak hanya dipahami sebagai ilmu
melainkan juga sebagai seni. Hermeneutik adalah ilmu
dan seni tentang pemahaman terhadap teks (A.
Berkeley Mickelsen). Jika dihubungkan dengan
pengalaman iman masing-masing penafsir, misalya
berkaitan dengan keyakinan akan Alkitab sebagai
Kitab Suci yang diwahyukan oleh Tuhan Allah, maka
proses dan hasil tafsir menjadi cara untuk
mengekspresikan pemahaman iman dalam keindahan
tafsiran.

Groenen: Hermeneutika, Hermeneutik dan Hermeneuse


Terhadap istilah yag berkaitan dengan ilmu dan seni
penafsiran, C. Groenen pernah mengusulkan tiga

15
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

istilah yang berkaitan dengannya yakni hermeneutika,


hermeneutik dan hermeneuse. Setiap istilah
dijelaskan dengan menghubungkannya pada latar
belakang sejarah dan pokok-pokok pemikiran yang
melatar-belakanginya. Setelah melakukan penjelasan
panjang lebar, akhirnya Groenen mengusulkan bahwa
istilah hermeneuse adalah istilah yang perlu dipakai
dalam kaitannya dengan penerapan ilmu dan seni
penafsiran. Walaupun demikian, usulan Groenen untuk
memakai istilah hermeneuse tidak mendapatkan respon
positif di kalangan ahli-ahli hermeneutik.
Barangkali hal ini terjadi karena pemikiran Groenen
tentang hermeneutik tidak dikenal secara luas oleh
ahli-ahli hermeneutik berhubung tulisannya tentang
hal ini dituangkan dalam bahasa Indonesia dan jugai
ahli-ahli hermeneutik di Indonesia menganggap tidak
ada urgensi yang sangat siknifikan untuk memakai
istilah hermeneuse. Namun demikian, sangat adil
kalau dalam buku ini dikemukakan pemaparan Groenen
berkaitan dengan istilah hermeneutika, hermeneutik
dan hermeneuse tersebut secara singkat dan sekilas.

Hermeneutika
Groenen mendefinisikan hermeneutika sebagai ilmu
praktis yang menentukan kaidah dan patokan yang
perlu diperhatikan dalam penafsiran teks. Dalam
hermeneutika, teks Alkitab didekati dengan cara
seobyektif mungkin. Peran penafsir dalam
hermeneutika adalah melakukan penelitian secara
obyektif terhadap teks-teks Alkitab.

Hermeneutika dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu


hermeneutika tradisional dan hermeneutika modern.
Hermeneutika tradisional didefinisikan sebagai
ajaran tentang metode penafsiran Alkitab sebagai
teks suci. Dalam hubungannya dengan hal ini,
hermeneutika dapat dikatakan sebagai ilmu tafsir

16
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

yang membahas, menyelidiki dan menafsirkan teks-teks


Alkitab. Dalam hermeneutika tradisional telah
disadari bahwa teks-teks Alkitab tidak begitu saja
mudah untuk dipahami, oleh karena itu diperlukan
kaidah-kaidah, aturan-aturan dan prinsip-prinsip
untuk memahami teks-teks Alkitab. Hermeneutika
tradisional juga menekankan pentingnya menentukan
metode, melakukan refleksi, dan mengusahakan cara
kerja sistimatis dalam proses penafsiran.

Hermeneutika tradisional mempunyai akar tradisi yang


sangat panjang yang telah dimulai dari teolog-teolog
awal yang adalah juga bapa-bapa gereja. Teori
penafsiran yang selama ini diketahui telah
dirumuskan Origenes (185-254) dalam buku "Peri
Arkhon." Teolog-teolog lain, tidak hanya di
Alexanderia, juga mengembangkan pemikiran-pemikiran
berkaitan dengan teori penafsiran teks Alkitab.

Secara umum hermeneutika tradisional dibagi ke dalam


dua bagian besar, yakni pemikiran dalam mazab
Aleksanderia dan mazab Antiokhia yang akan
dikemukakan pada bagian yang akan datang. Kedua
mazab pemikiran tentang penafsiran Alkitab tersebut
mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, namun pada
prinsipnya terdapat ciri-ciri yang sama, yaitu,
pertama, teks Alkitab dianggap sebagai hal yang
paling utama dalam penafsiran. Kedua, dalam
penafsiran terhadap teks Alkitab dikembangkan
berbagai macam makna terhadap teks yang sama, yakni
makna literalis (makna harafiah), makna tipologis
(makna yang yang didapatkan dari hubungan antara dua
peristiwa/fenomena), dan makna plenior (makna yang
paling penuh dan paling penting). Ketiga, peran
subyek dari penafsir dalam proses penafsiran
dianggap tidak penting karena hanya merupakan pihak

17
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

yang berusaha untuk memahami teks-teks Alkitab


tersebut.

Tahap hermeneutika modern dimulai pada abad 18,


ketika ahli-ahli Perjanjian Baru menerapkan metode
historis kritis, yakni menafsirkan teks secara
kritis dalam konteks kesejarahan, yang akan
dikemukakan secara lebih rinci pada bagian
berikutnya dari buku ini. Secara singkat dapat
dikemukakan bahwa hermeneutika modern mempunyai
ciri-ciri mirip dengan hermeneutika tradisional
namun mempunyai beberapa perbedaan, yakni, pertama
peran subyek penafsir tidak diangap penting dalam
proses penafsiran. Kedua, teks-teks Alkitab adalah
bagian terpenting dalam proses penafsiran, namun
semakin disadari bahwa teks-teks tersebut mempunyai
sifat historis. Sampai pada batas ini, Alkitab
semakin disadari sebagai teks yang tumbuh dalam
sejarah dan mempunyai sejarah perkembangan karena
terbukti bahwa terdapat lapisan-lapisan perkembangan
dari teks-teks tersebut. Juga pada tahap ini, ahli-
ahli heremenutik semakin diyakinkan bahwa teks-teks
Alkitab, termasuk teks-teks Perjanjian Baru,
mengandung tidak hanya perbedaan melainkan juga
kontradiksi atau pertentangan antara teks yang satu
dengan teks yang lain.

Hermeneutik
Menurut Groenen, hermeneutik adalah ilmu atau seni
yang berusaha menentukan pra-syarat dan pra-andaian
dari pihak penafsir daam proses penafsiran terhadap
teks-teks Alkitab. Dengan menekankan pada peran
penafsir, maka hermeneutik dapat dikatakan bersifat
subyektif. Pemahaman tentang hermeneutik dengan
menekankan pada peran penafsir terjadi karena
dilatar-belakangi oleh dominasi metode historis-
kritis dalam praktek penafsiran yang cenderung

18
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

menganggap teks-teks Alkitab pertamaa-tama sebagai


dokumen historis tak punya relevansi bagi pembaca
pada masa kini dan tidak memberikan inspirasi bagi
kehidupan orang pada masa kini. Teks Alkitab adalah
dokumen historis tentang masa lalu, yaitu masa lalu
dari komunitas orang beriman termasuk komunitas
Kristen yang tak ada hubungannya dengan kehidupan
komunitas Kristen pada masa kini.

Tokoh yang dianggap berperan besar dalam hubungannya


dengan hermeneutik, dengan menekankan peran
subyektif penafsir dalam proses penafsiran adalah
Rudolf Bultmann. Bultmann mengusulkan proses
penafsiran dengan menggunakan metode interpretasi
eksistensial. Dia masih tetap memandang penting
penerapan metode historis-kritis dalam proses
penafsiran teks-teks Alkitab, namun subyek penafsir
dihargai dalam proses penafsiran tersebut.

Secara sederhana, pokok-pokok pemikiran Bultmann


tentang penafsiran adalah sebagai berikut. Pertama,
isi historis dalam teks-teks Alkitab tidak
bersangkut paut dengan kepercayaan Kristen itu
sendiri. Sejarah dalaam teks adalah hal yang berbeda
dengan keyakinan iman Kristen. Elemen sejarah dalam
teks-teks Alkitab dapat dilihat sebagai hanya sebuah
tahap dalam perkembangan agama Kristen yang tak
berarti bagi manusia pada masa kini.
Kedua, dalam proses penafsiran sangat penting untuk
menghubungkan dengan aspek eksistensi manusia,
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Heidegger.
Dalam proses penafsiran tersebut, persoalan
eksistensial tersebut berhubungan dengan kehidupan
kongkrit dan terus berubah dijiwai oleh keputusan
bebas manusia yang mengarahkan hidup dan memberi
arti di dunia. Eksistensi kehidupan manusia ini
harus dilibatkan dalam penafsiran. Interpretasi atau

19
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

penafsiran terhadap teks-teks Alkitab, dengan


demikian, bukan pertama-tama untuk menguak
peristiwa-peristwa yang terjadi pada masa lalu,
melainkan merupakan usaha penafsiran atau
interpretasi terhadap eksistensi masa kini.

Ketiga, usaha untuk masuk dalam proses penafsiran


terhadap teks-teks Alkitab tersebut dilakukan dengan
cara demitologisasi. Cara ini diusulkan oleh
Bultmann mengingat bahwa teks-teks Alkitab
sebenarnya dibungkus dalam bahasa mitologis, bahan-
bahan yang membentuk teks-teks tersebut berasal dari
mitos-mitos. Maka kalau dalam proses penafsiran yang
dicapai adalah aktualisasi teks-teks Alkitab,
penafsir harus berusaha membuka selubung mitos dari
teks-teks tersebut agar dapat dipahami dan relevan
bagi manusia yang hidup pada masa kini. Karena itu,
penafsir sebagai subyek dalam penafsiran harus
berhadapan dengan kenyataan bahwa teks-teks Alkitab
terbungkus dalam bentuk mitos-mitos, dan untuk
menguak makna teks diperlukan demitologisasi, yakni
pembukaan selubung-selubung mitologis untuk
mendapatkan pesan teks yang aktual.

Dalam perkembangan berikutnya, dalam skopa


hermeneutik, teks-teks Alkitab tak hanya dapat
dikenal sebagai obyek, tetapi sebagai yang bermakna
dan harus secara terus menerus diaktualkan dalam
berbagai macamm cara. Metode historis-kritis dalam
proses penafsiran tetap dipertahankan, tetapi diberi
elemen baru yakni pentingnya memasukkan peranan
subyek penafsir yang dicakup dalam konsep prapaham.
Maka hermeneutik dipahami bukan sebagai ajaran
tentang struktur penafsiran, tetapi sebagai
bagaimana proses memahami teks-teks Alkitab menjadi
dimungkinkan agar degannya teks-teks tersebut tetap
aktual dan relevan bagi konteks masa kini.

20
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Hermeneuse
Groenen mengusulkan istilah yang hermeneuse yang
merupakaan gabungan dari hermeneutika dan
hermeneutik, yang dapat diterapkan pada semua teks,
karya sastra, teks-teks suci seperti Alkitab. Karena
itu hermeneuse dibagi ke dalam dua bagian besar
yakni hermeneuse profan (untuk memahami dan
menafsirkan karya sastra termasuk klasik), dan
hermeneuse suci (untuk menafsirkan dokumen dianggap
suci, dokumen yang mempunyai ciri illahi, dan
karenanya diperlukan sikap dan pendirian tertentu,
yakni iman).

Hermeneuse bertugas untuk, pertama, mengaktualkan


teks-teks Alkitab yang berupa tradisi historis
kepada umat percaya masa kini. Kedua, untuk
menentukan syarat-syarat yang dapat menyingkapkan
dan membuka jalan yang memungkinkan salah satu
tradisi historis dapat dipindahkan ke dalam
manusia/masyarakat yang mempunyai konteks yang
berbeda (historis dan kultural). Ketiga, untuk
menentukan cara agar tradisi historis dapat dipahami
dan berarti bagi orang masa kini. Secara singkat
daat dikatakan bahwa hermeneuse bertugas untuk
menemukan isi dan makna suatu tradisi dalam konteks
tradisinya, menentukan konteks historis-kultural
penerima tradisi itu dan menghubungkan kedua tugas
tersebut.

Hermeneutik Sebagai Istilah Dalam Studi-Studi


Perjanjian Baru
Istilah hermeneuse yang diusulkan oleh Groenen tidak
dipakai oleh ahli-ahli hermeneutik di Indonesia.
Lagi pula dalam perkembangan disiplin ilmu studi-
studi Alkitab (biblical studies), ahli-ahli biasanya
memakai istilah hermeneutik atau hermeneutics, dalam

21
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bahasa Inggris. Tentu saja ide-ide Groenen tentang


hermeneuse merupakan hal yang tercakup dalam
pemahaman tentang hermeneutik sebagaimana yang
sekarang dipahami oleh ahli-ahli hermeneutik pada
masa kini.

Hermeneutik adalah proses mengubah situasi ketidak-


tahuan menjadi mengerti, mengubah situasi ketidak-
pahaman atau kesalah-pahaman menjadi situasi
memahami terhadap teks-teks yang biasanya
disimbolkan dengan kata-kata. Karena itu hermeneutik
berhubungan dengan kata-kata. Namun, kata-kata
bukanlah hal yang sederhana melainkan suatu fenomena
yang kompleks. Menurut Aristoteles, kata adalah
simbol pengalaman mental. Karena itu menurut
Dilthey, kata tak pernah tidak bermakna. Kata atau
bahasa, menurut Gadamer adalah modus operandi dari
cara berada kita di dunia dan merupakan wujud yang
seakan-akan merangkul seluruh konstitusi tentang
dunia.

Sangat penting juga untuk menyadari bahwa


hermeneutik adalah cara baru bergaul dengan bahasa
yang merupakan penjelmaan kebudayaan manusia, dimana
subyek-obyek saling berhubungan dan memberi makna.
Interpretasi, menurut Emilio Betty adalah usaha
untuk menjernihkan persoalan mengerti, yaitu dengan
menyelidiki proses interprertasi yang mencakup
pemahaman, didahului pengertian yang dilakukan
secara triadik, yakni pertentangan antara pikiran
yang terarah pada obyek dan pikiran penafsir,
mengenal kecondongan pesan teks, dan meresapi isi
teks yang lain ke dalam diri.

Pentingnya Hermeneutik
Studi hermeneutik sangat penting dipelajari dan
dikuasai oleh orang-orang yang akan mepersiapkan

22
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

diri untuk bidag pekerjaan dan pelayanan yang


menuntut penguasaan pada teks-teks Alkitab. Terutama
pekerjaan atau pelayanan sebagai pendeta, pengajar
agama, konselor Kristen, penasihat iman, dan
sebagainya, mengingat pelayanan tersebut tidak
pernah lepas dari teks-teks Alkitab. Perlu
ditegaskan bahwa komunitas Kristen adalah komunitas
yang dahulu menghasilkan teks-teks Alkitab tetapi
yang kemudian dibentuk, ditentukan, diasah dan
diasuh oleh teks-teks Alkitab. Maka siapapun yang
mendapatkan panggilan hidup untuk melayani komunitas
Kristen, kepadanya diwajibkan untuk memahami teks-
teks Alkitab secara bertanggung jawab dan dapat
diandalkan. Hermeneutik memungkinkan pelayan-pelayan
dan pekerja-pekerja bagi komunitas Kristen untuk
dapat melakukan tugas dengan lebih baik lagi.

Studi hermeneutik berguna (Berkhof) untuk, pertama,


menyediakan pemahaman-pemahaman terhadap teks-teks
Alkitab yang dapat digunakan sebagai sumber untuk
merekonstruksi dan membentuk teologi.

Kedua, pemahaman-pemahaman yang didapatkan berkat


studi hermeneutik merupakan dasar bagi disusunnya
khotbah-khotbah yang dilakukan dalam pelayanan yang
beragam yang pada giliran berikutnya menjadi sumber
ajaran bagi komunitas Kristen.

Ketiga, studi hermeneutik juga menjadi dasar bagi


pengajaran agama bagi generasi muda, untuk mendukung
pelayanan perkunjungan ke keluarga-keluarga anggota
gereja, yang terkadang membutuhkan penjelasan
tentang teks-teks Alkitab. Dengan kata lain, studi
hermeneutik terhadap teks-teks Alkitab, termasuk
teks-teks Perjanjian Baru, menjadi bagian tak
terpisahkan dari pelayanan Kristen.

23
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Komunitas Kristen adalah komunitas yang dibentuk


oleh pengajaran biblis, atau dengan kata lain,
dibentuk oleh pemahaman-pemahaman hermeneutik
terhadap teks-teks Alkitab. Dalam iman Kristen
diyakini bahwa Alkitab adalah sumber dan norma bagi
keidupan iman dan tindakan praksis. Maka studi
hermeneutik merupakan hal vital yang berkaitan
dengan keberlangsungan komunitas Kristen. Melakukan
studi hermeneutik terhadap teks-teks Alkitab
mengandung harapan bahwa penafsir-penafsir akan
berjumpa dengan kehendak Tuhan yang dapat memberi
kekuatan, inspirasi dan kemampuan untuk menghadapi
situasi kehidupan aktual. Dan pada titik berikutnya,
dengan memahami teks-teks Alkitab, penafsir dan
komunitas Kristen dapat berjumpa dengan Tuhan yang
hidup (Richard Nysse and Donald Juel).

24
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 2
ALKITAB DAN BERBAGAI MACAM PENDEKATAN
HERMENEUTIK MODERN

Pendahuluan
Berbicara tentang Alkitab dalam hubungannya dengan
studi hermeneutik, perlu sekali untuk melihat teks 2
Timotius 3:16 yang sering digunakan untuk memahami
apa hakekat dari Alkitab.

2 Timotius 3:16:
16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah
memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran.

Berdasarkan ayat tersebut di atas, teks-teks


Alkitab, termasuk teks-teks Perjanjian Baru,
diyakini sebagai tulisan yang diilhamkan oleh Tuhan
Allah. Berkaitan dengan hal tersebut, menafsirkan
teks Alkitab menjadi identik dengan menemukan firman
Tuhan. Khotbah yang dianggap sebagai pemberitaan
firman Tuhan didasarkan pada keyakinan ini, yakni
bahwa Alkitab adalah firman Tuhan. Silogisme dari
cara berpikir ini adalah, pertama, Alkitab adalah
firman Tuhan (premis mayor). Kedua, Alkitab harus
ditafsirkan dan dijelaskan dengan baik dan tepat
(premis minor). Ketiga, karena khotbah berisi
penafsiran dan pemberitaan Alkitab yang dilakukan
dengan baik dan tepat, maka khotbah adalah
pemberitaan firman Tuhan (conclusio).

Dalam keyakinan bahwa Alkitab adalah firman Tuhan,


khususnya ahli-ahli hermeneutik yang meyakini konsep

25
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

plenary inspiration membedakan antara konsep


inspiration dan illumination. Inspirasi adalah
konsep yang berkaiatan dengan penulisan teks-teks
Alkitab bahwa penulisan teks-teks tersebut pada masa
lalu dilakukan oleh penulis-penulisnya karena diberi
inspirasi atau pewahyuan dari Tuhan. Karena Alkitab
adalah firman Tuhan yang ditulis berkat inspirasi,
maka teks-teks Alkitab tersebut tidak mungkin salah
baik dalam penulisan maupun dari segi maksud dan
tujuannya. Sedangkan iluminasi adalah konsep yang
berkaitan dengan diberikannya pencerahan kepada
penafsir dan pendengar pemberitaan firman pada masa
kini sehingga orang-orang tersebut memahami firman
Allah sebagaimana yang dahulu dimaksudkan ketika
teks-teks tersebut ditulis berkat inspirasi dari
Tuhan Allah.

Persoalan hubungan antara firman Tuhan dan Alkitab,


atau khususnya anggapan bahwa Alkitab diyakini
identik dengan firman Tuhan merupakan persoalan yang
diangkat oleh ahli-ahli hermeneutik khususnya sejak
metode historis-kritis diterapkan dalam penafsiran
teks-teks Alkitab. Dengan memakai metode historis-
kritis, ahli-ahli menemukan bahwa teks-teks Alkitab
tidak lepas dari kekeliruan sehubungan dengan
keterbatasan-keterbatasan manusia yang terlibat
dalam penulisan teks-teks Alkitab pada masa lampau
dan proses penerus-alihan teks-teks tersebut yang
dilakukan pada masa terkemudian.

Beberapa contoh teks-teks Perjanjian Baru di bawah


ini menjadi bukti bahwa teks-teks Alkitab tidak
lepas dari kekeliruan penulisan atau pengutipan.

Mat 27:9-10: kekeliruan dalam penulisan nama Yeremia


9 Dengan demikian genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi Yeremia: "Mereka

26
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

menerima tiga puluh uang perak, yaitu


harga yang ditetapkan untuk seorang
menurut penilaian yang berlaku di antara
orang Israel, 10 dan mereka memberikan
uang itu untuk tanah tukang periuk,
seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku."

Teks tersebut mempunyai padanan dan penulis teks


tersebut pasti mendasarkan pada sumber dalam Zakaria
11:12-13:
12 Lalu aku berkata kepada mereka: "Jika
itu kamu anggap baik, berikanlah upahku,
dan jika tidak, biarkanlah!" Maka mereka
membayar upahku dengan menimbang tiga
puluh uang perak. 13 Tetapi berfirmanlah
TUHAN kepadaku: "Serahkanlah itu kepada
penuang logam!" nilai tinggi yang
ditaksir mereka bagiku. Lalu aku
mengambil ketiga puluh uang perak itu dan
menyerahkannya kepada penuang logam di
rumah TUHAN.

Kis 7:14: kekeliruan mengemukakan jumlah sanak


saudara yakni tujuh puluh lima jiwa.
14 Kemudian Yusuf menyuruh menjemput
Yakub, ayahnya, dan semua sanak
saudaranya, tujuh puluh lima jiwa
banyaknya.

Teks tersebut mempunyai padanan dengan Kejadian


46:26-27:
26 Semua orang yang tiba di Mesir
bersama-sama dengan Yakub, yakni anak-
anak kandungnya, dengan tidak terhitung
isteri anak-anaknya, seluruhnya berjumlah
enam puluh enam jiwa. 27 Anak-anak Yusuf
yang lahir baginya di Mesir ada dua
orang. Jadi keluarga Yakub yang tiba di
Mesir, seluruhnya berjumlah tujuh puluh
jiwa.

27
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Matius 3:1-3 melakukan kesalahan pengutipan dari


Yesaya 40:3
1 Pada waktu itu tampillah Yohanes
Pembaptis di padang gurun Yudea dan
memberitakan: 2 "Bertobatlah, sebab
Kerajaan Sorga sudah dekat!" 3
Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi
Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara
orang yang berseru-seru di padang gurun:
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan,
luruskanlah jalan bagi-Nya."

Yesaya 4:3-5:
3 Ada suara yang berseru-seru:
"Persiapkanlah di padang gurun jalan
untuk TUHAN, luruskanlah di padang
belantara jalan raya bagi Allah kita! 4
Setiap lembah harus ditutup, dan setiap
gunung dan bukit diratakan; tanah yang
berbukit-bukit harus menjadi tanah yang
rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk
menjadi dataran; 5 maka kemuliaan TUHAN
akan dinyatakan dan seluruh umat manusia
akan melihatnya bersama-sama; sungguh,
TUHAN sendiri telah mengatakannya."

Alkitab dan Firman Tuhan


Hubungan antara Alkitab dan firman Tuhan sebagaimana
dipahami oleh orang-orang Kristen, termasuk teolog-
teolognya, dapat digolongkan ke dalam tiga pandangan
besar. Pertama, Alkitab dan firman Tuhan tidak
identik. Titik temu antara Alkitab dan firman Tuhan
terdapat dalam kesadaran religius manusia, yakni
orag-orang yang menghayati bahwa dalam teks-teks
Alkitab orang menyadari dan menemukan firman Tuhan.
Dalam pandangan ini, Alkitab tidak dipahami sebagai
tulisan yang diwahyukan oleh Tuhan tetapi sekedar
tulisan-tulisan yang ditulis oleh manusia (human
records). Teks-teks Alkitab adalah produk dari

28
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

aktifitas manusia untuk menyaksikan perjalanan


eksistensial akan Roh Allah.

Kedua, firman Tuhan adalah semata-mata pekerjaan Roh


Allah, sedangkan teks-teks Alkitab hanyalah bungkus
dari firman Tuhan. Firman Tuhan dapat didengar
melalui pemberitaan ketika orang berusaha untuk
menemukan firman Tuhan dalam Alkitab. Teks-teks
Alkitab adalah tulisan manusia tentang pengalaman
iman dan dapat dipakai untuk mengingatkan segi
historis kehidupan iman dari komunitas iman/Kristen
pada masa lalu.

Ketiga, Alkitab adalah firman Tuhan. Teks-teks


Alkitab ditulis karena diinspirasikan oleh Allah.
Karena itu teks-teks Alkitab mempunyai ciri perfect
accuracy (sempurna ketepatannya), inerrant (tidak
salah), infallible (selalu benar dan tepat).
Pandangan yang ketiga ini menekankan pada
kepercayaan akan inspirasi dan illuminasi.

Alkitab Mempunyai Sisi Manusiawi dan Illahi


Ketiga pandangan tentang hubungan antara Alkitab dan
firman Tuhan tersebut mempunyai argumentasi yang
sama-sama kuat berhubung dengan ciri khas Alkitab
yang dianggap tidak hanya merupakan sekedar tulisan
manusia melainkan juga mengandung (dengan berbagai
pemahaman yang berbeda) segi keillahian. Dapat
dikatakan bahwa Alkitab mempunyai sisi manusia dan
sisi illahi. Teks-teks Alkitab mempunyai sisi
manusiawi karena teks-teks tersebut tumbuh dalam
sejarah dan dipengaruhi oleh konteks sosio-budaya.

Tak dapat disangkal bahwa penulis-penulis teks


Alkitab sering juga menyertakan pendapat pribadi.
Teks-teks Perjanjian Baru menyajikan kenyataan ini,
bahwa penulis-penulis teks Alkitab berperanan dalam

29
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

proses penulisan teks tersebut. Perhatikan Lukas


1:1-4 di bawah ini.

1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah


berusaha menyusun suatu berita tentang
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di
antara kita, 2 seperti yang disampaikan
kepada kita oleh mereka, yang dari semula
adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3
Karena itu, setelah aku menyelidiki
segala peristiwa itu dengan seksama dari
asal mulanya, aku mengambil keputusan
untuk membukukannya dengan teratur
bagimu, 4 supaya engkau dapat
mengetahui, bahwa segala sesuatu yang
diajarkan kepadamu sungguh benar.

Dalam 1 Korintus 7:1-17, penulis teks yang mengakui


dirinya sebagai Paulus secara sadar menyertakan
pendapat pribadinya.

1 Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu


tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-
laki, kalau ia tidak kawin, 2 tetapi
mengingat bahaya percabulan, baiklah
setiap laki-laki mempunyai isterinya
sendiri dan setiap perempuan mempunyai
suaminya sendiri. 3 Hendaklah suami
memenuhi kewajibannya terhadap isterinya,
demikian pula isteri terhadap suaminya.
4 Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya
sendiri, tetapi suaminya, demikian pula
suami tidak berkuasa atas tubuhnya
sendiri, tetapi isterinya. 5 Janganlah
kamu saling menjauhi, kecuali dengan
persetujuan bersama untuk sementara
waktu, supaya kamu mendapat kesempatan
untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu
kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis
jangan menggodai kamu, karena kamu tidak
tahan bertarak. 6 Hal ini kukatakan
kepadamu sebagai kelonggaran, bukan
sebagai perintah. 7 Namun demikian

30
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

alangkah baiknya, kalau semua orang


seperti aku; tetapi setiap orang menerima
dari Allah karunianya yang khas, yang
seorang karunia ini, yang lain karunia
itu. 8 Tetapi kepada orang-orang yang
tidak kawin dan kepada janda-janda aku
anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal
dalam keadaan seperti aku. 9 Tetapi
kalau mereka tidak dapat menguasai diri,
baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik
kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.
10 Kepada orang-orang yang telah kawin
aku tidak, bukan aku, tetapi Tuhan
perintahkan, supaya seorang isteri tidak
boleh menceraikan suaminya. 11 Dan
jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup
tanpa suami atau berdamai dengan
suaminya. Dan seorang suami tidak boleh
menceraikan isterinya. 12 Kepada orang-
orang lain aku, bukan Tuhan, katakan:
kalau ada seorang saudara beristerikan
seorang yang tidak beriman dan perempuan
itu mau hidup bersama-sama dengan dia,
janganlah saudara itu menceraikan dia.
13 Dan kalau ada seorang isteri
bersuamikan seorang yang tidak beriman
dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama
dengan dia, janganlah ia menceraikan
laki-laki itu. 14 Karena suami yang
tidak beriman itu dikuduskan oleh
isterinya dan isteri yang tidak beriman
itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata
tidak demikian, niscaya anak-anakmu
adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka
adalah anak-anak kudus. 15 Tetapi kalau
orang yang tidak beriman itu mau
bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal
yang demikian saudara atau saudari tidak
terikat. Tetapi Allah memanggil kamu
untuk hidup dalam damai sejahtera. 16
Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai
isteri, apakah engkau tidak akan
menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah
engkau mengetahui, hai suami, apakah

31
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

engkau tidak akan menyelamatkan isterimu?


17 Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang
tetap hidup seperti yang telah ditentukan
Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti
waktu ia dipanggil Allah. Inilah
ketetapan yang kuberikan kepada semua
jemaat.

Dalam surat-surat sebagaimana tercantum dalam kanon


Perjanjian Baru, penulis teks langsung
memperkenalkan identitasnya. Perhatikan 1 Korintus
1:1-3:

1 Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah


dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus,
dan dari Sostenes, saudara kita, 2
kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu
mereka yang dikuduskan dalam Kristus
Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-
orang kudus, dengan semua orang di segala
tempat, yang berseru kepada nama Tuhan
kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka
dan Tuhan kita. 3 Kasih karunia dan
damai sejahtera dari Allah, Bapa kita,
dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai
kamu.

Karena penulis-penulis teks Alkitab adalah manusia


yang dapat melakukan kesalahan maka dalam proses
penulisan teks-teks tersebut kemungkinan terjadi
kesalahan dapat terjadi juga.

Perhatikan teks-teks yang berasal dari Kitab


Kejadian:

Kejadian 26:34-35
34 Ketika Esau telah berumur empat puluh
tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri
orang Het, dan Basmat, anak Elon orang
Het, menjadi isterinya. 35 Kedua

32
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

perempuan itu menimbulkan kepedihan hati


bagi Ishak dan bagi Ribka.

Kejadian 26:2-3
2 Esau mengambil perempuan-perempuan
Kanaan menjadi isterinya, yakni Ada, anak
Elon orang Het, dan Oholibama, anak Ana
anak Zibeon orang Hewi, 3 dan Basmat,
anak Ismael, adik Nebayot.

Lihat juga teks 1 Raj 9:12 dan 2 Taw 8:2

1 Raja-Raja 9:11-12
11 Oleh karena Hiram, raja Tirus, telah
membantu Salomo dengan kayu aras, kayu
sanobar, dan emas, sebanyak yang
dikehendakinya, maka pada waktu itu raja
Salomo memberikan kepada Hiram dua puluh
kota di negeri Galilea. 12 Tetapi ketika
Hiram datang dari Tirus untuk melihat-
lihat kota-kota yang diberikan Salomo
kepadanya itu, maka semuanya kurang
menyenangkan hatinya.

2 Tawarikh 8:1-2
1 Setelah lewat dua puluh tahun
selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN
dan istananya sendiri. 2 Maka Salomo
memperkuat kota-kota yang diberikan Huram
kepadanya, dan menyuruh orang Israel
menetap di sana.

33
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Alkitab mempunyai sisi illahi, dalam pengertian


bahwa teks-teks Alkitab mengandung pesan Illahi.
Orang-orang yang mengimaninya akan mengalami
perjumpaan dengan Tuhan yang hidup dan mendorong
mereka untuk berpikir, bersikap da bertindak sesuai
dengan kehendak Tuhan. Teks-teks Alkitab sungguhpun
ditulis dalam bahasa manusia namun teks-teks
tersebut membawa amanat illahi, yakni bahwa Allah
mengasihi manusia dan menyelamatkan manusia.

Sebagai tulisan manusia tentang pengalaman-


pengalaman iman, Alkitab merupakan kumpulan tulisan
dengan beragam bentuk sastra. Dapat dikatakan bahwa
Alkitab adalah perpustakaan kecil, buku yang terdiri
dari buku-buku. Buku-buku tersebut terkadang
berbentuk mirip tulisan sejarah, hukum, tulisan
kebijaksanaan (wisdom), puisi, nyanyian, narasi,
nubuatan, kisah perjalanan, riwayat hidup, surat,
imaginasi tentang tentang akhir zaman, dan
sebagainya. Yang jelas, Alkitab adalah kumpulan buku
yang kaya warna yang memuat juga pengalaman iman dan
kesaksian iman dari orang-orang beriman, mulai dari
orang-orang pra-terbentuknya komunitas Israel kuno
sampai berkembangnya komunitas Kristen.

Otoritas Akitab
Orang-orang Kristen dan Gereja mengakui kewibawaan
(otoritas) Alkitab dalam pelbagai keragaman konsep
berpikir tergantung dari tradisi Kekristenan macam
apa orang dan gereja tersebut. Gereja-gereja Kristen
Protestan biasanya menempatkan Alkitab sebagai
otoritas tertinggi dalam pengajaran iman, sedangkan
Gereja Roma Katolik mendudukkan Alkitab sebagai

34
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

salah satu sumber otoritas pengajaran iman,


disamping tradisi dan hukum gereja.

Sangat penting untuk dikemukakan bahwa pengakuan


akan otoritas Alkitab yang diyakini oleh orang-orang
Kristen dan gereja-gereja bersumber pada pengajaran
dan sikap Yesus terhadap Kitab Suci, yakni kitab-
kitab yang nantinya dikanonisasi dalam Perjanjian
Lama. Sebagai contoh, Yesus tetap mengakui Taurat
dan kitab para nabi sebagai tulisan-tulisan yang
berwibawa dalam pengajaran iman, misalnya Mat 5:17-
19.

Matius 5:17-19:
17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya. 18 Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota
atau satu titikpun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi. 19 Karena itu siapa yang
meniadakan salah satu perintah hukum
Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga;
tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah
hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

Dalam kisah tentang bagaimana Yesus menghadapi


pencobaan, sebagaimana tertera dalam Matius 4:1-11,
ditemukan bahawa Yesus mengakui kewibawaan Kitab
Suci. Teks-teks yang dikutipNya berasal dari teks-
teks dalam Perjanjian Lama.

35
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Matius 4:1-11:
1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang
gurun untuk dicobai Iblis. 2 Dan setelah
berpuasa empat puluh hari dan empat puluh
malam, akhirnya laparlah Yesus. 3 Lalu
datanglah si pencoba itu dan berkata
kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini
menjadi roti." 4 Tetapi Yesus menjawab:
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari
roti saja, tetapi dari setiap firman yang
keluar dari mulut Allah." 5 Kemudian
Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan
menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau
Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah,
sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya
dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk
kepada batu." 7 Yesus berkata kepadanya:
"Ada pula tertulis: Janganlah engkau
mencobai Tuhan, Allahmu!" 8 Dan Iblis
membawa-Nya pula ke atas gunung yang
sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-
Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, 9 dan berkata kepada-Nya:
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika
Engkau sujud menyembah aku." 10 Maka
berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah,
Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus
menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti!" 11
Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan
lihatlah, malaikat-malaikat datang
melayani Yesus.

Otoritas Alkitab ditegaskan juga oleh konsensus


Gereja ketika proses kanonisasi Alkitab yang memuat
enam puluh enam kitab diakui secara umum oleh
gereja-gereja. Kanonisasi pada hakekatnya adalah
suatu proses panjang untuk menentukan kitab-kitab

36
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mana yang dianggap suci, sekaligus mempunyai


kewibawaan dalam kehidupan gereja. Mengingat gereja-
gereja pada masa kini terkait secara langsung dengan
keberadaan gereja pada masa lampau, maka pengakuan
akan kewibawaan Alkitab juga diwarisi oleh gereja-
gereja pada masa kini. Gereja-gereja masa kini tidak
hanya mewarisi iman akan Kristus yang
dikristalisasikan dalam Pengakuan Iman Rasuli
melainkan mewarisi pengakuan akan kewibawaan Alkitab
dalam bentuk penerimaan akan kanon Alkitab.

Pada masa kini penerimaan akan kewibawaan Alkitab


terwujud dalam berbagai macam bentuk. Pertama, dalam
kaitannya dengan kehidupan iman personal, yakni
melalui pembacaan dan perenungan teks-teks Alkitab
secara personal. Kedua, dalam kaitanya dengan
kehidupan komunitas-komunitas Kristen, baik gereja
maupun lembaga dan institusi Kristen. Alkitab
digunakan untuk memelihara iman umat, menjadi
landasan dalam mengatur organisaasi Kristen, dan
bahkan dalam pembentukan komunitas Kristen. Ketiga,
otoritas Alkitab terlihat dari pelibatan teks-teks
Alkitab dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan
yang terjadi dalam masyarakat luas. Teolog-teolog
menjadikan teks-teks Alkitab sebagai sumber
inspirasi, partner dialog atau bahkan sebagai
peletak landasan teologis dalam pergumulan dengan
berbagai isu kemasyarakatan, mulai dari lingkungan
hidup, ekonomi, politik, hukum, medis, persoalan
pendidikan, disabilitas dan sebagainya.

Sebagai buku yang mempunyai kewibawaan yang sangat


tinggi dan menentukan maka, Alkitab mempunyai
berbagai macam fungsi dalam kehidupan orang beriman.
Pertama, sebagai sumber moralitas, yakni teks-teks
Alkitab dipakai untuk menentukan tindakan-tindakan
yang baik, benar dan tepat yang sesuai dengan

37
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kehendak Allah sebagaimana ditemukan dalam teks-teks


Alkitab.

Kedua, sebagai sumber spiritualitas, mengingat teks-


teks Alkitab berfungsi untuk menumbuhkan dan
mengembangkan keimanan dengan cara melakukan
introspeksi, refleksi, dan meditasi.

Ketiga, Alkitab berfungsi untuk menyusun dan


memperdalam ajaran yang benar dan tindakan yang
benar (ortodoksi dan ortopraksi), mengingat dalam
Kekristenan tidak ada doktrin dan etika yang
dikembangkan tanpa pergumulan akan teks-teks
Alkitab.

Keempat, Alkitab berfungsi untuk mempertemukan


pembacanya pada dirinya sendiri terutama, pada hal-
hal yang selama ini tidak disadarinya. Jadi teks-
teks Alkitab dapat dianggap sebagai window into the
unconscious dari pembaca-pembacanya.

Kelima, Alkitab berfungsi untuk mendorong pembaca-


pembacanya dan juga pendengar pemberitaannya untuk
berjumpa dengan Allah yang hidup agar dapat
menghayati kehidupan imannya secara aktual.

Pendekatan-Pendekatan Modern terhadap Alkitab


Dalam era modern ini, Alkitab dipahami dengan
berbagai macam pendekatan, yang mempunyai perbedaan
satu sama lain. Kadang-kadang ada kecenderungan
untuk menganggap pendekatan yang satu sebagai yang
lebih benar daripada pendekatan yang lain.

Bermacam-macam pendekatan itu dapat kita lihat


seperti yang dikemukakan oleh Schüsser Fiorenza
dengan mengemukakan empat pendekatan. Dalam buku ini
akan dipaparkan tiga pendekatan terhadap Alkitab

38
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sebagaimana dikemukakan oleh Padilla. Pertama,


pendekatan intuitif atau yang disebut dengan
pendekatan dengan paradigma dogmatis. Pendekatan ini
disebut juga sebagai pendekatan revelasionis, yakni
pendekatan yang menekankan pada pewahyuan Alkitab.
Alkitab dipahami secara naluriah dan dogmatis.
Pendekatan ini biasanya dipakai oleh orang-orang
Kristen yang menamakan diri sebagai orang Kristen
Injili.

Dalam pendekatan ini, hermeneutik berarti ilmu yang


mempelajari tentang aturan dan metode penafsiran
Kitab Suci. Dalam pendekatan ini, doktrin tentang
Alkitab memegang peranan penting. Alkitab dipercayai
sebagai yang identik dengan firman Tuhan bukan
sekedar mengkomunikasikan firman Allah, yang
diwahyukan oleh Tuhan (inspiration), yang tidak
mungkin salah (inerancy), yang tak mungkin keliru
(infallibility), dan sebagai orakel (oraculity).
Sedangkan ilmu bahasa, sejarah, dan ilmu-ilmu
manusia yang lain sungguhpun penting, hanya
dipandang sebagai pelengkap saja.

Pendekatan intuitif membedakan hermeneutik umum dan


khusus. Hermeneutik umum mempelajari latar belakang
sejarah dan budaya Alkitab, konteks jauh dan konteks
dekat, arti kata secara sintaksis dan ensiklopedis,
makna teologis dan menentukan pra-syarat penafsiran
Alkitab. Sedangkan hermeneutik khusus mempelajari
segala aturan untuk menafsirkan teks Alkitab menurut
jenis sastra (genre) tertentu, antara lain misalnya,
perumpamaan, amsal, nubuatan, dan sebagainya.

Pendekatan intuitif dengan paradigma dogmatis ini


mempunyai segi positif dan segi negatif. Segi
positif dari pendekatan ini adalah bahwa Alkitab
dapat dipahami oleh semua orang, ditekankannya

39
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

peranan Roh Kudus, ditekankannya bahwa usaha


pemahaman terhadap teks-teks Alkitab bukan untuk
memenuhi kebutuhan intelektual tetapi pada ketaatan
akan firman Tuhan, dan ditekankannya respon pribadi
terhadap berita Alkitab.

Segi negatif dari pendekatan ini adalah bahwa,


pertama, pendekatan ini menekankan pada sikap
manusia sekedar patuh pada teks-teks Alkitab yang
bisa jadi bukan merupakan firman Tuhan itu sendiri.
Kelemahan berikutnya, yang kedua, adalah bahwa
keillahian Alkitab terlalu ditonjolkan, yang
menyebabkan orang menjadi tidak kritis dan cenderung
menganggap apa yang ditulis dalam Alkitab sebagai
kebenaran yang mutlak. Akibatnya ada kecenderungan
bahwa semua ilmu harus diverifikasi oleh Alkitab.
Ketiga, pendekataan ini cenderung melakukan praktek
pencabutan ayat dari konteksnya yang menyebabkan
penafsiran menjadi dangkal. Keempat, dalam
pendekatan ini, Alkitab dipakai untuk membangun
kesalehan pribadi, yang cenderung memupuk sikap
eksklusif dan superior, cenderung mengarahkan hidup
ke “seberang sana,” sedangkan perhatian pada saudara
seiman agak kurang, pelayanan sosial dianggap
sebagai salah satu metode pekabaran Injil.

Kedua, pendekatan akademis dengan metode historis-


kritis. Pendekatan ini sangat umum dilakukan dalam
dunia akademis dan menekankan segi intelektual.
Pendekatan yang populer dan dikembangkan adalah
historis-kritis yang dipengaruhi oleh rasionalisme.
Yang menarik pendekatan ini pertama-tama tidak
digunakan oleh ahli-ahli biblika, melainkan
dikembangkan oleh filsuf-filsuf seperti misalnya
John Lock dan Spinoza. Yang menjadi perhatian utama
adalah obyektifitas penyelidikan teks Kitab Suci.

40
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Pendekatan historis-kritis dikembangkan oleh Semler


yang dicirikan oleh dua pemikiran, yakni, pertama,
bahwa firman Tuhan dan Alkitab tidaklah identik.
Kedua, bahwa kitab-kitab dalam Alkitab bersifat
kontekstual dan tidak mengikat. Mengingat pendekatan
ini sangat intens dalam menyelidiki teks-teks dalam
terang konteks historis dan kultural maka sebagai
hasil sampingnya dikembangkan pula ilmu pengantar
atau ilmu pembimbing.

Tujuan pendekatan ini adalah untuk memahami teks-


teks Alkitab dan latar belakang kehidupan di balik
teks. Dalam pendekatan ini diteliti perbedaan versi
dan dilakukan usaha untuk memahami apakah ada cerita
yang berulang atau tidak konsisten, atau kacau
menurut akal sehat. Perkembangan berikutanya adalah
bahwa dalam pendekatan ini juga diteliti bahan-bahan
dari berbagai sumber.

Pendekatan akademis ini memahami hermeneutik sebagai


upaya untuk memahami teks Kitab Suci saja, sedangkan
untuk mengaplikasikan hasil eksegese Alkitab pada
situasi masa kini bukanlah tugas hermeneutik,
melainkan tugas teologi praktika, sistimatika,
historika, dan teologi sosial.

Dua hal penting dalam yang ditunjukkan oleh


pendekatan ini adalah bahwa, pertama, pendekatan ini
menghargai tradisi ilmiah dalam penafsiran, yakni
dengan memakai dan memanfaatkan ilmu sejarah dan
ilmu sastra. Kedua, pendekatan ini menekankan bahwa
penelitian ilmiah tak perlu dipisahkan atau
dipertentangkan dengan kebutuhan gereja. Ilmu dan
iman dapat saling mendukung satu sama lain, dan
bahwa ilmu dapat dimanfaatkan untuk kebaikan gereja,
khususnya dalam hal memahami teks-teks yang menjadi
penopang kehidupan bergereja.

41
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Segi positif dari pendekatan ini adalah bahwa


pendekatan ini mendorong orang untuk dapat, pertama,
memahami dunia umat Israel/orang Kristen mula-mula.
Kedua, dapat memahami bahwa umat Kristen mula-mula
bukanlah homogen. Ketiga mendukung berkembangnya
sikap kritis dan kreatif. Keempat, pendekatan ini
mendorong keterbukaan pada penyelidikan non-kanonis.
Kelima pendekatan ini dapat memperkaya pemahaman
tentang teks-teks Alkitab dengan bantuan ilmu-ilmu
lain.

Pendekatan ini mengandung juga segi negatif, yaitu


pertama, ada kecenderungan bahwa pendekatan ini
kurang langsung berhubungan dengan pergumulan jemaat
awam. Kedua, penyelidikan kritis sebagaimana
dikembangkan dalam pendekatan ini bisa berkembang ke
arah pemikiran spekulatif. Ketiga, pendekatan ini
cenderung mencerai-beraikan teks Alkitab yang sudah
utuh, maka seringkali dituduh liberal dan merusak
iman.

Ketiga, pendekatan sosial praksis. Pendekatan ini


menekankan pemecahan masyarakat modern serta
berusaha untuk memahami Alkitab bagi kehidupan
manusia secara holistik baik spiritual maupun
kesejahteraan secara menyeluruh. Pendekatan
ini dikembangkan terutama oleh dan dalam teologi
pembebasan, feminis, teologi hitam, teologi minjung,
dan teologi-teologi lainnya yang prihatin pada
masalah-masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan
kongkret.

Beberapa penekanan dalam pendekatan ini dapat


dikemukakan, sebagai berikut. Pendekatan ini
melakukan usaha memahami teks-teks Alkitab yang

42
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tidak hanya menyangkut makna teks tetapi makna teks


untuk masa kini dalam konteks aktual. Asumsi yang
digunakaan dalam pendekatan ini adalah asumsi
teologis yang menekankan praksis iman. Pendekatan
ini menekankan pemaknaan secara sinkronis dengan
melihat sejarah secara spiral bukan sebagai garis
yang sederhana, melainkan bergerak secara kompleks.
Dalam hubungannya dengan teks-teks Alkitab,
pendekatan ini memandang teks-teks tersebut sebagai
alat refleksi, yakni sebagai alat atau media untuk
menolong manusia khususnya mereka yang tertindas dan
tersisih.

Ahli-ahli yang mengembangkan pendekatan ini


memandang bahwa tugas hermeneutik adalah untuk
merefleksikan bagaimana firman yang terjadi pada
masa lampau dan dalam budaya tertentu dimengerti dan
dipahami menjadi bermakna secara eksistensial dalam
suituasi kita sekarang ini. Dalam kaitannya dengan
hal tersebut di atas, dipegang asumsi bahwa sebelum
membaca teks, penafsir telah mempunyai pra-
pemahaman, yang dalam proses penafsiran akan terjadi
perpaduan horizon pembaca dan penulis. Maka dalam
proses penafsiran terjadi situasi saling menafsirkan
antara pembaca dan penulis.

Dalam pendekatan ini empat unsur yang menentukan


dalam proses penafsiran teks-teks Alkitab adalah,
situasi historis penafsir, pandangan dunia dan
kehidupan (world- and- life view), pandangan tentang
Kitab Suci, dan teologi yang diwarisi oleh pembaca.
Empat unsur ini menjadi bagian yang terpisahkan
dalam studi hermeneutik dengan pendekatan sosio-
praksis. Konteks dari penafsir menjadi bagian yang
sama pentingnya dengan konteks dari teks-teks
Alkitab yang ditafsir.

43
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Pendekatan ini memuat baik segi positif dan segi


negatif. Segi positif dari pendekatan ini adalah
bahwa, pertama, penafsir teks-teks Alkitab mestilah
seorang ahli atau orang yang telah dilatih dalam
proses penafsiran teks. Kedua, penafsir teks-teks
Alkitab didorong untuk memperoleh pemahaman tentang
diri sendiri dan masyarakat secara langsung dari
teks-teks Alkitab. Ketiga, pendekatan ini dapat
disumbangkan kepada gereja dan komunitas Kristen
lainnya untuk dapat mengaktualisasikan dirinya
sesuai dengan konteks masyarakatnya sendiri.
Keempat, penafsir teks-teks Alkitab tidak hanya
diajak untuk memahami teks-teks tersebut melainkan
juga ditantang untuk mewujudkan pemahaman tersebut
sampai pada tindakan nyata. Ini yang disebut sebagai
praksis iman.

Segi negatif dari pendekatan ini perlu diperhatikan


juga. Pertama, dalam pendekatan ini penafsir dapat
mengartikan teks sesuai dengan tanggapannya yang
mungkin belum tentu dikehendaki teks. Kedua,
penafsir mempunyai kecenderungan untuk memilih
bagian-bagian dari teks-teks Alkitab yang dianggap
mengandung pemihakan Allah kepada kaum lemah dan
tertindas. Ketiga, dalam pendekatan ini ada
kecenderungan bahwa persoalan kehidupan rohani
kurang menjadi penekanan. Keempat, ajaran dan dogma
gereja cenderung kurang menjadi perhatian. Kelima,
pendekatan ini cenderung melihat peristiwa yang ada
di dalam Alkitab sebagai peristiwa yang sering
direlatifkan, bukan peristiwanya yang dianggap
penting melainkan makna yang terdapat dalam
peristiwa tersebut.

44
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 3
HERMENEUTIK FILOSOFIS

Pendahuluan
Walaupun hermeneutik filosofis bukan menjadi kajian
utama dalam buku ini, namun karena hermeneutik
Perjanjian Baru juga memanfaatkan pemikiran-
pemikiran yang dikembangkan dalam hermeneutik
filosofis, maka sangat penting juga untuk
memperhatikan pemikiran-pemikiran yang dikembangkan
oleh filsuf-filsuf tentang hermeneutik.

Sebagaimana diakui oleh ahli-ahli hermeneutik,


hermeneutik filosofis merupakan cabang baru dalam
bidang filsafat yang sangat berkembang pesat
terutama pada tiga ratus limapuluh tahun terakhir
ini. Sebenarnya, telaah hermeneutik telah dilakukan
oleh filsuf-filsuf klasik Yunani, tetapi mengingat
urgensi persoalan memahami pemahaman itu sendiri,
maka kajian hermeneutik semakin diusahakan secara
lebih intens oleh filsuf-filsuf Barat Modern. Dengan
kata lain, berkembangnya minat terhadap bidang ini
disebabkan oleh semakin kompleksnya bagaimana
memahami tentang memahami itu sendiri.

Tokoh-tokoh hermeneutik filosofis yang dapat


diangkat untuk memperjelas pemikiran-pemikiran
tetang hermeneutik, antara lain, F. Schleiermacher,
Ricoeur, Bultmann, Ebeling, Tillich dll. Berikut ini
akan dibahas beberapa pemikiran hermeneutik
filosofis secara sekilas. Bagi mereka yang terdorong
untuk memperdalam tentang topik ini disarankan untuk
mendapatkan bahan-bahan lebih lanjut dalam bidang
kajian filsafat.

45
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Friedrich Schleiermacher (1768-1834)


Dalam bidang kajian fiosofis, Schleiermacher dapat
disebut sebagai bapak hermeneutik modern. Yang
sangat menarik adalah sebenarnya dia berlatar
belakang sebagai seorang teolog praktika dan
sekaligus ahli dalam filologi klasik. Pemikiran-
pemikirannya dianggap telah mengangkat kajian
hermeneutik ke taraf tataran universal, dengan
menegaskan bahwa hermeneutik memerlukan landasan
kritis yang menyeluruh tentang apa itu pemahaman.
Pemikirannya yang sangat fundamental ini ditandaskan
dalam konteks kehidupan keilmuan, khususnya di
Eropa, dimana terjadi situasi bahwa selama ini
hermeneutik dipasung oleh ortodoksi dan otoritas
gereja, baik itu dari pihak Gereja Katolik maupun
Protestan.

Menurut Schleiermacher, pemahaman tentang pemahaman


menjadi amat mendasar dalam hermeneutik mengingat
bahwa dalam kenyataannya orang mengalami situasi
tidak memahami atau kurang memahami atau salah
memahami tehadap kata-kata atau teks yang dibaca.
Jadi, dalam kaitannya dengan hal tersebut di atas
ditemukan hal yang menarik bahwa pemahaman selalu
dimulai dari fakta kesalah-pengertian. Karena itu
hermeneutik tidak pertama-tama berkaitan dengan
pencarian akan arti teks, tetapi pertama-tama
berkaitan dengan bagaimana memahami teks-teks yang
dikaji menjadi mungkin.

Menurut Schleiermacher, titik tolak dalam


hermeneutik adalah pentingya memahami konsep tentang
pemikiran dan bahasa. Menurut pemahaman
Schleiermacher, bahasa yang dipakai manusia tidak
hanya mengkomunikasikan pemikiran-pemikiran,
melainkan yang sangat utama adalah bahwa bahasa
membentuk pemikiran itu. Bahasa dan pemikiran adalah

46
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dua hal yang saling kait mengait. Tujuan


hermeneutik, sebagaimana ditandaskan oleh
Schleiermacher adalah berusaha untuk merekonstruksi
maksud pengarang teks tertentu pada masa mula-mula,
yakni pada masa ketika teks tersebut ditulis. Usaha
pemahaman terhadap teks sebagaimana dimaksudkan pada
masa mula-mula tersebut didasarkan pada model ideal
percakapan atau konversasi. Dalam hal ini model
konversasi antar teman diyakini bahwa aspek
kehadiran (presence) menjadi begitu penting. Dapat
dikatakan bahwa, menurut pemikiran Schleiermacher
teks merupakan bentuk dari aplikasi pribadi atau
kedirian yang tertuang dalam bahasa. Karena itu
dalam teks selalu terdapat segi subyektif, yakni
bahwa di dalam teks selalu terdapat kepentingan dan
unsur psikologis yang menyertainya, dan segi
obyektif, yakni bahwa penulis selalu memakai aspek-
aspek kebahasaan yang dapat dipahami orang lain
secara obyektif, misalnya aspek gramatikal yang
diwujudkan dalam bahasa.

Hermeneutik Alkitab, yakni hermeneutik terhadap


teks-teks Alkitab, bukan merupakan kegiatan yang
terisolir, melainkan tunduk pada hermeneutik yang
berlaku umum. Dalam hal ini, keyakinan akan
inspirasi dalam penulisan teks-teks Alkitab tidak
meniadakan interpretasi yang berlaku umum dimana
hermeneutik diterapkan.

Wilhelm Dilthey (1833-1911)


Wilhelm Dilthey menghasilkan karya-karya yang sangat
beragam dan terkenal sebagai filsuf, psikolog dan
sejarawan. Satu tahun setelah kelahirannya,
Schleiermacher meninggal, namun pemikiran-pemikiran
Schleiermacher tetap menjadi daya tarik yang luar
biasa bagi Dilthey; dia adalah orang yang mengagumi
pemikiran-pemikiran Schleiermacher. Pada saat

47
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Dilthey hidup dan berkarya terjadi pekembangan yang


sangat intens dalam bidang keilmuan, terutama ilmu-
ilmu positif. Yang terjadi adalah berkembang juga
mentalitas positivisme menguasai Zeitgeist pada saat
itu. Klaim ilmu-ilmu positif adalah ilmu obyektif
hanya dihasilkan oleh ilmu alam dengan pemakaian
metode yang obyektif. Pada saat inilah, ilmu-ilmu
humaniora, termasuk juga teologi mengalami
kebingungan karena tidak dapat memenuhi tuntutan
obyektifitas sebagaimana ditandaskan oleh ilmu-ilmu
positif.

Di tengah-tengah kebingungan ilmu-ilmu humaniora dan


teologi, Diltey mengemukakan gagasan tentang hal
menjelaskan dan memahami. Menurut Dilthey, ilmu alam
berusaha untuk menjelaskan (to explain) gejala-
gejala alam, secara lahiriah dengan memakai
pendekatan empiris, yakni pendekatan yang dengannya
dapat ditangkap oleh alat indrawi. Sedangkan ilmu-
ilmu manusia (humaniora) berusaha untuk memahami (to
understand) hal-hal yang berkaitann dengan kehidupan
manusia dan pengalaman-pengalaman batin serta
perwujudannya, antara lain dalam bentuk teks
tertulis.

Menurut Dilthey, unsur fundamental dalam hermeneutik


adalah memahami ungkapan-ungkapan batin dan
mengenali kembali keadaan akal budi seseorang
terutama yang tercatat dan tertuang dalam bahasa.
Dengan demikian memahami berarti kemampuan untuk
memindahkan diri sendiri ke dalam diri orang lain
agar tercapai situasi memahami. Menurut Dilthey, hal
ini mungkin dilakukan dan mempunyai keabsahan. Dalam
pemahaman tersebut selalu tercakup dua aspek,
sebagaimana ditekankan oleh Schleiermacher, yaitu
aspek obyektif (sistim budaya) dan aspek subyektif
(kesadaran individual).

48
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Martin Heidegger (1889-1976)


Martin Heidegger adalaf filsuf yang secara langsung
mempengaruhi pemikiran-pemikiran teolog-teolog
terutama Bultmann. Heidegger mengungakapkan
pemikiran-pemikirannya dalam bahasa Jerman yang
terkadang sangat sulit diterjemahkan dalam bahasa
lain. Namun, yang sangat penting adalah pemikiran
utamanya tentang Sein und Zeit (Ada dan menjadi).
Dalam pandangannya manusia tidak lagi berbicara
melainkan bahasalah yang berbicara (Die Sprache
spricht). Karena bahasa yang berbicara maka
hermeneutik menjadi penting. Malahan dapat dikatakan
bahwa membicarakan tentang manusia sebenarnya
merupakan hermeneutik. Dengan kata lain, menurut
Heidegger, hermeneutik sebenarnya adalah filsafat
itu sendiri. Gagasan dasarnya adalah bahwa manusia
mewujudkan kemungkinan dalam usaha untuk memahami,
mengartikan sesuatu, dan mengadakan interpretasi
terhadap fenomena atau peristiwa yang melingkupinya.

Heidegger mengemukakan ide yang sangat penting dalam


hermeneutik yang pada waktu berikutnya sangat
mempengaruhi hermeneutik biblis. Menurutnya, dalam
hermeneutik selalu didasarkan pada tiga hal, yaitu:
kepentingan (Vorhabe), dan praduga (Vorsicht) dan
prapaham (Vorgriff, Vorverstandnis). Pemahaman
terhadap teks-teks selalu bersifat sirkuler, yaitu
pengertian yang memberi pemahaman seharusnya sudah
memahami yang diartikan. Karena itu dalam
hermeneutik terjadi apa yang disebut sebagai
lingkaran hermeneutis. Lingkaran hermeneutik ini
melibatkan aspek prapaham, yang mana hal ini tak
perlu disesali malah harus disyukuri agar ada
kemunginan untuk memahami sesuatu. Dikemudian hari
gagasan tentang lingkaran hermeneutik menjadi
populer, dengan isu bahwa masalah dalam lingkaran

49
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

hermeneutik adalah bukan bagaimana bisa keluar dari


lingkaran itu melainkan bagaimana bisa masuk dengan
cara yang tepat.

Hans-Georg Gadamer (1900- )


Hans-Georg Gadamer adalah salah satu filsuf yang
bergerak dalam pemikiran-pemikiran hermeneutik yang
sangat berpengaruh. Bukunya yang terkenal berjudul,
Wahrheit und Methode, yang di dalamnya Hans-Georg
Gadamer mempertanyakan metodologi yang dipergunakan
oleh ilmu modern tetapi sekaligus menantang teori
hermeneutik Dilthey. Menurut Gadamer, Dilthey
cenderung mengesampingkan pengalaman yang lebih asli
dari realitas, yaitu pengalaman akan keseluruhan
hidup serta kebenaran yang ada di dalamnya. Hal yang
serupa tidak hanya terlihat dalam gagasan-gagasan
Diltey melainkan juga terlihat dalam ilmu-ilmu
humaniora modern.

Sambil mengkritik penggunaan metodologi yang selama


ini diterapkan dalam ilmu-ilmu humaniora, Gadamer
menolak metodologisme yang statis dan dogmatis.
Metode bagi Gadamer tetap diperlukan tetapi tetap
merupakan hal yang sekunder dan hendaknya didasari
oleh kesadaran, yaitu kebenaran yang mendasar.
Pemikiran hermeneutisnya dijelaskan melalui model
karya seni sebagai wadah yang dapat mengungkap
kebenaran, dan mengintepretasikan fakta dengan cara
baru. Dalam karya seni, pemahaman terhadapnya
membutuhkan keterlibatan dari si penafsir dimana
tidak lagi dibedakan subyek dan obyek. Menurut Hans-
Georg Gadamer, dalam realitanya interpretasi tak
lepas dari berbagai macam kepentingan, antara lain
kepentingan politis, sosial, ekonomis dan keagamaan
yang mesti harus disadari pada saat melakukan
interpretasi.

50
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Dalam pemahaman tentang hermeneutik semacam itu,


memahami berarti proses masuk pada tradisi pada masa
yang lampau dan yang pada masa kini dimana penafsir
harus menyesuaikan diri. Dalam hermeneutik, perlu
disadari akan kenyataan adanya prapaham, yakni sudut
pandang dan arah yang membuka diri pada dunia masa
lampau, yang merupakan kemampuan awal dalam proses
memahami. Selanjutnya, untuk memahami teks
dibutuhkan prapaham dan minat, dengan tujuan
akhirnya ialah bersetuju dengan teks, yang pada
titik inilah horison teks dan pembaca menyatu.

Paul Ricoeur (1913-)


Paul Ricoeur juga merupakan salah satu pemikir dalam
bidang kajan hermeneutik yang sangat terkena dan
berpengaruh. Dalam bukunya yang dalam bahasa
Indonesia kira-kira berjudul Konflik Interpretasi-
Interpretasi, Paul Ricoeur berpendapat bahwa teks
adalah sederetan ungkapan dalam tulisan yang tidak
diucapkan dan mengandaikan ada relasi antara
pengarang dan pembaca, namun demikian tetap tidak
ada dialog dan tanya jawab antara pembaca dan
penulis. Maka sebenarnya soal membaca dan soal
menulis tidak punya kaitan apa-apa sebab pembaca
tidak hadir ketika teks ditulis oleh penulis. Begitu
teks selesai ditulis, seolah-olah pengarangnya mati.
Karena itu, bisa dikatakan bahwa teks bersifat
abadi, maka dapat dianalisa dan diterjemahkan ke
dalam bahasa lain.

Pendapat Ricoeur yang penting lainnya adalah bahwa


dalam bahasa terdapat unsur referensial, artinya
terdapat hubungan antara bahasa dengan realitas
luar. Misalnya dalam percakapan, makna kata-kata
yang diucapkan terkait dengan konteks, karenanya
unsur referensialnya tercampur dalam gerak-gerak
yang menunjukkan makna. Tetapi dalam teks tertulis,

51
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

termasuk teks-teks Alkitab, unsur referensial


ditunda. Maka teks sebenarnya dapat diperlakukan
tanpa pengarang dan tanpa dunia.

Ketika teks dicoba untuk ditafsirkan, maka di


sinilah timbul gagasan tentang menjelaskan, yakni
memperlakukan teks tanpa pengarang, tanpa dunia,
menemukan relasi intern dan strukturnya, dan
menjelaskan sistim semiotik, dll. Mengartikan
berarti mewujudkan teks seperti pada sebuah
percakapan hidup. Pembaca melakukan proses
aprosiasi, yakni usaha untuk menjadikan teks sebagai
miliknya sendiri dan menemukan kembali apa yang
dikatakan oleh teks.

Bab 4
HERMENEUTIK:
DARI YESUS SAMPAI KEKRISTENAN AWAL

Pendahuluan
Dalam bagian ini akan dikemukakan sejarah singkat
tentang olah hermeneutik mulai dari Yesus, Paulus
sampai pada teolog-teolog atau bapa-bapa gereja yang
melakukan praktek dan mengemukakan pemikiran tentang
hermeneutik.

Yesus Dan Penafsiran Kitab Suci


Penafsiran Kitab Suci sebenarnya telah dimulai dan
dikembangkan oleh orang-orang Yahudi jauh-jauh hari
sebelum Yesus lahir. Teks-teks Kitab Suci bisa
ditafsirkan sebanyak 70 macam yang melambangkan
jumlah seluruh bangsa-bangsa/bahasa di dunia. Teks
Kitab Suci ditafsirkan oleh aliran-aliran dalam
agama Yahudi, oleh ahli-ahli Taurat, tetapi juga
oleh seluruh umat dengan cara mempelajarinya.

52
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Menafsirkan dalam Kaitan Dengan Perjanjian Lama


Dalam Perjanjian Baru dapat diperoleh kesan bahwa
Yesus juga melakukan penafsiran terhadap teks-teks
Kitab Suci. Penafsiran Yesus bersumber dari teks-
teks Perjanjian Lama. Dalam hal ini secara umum
harus diakui bahwa tidak ada hal yang baru yang
dilakukan Yesus. Walaupun demikian terdapat elemen
yang baru yakni pandangan Yesus terhadap Perjanjian
Lama itu sendiri. Menurut Yesus, tidak seluruh
Perjanjian Lama dapat dianggap sebagai firman Tuhan.
Hal ini terlihat ketika Yesus berpendapat bahwa
ketetapan-ketetapan yang dibuat Musa tidaklah
identik dengan firman Tuhan, bahwa Yesus melakukan
penafsiran teks-teks Kitab Suci secara baru dalam
kaitannya dengan konsep Kerajaan Allah, serta
penegasan ajaran Yesus yang baru yakni akan hukum
kasih

Yesus Dan Farisi


Menurut ahli-ahli, dengan melihat ajaran-ajaranNya,
Yesus dianggap berdiri dekat dengan aliran Farisi.
Dalam teks-teks Perjanjian Baru terlihat bahwa
perdebatan sengit yang dilakukan oleh Yesus justru
dilakukan dengan orang-orang Farisi. Perdebatan itu
mencakup bagaimana memahami atau menafsirkan teks
Kitab Suci, bukan tentang apa Kitab Suci itu
sendiri. Seringnya perdebatan yang dilakukan oleh
Yesus terhadap orang Farisi menunjukkan betapa
dekatnya hubungan antara Yesus dan Farisi.

Tentang Kitab Suci sendiri, Yesus mempunyai kesamaan


pandangan dengan pandangan Farisi, yakni sebagai
berikut:

Pertama, Kitab Suci adalah berwibawa, karena


diwahyukan oleh Allah. Yesus memakai kata-kata: "ada

53
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tertulis" (Mark 11:17, Mat 4:4), "belum pernah kamu


baca" (Mark 2:25), Daud dengan pimpinan Roh Kudus
(Mark 12:36). Tetapi disamping itu Yesus menyadari
ada sisi manusiawi, misalnya surat cerai dari Musa.

Kedua, Musa dianggap sebagai pengarang Taurat dan


Daud sebagai pengarang Mazmur. Yesus menganggap
peristiwa dalam Perjanjian Lama sebagai peristiwa
yang sejati, misalnya: penciptaan (Mark 10:6), Habel
dibunuh (Mat 23:35). Peristiwa-peristiwa tersebut
tetap mempunyai relevansi pada zaman Yesus,
misalnya, soal sabat (Mark 2:25). KritikNya terhadap
orang-orang yang patuh dalam kehidupan beragama
adalah bahwa orang pada saat itu pandai memelihara
tetapi mengesampingkan Tuhan.

Ketiga, menekankan perintah moral/etis, hubungan


pribadi dengan Tuhan daripada upacara keagamaan.
Soal sabat (Mark 7:1), Yesus mengutip teks yang
terdapat dalam Hos 6:6, Yes 29:13. Soal Bait Suci,
Dia mengutip Yes 56:7, Yer 7:2. Yesus menafsir ulang
pemahaman-pemahaman iman yang sedang berkembang saat
itu, misalnya tentang syema (Mark 12:29-30), dan
menggabungkan hukum kasih (Mark 12:31). Hal yang
sama juga terlihat dalam Khotbah di Bukit, "kamu
telah mendengar… tetapi Aku berkata….” Sikap dan
pendirian Yesus begitu tegas dalam kaitannya dengan
kehidupan keberagamaan. Disamping itu, Yesus
mengajar dengan wewenang sendiri sehingga Ia sanggup
mengangkat hukum ke dalam tingkat moral yang lebih
tinggi.

Yesus Dan Ahli Taurat


Penafsiran Yesus terhadap teks-teks Perjanjian Lama
begitu dekat dengan pandangan ahli-ahli Taurat atau
rabi-rabi pada saat itu. Misalnya, mengenai sumpah,
“kamu telah… (Im 19:12, Kel 20:7, Bil 30:2), tetapi

54
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

aku… (Yes 66:1, Maz 48:2)” terdapat dalam Mat 5:3.


Hal ini mempunyai kesejajaran dengan Sirakh 23:9
yang berkata: "Jangan membiasakan mulutmu bersumpah"
(Dari mazab Halakah yang lebih menekankan moral etis
daripada doktrin dogmatis). Tetapi dalam Mark 12:26-
27: Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang
hidup, merupakan tafsiran ala haggada (lihat IV
Makabe)

Namun demikian Yesus dalam penafsiran terhadap teks-


teks Perjanjian Lama menafsirkan secara khas juga.
Khususnya tentang Kerajaan Allah, Yesus menafsirkan
bahwa Kerajaan Allah sudah genap (Mark 1:15) dengan
mengkaitkannya dengan teks yang terdapat dalam
Yesaya 53. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
Kerajaan Allah ditafsirkan oleh Yesus secara
mesianis. Ini merupakan hal yang unik dan melampaui
penafsiran Yudaisme terhadap nubuat-nubuat PL.

Dalam mengajarkan tentang Kerajaan Allah, Yesus juga


menghubungkannya dengan diriNya sendiri (Mat 11:5).
Tentu saja penafsiran yang demikian ditentang oleh
orang sejaman. Di lain pihak Ia amat menghargai
Taurat, menjunjung tinggi doktrin, dengan menegaskan
“satu iota tak akan ditiadakan.” Tetapi menurut
Yesus, Taurat saja tidak cukup. Taurat itu benar,
baik dan kudus, tetapi kasih adalah kegenapan
Taurat. Sikap Yesus teradap sabat adalah bahwa
manusia itu lebih berharga dari sabat, karena itu
menurut Yesus, sangat diperbolehkan menyembuhkan
orang pada hari sabat. Menurut Yesus Taurat perlu
ditafsirkan secara profetis, kalau tidak (Yoh 8:17),
maka Taurat menjadi sekedar hukum.

Jadi, secara singkat dapat disimpulkan bahwa baik


bentuk dan isi penafsiran Yesus mirip dengan rabi
sezaman, tetapi pandanganNya agak berbeda, yakni

55
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bahwa Yesus tak ragu-ragu mengkritik teks-teks Kitab


Suci itu sendiri dan menafsirkannya dengan wibawaNya
dan mengucapkannya sebagai Firman Allah. Hal ini
terlihat, misalnya bahwa hukum kasih menerangi hukum
lain. Disamping itu, Yesus berani mengatakan bahwa
diriNya adalah penggenap nubuatan Perjanjian Lama.

Paulus Dan Hermeneutik

Paulus Dan Yesus


Hubungan Paulus dan Yesus dapat digambarkan dengan
berbagai macam cara. Misalnya hubungan itu bagaikan
hubungan antara agama tentang Yesus dan agama Yesus.
Tetapi dalam penafsiran, terdapat kontinyuitas
hubungan antara Yesus dan Paulus.

Dalam penafsirannya, Paulus amat mengenal ucapan-


ucapan Yesus, misalnya 1Kor 11:25, 1Kor 15:3. Paulus
berhutang pada komunitas Kristen yang memelihara
tradisi yang berisi pengajaran dan kata-kata Yesus.
Lihat penelitian Davies yang menegaskan bahwa Paulus
mengenal sumber lisan atau bahkan sumber tulis yang
berisi kata-kata Yesus.

Seperti Yesus, Paulus menolak legalisme. Misalnya


Gal 3:10, 5:14, Rom 13:4. Dia menganggap bahwa
Perjanjian Lama adalah kitab pengharapan. Dia
menafsirkan tidak hanya kata-kata Yesus tetapi
tentang Yesus sendiri: sebagai Adam kedua, tubuh
Yesus sebagai makanan rohani (1Kor 10:2). Ini
merupkan pengaruh spekulasi Yahudi.

Catatan Tentang Penafsiran Paulus


Beberapa catatan tentang penafsiran Paulus dapat
dikemukakan sebagai berikut:

56
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Pertama, penafsiran Paulus menggunakan tipologi,


khususnya hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Apa yang terdapat dalam Perjanjian Lama adalah
pola, sekedar contoh. Israel adalah pola dari
gereja. Kisah keluaran adalah contoh dari kehidupan
orang Kristen (1Kor 10:6), Adam adalah gambaran dari
Dia yang akan datang (Rom 5:14). Pemakaian kata
kiasan "allegoroumena" dalam Gal 4:22-26 dapat
dianggap sebagai pengaruh filsafat Yunani.

Kedua, isi penafsiran Paulus bersifat Kristosentris.


Seluruh Kitab Suci mengacu pada mesias yang terjanji
yaitu Yesus Kristus. Kristus berkaitan dengan
rencana penebusan Allah dimulai dari Israel, mulai
dari kejatuhan Adam dalam dosa (Rom 5:12), kesetiaan
Abraham (Gal 3:6), pemberian Taurat (Gal 3:19),
sampai pada penyaliban dan kebangkitan. Tafsiran
Paulus lahir dari iman dan refleksi iman akan Yesus
Kristus.

Ketiga, oleh Paulus dipahami bahwa Perjanjian Lama


menjadi Kitab Suci karena Roh yang datang dari
Allah. Tanpa itu Perjanjian Lama kehilangan maknanya
sebagai Kitab Suci (2Kor 3:6, 4:3-4)

Cara Mengelaborasi Teks:


Pertama, Paulus bebas terhadap arti asli dari
perikop yang ia kutip. Konteks teks tak penting,
kadang-kadang agak sewenang-wenang menurut kacamata
ahli biblika modern. Misalnya Maz 69:9 dalam Rom
15:2-3, "kata-kata cercaan", padahal mazmur tak
bersifat mesianis. Tafsiran Paulus ditulis untuk
mengajar dan teks-teks yang dikutip untuk memberi
dasar legitimasi. Ini sebenarnya corak penafsiran
rabinis, yaknni cenderung mengabaikan konteks sambil
menekankan pada kata-kata tunggal.

57
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Kedua, penafsiran Paulus (atau tulisan Paulis)


ditulis dalam bahasa Yunani. Tetapi selain dari itu,
Paulus sedikit banyak dipengaruhi oleh filsafat
Yunani dalam proses penafsiran. Ketika kita
memeriksa teologi benih yang dikembangkan Paulus,
ahli-ahli bisa menarik kesejajaran dengan penafsiran
yang dikembangkan Philo dari Aleksanderia yang
dipengaruhi oleh filsafat Yunani. Dalam penafsiran
filsafat Yunani, nama-nama menjadi amat penting dan
perlu digali maknanya.

Yang menarik baik Paulus dan Philo mempunyai


kemiripan, yakni, dalam penafsiran mereka belajar
dari sinagoge Yahudi; keduanya memanfaatkan model
penafsiran filsafat Yunani; keduanya memanfaatkan
gaya pidato ala retorika Yunani; dan keduanya dapat
dianggap "rasul" untuk orang bukan Yahudi

Mazab Aleksanderia
Basis: Aleksanderia
Mazab Aleksanderia dikembangkan oleh bapa-bapa
gereja yang berbasis di Aleksanderia. Secara umum
mazab ini dipengaruhi oleh filsafat Yunani Stoa,
khususnya oleh Philo. Model penafsiran yang dipakai,
yakni alegori. Alegori dibagi dalam dua tingkat,
yakni fisik (ditujukan kepada Allah dan hakekat
dunia) dan etis (ditujukan kepada kewajiban-
kewajiban manusia). Contoh, tujuh kaki dian
ditafsirkan sebagai tujuh planet, Abraham dan Sara
melambangkan akal budi dan kebajikan.

Prinsip-Prinsip Penafsiran
Secara umum, dalam penafsiran Mazab Alexanderia
arti harafiah perikop ditolak atau tak dihargai.
Segala sesuatu yang tidak layak mengenai Allah harus
ditafsirkan secara alegoris. Setiap tulisan dalam
Kitab Suci mempunyai beberapa arti, dan arti-arti

58
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tersebut tersusun secara bertingkat dari arti yang


dangkal ke arti yang lebih mendalam dan sekaligus
tersembunyi. Arti-arti kata tersebut ditelusuri
secara etimologis dan aritmologis, yakni bahwa
bilangan-bilangan mempunyai arti tertentu.

Tujuan utama penafsiran ini adalah apologetis, yakni


tentang Allah yang telah menyatakan diri kepada
bangsa Yahudi dan perlu diperkenalkan kepada orang
Yunani dengana memakai prinsip filsafat Yunani.

Penafsiran alegoris yang ekstrim dikembangkan oleh


aliran gnostik (2 ZB) dengan gagasan dasar dualisme
alam semesta, yakni rohani dan jasmani. Yesus
dirohanikan sedemikian rupa sehingga dipisahkan dari
gereja dan konteks sosial budayaNya. Yesus adalah
misteri, untuk memahaminya diperlukan gnosis
(pengetahuan). Konteks teks diabaikan, misalnya
dalam Perjanjian Lama terdapat bermacam-macam nama
Allah: Elohim, El Shaddai, Yahweh Sebaoth, maka
ditafsirkan bahwa Allah bukan Esa tetapi dikaitkan
dengan pelbagai illah. Bapa Yesus tidak identik
dengan Allah pencipta. Jadi tafsiran gnostik pada
kenyataannya merugikan Kekristenan karena memahami
ajaran-ajaran Kristen secara gegabah dan salah
menurut ajaran orthodoks.

Klemen
Klemen mencoba untuk membahas dan menjelaskan arti
metode alegori. Tetapi dalam banyak kasus, Kitab
Suci dipakai hanya untuk menggambarkan pikiran-
pikirannya yang sudah terbentuk (ingat eisegese).
Dia memakai simbol-simbol Alkitab karena bagi dia
semua tulisan dalam Kitab Suci berbicara dalam
bahasa simbol misterius. Penafsirannya didasarkan
pada ide Philo.

59
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Arti-arti teks Kitab Suci ada sebanyak lima macam:


1) Arti historis (cerita dan sejarah)
2) Arti doktrinal (moralistik, religius dan
teologis),
3) Arti profetis (nubuat-nubuat)
4) Arti filosofis (arti kosmis dan psikologis)
5) Arti mistis. Misalnya istri Lot adalah
simbol duniawi.

Yang mengontrol penafsiran adalah iman kepada


Kristus (pribadi dan karyaNya). Hanya dengan cara
demikian orang tahu kebenaran gnosis, yang
tingkatannya jauh lebih tinggi dari religi (dan
menjadi gnostik). Prinsip penafsiran adalah
krsitosentris, yakni semuanya dilihat dalam rangka
Kristus

Origenes
Origenes menulis buku De Principiis yang berisi
tentang inspirasi dan penafsiran. Menurutnya
penggenapan nubuat adalah bukti inspirasi. Sedangkan
Kitab Suci mencatat peristiwa-peristiwa tetapi tidak
sesuai dengan urutan kebenaran intelektual.
Menurutnya, penulis-penulis Kitab Suci kadang-kadang
menganyam cerita ke dalam sesuatu yang tidak
terjadi, kadang-kadang sesuatu yang mungkin sudah
terjadi tetapi sesungguhnya tidak terjadi sama
sekali.

Walaupun demikian tujuan Kitab Suci adalah untuk


menyatakan kebenaran-kebenaran intelektual daripada
pekerjaan Allah dalam sejarah. Alasannya adalah
karena sejarah sekedar menyembunyikan kebenaran.
Contoh, kisah penciptaan dalam Kejadian. Dalam
Perjanjian Baru terdapat ketidak-cocokan antara
Injil-Injil yang menyebabkan penafsiran historis tak
mungkin dapat dilakukan. Origenes masih meyakini

60
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bahwa ada hal-hal dalam Kitab Suci yang benar-benar


punya arti harafiah, misalnya, perintah-perintah
Yesus.

Tetapi seluruh Kitab Suci mempunyai arti rohani,


namun demikian tidak semua mempunyai arti harafiah
karena Allah berbicara kepada kita dalam bahasa
simbol. Menurutnya ada tiga arti yaitu: 1) Arti
jasmani atau harafiah, 2) Arti Moral 3). Arti rohani
(alegoris-mistis). Hal ini didasarkan pada 1Tes
5:23. Namun arti harafiah disingkirkan, karena dalam
2Kor 3:6 dikemukakan akan adanya roh dan huruf,
huruf adalah penafsiran yang paling sederhana,
sedangkan roh adalah penafsiran alegori. Origenes
memberi nasihat agar dapat menafsirkan dengan benar
maka orang perlu berdoa meminta pimpinan Allah dan
bekerja serajin mungkin, amatilah penggunaan kata-
kata dan bandingkanlah dengan teks serupa.

Mazab Antiokhia
Basis: Antiokhia
Basis aliran ini adalah di Antiokhia. Penafsiran
alegoris ditolak dan mengutamakan penafsiran
harafiah. Perlu disinggung bahwa Mazab Aleksanderia
mengacu pada gagasan Paulus pada Gal 4. Tetapi
pendasaran ini ditolak oleh Mazab Antiokhia, dengan
alasan walaupun Paulus memakai kata alegori tetapi
dia tidak menafsirkan Kitab Suci secara alegoris.
Paulus tetap percaya pada realitas peristiwa, tetapi
dipakai sebagai "contoh". Mazab Aleksanderia
membuang realitas peristiwa, misalnya Adam, Firdaus
dan ular, sebenarnya bukanlah sungguh-sungguh. Mazab
Antiokhia mempertahankan realitas historis dari
penyataan Kitab Suci.

61
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Theodorus
Theodorus menganggap nubuat-nubuat nabi mempunyai
arti historis tetapi juga arti kristosentris. Maz 2,
8, 45, 110 ditafsirkan sebagai yang menunjuk pada
Kristus. Sedangkan Maz 22 dianggap hanya mempunyai
arti historis asli. Kitab-kitab yang tak berisi
nubuat (mesianis dan historis) baik dalam Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru perlu dikeluarkan dari
kanon Alkitab karena tak dilhami oleh Roh Suci.
Misalnya, Kitab Ayub. Kitab-kitab yang hanya semata-
mata historis perlu ditolak, misalnya, Tawarikh,
Ezra, Nehemia, Kidung Agung. Mengenai Kidung Agung
ia berpendapat bahwa kitab itu tak memuat nama
Allah, lebih bersifat catatan historis tentang
kasmarannya Salomo dalam pernikahannya dengan putri
Mesir untuk kepentingan stabilitas politik. Juga
kitab-kitab dalam PB misalnya, Surat-surat Am,
Yakobus.

Pada tahun 553 berdasarkan Konsili Konstantinopel


II, karya-karyanya dibakar, tetapi dikemudian hari
tetap berpengaruh.

Yohanes Chrysostomus
Yohanes Chrysostomus tidak seekstrim Theodorus. Ia
tetap mengembangkan metode harafiah dengan membatasi
diri pada tipologi. Ia mengkritik Paulus dalam Gal
4:24 karena menggunakan tipos sebagai alegori.

Hieronimus
Hieronimus menentang alegori dengan menekankan
realitas historis dari cerita-cerita dan nubuat-
nubuat Perjanjian Lama. Arti yang kaya dari Kitab
Suci dibangun oleh penafsiran harafiah. Untuk itu
dibutuhkan pemahaman akan kebenaran seperti yang
terdapat dalam bahasa asli. Selain itu dibutuhkan
apa yang disebut sebagai intelektual rohani

62
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

(spiritualis intelligentia) yang melampaui carneus


sensus (kepekaan jasmani). Tetapi dua hal ini tidak
bertentangan satu sama lain.

Andrianus
Andrianus mengembangkan penafsiran harafiah dengan
mengarang buku yang berjudul Pendahuluan Kitab-Kitab
Illahi (424 ZB).

Dalam buku itu ia menulis beberapa pokok sebagai


berikut:
• Penjelasan idiom-idiom Ibrani dan ungkapan
Alkitab.
• Antropomorfisme tak perlu diambil secara
harafiah.
• Terdapat dua bentuk: nubuat dan historis
dengan tujuan masing-masing.
• Membedakan puisi dan prosa.

Junilius Africanus
Junilius Africanus menulis buku Pengantar Hukum
Illahi, dengan mengemukakan pokok-pokok pemikiran
sebagai berikut:
• Penafsiran secara tipologis
• Menggolongkan 4 kelompok tipe Kitab Suci
grata gratis (suka-suka): kebangkitan Yesus.
maesta maestis (duka-duka): kejatuhan setan.
maestis grata (duka-suka): kejatuhan Adam.
gratis maesta (suka-duka): baptisan
• Membedakan nubuat dan tipe. Nubuat: peristiwa
yang akan datang yang ditandai dengan kata-
kata. Tipe: peristiwa yang dinyatakan dengan
peristiwa.
• Penafsiran Kitab Suci bergerak melampaui
analisa gramatikal atau arti historis tetapi
tak terbatas pada arti tersebut. Apa yang

63
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dikatakan harus cocok dengan apa yang dia


katakan, yakni, alasan-alasan, waktu, tempat,
urutan peristiwa, maksud Kitab Suci.

64
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 5
UNSUR-UNSUR HERMENEUTIK

Pendahuluan
Contoh teks Perjanjian Baru dalam Matius 19:16-19
dapat menjadi diskusi dalam hubungannya dengan
praktek studi hermeneutik.
Matius 19:16-26
16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan
berkata: "Guru, perbuatan baik apakah
yang harus kuperbuat untuk memperoleh
hidup yang kekal?" 17 Jawab Yesus:
"Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-
Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang
baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk
ke dalam hidup, turutilah segala perintah
Allah." 18 Kata orang itu kepada-Nya:
"Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan
mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan
kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri." 20 Kata orang muda itu kepada-
Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa
lagi yang masih kurang?" 21 Kata Yesus
kepadanya: "Jikalau engkau hendak
sempurna, pergilah, juallah segala
milikmu dan berikanlah itu kepada orang-
orang miskin, maka engkau akan beroleh
harta di sorga, kemudian datanglah ke
mari dan ikutlah Aku." 22 Ketika orang
muda itu mendengar perkataan itu,
pergilah ia dengan sedih, sebab banyak
hartanya. 23 Yesus berkata kepada murid-
murid-Nya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sukar sekali bagi seorang
kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu,
lebih mudah seekor unta masuk melalui
lobang jarum dari pada seorang kaya masuk
ke dalam Kerajaan Allah." 25 Ketika

65
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

murid-murid mendengar itu, sangat


gemparlah mereka dan berkata: "Jika
demikian, siapakah yang dapat
diselamatkan?" 26 Yesus memandang mereka
dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak
mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu
mungkin."

Dalam teks sebagaimana tersebut di atas, terdapat


sejumlah pertanyaan yang berkaitan baik dengan kata-
kata, kalimat dan keseluruhan perikop. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut misalnya tentang “perbuatan
baik,” “hidup kekal,” “hanya satu yang baik,” “sukar
sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga,” dan “lebih mudah seekor unta masuk
melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke
dalam Kerajaan Allah.” Apa makna kata-kata, kalimat,
frasa, dan keseluruhan perikop tersebut? Mengapa
kisah ini dimasukkan dalam Injil Matius? Apa tujuan
dari teks tersebut?

Semua pertanyaan tersebut memaksa penafsir untuk


melakukan praktek studi hermeneutik terhadap teks
tersebut. Studi hermeneutik harus dilakukan untuk
mendapatkan pengertian, pemahaman dan makna dari
teks tersebut. Hermeneutik dibutuhkan karena tidak
mudah memahami teks-teks Alkitab.

Pemahaman terhadap teks-teks Perjanjian Baru secara


keseluruhan, dan juga teks-teks Alkitab lainnya,
merupakan hal yang tidak mudah mengingat paling
tidak dua hal. Pertama, teks-teks Alkitab berasal
dari lingkungan/konteks yang berbeda dengan konteks
kita, dari segi sosial-budaya, politik, dan world-
view. Kedua, teks-teks Alkitab merupakan teks kuno,
yang ditulis untuk memenuhi kebutuhan bagi komunitas
pada saat itu dan sesuai dengan pemahaman pada saat
itu. Sebagai contoh teks dari Yoh 1:46, akan sangat

66
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mudah dipahami oleh komunitas yang dituju oleh teks


ini pada saat itu pada asa lampau. Teks-teks
tersebut diandaikan ditulis dengan maksud dan tujuan
tertentu dan dipahami tanpa kesulitan pada saaat
itu, namun bagi orang yang hidup pada abad ke 21 ini
teks ini tidak begitu saja mudah dipahami. Mengapa
Natanael bertanya dengan pertanyaan retoris,
"Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
Apa maksud dari pertanyaan ini? Diandaikan bahwa
pertanyaan ini mempunyai latar belakang sosio-
politis dan etis. Tetapi apa latar belakang
tersebut?

Yohanes 1:43-51
43 Pada keesokan harinya Yesus memutuskan
untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu
dengan Filipus, dan berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku!" 44 Filipus itu berasal
dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
45 Filipus bertemu dengan Natanael dan
berkata kepadanya: "Kami telah menemukan
Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab
Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus,
anak Yusuf dari Nazaret." 46 Kata
Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu
yang baik datang dari Nazaret?" 47 Kata
Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!"
Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya,
lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah
seorang Israel sejati, tidak ada
kepalsuan di dalamnya!" 48 Kata Natanael
kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal
aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum
Filipus memanggil engkau, Aku telah
melihat engkau di bawah pohon ara." 49
Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau
Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku
berkata kepadamu: Aku melihat engkau di
bawah pohon ara, maka engkau percaya?
Engkau akan melihat hal-hal yang lebih

67
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus


kepadanya: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya engkau akan melihat langit
terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun
naik kepada Anak Manusia."

Untuk memahami teks-teks Alkitab, penafsir dalam


melakukan studi hermeneutik harus memahami unsur-
unsur hermeneutik sebagaimana tersebut di bawah ini.

Konteks Teks
Dalam memahami teks-teks Perjanjian Baru, penafsir
perlu memahami konteks, yaitu untuk sementara
merupakan teks-teks yang mendahului dan menyusuli
teks terstudi, atau perikop-perikop yang mendahului
dan menyusuli perikop yang akan ditafsirkan. Malahan
dalam praktek studi hermeneutik, penafsir perlu
memahami konteks yang lebih besar yaitu seluruh
kitab tertentu dimana teks tersebut ditafsir dan
seluruh Alkitab. Pemahaman yang benar akan konteks
teks akan sangat mempengaruhi makna teks.

Salah satu ayat yang sangat terkenal di kalangan


komunitas Kristen adalah “Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu” yang terdapat dalam Matius 11:
28.

Matius 11:25-30
25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku
bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang
pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada
orang kecil. 26 Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepada-Mu. 27 Semua telah
diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan
tidak seorangpun mengenal Anak selain
Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa

68
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

selain Anak dan orang yang kepadanya Anak


itu berkenan menyatakannya. 28 Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan beban-Kupun
ringan."

Penafsir yang berusaha untuk menafsirkan ayat 28


harus membaca ayat tersebut dalam konteks teksnya.
Konteks teks yang paling langsung dan dekat adalah
teks dari ayat 28 tersebut adalah Matius 11: 25-17,
dan Matius 11: 29-30.

Teks-teks yang melingkupi teks yang ditafsirkan,


seperti tersebut di atas di sebut konteks teks dalam
Alkitab. Bagi para penafsir pemula perlu disadari
bahwa terdapat konteks teks, seperti tersebut di
atas, dan terdapat konteks-konteks lainnya yang
seharusnya sudah dipelajari dalam buku-buku
Pengantar Perjanjian Baru, yakni segala sesuatu yang
melingkupi teks-teks atau kitab-kitab tersebut,
misalnya: konteks tradisi, konteks historis dan
sosiologis, konteks politis dan religius, konteks
filosofis, dan sebagainya.

Dalam melakukan praktek hermeneutik, penafsir juga


mempunyai konteks, yang disebut sebagai konteks
penafsir, yakni segala aspek yang di dalamnya
penafsir hidup termasuk keluarga, masyarakat,
gereja, dan negara dimana penafsir dibesarkan dan
hidup. Konteks penafsir disebut juga sebagai konteks
masa kini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya


dengan konteks kita adalah, bahwa penafsir teks

69
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Alkitab mewarisi Alkitab sebagai kitab suci sehigga


ada hubungan antara penafsir dan teks-teks Alkitab.
Barangkali salah satu aspek penting yang
menghubungkan penafsir dan teks-teks Perjanjian Baru
adalah iman akan Kristus, gereja dan tradisi
Kristen. Penafsir juga harus selalu menyadari bahwa
ada kenyataan bahwa terdapat jarak antara penafsir
dan teks-teks Alkitab. Penafsir juga harus menyadari
bahwa tek-teks Alkitab telah berbicara dan dipahami
dan menjadi inspirasi dalam menghadapi kehidupan
bagi komunitas Israel pada masa kuno dan komunitas-
komunitas Kristen mulai dari permulaan milenium
Zaman Bersama. Penafsir juga harus menyadari bahwa
walaupun teks-teks Alkitab berasal dari masa kuno,
namun tetap mempunyai tempat daam kehidupan
Kekristenan pada masa kini, sehingga penafsir wajib
menghargai kekunoan teks-teks Alkitab tersebut. Dan
akhirnya, penafsir harus menyadari dan mengenali
konteks masa kini dimana penafsir hidup beserta
dengan segala persoalan kemanusiaan dan
kemasyarakatan.

Macam Macam Konteks Teks


Konteks teks dapat dikategorikan dalam paling tidak
tiga macam, yaitu konteks langsung, konteks teks
dalam tulisan tertentu, konteks teks dalam tulisan
yang berbeda. Penafsir juga akan mengenali bahwa
terdapat teks yang seolah-olah tidak mempunyai
konteks teks sehubungan dengan bentuk genre tulisan
tersebut. Hal ini disebut ketiadaan konteks teks.

Pertama, konteks langsung (immediate context), yakni


teks-teks yang berada sebelum dan sesudah teks
tertafsir. Contoh konteks langsung telah disinggung
pada awal dari bagian ini.

70
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Kedua, konteks dalam tulisan yang sama (context in a


particular writing). Dalam hal ini bahan-bahan atau
kata-kata mempunyai makna yang identik atau sama
dengan kata-kata yang terdapat dalam tulisan dalam
satu kitab atau surat. Misalnya, kata “rahasia”
dalam Kitab Efesus dapat dipahami dengan melihat
kata yang sama dalam Kitab Efesus karena kata
tersebut dipakai berkali-kali dalam Surat Efesus,
yakni dalam Ef 1:9; 3:3; 3:9; 5:32; 6:19.

Efesus 1:9-10
9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia
kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan
rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana
kerelaan yang dari semula telah
ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10
sebagai persiapan kegenapan waktu untuk
mempersatukan di dalam Kristus sebagai
Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga
maupun yang di bumi.

Ketiga, konteks dalam tulisan yang berbeda (context


in other writings), dimana teks berada pada konteks
yang mirip pada tulisan yang berbeda. Dengan
demikian, kata-kata, frasa atau kalimat yang ditulis
oleh penulisa yang berbeda bisa jadi mempunyai arti
yang mirip walaupun tidak identik. Misalnya arti
kata “bangsa pilihan,” walaupun digunakan oleh
penulis yang berbeda namun bisa dijumpai dalam
berbagai kitab dalam Alkitab. Arti kata “bangsa
pilihan” bisa dalam teks-teks yang berbeda diduga
mempunyai arti yang mirip dalam tulisan yang
berbeda.

Disamping ketiga macam konteks sebagaimana


disebutkan di atas, ahli-ahli biblika juga menemukan
fenomena yang menarik, yakni teks yang tidak
mempunyai konteks teks, atau yang disebut sebagai

71
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

absence of context. Fenomen ketiadaan konteks teks


ini dapat dijumpai dalam tulisan kebijaksanaan atau
tulisan hikmat, misalnya dalam Kitab Amsal. Ahli-
ahli juga menemukan bahwa beberapa perkataan Yesus
dalam Injil-Injil juga mempunyai ciri yang serupa,
misalnya Luk 12:49-59 dan Luk 16:14-18.

Luk 12:49-59
49 "Aku datang untuk melemparkan api ke
bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu
telah menyala! 50 Aku harus menerima
baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku,
sebelum hal itu berlangsung! 51 Kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa
damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku
kepadamu, bukan damai, melainkan
pertentangan. 52 Karena mulai dari
sekarang akan ada pertentangan antara
lima orang di dalam satu rumah, tiga
melawan dua dan dua melawan tiga. 53
Mereka akan saling bertentangan, ayah
melawan anaknya laki-laki dan anak laki-
laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya
perempuan, dan anak perempuan melawan
ibunya, ibu mertua melawan menantunya
perempuan dan menantu perempuan melawan
ibu mertuanya." 54 Yesus berkata pula
kepada orang banyak: "Apabila kamu
melihat awan naik di sebelah barat,
segera kamu berkata: Akan datang hujan,
dan hal itu memang terjadi. 55 Dan
apabila kamu melihat angin selatan
bertiup, kamu berkata: Hari akan panas
terik, dan hal itu memang terjadi. 56
Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan
langit kamu tahu menilainya, mengapakah
kamu tidak dapat menilai zaman ini? 57
Dan mengapakah engkau juga tidak
memutuskan sendiri apa yang benar? 58
Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu
pergi menghadap pemerintah, berusahalah
berdamai dengan dia selama di tengah
jalan, supaya jangan engkau diseretnya

72
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau


kepada pembantunya dan pembantu itu
melemparkan engkau ke dalam penjara. 59
Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan
keluar dari sana, sebelum engkau membayar
hutangmu sampai lunas."

Luk 16:14-18
14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang
Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka
mencemoohkan Dia. 15 Lalu Ia berkata
kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di
hadapan orang, tetapi Allah mengetahui
hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia,
dibenci oleh Allah. 16 Hukum Taurat dan
kitab para nabi berlaku sampai kepada
zaman Yohanes; dan sejak waktu itu
Kerajaan Allah diberitakan dan setiap
orang menggagahinya berebut memasukinya.
17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap
dari pada satu titik dari hukum Taurat
batal. 18 Setiap orang yang menceraikan
isterinya, lalu kawin dengan perempuan
lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa
kawin dengan perempuan yang diceraikan
suaminya, ia berbuat zinah."

Beberapa hal yang disarankan ketika penafsir


menafsirkan teks Alkitab dengan melihat konteks teks
adalah sebagai berikut:

Pertama, telitilah teks dalam hubungannya dengn


konteks langsung dari teks, yakni teks yang berada
di depan teks tertafsir dan teks yang berada di
belakang teks tertafsir tersebut.

Kedua, telitilah dengan seksama teks-teks pararel


atau teks-teks yang mirip dengan teks tertafsir
dalam kitab yang sama.

73
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Ketiga, telitilah dengan seksama teks-teks yang


pararel atau yang serupa denga teks tertafsir dalam
kitab yang berbeda yang mungkin ditulis oleh penulis
yang sama maupun penulis yang berbeda.

Keempat, ketika konteks langsung dari teks tertafsir


telah dilakukan namun tidak memberi informasi yang
memberi cukup penjelasan, usahakanlah mencari
konteks teks yang berasal dari periode waktu yang
sama atau yang berdekatan.

Kelima, perlu diperhatikan bahwa semakin kecil


materi yang ditafsirkan, maka konteks teks harus
selalu diperhatikan.

Prapaham
Unsur penting yang tidak boleh diabaikan dalam studi
hermeneutik terhadap teks-teks Alkitab adalah
prapaham. Untuk memahami prapaham, narasi kelahiran
Yesus dalam Matius 2 yang pararelnya terdapat dalam
Luk 2 dapat dipakai sebagai pintu masuk untuk
memahaminya.
Matius 2:1-23
1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di
tanah Yudea pada zaman raja Herodes,
datanglah orang-orang majus dari Timur ke
Yerusalem 2 dan bertanya-tanya: "Di
manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru
dilahirkan itu? Kami telah melihat
bintang-Nya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia." 3 Ketika raja
Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia
beserta seluruh Yerusalem. 4 Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli
Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias
akan dilahirkan. 5 Mereka berkata
kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea,
karena demikianlah ada tertulis dalam
kitab nabi: 6 Dan engkau Betlehem, tanah

74
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang


terkecil di antara mereka yang memerintah
Yehuda, karena dari padamulah akan
bangkit seorang pemimpin, yang akan
menggembalakan umat-Ku Israel." 7 Lalu
dengan diam-diam Herodes memanggil orang-
orang majus itu dan dengan teliti
bertanya kepada mereka, bilamana bintang
itu nampak. 8 Kemudian ia menyuruh
mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan
selidikilah dengan seksama hal-hal
mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu
menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku
supaya akupun datang menyembah Dia." 9
Setelah mendengar kata-kata raja itu,
berangkatlah mereka. Dan lihatlah,
bintang yang mereka lihat di Timur itu
mendahului mereka hingga tiba dan
berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada. 10 Ketika mereka melihat bintang
itu, sangat bersukacitalah mereka. 11
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu
dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-
Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun
membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya,
yaitu emas, kemenyan dan mur. 12 Dan
karena diperingatkan dalam mimpi, supaya
jangan kembali kepada Herodes, maka
pulanglah mereka ke negerinya melalui
jalan lain. 13 Setelah orang-orang majus
itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan
kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata:
"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-
Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di
sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Herodes akan mencari Anak itu
untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun
bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-
Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke
Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga
Herodes mati. Hal itu terjadi supaya
genaplah yang difirmankan Tuhan oleh
nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 16

75
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah


diperdayakan oleh orang-orang majus itu,
ia sangat marah. Lalu ia menyuruh
membunuh semua anak di Betlehem dan
sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur
dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu
yang dapat diketahuinya dari orang-orang
majus itu. 17 Dengan demikian genaplah
firman yang disampaikan oleh nabi
Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama,
tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel
menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau
dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
19 Setelah Herodes mati, nampaklah
malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi
di Mesir, katanya: 20 "Bangunlah,
ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan
berangkatlah ke tanah Israel, karena
mereka yang hendak membunuh Anak itu,
sudah mati." 21 Lalu Yusufpun bangunlah,
diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan
pergi ke tanah Israel. 22 Tetapi setelah
didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja
di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya,
ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam
mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea.
23 Setibanya di sana iapun tinggal di
sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu
terjadi supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan
disebut: Orang Nazaret.

Lukas 2:1-23
1 Pada waktu itu Kaisar Agustus
mengeluarkan suatu perintah, menyuruh
mendaftarkan semua orang di seluruh
dunia. 2 Inilah pendaftaran yang pertama
kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi
wali negeri di Siria. 3 Maka pergilah
semua orang mendaftarkan diri, masing-
masing di kotanya sendiri. 4 Demikian
juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di
Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang

76
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bernama Betlehem, karena ia berasal dari


keluarga dan keturunan Daud 5 supaya
didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung. 6
Ketika mereka di situ tibalah waktunya
bagi Maria untuk bersalin, 7 dan ia
melahirkan seorang anak laki-laki,
anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya
dengan lampin dan dibaringkannya di dalam
palungan, karena tidak ada tempat bagi
mereka di rumah penginapan. 8 Di daerah
itu ada gembala-gembala yang tinggal di
padang menjaga kawanan ternak mereka pada
waktu malam. 9 Tiba-tiba berdirilah
seorang malaikat Tuhan di dekat mereka
dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi
mereka dan mereka sangat ketakutan. 10
Lalu kata malaikat itu kepada mereka:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar
untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah
lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud. 12 Dan inilah
tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai
seorang bayi dibungkus dengan lampin dan
terbaring di dalam palungan." 13 Dan
tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan
malaikat itu sejumlah besar bala tentara
sorga yang memuji Allah, katanya: 14
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di
antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
15 Setelah malaikat-malaikat itu
meninggalkan mereka dan kembali ke sorga,
gembala-gembala itu berkata seorang
kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke
Betlehem untuk melihat apa yang terjadi
di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan
kepada kita." 16 Lalu mereka cepat-cepat
berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf
dan bayi itu, yang sedang berbaring di
dalam palungan. 17 Dan ketika mereka
melihat-Nya, mereka memberitahukan apa
yang telah dikatakan kepada mereka

77
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tentang Anak itu. 18 Dan semua orang


yang mendengarnya heran tentang apa yang
dikatakan gembala-gembala itu kepada
mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala
perkara itu di dalam hatinya dan
merenungkannya. 20 Maka kembalilah
gembala-gembala itu sambil memuji dan
memuliakan Allah karena segala sesuatu
yang mereka dengar dan mereka lihat,
semuanya sesuai dengan apa yang telah
dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika
genap delapan hari dan Ia harus
disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu
nama yang disebut oleh malaikat sebelum
Ia dikandung ibu-Nya.

Dari kedua narasi kelahiran Yesus tersebut di atas,


penafsir telah mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang
dihasilkan berkat pengalaman-pengalaman hidup dalam
kehidupan komunitas Kristen. Penafsir mungkin
bertanya dan berusaha menjawab tentang berapa jumlah
orang majus yang muncul dalam narasi kelahiran natal
tersebut. Juga pertanyaan tentang siapa nama
sebagaimana yang dinubuatkan dalam narasi tersebut.
Pertanyaan lain adalah dimana sebenarnya Yesus
dilahirkan? Masyarakat umum barangkali telah
mengetahui bahwa kelahiran Yesus terjadi pada Bulan
Desember, tetapi apakah narasi kelahiran Yesus
mengatakan hal yang sama?

Dari kedua contoh teks tersebut di atas, penafsir


harus menyadari bahwa ketika orang membaca teks-teks
Alkitab dia tidak pernah mulai dari nol, yakni
dengan pikiran kosong yang tanpa ide, pemikiran, dan
pengalaman. Demikian juga ketika penafsir membaca
teks-teks yang ditafsirkan, mereka selalu membaca
teks-teks tersebut tidak dengan kepala yang kosong.
Sebelum membaca teks-teks Alkitab, penafsir telah
mempunyai begitu banyak pengalaman, pengetahuan,

78
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

data yang telah terekam di pikiran atau alamm bawah


sadar tentang hal-hal dalam teks-teks Alkitab.
Semuanya didapatkan dalam perjumpaan dengan orang
lain atau pihak lain mulai dari keluarga, gereja,
masyarakat, sekolah, atau melalui majalah dan buku-
buku yang dibaca, serta sumber-sumber yang di
dapatkan melalui media sosial dalam dunia maya.

Secara sederhana, dapat dikemukakan batasan dari


prapaham, yakni pendapat, pemikiran, asumsi,
pengalaman, penghayatan tertentu terhadap teks-studi
meskipun belum ada kepastian jawaban. Prapaham
selalu bersifat terbuka, artinya selalu sedia
mengalami perubahan berhadapan dengan pemahaman
baru. Terdapat sikap membaca teks-teks Alkitab yang
mirip dengan prapaham, tetapi bukan prapaham, yakni
prasangka. Prasangka bersifat tertutup dan tidak
bisa berubah, atau tidak mau menerima kemungkinan
untuk mengalami perubahan pamahan. Dalam prasangka
orang sudah mengambil keputusan sebelum menyelidiki.
Mentalitas prasangka selalu jatuh pada eisegese yang
ekslusif, dengan mengutip ayat-ayat untuk
kepentingan atau pendapat yang sudah dipegang dan
diyakini. Maka dalam kaitannya dengan prapaham,
penafsir perlu berhati-hati dengan pemikiran
dogmatis tertentu atau data-data yang disediakan
oleh ilmu pengantar atau pembimbing.

Penafsir dalam proses penafsiran harus menyadari


prapaham. Prapaham itu harus disadari dan diakui,
dan merupakan sesuatu yang wajar, tetapi prapaham
harus diatasi. Dalam proses penafsiran penafsir
harus menyadari bahwa setiap penafsir mempunyai
prapaham tetapi sekaligus menjaga agar penafsiran
dilakukan dapat melampaui prapaham yang telah
dipikirkan oleh penafsir.

79
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Dalam teks yang pernah disinggung pada bagian


sebelumnya, penafsir pasti mempunyai prapaham
terhadap Matius 11:28. Namun teks ini harus ditafsir
dalam konteksnya. Tidak hanya kelegaan yang
ditawarkan melalui teks ini, melainkan kelegaan
tersebut harus dimaknai sebagai yang terkait dengan
kuk, tanggung jawab, kepercayaan, kuk yang enak dan
ringan. Jadi penafsir bisa mulai dari prapaham bahwa
teks ini hanya berbicara tentang kelegaan. Namun
dalam proses penafsiran penafsir harus dapat
mengatasi prapaham dengan melihat konteks teks.
Penafsir mungkin dikagetkan dengan temuan-temuan
baru atau pemahaman-pemahaman baru. Apakah ternyata
teks ini bicara soal keseimbangan? Penafsir harus
mendalami teks ini lebih seksama lagi.

Teks-teks di bawah ini bisa menolong penafsir untuk


berlatih mengemukakan prapaham.
Yohanes 12:20-36
20 Di antara mereka yang berangkat untuk
beribadah pada hari raya itu, terdapat
beberapa orang Yunani. 21 Orang-orang
itu pergi kepada Filipus, yang berasal
dari Betsaida di Galilea, lalu berkata
kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu
dengan Yesus." 22 Filipus pergi
memberitahukannya kepada Andreas; Andreas
dan Filipus menyampaikannya pula kepada
Yesus. 23 Tetapi Yesus menjawab mereka,
kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak
Manusia dimuliakan. 24 Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji
gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan
mati, ia tetap satu biji saja; tetapi
jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak
buah. 25 Barangsiapa mencintai nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya, tetapi
barangsiapa tidak mencintai nyawanya di
dunia ini, ia akan memeliharanya untuk
hidup yang kekal. 26 Barangsiapa

80
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan


di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku
akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia
akan dihormati Bapa.

Ibrani 12:1-14
1 Karena kita mempunyai banyak saksi,
bagaikan awan yang mengelilingi kita,
marilah kita menanggalkan semua beban dan
dosa yang begitu merintangi kita, dan
berlomba dengan tekun dalam perlombaan
yang diwajibkan bagi kita. 2 Marilah
kita melakukannya dengan mata yang
tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita
dalam iman, dan yang membawa iman kita
itu kepada kesempurnaan, yang dengan
mengabaikan kehinaan tekun memikul salib
ganti sukacita yang disediakan bagi Dia,
yang sekarang duduk di sebelah kanan
takhta Allah. 3 Ingatlah selalu akan
Dia, yang tekun menanggung bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak
orang-orang berdosa, supaya jangan kamu
menjadi lemah dan putus asa. 4 Dalam
pergumulan kamu melawan dosa kamu belum
sampai mencucurkan darah. 5 Dan sudah
lupakah kamu akan nasihat yang berbicara
kepada kamu seperti kepada anak-anak:
"Hai anakku, janganlah anggap enteng
didikan Tuhan, dan janganlah putus asa
apabila engkau diperingatkan-Nya; 6
karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak." 7 Jika kamu
harus menanggung ganjaran; Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Di
manakah terdapat anak yang tidak dihajar
oleh ayahnya? 8 Tetapi, jikalau kamu
bebas dari ganjaran, yang harus diderita
setiap orang, maka kamu bukanlah anak,
tetapi anak-anak gampang. 9 Selanjutnya:
dari ayah kita yang sebenarnya kita
beroleh ganjaran, dan mereka kita
hormati; kalau demikian bukankah kita

81
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

harus lebih taat kepada Bapa segala roh,


supaya kita boleh hidup? 10 Sebab mereka
mendidik kita dalam waktu yang pendek
sesuai dengan apa yang mereka anggap
baik, tetapi Dia menghajar kita untuk
kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian
dalam kekudusan-Nya. 11 Memang tiap-tiap
ganjaran pada waktu ia diberikan tidak
mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada
mereka yang dilatih olehnya. 12 Sebab
itu kuatkanlah tangan yang lemah dan
lutut yang goyah; 13 dan luruskanlah
jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang
jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
14 Berusahalah hidup damai dengan semua
orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa
kekudusan tidak seorangpun akan melihat
Tuhan.

Apa prapaham yang mungkin muncul dalam pikiran


penafsir terhadap teks-teks tersebut di atas?

Dalam kaitannya dengan pra-paham, penafsir juga


mempunyai prapaham terhadap teks/perikop atau
terhadap Alkitab secara keseluruhan. Sebagaimana
prapaham terhadap teks, prapaham tertentu terhadap
Alkitab secara keseluruhan juga akan menghasilkan
pendekatan hermeneutik yang tertentu pula, dan
menghasilkan hasil tafsir yang berbeda juga.

Bahasa Dan Gramatika


Studi hermeneutik yang dilakukan terhadap teks-teks
Alkitab juga menghendaki penafsir untuk memahami
berbagai macam bentuk sastra yang terdapat dalam
Alkitab. Sebagian orang barangkali telah mempunyai
pemahaman bahwa dan memperlakukan Alkitab sebagai
semata-mata kumpulan perintah atau hukum sebagaimana
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana). Memang

82
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

harus disadari bahwa beberapa bagian Alkitab seolah-


oleh ditulis dalam bentuk hukum, namun tidak semua
teks-teks Alkitab ditulis tidak dalambentuk format
hukum. Juga, sebagaimana ditegaskan oleh penulis-
penulis teks Alkitab, Tuhan bersabda secara
langsung, tetapi sebagian besar teks ditulis untuk
mengungkapkan sabda Tuhan secara tidak secara
langsung. Penafsir perlu menyadari bahwa teks-teks
Alkitab ditulis dengan memakai berbagai aca bentuk
sastra sebagaimana yang telah dikenal olah
masyarakat pada saat itu. Dengan kata lain, teks-
teks tersebut selalu ada dalam wadah sastra.

Dalam Perjanjian Lama, penafsir akan mendapatkan


bentuk puisi-doa yang begitu banyak dalam Kitab
Mazmur. Misalnya Mazmur 17. Teks ini bisa dipahami
sebagai teks yang muncul dalam situasi pergumulan
penulisnya yang diungkapkan dalam bentuk puisi.

Mazmur 17:

1 Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara


yang benar, perhatikanlah seruanku;
berilah telinga akan doaku, dari bibir
yang tidak menipu. 2 Dari pada-Mulah
kiranya datang penghakiman: mata-Mu
kiranya melihat apa yang benar. 3 Bila
Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada
waktu malam, dan menyelidiki aku, maka
Engkau tidak akan menemui sesuatu
kejahatan; mulutku tidak terlanjur. 4
Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan
firman yang Engkau ucapkan, aku telah
menjaga diriku terhadap jalan orang-orang
yang melakukan kekerasan; 5 langkahku
tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak
goyang. 6 Aku berseru kepada-Mu, karena
Engkau menjawab aku, ya Allah;
sendengkanlah telinga-Mu kepadaku,
dengarkanlah perkataanku. 7 Tunjukkanlah

83
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau,


yang menyelamatkan orang-orang yang
berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap
pemberontak. 8 Peliharalah aku seperti
biji mata, sembunyikanlah aku dalam
naungan sayap-Mu 9 terhadap orang-orang
fasik yang menggagahi aku, terhadap musuh
nyawaku yang mengepung aku. 10 Mereka
tidak menunjukkan belas kasihan, mereka
membual; 11 mereka mengikuti langkah-
langkahku, mereka sekarang mengerumuni
aku, mata mereka diarahkan untuk
menghempaskan aku ke bumi. 12 Rupa
mereka seperti singa, yang bernafsu untuk
menerkam, seperti singa muda, yang
mengendap di tempat yang tersembunyi. 13
Bangunlah, TUHAN, hadapilah mereka,
rebahkanlah mereka, luputkanlah aku
dengan pedang-Mu dari pada orang fasik.
14 Luputkanlah aku, ya TUHAN, dengan
tangan-Mu, dari orang-orang dunia ini
yang bagiannya adalah dalam hidup ini;
biarlah perut mereka dikenyangkan dengan
apa yang Engkau simpan, sehingga anak-
anak mereka menjadi puas, dan sisanya
mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka.
15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan
kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun
aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Lukas 1:1-4: merupakan pendahuluan sekaligus


merupakan penjelasan Kitab Lukas.
1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah
berusaha menyusun suatu berita tentang
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di
antara kita, 2 seperti yang disampaikan
kepada kita oleh mereka, yang dari semula
adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3
Karena itu, setelah aku menyelidiki
segala peristiwa itu dengan seksama dari
asal mulanya, aku mengambil keputusan
untuk membukukannya dengan teratur

84
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bagimu, 4 supaya engkau dapat


mengetahui, bahwa segala sesuatu yang
diajarkan kepadamu sungguh benar.

Melalui teks Lukas 1:1-4, penafsir memperoleh


penjelasan bahwa Kitab Injil Lukas ditulis dengan
mengambil bentuk surat, yang adalah salah satu
bentuk sastra, yang (seolah-olah, mungkin) ditujukan
kepada seseorang yang bernama Teofilus. Penafsir
yang dipengaruhi oleh pemikiran Schusser Fiorenza
dengan menerapkan hermeneutik kecurigaan
(hermeneutics of suspicion), akan bertanya apakah
alamat surat yang bernama Teofilus bersifat faktawi
atau fiktif? Dalam paragraf pendahuluan itu, penulis
juga mengatakan bahwa tulisannya itu merupakan hasil
penelitian lapangan dengan metode pengumpulan data
melalui banyak sumber.

Dalam Injil Lukas didapatkan bentuk sastra nyanyian


pujian kemuliaan, dan yang paling populer di
antaranya adalah Magnificat:

Lukas 1:46-55:
46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan
Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena
Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia,
49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan
perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan
nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya
turun-temurun atas orang yang takut akan
Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya
dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-
beraikan orang-orang yang congkak
hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang
yang berkuasa dari takhtanya dan
meninggikan orang-orang yang rendah; 53
Ia melimpahkan segala yang baik kepada

85
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

orang yang lapar, dan menyuruh orang yang


kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia
menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia
mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang
dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk
selama-lamanya."

Secara umum, teks-teks dalam Perjanjian Baru ditulis


dengan memakai berragam sastra dan memuat pandangan
pandangan penulis (manusia). Terdapat surat
pribadi, dengan bermacam-macam isi, seperti maki-
makian, anjuran, dan pandangan tertentu penulis
tentang hal-hal tertentu (soal kawin-mawin, soal
wanita, dll).

Lihat 1Korintus 7:1-10, perhatikan ayat 10.

10 Kepada orang-orang yang telah kawin


aku tidak, bukan aku, tetapi Tuhan
perintahkan, supaya seorang isteri tidak
boleh menceraikan suaminya.

Walaupun Alkitab ditulis dalam keragaman bentuk


sastra manusiawi, namun dalam menafsirkan teks-teks
Alkitab, penafsir tetap mempunyai keyakinan bahwa
teks-teks tersebut ditulis berkat inspirasi dari
Tuhan dan tetap aktual pada masa kini.

Dalam Fil 3:1-3, penafsir akan menemukan ekspresi


yang sangat tajam yang berasal dari pendapat pribadi
penulis teks.

Filipi 3:1-3:
1 Akhirnya, saudara-saudaraku,
bersukacitalah dalam Tuhan. (3-1b)
Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah
berat bagiku dan memberi kepastian
kepadamu. 2 Hati-hatilah terhadap
anjing-anjing, hati-hatilah terhadap

86
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah


terhadap penyunat-penyunat yang palsu, 3
karena kitalah orang-orang bersunat, yang
beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah
dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh
percaya pada hal-hal lahiriah.

Penulis teks juga menyertakan pendapat pribadi dalam


surat yang ditulisnya.

1 Timotius 5:23:
23 Janganlah lagi minum air saja,
melainkan tambahkanlah anggur sedikit,
berhubung pencernaanmu terganggu dan
tubuhmu sering lemah.

Dalam hubungannya dengan teks-teks Alkitab yang


ditulis dalam bentuk sastra, penafsir tidak boleh
melupakan juga bahwa teks-teks tersebut ditulis
dengan kalimat-kalimat yang dapat dipahami dari
sudut gramatika. Setiap bahasa mempunyai aspek
gramatika, yang membuat bahasa tertentu dapat
diteruskan pada generasi berikutnya dan dapat
dipelajari oleh orang dari budaya yang berbeda.
Gramatika menyangkut persoalan tata bahasa dan
bagaimana tata bahasa tersebut dibentuk untuk kata,
frasa dan kalimat. Setiap kalimat terdiri dari kata-
kata atau frasa-frasa dalam susunan atau struktur
tertentu. Terkadang, dan bisa jadi satu kata dapat
merupakan kalimat sesuai dengan konteksnya dan
deretan kata-kata yang panjaang belum tentu
membentuk sebuah kalimat lengkap. Struktur kalimat
yang terdiri dari kalimat pendek maupun kalimat
panjang tersebut berbeda dari bahasa satu ke bahasa
yang lain.

Penafsiran terhadap teks-teks Alkitab dengan


mendasarkan pada segi gramatika, dapat dilakukan
melalui berbagai cara, yaitu:

87
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Pertama, pengartian kata-kata tertentu pada dirinya


sendiri. Pengartian ini dapat dilakukan dengan
memakai etimologi dari kata-kata tersebut. Misalnya
ketika dalam teks bahasa Indonesia, penafsir
menemukan kata “jemaat,” penafsir tersebut harus
mencari kata aslinya dalam bahasa Yunani, yakni
ekklesia. Penafsir kemudian dapat mengartikan kata
ekklesia secara etimologis. Dari upaya itu
diadaptkan bahwa dalam bahasa Yunani kata ekklesia
berasal dari dua kata yakni ek dan kalein atau
kaleō. Karena kata ek berarti keluar, dan kalein
atau kaleō berarti memanggil, maka penafsir dapat
mengartikan kata ekklesia secara etiologis sebagai
suatu entitas dimana subyek memanggil keluar untuk
melakukan sesuatu.

Cara pengartian kata tertentu juga dapat dilakukan


dengan melihat arti kata tersebut sebagaimana yang
dipakai dalam kalimat tertentu. Misalnya, ketika
penafsir menjumpai kata sebagaimana yang tertulis
dalam Yohanes 20:27-28, misalnya kata “Tuhan” dan
“Allah,” maka penafsir dapat langsung mengartikan
kata-kata tersebut dalam penggunanaan dalam kalimat
tersebut.

Yohanes 20:27-28:
27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas:
"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah
tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan
cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan
engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya
Tuhanku dan Allahku!"

Disamping kedua cara tersebut di atas, pengartian


kata-kata tertentu dalam teks Alkitab juga dapat
dilakukan dengan memeriksa kata-kata sinonimnya.

88
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Apabila kata-kata sinonim tersebut digunakan dalam


teks yang sama, secara umum penafsir perlu
memperhatikan arti kata-kata tersebut secara
seksama. Hal ini terjadi dalam teks Injil Yohanes
21:15-19.
15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada
Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes,
apakah engkau mengasihi Aku lebih dari
pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-
Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16 Kata
Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya:
"Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku
mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17 Kata
Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya:
"Simon, anak Yohanes, apakah engkau
mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus
karena Yesus berkata untuk ketiga
kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau
tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa
aku mengasihi Engkau." Kata Yesus
kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
ketika engkau masih muda engkau mengikat
pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke
mana saja kaukehendaki, tetapi jika
engkau sudah menjadi tua, engkau akan
mengulurkan tanganmu dan orang lain akan
mengikat engkau dan membawa engkau ke
tempat yang tidak kaukehendaki." 19 Dan
hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan
bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan
Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia
berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Dalam teks Yohanes 21 tersebut di atas terdapat kata


“mengasihi” yang ditulis berkali-kali. Penafsir yang
jeli akan melihat bahwa kata “mengasihi” dalam teks

89
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tersebut tidak menterjemahkan kata yang sama dari


kata bahasa Yunani. Dalam teks Yunani terdapaat dua
kata yang diterjemahkan secara sama dalam teks
Perjanjian Baru bahasa Indonesia, suatu praktek
penerjemahan yang menghadapi kesulitan, yakni kata
avgapa/|j yang mempunyai bentuk indikatif aktif agapaō,
dan John 21:15 filw/ dari phileō. Penafsir juga
akan menemukan bahwa kalimat gembala dan domba-domba
(dalam “Gembalakanlah domba-dombaKu”) ternyata tidak
menterjemahkan kata yang sama dalam teks bahasa
Indonesia. Pemahaman akan kata-kata yang sinonim
yang dipakai dalam teks yang sama pasti dilakukan
secara sengaja oleh penulis untuk menojolkan arti
tertentu. Di sini penafsir harus teliti dan berhati-
hati dalam melakukan penafsiran terhadap teks-teks
semaca ini.

Teks-teks yang mengandung kata-kata sinonim semacam


teks di atas adalah 1 Timotius 2:1, Efesus 1:8,
Filipi 2:7 dan 1 Tesalonika 2:9.

1 Timotius 2:1-2
Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah
permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur
untuk semua orang, 2 untuk raja-raja dan
untuk semua pembesar, agar kita dapat
hidup tenang dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan.

Efesians 1:7-8
7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya
kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan
dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam
segala hikmat dan pengertian.

1 Tesalonika 2:9
9 Sebab kamu masih ingat, saudara-
saudara, akan usaha dan jerih lelah kami.

90
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Sementara kami bekerja siang malam,


supaya jangan menjadi beban bagi siapapun
juga di antara kamu, kami memberitakan
Injil Allah kepada kamu.

Kedua, mengartikan kata-kata dalam keterhubungannya


dengan kata-kata lain. Dalam hubungannya dengan hal
ini, kata-kata dalam teks Alkitab diartikan secara
gramatikal dengan melihat hubunggannya dengan kata-
kata lain. Sebuah kata dalam teks Alkitab dapat
mempunyai arti yang kurang lebih tetap dalam
hubunggannya dengan penggunaan kata tersebut.
Misanya, kata sarx dapat berarti bagian tubuh yang
solid, kecuali tulang, yakni daging (misalnya dalam
I Korintus 15:39 dan Lukas 24:39), atau keseluruhan
substansi dari tubuh yang mempunyai sinonimdengan
soma (misalnya dalam Kisah Para Rasul 2:26, Efesus
5:29). Kata yang sama bisa berarti hakekat
kebinatangan dari manusia (misalnya dalam Yohanes
1:13 dan Roma 10:18), atau bisa berarti hakekat
manusia yang dikuasai oleh dosa dan diduduki oleh
keinginan dosa (misalnya Roma 7:25, 8:4-9 dan
Galatia 5:16-17).

Ketiga, mengartikan kata-kata dalam suatu teks


Alkitab dengan menggunakan bantuan internal dari
teks tersebut. Dengan kata lain, arti kata
sebagaimana terdapat dala teks tertentu dapat
diproleh dari dalam teks tersebut. Karena itu,
definisi atau penjelasan yang diberikan oleh teks
perlu dicermati. Arti kata “manusia kepunyaan Allah”
dalam 2 Timotius 3: 17 yang berbunyi “17 Dengan
demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” telah
dijelaskan dalam ayat itu sendiri. Seringkali
hubungan antara subyek dan predikat dalam kalimat
teks tertentu dapat memberi pemahaman bagi penafsir.
Dalam Matius 5:13, yang berbunyi 13 "Kamu adalah

91
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan


apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain
dibuang dan diinjak orang,” penafsir dapat memahami
apa yang dimaksud dengan “kamu” dalam kaitannya
dengan “garam dunia.”

Demikian juga dalam Roma 8:19-23, penafsir dapat


memperoleh pemahaman tentang “makhluk,” dan “kita”
dari teks itu sendiri.
19 Sebab dengan sangat rindu seluruh
makhluk menantikan saat anak-anak Allah
dinyatakan. 20 Karena seluruh makhluk
telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi
oleh kehendak Dia, yang telah
menaklukkannya, 21 tetapi dalam
pengharapan, karena makhluk itu sendiri
juga akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan
kemuliaan anak-anak Allah. 22 Sebab kita
tahu, bahwa sampai sekarang segala
makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama
merasa sakit bersalin. 23 Dan bukan
hanya mereka saja, tetapi kita yang telah
menerima karunia sulung Roh, kita juga
mengeluh dalam hati kita sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak,
yaitu pembebasan tubuh kita.

Cara lain untuk mengartikan kata-kata dalam suatu


dengan memperhatikan teks itu sendiri adalah dengan
melalui bentuk pararelisme. Dalam 2 Timotius 2:11-13
terdapat penggunaan kata-kata dalam bentuk
pararelisme, yaitu kata “menyangkal,” dan “setia.”
Dengan memperhatikan pararelisme tersebut penafsir
dapat memperoleh pemahaman tentang kata tersebut.

2 Timotius 2:11-13
11 Benarlah perkataan ini: "Jika kita
mati dengan Dia, kitapun akan hidup

92
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dengan Dia; 12 jika kita bertekun,


kitapun akan ikut memerintah dengan Dia;
jika kita menyangkal Dia, Diapun akan
menyangkal kita; 13 jika kita tidak
setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak
dapat menyangkal diri-Nya."

Lukas 9:23-24 juga memperlihatkan gejala


pararelisme.
23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya
setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena
barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena
Aku, ia akan menyelamatkannya.

Masih dalam skopa pembicaraan tentang penafsiran


dalam kaitannya dengan bahasa, penafsir harus
mengenali penggunaan figuratif dari kata-kata dalam
teks-teks Alkitab. Kata-kata tersebut dapat
digunakan sebagai metafor, metonim atau sinekdot.
Metafor biasanya dapat dipahami sebagai perbandingan
yang tidak dapat diekspresikan. Dalam Lukas 13:32,
Yesus menjawab: "Pergilah dan katakanlah kepada si
serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan
orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang
ketiga Aku akan selesai.” Penggunaan kata “si
serigala” secara tegas memperlihatkan apa yang
disebut sebagai metafor. Dalam teks-teks Alkitab
penggambaran akan Tuhan Allah dilakukan dengan
menggunakan metafor. Terdapat dua macam metafor
untuk kepentingan ini, pertama adalah
anthropopathisme, yakni menggambarkan tentang Tuhan
dengan memakai perasaan dan keinginan sebagaimana
dialami oleh manusia, dan kedua, anthropomorfisme,
yaitu menggambarkan tentang Tuhan Allah dengan

93
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

memakai bagian-bagian tubuh manusia. Dalam Efesus


4:30, penafsir akan menjumpai anthropopathisme:
30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh
Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu
menjelang hari penyelamatan.

Metonim memberi arti kata atau kata-kata dalam


kaitannya dengan suatu “hubungan” daripada
“penggemaan.” Hubungan ini lebih bersifat mental
daripada fisik. Misalnya dalam 1 Tesalonika 5:19

19 Janganlah padamkan Roh,

dan Lukas 16:29:


29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka
kesaksian Musa dan para nabi; baiklah
mereka mendengarkan kesaksian itu.

Sedangkan sinekdot mirip dengan metonim, tetapi


menekankan pada “hubungan” kata-kata lebih bersifat
fisik daripada mental. Misalnya Kisah Para Rasul
27:37.
37 Jumlah kami semua yang di kapal itu
dua ratus tujuh puluh enam jiwa.

Sejarah Dan Budaya


Pemahaman terhadap sejarah tentang komunitas yang
berperanan dalam menghasilkan teks-teks Alkitab akan
sangat membantu penafsir dalam usaha pemahaman
terhadap teks-teks Alkitab tersebut. Sejarah tidak
dapat dikatakan sebagai kenyataan yang benar-benar
terjadi pada masa lampau, melainkan dapat dianggap
sebagai usaha melakukan rekontsruksi terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau
berkaitan dengan kehidupan atau bahkan kepunahan
suatu komunitas. Dengan mencoba menulis sejarah
seseorang dan mungkin suatu entitas berusaha untuk

94
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

melakukan hubungan antara masa kini dan masa lampau.


Bahkan bisa dikatakan bahwa usaha merekonstruksi
sejarah suatu komunitas pada dasarnya merupakan
usaha untuk memahami tentang komunitas tersebut.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap sejarah
komunitas yang melahirkan teks-teks Alkitab akan
sangat bermanfaat untuk memahami teks-teks tersebut
mengingat bagaimanapun juga teks-teks tersebut
memuat pemahaman tentang komunitas tersebut dalam
menghadapi kehidupan dan berbagai macam persoalan
yang dihadapinya.

Ahli-ahli berpendapat bahwa bagian yang sangat vital


dalam sejarah adalah budaya. Sementara mereka
berkata bahwa budaya adalah bagian tak terpisahkan
dalam sejarah suatu komunitas, dan sementara
pendapat ini dapat diperdebatkan, sangat masuk akal
apabila dalam penafsiran terhadap teks-teks Alkitab,
penafsir memandang bahwa sejarah dan budaya Israel-
Alkitab (bukan Israel dalam arti sebagai negara
modern, walaupun Israel modern juga berhubungan
dengan Israel Alkitab) adalah dua hal yang tak
terpisahkan yang keduanya berperanan dalam
pembentukan dan penyusunan teks-teks Alkitab.

Budaya dapat dianggap sebagai segala hal yang


dihasilkan oleh suatu komunitas yang membuat
komunitas itu hidup dan dapat bertahan hidup di bumi
ini. Budaya ini menentukan bagaimana individu,
masyarakat, bahkan bangsa memahami diri dan memahami
pihak lain. Budaya membuat manusia dapat
mengekspresikan kemanusiaannya. Barangkali perbedaan
yang amat signifikan antara manusia dan makhuk-
makhluk yang lain terletak pada titik ini, yakni
manusia adalah makhluk yang menghasilkan budaya.

95
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Budaya meliputi cara-cara, metode-metode, alat-alat,


institusi dan bahwa hasil-hasil literer (literary
production). Budaya juga meliputi pemikiran-
pemikiran tentang apa yang seharusnya dilakukan dan
apa yang tidak seharusnya dilakukan oleh manusia
yang beradab. Budaya juga menghasilkan keyakinan-
keyakinan terhadap hal-hal di luar pemikiran
manusia, termasuk pemikiran tentang hal-hal yang
bersifat transendental. Maka dapat dikatakan bahwa
agama adalah bagian dari budaya juga.

Dalam kaitannya dengan hermeneutik, dalam


menafsirkan teks-teks Alkitab, penafsir harus
meggunakan berbagai macam bukti-bukti, yakni bukti
eksternal dan bukti internal yang sekiranya mungkin
dapat membantu usaha untuk memahami makna teks. Maka
dua hal yang harus dilakukan penafsir adalah,
pertama, penafsir harus menguasai rekonstruksi dari
latar belakang teks yang akan ditafsir. Kedua,
penafsir harus menguasai situasi historis dari teks-
teks yang akan ditafsir. Penguasaan ini tidak
sekedar memahami penanggalan dan siapa penulis teks,
melainkan juga memahami aspek-aspek yang (mungkin)
terjadi berkaitan dengan teks tersebut. Dalam
kaitannya dengan itu, ahli-ahli menyarankan agar
penafsir memahami apa yang dalam bahasa Jerman
disebut Sitz im Leben (situasi kehidupan) dan Sitz
im Glauben (situasi keimanan) dari teks-teks yang
akan ditafsirkan.

Ketika melakukan proses penafsiran terhadap teks


Alkitab tertentu, penafsir harus melihat teks dalam
kaiatannya dengan segi kesejarahan dan budaya.
Penting untuk diketahui bahwa teks-teks tersebut
selalu berada dalam kaitannya dengan aspek-aspek
geografis, politik, kehidupan sehari-hari yang
meliputi benda-benda, situasi keagamaan dan keadaan

96
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

ekonomi. Hal-hal ini menjadi sangat krusial dalam


penafsiran teks-teks Alkitab mengingat teks-teks
tersebut selalu berada dalam hubungan dinamis dengan
aspek-aspek sejarah dan budaya.

Alat-alat pembantu yang dapat dimanfaatkan oleh


penafsir dalam hubungannya dengan aspek-aspek
kesejarahan dan budaya adalah atlas Alkitab, data
sejarah yang telah dikemukakan oleh ahli-ahli dalam
disiplin ilmu pengantar Alkitab atau pengantar
Perjanjian Baru, serta data yang berhubungan dengan
manusia dan masyarakat dari komunitas penghasil
teks-teks Alkitab.

Teks Matius 13:1-9 memuat dengan sangat eksplisit


dimana teks hanya bisa dipahami dalam konteks budaya
masyarakat Timur Dekat.

Matius 13:1-9:
1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari
rumah itu dan duduk di tepi danau. 2
Maka datanglah orang banyak berbondong-
bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia
naik ke perahu dan duduk di situ,
sedangkan orang banyak semuanya berdiri
di pantai. 3 Dan Ia mengucapkan banyak
hal dalam perumpamaan kepada mereka.
Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar
untuk menabur. 4 Pada waktu ia menabur,
sebagian benih itu jatuh di pinggir
jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis. 5 Sebagian
jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang
tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun
segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6
Tetapi sesudah matahari terbit, layulah
ia dan menjadi kering karena tidak
berakar. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah
semak duri, lalu makin besarlah semak itu
dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan

97
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sebagian jatuh di tanah yang baik lalu


berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada
yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga
puluh kali lipat. 9 Siapa bertelinga,
hendaklah ia mendengar!"

Teks Yohanes 15:1-2 juga perlu ditafsirkan dalam


konteks budaya masyarakat Palestina.

Yohanes 15:1-2
1 "Akulah pokok anggur yang benar dan
Bapa-Kulah pengusahanya. 2 Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah,
dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih
banyak berbuah.

Penafsir yang dibesarkan dalam konteks Indonesia


akan mengalami kesulitan untuk menafsirkan Markus
2:1-5 apabila tidak menguasai segi sejarah dan
budaya masyarakat Palestina kuno.

Markus 2:1-5:
1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari,
waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum,
tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.
2 Maka datanglah orang-orang berkerumun
sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di
muka pintupun tidak. Sementara Ia
memberitakan firman kepada mereka, 3 ada
orang-orang datang membawa kepada-Nya
seorang lumpuh, digotong oleh empat
orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat
membawanya kepada-Nya karena orang banyak
itu, lalu mereka membuka atap yang di
atas-Nya; sesudah terbuka mereka
menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu
terbaring. 5 Ketika Yesus melihat iman
mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh
itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni!"

98
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Beberapa prinsip yang perlu diterapkan dalam


menafsirkab teks-teks Alkitab berhubungan dengan
sejarah dan budaya adalah sebagai berikut. Pertama,
penafsir perlu memahami orang-orang atau komunitas
yang terlibat dalam teks tertentu yang akan
ditafsirkan.

Kedua, penafsir perlu untuk, dengan berbagai macam


bantuan data dan penemuan yang telah dilakukan oleh
ahli-ahli sebelumnya, menentukan periode apa yang
paling mungkin yang dapat dipakai untuk
menggambarkan seting waktu terhadap teks yang akan
ditafsir.

Ketiga, penafsir harus berusaha untuk memeriksa


tempat (atau tempat-tempat) yang sekiranya dapat
memberikan seting geografis (geographical setting).

Ke-empat, penafsir perlu memperhatikan dengan


seksama adat-istiadat, budaya bendawi, dan hubungan-
hubungan religius yang merupakan bukti-bukti
langsung berkaitan dengan teks, atau yang ada di
belakang teks tersebut.

Kelima, penafsir perlu memahami bagaimana sejarah


berperanan pada waktu pendengar-pendengar atau
pembaca-pembaca asli dari teks-teks Alkitab
mempengaruhi respon dan sikap mereka terhadap teks
tersebut.

Ke-enam, penafsir didorong untuk memeriksa dengan


seksama apa kekuatan-kekuatan yang terjadi yang
berkaitan dengan stabilitas atau instabilitas
ekonomi dalam hubungannya dengan teks tertafsir.

Ketujuh, penafsir perlu memperhatikan dengan teliti


bagaimana teks-teks Alkitab yang akan ditafsirkan

99
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bergerak melampaui lingkungan komunitas yang menjadi


alamat teks mula-mula.

Kedelapan, penafsir perlu berhati-hati dan selalu


menyadari terhadap kemiripan dan perbedaan antara
elemen-elemen historis-kultural yang melingkupi
penulis asli dan pembaca/pendengarnya dan elemen-
elemen historis-kultural yang melingkupi penafsir
itu sendiri.

Lingkaran Hermeneutik
Pada bagian di atas telah disebutkan tentang
pentingnya prapaham dalam praktek hermeneutik
terhadap teks-teks Alkitab. Prapaham tersebut harus
diperiksa, diuji, dikaji ketika penafsir melakukan
proses pemahaman terhadap teks-teks tersebut. Maka
dalam proses penafsiran terjadi pertemuan atau
perjumpaan (encounter) antara pra-paham dan pesan
yang didapatkan dalam pemahaman terhadap teks
Alkitab. Pertemuan antara prapaham dan pemahaman
harus diusahakan untuk terjadi dan memang menjadi
tak terhindarkan. Kadang-kadang pesan cocok
(menegaskan) atau bertentangan atau pesan teks tak
bicara apa-apa tentang prapaham. Dalam hal apapun,
penafsir harus secara jujur untuk mengungkapkan
hasil dari pertemuan antara prapaham dan pemahaman
terhadap teks yang ditafsir.

Dalam praktek hermeneutik perjumpaan antara prapaham


dan pesan teks perlu dilakukan secara terus menerus
dalam suatu pergerakan spiral. Hanya dengan cara
seperti itu penafsir dapat memperoleh pemahaman baru
atas teks secara aktual. Perjumpaan antara prapaham
dan pemahaman dalam pergerakan spiral berarti bahwa
dalam hermeneutik tak ada kata akhir, dan tak ada
penafsiran yang bersifat absolut. Pemahaman-

100
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

pemahaman terhadap teks yang telah dilakukan oleh


penafsir atau oleh ahli-ahli lainnya pada masa lalu
selalu harus diperlakukan sebagai bagian dari
prapaham dalam memulai proses hermeneutik pada saat
ini. Oleh sebab itu, pemahaman baru terhadap teks
tertafsir yang dihasilkan pada masa kini akan juga
diperlakukan sebagai prapaham dalam proses
hermeneutik berikutnya.

Aktualitas Pesan Alkitab


Pesan-pesan atau pemahaman-pemahaman baru terhadap
teks-teks Alkitab perlu dihubungkan dengan konteks
penafsir masa kini sehingga pemahaman tersebut
menjadi aktual dan bermakna bagi konteks masa kini
dan di sini. Penafsir perlu berjuang dengan keras
untuk mempertemukan pesan teks dan konteks masa kini
serta menentukan bagian mana, atau aspek apa dari
konteks masa kini yang dengannya pemahaman terhadap
teks tersebut dapat memberikan kontribusi.

Untuk melakukan aktualisasi pesan-pesan teks,


penafsir disarankan untuk menyediakan waktu untuk
malakukan refleksi dan pergumulan terhadap baik
pesan teks, konteks masa kini dan hubungan di antara
keduanya. Tetapi dalam proses aktualisasi tersebut
penafsir perlu tetap menyadari bahwa senantiasa ada
jarak antara pesan teks dalam konteksnya dan
konteks masa kini.

Dalam usaha aktualisasi tersebut, kadang-kadang


penafsir menemukan bahwa terdapat pesan teks Alkitab
yang cocok, sesuai dengan konteks masa kini. Hal ini
disebut bahwa pesan teks tersebut menegaskan atau
mengafirmasi atau mengkonfirmasi konteks masa kini.
Kalau pesan teks dan konteks masa kini mempunyai
kesesuaian, penafsir perlu menjelaskan dalam dimensi
apa kesesuaiannya itu.

101
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Tetapi penafsir sering menemukan bahwa terdapat


ketidak-cocokan atau ketidak-sesuaian antara pesan
teks dengan konteks masa kini. Hal yang kedua ini
disebut pesan teks mengkonfrontasi konteks masa
kini. Kalau tidak terdapat kesesuaian antara pesan
teks dan konteks masa ini, maka penafsir harus
berusaha dengan keras, paling tidak menentukan
dimana titik temu yang masih bisa menghubungkan
kedua hal tersebut. Penafsir harus jujur mengatakan
hal-hal tersebut, kalau pesan teks dan konteks masa
kini sesuai, maka penafsir harus mengatakan demikian
begitu juga sebaliknya.

Pengaktualisasian pesan teks bagi konteks masa kini


yang meliputi konfirmasi maupun konfrontasi harus
menjad inspirasi dan motivasi untuk melakukan
transformasi terhadap konteks masa kini. Apa yang
dapat disumbangkan oleh pemahaman baru terhadap teks
bagi perubahan konteks masa kini itu adalah
pertanyaan fundamental dalam praktek hermeneutik.

102
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 6
TERJEMAHAN PERJANJIAN BARU

Pendahuluan
Penafsir teks-teks Perjanjian Baru, dan juga
Alkitab, yang hidup di Indonesia biasanya tidak
pernah bisa lepas dari penggunaan teks-teks Alkitab
terjemahan. Dalam praktek hermeneutik, teks Alkitab
terjemahan harus dianggap sebagai sumber sekunder,
yang walaupun demikian masih dianggap sangat
penting. Terjemahan teks-teks Alkitab tersebut perlu
diperlakukan secara hati-hati dalam praktek
hermeneutik.

Terjemahan-terjemahan
Teks-teks Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa
Yunani Koine, salah satu bentuk bahasa Yunani yang
tidak dipakai lagi dalam penggunaan bahasa oleh
penutur-penutur modern. Dalam perjalanan sejarah,
teks-teks Alkitab termasuk teks-teks Perjanjian Baru
diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain. Sekarang
ini teks-teks Alkitab telah diterjemahkan ke dalam
lebih dari dua ribu bahasa, termasuk ke dalam bahasa
Indonesia serta lebih dari seratus tiga puluh bahasa
daerah di Indonesia. Dalam masing-masing terjemahan
ke dalam bahasa tertentu, terdapat versi yang
berbeda-beda. Sebagi contoh, ada terdapat paling
tidak tujuh puluh lima versi dalam bahasa Inggris.
Penafsir yang hidup di Indonesia mempunyai minimal
dua versi yang sering dipakai, yaitu TB-LAI (dan
TB-LAI 2) dan BIS-LAI.

Paling tidak terdapat tiga sebab mengapa Alkitab


perlu diterjemahkan. Pertama, berkat penemuan-

103
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

penemuan arkeologis naskah-naskah kuno dari teks-


teks Alkitab tersedia semakin banyak. Kedua, bahasa
penutur mengalami perubahan yang sangat dinamis,
baik perubahan terhadap bertambahnya kata-kata baru,
maupun perubahan pada makna kata-kata serta
perubahan kebahasaan lainnnya. Ketiga, munculnya
berbagai teori tentang penerjemahan teks tertulis
dari bahasa asli, yang sering disebut bahasa sumber,
ke dalam bahasa sasaran.

Memperlakukan Karya Terjemahan


Leonardo da Vinci pernah mengatakan: “He who can go
to the fountain does not go to the water jar.” Karya
terjemahan bukanlah the fountain, tetapi the water
jar. Walaupun demikian bagi yang tak mampu pergi ke
the fountain karya terjemahan tersebut tetap sangat
membantu. Sedangkan yang mampu untuk pergi ke the
fountain, yakni penafsir teks-teks Alkitab yang
menguasai bahasa asli pasti akan bersandar kepada
bahasa asli.

Karya terjemahan sering dikritik sebagai bentuk


penyelewengan pesan asli. Karena memang mustahil
mengalihkan makna dari Bahasa Sumber (B.Su) ke dalam
Bahasa Sasaran (B.Sa). Kata-kata yang diperlihatkan
di sini, misalnya, table, chair, door, dog, garlic
smell, horse mouth, bisa dengan mudah diterjemahkan
ke dalam baasa Indonesia, namun tetap tidak dapat
memuat makna kata dalam konteks aslinya. Dalam
Perjanjian Baru, penafsir pasti harus menentukan
bagaimana menterjemahkan logos dalam bahasa
Indonesia. Dalam menterjemahkan penafsir perlu
memperhatikan aspek-aspek kebahasaan antara lain
segi gramatika, seperti tenses, idiom, yakni
ungkapan bahasa tertentu yang lazim tetapi khas
sehingga tak terdapat kesesuaian formal dengan B.Sa,
dan aspek-aspek lainnya. Dalam Yoh 2:4, “Mau apakah

104
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

engkau daripadaku, Ibu?” Ini merupakan idiom Semitis


yang bermakna penolakan. Idiom ini bisa ditemukan
dalam Mark 1:24, Luk 4:34, Mat 8:29, Mark 5:7, Luk
8:28, IRaj 17:18.

Karya terjemahan memang tak mampu memuat segala


sesuatu yang terdapat dalam B.Su. Dalam proses
penerjemahan teks, selalu terjadi bahwa terdapat
makna yang hilang tetapi serentak dengan itu
terdapat makna yang tertambahkan sesuai dengan ciri
dan sifat B.Sa. Maka ahli-ahli penerjemahan teks
sering menyebut karya terjemahan merupakan “the
third language”.

Sikap penafsir yang disarankan terhadap karya


terjemahan adalah memperlakukan sebagai karya
terjemahan dan menerima karya terjemahan sejauh dan
seoptimal perananannya yang dapat ditawarkan.
Seperti itu jugalah penafsir harus memperlakukan
terjemahan-terjemahan Alkitab dalam bahasa
Indonesia.

Proses Terjemahan
Karya terjemahan walaupun sebagai the water jar,
namun proses penerjemahan bukanlah hal yang
sederhana. Penerjemahan bukanlah sekedar mengalihkan
kata-kata B.Su ke dalam B.Sa. Dalam proses
penerjemahkan terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan, pertama, tidak ada kesamaan langsung
antara kata, frasa, kalimat dan idiom antara B.Su
dan B.Sa. Kedua, kata-kata dalam B.Su dan B.Sa
mempunyai arti yang berbeda dalam konteks yang
berbeda. Ketiga, karya terjemahan tidak pernah
benar-benar harafiah, atau ada kesesuaian formal
antara teks B.Su dan teks B.Sa. Sebagai contoh,
penerjemah tidak boleh menterjemahkan “cat fish” ke
dalam bahasa Indonesia dengan hanya melihat kesamaan

105
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

leksikal kata cat dan fish dalam bahasa Indonesia.


Jika hal itu dilakukan maka, penerjemahan tidak akan
mampu menyeberangkan kata cat fish ke dalam bahasa
Indonesia.

Dalam menterjemahkan teks, penafsir atau penerjemah


perlu memahami isi teks (lihat teori hermeneutik),
agar bisa mengalihkan gagasan ke gagasan daripada
kata per kata (formal). Dalam hal ini penerjemah
sering menghadapi kesulitan untuk menuangkan
pemahaman atau gagasan ke dalam kalimat yang jelas
dan komunikatif ke dalam bahasa sasaran. Karena itu,
penerjemah perlu menguasai bahasa sumber dan bahasa
sasaran. Penguasaan bahasa yang akan diterjemahkan
meliputi penguasaan atas kata-kata, tata bahasa,
latar belakang budaya, suasana pemikiran. Penguasaan
bahasa sasaran meliputi kata-kata, tata bahasa,
latar belakang budaya, dan suasana pemikiran dari
bahasa sasaran.

Terjemahan Dinamis
Dalam teks bahasa Yunani untuk Yohanes 1:1 tertulis
sebagai berikut:
1 VEn avrch/| h=n o` lo,goj( kai. o` lo,goj h=n pro.j to.n qeo,n( kai.
qeo.j h=n o` lo,gojÅ

Terjemahan formal (harafiah) terhadap teks tersebut


akan berbunyi: Pada mulanya ada itu firman dan itu
firman ada bersama itu Allah dan Allah ada itu
firman. Terjemahan formal dengan sedikit pemelancar
bahasa dipakai oleh TB-LAI. Prinsip penerjemahan
yang dipakai oleh TB-LAI adalah penerjemahan formal
dan harafiah. Dalam prinsip penerjamahan formal,
seringkali isi atau makna dan gagasan tidak
diseberangkan ke dalam B.Sa dengan memadai,
misalnya; damar bedolah, amin, haleluya, alfa dan
omega. Walaupun memang tidak perlu semua kata-kata

106
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dalam bahasa asli diterjemahkan dalam B.Sa mengingat


kata-kata tersebut telah menjadi istilah umum yang
khusus.

Kalau melihat terjemahan versi BIS-LAI, penafsir


akan menjumpai terjemahan yang agak berbeda: “Pada
mulanya sebelum dunia dijadikan, Sabda sudah ada.
Sabda ada bersama Allah dan Sabda sama dengan
Allah.” Prinsip terjemahan yang dipakai oleh BIS-LAI
adalah penerjemahan dinamis, yakni penerjemahan yang
memperhitungkan dampak ungkapan dalam B.Sa. Prinsip
penerjemahan dinamis mengutamakan kesetiaan pada isi
bukan pada bentuk, oleh karena itu hasil terjemahan
mudah dipahami dan komunikatif.

Perlu diperhatikan juga bahwa terjemahan dinamis


bukanlah parafrase, yakni mengungkapkan gagasan
orang lain dengan kata-kata baru. Prinsip ini
dipelopori oleh Eugene Nida, yang menghasilkan
terjemahan ke dalam bahasa Inggris yang diberi nama
versi Good News Bible. Semboyan yang ditekankan
adalah God’s word open for all, God’s word hope for
all.

Kelemahan karya terjemahan terletak pada pengabaian


bentuk-bentuk formal teks asli. Penafsir yang
memperhatikan karya terjemahan denga seksama tidak
akan mungkin lagi melihat keindahan puisi dan
permainan kata dalam teks asli, karena dalam proses
penerjamahan usaha untuk setia pada isi sering
mengorbankan bentuk. Memang idealnya, penerjemah
perlu setia baik pada isi maupun bentuk. Tetapi
karena B. Su dan B. Sa memang berbeda maka usaha
menterjemahkan secara lengkap dari B.Su ke B.Sa
tetap tidak mungkin. Karena itu disarankan bahwa
setiap membaca karya terjemahan maka penafsir perlu
mengetahui prinsip terjemahan apa yang dipakai.

107
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Penafsir juga perlu menyadari bahwa hasil


terjemahan selalu merupakan terjemahan dan bukan
karya asli.

Bahasa Merupakan Cermin Budaya


Penafsir teks-teks Alkitab pasti menyadari bahwa
bahasa Indonesia mempunyai banyak kata untuk
“beras”, berbeda dengan bahasa Inggris, rice. Dalam
bahasa Indonesia, orang mengenal berbagai kata untuk
menggambarkan warna. Tetapi bagi orang Eskimo, empat
warna yang dikenal adalah hitam, putih, merah, biru
saja. Sorga, bagi kebanyakan orang Indonesia
digambarkan sebagai tempat yang nyaman, tak ada
nyala api, sangat sejuk dan nyaman. Tetapi bagi
orang Eskimo, tempat yang nyaman adalah tempat yang
banyak apinya, yang panas, maka sorga dibayangkan
sebagai tempat yang melimpah dengan api. Maka dalam
menterjemahkan teks dari B.Su ke B. Sa, penerjemah
perlu memahami budaya baik budaya B.Su dan B.Sa.

Menurut Larson, penterjemahan diusahakan dengan,


pertama, mempelajari leksikon, struktur gramatikal,
situasi komunikasi, konteks budaya, dan teks B.Su.
Kedua, menganalisa teks B.Su untuk menemukan makna.
Ketiga, mengungkapkan kembali makna yang sama dengan
menggunakan leksikon, gramar dan budaya B.Sa.
Terjemahan yang wajar adalah apabila terjemahan
tersebut menggunakan bentuk wajar B.Sa, menyampaikan
sebanyak mungkin makna yang terdapat dalam B.Su, dan
mempertahankan dinamikan teks B.Su, artinya dapat
membangkitkan respon yang sama seperti dalam B.Su.

Kata-kata Dalam Budaya Dalam Kitab Suci


Beberapa kata yang perlu dipahami dalam konteks
budaya adalah sebagai berikut:
• Hubungan orang tua-anak: Luk 8:21, Yesus tak
menghargai?, Luk 2:49: menggunakan kata “kamu”

108
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

• Hubungan dengan nenek moyang: Yesus anak Daud,


Luk 19:9, anak Abraham.
• Istilah politik: kaisar, gubernur, wali negeri.
• Kegiatan: Mark 2:1-12: membuka atap, Kej 39: 11-
12, aneh bagi orang Papua Nugini, Mat 13:1-23:
menabur, Kis 8:28, bagaimana bentuk kereta.
• Kepercayaan: Mark 6:4, hantu, Kis 17:23, mezbah,
Yoh 2:14, rumah ibadat.
• Ekologi: Mat 28:3, putih bagai salju; padang
gurun; Kis 27, istilah aneh
• Ungkapan-ungkapan: mengoyak pakaian (Kis 4:14),
cium kudus (ITes 5:26), berpikir dalam hati (Mark
2:6; 7:6)

109
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 7
STUDI HERMENEUTIK DENGAN
PENDEKATAN SOSIO-HISTORIS DAN
PERBANDINGAN TERJEMAHAN

Pendahuluan
Salah satu pendekatan yang biasanya dipakai dalam
praktek hermeneutik adalah pendekatan sosio-
historis, yakni usaha untuk melakukan praktek
hermeneutik terhadap teks-teks Alkitab dengan
memperhatikan makna teks dalam konteks sosio-
historis dari teks-teks tersebut. Namun karena
penafsir dalam konteks Indonesia juga telah begitu
akrab dengan teks-teks Alkitab terjemahan dalam
pelbagai bahasa, antara lain bahasa Indonesia,
bahasa daerah dan bahasa asing, misalnya bahasa
Inggris, maka pendekatan sosio-historis ini akan
dapat diperkaya dengan melakukan perbandingan
terjemahan terhadap teks tertentu yang akan
ditafsirkan. Kombinasi pendekatan ini menolong
penafsir untuk tidak hanya memahami teks-teks
Alkitab, namun juga memahami teks-teks tersebuat
agar dapat dipahami pembaca yang lain dengan
menawarkan alternatif terjemahan dalam bahasa
Indonesia.

Karena buku ini ditujukan untuk penafsir pemula,


maka sangat baik untuk memulai praktek hermeneutik
terhadap teks-teks Injil-Injil secara umum. Karena
itu, dalam satu proses hermeneutik terdapat tahap
dimana penafsir perlu membandingkan teks Kitab Injil
tertentu dengan teks pararelnya dalam Kitab Injil
yang lain. Usaha membandingkan teks-teks pararel
dalam Kitab-Kitab Injil dapat memberi wawasan yang
lebih luas pada penafsir untuk memahami teks Injil

110
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tertentu dalam kaitannya dengan Injil-Injil yang


lain.

Tahap-Tahap Penafsiran

Langkah Pertama: Merumuskan Prapaham Teologis


Pada langkah yang pertama ini, penafsir diharapkan
mengemukakan prapaham teologis terhadap teks yang
akan ditafsirkan. Pada prinsipnya, prapaham ini
merupakan pemahaman awal sebelum penafsir melakukan
penafsiran terhadap teks Alkitab secara mendetil dan
seksama. Karena prapaham berkaitan dengan pemahaman
awal terhadap teks, maka prapaham dapat juga
dianggap sebagai pokok-pokok teologis yang belum
dibuktikan melalui penafsiran teks. Maka, untuk
sementara penafsir pemula dianjurkan untuk
mengemukakan prapaham seolah-olah prapaham itulah
kristalisasi dari penafsiran tersebut. Karena itu,
prapaham selalu bersifat terbuka, artinya prapaha
tersebut pasti harus terbuka pada perubahan setelah
penafsir melakukan penafsiran terhadap teks Akitab
tertentu.

Untuk mencapai tujuan merumuskan prapaham teologis,


penafsir harus melakukan pembacaan teks secara
menyeluruh, teliti dan menerapkan prinsip keingin-
tahuan yang tinggi. Penafsir diharapkan dapat
mengatasi persoalan psikologis berkaitan dengan
sikap sok tahu terhadap teks Alkitab yang sedang
ditafsir. Kerendahan hati dari penafsir untuk mau
memahami teks adalah salah satu keutamaan yang
menolong penafsir untuk memasuki proses penafsiran.

Setelah teks dibaca secara keseluruhan, penafsir


mesti menggunakan imaginasinya untuk mengambil kesan
umum dan mencermati gagasan-gagasan awal yang
mungkin didadaptkan dalam pebacaan teks. Penafsir

111
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

juga dianjurkan untuk terus menerus menerapkan


prinsip kecurigaan terhadap teks yang dibacanya.
Pertanyaan-pertanyaan kritis bisa diajukan dan
jawaban-jawaban yang sementara bisa dikemukakan.
Pertanyaan dan jawaban yang diajukan penafsir pada
diri sendiri merupakan bagian tak terpisahkan dari
penyusunan prapaham. Dalam proses seperti itu,
penafsir didorong juga untuk memperhadapkan
pertanyaan-pertanyaan yang muncul berkaitan dengan
pengalaman, pergumulan atau pokok-pokok yang
sekarang sedang menjadi kepedulian atau keprihatinan
penafsir terhadap persoalan kemanusiaan, kegerajaan
dan kemasyarakatan.

Akhirnya penafsir harus merangkum,


mensistimatisasikan pemahaman-pemahaman awal
tersebut dalam prapaham teologis. Penafsir bisa
memulai prapaham teologis dengan mengemukakan
sebagai berikut: “Setelah saya membaca teks ini
dalam konteks pergumulan teologis berhadapan dengan
persoalan-persoalan yang sekarang terjadi dalam
masyarakat Indonesia, saya merumuskan prapaham
teologis terhadap teks ini dengan mengemukakan empat
pokok, yakni,….” Setiap pokok teologis yang diangkat
sebagai prapaham perlu diberi penjelasan, mengapa
muncul prapaham seperti itu dan pernyataan-
pernyataan mana dalam teks yang mendorong munculnya
prapaham semacam itu.

Langkah Kedua: Menentukan Konteks Dan Batasan


Pada langkah kedua ini, penafsir diwajibkan untuk
mengenali hubungan antara teks yang sedang ditafsir
dengan konteks teksnya. Konteks-konteks teks
sebagaimana yang telah dikemukakan dalam buku ini
bisa diterapkan, namun yang paling utama adalah
penafsir diwajibkan untuk mengenali teks dalam
konteksnya yang langsung (immediate context).

112
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Penafsir harus mampu mengemukakan apa konteks dari


teks. Penafsir harus menjawab pertayaan ini dengan
mengemukakan batas-batas konteks langsung dari teks
yang sedang ditafsir. Selanjutkan penafsir harus
dapat mengemukakan alasan-alasan mengapa konteks
teks seperti yang demikian.

Apabila konteks teks telah ditentukan, penafsir


harus mampu menjelaskan apa peranan teks dalam
koteksnya. Berkaitan dengan hal ini penafsir
didorong untuk dapat menganalisa apa yang menjadi
topik pembicaraan dari konteks. Setelah penafsir
harus menganalisa apa peranan teks dalam konteksnya.
Analisa terhadap peranan teks dalam konteks akan
sangat membantu penafsir untuk memahami pesan teks
yang sedang ditafsirkan pada tahap berikutnya.

Langkah Ketiga: Analisa Perbandingan Teks Pararel


(Injil)
Penafsir yang akan melakukan praktek hermeneutik
terhadap teks-teks Injil diharapkan telah menguasai
teori-teori yang berhubungan dengan hubungan di
antara Injil-Injil Sinoptis dan juga hubungan antara
Injil-Injil Sinoptis dengan Injil Yohanes. Memang
tidak semua teks dalam Injil tertentu mempunyai
pararelnya dalam Injil yang lain dalam teks
Perjanjian Baru, yang dalam hal ini tidak perlu
dilakukan analisa perbandingan teks pararel. Namun
apabila terdapat pararel, maka penafsir diharapkan
dapat mengemukakan analisanya berkaitan dengan
hubungan di antara teks-teks pararel tersebut.

Untuk melakukan analisa perbandingan teks-teks


pararel, penafsir dapat menganalisa persamaan dan
perbedaan teks-teks pararel tersebut. Selanjutnya
penafsir perlu mengemukakan apa yang menjadi
penekanan dari teks-teks pararel tersebut. Perlu

113
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

diperhatikan juga bahwa teks-teks pararel tersebut


tentu mempunyai konteks langsung (immediate context)
yang berbeda yang membuat teks-teks pararel tersebut
mempunyai arti dan penekanan yang berbeda.

Setelah perbedaan, persamaan, penekanan terhadap


teks-teks pararel dikemukakan, penafsir harus mampu
mengemukakan kesimpulan-kesimpulan dari analisis
yang telah dilakukan. Kesimpulan-kesimpulan ini
perlu dikaji berdasarkan teori-teori tentang
hubungan di antara Injil-Injil. Penafsir dapat
mengacu pada teori empat sumber, yang sampai saat
ini dianggap dapat menjelaskan hubungan di antara
Injil-Injil Sinoptis.

Langkah Ke-empat: Merekonstruksi Konteks Sosio-


Historis
Langkah ke-empat yang harus dilakukan penafsir
adalah memetakan konteks sosio-historis di dalam
mana teks tersebut ditulis. Dalam pendekatan ini,
penafsir harus menyadari bahwa teks yang ditafsir
tersebut dipahami dalam bingkai sosio-historisnya.
Karena itu memetakan apa macam konteks sosio-
historis dari teks tertafsir merupakan hal yang
sangat vital.

Penting sekali tahap ini penafsir menentukan siapa


penulis, dimana penulis menulis teks ini, kepada
siapa teks ditujukan, kapan teks ini ditulis, dan
mengapa teks ini ditulis. Jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menggiring
penafsir untuk dapat merekonstruksi konteks sosio-
historis dari teks yang sedang ditafsir. Aspek-aspek
yang harus dikemukakan adalah aspek sosiologis,
politis, religius, budaya, dan ekonomi dari
komunitas tempat alamat teks ditujukan.

114
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Untuk sampai pada tujuan ini, penafsir dapat merujuk


pada buku-buku pengantar atau pembimbing ke dalam
Perjanjian Baru.

Langkah Kelima: Menafsir Teks


Langkah kelima adalah melakukan penafsiran terhadap
teks Alkitab. Ini adalah bagian terpenting dari
keseluruhan proses hermeneutik. Penafsir dianjurkan
untuk melakukan penafsiran secara teliti dan seksama
terhadap ayat demi ayat, atau kalimat demi kalimat
atau kelompok kalimat demi kelompok kalimat
tergantung karakteristik dari teks yang sedang
ditafsirkan. Ada teks yang memang menghendaki
ditafsirkan ayat per ayat, ada pula yang menghendaki
kalimat per kalimat atau kombinasi di antara
keduanya.

Empat hal yang harus diperhatikan pada saat penafsir


menafsirkan teks-teks tertafsir adalah sebagai
berikut. Pertama, pada saat menafsirkan teks-teks
tersebut, penafsir harus mencoba memahami teks-teks
tersebut dalam konteks teksnya, sebagaimana telah
ditentukan dalam langkah dua. Teks Alkitab yang
ditafsirkan tersebut mendapatkan pengartian dari
konteks teksnya. Oleh sebab itu, dalam proses
penafsiran, konteks teks harus selalu diperhatikan
dan menjadi bingkai dari teks yang sedang
ditafsirkan. Jangan dilupakan juga bahwa hasil dari
analisa perbandingan teks-teks pararel dapat dipakai
untuk memperkaya pemahaman dalam kaitannya dengan
konteks teks dalam tulisan yang sama, dan konteks
teks dalam tulisan yang berbeda, sebagaimana telah
dilakukan dalam langkah ke-tiga tersebut di atas.

Kedua, pada saat menafsirkan, penafsir harus


memahami teks Alkitab yang ditafsir dengan
meletakkannya dalam konteks sosio-historis

115
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sebagaimana yang telah dipetakan pada langkah ke-


empat. Penafsir harus selalu mencoba untuk menjawab
pertanyaan, apa makna teks apabila dihubungkan
dengan konteks sosio-historisnya. Perlu diperhatikan
bahwa walaupun teks yang ditafsir itu mempunyai
pararel dalam Injil yang berbeda namun teks tersebut
dapat dipastikan mempunyai makna yang berbeda
mengingat konteks sosio-historisnya berbeda.

Ketiga, pada saat melakukan proses penafsiran,


penafsir perlu memeriksa versi-versi terjemahan yang
berbeda-beda. Sangat besar kemungkinan teks yag sama
diterjemahkan secara berbeda dengan memakai
konstruksi kalimat yang berbeda, frasa yang berbeda
dan kata yang berbeda, yang sudah pasti menghasilkan
pemaknaan yang berbeda. Penafsir perlu memeriksa
versi terjemahan baik TB-LAI, maupun BIS-LAI, serta
terjemahan-terjemahan Alkitab bahasa daerah yang
diakrabi oleh penafsir serta versi-versi terjemahan
bahasa Inggris. Namun setelah itu, penafsir harus
memeriksa dengan seksama teks Perjanjian Baru dalam
bahasa Yunani. Untuk tahap ini, sangat dianjurkan
bagi penafsir pemula untuk memakai versi Teks
Perjanjian Baru LAI atau versi bahasa Yunani dari
United Bible Society, yang disebut sebagai The Greek
New Testament (UBS).

Ke-empat, sambil mencoba memahami teks Alkitab yang


sedang ditafsir, penafsir sangat dianjurkan untuk
berdiskusi dengan penafsir-penafsir lain yang telah
menuangkan karya tafsirannya dalam buku-buku yang
telah diterbitkan. Tafsiran dari ahli-ahli tersebut
tidak boleh dianggap sebagai yang mutlak atau
sebagai satu-satunya hasil tafsir yang dapat begitu
saja diandalkan, melainkan harus diperlakukan
sebagai salah satu alternatif penafsiran. Penafsir
harus pertama-tama memahami teks dan mempunyai

116
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

posisi terhadap pemaknaan teks dan kemudian


mepertajam hasil tafsirnya dengan memperhadapkannya
pada hasil-hasil tafsir ahli-ahli lain. Sebuah
tafsiran sebenarnya juga merupakan suatu diskusi
dinamis dalam pemaknaan teks-teks Alkitab.

Dengan memperhatikan empat hal penting dalam proses


penafsiran, penafsir menuangkan hasil tafsirnya
dengan melakukan pemaknaan melalui penjelasan yang
disertai argumentasi, bukti, contoh yang didapatkan
dari teks. Penafsir harus mengungkapkan nuansa-
nuansa makna yang menjadikan teks semakin mudah
untuk dipahami. Dengan kata lain, penafsir dalam
proses penafsiran seolah-olah menghidupkan kembali
teks yang telah pernah hidup bagi pembacanya mula-
mula. Tidak harus hasil tafsir dianggap sebagai hal-
hal yang pasti pernah dipahami oleh pembaca mua-mula
karena hal itu sangat tidak mungkin terjadi, tetapi
yang penting hasil tafsir dapat dipahami oleh
pembaca pada masa kini.

Langkah Ke-enam: Merumuskan Pokok Pokok Teologis


Merumuskan hasil tafsir sebagaimana yang telah
dilakukan pada langkah lima adalah hal yang
menantang sekaligus tidak mudah. Namun demikian,
penafsir akan sangat dibantu karena telah melakukan
perumusan prapaham teologis pada langkah yang
pertama. Prapaham teologis dapat dianggap merupakan
pokok-pokok teologis yang belum diuji dan
dibuktikan. Setelah penafsiran terhadap teks
dilakukan, maka saatnya penafsir menguji apakah
prapaham yang telah dirumuskan pada langkah pertama
sesuai atau tidak sesuai dengan hasil tafsir yang
telah dilakukan dengan susah payah.

Dalam kaitannya dengan perumusan pokok-pokok


pemikiran teologis berkaitan dengan prapaham

117
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

teologis, penafsir dapat menjumpai hal-hal seperti


tersebut di bawah ini.

Pertama, prapaham teologis itu tidak semuanya sesuai


dengan penemuan-penemuan yang didapatkan dalam
proses penafsiran. Apabila prapaham teologis
tersebut sesuai, maka parapaham tersebut berubah
menjadi pokok teologis. Jika demikian, penafsir
harus memperjelas lagi pokok teologis tersebut dan
memperkayanya dengan hasil tafsir yang telah
dilakukan. Apabila satu atau beberapa prapaham
teologis ternyata tidak sesuai dengan hasil tafsir,
maka pemahaman teologis macam apa yang bisa
menyoroti prapaham yang tidak sesuai itu. Jika
demikian, prapaham teologis yang telah disorot dan
ditransformasikan menjadi pemahman yang baru dapat
pula berubah mejadi pokok pemikiran teologis.

Kedua, apabila prapaham teologis yang telah


dikemukakan oleh penafsir ternyata tidak mempunyai
sangkut pautnya dengan pemahaman yang dilakukan
terhadap teks melalui hasil tafsir, maka penafsir
secara jujur akan mengakui dan mengungkapkan bahwa
prapaham tersebut tidak tersambung dengan hasil
tafsir. Dalam keadaan demikian, penafsir bisa
memberi penjelasan terhadap prapaham ini dan bisa
jadi tidak perlu diangkat untuk menjadi pokok
pemikiran teologis.

Ketiga, apabila ternyata dalam penemuan hasil tafsir


ternyata terdapat pemikiran-pemikiran yang belum
disinggung dan tidak tercakup dalam prapaham, maka
penafsir harus merumuskan penemuan itu menjadi pokok
pemikiran teologis. Dalam banyak pengalaman
penafsiran, hal ini akan sering terjadi yang
menyebabkan penafsir memperoleh pemahaman yang sama

118
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sekali baru pada saat memasuki proses kristalisasi


hasil penafsiran.

Dalam proses perumusan pokok-pokok pemikiran


teologis, penafsir selalu mengingat untuk memasuki
apa yang disebut sebagai lingkaran hermeneutik yang
telah dikemukakan pada bagian lain dari buku ini.
Penafsir didorong untuk secara sadar mempertemukan
prapaham teologis dengan pemahaman-pemahaman yang
didapatkan dalam proses penafsiran. Lingkaran
hermeneutik inilah yang akan menghasilkan dan
mengasah perumusan pokok-pokok teologis.

Masih ada satu tugas lagi yang harus dilakukan oleh


penafsir dalam tahap ini, yakni mencari kemungkinan
untuk mensintesakan semua pokok-pokok pemikiran
teologis yang telah ditemukan. Penafsir didorong
untuk berusaha menemukan benang merah atau hubungan
erat di antara pokok-pokok pemikiran teologis
tersebut. Dengan kata lain, dalam tahap ini,
penafsir akhirnya membuat kesimpulan utama dari
pokok-pokok pemikiran teologis itu dengan
mengemukakan pesan utama. Tugas ini tidak selalu
mudah, karena bisa jadi teks memang tidak bermaksud
untuk selalu mengandung pesan utama, jika hal ini
tidak ditemukan, penafsirpun harus secara jujur
mengemukakan bahwa teks yang ditafsir tidak memuat
pesan utama melainkan mengandung beberapa pesan yang
beragam.

Langkah Ke-tujuh: Mengaktualisasikan Pesan Teks


Pada langkah yang terakhir ini, penafsir didorong
untuk membuat teks-teks yang ditafsirkan menjadi
bermakna bagi konteks masa kini. Penafsir harus
berusaha mencari kemungkinan-kemungkinan bahwa teks
Alkitab dapat memberi kontribusi bagi kebaikan dan
transformasi konteks kita. Tidak ada cara lain untuk

119
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

melakukan tugas ini selain menghubungkan teks ini


dengan konteks masa kini. Namun, teks yang
ditafsirkan tidak akan pernah bisa dihubungkan
dengan konteks masa kini apabila teks tersebut tidak
dipahami terlebih dahulu. Maka, pada titik inilah
pokok-pokok pemikiran teologis yang telah dirumuskan
menjadi jembatan yang dapat menghubungkan teks
dengan konteks masa kini. Karena itu, tanpa
perumusan pokok-pokok pemikiran teologis yang jelas,
penafsir tidak akan pernah berhasil menghubungkan
teks dan konteks masa kini. Dengan kata lain, tanpa
perumusan pokok-pokok pemikiran teologis, tak akan
pernah dilakukan aktualisasi teks-teks Alkitab
dengan konteks masa kini.

Pokok-pokok pemikiran teologis yang telah dirumuskan


mmembantu penafsir untuk menentukan segi yang mana
dalam konteks masa kini yang kepadanya teks yang
sedang ditafsir dapat diaktualisasikan. Konteks masa
kini dapat dibagi dalam lapisan-lapisan individu,
keluarga, masyarakat (termasuk gereja), negara, dan
dunia dengan aspek-aspek yang mewarnainya termasuk
politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan,
kesehatan, dan sebagainya. Irisan-irisan dan
hubungan-hubungan di antara lapisan dan dan aspek
dapat dipakai oleh penafsir untuk menghubungkan teks
dan konteks masa kini. Tentu saja, konteks masa kini
akan menjadi semakin kompleks apabila dimensi-
dimensi yang lain dilibatkan misalnya dimensi
imannsi dan transendensi, dimensi fisik dan
psikologis, dan sebagainya. Namun yang sangat
penting adalah penafsir perlu memilih salah satu
macam konteks masa kini yang paling urgen dan
menonjol yang kepadanya teks Alkitab dapat memberi
kontribusi bagi kebaikan dan transformasi konteks
masa kini tersebut.

120
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 8
STUDI HERMENEUTIK MAT 9:18-26

TEKS

121
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Mat 9:18. Sementara Yesus berbicara demikian kepada


mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu
menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru
saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah
tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." 9:19 Lalu
Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-
sama dengan murid-murid-Nya.

9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua


belas tahun lamanya menderita pendarahan maju
mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai
jubah-Nya. 9:21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal
kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 9:22
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta
berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu
telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu
sembuhlah perempuan itu.

9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat


itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang
banyak ribut, 9:24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena
anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka
menertawakan Dia. 9:25 Setelah orang banyak itu
diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu,
lalu bangkitlah anak itu. 9:26 Maka tersiarlah kabar
tentang hal itu ke seluruh daerah itu.(TB-LAI)

Teks dalam Berbagai Versi


TB-LAI BIS-LAI NIV GNT
18
Mat 9:18. Mat 9:18. 18While he Tau/ta auvtou/
Sementara Yesus Sementara was saying lalou/ntoj auvtoi/j( ivdou.
berbicara Yesus this, a a;rcwn ei-j evlqw.n
demikian kepada berbicara synagogue proseku,nei auvtw/| le,gwn
o[ti h` quga,thr mou a;rti
mereka, kepada leader evteleu,thsen\ avlla.

122
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

datanglah pengikut- came and evlqw.n evpi,qej th.n cei/ra,


seorang kepala pengikut knelt before sou evpV auvth,n( kai.
19
rumah ibadat, Yohanes him and zh,setaiÅ kai.
lalu menyembah Pembaptis, said, “My evgerqei.j o` VIhsou/j
hvkolou,qhsen auvtw/| kai.
Dia dan datanglah daughter has oi` maqhtai. auvtou/Å
berkata: seorang just died.
"Anakku pemimpin rumah But come and
perempuan baru ibadat. Ia put your
saja meninggal, berlutut di hand on her,
tetapi depan Yesus and she will
datanglah dan dan berkata, live.”
letakkanlah "Anak 19Jesus got
tangan-Mu perempuan saya up and
atasnya, maka baru saja went with
ia akan hidup." meninggal. him, and so
9:19 Lalu Tetapi, did his
Yesuspun sudilah datang disciples.
bangunlah dan untuk
mengikuti orang menjamahnya
itu bersama- supaya ia
sama dengan hidup lagi."
murid-murid- 9:19 Yesus
Nya. bangkit dan
bersama
pengikut-
pengikut-Nya
pergi dengan
orang itu.
20
9:20 Pada waktu 9:20 Di tengah 20Just then Kai. ivdou. gunh.
itu seorang jalan seorang a woman who ai`morroou/sa dw,deka
perempuan yang wanita yang had been e;th proselqou/sa
sudah dua belas sudah dua subject to o;pisqen h[yato tou/
tahun lamanya belas tahun bleeding for kraspe,dou tou/ i`mati,ou
21
auvtou/\ e;legen ga.r
menderita lamanya sakit twelve years evn e`auth/|\ eva.n mo,non
pendarahan maju pendarahan came up a[ywmai tou/ i`mati,ou
mendekati Yesus yang behind him auvtou/ swqh,somaiÅ 22 o`
dari belakang berhubungan and touched de. VIhsou/j strafei.j kai.
dan menjamah dengan the edge of ivdw.n auvth.n ei=pen\
jumbai jubah- haidnya, his cloak. qa,rsei( qu,gater\ h`
Nya. datang 21She said pi,stij sou se,swke,n seÅ
kai. evsw,qh h` gunh. avpo.
9:21 Karena mendekati to
th/j w[raj evkei,nhjÅ
katanya dalam Yesus dari herself, “If
hatinya: "Asal belakang. Ia I only touch
kujamah saja berpikir, his cloak, I
jubah-Nya, aku "Asal saja will be
akan sembuh." saya menyentuh healed.”
9:22 Tetapi jubah-Nya, 22Jesus
Yesus berpaling saya akan turned and
dan memandang sembuh." Lalu saw her.
dia serta ia menyentuh “Take heart,
berkata: ujung jubah daughter,”
"Teguhkanlah Yesus. he said,
hatimu, hai 9:21 (9:20) “your faith
anak-Ku, imanmu 9:22 Saat itu has healed

123
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

telah Yesus menoleh you.”


menyelamatkan dan melihat And the
engkau." Maka wanita itu woman was
sejak saat itu lalu berkata healed from
sembuhlah kepadanya, that moment.
perempuan itu. "Tabahlah,
anak-Ku!
Karena engkau
percaya
kepada-Ku,
engkau
sembuh!" Pada
saat itu juga
wanita itu
sembuh.
23
9:23 Ketika 9:23 Kemudian 23When Jesus Kai. evlqw.n o` VIhsou/j
Yesus tiba di Yesus sampai entered the eivj th.n oivki,an tou/
rumah kepala di rumah synagogue a;rcontoj kai. ivdw.n tou.j
rumah ibadat pemimpin rumah leader’s auvlhta.j kai. to.n o;clon
24
qorubou,menon
itu dan melihat ibadat itu. house and e;legen\ avnacwrei/te( ouv
peniup-peniup Ketika Ia saw the ga.r avpe,qanen to.
seruling dan melihat noisy crowd kora,sion avlla.
orang banyak pemain-pemain and people kaqeu,deiÅ kai.
25
ribut, musik playing katege,lwn auvtou/Å
9:24 berkatalah perkabungan pipes, 24he o[te de. evxeblh,qh o` o;cloj
Ia: "Pergilah, dan banyak said, “Go eivselqw.n evkra,thsen th/j
ceiro.j auvth/j( kai.
karena anak ini orang yang away. The hvge,rqh to. kora,sionÅ 26
tidak mati, ribut-ribut, girl is not kai. evxh/lqen h` fh,mh
tetapi tidur." 9:24 Ia dead but au[th eivj o[lhn th.n gh/n
Tetapi mereka berkata kepada asleep.” But evkei,nhnÅ
menertawakan mereka, they laughed
Dia. "Keluar kamu at him.
9:25 Setelah semua! Anak 25After
orang banyak ini tidak the crowd
itu diusir, mati; ia hanya had been put
Yesus masuk dan tidur." Mereka outside, he
memegang tangan semua went in
anak itu, lalu menertawakan and took the
bangkitlah anak Yesus. girl by the
itu. 9:26 Maka 9:25 Sesudah hand, and
tersiarlah orang-orang she got up.
kabar tentang itu keluar, 26News of
hal itu ke Yesus masuk ke this spread
seluruh daerah dalam kamar through all
itu.(TB-LAI) anak itu dan that region.
memegang
tangannya.
Lalu
bangkitlah
anak perempuan
itu. 9:26
Kabar itu
tersebar ke
seluruh daerah

124
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

itu.(BIS-LAI)

Teks Pararel
Matius 9:18-26 Markus 5:21-43 Lukas 8:40-56

Mat 9:18. 5:21. Sesudah Yesus 8:40. Ketika Yesus


Sementara Yesus menyeberang lagi kembali, orang banyak
berbicara dengan perahu, menyambut Dia sebab
demikian kepada orang banyak mereka semua menanti-
mereka, datanglah berbondong-bondong nantikan Dia. 41 Maka
seorang kepala datang lalu datanglah seorang yang
rumah ibadat, mengerumuni Dia. bernama Yairus. Ia
lalu menyembah Sedang Ia berada di adalah kepala rumah
Dia dan berkata: tepi danau, 22 ibadat. Sambil
"Anakku perempuan datanglah seorang tersungkur di depan
baru saja kepala rumah ibadat kaki Yesus ia memohon
meninggal, tetapi yang bernama kepada-Nya, supaya
datanglah dan Yairus. Ketika ia Yesus datang ke
letakkanlah melihat Yesus, rumahnya, 42 karena
tangan-Mu tersungkurlah ia di anaknya perempuan yang
atasnya, maka ia depan kaki-Nya 23 satu-satunya, yang
akan hidup." dan memohon dengan berumur kira-kira dua
9:19 Lalu sangat kepada-Nya: belas tahun, hampir
Yesuspun "Anakku perempuan mati. Dalam perjalanan
bangunlah dan sedang sakit, ke situ Yesus didesak-
mengikuti orang hampir mati, desak orang banyak.
itu bersama-sama datanglah kiranya
dengan murid- dan letakkanlah
murid-Nya. tangan-Mu atasnya,
supaya ia selamat
dan tetap hidup."
24 Lalu pergilah
Yesus dengan orang
itu. Orang banyak
berbondong-bondong
mengikuti Dia dan
berdesak-desakan di
dekat-Nya.

9:20 Pada waktu 5:25 Adalah di situ 8:43 Adalah seorang


itu seorang seorang perempuan perempuan yang sudah
perempuan yang yang sudah dua dua belas tahun

125
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sudah dua belas belas tahun lamanya menderita pendarahan


tahun lamanya menderita dan yang tidak
menderita pendarahan. 26 Ia berhasil disembuhkan
pendarahan maju telah berulang- oleh siapapun. 44 Ia
mendekati Yesus ulang diobati oleh maju mendekati Yesus
dari belakang dan berbagai tabib, dari belakang dan
menjamah jumbai sehingga telah menjamah jumbai jubah-
jubah-Nya. dihabiskannya semua Nya, dan seketika itu
9:21 Karena yang ada padanya, juga berhentilah
katanya dalam namun sama sekali pendarahannya. 45 Lalu
hatinya: "Asal tidak ada faedahnya kata Yesus: "Siapa
kujamah saja malah sebaliknya yang menjamah Aku?"
jubah-Nya, aku keadaannya makin Dan karena tidak ada
akan sembuh." memburuk. 27 Dia yang mengakuinya,
9:22 Tetapi Yesus sudah mendengar berkatalah Petrus:
berpaling dan berita-berita "Guru, orang banyak
memandang dia tentang Yesus, maka mengerumuni dan
serta berkata: di tengah-tengah mendesak Engkau." 46
"Teguhkanlah orang banyak itu ia Tetapi Yesus berkata:
hatimu, hai anak- mendekati Yesus "Ada seorang yang
Ku, imanmu telah dari belakang dan menjamah Aku, sebab
menyelamatkan menjamah jubah-Nya. Aku merasa ada kuasa
engkau." Maka 28 Sebab katanya: keluar dari diri-Ku."
sejak saat itu "Asal kujamah saja 47 Ketika perempuan
sembuhlah jubah-Nya, aku akan itu melihat, bahwa
perempuan itu. sembuh." 29 perbuatannya itu
Seketika itu juga ketahuan, ia datang
berhentilah dengan gemetar,
pendarahannya dan tersungkur di depan-
ia merasa, bahwa Nya dan menceriterakan
badannya sudah kepada orang banyak
sembuh dari apa sebabnya ia
penyakitnya. 30 menjamah Dia dan bahwa
Pada ketika itu ia seketika itu juga
juga Yesus menjadi sembuh. 48
mengetahui, bahwa Maka kata-Nya kepada
ada tenaga yang perempuan itu: "Hai
keluar dari diri- anak-Ku, imanmu telah
Nya, lalu Ia menyelamatkan engkau,
berpaling di tengah pergilah dengan
orang banyak dan selamat!"
bertanya: "Siapa
yang menjamah
jubah-Ku?" 31
Murid-murid-Nya

126
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

menjawab: "Engkau
melihat bagaimana
orang-orang ini
berdesak-desakan
dekat-Mu, dan
Engkau bertanya:
Siapa yang menjamah
Aku?" 32 Lalu Ia
memandang
sekeliling-Nya
untuk melihat siapa
yang telah
melakukan hal itu.
33 Perempuan itu,
yang menjadi takut
dan gemetar ketika
mengetahui apa yang
telah terjadi atas
dirinya, tampil dan
tersungkur di depan
Yesus dan dengan
tulus
memberitahukan
segala sesuatu
kepada-Nya. 34 Maka
kata-Nya kepada
perempuan itu: "Hai
anak-Ku, imanmu
telah menyelamatkan
engkau. Pergilah
dengan selamat dan
sembuhlah dari
penyakitmu!"

9:23 Ketika Yesus 5:35. Ketika Yesus 8:49 Ketika Yesus


tiba di rumah masih berbicara masih berbicara,
kepala rumah datanglah orang datanglah seorang dari
ibadat itu dan dari keluarga keluarga kepala rumah
melihat peniup- kepala rumah ibadat ibadat itu dan
peniup seruling itu dan berkata: berkata: "Anakmu sudah
dan orang banyak "Anakmu sudah mati, mati, jangan lagi
ribut, apa perlunya lagi engkau menyusah-
9:24 berkatalah engkau menyusah- nyusahkan Guru!" 50
Ia: "Pergilah, nyusahkan Guru?" 36 Tetapi Yesus
karena anak ini Tetapi Yesus tidak mendengarnya dan

127
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tidak mati, menghiraukan berkata kepada Yairus:


tetapi tidur." perkataan mereka "Jangan takut, percaya
Tetapi mereka dan berkata kepada saja, dan anakmu akan
menertawakan Dia. kepala rumah selamat." 51 Setibanya
9:25 Setelah ibadat: "Jangan di rumah Yairus, Yesus
orang banyak itu takut, percaya tidak memperbolehkan
diusir, Yesus saja!" 37 Lalu seorangpun ikut masuk
masuk dan Yesus tidak dengan Dia, kecuali
memegang tangan memperbolehkan Petrus, Yohanes dan
anak itu, lalu seorangpun ikut Yakobus dan ayah anak
bangkitlah anak serta, kecuali itu serta ibunya. 52
itu. 9:26 Maka Petrus, Yakobus dan Semua orang menangis
tersiarlah kabar Yohanes, saudara dan meratapi anak itu.
tentang hal itu Yakobus. 38 Mereka Akan tetapi Yesus
ke seluruh daerah tiba di rumah berkata: "Jangan
itu.(TB-LAI) kepala rumah menangis; ia tidak
ibadat, dan di sana mati, tetapi tidur."
dilihat-Nya orang- 53 Mereka menertawakan
orang ribut, Dia, karena mereka
menangis dan tahu bahwa anak itu
meratap dengan telah mati. 54 Lalu
suara nyaring. 39 Yesus memegang tangan
Sesudah Ia masuk Ia anak itu dan berseru,
berkata kepada kata-Nya: "Hai anak
orang-orang itu: bangunlah!"
"Mengapa kamu ribut 8:55 Maka kembalilah
dan menangis? Anak roh anak itu dan
ini tidak mati, seketika itu juga ia
tetapi tidur!" 40 bangkit berdiri. Lalu
Tetapi mereka Yesus menyuruh mereka
menertawakan Dia. memberi anak itu
Maka diusir-Nya makan. 56 Dan
semua orang itu, takjublah orang tua
lalu dibawa-Nya anak itu, tetapi Yesus
ayah dan ibu anak melarang mereka
itu dan mereka yang memberitahukan kepada
bersama-sama dengan siapapun juga apa yang
Dia masuk ke kamar terjadi itu.
anak itu. 41 Lalu
dipegang-Nya tangan
anak itu, kata-Nya:
"Talita kum," yang
berarti: "Hai anak,
Aku berkata
kepadamu,

128
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bangunlah!" 42
Seketika itu juga
anak itu bangkit
berdiri dan
berjalan, sebab
umurnya sudah dua
belas tahun. Semua
orang yang hadir
sangat takjub. 43
Dengan sangat Ia
berpesan kepada
mereka, supaya
jangan seorangpun
mengetahui hal itu,
lalu Ia menyuruh
mereka memberi anak
itu makan.

1. PRAPAHAM TEOLOGIS

Terdapat dua prapaham teologis, yaitu:


Pertama, pelayanan yang dilakukan oleh Yesus
ditujukan kepada berbagai macam orang dengan
berbagai macam latar belakang, baik orang yang
mempuyai kedudukan sosial yang tinggi maupun
kedudukan sosial yang rendah.

Kedua, peristiwa terjadinya kesembuhan yang


dilakukan Yesus tidak tergantung pada apa agama yang
dianut oleh penderita melainkan tergantung pada iman
mereka pada Yesus Kristus.

2. KEDUDUKAN TEKS dan KONTEKS TEKS


Teks Matius 9: 18-26 adalah dalam konteks pelayanan
Yesus kepada publik di Galilea yang mencakup Matius
4:12-18:35. Bagian Matius 4:12-18:35 dapat dibagi
dalam lima sub-bagian, sebagai berikut:

4:12-18:35: Public Teaching di Galilea

129
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

5:1- 7: 29: Khotbah di Bukit (the Sermon on


the Mount)
8:1-9:38: NarasiPenyembuhan-penyembuhan
10:1-11:30: Penegasan Tentang Hal Mengikut
Yesus
12:1-18:35: Pelayanan/Pengajaran Yesus Lainnya

Jika dipersempit lagi, Mat 9:18-26 adalah bagian


dari konteks Mat 8:1-9:38

Penyeimbang segi ajaran Khotbah di Bukit


Penekanan: perbuatan Yesus

3. ANALISA PERBANDINGAN TEKS PARAREL


Pertama, terdapat perbedaan waktu kedatangan kepala
rumah ibadat antara Mat di satu pihak dengan Mark
dan Luk di lain pihak.

Kedua, Mat tidak memberi penjelasan identitas kepala


rumah ibadat, Mark dan Luk menjelaskannya

Ketiga, menurut Mat, anak kepala rumah ibadat telah


mati, sedangkan dalam Mark dan Luk, anak tersebut
hampir mati

Ke-empat, Mat tidak menjelaskan detil tentang


perempuan, sedangkan Mark dan Luk menjelaskan
perihal perempuan yang meminta kesembuhan dari
Yesus.

Kelima, dalam Mat, Yesus tidak bertanya ketika


perempuan menyentuh jubahNya, tetapi dalam Mark dan
Luk, Yesus bertanya tentang siapa yang menyentuh
jubahNya.

130
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Keenam, Mark dan Luk menyinggung bahwa keluarga


kepala rumah ibadat datang, sedangkan Mat tidak
menjelaskan hal itu.

Ketujuh, ketiga Injil menceritakan bahwa Yesus masuk


ke rumah kepala rumah ibadat, tetapi berbeda dalam
hal siapa yang menyertai.

Kedelapan, perkataan talita kum yang diucapkan Yesus


hanya ada di Mark.

Kesembilan, dalam Mat terdapat pemain seruling,


sedangkan dalam Mark dan Luk, tidak ada hal
tersebut.

Kesepuluh, dalam Mat dan Mark diceritakan bahwa anak


itu bangkit, sedangkan dalam Luk dikatakan bahwa roh
anak itu kembali.

Ke-sebelas, dalam Mark dijelaskan perihal umur anak,


sedangan dalam Mat dan Luk tidak ada penjelasan
tentang hal tersebut.

Ke-dua belas, dalam Mat terdapat penjelasan bahwa


peristiwa penyembuhan tersebut tersiar dimana-mana,
sedangkan dalam Mark dan Luk, Yesus melarang murid-
muridNya untuk menyiarkan peristiwa yang baru saja
terjadi.

Rangkuman:
Pertama, dapat dirangkum bahwa teks ini memuat dua
kisah yang tercampur, yaitu kisah penyembuhan
seorang anak kepala rumah ibadat dan penyembuhan
seorang perempuan.

131
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Kedua, dibandingkan dengan Mark dan Luk, kisah dalam


Mat relatif singkat dan kurang memberi penjelasan
lebih detil tentang tokoh-tokohnya.

Ketiga, terlihat bahwa Mat lebih menekankan hubungan


antara Yesus dan penderita, sedangkan Mark dan Luk
menekankan bahwa orang-orang lain melihat tindakan
Yesus untuk membangkitkan anak perempuan.

Pertimbangan-pertimbangan:
• Teori empat sumber
• Teori pengambil-alihan teks (Duyverman)

Hasil analisa
• Mat mestilah menyingkat Mark, tetapi teori 4
sumber tidak mampu menjelaskan hal ini.
• Dibutuhkan penjelasan baru: misalnya mesti ada
sumber yang dipakai secara bersama-sama oleh
Injil-Injil sinoptis dan masing-masing
mengembangkannya.

4. KONTEKS SOSIO HISTORIS


Berdasarkan penelitian ahli-ahli, teks ditulis
setelah tahun 70 ZB, yang dilingkupi oleh situasi
sosial historis sebagai berikut:
• Jemaat tidak merupakan generasi pertama.
Penekanan pada “percaya.”
• Jemaat terancam ketidak-percayaan
• Ada pergumulan tentang kuasa dari luar gereja
(kepala rumah ibadat)
• Atau minimal ketegangan dengan agama Yahudi

Ditulis oleh pengikut Yesus, tetapi bukan Matius


murid Yesus

132
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

• Berbagai bukti dapat dikemukakan, terutama


karena Injil Matius ditulis seolah-oleh
sebagai pengajaran sistimatis.
• Sangat mungkin berlatar-belakang Yahudi,
mengingat penguasaannya yang mendalam tentang
agama Yahudi.
• Bisa jadi si penulis adalah sang Guru.

Sangat besar kemungkinan Injil Matius ditulis dalam


konteks jemaat di luar Palestina. Salah satu
kemungkinan yang kuat adalah jemaat di Antiokhia
(Syiria).

5. PENAFSIRAN
Mat 9:18. Sementara Yesus berbicara demikian kepada
mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu
menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru
saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah
tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.“
Mat 9:18. Sementara Yesus berbicara kepada pengikut-
pengikut Yohanes Pembaptis, datanglah seorang
pemimpin rumah ibadat. Ia berlutut di depan Yesus
dan berkata, "Anak perempuan saya baru saja
meninggal. Tetapi, sudilah datang untuk menjamahnya
supaya ia hidup lagi."

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan:


• “Kepala rumah ibadat” (TB), Jewish official
(GNB): kepala sinagoge, penguasa, a;rcwn.
• “tetapi” (TB): maka, karena itu, avlla. evlqw.n
• Menyembah (LAI,KJV), berlutut (BIS), proseku,nei
• Meletakkan tangan (TB), menjamah (BIS): tanda
kekuasaan, evpi,qej

Pemahaman yang perlu dipertimbangkan dalam


penafsiran:

133
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

• Demi kehidupan anaknya, kepala sinagoge


merendahkan diri di hadapan Yesus.
• Dengan menyembah, dia mengakui Yesus sebagai
sosok yang berkuasa.
• Keyakinannya: Iman akan Yesus membawa
kehidupan.
• Penumpangan tangan Yesus diyakini mengandung
daya kehidupan
• Dalam konteks sosio-historis, posisi Yesus
diyakini lebih tinggi daripada kepala
sinagoge.
• Maka pengikut Kristus menegaskan diri bahwa
mereka adalah pengikut Yesus yang lebih
berotoritas daripada kepala sinagoge.

• Bisa jadi, sebagian pemimpin Yahudi bersimpati


pada Kekristenan bukan karena Kekristennya
melainkan karena kuasa Yesus.
• Keyakinan: Yesus memberi harapan bahkan pada
anak perempuan yang telah meninggal.

Ayat 18
Ayat ini memberi informasi bahwa kedatangan kepala
rumah ibadah terjadi pada saat Yesus sedang
berbicara kepada murid-murid Yohanes perihal puasa
(lihat kata sementara). Diskusi tentang puasa,
yakni tentang aturan-aturan keagamaan dipotong oleh
kedatangan kepala rumah ibadat.

Kedatangana kepala rumah ibadat, atau kepala


sinagoge memperlihatkan hal yang tak lazim. Sebagai
kepala rumah ibadat, yakni orang terpandang dalam
agama yahudi, datang dan menyembah Yesus adalah hal
yang tak lazim. Barangkali kata “menyembah” tidak
harus diartikan dalam arti bahwa kepala rumah ibadah
itu meganggap Yesus sebagai Tuhan Allah. Namun yang

134
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

jelas kata menyembah mengandung unsur hormat, atau


mengandung unsur bahwa Yesus mempunyai kewibawaan
dan kuasa yang melebihi dirinya sendiri.

Kalimat berikutnya menjadi jelas bahwa tindakan


menyembah kepala rumah ibadah berkaitan erat dengan
kondisi anaknya yang meninggal. Keyakinannya adalah
Yesus dapat menghidupkan kembali anaknya yang telah
meninggal. Yesus dianggap mampu melakukan hal yang
tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan manusia. Maka
kata “menyembah” mendapatkan relasinya dengan
keyakinan kepala rumah ibadah bahwa Yesus sanggup
menghidupkan orang mati, yakni dengan meletakkan
tangan ke atas anaknya yang telah meninggal.

Dalam konteks sosio-historis, ketika Kristen


semakin terpisah dari komunitas Yahudi dan semakin
menegaskan sebagai komunitas yang berbeda dengan
komunitas Yahudi, teks ini dapat dibaca sebagai
penegasan bahwa murid-murid Yesus lebih superior
daripada murid-murid Yohanes Pembaptis, yang
menyimbolkan komunitas Yahudi. Hal ini dindikasikan
pada penceritaan bahwa kepala rumah ibadat yahudi
atau pemimpin yahudi datang kepada Yesus untuk
meminta bantuan agar menyembuhkan anaknya. Dalam
situasi dimana pejabat Yahudi membutuhkan
kesembuhan, agama Yahudi tidak dapat menolongnya.
Maka, pemimpin Yahudi itu datang kepada Yesus. Yesus
menjadi harapan baru bagi kepala rumah ibadat dan
bukan agama yang selama ini dia tekuni.

Penguasa Yahudi pada kisah ini mempunyai sikap yang


berbeda dengan penguasa Yahudi pada zaman Yesus.
Walaupun perpisahan antara Kristen dan Yahudi
semakin tajam, namun ada indikasi bahwa sebagian
orang Yahudi menganggap bahwa Yesus adalah dia yang
berkuasa (atas kematian).

135
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Usulan terjemahan
Sementara Yesus berkata demikian kepada mereka,
seorang penguasa datang dan menyembah dia (Yesus),
dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal,
karena itu datanglah, dan letakkanlah tanganmu di
atasnya, maka ia akan hidup.”

Ayat 19
9:19 Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang itu
bersama-sama dengan murid-murid-Nya. (TB)

9:19 Yesus bangkit dan bersama pengikut-pengikut-Nya


pergi dengan orang itu. (BIS)

Yesus mengikuti (TB), bersama..pergi (BIS): o` VIhsou/j


hvkolou,qhsen auvtw/|

• Yesus merespon permohonan itu secara aktif


(lihat: bangunlah)
• Yesus mengikuti bukan karena orang itu
penguasa, melainkan mengikuti karena orang itu
membutuhkan pertolongan.
• Yesus terkesan tidak membeda-bedakan latar
belakang agama seseorang: pelayananNya untuk
semua orang.

Permintaan si kepala rumah ibadah ditanggapi secara


positif oleh Yesus. Yesus dengan demikian
meninggalkan murid-murid Yohanes dan memutuskan
untuk mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-
muridNya. Diskusi tentang puasa yang adalah bagian
dari aturan-aturan agama Yahudi dianggap kurang
terlalu penting dibandingkan dengan tindakan
sesegera untuk membangkitkan si anak penguasa Yahudi
yang baru saja meninggal. Tidak ada informasi

136
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bagaimana sikap murid-murid Yohanes yang ditingalkan


Yesus.

Keantusiasan Yesus untuk menolong nampaknya tidak


didasarkan pada bahwa yang meminta tolong adalah
seorang pejabat. Namun nampaknya, Yesus lebih
mempertimbangkan ke-emergensi-an, kedaruratan,
mengingat si kepala rumah ibadat begitu meyakini
Yesus dan bahwa anaknya dapat dihidupkan kembali
oleh Yesus. Tambahan lagi permohonan kepala rumah
ibadat itu begitu sungguh-sungguh (lihat ayat 18).

Kata yang dipakai untuk menunjukkan bahwa Yesus


segera beraksi adalah kai. evgerqei.j o` VIhsou/j) Kata evgerqei.j
juga merupakan kata yang dihubungkan dengan
kebangkitan Yesus. Ada kemungkinan bahwa penulis
Matius mencoba untuk membuat hubungan antara
“kebangkitan” Yesus untuk pergi dan menyembuhkan
anak penguasa Yahudi dengan peristiwa kebangkitan
Yesus yang diimani oleh orang-orang Kristen pada
saat teks ini ditulis. Dengan kata lain dalam
konteks sosio-historis, teks ini menegaskan bahwa
Yesus yang bangkit itu mempunyai keinginan untuk
menolong orang yang benar-benar membutuhkan
kehidupan.

Usulan terjemahan:
Lalu Yesuspun bangkit dan mengikuti orang itu,
demikian juga murid-muridnya.

Ayat 20-21
9:20 Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua
belas tahun lamanya menderita pendarahan maju
mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai
jubah-Nya. 21 Karena katanya dalam hatinya: "Asal
kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." (TB-LAI)

137
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

9:20 Di tengah jalan seorang wanita yang sudah dua


belas tahun lamanya sakit pendarahan yang
berhubungan dengan haidnya, datang mendekati Yesus
dari belakang. Ia berpikir, "Asal saja saya
menyentuh jubah-Nya, saya akan sembuh." Lalu ia
menyentuh ujung jubah Yesus. (BIS-LAI)

• Pada waktu itu (TB), di tengah jalan (BIS) ,


Kai. ivdou. gunh
• Menderita pendarahan (TB), sakit pendarahan
berhubung dengan haidnya(BIS), ai`morroou/sa
• Menjamah (TB), Menyentuh (BIS): o;pisqen
• Katanya dalam hatinya (TB),berpikir (BIS):
e;legen ga.r evn e`auth/|\

Soal percaya pada Yesus ini yang dilakukan oleh


penguasa Yahudi itu dipertegas lagi dalam ayat 20-
21. Dengan kata lain, cerita baru yang disisipkan
atau ditambahkan dalam cerita ini merupakan
pengulangan atau penegasan tentang iman pada Yesus.

Sebelum Yesus menghidupkan anak kepala rumah ibadah,


barangkali dalam perjalanan, seorang wanita yang
mengalami pendarahan juga mempunyai sikap seperti
kepala rumah ibadah: percaya bahwa Yesus dapat
melakukan sesuatu untuk dirinya, yaitu menyembuhkan
penyakitnya. Bahkan si perenpuan yang mengalami
pendarahan menunjukkan keyakinan yang lebih dalam
daripada kepala rumah ibadah. Perempuan itu meyakini
bahwa tidak hanya Yesus yang dapat menyembuhkan
bahkan apa yang dipakai oleh Yesus (jubahNya)
mengandung kuasa kesembuhan.

Dalam konteks sosio-historis, nampaknya teks ini


menekankan bahwa mempercayai Yesus itu adalah soal
yang berhubungan dengan realitas penderitaan yang
sedang dihadapi, termasuk kematian dan penyakit.

138
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Soal beriman itu bukan pertama-tama melakukan


aturan-aturan agama sebagaimana ditekankan dalam
paktek agama Yahudi sebagaimana dilakukan oleh
murid-murid Yohanes Pembaptis.

Teks ini menjadi sangat menarik mengingat terdapat


kontras antara para pemohonan pertolongan dari
Yesus. Jika yang pertama adalah laki-laki, penguasa,
memohonkan untuk klehidupan anaknya, pemohon kedua
adalah perempuan yang mengalami pendarahan, memohon
untuk dirinya sendiri. Keduanya mendpat respon dari
Yesus, bahkan kesembuhan perempuan itu begitu
instan. Sangat kuat ditekankan bahwa Yesus bersedia
menolong siapa saja, bahkan perempuan yang mengalami
pendarahan yang dianggap oleh masyarakat Yahudi
sebagai manusia najis. Dalam konteks sosio-historis,
sangat bisa jadi komunitas Mantius bergumul dengan
penerimaan perempuan dalam komunitas, terutama
perempuan-perempuan yang dianggap najis. Dan jika
dalam teks ini, perempuan najis itu mengalami
kesembuhan berkat imannya pada Yesus, maka teks ini
menegaskan bahwa komunitas Kristen Matius didorong
untuk melakukan hal yang sama, yakni menerima
keberadaan perempuan-perempuan yang dianggap najis
oleh masyarakatnya.

Usulan Terjemahan:
Dan lihatlah, seorang perempuan yang telah duabelas
tahun menderita pendarahan datang mendekati Yesus
dan menyentuh tepi jubahnya. Karena ia berpikir,
“Asal kusentuh saja jubahNya, aku akan sembuh.”

Ayat 22
9:22 Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta
berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu
telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu
sembuhlah perempuan itu. (TB-LAI)

139
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

9:22 Saat itu Yesus menoleh dan melihat wanita itu


lalu berkata kepadanya, "Tabahlah, anak-Ku! Karena
engkau percaya kepada-Ku, engkau sembuh!" Pada saat
itu juga wanita itu sembuh. (BIS-LAI)

• Teguhkanlah hatimu (TB),Tabahlah (BIS), be


good of comfort (KJV) : qa,rsei
• Yesus menegaskan bahwa iman perempuan itu
membawa keselamatan.
• Kesembuhan adalah bagian dari keselamatan.
• Dalam hal ini, keselamatan dialami pada saat
perempuan sembuh pada masa kekinian, bukan
pada masa yang akan datang.
• Merupakan bukti bahwa Yesus berkuasa memberi
keselamatan.

•Sekaligus dapat ditegaskan bahwa keyakinan-


keyakinan lama tentang tahir/tidak tahir tidak
berperanan lagi. Yang penting bagi Yesus
adalah melayani siapa saja termasuk yang
dianggap tidak tahir agar memperoleh
kesembuhan/keselamatan.
Sikap Yesus terhadap perempuan yang tanpa izin
memegang jubah Yesus di luar kelaziman pada saat
itu, khususnya dalam tradisi Yahudi. Yesus tidak
menganggap perbuatan perempuan tersebut sebagai
sesuatu yang dapat menajiskan diriNya, melainkan
merespon tindakan perempuan dengan ucapan “jadilah
tabah.” Bahkan, menurut Yesus, tindakan perempuan
itu dianggap sebagai tindakan iman.

Dalam narasi ditegaskan lagi, ternyata sikap kepala


rumah ibadah dan perempuan yang mengalami pendarahan
selama 12 tahun direspon positif oleh Yesus. Yesus
menghubungkan tindakan mereka dengan persoalan iman:
imanmu menyelamatkan kamu. Dikaitan juga antara iman

140
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dan keteguhan/ketabahan hati. “Teguhkanlah hatimu,”


berarti bahwa soal iman berkaitan dengan keteguhan
hati. Semakin memiliki keteguhan hati semakin iman
menjadi kuat.

Daya iman adalah keselamatan. Namun dalam kaitannya


dengan perempuan yang mengalami pendarahan itu,
keselamatan berarti bahwa dia mengalami kesembuhan
dari penyakitnya. Jadi secara kongkrit keselamatan
itu terjelma dalam bentuk kesembuhan. Maka dapat
dikatakan, kesembuhan yang dialami oleh perempuan
itu adalah bagian dari keselamatan yang kongkrit.

Dalam konteks sosio-historis, khususnya dalam


hubungannya dengan keyakinan relijius Yahudi, teks
menegaskan bahwa keselamatan tidak lagi berkaitan
dengan masalah tahir atau najis, melainkan merupakan
pengalaman kongkrit dalam kehidupan, termasuk
berhadapan dengan persoalan penyakit. Di tengah-
tengah pemisahan yang tajam antara komunitas Kristen
dari komunitas Yahudi, iman akan Kristus adalah
pengalaman keagamaan yang nyata. Hal ini diharapkan
oleh penulis untuk semakin memperteguh iman dari
anggota komunitas Kristen Matius.

Ayat 22
Usulan Terjemahan:
Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta
berkata, “Jadilah tabah (tabahlah), anakku, imanmu
telah menyelamatkan engkau.” Dan sejak saat itu,
perempuan itu sembuh.

Ayat 23-24
9:23 Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat
itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang
banyak ribut,24 berkatalah Ia: "Pergilah, karena

141
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka


menertawakan Dia. (TB-LAI)
9:23 Kemudian Yesus sampai di rumah pemimpin rumah
ibadat itu. Ketika Ia melihat pemain-pemain musik
perkabungan dan banyak orang yang ribut-ribut, 24 Ia
berkata kepada mereka, "Keluar kamu semua! Anak ini
tidak mati; ia hanya tidur." Mereka semua
menertawakan Yesus. (BIS-LAI)

• Yesus tiba (TB), Yesus sampai (BIS): eivj th.n


oivki,an tou/ a;rcontoj
• Peniup-peniup seruling (TB), pemain-pemain
musik (BIS): tou.j auvlhta.j
• “pergilah (TB), “keluar (BIS), “gave place:
avnacwrei/te
• Mentertawakan (TB,BIS): katege,lwn

• Keberadaan peniup seruling menunjukkan


kematian, tak ada harapan bagi anak perempuan.
• Kematian membuat dukacita juga kekacauan
(keributan/kegaduhan).
• Yesus membawa harapan (anak tidur), tetapi
harapan ini dianggap kekonyolan
(ditertawakan).

Episode peristiwa bersama dengan kepala rumah ibadat


berlanjut setelah peristiwa penyembuhan yang dialami
perempuan tersebut. Bisa dikatakan bahwa si kepala
rumah ibadat mengetahui peristiwa penyembuhan yang
terjadi pada diri si perempuan yang mengalami
pendarahan itu, mengingat pada saat terjadi
peristiwa penyembuhan tersebut, kepala rumah
ibadat/penguasa Yahudi tersebut berada bersama
Yesus.

Ketika tiba di rumah kepala rumah ibadat, Yesus


melihat peniup-peniup seruling. Dengan kata lain, si

142
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

anak kepala rumah ibadat tersebut benar-benar telah


mati. Dalam konteks sosio-historis, peniup-peniup
seruling adalah kelompok yang disewa untuk menandai
kematian seseorang yang sangat dicintai oleh
keluarga. Telah menjadi tradisi bagi orang Yahudi,
bahwa perkabungan ditandai dengan orang-orang yang
menangis. Bagi mereka yang kaya, peniup-peniup
seruling dapat disewa oleh keluarga yang berduka
cita untuk menandai betapa berdukanya si keluarga
karena telah kehilangan orang yang sangat dikasihi.

Kematian si anak kepala rumah ibadat itu dipertegas


juga dengan tambahan penjelasan “dan orang banyak
ribut.” Tentu saja sebagai pemimpin, kematian
anaknya akan menjadikan orang-orang yang dekat
dengannya menyebabkan kehebohan. Ini adalah tanda
bahwa kehilangan anak dari sang kepala merupakan
kehilangan juga bagi pengikutnya. Kematian anak
kepala rumah ibadat menimbulkan histeria di antara
pengikutnya (ribut-ribut). Tetapi bisa jadi
keributan ini berhubungan juga dengan kelompok yang
disewa untuk memperlengkapi kelompok peniup seruling
yang menandakan betapa bersedihnya keluarga ini
karena seseorang telah meninggal.

Tetapi walaupun Yesus melihat tanda-tanda


perkabungan, namun Dia berkata, “Pergilah karena
anakmu tidak mati, tetapi tidur.” Ucapan Yesus tentu
saja tidak dimengerti dan menjadi hal yang aneh bagi
orang banyak. Ucapan Yesus dianggap sebagai lelucon
di tengah dukacita dan histeria orang banyak. Karena
itu, orang-orang yang sedang berkabung mentertawakan
Yesus.

Tambahan lagi, kalau mereka tahu bahwa Yesus telah


menjadi terkenal karena ajaran dan dianggap sebagai
rabi, maka mereka tidak habis pikir bagaimana

143
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mungkin rabi sekaliber Yesus tidak mengetahui bahwa


peniupan seruling adalah tanda perkabungan.
Bagaimana mungkin Yesus berkata bahwa si anak tidak
mati melainkan hanya tidur. Jadi orang banyak
menjukkan sikap ketidak percayaan, yang berbeda
dengan si kepala rumah ibadat dan si perempuan yang
telah mengalami pendarahan selama 12 tahun.

Usulan terjemahan
Ketika Yesus masuk ke dalam rumah penguasa itu, ia
melihat pemain-pemain seruling dan orang banyak yang
ribut, dan berkata: “Pergilah karena anak ini tidak
mati, tetapi tidur.” Tetapi mereka mengolok-olok
dia.

Ayat 25-26
9:25 Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk
dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak
itu.
26 Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh
daerah itu.(TB-LAI)

9:25 Sesudah orang-orang itu keluar, Yesus masuk ke


dalam kamar anak itu dan memegang tangannya. Lalu
bangkitlah anak perempuan itu. 26 Kabar itu tersebar
ke seluruh daerah itu. (BIS-LAI)

• Yesus mendemonstrasikan bahwa Ia sanggup


menghidupkan orang dari kematian.
• Baik anak perempuan yang mati dan perempuan
yang mengalami pendarahan layak mendapat
pelayanan pemulihan dari Yesus.
• Peristiwa itu mengekspose jati diri Yesus:
sosok yang berkuasa menyelematkan
(menyembuhkan dan menghidupkan)

Ayat 25

144
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Tidak dijelaskan siapakah yang mengusir orang


banyak. Bisa jadi Yesus sendirilah yang mengusir
orang banyak ini. Hal ini bisa dijelaskan bahwa
sikap ketidakpercayaan dari orang banyak terhadap
kuasa Yesus atau terhadap Yesus sendiri membuat
mereka harus diusir dari rumah tersebut.

Tetapi bisa jadi orang banyak tersebut diusir karena


menghalangi jalan sehingga Yesus tidak bisa masuk ke
dalam rumah untuk menjumpai si anak yang telah mati
tersebut. Jadi pengusiran tersebut bisa diartikan
sebagai permintaan agar mereka untuk pergi agar
Yesus bisa masuk ke dalam rumah.

Namun demikian, penafsiran yang di bawah ini


terhadap pengusiran terhadap orang yang melakukan
keributan menambah pemahaman lebih dalam lagi. Orang
banyak yang menimbulkan kegaduhan (bersama dengan
para peniup seruling) menandakan kematian.
Sebaliknya, Yesus meyakini bahwa si anak perempuan
hanyalah “tidur.” Sehingga si anak yang tidur tidak
seharusnya diperlakukan sebagai orang mati, karena
dia masih hidup. Maka pengusiran orang banyak
berkaitan dengan keyakinan Yesus bahwa si anak masih
hidup.

Yesus memegang tangan, dan si anakpun bangkit. Tidak


dikemukakan apakah Yesus mengucapkan kata-kata.
Cukup dengan menyentuh tangan, maka kehidupan anak
itu kembali lagi. Kata yang dipakai dalam ayat 25
adalah, setelah Yesus menyentuh tangan anak itu,
maka bangkitlah anak itu.

Mirip dengan si perempuan yang hanya dengan


menyentuh saja bisa mendapatkan kesembuhan maka si
anak perempuan yang mati menjadi bangkit ketika
tangan yesus meyentuhnya. Si anak mengalami

145
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kebangkitan dan terjadi kehidupan. Yang menarik


adalah keduanya adalah perempuan, yang satu adalah
perempuan yang telah berusia cukup tua, sedangkan
yang lainnya adalah perempuan yang masih berusia
muda (anak).

Peristiwa penyembuhan dan pembangkitan ini nampaknya


telah menjadi bahan pembicaraan di sekitar daerah
domisili kepala rumah ibadat. Dengan kata lain,
jauh-jauh hari sebelum terbentuknya jemaat Matius di
Antiokia, Syria, berita tentang Yesus yang bangkit
yang menyembuhkan serta membangkitkan orang mati
telah begitu populer. Bahkan orang yang berasal dari
kelompok komunitas lainpun (Yahudi) mengimani Yesus
yang dapat menyembuhkan dan menghidupkan orang dari
kematian.

6. POKOK-POKOK PEMIKIRAN TEOLOGIS


Prapaham yang telah saya kemukakan pada bagian
pendahuluan, adalah:
1. Pelayanan yang dilakukan oleh Yesus ditujukan
kepada berbagai macam orang dengan berbagai macam
latar belakang, baik orang yang mempuyai kedudukan
sosial yang tinggi maupun kedudukan sosial yang
rendah.

2. Peristiwa terjadinya kesembuhan yang dilakukan


Yesus tidak tergantung pada apa agama yang dianut
oleh penderita melainkan tergantung pada iman mereka
pada Yesus Kristus.

Dengan memperhatikan tafsiran terhadap teks dan


prapaham yang telah dikemukakan pada bagian awal
dari tulisan ini, maka saya dapat mengemukakan
pokok-pokok pemikiran teologis, sebagai berikut:

146
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Pertama, beriman pada Yesus mencakup sikap


mempercayai Yesus dan kuasaNya yang sanggup
menyembuhkan dan menghidupkan baik orang yang
mengimaninya sendiri maupun orang yang diprihatinkan
oleh orang yang mengimani Yesus, walaupun berada di
tengah-tengah situasi ketidak-percayaan.

Kedua, iman akan Yesus dapat dimiliki oleh siapa


saja tanpa memandang latar belakang agama, status
sosial, jenis kelamin, yang dengannya orang dapat
menikmati keselamatan yang dalam arti kongkrit
adalah kesembuhan dan kehidupan.

7. AKTUALISASI
Konteks masa kini: pertanyaan tentang iman dan agama
(Dapat didiskusikan)

Bab 9
STUDI HERMENEUTIK MATIUS 5 :38-42 (48)

Teks Matius 5:38-48

5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata


dan gigi ganti gigi. 39 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang
menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya
pipi kirimu. 40 Dan kepada orang yang hendak
mengadukan engkau karena mengingini bajumu,
serahkanlah juga jubahmu. 41 Dan siapa pun yang

147
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

memaksa engkau berjalan sejauh satu mil,


berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. 42
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan
janganlah menolak orang yang mau meminjam dari
padamu.

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah


sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari
bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang
yang tidak benar. 5:46 Apabila kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada
saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada
perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak
mengenal Allah pun berbuat demikian?
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama
seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

1. PRAPAHAM
Melalui pembacaan teks, dapat diberikan tiga
prapaham teologis, yakni:

Pertama, murid-murid Yesus diberi petunjuk untuk


berperilaku dengan lebih mematuhi ajaran Yesus
daripada ajaran-ajaran yang telah didengarkan yang
selama ini dianggap sebagai firman Tuhan.

Kedua, tindakan yang diharapkan dalam ajaran Yesus


adalah melakukan tindakan yang melampaui apa yang

148
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

selama ini diharapkan oleh peraturan-peraturan yang


berlaku.

Ketiga, semua tindakan yang diajarkan Yesus untuk


dilakukan oleh murid-murid mengacu pada satu
penegasan bahwa murid-muridnya haruslah menjadi
sempurna karena Tuhan Allah adalah sempurna.

2. TEKS DAN KONTEKS


Teks Matius 5:38-48 adalah bagian dari Khotbah di
Bukit yakni Matius 5:1-7:29.

Batasan teks telah tepat 5:38-48

(Dapat didiskusikan lebih lanjut)

3. ANALISA TEKS PARAREL


MATIUS 5:38-48 LUK 6:27-36

5:38 Kamu telah 6:27 "Tetapi kepada


mendengar firman: Mata kamu, yang mendengarkan
ganti mata dan gigi Aku, Aku berkata:
ganti gigi. Kasihilah musuhmu,
berbuatlah baik kepada
5:39 Tetapi Aku berkata orang yang membenci
kepadamu: Janganlah kamu kamu;
melawan orang yang 6:28 mintalah berkat
berbuat jahat kepadamu, bagi orang yang mengutuk
melainkan siapa pun yang kamu; berdoalah bagi
menampar pipi kananmu, orang yang mencaci kamu.
berilah juga kepadanya 6:29 Barangsiapa
pipi kirimu. menampar pipimu yang
satu, berikanlah juga
5:40 Dan kepada orang kepadanya pipimu yang
yang hendak mengadukan lain, dan barangsiapa
engkau karena mengingini yang mengambil jubahmu,
bajumu, serahkanlah juga biarkan juga ia

149
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

jubahmu. mengambil bajumu.


5:41 Dan siapa pun yang
memaksa engkau berjalan 6:30 Berilah kepada
sejauh satu mil, setiap orang yang
berjalanlah bersama dia meminta kepadamu; dan
sejauh dua mil. janganlah meminta
5:42 Berilah kepada kembali kepada orang
orang yang meminta yang mengambil
kepadamu dan janganlah kepunyaanmu.
menolak orang yang mau 6:31 Dan sebagaimana
meminjam dari padamu. kamu kehendaki supaya
orang perbuat kepadamu,
5:43 Kamu telah perbuatlah juga demikian
mendengar firman: kepada mereka.
Kasihilah sesamamu
manusia dan bencilah 6:32 Dan jikalau kamu
musuhmu. mengasihi orang yang
mengasihi kamu, apakah
5:44 Tetapi Aku berkata jasamu? Karena orang-
kepadamu: Kasihilah orang berdosa pun
musuhmu dan berdoalah mengasihi juga orang-
bagi mereka yang orang yang mengasihi
menganiaya kamu. mereka.
5:45 Karena dengan
demikianlah kamu menjadi 6:33 Sebab jikalau kamu
anak-anak Bapamu yang di berbuat baik kepada
sorga, yang menerbitkan orang yang berbuat baik
matahari bagi orang yang kepada kamu, apakah
jahat dan orang yang jasamu? Orang-orang
baik dan menurunkan berdosa pun berbuat
hujan bagi orang yang demikian.
benar dan orang yang 6:34 Dan jikalau kamu
tidak benar. meminjamkan sesuatu
kepada orang, karena
5:46 Apabila kamu kamu berharap akan
mengasihi orang yang menerima sesuatu dari

150
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mengasihi kamu, apakah padanya, apakah jasamu?


upahmu? Bukankah Orang-orang berdosa pun
pemungut cukai juga meminjamkan kepada
berbuat demikian? orang-orang berdosa,
5:47 Dan apabila kamu supaya mereka menerima
hanya memberi salam kembali sama banyak.
kepada saudara-saudaramu 6:35 Tetapi kamu,
saja, apakah lebihnya kasihilah musuhmu dan
dari pada perbuatan berbuatlah baik kepada
orang lain? Bukankah mereka dan pinjamkan
orang yang tidak dengan tidak
mengenal Allah pun mengharapkan balasan,
berbuat demikian? maka upahmu akan besar
5:48 Karena itu haruslah dan kamu akan menjadi
kamu sempurna, sama anak-anak Allah Yang
seperti Bapamu yang di Mahatinggi, sebab Ia
sorga adalah sempurna." baik terhadap orang-
orang yang tidak tahu
berterima kasih dan
terhadap orang-orang
jahat.
6:36 Hendaklah kamu
murah hati, sama seperti
Bapamu adalah murah
hati."

4. KONTEKS SOSIO-HISTORIS
(Dapat didiskusikan)

5. MELAKUKAN TAFSIR TEKS


Ayat 38

TB-LAI BIS-LAI GNB GREEK NT


5:38 Kamu 5:38 "Kalian 5:38 "You Matthew
38
telah tahu bahwa ada have heard 5:38-48

151
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mendengar juga ajaran that it was VHkou,sate o[ti


firman: seperti ini: said, evrre,qh\
mata ganti 'An eye for
ovfqalmo.n avnti.
Mata ganti mata, gigi an eye, and
ovfqalmou/ kai.
mata dan gigi ganti gigi. a tooth for
ovdo,nta avnti.
ganti gigi. a tooth.' ovdo,ntojÅ

Dengan menggunakan kata-kata “Kamu telah mendengar,“


terjemahan TB-LAI lebih mendekati makna teks Yunani
VHkou,sate (orang kedua jamak aorist aktif indikatif):
“Kamu telah mendengar.”

Kata evrre,qh agak jauh bila diterjemahkan dengan kata


firman (TB). Kata itu berarti ucapan, atau
perkataan. Biasanya kata firman menterjemahkan kata
logoj. Maka barangkali terjemahan ajaran (BIS-LAI)
lebih tepat. Tetapi bisa jadi ajaran ini telah
sangat mendarah daging dalam masyarakat Yahudi
sehingga bisa dianggap “firman.”

Dalam konteks sosio-historis, pendengar, yaitu para


pengikut Yesus baik pada konteks kehidupan Yesus dan
konteks kehidupan komunitas Matius, diasumsikan
hidup dalam suasana yang telah terbiasa dengan
ajaran tentang mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Hukum ini (lex talionis) merupakan bagian dari
kehidupan masyarakat pada waktu itu. Kata “telah
mendengar” menunjukkan hal itu. Ajaran atau hukum
ini dikatakan sebagai “firman,” yang dapat dipahami
bahwa hukum tersebut mempunyai otoritas dalam
menentukan perilaku orang-orang yang hidup dalam
masyarakat tersebut. TB-LAI menegaskan kesan ini
secara lebih kuat, sebab “firman” mempunyai konotasi
ucapan-ucapan yang berasal dari Tuhan. Maka otoritas
ajaran itu bersumber dari Tuhan, atau bahkan bisa

152
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dipahami bahwa ajaran ini berasal dari Tuhan


sendiri.

Hukum mata-ganti mata, gigi ganti gigi, sebenarnya


disinggung dalam Keluaran 21:24; Imamat 24:20;
Ulangan 19:21, sebenarnya mengatur perilaku manusia
agar tindakan-tindakan yang dilakukan kepada orang
lain bersifat adil. Adil di sini berarti tindakan
yang merugikan yang dilakukan kepada orang lain
(dapat) dibalas dengan tindakan yang sama yang
dialami olehnya. Dalam ayat 38 ini, tindakan yang
sama (mata dan gigi) harus di balas dengan hal yang
sama juga (mata dan gigi). Kalimat ovfqalmo.n avnti. ovfqalmou/
kai. ovdo,nta avnti. ovdo,ntoj berarti satu mata ganti satu mata,
satu gigi ganti satu gigi. Jika seseorang menjadikan
mata dan gigi orang lain menjadi tidak berfungsi
seperti sediakala, maka orang lain itu diijinkan
untuk membalas hal yang sama kepada orang yang telah
menyebabkan hal itu.

Namun demikian ungkapan itu tidak menjamin berapa


“jumlah” (berapa banyak mata dan gigi) atau
frekuensi, (berapa sering) yang boleh dibalaskan
kepada orang yang telah menyebabkan fungsi organ-
organ ini menjadi terganggu atau menjadi tidak
berfungsi lagi. Secara eksplisit dijelaskan bahwa
jika seseorang menyebabkan satu mata bagian kiri
menjadi tidak berfungsi, si penderita bisa membalas
dengan melakukan hal yang sama. Namun dalam
kenyataannya satu mata bisa dilakukan pembalasan
dalam jumlah yang lebih banyak lagi (misalnya dua
mata). Jadi, hukum yang sebetulnya dimaksudkan untuk
menjamin keadilan, mengandung ambiguitas.

Walaupun hukum ini bisa dipahami bahwa satu mata


ganti satu mata, satu gigi ganti satu gigi, namun
kenyataannya hal ini sulit untuk dilakukan. Hal ini

153
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bisa mengandung arti bahwa tindakan pembalasan bisa


lebih sedikit atau lebih banyak daripada tindakan
yang teralami. Persoalannya, jika tindakan
pembalasan dilakukan lebih banyak dari tindakan yang
teralami, maka akan ada “selisih tindakan” yang
dapat dianggap sebagai ketidakadilan. Untuk membuat
“selisih tindakan” tersebut menjadi seimbang
(“balance” atau adil) diperlukan tambahan tindakan
dari si pelaku yang pertama kali menyebabkan
kerusakan mata dan gigi. Jadi persoalannya adalah
hukum yang dimaksudkan untuk menjamin keadilan
ternyata menyebabkan ketidakadilan karena tindakan
pembalasan tidak pernah bisa sama, dan ternyata
sulit untuk melakukan pembalasan yang dianggap
“sama” baik oleh diri korban dan oleh pelaku. Dan
sebagai akibatnya, korban berubah juga menjadi
pelaku dan pelaku menjadi korban.

Apakah situasi ini bisa berdampak bagi tindakan


lingkaran balas dendam (vicious circle)? Lingkaran
balas dendam sangat mungkin terjadi. Walaupun hukum
ini tidak dimaksudkan sebagai pengabsahan terjadinya
lingkaran balas dendam, namun situasi “selisih
tindakan” dan usaha untuk membuat “balance” bisa
memicu terjadinya lingkaran balas dendam.

Usulan terjemahan:
5:38 Kamu telah mendengar ajaran: Satu mata ganti
satu mata dan satu gigi ganti satu gigi.

Ayat 39
TB-LAI BIS-LAI GNB GREEK NT
39
5:39 Tetapi 5:39 Tetapi 5:39 But now evgw. de. le,gw
Aku berkata sekarang Aku I tell you: u`mi/n mh.
kepadamu: berkata do not take avntisth/nai tw/|
ponhrw/|\ avllV
Janganlah kepadamu: revenge on
o[stij se r`api,zei

154
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kamu melawan jangan membalas someone who eivj th.n dexia.n


orang yang dendam terhadap wrongs you. siago,na ÎsouÐ(
berbuat jahat orang yang If anyone stre,yon auvtw/|
kai. th.n a;llhn\
kepadamu, berbuat jahat slaps you on
melainkan kepadamu. the right
siapa pun Sebaliknya cheek, let
yang menampar kalau orang him slap
pipi kananmu, menampar pipi your left
berilah juga kananmu, cheek too.
kepadanya biarkanlah dia
pipi kirimu. menampar pipi
kirimu juga.

BIS-LAI menterjemahkan kata Yunani dengan sangat


tepat “Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu…” untuk
evgw. de. le,gw. Aspek tenses (present indikatif aktif)
ditegaskan dengan kata “sekarang.”

TB-LAI memakai kata-kata “jangan kamu melawan,”


sedangkan BIS-LAI memakai “jangan membalas dendam,”
yang ditegaskan juga oleg GNB: do not take revenge.
Kata mh. avntisth/nai adalah bentuk aorist aktif infinitif
yang berarti melawan yang tidak harus berarti
membalas dendam. Jadi lebih baik diterjemahkan
“jangan melawan,” atau “janganlah membalas.”

Penggunaan kata-kata “berilah juga kepadanya pipi


kirimu“ dalam TB-LAI kiranya jauh lebih tepat
dibandingkan dengan kata-kata dalam BIS-LAI:
“biarkanlah dia menampar pipi kirimu juga.” Kata
Yunani stre,yon auvtw/| (orang kedua tunggal aorist aktif
imperatif) lebih bermakna bahwa si korban mempunyai
inisiatif untuk memalingkan atau
memberikan/menyediakan pipi yang kiri.

Hukum yang telah berlaku dan dianggap sebagai ajaran


yang mengatur kehidupan masyarakat pada saat itu
(masyarakat Yahudi abad pertama), dianggap perlu

155
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

diperbaiki oleh Yesus. Kata “tetapi” menegaskan hal


itu (evgw. de. le,gw u`mi/n). Otoritas “firman” dari ajaran
itu diperlawankan dengan otoritas Yesus, dengan
mengatakan “Aku berkata kepadamu,” atau “Sekarang
aku berkata kepadamu.” Dengan mengatakan hal itu,
Yesus menganggap bahwa kata-kata yang diucapkan
mempunyai otoritas yang lebih tinggi dan yang dapat
mengubah hukum yang telah berlaku. Persoalan yang
berkaitan dengan ajaran mata ganti mata gigi ganti
gigi menjadi persoalan hubungan antara Yesus dan
“firman” atau persoalan pandangan Yesus tentang
“firman”.

“Hukum” baru yang diajarkan oleh Yesus adalah bukan


untuk tidak melawan orang yang berbuat jahat,
melainkan merespon tindakan jahat si pelaku dengan
tindakan yang berbeda. Tidak melawan tidak perlu
diartikan bahwa si korban tidak dianjurkan untuk
tidak berbuat apa-apa, atau bersikap pasif. Kalimat
“siapapun yang ..., berilah juga kepadanya pipi
kirimu.” Maka barangkali frase janganlah kamu
melawan boleh diartikan sebagai janganlah kamu
melawan dengan hal yang sama seperti yang dilakukan
si pelaku. Orang yang berbuat jahat tidak dianjurkan
untuk dibalas dengan tindakan jahat, melainkan
direspon (atau “dilawan”) dengan melakukan tindakan
yang berbeda.

Ungkapan “berilah kepadanya pipi kirimu” menunjukkan


tindakan yang berbeda. Si korban dengan demikian
tidak menjadi serupa dengan si pelaku yang melakukan
tindakan kejahatan, melainkan merespon dengan
tindakan yang menantang si pelaku untuk berpikir
apakah dengan diberikan pipi yang kiri, si korban
menyerah kalah, atau si pelaku sendiri harus
mempertanyakan diri apakah dia harus melakukan hal
yang sama lagi. Dengan demikian, si korban “melawan”

156
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

si pelaku dengan pemberian pipi kiri, yaitu


“melawan” dengan tidak melawan tetapi dengan
menantang si pelaku untuk bertindak lagi atau tidak.

Satu catatan kecil perlu diperjelas berkaitan dengan


“menampar pipi kanan.” Ini adalah ungkapan yang
tidak biasa kalau dilihat dari kebiasaan masyarakat
Palestina kuno (dan juga masyarakat budaya Timur)
yang menonjolkan peranan tangan kanan daripada
peranan tangan kiri. Orang yang menampar pipi kanan
orang lain mestinya memakai telapak tangan kiri,
atau memakai back hand tangan kanan, atau menampar
pipi kanan dengan memakai tangan kanan yang
dilakukan dari belakang korban. Ketiganya
menunjukkan bahwa si pelaku melakukan penamparan
bukan pertama-tama untuk mencederai korban secara
fisik, melainkan penamparan itu memanifestasikan
penghinaan atau perendahan martabat si korban. Pada
bentuk penamparan yang ketiga, si korban bahkan
tidak tahu dan tidak pernah berharap jika dirinya
akan diperdaya dan dilecehkan. Jadi penamparan yang
dilakukan pelaku berkaitan dengan penghancuran harga
diri si korban. Terlebih kalau si pelaku menggunakan
tangan kiri, maka dampak penghinaannya menjadi
sangat kental. Maka jika peristiwa penamparan pipi
kanan (fisik) berkaitan dengan penghinaan (psikis),
maka menjadi terpahami bahwa pelaksanaan hukum mata
ganti mata dan gigi ganti gigi menjadi sangat
problematis. Lex talionis menjadi tidak memadai
karena hanya menekankan pada segi perbuatan fisik,
tetapi tidak mencakup segi psikologis. Amat sulit
untuk membalas penghinaan dengan kadar yang sama.

Maka, tafsiran terhadap kalimat “janganlah kamu


melawan orang yang berbuat jahat kepadamu”
memperoleh dimensi baru. Tindakan-tindakan yang
merendahkan diri si korban tidak boleh dibalas

157
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dengan tindakan penghinaan yang sama. Karena


melakukan pembalasan dengan tindakan penghinaan
tidak akan pernah mencapai situasi “adil”.

Lagipula kalau dilihat dari situasi murid Yesus yang


berada pada pihak yang “lemah”, “minoritas” (dalam
konteks sosio-historis), dan tak berdaya secara
sosial, maka “memberi pipi yang lain” adalah
tindakan yang paling bijak. Tidak melawan bisa
menjadi tanda “mengaku tak berdaya” yang berdampak
pada eksistensi si korban masih tetap terjamin, dan
menjadikan si pelaku diakui kekuatannya, walaupun si
korban tidak menyerah begitu saja.

Usulan terjemahan:
5:39 Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: Janganlah
membalas orang yang berbuat jahat kepadamu,
melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu,
berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Ayat 40-41
TB-LAI BIS-LAI GNB GREEK NT
40
5:40 Dan 5:40 Dan jikalau 5:40 And if kai. tw/|
kepada orang orang mengadukan someone qe,lonti, soi
yang hendak kalian kepada takes you to kriqh/nai kai. to.n
citw/na, sou
mengadukan hakim dan court to sue
labei/n( a;fej
engkau karena menuntut bajumu, you for your
auvtw/| kai. to.
mengingini berikanlah shirt, let i`ma,tion\
bajumu, kepadanya jubahmu him have
serahkanlah juga. your coat as
juga jubahmu. well.

41
5:41 Dan siapa 5:41 Kalau 5:41 And if kai. o[stij se
pun yang seorang penguasa one of the avggareu,sei
memaksa engkau memaksa kalian occupation mi,lion e[n( u[page
metV auvtou/ du,oÅ
berjalan memikul barangnya troops
sejauh satu sejauh satu forces you
mil, kilometer, to carry his
berjalanlah pikullah sejauh pack one
bersama dia dua kilometer. mile, carry
sejauh dua it two

158
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mil. miles.

Terjemahan BIS-LAI yang berbunyi “Dan jikalau orang


mengadukan…” kurang tepat menterjemahkan kai. tw/| qe,lonti,
soi kriqh/nai. Kalimat itu lebih tepat diterjemahkan
sebagaimana TB-LAI: “Dan kepada orang yang hendak
mengadukan engkau…” atau “Dan kepada orang yang
berkehendak menuntutmu….”

Baik TB-LAI dan BIS-LAI menterjemahkan kata citw/na,


dengan “baju.” Harus diperjelas bahwa kata ini
berarti baju sehari-hari yang dipakai langsung untuk
menutupi tubuh. Pada kesempatan khusus, orang
memakai baju dan kemudian mengenakan jubah. Jadi
citw/na, adalah baju bagian dalam.

Terjemahan BIS-LAI terhadap kata mi,lion dengan kata


kilometer mudah untuk dipahami oleh pembaca, namun
terjemahan ini kehilangan pertautan dengan konteks
sosio-historis. Kata itu harus diterjemahkan sebagai
mil, yang sama dengan 1,47 km. Ini adalah jarak yang
menurut hukum Kekaisaran Roma diperbolehkan bagi
militer untuk memaksa rakyat berjalan membawakan
sesuatu. Karena itu terjemahan BIS-LAI dengan
“Kalau seorang penguasa memaksa kalian memikul
barangnya sejauh…” adalah terjemahan yang dapat
menyeberangkan makna teks, walaupun tidak terdapat
kata-kata tersebut dalam bahasa asli.

Dua ayat ini barangkali mirip dengan ayat 39b. Si


korban yang hendak diadukan berhubung si pelaku
mengingini baju bagian dalam, disuruh untuk
memberikan jubahnya juga (baju bagian luar). Perlu
diperhatikan bahwa dua ayat ini berbicara bahwa si
pelaku mempunyai kehendak, tw/| qe,lonti. Jadi proses
pengaduan hukum (atau tuntutan) belum dilakukan
tetapi mungkin akan atau akan dilakukan.

159
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Baju adalah pakaian yang lebih sederhana yang


dipakai pada lapisan yang lebih dalam daripada
jubah. Si pelaku entah bagaimana hendak membawa
pengaduan ke hakim/penguasa karena keinginan untuk
memiliki baju si koban, namun si korban diminta
untuk menyerahkan jubah juga (disamping baju) yang
tentu saja lebih mahal dan lebih bagus serta dan
lebih berkualitas. Jubah dipakai pada kesempatan
khusus, yakni antara lain dalam kegiatan-kegiatan
sosial seperti perjamuan pernikahan dan upacara-
upacara keagamaan. Dalam kebiasaan umum, si tertuduh
mesti harus membela diri, namun lagi-lagi si
tertuduh disuruh untuk tidak melakukan tindakan yang
seperti biasa dilakukan secara umum, namun disuruh
untuk memberikan kedua-duanya, baik baju dan jubah.
Respon si tertuduh mirip dengan yang dilakukan si
korban penamparan pipi kanan, yaitu si pelaku dan si
pendakwa “dipaksa” berpikir apa sebenarnya yang
sedang dilakukan oleh si terdakwa. Perbuatan si
terdakwa menantang si pendakwa apakah tuduhannya
akan diteruskan atau tidak.

Si korban yang dipaksa berjalan sejauh satu mil,


juga disuruh untuk berjalan sejauh dua mil. Hukum
Roma mewajibkan bagi orang sipil untuk berjalan
bersama tentara membawa atau mengangkat sesuatu
tanpa boleh menolak sejauh satu mil. Lebih dari satu
mil, orang sipil bisa menolak. Namun ayat 41
mengisyaratkan bahwa orang yang dipaksa berjalan
satu mil, disuruh untuk berjalan sejauh dua mil.

Apakah ini berarti Yesus mengajarkan bahwa si korban


harus rela menderita? Yang jelas, Yesus mengajarkan
bahwa respon-respon terhadap tindakan orang yang
berkuasa (menampar, mengadukan, memaksa) harus
ditanggapi dengan cara-cara yang berbeda dengan

160
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kaidah-kaidah atau kebiasaan-kebiasaan yang telah


berlaku dan diterima sebagai aturan secara taken for
granted.

Usulan terjemahan:
5:40 Dan kepada orang yang hendak menuntut engkau
karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
5:41 Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan
sejauh satu setengah kilometer, berjalanlah bersama
dia sejauh tiga kilo meter.

Ayat 42
TB-LAI BIS-LAI GNB GREEK NT
42
5:42 Berilah 5:42 Kalau 5:42 When tw/| aivtou/nti, se
kepada orang orang minta someone asks do,j( kai. to.n
yang meminta sesuatu you for qe,lonta avpo. sou/
dani,sasqai mh.
kepadamu dan kepadamu, something,
avpostrafh/|jÅ
janganlah berikanlah give it to
menolak orang kepadanya. Dan him; when
yang mau jangan juga someone
meminjam dari menolak orang wants to
padamu. yang mau borrow
meminjam something,
sesuatu lend it to
daripadamu." him.

Terjemahan BIS-LAI khususnya bagian “Kalau orang


minta sesuatu….” lebih enak dibaca dan juga lebih
tepat. Lebih baik “Kepada orang yang meminta
sesuatu…” Dalam banyak hal, versi-versi terjemahan
untuk ayat ini tidak mempunyai perbedaan.

Tidak seperti ayat 39b-41, ayat 42 tidaklah terlalu


menegaskan pernyataan dalam ayat 39 a (Janganlah
kamu melawan...). Soal memberi dan meminjami
tidaklah terlalu unik. Namun barangkali ketika
situasi orang Kristen dalam keadaan kekurangan,
perintah ini menjadi sulit untuk dilakukan namun

161
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

menantang untuk dipikirkan. Bisakah ayat ini


ditafsirkan bahwa dalam keadaan apapun juga,
pengikut Kristus harus tetap berbuat baik (memberi
dan meminjami). Hubungan ayat ini dengan perintah
“jangan melawan” amat lemah, namun masih berkaitan
dengan ayat 39b-41 dalam hal “tetap berbuat baik”.
Jadi apakah perintah Yesus terutama menghendaki agar
pengikutnya tetap berbuat baik atau jangan melawan?
Kalau ayat 42 dimasukkan dalam bagian ini, maka
perintah untuk senantiasa berbuat baik melampaui
kebiasaan umum lebih utama, tetapi kalau ayat 42
dianggap bukan bagian otentik dari bagian ini, maka
perintah jangan melawan merupakan prioritas.

Usulan terjemahan:
5:42 Kepada orang yang minta sesuatu kepadamu,
berikanlah kepadanya. Dan jangan juga menolak orang
yang mau meminjamkan sesuatu daripadamu."

6. Pokok-Pokok Pemikiran Teologis


1. Menurut Mat 5:38-48, Yesus melakukan dekonstruksi
teks, yakni melakukan penafsiran dengan cara baru,
yakni bahwa penafsiran terhadap teks didasari oleh
keyakinan bahwa Kitab Suci ditulis untuk kebaikan
manusia.

2. Kasih sebagai hukum utama seharusnya mengatur


relasi antar manusia dan menggantikan hukum balas
membalas (lex talionis) yang selama ini dianggap
sebagai kebenaran yang mengatur perilaku manusia.

3. Tingkah laku atau perbuatan manusia seharusnya


melampaui tindakan-tindakan yang tidak hanya sekedar
memenuhi standar legal yakni tindakan yang merupakan
ekspresi moralitas yang selama ini dianggap sebagai
tindakan-tindakan yang baik.

162
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

7. Aktualisasi
(Dapat didiskusikan)
Bab 10
STUDI HERMENEUTIK MAT 11:2-19

Teks Mat 11:2-19


11:2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang
pekerjaan Kristus,3 lalu menyuruh murid-muridnya
bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu
atau haruskah kami menantikan orang lain?"4 Yesus
menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada
Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:5 orang
buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta
menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati
dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan
kabar baik.6 Dan berbahagialah orang yang tidak
menjadi kecewa dan menolak Aku." 7 Setelah murid-
murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada
orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu
pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang
digoyangkan angin kian ke mari?8 Atau untuk apakah
kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus?
Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana
raja.9 Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi?
Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari
pada nabi.10 Karena tentang dia ada tertulis:
Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau,
ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara


mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah
tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes
Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga
lebih besar dari padanya. 12 Sejak tampilnya Yohanes
Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong
dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.13
Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga

163
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tampilnya Yohanes 14 dan -- jika kamu mau


menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu.15
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!

16 Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini?


Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar
dan berseru kepada teman-temannya:17 Kami meniup
seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami
menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak
berkabung.
18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak
minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan.19
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum,
dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan
peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."

1. PRAPAHAM
(Dapat didiskusikan)

2. TEKS DAN KONTEKS


(Dapat didiskusikan)

3. ANALISA TEKS PARAREL


(Dapat didiskusikan)

PERBANDINGAN TEKS PARAREL


MAT 11:2-19 LUK 7:18-35
11:2 Di dalam penjara Yohanes 7:18 Ketika Yohanes
mendengar tentang pekerjaan mendapat kabar tentang
Kristus, segala peristiwa itu dari
murid-muridnya,
11:3 lalu menyuruh murid-
muridnya bertanya kepada-Nya: 7:19 ia memanggil dua orang
"Engkaukah yang akan datang itu dari antaranya dan menyuruh
atau haruskah kami menantikan mereka bertanya kepada
orang lain?" Tuhan: "Engkaukah yang akan
11:4 Yesus menjawab mereka: datang itu atau haruskah
"Pergilah dan katakanlah kepada kami menantikan seorang

164
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Yohanes apa yang kamu dengar lain?"


dan kamu lihat: 7:20 Ketika kedua orang itu
11:5 orang buta melihat, orang sampai kepada Yesus, mereka
lumpuh berjalan, orang kusta berkata: "Yohanes Pembaptis
menjadi tahir, orang tuli menyuruh kami bertanya
mendengar, orang mati kepada-Mu: Engkaukah yang
dibangkitkan dan kepada orang akan datang itu atau
miskin diberitakan kabar baik. haruskah kami menantikan
seorang lain?"
11:6 Dan berbahagialah orang
yang tidak menjadi kecewa dan 7:21 Pada saat itu Yesus
menolak Aku." menyembuhkan banyak orang
11:7 Setelah murid-murid dari segala penyakit dan
Yohanes pergi, mulailah Yesus penderitaan dan dari roh-
berbicara kepada orang banyak roh jahat, dan Ia
itu tentang Yohanes: "Untuk mengaruniakan penglihatan
apakah kamu pergi ke padang kepada banyak orang buta.
gurun? Melihat buluh yang 7:22 Dan Yesus menjawab
digoyangkan angin kian ke mari? mereka: "Pergilah, dan
katakanlah kepada Yohanes
apa yang kamu lihat dan
11:8 Atau untuk apakah kamu kamu dengar: Orang buta
pergi? Melihat orang yang melihat, orang lumpuh
berpakaian halus? Orang yang berjalan, orang kusta
berpakaian halus itu tempatnya menjadi tahir, orang tuli
di istana raja. mendengar, orang mati
11:9 Jadi untuk apakah kamu dibangkitkan dan kepada
pergi? Melihat nabi? Benar, dan orang miskin diberitakan
Aku berkata kepadamu, bahkan kabar baik.
lebih dari pada nabi. 7:23 Dan berbahagialah
11:10 Karena tentang dia ada orang yang tidak menjadi
tertulis: Lihatlah, Aku kecewa dan menolak Aku."
menyuruh utusan-Ku mendahului 7:24 Setelah suruhan
Engkau, ia akan mempersiapkan Yohanes itu pergi, mulailah
jalan-Mu di hadapan-Mu. Yesus berbicara kepada
orang banyak itu tentang
Yohanes: "Untuk apakah kamu
pergi ke padang gurun?
Melihat buluh yang
digoyangkan angin kian ke
mari?
11:11 Aku berkata kepadamu: 7:25 Atau untuk apakah kamu
Sesungguhnya di antara mereka pergi? Melihat orang yang
yang dilahirkan oleh perempuan berpakaian halus? Orang
tidak pernah tampil seorang yang berpakaian indah dan

165
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

yang lebih besar dari pada yang hidup mewah, tempatnya


Yohanes Pembaptis, namun yang di istana raja.
terkecil dalam Kerajaan Sorga 7:26 Jadi untuk apakah kamu
lebih besar dari padanya. pergi? Melihat nabi? Benar,
11:12 Sejak tampilnya Yohanes dan Aku berkata kepadamu,
Pembaptis hingga sekarang, bahkan lebih dari pada
Kerajaan Sorga diserong dan nabi.
orang yang menyerongnya mencoba 7:27 Karena tentang dia ada
menguasainya. tertulis: Lihatlah, Aku
11:13 Sebab semua nabi dan menyuruh utusan-Ku
kitab Taurat bernubuat hingga mendahului Engkau, ia akan
tampilnya Yohanes mempersiapkan jalan-Mu di
11:14 dan -- jika kamu mau hadapan-Mu.
menerimanya -- ialah Elia yang
akan datang itu. 7:28 Aku berkata kepadamu:
11:15 Siapa bertelinga, Di antara mereka yang
hendaklah ia mendengar! dilahirkan oleh perempuan
tidak ada seorang pun yang
11:16 Dengan apakah akan lebih besar dari pada
Kuumpamakan angkatan ini? Yohanes, namun yang
Mereka itu seumpama anak-anak terkecil dalam Kerajaan
yang duduk di pasar dan berseru Allah lebih besar dari
kepada teman-temannya: padanya."
11:17 Kami meniup seruling 7:29 Seluruh orang banyak
bagimu, tetapi kamu tidak yang mendengar perkataan-
menari, kami menyanyikan kidung Nya, termasuk para pemungut
duka, tetapi kamu tidak cukai, mengakui kebenaran
berkabung. Allah, karena mereka telah
memberi diri dibaptis oleh
11:18 Karena Yohanes datang, ia Yohanes.
tidak makan, dan tidak minum,
dan mereka berkata: Ia 7:30 Tetapi orang-orang
kerasukan setan. Farisi dan ahli-ahli Taurat
11:19 Kemudian Anak Manusia menolak maksud Allah
datang, Ia makan dan minum, dan terhadap diri mereka,
mereka berkata: Lihatlah, Ia karena mereka tidak mau
seorang pelahap dan peminum, dibaptis oleh Yohanes.
sahabat pemungut cukai dan
orang berdosa. Tetapi hikmat
Allah dibenarkan oleh
perbuatannya." 7:31 Kata Yesus: "Dengan
apakah akan Kuumpamakan
orang-orang dari angkatan
ini dan dengan apakah
mereka itu sama?

166
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

7:32 Mereka itu seumpama


anak-anak yang duduk di
pasar dan yang saling
menyerukan: Kami meniup
seruling bagimu, tetapi
kamu tidak menari, kami
menyanyikan kidung duka,
tetapi kamu tidak menangis.

7:33 Karena Yohanes


Pembaptis datang, ia tidak
makan roti dan tidak minum
anggur, dan kamu berkata:
Ia kerasukan setan.
7:34 Kemudian Anak Manusia
datang, Ia makan dan minum,
dan kamu berkata: Lihatlah,
Ia seorang pelahap dan
peminum, sahabat pemungut
cukai dan orang berdosa.
7:35 Tetapi hikmat
dibenarkan oleh semua orang
yang menerimanya."

4. KONTEKS SOSIO-HISTORIS
(Dapat didiskusikan)

5. MELAKUKAN TAFSIR TEKS

MAT 11:2-19
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
Matthew 11:2- 11:2 Di dalam 11:2 Yohanes 11:2 When John
2
19 ~O de. penjara Yohanes Pembaptis the Baptist
VIwa,nnhj avkou,saj mendengar yang sedang heard in prison
evn tw/| desmwthri,w| tentang di penjara about the
ta. e;rga tou/ pekerjaan mendengar things that
Cristou/ pe,myaj
Kristus, tentang Christ was
dia. tw/n maqhtw/n
11:3 lalu pekerjaan doing, he sent
auvtou/
menyuruh murid- Kristus. some of his
3
ei=pen auvtw/|\ su. muridnya Lalu ia disciples to
ei= o` evrco,menoj h' bertanya menyuruh him.
e[teron kepada-Nya: beberapa 11:3 "Tell us,"

167
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

prosdokw/menÈ "Engkaukah yang pengikutnya they asked


akan datang itu pergi kepada Jesus, "are you
atau haruskah Yesus untuk the one John
kami menantikan menanyakan, said was going
orang lain?" 11:3 to come, or
11:4 Yesus "Bapakkah should we
menjawab orang yang expect someone
mereka: akan datang else?"
4
kai. avpokriqei.j o` "Pergilah dan menurut 11:4 Jesus
VIhsou/j ei=pen katakanlah janji Allah, answered, "Go
auvtoi/j\ kepada Yohanes atau back and tell
poreuqe,ntej
apa yang kamu haruskah John what you
avpaggei,late
VIwa,nnh| a] avkou,ete dengar dan kamu kami are hearing and
kai. ble,pete\ lihat: menunggu seeing:
11:5 orang buta orang lain?"
5
tufloi. melihat, orang 11:4 Yesus 11:5 the blind
avnable,pousin kai. lumpuh menjawab, can see, the
cwloi. berjalan, orang "Kembalilah lame can walk,
peripatou/sin(
kusta menjadi kepada those who
leproi.
tahir, orang Yohanes dan suffer from
kaqari,zontai kai.
kwfoi. avkou,ousin( tuli mendengar, beritahukanl dreaded skin
kai. nekroi. orang mati ah apa yang diseases are
evgei,rontai kai. dibangkitkan kalian made clean, the
ptwcoi. dan kepada dengar dan deaf hear, the
euvaggeli,zontai\ orang miskin lihat: dead are
diberitakan 11:5 Orang brought back to
kabar baik. buta life, and the
melihat, Good News is
orang lumpuh preached to the
11:6 Dan berjalan, poor.
berbahagialah orang
orang yang berpenyakit
tidak menjadi kulit yang 11:6 How happy
kecewa dan mengerikan are those who
menolak Aku." *berpenyakit have no doubts
11:7 Setelah kulit yang about me!"
murid-murid mengerikan:
Yohanes pergi, Lih.. 8:2.* 11:7 While
6
kai. maka,rio,j mulailah Yesus sembuh; John's
evstin o]j eva.n mh. berbicara orang tuli disciples were
skandalisqh/| evn kepada orang mendengar, leaving, Jesus
evmoi,Å
7 banyak itu orang mati spoke about him
Tou,twn de.
poreuome,nwn tentang hidup to the crowds:
h;rxato o` VIhsou/j Yohanes: "Untuk kembali, dan "When you went
le,gein toi/j o;cloij apakah kamu Kabar Baik out to John in

168
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

peri. VIwa,nnou\ ti, pergi ke padang dari Allah the desert,


evxh,lqate eivj th.n gurun? Melihat diberitakan what did you
e;rhmon qea,sasqaiÈ buluh yang kepada expect to see?
ka,lamon u`po.
digoyangkan orang-orang A blade of
avne,mou
angin kian ke miskin. grass bending
saleuo,menonÈ
mari? 11:6 in the wind?
Berbahagiala
h orang yang
8
avlla. ti, evxh,lqate 11:8 Atau untuk tidak ada
ivdei/nÈ a;nqrwpon evn apakah kamu alasan untuk 11:8 What did
malakoi/j pergi? Melihat menolak you go out to
hvmfiesme,nonÈ ivdou.
orang yang Aku!" see? A man
oi` ta. malaka.
forou/ntej evn toi/j berpakaian 11:7 Sesudah dressed up in
oi;koij tw/n halus? Orang utusan- fancy clothes?
basile,wn eivsi,nÅ yang berpakaian utusan People who
halus itu Yohanes itu dress like that
tempatnya di pergi, Yesus live in
istana raja. mulai palaces!
11:9 Jadi untuk berbicara
apakah kamu kepada orang 11:9 Tell me,
pergi? Melihat banyak what did you go
nabi? Benar, tentang out to see? A
dan Aku berkata Yohanes, prophet? Yes
kepadamu, kata-Nya, indeed, but you
bahkan lebih "Kalian saw much more
dari pada nabi. pergi ke than a prophet.
11:10 Karena padang gurun
tentang dia ada untuk 11:10 For John
tertulis: melihat apa? is the one of
Lihatlah, Aku Sehelai whom the
menyuruh rumput yang scripture says:
utusan-Ku ditiup 'God said, I
9
mendahului anginkah? will send my
avlla. ti, evxh,lqate
Engkau, ia akan messenger ahead
ivdei/nÈ profh,thnÈ
mempersiapkan 11:8 Kalian of you to open
nai. le,gw u`mi/n( kai.
perisso,teron jalan-Mu di pergi untuk the way for
profh,touÅ hadapan-Mu. melihat apa? you.'
10
ou-to,j evstin Seorang yang
peri. ou- ge,graptai\ 11:11 Aku berpakaian
ivdou. evgw. berkata baguskah? 11:11 I assure
avposte,llw to.n kepadamu: Orang-orang you that John
a;ggelo,n mou pro.
Sesungguhnya di yang the Baptist is
prosw,pou sou( o]j
kataskeua,sei th.n antara mereka berpakaian greater than
o`do,n sou yang dilahirkan begitu any man who has
e;mprosqe,n souÅ oleh perempuan tinggal di ever lived. But

169
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tidak pernah istana! he who is least


11
VAmh.n le,gw tampil seorang 11:9 Jadi in the Kingdom
u`mi/n\ ouvk yang lebih mengapa of heaven is
evgh,gertai evn
besar dari pada kalian pergi greater than
gennhtoi/j
Yohanes ke padang John.
gunaikw/n mei,zwn
VIwa,nnou tou/ Pembaptis, gurun? Untuk
baptistou/\ o` de. namun yang melihat
mikro,teroj evn th/| terkecil dalam seorang
basilei,a| tw/n Kerajaan Sorga nabikah? 11:12 From the
ouvranw/n mei,zwn lebih besar Benar, malah time John
auvtou/ evstinÅ dari padanya. lebih dari preached his
11:12 Sejak seorang message until
tampilnya nabi. this very day
Yohanes 11:10 Sebab the Kingdom of
Pembaptis Yohanes heaven has
12
avpo. de. tw/n hingga itulah yang suffered
h`merw/n VIwa,nnou sekarang, dimaksudkan violent
tou/ baptistou/ e[wj Kerajaan Sorga dalam ayat attacks, and
a;rti h` basilei,a
diserong dan Alkitab ini, violent men try
tw/n ouvranw/n
orang yang 'Inilah to seize it.
bia,zetai kai.
biastai. menyerongnya utusan-Ku, 11:13 Until the
a`rpa,zousin auvth,nÅ mencoba kata Allah, time of John
menguasainya. Aku mengutus all the
11:13 Sebab dia lebih prophets and
semua nabi dan dahulu the Law of
kitab Taurat daripada-Mu Moses spoke
bernubuat supaya ia about the
hingga membuka Kingdom;
tampilnya jalan untuk- 11:14 and if
Yohanes Mu.' you are willing
11:14 dan -- 11:11 to believe
jika kamu mau Ingatlah! Di their message,
menerimanya -- dunia ini John is Elijah,
ialah Elia yang tidak pernah whose coming
13 akan datang ada orang was predicted.
pa,ntej ga.r oi`
profh/tai kai. o` itu. yang lebih 11:15 Listen,
no,moj e[wj VIwa,nnou 11:15 Siapa besar then, if you
14
evprofh,teusan\ bertelinga, daripada have ears!
kai. eiv qe,lete hendaklah ia Yohanes
de,xasqai( auvto,j mendengar! Pembaptis. 11:16 "Now, to
evstin VHli,aj o` Namun what can I
me,llwn e;rcesqaiÅ
11:16 Dengan demikian, compare the
apakah akan orang yang people of this
Kuumpamakan terkecil di day? They are
angkatan ini? antara umat like children

170
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Mereka itu Allah lebih sitting in the


seumpama anak- besar marketplace.
anak yang duduk daripada One group
di pasar dan Yohanes. shouts to the
berseru kepada 11:12 Sejak other,
teman-temannya: Yohanes
11:17 Kami mengabarkan 11:17 'We
meniup seruling beritanya played wedding
bagimu, tetapi sampai pada music for you,
kamu tidak saat ini, but you
menari, kami umat Allah wouldn't dance!
menyanyikan ditentang We sang funeral
kidung duka, oleh orang- songs, but you
tetapi kamu orang yang wouldn't cry!'
tidak berusaha 11:18 When John
15
o` e;cwn w=ta berkabung. menguasainya came, he fasted
avkoue,twÅ dengan and drank no
11:18 Karena kekerasan. wine, and
Yohanes datang, 11:13 Sampai everyone said,
ia tidak makan, kedatangan 'He has a demon
dan tidak Yohanes, in him!'
minum, dan semua hukum 11:19 When the
mereka berkata: Musa dan Son of Man
16
Ti,ni de. Ia kerasukan ajaran nabi- came, he ate
o`moiw,sw th.n setan. nabi and drank, and
genea.n tau,thnÈ 11:19 Kemudian bernubuat everyone said,
o`moi,a evsti.n
Anak Manusia tentang hal- 'Look at this
paidi,oij
kaqhme,noij evn tai/j datang, Ia hal yang man! He is a
avgorai/j a] makan dan harus glutton and
prosfwnou/nta toi/j minum, dan terjadi. wine drinker, a
e`te,roij mereka berkata: 11:14 Dan friend of tax
Lihatlah, Ia kalau kalian collectors and
seorang pelahap mau percaya, other
dan peminum, Yohanes outcasts!'
17 sahabat itulah Elia, God's wisdom,
le,gousin\
huvlh,samen u`mi/n pemungut cukai yang however, is
kai. ouvk dan orang kedatanganny shown to be
wvrch,sasqe( berdosa. Tetapi a sudah true by its
evqrhnh,samen kai. hikmat Allah dinubuatkan. results."
ouvk evko,yasqeÅ dibenarkan oleh 11:15 Kalau
perbuatannya." punya
telinga,
dengarkan!
11:16 Dengan
apa harus

171
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Aku
18
h=lqen ga.r bandingkan
VIwa,nnhj mh,te orang-orang
evsqi,wn mh,te
zaman ini?
pi,nwn( kai.
Mereka
le,gousin\
daimo,nion e;ceiÅ seperti
19
h=lqen o` ui`o.j anak-anak
tou/ avnqrw,pou yang duduk
evsqi,wn kai. pi,nwn( di pasar.
kai. le,gousin\ ivdou. Sekelompok
a;nqrwpoj fa,goj berseru
kai. oivnopo,thj(
kepada yang
telwnw/n fi,loj kai.
a`martwlw/nÅ kai. lain,
evdikaiw,qh h` sofi,a 11:17 'Kami
avpo. tw/n e;rgwn memainkan
auvth/jÅ lagu gembira
untuk
kalian,
tetapi
kalian tidak
mau menari!
Kami
menyanyikan
lagu
perkabungan,
dan kalian
tidak mau
menangis!'
11:18
Yohanes
datang -- ia
berpuasa dan
tidak minum
anggur; dan
orang-orang
berkata, 'Ia
kemasukan
setan!'
11:19
Sekarang
Anak
Manusia,
datang -- Ia
makan dan
minum; lalu

172
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

orang-orang
berkata,
'Lihat orang
itu! Rakus,
pemabuk,
kawan
penagih
pajak dan
kawan orang
berdosa.'
Meskipun
begitu,
kebijaksanaa
n Allah
terbukti
dari hasil-
hasilnya."

Ayat 2-3
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
2
~O de. 2 Di dalam 2 Yohanes 2 When John
VIwa,nnhj penjara Pembaptis yang the Baptist
avkou,saj evn tw/| Yohanes sedang di penjara heard in
desmwthri,w| ta.
mendengar mendengar tentang prison about
e;rga tou/
tentang pekerjaan the things
Cristou/
pe,myaj dia. tw/n pekerjaan Kristus. Lalu ia that Christ
maqhtw/n auvtou/ Kristus, menyuruh beberapa was doing, he
11:3 lalu pengikutnya pergi sent some of
3
ei=pen auvtw/|\ menyuruh kepada Yesus his disciples
su. ei= o` murid- untuk menanyakan, to him.
evrco,menoj h' muridnya 11:3 "Bapakkah 11:3 "Tell
e[teron
bertanya orang yang akan us," they
prosdokw/menÈ
kepada-Nya: datang menurut asked Jesus,
"Engkaukah janji Allah, atau "are you the
yang akan haruskah kami one John said
datang itu menunggu orang was going to
atau haruskah lain?" come, or
kami should we
menantikan expect someone
orang lain?" else?"

Persoalan terjemahan dan bahasa

173
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Kata ta. e;rga tou/ Cristou/ baik dalam TB maupun BIS tidak
menterjemahkan aspek kejamakan. Kata-kata tersebut
lebih baik diterjemahkan sebagai “pekerjaan-
pekerjaan Yesus” sabagaimana diusulkan oleh TEV.

Walaupun dalam studi hermeneutik penomoran ayat-ayat


hanya dipakai sebagai bantuan semata-mata, namun
pemenggalan antara ayat 2 dan 3, BIS lebih tepat
melakukannya dibandingkan dengan TB dan TEV.

Kata VIwa,nnhj diterjemahkan oleh TB dengan Yohanes,


sedangkan BIS dan TEV menterjemahkan kata ini dengan
Yohanes Pembaptis. Lebih tepat kalau kata ini
diterjemahkan sebagai “Yohanes” saja.

Engkaukah atau Bapakkah? Lebih baik menterjemahkan


kata su. dengan “engkau.” Menterjemahkan kata su.
dengan “bapak” terkesan lebih feodal, walaupun bisa
dipahami dalam konteks budaya Timur, khususnya dalam
budaya Indonesia.

Tambahan kata-kata dalam BIS “menurut janji Allah,”


tidak diperlukan, karena tidak terdapat dalam teks.
Barangkali ini adalah contoh terjemahan yang mencoba
untuk memperjelas makna teks tetapi menutup
kemungkinan-kemungkinan tafsiran yang berbeda. Oleh
sebab itu, tambahan kata-kata tersebut tidak
diperlukan.

Baik kata “menantikan” dan “menunggu” tidak


mempunyai perbedaan yang signifikan. Kata prosdokw/men
(kata kerja orang pertama jamak present aktif
subjunktif) bisa diterjemahkan dengan dua kata
bahasa Indonesia tersebut.

Dua ayat tersebut mengindikasikan bahwa nampaknya


setelah membaptis di Yordan, Yohanes melanjutkan

174
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

pekerjaannya dengan mengajar. Yohanes juga mempunyai


pengikut (murid-murid) setia. Ada kemungkinan
wilayah pekerjaan Yohanes berbeda dengan wilayah
pekerjaan Yesus. Kata “mendengar” pada ayat 2
menegaskan hal itu. Yohanes kemungkinan besar tidak
berjumpa dengan Yesus setelah peristiwa pembaptisan
di Yordan. Sementara Yohanes melanjutkan
pekerjaannya dengan mengajar, Yesus nampaknya
semakin populer di masyarakat (lihat kata “tentang
pekerjaan Kristus”).

Kepopuleran Yesus tersebut ternyata tidak serta


merta menjadikan Yesus dipercaya sebagai “yang akan
datang.” Ungkapan ini menunjuk pada keyakinan umum
tentang datangnya tokoh yang akan menjadi pemimpin
Israel. Dalam konteks politik awal abad pertama
zaman bersama, pemimpin Israel yang mengembalikan
pemulihan Kerajaan Israel pasca kehancuran Dinasti
Makabeus tersebar secara meluas dalam masyarakat
Yahudi. Pemimpin Israel ini adalah Mesias pembebas
dari penjajahan politis Roma.

Concern Yohanes tentang identitas Yesus merupakan


petunjuk dekatnya relasi antara Yohanes dan Yesus.
Relasi macam apa antara Yohanes dan Yesus tidaklah
sangat jelas. Bisa jadi Yohanes adalah senior Yesus
dari kelompok yang sama, mengingat referensi padang
gurun muncul baik dalam hubungannya dengan Yohanes
dan dengan Yesus. Juga dalam peristiwa pembaptisan
Yesus, relasi senior-yunior terlihat jelas.
Kemungkinan bahwa Yesus adalah murid Yohanes tetap
terbuka yang dikemudian hari Yesus membentuk
kelompok yang terpisah dari kelompok Yohanes. Namun
yang jelas, kedekatan relasi Yohanes dan Yesus
terlihat dari pengharapan Yohanes atas pekerjaan
Yesus yakni sebagai orang yang akan datang.

175
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Dalam konteks sosio-historis, khususnya dalam


konteks jemaat Matius, orang-orang Kristen keturunan
Yahudi yang berada di luar Palestina (Syiria)
diyakinkan bahwa Yesus benar-benar tokoh yang
dinubuatkan oleh tradisi atau kitab-kitab Yahudi.
Kata “yang akan datang” atau “dia yang akan datang”
yang menterjemahkan kata o` evrco,menoj, menunjukkan
pemahaman akan seseorang yang dinubuatkan yang pada
masa yang akan datang akan datang. Pengharapan akan
dia yang akan datang adalah bagian tak terpisahkan
dari keyakinan Agama Yahudi, yang disebut sebagai
pengharapan mesianis. Ketika Yesus ditegaskan
sebagai “dia yang akan datang,” atau mesias, orang-
orang Kristen keturunan Yahudi tidak perlu meragukan
lagi akan Yesus yang adalah orang yang terjanjikan
itu. Sekaligus hal ini menunjukkan pada mereka bahwa
iman keyakinan mereka adalah kesinambungan dari
agama mereka yang sebelumnya yakni Yahudi.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 4-6
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
4
kai. avpokriqei.j 4 Yesus 4 Yesus 4 Jesus answered,
o` VIhsou/j ei=pen menjawab menjawab, "Go back and tell
auvtoi/j\ mereka: "Kembalilah John what you are
poreuqe,ntej
"Pergilah kepada Yohanes hearing and
avpaggei,late
dan dan seeing:
VIwa,nnh| a] avkou,ete
kai. ble,pete\ katakanlah beritahukanlah
kepada apa yang
Yohanes apa kalian dengar
yang kamu dan lihat:
dengar dan
kamu lihat:

GNT TB-LAI BIS-LAI TEV


5
tufloi. 11:5 orang 11:5 Orang 11:5 the blind
avnable,pousin kai.

176
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

cwloi. peripatou/sin( buta melihat, buta melihat, can see, the


leproi. kaqari,zontai orang lumpuh orang lumpuh lame can walk,
kai. kwfoi. berjalan, berjalan, those who
avkou,ousin( kai.
orang kusta orang suffer from
nekroi. evgei,rontai
menjadi tahir, berpenyakit dreaded skin
kai. ptwcoi.
euvaggeli,zontai\ 6 orang tuli kulit yang diseases are
kai. maka,rio,j evstin mendengar, mengerikan made clean,
o]j eva.n mh. orang mati sembuh; orang the deaf hear,
skandalisqh/| evn dibangkitkan tuli the dead are
evmoi,Å dan kepada mendengar, brought back
orang miskin orang mati to life, and
diberitakan hidup the Good News
kabar baik. kembali, dan is preached to
6 Dan Kabar Baik the poor.
berbahagialah dari Allah 6 How happy
orang yang diberitakan are those who
tidak menjadi kepada orang- have no doubts
kecewa dan orang about me!"
menolak Aku." miskin.6
Berbahagialah
orang yang
tidak ada
alasan untuk
menolak Aku!"

Terjemahan kata poreuqe,ntej dengan “Pergilah” (TB) dan


“Kembalilah” (BIS) adalah diperbolehkan. Walaupun
kata tersebut lebih bermakna “pergilah,” namun
karena konteks teks mengindikasikan bahwa murid-
murid Yohanes disuruh oleh Yohanes maka kata
poreuqe,ntej dapat diterjemahkan sebagai “kembalilah,”
atau “pergi-kembalilah.”

Semua kata-kata yang diterjemahkan sebagai berbentuk


tunggal baik dalam TB dan BIS yaitu “orang buta,”
“orang lumpuh,” “orang kusta,” “orang tuli,” “orang
mati,” “orang miskin” mestinya diterjemahkan sebagai
bentuk jamak.

177
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Terjemahan kata untuk leproi adalah “kusta” (TB) dan


“orang berpenyakit kulit yang mengerikan” (BIS),
munkin seperti panu? Kadas, kudis, kurap, eksim,
kutu air, gudig, budug, bisul, borok, kutil, koreng,
dll. Kiranya terjemahan BIS amat panjang dan
mengandung keterbukaan pada penyakit-penyakit kulit
yang lain. Tetapi kata Yunani leproi sangat tepat
diterjemahkan sebagai “orang-orang yang berpenyakit
kusta,” karena penyakit kusta dalam konteks sosio-
historis adalah penyakit kulit yang mengerikan.

Kata mh. skandalisqh/| diterjemahkan oleh TB dengan “tidak


menjadi kecewa dan menolak,” dan oleh BIS dengan
“tidak ada alasan untuk menolak.” Kata ini memang
sukar untuk diterjemahkan. TEV mengusulkan kata
“have no doubts.” Kata mh. skandalisqh/| berhubungan
dengan tidak menjadikan diri sendiri terjatuh atau
tersandung. Barangkali terjemahan kata tersebut
dengan “tidak menjadikan diri sendiri ragu-ragu”
adalah kemungkinan yang lebih baik untuk terjemahan
mh. skandalisqh/|.

Jawaban Yesus seolah-olah merupakan bentuk


pertanggungjawaban dan pembuktian bahwa Dia adalah
“yang akan datang itu.” Jika pengharapan akan mesias
Israel mencakup atas usaha-usaha untuk melakukan
langkah-langkah pada pulihnya Kerajaan Israel Raya,
maka jawaban Yesus tidak serta merta memenuhi
harapan itu. Tidak sebagaimana Yohanes yang sangat
kritis terhadap penguasa yang menyebabkan hidupnya
berakhir secara mengenaskan, Yesus membuktikan bahwa
diriNya adalah Dia yang dinubuatkan melalui dua hal:
apa-apa yang didengar dan apa-apa yang dilihat.
Semuanya berkaitan dengan orang yang paling tidak
beruntung dalam masyarakat, orang-orang yang
tersisihkan dan bahkan orang yang paling tidak
berdaya, yaitu orang mati.

178
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Agak sulit untuk menghubungkan pengharapan khalayak


ramai tentang Mesias yang akan datang, dengan
pembuktian diri Yesus sebagai “yang akan datang”
melalui pekerjaan-pekerjaanNya yang bisa disaksikan
dan yang telah tersebar luas dalam masyarakat.
Apakah Yesus melakukan satu tahap dalam karyaNya
sebagai Mesias, atau Yesus memahami bahwa karyaNya
yang ditujukan kepada kelompok marginal dalam
masyarakat sebagai tindakan mesianis itu sendiri
tidaklah menjadi jelas. Yang paling aman adalah
melihat pekerjaan Yesus sebagai bagian dari karya
mesianis.

Namun kalau jawaban Yesus tersebut dihubungkan


dengan ayat 6, ada kemungkinan bahwa Yesus memahami
karya mesianis secara berbeda dengan pemahaman
Yohanes dan orang kebanyakan yang bisa jadi
menyebabkan kekecewaan dan penolakan. Cara kerja
Yesus hampir tidak menyinggung pada usaha
konsolidasi kekuatan untuk pemulihan kerajaan,
melainkan cara kerja “politis” yang menyentuh
kelompok masyarakat paling bawah. Barangkali cara
kerja macam begini yang tidak mudah dipahami oleh
Yohanes. Tetapi melihat begitu kuatnya dominasi
kekuasaan Roma, maka barangkali strategi melayani
orang yang paling bawah merupakan strategi paling
masuk akal untuk menggalang kekuatan politis. Kita
tidak tahu apakah Yesus menyadari strategi
kemesiasan secara jangka panjang, atau menyadari
bahwa tindakan frontal melawan kekuasaan akan
berakibat fatal. Yang jelas, pada titik ini, Yesus
menegaskan identitas mesianisnya dengan tindakan
pelayanan bagi orang yang tak berdaya dalam
masyarakat.

179
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Hal yang membuat pendengar kisah ini mengalami


“keterkejutan dogmatis” adalah bahwa Yesus
menegaskan diriNya sebagai orang yang melakukan
tindakan pembangkitan orang mati. Dalam ajaran
ortodoks Yahudi, khususnya dalam mazab Farisi,
kebangkitan orang mati adalah tindakan kekuasan
Allah dan itupun dilakukan pada akhir zaman. Dengan
mengatakan hal itu, Yesus menegaskan dua hal,
pertama, Dia mempunyai kekuasaan sebagaimana Allah
memiliki. Yang kedua, bahwa sekarang ini (ketika
Yesus melakukan tindakan itu dan yang telah menjadi
masa lampau pada saat teks ini ditulis) sebenarnya
telah termasuk pada zaman akhir yang akan diakhiri
dengan akhir zaman. Yesus tidak hanya dia yang
dinantikan, melainkan Dia yang menghadirkan zaman
akhir melalui pembangkitan orang mati. Akhir zaman
telah hadir sekarang ini.

Ide tentang dipercepatnya zaman akhir dan yang telah


hadir dalam tindakan-tindakan Yesus barangkali
merupakan temuan Kristen, keyakinan yang paling
khas. Jika ajaran tentang kebangkitan adalah ajaran
yang diwarisi dari Yudaisme, khususnya dalam ajaran
Farisi, maka kebangkitan yang telah terjadi
bertepatan dengan tindakan Yesus adalah keunikan
Kristen. Maka kemesiasan tidak hanya berhubungan
dengan sosok kedatangan “yang akan datang,”
melainlanm kedatangan “zaman yang akan datang.”
Zaman yang akan datang itu telah menerobos masuk ke
zaman masa kini melalui kehadiran dan tindakan Yesus
dalam melayani dan memberdayakan orang-orang yang
paling tidak beruntung dan tersisihkan dan yang
paling tidak berdaya dalam masyarakat manusia.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

180
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Ayat 7-15

GNT TB-LAI BIS-LAI TEV


7
Tou,twn de. 7 Setelah murid- 7 Sesudah 7 While John's
poreuome,nwn murid Yohanes utusan-utusan disciples were
h;rxato o` VIhsou/j pergi, mulailah Yohanes itu leaving, Jesus
le,gein toi/j o;cloij
Yesus berbicara pergi, Yesus spoke about
peri. VIwa,nnou\ ti,
kepada orang mulai him to the
evxh,lqate eivj th.n
e;rhmon qea,sasqaiÈ banyak itu berbicara crowds: "When
ka,lamon u`po. tentang Yohanes: kepada orang you went out
avne,mou "Untuk apakah banyak to John in the
saleuo,menonÈ kamu pergi ke tentang desert, what
8
avlla. ti, evxh,lqate padang gurun? Yohanes, did you expect
ivdei/nÈ a;nqrwpon evn Melihat buluh kata-Nya, to see? A
malakoi/j
yang digoyangkan "Kalian pergi blade of grass
hvmfiesme,nonÈ ivdou.
oi` ta. malaka. angin kian ke ke padang bending in the
forou/ntej evn toi/j mari? 8 Atau gurun untuk wind? 11:8
oi;koij tw/n untuk apakah melihat apa? What did you
basile,wn eivsi,nÅ kamu pergi? Sehelai go out to see?
Melihat orang rumput yang A man dressed
yang berpakaian ditiup up in fancy
halus? Orang anginkah?8 clothes?
yang berpakaian Kalian pergi People who
halus itu untuk melihat dress like
tempatnya di apa? Seorang that live in
istana raja. yang palaces!
berpakaian
baguskah?
Orang-orang
yang
berpakaian
begitu
tinggal di
istana!
11:9 Jadi untuk 11:9 Jadi
9
avlla. ti, evxh,lqate apakah kamu mengapa 11:9 Tell me,
ivdei/nÈ profh,thnÈ pergi? Melihat kalian pergi what did you
nai. le,gw u`mi/n( kai.
nabi? Benar, dan ke padang go out to see?
perisso,teron
Aku berkata gurun? Untuk A prophet? Yes
profh,touÅ 10 ou-to,j
evstin peri. ou- kepadamu, bahkan melihat indeed, but
ge,graptai\ ivdou. lebih dari pada seorang you saw much
evgw. avposte,llw to.n nabi.10 Karena nabikah? more than a
a;ggelo,n mou pro. tentang dia ada Benar, malah prophet.
prosw,pou sou( o]j tertulis: lebih dari 11:10 For John
kataskeua,sei th.n

181
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

o`do,n sou Lihatlah, Aku seorang is the one of


e;mprosqe,n souÅ menyuruh utusan- nabi.10 Sebab whom the
Ku mendahului Yohanes scripture
Engkau, ia akan itulah yang says: 'God
mempersiapkan dimaksudkan said, I will
jalan-Mu di dalam ayat send my
hadapan-Mu. Alkitab ini, messenger
'Inilah ahead of you
utusan-Ku, to open the
kata Allah, way for you.'
Aku mengutus
dia lebih
dahulu
daripada-Mu
supaya ia
membuka jalan
untuk-Mu.'
11
VAmh.n le,gw 11:11 Aku 11:11 11:11 I assure
u`mi/n\ ouvk berkata Ingatlah! Di you that John
evgh,gertai evn kepadamu: dunia ini the Baptist is
gennhtoi/j
Sesungguhnya di tidak pernah greater than
gunaikw/n mei,zwn
antara mereka ada orang any man who
VIwa,nnou tou/
baptistou/\ o` de. yang dilahirkan yang lebih has ever
mikro,teroj evn th/| oleh perempuan besar lived. But he
basilei,a| tw/n tidak pernah daripada who is least
ouvranw/n mei,zwn tampil seorang Yohanes in the Kingdom
12
auvtou/ evstinÅ yang lebih besar Pembaptis. of heaven is
avpo. de. tw/n h`merw/n dari pada Namun greater than
VIwa,nnou tou/
Yohanes demikian, John.12 From
baptistou/ e[wj a;rti
h` basilei,a tw/n Pembaptis, namun orang yang the time John
ouvranw/n bia,zetai yang terkecil terkecil di preached his
kai. biastai. dalam Kerajaan antara umat message until
a`rpa,zousin auvth,nÅ Sorga lebih Allah lebih this very day
besar dari besar the Kingdom of
padanya.12 Sejak daripada heaven has
tampilnya Yohanes.12 suffered
Yohanes Sejak Yohanes violent
Pembaptis hingga mengabarkan attacks, and
sekarang, beritanya violent men
Kerajaan Sorga sampai pada try to seize
diserong dan saat ini, it.
orang yang umat Allah
menyerongnya ditentang
mencoba oleh orang-
menguasainya. orang yang

182
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

berusaha
menguasainya
dengan
kekerasan.

13
pa,ntej ga.r oi` 11:13 Sebab 11:13 Sampai 11:13 Until
profh/tai kai. o` semua nabi dan kedatangan the time of
no,moj e[wj VIwa,nnou kitab Taurat Yohanes, John all the
14
evprofh,teusan\
bernubuat hingga semua hukum prophets and
kai. eiv qe,lete
tampilnya Musa dan the Law of
de,xasqai( auvto,j
evstin VHli,aj o` Yohanes ajaran nabi- Moses spoke
me,llwn e;rcesqaiÅ 11:14 dan -- nabi about the
15
o` e;cwn w=ta jika kamu mau bernubuat Kingdom;
avkoue,twÅ menerimanya -- tentang hal- 11:14 and if
ialah Elia yang hal yang you are
akan datang itu. harus willing to
11:15 Siapa terjadi.14 believe their
bertelinga, Dan kalau message, John
hendaklah ia kalian mau is Elijah,
mendengar! percaya, whose coming
Yohanes was predicted.
itulah Elia, 11:15 Listen,
yang then, if you
kedatangannya have ears!
sudah
dinubuatkan.
15 Kalau
punya
telinga,
dengarkan!

Terjemahan BIS tidak konsisten ketika menterjemahkan


kata tou,twn dengan “utusan-utusan,” kata itu merujuk
pada kata dia. tw/n maqhtw/n auvtou/ dalam ayat 2, padahal
untuk ayat 2 itu BIS menterjemahkan kata-kata itu
dengan “beberapa pengikut.” Sangat baik kalau tetap
konsisten dalam terjemahan, yakni “murid-murid.”

TB menterjemahkan kata ka,lamon dengan “buluh,”


sedang BIS dengan “rumput.” Terjemahan BIS didukung
oleh TEV, “a blade of grass.” Kata dalam bahasa

183
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Yunani tersebut menunjuk pada tanaman semacam


rumput-rumputan dan berbuku-buku termasuk di
dalamnya adalah tanaman yang batangnya bisa dipakai
untuk dijadikan alat pengukur. Dalam periode awal-
awal Zaman Bersama, tanaman ini dipakai sebagai alat
tulis, semacam “pen.” Maka terjemahan kata ini
dengan “rumput,” tidaklah tepat. Barangkali
terjemahan yang dilakukan TB cukup tepat walaupun
tidak cukup jelas. Kata “buluh” sangat terkait
dengan “bambu.” Barangkali terjemahan yang lebih
baik adalah “semacam buluh.”

Saya berpendapat bahwa ketika BIS menterjemahkan


istilah h` basilei,a tw/n ouvranw/n dengan “umat Allah,” maka
BIS sedang melakukan kesalahan yang fatal. Istilah
itu merupakan istilah yang paling penting dalam
pengajaran Yesus, bahkan intisari dari pemberitaan
Yesus. Maka baik TB dan TEV menterjemahkan istilah
ini dengan “Kerajaan Sorga,” “the Kingdom of
heaven.”

Kata-kata h` basilei,a tw/n ouvranw/n bia,zetai kai. biastai. a`rpa,zousin


auvth,n diterjemahkan oleh TB “Kerajaan Sorga diserong
dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.“
BIS menterjemahkannya dengan “umat Allah ditentang
oleh orang-orang yang berusaha menguasainya dengan
kekerasan.” Sedangkan TEV dengan “the Kingdom of
heaven has suffered violent attacks, and violent men
try to seize it.” Kata bia,zetai (presen pasif
indikatif) menunjuk pada penyerangan dengan
kekerasan.

Kata o` no,moj pada masa penulisan teks ini dalam


konteks masyarakat Yahudi menunjuk pada taurat. Jadi
tidak perlu diterjemahkan sebagai “semua hukum
Musa,” sebagaimana dilakukan BIS dan TEV.

184
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bagian ini mendiskripsikan pandangan Yesus terhadap


Yohanes. Sambil menyindir pada penguasa (buluh yang
digoyangkan angin, orang yang berpakaian halus),
orang banyak perlu menyadari bahwa Yohanes adalah
nabi (yang lebih banyak berada di padang gurun),
bahkan lebih besar dari nabi (ayat 9). Tetapi
Yohanes yang lebih besar dari nabi dianggap Yesus
bukan sebagai dia yang datang melainkan sebagai
penyiap dari Dia yang akan datang. Yohanes adalah
utusan Allah yang menyiapkan jalan bagi kedatangan
sang Mesias.

Ungkapan yang bernada memuji tetapi sekaligus


menyepelekan terungkap dalam kata-kata Yesus dalam
ayat 11. Sungguhpun Yohanes adalah terbesar di
antara semua orang yang dilahirkan perempuan-
perempuan, namun dia adalah yang terkecil dalam
Kerajaan Sorga lebih besar daripadanya. Yohanes
adalah Elia, tetapi yang paling kecil dalam Kerajaan
Sorga lebih besar dari Yohanes.

Soal Yohanes dihubungkan oleh Yesus dengan masalah


Kerajaan Sorga. Dari pernyataan yang dikemukakan
Yesus, diketahui bahwa Kerajaan Sorga sering
disalahpahami (diserong) dan bahwa Kerajaan Sorga
dicoba untuk dikuasai. Dengan kata lain, Kerajaan
Sorga sering dipahami dalam konteks penguasaan. Ada
indikasi bahwa Kerajaan Sorga itu dipahami sebagai
yang identik dengan pemberlakukan kekuasaan dalam
Kerajaan Isreal, hal mana berbeda dengan pemahaman
Yesus. Kerajaan Sorga, nampaknya dipahami oleh Yesus
sebagai pemberlakukan pelayanan bagi mereka yang
tidak berdaya, tak berpengharapan, dari kelompok
masyarakat yang paling bawah.

Ayat 15 adalah pernyataan Yesus yang serius tetapi


bernada humoris, tetapi sekaligus sarkatis. Siapa

185
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bertelinga, atau barangsiapa yang mempunyai telinga


hendaklah ia mendengarkan dengan sungguh-sungguh hal
yang dikatakan oleh Yesus. Semua orang pasti akan
setuju bahwa semua orang mempunyai telinga, bahkan
orang yang tulipun mempunyai telinga, tetapi
ternyata tidak semua orang yang mempunyai telinga
cukup siap untuk mendengar karta-kata Yesus. Bisa
dipahami bahwa apa yang dikatakan Yesus telah sering
dikemukakan namun tidak didengarkan oleh serius oleh
pendengarnya, yakni mereka yang mempunyai telinga.

Jika pernyataan ini ditarik dalam konteks sosio-


historis yakni dalam konteks jemaat Matius, maka
pernyataan ini bisa jadi merupakan sindiran yang
tajam. Orang-orang yang mempertanyakan tentang
kemesiasan Yesus telah berkali-kali mendengarkan
tentang hidup dan karya Yesus yang membuktikan
kemesiasan Yesus, namun tetap tidak mau mendengarkan
dengan sungguh-sungguh. Ajaran tentang Yesus yang
telah didengarkan dalam jemaat tidak cukup membuat
mereka benar-benar meyakini kemesiasan Yesus.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 16-19
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
16
Ti,ni de. 16 Dengan 16 Dengan apa 16 "Now, to
o`moiw,sw th.n apakah akan harus Aku what can I
genea.n tau,thnÈ Kuumpamakan bandingkan compare the
o`moi,a evsti.n
angkatan ini? orang-orang people of
paidi,oij
Mereka itu zaman ini? this day?
kaqhme,noij evn
tai/j avgorai/j a] seumpama anak- Mereka seperti They are
prosfwnou/nta anak yang anak-anak yang like
17
toi/j e`te,roij duduk di pasar duduk di pasar. children
le,gousin\ dan berseru Sekelompok sitting in
huvlh,samen u`mi/n kepada teman- berseru kepada the
kai. ouvk temannya:17 yang lain, marketplace.
wvrch,sasqe(
Kami meniup 17 'Kami One group

186
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

evqrhnh,samen kai. seruling memainkan lagu shouts to


ouvk evko,yasqeÅ bagimu, tetapi gembira untuk the other,17
kamu tidak kalian, tetapi 'We played
menari, kami kalian tidak wedding
menyanyikan mau menari! music for
kidung duka, Kami you, but you
tetapi kamu menyanyikan wouldn't
tidak lagu dance! We
berkabung. perkabungan, sang funeral
dan kalian songs, but
tidak mau you wouldn't
menangis!' cry!'
11:18 Yohanes 11:18 When
18
h=lqen ga.r 11:18 Karena datang -- ia John came,
VIwa,nnhj mh,te Yohanes berpuasa dan he fasted
evsqi,wn mh,te
datang, ia tidak minum and drank no
pi,nwn( kai.
tidak makan, anggur; dan wine, and
le,gousin\
daimo,nion e;ceiÅ dan tidak orang-orang everyone
minum, dan berkata, 'Ia said, 'He
mereka kemasukan has a demon
berkata: Ia setan!' in him!'
kerasukan
setan.
11:19 Sekarang 11:19 When
19
h=lqen o` ui`o.j 11:19 Kemudian Anak Manusia, the Son of
tou/ avnqrw,pou Anak Manusia datang -- Ia Man came, he
evsqi,wn kai.
datang, Ia makan dan ate and
pi,nwn( kai.
makan dan minum; lalu drank, and
le,gousin\ ivdou.
a;nqrwpoj fa,goj minum, dan orang-orang everyone
kai. oivnopo,thj( mereka berkata, 'Lihat said, 'Look
telwnw/n fi,loj berkata: orang itu! at this man!
kai. a`martwlw/nÅ Lihatlah, Ia Rakus, pemabuk, He is a
kai. evdikaiw,qh h` seorang kawan penagih glutton and
sofi,a avpo. tw/n pelahap dan pajak dan kawan wine
e;rgwn auvth/jÅ
peminum, orang berdosa.' drinker, a
sahabat Meskipun friend of
pemungut cukai begitu, tax
dan orang kebijaksanaan collectors
berdosa. Allah terbukti and other
Tetapi hikmat dari hasil- outcasts!'
Allah hasilnya." God's
dibenarkan wisdom,
oleh however, is
perbuatannya." shown to be
true by its

187
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

results."

Dalam ayat 16, TB menggunakan kata-kata “angkatan


ini“ untuk menterjemahkan th.n genea.n tau,thn. Terjemahan
ini tepat, tetapi tidak langsung memuat makna yang
diharapkan. Karena itu saya cenderung berpendapat
bahwa terjemahan BIS lebih baik digunakan, “orang-
orang zaman ini.” terjemahan ini dipakai oleh TEV:
“the people of this day.”

TB menterjemahkan anak kalimat a] prosfwnou/nta toi/j e`te,roij


dengan tepat, walaupun penambahan kata “kepada
teman-temannya“ tidak dianjurkan. BIS menterjemahkan
anak kalimat ini dengan “Sekelompok berseru kepada
yang lain.” Terjemahan ini tidak sesuai dengan
kalimat Yunani. Saya menyarankan untuk
menterjemahkan anak kalimat itu dengan “yang berseru
kepada yang lain:”

Dalam ayat 17, TB menterjemahkan kata huvlh,samen


dengan “kami meniup seruling,“ sedangkan BIS dengan
“kami memainkan lagu gembira.” Dalam konteks sosio-
historis, memang meniup seruling dihubungkan dengan
suasana gembira. Tetapi lebih baik tidak langsung
diterjemahkan dengan seperti itu. Barangkali dalam
konteks Indonesia, kata huvlh,samen, lebih baik
diterjemahkan “memainkan lagu gembira dengan
seruling,” walaupun agak panjang, karena baik segi
formal dan segi maknanya dapat tercakup kedua-
duanya.

Kalimat ouvk evko,yasqe oleh TB diterjemahkan sebagai


“kamu tidak berkabung,“ sedangkan BIS menterjemahkan
dengan “kalian tidak mau menangis.” Kata evko,yasqe
secara harafiah berarti memukul diri atau memukul
dada, yang berarti “berkabung.” Terjemahan TB lebih
baik diterima.

188
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Dalam ayat 18, kalimat mh,te evsqi,wn mh,te pi,nwn


diterjemahkan oleh TB dengan “ia tidak makan, dan
tidak minum.” Terjemahkan ini lebih tepat daripada
yang diusulkan BIS, “ia berpuasa dan tidak minum
anggur.”

Kalimat daimo,nion e;cei mestinya diterjemahkan sebagai


“roh jahat menguasai.” Karena rasa bahasa dalam
bahasa Indonesia, kalimat ini bisa diterjemahkan
dengan “kerasukan roh jahat.” Terjemahan BIS, “'Ia
kemasukan setan!” seperti diusulkan BIS tidak
disarankan.

Yesus menganggap orang banyak sebagai angkatan yang


tidak memiliki kepekaan (ayat 17). Baik Yohanes dan
Yesus disalahpahami. Yohanes dianggap kerasukan
setan, Yesus sendiri dianggap pelahap dan peminum,
sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Padahal
keduanya merupakan utusan Allah yang satu sebagai
pembuka jalan bagi mesias, yang lain adalah mesias
itu sendiri. Keduanya disalahpahami berhubung dengan
gaya hidup yang tidak biasa. Yohanes menekankan
kehidupan asketis di padang gurun, Yesus menekankan
pelayanan pada orang kecil. Namun pernyataan Yesus
yang paling hakiki adalah bahwa perbuatanlah yang
pada akhirnya menjustifikasi hikmat, bahwa hikmat
Allah juga dijustifikasi dari perbuatan nyata.

Dalam konteks jemaat, orang-orang yang telah


mendengar tentang Yesus tetapi tidak mendengarkan
dengan sungguh-sungguh tentang Yesus dapat juga
dianggap dengan angkatan yang tidak dapat
didefiniskan. Orang Kristen keturunan Yahudi yang
menyebut diri sebagai pengikut Yesus tetapi tidak
mempercayai kemesiasan Yesus dapat dikategorikan

189
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sebagai angkatan yang tidak dapat dianalogikan


dengan sesuatu.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

6. POKOK-POKOK PEMIKIRAN TEOLOGIS


1. Yesus tentang Yesus: Yesus meyakini diriNya
sebagai mesias yang dijanjikan Tuhan.
Barangkali pertanyaan atau keragu-raguan
Yohanes semakin menegaskan kesadaran diri atau
identitas diri dari Yesus.
2. Yesus tentang Yohanes: Walaupun demikian Yesus
tetap menganggap Yohanes sebagai nabi besar.
Tak dapat disangkal bahwa Yesus meneruskan
ajaran yang telah disampaikan oleh Yohanes.
Maka Yohanes dianggap sebagai pembuka jalan
bagi pelayanan Yesus.
3. Yesus tentang orang banyak: Yesus menegaskan
bahwa orang-orang yang telah menerima
pemberitaan dan karyanya dianggap telah masuk
dalam realitas baru yakni masuk dalam Kerajaan
Allah. Dalam Kerajaan Allah, orang-orang yang
paling kecil di fdalamnya dianggap lebih besar
dari Yohanes Pembaptis.

7. AKTUALISASI
(Dapat didiskusikan)

190
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 11
STUDI HERMENEUTIK LUK 17:20-35

Teks LUK 17:20-35

17:20 Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila


Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-
Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda
lahiriah, 17:21 juga orang tidak dapat mengatakan:
Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab
sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu."
17:22 Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan
datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada
hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan
melihatnya.

17:23 Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia


ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu
pergi ke situ, jangan kamu ikut. 17:24 Sebab sama
seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu
ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak
halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya.
17:25 Tetapi Ia harus menanggung banyak
penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh,


demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak
Manusia: 17:27 mereka makan dan minum, mereka
kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk
ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan
membinasakan mereka semua. 17:28 Demikian juga
seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan
dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka
menanam dan membangun. 17:29 Tetapi pada hari Lot
pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan
hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka

191
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

semua. 17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari,


di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. 17:31
Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di
atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam
rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan
demikian juga orang yang sedang di ladang,
janganlah ia kembali. 17:32 Ingatlah akan isteri
Lot! 17:33 Barangsiapa berusaha memelihara
nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan
barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan
menyelamatkannya.

17:34 Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua


orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan
dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. 17:35 Ada
dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang
seorang akan dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan."

1. PRAPAHAM
(Dapat didiskusikan)

2. TEKS DAN KONTEKS


(Dapat didiskusikan)

3. ANALISA TEKS PARAREL


(Dapat didiskusikan)

LUK 17:20-35 MAT 24:23-41


17:20 Atas pertanyaan orang- 24:23 Pada waktu itu jika
orang Farisi, apabila orang berkata kepada kamu:
Kerajaan Allah akan datang, Lihat, Mesias ada di sini,
Yesus menjawab, kata-Nya: atau Mesias ada di sana,
"Kerajaan Allah datang tanpa jangan kamu percaya.
tanda-tanda lahiriah, 24:24 Sebab Mesias-mesias
17:21 juga orang tidak dapat palsu dan nabi-nabi palsu
mengatakan: Lihat, ia ada di akan muncul dan mereka akan

192
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sini atau ia ada di sana! mengadakan tanda-tanda yang


Sebab sesungguhnya Kerajaan dahsyat dan mujizat-mujizat,
Allah ada di antara kamu." sehingga sekiranya mungkin,
17:22 Dan Ia berkata kepada mereka menyesatkan orang-
murid-murid-Nya: "Akan datang orang pilihan juga.
waktunya kamu ingin melihat 24:25 Camkanlah, Aku sudah
satu dari pada hari-hari Anak mengatakannya terlebih dahulu
Manusia itu dan kamu tidak kepadamu.
akan melihatnya.

17:23 Dan orang akan berkata 24:26 Jadi, apabila orang


kepadamu: Lihat, ia ada di berkata kepadamu: Lihat, Ia
sana; lihat, ia ada di sini! ada di padang gurun,
Jangan kamu pergi ke situ, janganlah kamu pergi ke situ;
jangan kamu ikut. atau: Lihat, Ia ada di dalam
17:24 Sebab sama seperti bilik, janganlah kamu
kilat memancar dari ujung percaya.
langit yang satu ke ujung 24:27 Sebab sama seperti
langit yang lain, demikian kilat memancar dari sebelah
pulalah kelak halnya Anak timur dan melontarkan
Manusia pada hari kedatangan- cahayanya sampai ke barat,
Nya. demikian pulalah kelak
17:25 Tetapi Ia harus kedatangan Anak Manusia.
menanggung banyak penderitaan 24:28 Di mana ada bangkai, di
dahulu dan ditolak oleh situ burung nazar
angkatan ini. berkerumun."
24:29 "Segera sesudah siksaan
pada masa itu, matahari akan
17:26 Dan sama seperti menjadi gelap dan bulan tidak
terjadi pada zaman Nuh, bercahaya dan bintang-bintang
demikian pulalah halnya kelak akan berjatuhan dari langit
pada hari-hari Anak Manusia: dan kuasa-kuasa langit akan
17:27 mereka makan dan minum, goncang.
mereka kawin dan dikawinkan, 24:30 Pada waktu itu akan
sampai kepada hari Nuh masuk tampak tanda Anak Manusia di
ke dalam bahtera, lalu langit dan semua bangsa di
datanglah air bah dan bumi akan meratap dan mereka
membinasakan mereka semua. akan melihat Anak Manusia itu
17:28 Demikian juga seperti datang di atas awan-awan di
yang terjadi di zaman Lot: langit dengan segala
mereka makan dan minum, kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
mereka membeli dan menjual, 24:31 Dan Ia akan menyuruh
mereka menanam dan membangun. keluar malaikat-malaikat-Nya
17:29 Tetapi pada hari Lot dengan meniup sangkakala yang
pergi keluar dari Sodom dahsyat bunyinya dan mereka

193
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

turunlah hujan api dan hujan akan mengumpulkan orang-orang


belerang dari langit dan pilihan-Nya dari keempat
membinasakan mereka semua. penjuru bumi, dari ujung
17:30 Demikianlah halnya langit yang satu ke ujung
kelak pada hari, di mana Anak langit yang lain.
Manusia menyatakan diri-Nya.
17:31 Barangsiapa pada hari 24:32 Tariklah pelajaran dari
itu sedang di peranginan di perumpamaan tentang pohon
atas rumah dan barang- ara: Apabila ranting-
barangnya ada di dalam rumah, rantingnya melembut dan mulai
janganlah ia turun untuk bertunas, kamu tahu, bahwa
mengambilnya, dan demikian musim panas sudah dekat.
juga orang yang sedang di 24:33 Demikian juga, jika
ladang, janganlah ia kembali. kamu melihat semuanya ini,
17:32 Ingatlah akan isteri ketahuilah, bahwa waktunya
Lot! sudah dekat, sudah di ambang
17:33 Barangsiapa berusaha pintu.
memelihara nyawanya, ia akan 24:34 Aku berkata kepadamu:
kehilangan nyawanya, dan Sesungguhnya angkatan ini
barangsiapa kehilangan tidak akan berlalu, sebelum
nyawanya, ia akan semuanya ini terjadi.
menyelamatkannya. 24:35 Langit dan bumi akan
berlalu, tetapi perkataan-Ku
17:34 Aku berkata kepadamu: tidak akan berlalu.
Pada malam itu ada dua orang 24:36 Tetapi tentang hari dan
di atas satu tempat tidur, saat itu tidak seorang pun
yang seorang akan dibawa dan yang tahu, malaikat-malaikat
yang lain akan ditinggalkan. di sorga tidak, dan Anak pun
17:35 Ada dua orang perempuan tidak, hanya Bapa sendiri."
bersama-sama mengilang, yang 24:37 "Sebab sebagaimana
seorang akan dibawa dan yang halnya pada zaman Nuh,
lain akan ditinggalkan." demikian pula halnya kelak
pada kedatangan Anak Manusia.
24:38 Sebab sebagaimana
mereka pada zaman sebelum air
bah itu makan dan minum,
kawin dan mengawinkan, sampai
kepada hari Nuh masuk ke
dalam bahtera,
24:39 dan mereka tidak tahu
akan sesuatu, sebelum air bah
itu datang dan melenyapkan
mereka semua, demikian
pulalah halnya kelak pada
kedatangan Anak Manusia.

194
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

24:40 Pada waktu itu kalau


ada dua orang di ladang, yang
seorang akan dibawa dan yang
lain akan ditinggalkan;
24:41 kalau ada dua orang
perempuan sedang memutar batu
kilangan, yang seorang akan
dibawa dan yang lain akan
ditinggalkan.

4. KONTEKS SOSIO-HISTORIS
(Dapat didiskusikan)

5. MELAKUKAN TAFSIR TEKS

Ayat 20-21
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
20
VEperwthqei.j 17:20 Atas 17:20 Beberapa 17:20 Some
de. u`po. tw/n pertanyaan orang Farisi Pharisees
Farisai,wn po,te orang-orang bertanya kepada asked Jesus
e;rcetai h`
Farisi, Yesus kapan when the
basilei,a tou/
apabila Allah datang Kingdom of
qeou/ avpekri,qh
auvtoi/j kai. Kerajaan untuk God would
ei=pen\ ouvk Allah akan memerintah. come. His
e;rcetai h` datang, Yesus Yesus menjawab, answer was,
basilei,a tou/ menjawab, "Pemerintahan "The Kingdom
qeou/ meta. kata-Nya: Allah tidak of God does
parathrh,sewj( "Kerajaan mulai dengan not come in
21
ouvde. evrou/sin\
Allah datang tanda-tanda yang such a way as
ivdou. w-de h;\
evkei/( ivdou. ga.r h` tanpa tanda- dapat dilihat to be seen.
basilei,a tou/ tanda orang,
qeou/ evnto.j u`mw/n lahiriah, 17:21 sehingga 17:21 No one
evstinÅ 17:21 juga orang dapat will say,
orang tidak berkata, 'Mari 'Look, here
dapat lihat, ini dia!' it is!' or,
mengatakan: atau, 'Di sana 'There it
Lihat, ia ada dia!' Sebab is!'; because
di sini atau Allah sudah the Kingdom
ia ada di mulai memerintah of God is
sana! Sebab di tengah-tengah within you."
sesungguhnya kalian." *di

195
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Kerajaan tengah-tengah
Allah ada di kalian: atau di
antara kamu." antara kalian;
atau akan tiba-
tiba menampakkan
diri di antara
kalian.*

Ayat-ayat ini mendiskripsikan tanya jawab antara


orang-orang Farisi dan Yesus. Topiknya adalah kapan
kedatangan Kerajaan Allah. Nampaknya topik tentang
Kerajaan Allah bukanlah khas ajaran Yesus, mengingat
orang-orang sezamanNya (termasuk orang-orang Farisi)
telah akrab dengan hal ini. Perhatikan bahwa orang-
orang Farisi bertanya atau mempertanyakan tentang
kedatangan Kerajaan Allah. Ahli-ahli telah
sependapat bahwa istilah Kerajaan Allah dalam Injil
Lukas adalah identik dengan istilah Kerajaan Sorga
dalam Injil Matius. Penggunaan kata “sorga” dalam
Mat dipakai untuk menghindari penggunaan kata
“Allah” secara langsung berhubung dengan konteks
jemaat Mat dimana jemaat Mat terdiri dari mayoritas
orang Kristen dengan latar belakang Yahudi.

Percakapan antara Yesus dan Farisi mengindikasikan


juga bahwa terjadi tukar menukar pikiran di antara
Yesus dan Farisi. Tidak diketahui sampai sejauh apa
relasi antara Yesus dan Farisi, namun yang jelas
diskusi antara Yesus dan Farisi lebih sering terjadi
dibanding dengan diskusi Yesus dengan Saduki, atau
kelompok-kelompok keagamaan lain sebagaimana yang
nampak dalam rekaman Luk. Barangkali yang menjadikan
mereka sering berdiskusi (sampai ke taraf
perdebatan) adalah karena mereka mempunyai concern
atau perhatian yang sama dalam kaitannya dengan
persoalan-persoalan keagamaan, lepas dari perbedaan

196
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

pemikiran di antara mereka (yang salah satunya


adalah topik Kerajaan Sorga).

Berkaitan dengan pertanyaan tentang kapan Kerajaan


Allah akan datang, Yesus menjawab bahwa Kerajaan
Allah itu datang tanpa tanda-tanda lahiriah.
Barangkali yang dimaksudkan dengan tanpa tanda-tanda
lahiriah adalah tanda-tanda yang dapat dilihat oleh
mata, tanda-tanda fisik. Kemungkinan tanda lahiriah
ini menunjuk pada istana, penguasa, kehadiran
militer, dsb. Namun Yesus menambahkan bahwa Kerajaan
Allah itu “ada di antara kamu” (ayat 22). Walaupun
kedatangan Kerajaan Allah tidak ditandai oleh hal-
hal yang bersifat fisik, namun ia sedang ada di
antara manusia. Kedatangan Kerajaan Allah itu bisa
dirasakan, walaupun tidak perlu harus bisa dilihat
secara fisik.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 22-24
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
22
Ei=pen de. 17:22 Dan Ia 17:22 Setelah 17:22 Then he
pro.j tou.j berkata kepada itu Yesus said to the
maqhta,j\ murid-murid- berkata kepada disciples,
evleu,sontai
Nya: "Akan pengikut- "The time
h`me,rai o[te
datang waktunya pengikut-Nya, will come
evpiqumh,sete
mi,an tw/n kamu ingin "Akan datang when you will
h`merw/n tou/ ui`ou/ melihat satu waktunya wish you
tou/ avnqrw,pou dari pada hari- kalian ingin could see one
ivdei/n kai. ouvk hari Anak melihat satu of the days
o;yesqeÅ Manusia itu dan hari dari of the Son of
23 kamu tidak akan hari-hari Anak Man, but you
kai. evrou/sin
melihatnya. Manusia, will not see
u`mi/n\ ivdou. evkei/(
Îh;\Ð ivdou. w-de\ tetapi kalian it.
mh. avpe,lqhte 17:23 Dan orang tidak dapat
mhde. diw,xhteÅ akan berkata melihatnya. 17:23 There
kepadamu: 17:23 Nanti will be those
24
w[sper ga.r h` Lihat, ia ada orang akan who will say

197
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

avstraph. di sana; lihat, berkata to you,


avstra,ptousa evk ia ada di sini! kepadamu, 'Look, over
th/j u`po. to.n Jangan kamu 'Lihat, di there!' or,
ouvrano.n eivj th.n
pergi ke situ, situ!' atau, 'Look, over
u`pV ouvrano.n
jangan kamu 'Lihat, di here!' But
la,mpei( ou[twj
e;stai o` ui`o.j tou/ ikut. sini!' Tetapi don't go out
avnqrw,pou Îevn th/| 17:24 Sebab janganlah looking for
h`me,ra| auvtou/ÐÅ sama seperti kalian ke luar it.
25
prw/ton de. kilat memancar mencari dia. 17:24 As the
dei/ auvto.n polla. dari ujung 17:24 lightning
paqei/n kai. langit yang Sebagaimana flashes
avpodokimasqh/nai
satu ke ujung kilat memancar across the
avpo. th/j genea/j
tau,thjÅ langit yang di langit, dan sky and
lain, demikian bercahaya dari lights it up
pulalah kelak ujung ke from one side
halnya Anak ujung, to the other,
Manusia pada begitulah juga so will the
hari nanti keadaan Son of Man be
kedatangan-Nya. Anak Manusia in his day.
pada hari-Nya.

Pembicaraan tentang kedatangan Kerajaan Allah antara


Yesus dan Farisi bergeser ke topik tentang Anak
Manusia yang dikemukakan Yesus kepada murid-
muridNya. Ada indikasi bahwa Anak Manusia dipakai
oleh Yesus untuk mengidentifikasikan diriNya
sendiri. Anak Manusia menunjuk pada keturunan
manusia sebagaimana manusia-manusia pada umumnya,
namun bagi Yesus sebutan ini dipakai dalam
kaiatannya dengan kedatangan diriNya berhubungan
dengan kedatangan Kerajaan Allah. Makna sebagaimana
yang dikehendaki oleh Yesus tetaplah merupakan teka-
teki, namun ada kemungkinan besar bahwa Yesus sang
Anak Manusia hadir dalam kaitannya dengan ide
Kerajaan Allah. Pemahaman ini didasarkan pada
hubungan yang begitu kentara antara pertanyaan
Farisi tentang kedatangan Kerajaan Allah dalam ayat

198
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

20-21 dengan ucapan Yesus dalam ayat 22-24: soal


kedatangan dan tanda-tanda.

Pernyataan Yesus dalam ayat 22-24 dapat dipahami


bahwa Kedatangan Kerajaan Allah dan kedatangan Anak
Manusia terjadi pada waktu yang bersamaan. Sebab
itu, kalau kedatangan Kerajaan Allah tanpa tanda-
tanda lahiriah, maka kedatangan Anak manusia juga
demikian (“kamu tidak akan melihatnya”). Tambahan
lagi, pemahaman ini dipertegas dengan jawaban Yesus
kepada orang-orang Farisi bahwa Kerajaan Allah ada
di antara kamu, yang mempunyai kesejajaran bahwa
sesungguhnya Anak Manusia yang telah ada di antara
murid-murid, namun murid-murid tidak melihatNya.
Atau murid-murid telah berada bersama Yesus, namun
belum melihat Yesus sebagai Anak Manusia yang
menandakan kedatangan Kerajaan Allah. Ini disebabkan
kedatangan Yesus sebagai Anak Manusia akan terjadi
pada masa yang akan datang (ayat 24). Namun Kerajaan
allah sedang ada sedang dalam proses menjadi ada.
Kedatangan Anak Manusia pada masa yang akan datang
itu bagaikan kilat memancar yang tak dapat diduga
dan terjadi begitu cepat. Sama seperti kilat yang
memancari dari ujung langit yang satu ke ujung
langit yang lain, demikian juga kedatangan Anak
Manusia. Maka orang tidak melihatnya karena begitu
mendadak dan cepat.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 25-37
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
25
prw/ton de. 17:25 Tetapi Ia 17:25 Tetapi 17:25 But
dei/ auvto.n polla. harus mula-mula Ia first he
paqei/n kai. menanggung harus banyak must suffer
avpodokimasqh/nai
banyak menderita dan much and be
avpo. th/j genea/j

199
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

tau,thjÅ penderitaan tidak diterima rejected by


dahulu dan oleh orang- the people
26
ditolak oleh orang zaman of this day.
kai. kaqw.j
angkatan ini. ini.
evge,neto evn tai/j
17:26 Pada hari 17:26 As it
h`me,raij Nw/e(
ou[twj e;stai kai. 17:26 Dan sama Anak Manusia was in the
evn tai/j h`me,raij seperti terjadi dinyatakan time of Noah
tou/ ui`ou/ tou/ pada zaman Nuh, nanti, so shall it
avnqrw,pou\ demikian keadaannya be in the
27
h;sqion( pulalah halnya seperti pada days of the
e;pinon( evga,moun( kelak pada zaman Nuh Son of Man.
evgami,zonto( a;cri
hari-hari Anak dahulu.
h-j h`me,raj
eivsh/lqen Nw/e Manusia: 17:27
eivj th.n kibwto.n 17:27 mereka 17:27 Orang Everybody
kai. h=lqen o` makan dan makan minum, kept on
kataklusmo.j kai. minum, mereka dan kawin; eating and
avpw,lesen kawin dan begitulah drinking,
pa,ntajÅ dikawinkan, terus-menerus and men and
28
o`moi,wj kaqw.j
sampai kepada sampai Nuh women
evge,neto evn tai/j
hari Nuh masuk masuk ke dalam married, up
h`me,raij Lw,t\
h;sqion( e;pinon( ke dalam kapal dan to the very
hvgo,razon( bahtera, lalu banjir datang day Noah
evpw,loun( datanglah air serta went into
evfu,teuon( bah dan menewaskan the boat and
wv|kodo,moun\ membinasakan orang-orang itu the flood
29 mereka semua. semua. came and
h-| de. h`me,ra|
17:28 Demikian killed them
evxh/lqen Lw.t avpo.
Sodo,mwn( juga seperti 17:28 Juga all.
e;brexen pu/r kai. yang terjadi di seperti pada
qei/on avpV zaman Lot: zaman Lot. 17:28 It
ouvranou/ kai. mereka makan Orang makan will be as
avpw,lesen dan minum, minum, berjual it was in
pa,ntajÅ mereka membeli beli, bercocok the time of
30
kata. ta. auvta.
dan menjual, tanam dan Lot.
e;stai h-| h`me,ra| o`
mereka menanam membangun Everybody
ui`o.j tou/
avnqrw,pou dan membangun. rumah. kept on
avpokalu,ptetaiÅ 17:29 Tetapi eating and
31
evn evkei,nh| th/| pada hari Lot 17:29 Tetapi drinking,
h`me,ra| o]j e;stai pergi keluar ketika Lot buying and
evpi. tou/ dw,matoj dari Sodom keluar dari selling,
kai. ta. skeu,h turunlah hujan Sodom, pada planting and
auvtou/ evn th/|
api dan hujan hari itu api building.
oivki,a|( mh.
kataba,tw a=rai belerang dari dan belerang
auvta,( kai. o` evn langit dan turun dari 17:29 On the
avgrw/| o`moi,wj mh. membinasakan langit dan day Lot left

200
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

evpistreya,tw eivj mereka semua. membinasakan Sodom, fire


ta. ovpi,swÅ 17:30 mereka semua. and sulfur
32
Demikianlah 17:30 Begitulah rained down
mnhmoneu,ete
halnya kelak keadaannya from heaven
th/j gunaiko.j
pada hari, di nanti pada hari and killed
Lw,tÅ 33 o]j eva.n
zhth,sh| th.n mana Anak Anak Manusia them all.
yuch.n auvtou/ Manusia dinyatakan.
peripoih,sasqai menyatakan 17:31 Pada hari 17:30 That
avpole,sei auvth,n( diri-Nya. itu orang yang is how it
o]j dV a'n avpole,sh| 17:31 sedang berada will be on
zw|ogonh,sei Barangsiapa di atas atap the day the
auvth,nÅ
pada hari itu rumahnya Son of Man
sedang di janganlah turun is revealed.
34
le,gw u`mi/n( peranginan di untuk mengambil
tau,th| th/| nukti. atas rumah dan barang- 17:31 "On
e;sontai du,o evpi. barang- barangnya yang that day the
kli,nhj mia/j( o` barangnya ada di dalam rumah. man who is
ei-j di dalam rumah, Begitu juga on the roof
paralhmfqh,seta
janganlah ia orang yang of his house
i kai. o` e[teroj
turun untuk sedang di must not go
avfeqh,setai\
mengambilnya, ladang down into
35
e;sontai du,o dan demikian janganlah the house to
avlh,qousai evpi. juga orang yang kembali ke get his
to. auvto,( h` mi,a sedang di rumahnya. belongings;
paralhmfqh,seta ladang, 17:32 Ingatlah in the same
i( h` de. e`te,ra janganlah ia apa yang telah way the man
avfeqh,setaiÅ
kembali. terjadi dengan who is out
17:32 Ingatlah istri Lot! in the field
akan isteri 17:33 Orang must not go
Lot! yang berusaha back to the
17:33 menyelamatkan house.
Barangsiapa hidupnya, akan
berusaha kehilangan 17:32
memelihara hidupnya. Remember
nyawanya, ia Tetapi orang Lot's wife!
akan kehilangan yang kehilangan 17:33
nyawanya, dan hidupnya akan Whoever
barangsiapa menyelamatkanny tries to
kehilangan a. save his own
nyawanya, ia 17:34 life will
akan Percayalah: lose it;
menyelamatkanny Pada malam itu, whoever
a. dua orang loses his
sedang tidur di life will
17:34 Aku satu ranjang, save it.

201
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

berkata seorang akan


kepadamu: Pada dibawa dan
malam itu ada seorang lagi
dua orang di ditinggalkan. 17:34 On
atas satu that night,
tempat tidur, 17:35 Dua I tell you,
yang seorang wanita sedang there will
akan dibawa dan menggiling be two
yang lain akan gandum, seorang people
ditinggalkan. akan dibawa dan sleeping in
17:35 Ada dua seorang lagi the same
orang perempuan ditinggalkan. bed: one
bersama-sama will be
mengilang, yang taken away,
seorang akan the other
dibawa dan yang will be left
lain akan behind.
ditinggalkan."
17:35 Two
women will
be grinding
meal
together:
one will be
taken away,
the other
will be left
behind."

Ayat 25-30 menyatakan dengan jelas tentang konsep


Anak Manusia. Selama berada di dunia dalam karier
pelayananNya, Yesus belum menyatakan diri sebagai
Anak Manusia. Penyataan diri Anak Manusia pada masa
yang akan datang diawali oleh penderitaan dan
penolakan (ayat 25). Kedatangan eskatologis Anak
Manusia diawali oleh pengalaman penderitaan dan
penolakan Yesus selama ada di bumi. Statement
menanggung banyak penderitaan dan penolakan oleh
angkatan ini kiranya perlu dipahami sebagai satu
kesatuan. Dua pengalaman itu terjadi dalam proses

202
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

pelayanan Yesus sampai memuncak pada penderitaan dan


penolakan yang terjadi pada peristiwa penyaliban.

Penegasan akan penderitaan dan penolakan membedakan


pemahaman umum tentang Anak Manusia itu sendiri.
Kiranya agak asing dalam pemahamanb umum pada saat
itu bahwa kemesiasan dihubungkan dengan penderitaan
dan penolakan. Kebanyakan orang memahami kemesiasan
dalam hubungannya dengan konsep kemuliaan.
Keperkasaan adalah tanda lain dari kemesiasan.
Konsep mesias yang menderita yang dikemukakan Yesus
agak aneh dari pandangan kebnayakan orang pada saat
itu.

Juga, konsep Anak Manusia yang ditolak oleh


“angkatan ini,“ menimbulkan pertanyaan. Anak Manusia
yang ditolak sarat dengan ide kontradiktif,
mengingat orang Yahudi mengharapkan kedatangannya,
tetapi ketika Yesus menyatakan diri sebagai Anak
Manusia, justru kemesiasan Yesus ditolak. Barangkali
ini berhubungan dengan konsep Anak Manusia yang
menderita yang telah disebutkan di atas.

Nampaknya kedatangan Anak Manusia pada masa yang


akan datang tidak dapat ditentukan waktunya secara
pasti. Namun ada tanda-tanda sebagaimana disitir
dalam ayat 27-37. Kedatangan Anak Manusia terjadi
ketika orang-orang melakukan aktifitas sehari-hari,
dan ketika orang tidak menyadarinya.

Pada saat kedatangan Anak Manusia itu, sikap


“percaya” ditekankan. Orang diminta untuk tidak
mengikatkan diri pada barang-barang kepunyaan,
termasuk juga nyawa. Suasana katastropik melingkupi
peristiwa ini. Tidak ada kepastian, dan tidak
menentu situasinya, namum mereka yang “percaya” akan

203
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

diselamatkan, yakni percaya bahwa yang kehilangan


nyawa akan mendapatkan nyawa.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

6. POKOK-POKOK PEMIKIRAN TEOLOGIS


(Dapat didiskusikan)

7. AKTUALISASI
(Dapat didiskusikan)

204
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 12
STUDI HERMENEUTIK MARKUS 8:1-10

TEKS
8:1 Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ
yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak
mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya
dan berkata: 2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan
kepada orang banyak ini. Sudah tiga hari mereka
mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. 3
Dan jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan
lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang
datang dari jauh."

4 Murid-murid-Nya menjawab: "Bagaimana di tempat


yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti
sampai kenyang?" 5 Yesus bertanya kepada mereka:
"Berapa roti ada padamu?" Jawab mereka: "Tujuh." 6
Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah.
Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka
memberikannya kepada orang banyak. 7 Mereka juga
mempunyai beberapa ikan, dan sesudah mengucap berkat
atasnya, Ia menyuruh supaya ikan itu juga dibagi-
bagikan. 8 Dan mereka makan sampai kenyang. Kemudian
orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa,
sebanyak tujuh bakul.

9 Mereka itu ada kira-kira empat ribu orang. Lalu


Yesus menyuruh mereka pulang. 10 Ia segera naik ke
perahu dengan murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah
Dalmanuta.

205
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

1. PRAPAHAM

Paling tidak terdapat dua prapaham yang daat


dikemukakan setelah membaca teks tersebut, yaitu:

1. Yesus sangat mengasihi pengikut-pengikutNya


sehingga Ia melakukan mujijat penggandaan roti untuk
memberi makan pada pengikut-pengikutNya yang sedang
membutuhkan kebutuhan dasar agar mereka tetap bisa
bertahan hidup.

2. Dalam melakukan pelayanan terhadap mereka yang


sangat membutuhkan, pengikut-pengikut Yesus didorong
untuk melakukannya dengan segala daya upaya dengan
mengalahkan hambatan-hambatan keadaan geografis
agar pelayanan tersebut dapat diwujudkan dalam
tindakan nyata.

2. TEKS DAN KONTEKS TEKS


(Dapat didiskusikan)

3. PERBANDINGAN PERIKOP PARAREL


(Dapat didiskusikan)

MARK 8:1-10 MAT 15:32-39


8:1 Pada waktu itu ada pula orang 15:32 Lalu Yesus
banyak di situ yang besar memanggil murid-murid-Nya
jumlahnya, dan karena mereka dan berkata: "Hati-Ku
tidak mempunyai makanan, Yesus tergerak oleh belas
memanggil murid-murid-Nya dan kasihan kepada orang
berkata:2 "Hati-Ku tergerak oleh banyak itu. Sudah tiga
belas kasihan kepada orang banyak hari mereka mengikuti Aku
ini. Sudah tiga hari mereka dan mereka tidak
mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku
mempunyai makanan.3 Dan jika tidak mau menyuruh mereka
mereka Kusuruh pulang ke rumahnya pulang dengan lapar,
dengan lapar, mereka akan rebah nanti mereka pingsan di
di jalan, sebab ada yang datang jalan."
dari jauh."

206
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

MARK 8:1-10 MAT 15:32-39


8:4 Murid-murid-Nya 15:33 Kata murid-murid-Nya
menjawab: "Bagaimana di kepada-Nya: "Bagaimana di
tempat yang sunyi ini orang tempat sunyi ini kita mendapat
dapat memberi mereka roti roti untuk mengenyangkan orang
sampai kenyang?" banyak yang begitu besar
5 Yesus bertanya kepada jumlahnya?"34 Kata Yesus kepada
mereka: "Berapa roti ada mereka: "Berapa roti ada
padamu?" Jawab mereka: padamu?" "Tujuh," jawab mereka,
"Tujuh."6 Lalu Ia menyuruh "dan ada lagi beberapa ikan
orang banyak itu duduk di kecil."35 Lalu Yesus menyuruh
tanah. Sesudah itu Ia orang banyak itu duduk di
mengambil ketujuh roti itu, tanah.
mengucap syukur, memecah- 36 Sesudah itu Ia mengambil
mecahkannya dan ketujuh roti dan ikan-ikan itu,
memberikannya kepada murid- mengucap syukur, memecah-
murid-Nya untuk dibagi- mecahkannya dan memberikannya
bagikan, dan mereka kepada murid-murid-Nya, lalu
memberikannya kepada orang murid-murid-Nya memberikannya
banyak. pula kepada orang banyak.

MARK 8:1-10 MAT 15:32-39


8:7 Mereka juga mempunyai 5:37 Dan mereka semuanya makan
beberapa ikan, dan sesudah sampai kenyang. Kemudian orang
mengucap berkat atasnya, Ia mengumpulkan potongan-potongan
menyuruh supaya ikan itu roti yang sisa, tujuh bakul
juga dibagi-bagikan.8 Dan penuh.
mereka makan sampai kenyang. 15:38 Yang ikut makan ialah
Kemudian orang mengumpulkan empat ribu laki-laki, tidak
potongan-potongan roti yang termasuk perempuan dan anak-
sisa, sebanyak tujuh bakul.9 anak.
Mereka itu ada kira-kira 15:39 Lalu Yesus menyuruh
empat ribu orang. Lalu Yesus orang banyak itu pulang. Ia
menyuruh mereka pulang.10 Ia naik perahu dan bertolak ke
segera naik ke perahu dengan daerah Magadan.
murid-murid-Nya dan bertolak
ke daerah Dalmanuta.

4. KONTEKS SOSIO-HISTORIS

207
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

(Dapat didiskusikan)

5. MELAKUKAN TAFSIR TEKS

GNT TB-LAI BIS-LAI TEV


Mark 8:1- 1 0 Mark 8:1 Pada waktu 8:1 Tidak 8:1 Not
8:1 VEn evkei,naij tai/j itu ada pula berapa lama long
h`me,raij pa,lin pollou/ orang banyak kemudian, ada afterward
o;clou o;ntoj kai. mh.
di situ yang lagi another
evco,ntwn ti, fa,gwsin(
besar sekelompok large crowd
proskalesa,menoj tou.j
maqhta.j le,gei auvtoi/j\ jumlahnya, dan orang banyak came
2
splagcni,zomai evpi. karena mereka datang together.
to.n o;clon( o[ti h;dh tidak berkumpul. When the
h`me,rai trei/j mempunyai Karena mereka people had
prosme,nousi,n moi kai. makanan, Yesus tidak punya nothing
ouvk e;cousin ti, memanggil makanan, Yesus left to
fa,gwsin\
3 murid-murid- memanggil eat, Jesus
kai. eva.n avpolu,sw
auvtou.j nh,steij eivj Nya dan pengikut- called the
oi=kon auvtw/n( berkata: pengikut-Nya disciples
evkluqh,sontai evn th/| 8:2 "Hati-Ku dan berkata, to him and
o`dw/|\ kai, tinej auvtw/n tergerak oleh 8:2 "Aku said,
avpo. makro,qen h[kasinÅ belas kasihan kasihan kepada
4
kai. avpekri,qhsan kepada orang orang banyak
auvtw/| oi` maqhtai. auvtou/
banyak ini. ini. Sudah 8:2 "I feel
o[ti po,qen tou,touj
Sudah tiga tiga hari sorry for
dunh,setai, tij w-de
corta,sai a;rtwn evpV hari mereka lamanya mereka these
evrhmi,ajÈ mengikuti Aku bersama-sama- people,
dan mereka Ku, dan because
5
kai. hvrw,ta auvtou,j\ tidak sekarang they have
po,souj e;cete a;rtoujÈ mempunyai mereka tidak been with
oi` de. ei=pan\ e`pta,Å makanan. punya makanan. me for
6 8:3 Dan jika 8:3 Kalau Aku three days
kai. paragge,llei tw/|
o;clw| avnapesei/n evpi. mereka Kusuruh menyuruh and now
th/j gh/j\ kai. labw.n pulang ke mereka pulang have
tou.j e`pta. a;rtouj rumahnya dengan perut nothing to
euvcaristh,saj e;klasen dengan lapar, kosong, mereka eat.
kai. evdi,dou toi/j mereka akan akan pingsan
maqhtai/j auvtou/ i[na rebah di di tengah 8:3 If I
paratiqw/sin( kai.
jalan, sebab jalan. Apalagi send them
pare,qhkan tw/| o;clw|Å
ada yang di antara home
datang dari mereka ada without
jauh." yang datang feeding
dari jauh." them, they
8:4 Murid- 8:4 Pengikut- will faint

208
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

7
kai. ei=con ivcqu,dia murid-Nya pengikut Yesus as they go,
ovli,ga\ kai. euvlogh,saj menjawab: menjawab, "Di because
auvta. ei=pen kai. tau/ta "Bagaimana di tempat yang some of
paratiqe,naiÅ
tempat yang terpencil ini, them have
sunyi ini di manakah come a long
8
kai. e;fagon kai. orang dapat orang bisa way."
evcorta,sqhsan( kai. memberi mereka mendapat cukup
h=ran perisseu,mata roti sampai makanan untuk 8:4 His
klasma,twn e`pta. kenyang?" semua orang disciples
spuri,dajÅ 9 h=san de. ini?" asked him,
w`j tetrakisci,lioiÅ kai. 8:5 Yesus 8:5 "Ada "Where in
avpe,lusen auvtou,jÅ
bertanya berapa banyak this desert
10
Kai. euvqu.j evmba.j eivj kepada mereka: roti pada can anyone
to. ploi/on meta. tw/n "Berapa roti kalian?" tanya find enough
maqhtw/n auvtou/ h=lqen ada padamu?" Yesus. food to
eivj ta. me,rh Jawab mereka: "Tujuh," jawab feed all
Dalmanouqa,Å "Tujuh." mereka. these
8:6 Lalu Ia 8:6 Maka Yesus people?"
menyuruh orang menyuruh orang
banyak itu banyak itu 8:5 "How
duduk di duduk di atas much bread
tanah. Sesudah tanah, lalu Ia do you
itu Ia mengambil have?"
mengambil ketujuh roti Jesus
ketujuh roti itu dan asked.
itu, mengucap mengucap "Seven
syukur, syukur kepada loaves,"
memecah- Allah. they
mecahkannya Kemudian Ia answered.
dan membelah-belah 8:6 He
memberikannya roti itu ordered the
kepada murid- dengan tangan- crowd to
murid-Nya Nya dan sit down on
untuk dibagi- memberikannya the ground.
bagikan, dan kepada Then he
mereka pengikut- took the
memberikannya pengikut-Nya seven
kepada orang untuk dibagi- loaves,
banyak. bagikan kepada gave thanks
orang-orang. to God,
Maka pengikut- broke them,
pengikut-Nya and gave
8:7 Mereka melakukannya. them to his
juga mempunyai disciples
beberapa ikan, 8:7 Mereka to

209
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dan sesudah mempunyai distribute


mengucap beberapa ekor to the
berkat ikan kecil crowd; and
atasnya, Ia juga. Yesus the
menyuruh mengucap disciples
supaya ikan syukur kepada did so.
itu juga Allah atas
dibagi- ikan-ikan itu,
bagikan. lalu menyuruh
pengikut-
8:8 Dan mereka pengikut-Nya
makan sampai membagi-
kenyang. bagikan ikan- 8:7 They
Kemudian orang ikan itu juga. also had a
mengumpulkan 8:8-9 Mereka few small
potongan- makan sampai fish. Jesus
potongan roti kenyang -- ada gave thanks
yang sisa, kira-kira for these
sebanyak tujuh empat ribu and told
bakul. orang yang the
8:9 Mereka itu makan. disciples
ada kira-kira Kemudian to
empat ribu pengikut- distribute
orang. Lalu pengikut Yesus them too.
Yesus menyuruh mengumpulkan
mereka pulang. kelebihan
8:10 Ia segera makanan --
naik ke perahu tujuh bakul 8:8-9
dengan murid- penuh. Lalu Everybody
murid-Nya dan Yesus menyuruh ate and had
bertolak ke orang-orang enough--
daerah itu pulang, there were
Dalmanuta. 8:10 dan Ia about four
dengan thousand
pengikut- people.
pengikut-Nya Then the
langsung naik disciples
perahu dan took up
pergi ke seven
daerah baskets
Dalmanuta. full of
pieces left
over. Jesus
sent the
people away

210
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

8:10 and at
once got
into a boat
with his
disciples
and went to
the
district of
Dalmanutha.

GNT TB-LAI BIS-LAI TEV


8:1 VEn evkei,naij 8:1 Pada 8:1 Tidak 8:1 Not long
tai/j h`me,raij pa,lin waktu itu ada berapa lama afterward
pollou/ o;clou pula orang kemudian, ada another large
o;ntoj kai. mh. banyak di lagi crowd came
evco,ntwn ti,
situ yang sekelompok together.
fa,gwsin(
besar orang banyak When the
proskalesa,menoj
tou.j maqhta.j le,gei jumlahnya, datang people had
auvtoi/j\ dan karena berkumpul. nothing left
mereka tidak Karena mereka to eat, Jesus
mempunyai tidak punya called the
makanan, makanan, Yesus disciples to
Yesus memanggil him and said,
memanggil pengikut-
murid-murid- pengikut-Nya
Nya dan dan berkata,
berkata:

Ayat 1.
Kata VEn evkei,naij tai/j h`me,raij oleh TB-LAI diterjemahkan
“pada waktu itu,” sedang BIS-LAI menterjemahkan kata
itu dengan “tidak berapa lama kemudian.” Terjemahan
BIS mempunyai kemiripan dengan terjemahan TEV. Kitab
Suci Kabar Kabingahan (KSKK/Bahasa Jawa Sehari-hari)
menterjemahkan kata-kata tersebut dengan “ora suwe
saka lelakon mau.” Barangkali kata VEn evkei,naij tai/j
h`me,raij lebih tepat diterjemahkan dengan “pada waktu
itu,” atau “pada hari-hari itu.”

211
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

TB menterjemahkan kata pa,lin pollou/ o;clou dengan “ada


pula orang banyak,” sedangkan BIS menterjemahkannya
dengan “ada lagi sekelompok orang banyak.” TEV
menterjemahkannya dengan “another large crowd.” KSKK
menterjemahkannya dengan “banjur ana wong akeh
banget.” Jika dilihat dari bahasa Yunani, terjemahan
BIS dan TEV lebih mendekati makna kata-kata ini
(lihat kata-kata yang dipakai dalam bahasa Yunani).

Kata maqhta.j diterjemahkan oleh KSKK dengan “para


rasul,” TB dengan “murid-murid,” sedangkan oleh BIS
diterjemahkan dengan “pengikut-pengikut.” Kedua
terjemahan baik yang dilakukan TB maupun BIS bisa
dipakai, namun karena karena yang dimaksudkan adalah
orang-orang/pengikut-pengikut dalam arti khusus
(yakni yang berhubungan dengan 12 orang), maka lebih
baik kata ini diterjemahkan dengan “murid-murid.”
Terjemahan oleh KSKK tidak tepat jika dilihat dari
bahasa asli teks ini.

Kata-kata mh. evco,ntwn ti, fa,gwsin diterjemahkan oleh TB


dan BIS dengan “mereka tidak mempunyai makanan,”
KSKK dengan “Mangka ing kono ora ana pangan.”
Terjemahan KSKK tidak terlalu tepat, karena teks
mengandung arti bahwa orang banyak sedang tidak
mempunyai sesuatu untuk dimakan (lihat bahasa Yunani
ti, fa,gwsin), bukan bahwa di tempat itu tidak ada
makanan.

Baik BIS maupun TEV membagi ayat ini ke dalam dua


kalimat yang membuat lebih mudah dipahami dalam
bahasa Indonesia.

Ayat ini tidak memberi informasi jelas tentang


dimana peristiwa ini terjadi. Jika ditelusuri dari
perikop sebelumnya, bisa jadi peristiwa ini terjadi

212
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

di sekitar danau Galilea, di tengah-tengah daerah


Dekapolis (7:31). Namun 8:1, menyajikan informasi
yang lebih menekankan aspek waktu “pada waktu itu.”
Statemen “pada waktu itu” tidak perlu dikaitkan
dengan 7:31. Dengan kata lain, 8:1 bisa dibaca
sebagai narasi yang tidak harus berhubungan dengan
kegiatan Yesus dalam 7:31-37.

Informasi penting dalam ayat ini adalah keadaan


orang banyak dan tindakan Yesus. Orang banyak yang
ada di sekitar kegiatan Yesus “besar jumlahnya.”
Malahan setelah ada kelompok orang bahyak, kelompok
yang lain yang dalam jumlah banyak datang pula
(lihat kata-kata pa,lin pollou/ o;clou). Nampaknya teks
mengindikasikan bahwa orang-orang yang datang kepada
Yesus tidak datang secara individual (sendiri-
sendiri), melainkan dalam bentuk kelompok demi
kelompok.

Ditegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang


dalam jumlah banyak tersebut tidak mempunyai makanan
(mh. evco,ntwn ti, fa,gwsin). Pernyataan ini tidak boleh
ditafsirkan bahwa semua orang yang sedang mengikut
Yesus tidak mempunyai makanan. Hal yang bisa
katakan adalah kemungkinan besar lebih banyak orang
yang tidak lagi mempunyai makanan. Dalam konteks,
sosio-historis, khususnya dalam tradisi masyarakat
Timur Dekat Kuno, termasuk orang-orang yang hidup
pada zaman Yesus, orang-orang yang bepergian selalu
membawa bekal makanan. Mengingat roti adalah bahan
makanan yang tahan lama sampai berhari-hari, maka
sangatlah mungkin sebagian orang masih mempunyai
makanan, sedangkan menurut penuturan yang sampai
pada penulis teks, orang-orang yang hadir mengikuti
Yesus tidak mempunyai bekal makanan lagi. Hal ini
dapat dimengerti bahwa di penulis melakukan

213
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

generalisasi bahwa orang-orang tidak mempunyai


makanan.

Juga, pernyataan ini tidak perlu ditafsirkan bahwa


mereka dalam keadaan kelaparan, namun situasi ini
menjurus ke arah sana, apalagi kalau mereka terus
berada di tempat yang berada di tempat yang
terpencil. Orang-orang yang telah kehabisan makanan
bisa menjadi orang yang kelaparan. Tetapi pada saat
peristiwa ini terjadi, mereka masih dalam situasi
“lapar.” Sedangkan tindakan Yesus dalam merespon
situasi itu adalah memanggil murid-muridNya.

Usulan terjemahan:
Pada waktu itu berkelompok-kelompok orang banyak
lagi berada di situ, dan karena mereka tidak
mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya
dan berkata:

Ayat 2-3
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
2
splagcni,zomai 8:2 "Hati-Ku 8:2 "Aku 8:2 "I feel
evpi. to.n o;clon( tergerak oleh kasihan sorry for
o[ti h;dh h`me,rai belas kasihan kepada orang these
trei/j
kepada orang banyak ini. people,
prosme,nousi,n moi
banyak ini. Sudah tiga because they
kai. ouvk e;cousin
ti, fa,gwsin\ 3 Sudah tiga hari lamanya have been
kai. eva.n avpolu,sw hari mereka mereka with me for
auvtou.j nh,steij mengikuti Aku bersama-sama- three days
eivj oi=kon auvtw/n( dan mereka Ku, dan and now have
evkluqh,sontai evn tidak sekarang nothing to
th/| o`dw/|\ kai, tinej mempunyai mereka tidak eat.
auvtw/n avpo.
makanan.3 Dan punya
makro,qen h[kasinÅ
jika mereka makanan.3 8:3 If I
Kusuruh Kalau Aku send them
pulang ke menyuruh home without
rumahnya mereka pulang feeding
dengan lapar, dengan perut them, they

214
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mereka akan kosong, will faint


rebah di mereka akan as they go,
jalan, sebab pingsan di because some
ada yang tengah jalan. of them have
datang dari Apalagi di come a long
jauh." antara mereka way."
ada yang
datang dari
jauh."

Terjemahan TB untuk splagcni,zomai sangat panjang “hati-


Ku tergerak oleh belas kasihan,” tetapi dapat
menuangkan makna dari satu kata Yunani tersebut.
Sedangkan terjemahan BIS “Aku kasihan,” demikian
juga KSKK, “Aku mesake banget,” terlalu
menyederhanakan makna dari kata splagcni,zomai. Jadi
walaupun panjang, terjemahan TB lebih dianjurkan.

Kata nh,steij diterjemahan oleh TB dengan “lapar,” dan


BIS dengan “perut kosong,” KSKK dengan “wetenge
kothong,” sedangkan oleh TEV diterjemahkan dengan
“without feeding them.” Kiranya terjemahan TB dapat
diterrima, walaupun dalam percakapan sehar-hari
“perut kosong” juga berarti “lapar.”

Kata evkluqh,sontai dapat diterjemahkan dengan “rebah”


(TB) atau “pingsan” (BIS, “gek padha ambruk” (KSKK).
Kata ini sebenarnya berhubungan dengan “kelelahan”
yang bisa menyebabkan orang terjatuh atau tak
sadarkan diri. Jadi kedua terjemahan dalam TB dan
BIS bisa dipergunakan.

Ungkapan “hatiku tergerak oleh belas kasihan”


menterjemahkan satu kata dalam Bahasa Yunani, yang
menunjuk pada perasaan terdalam yang dimiliki oleh
Yesus. Ungkapan ini biasanya dipakai untuk
menunjukkan kesatuan antara perasaan yang terdalam

215
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dengan dorongan untuk melakukan tindakan. Situasi


orang banyak yang membuat Yesus terdorong untuk
melakukan tindakan adalah bahwa mereka telah tiga
hari mengikut atau bersama Yesus, dan tidak ada
makanan pada mereka. Yesus juga mempertimbangkan
bahwa menyuruh mereka pulang bukan merupakan
tindakan yang tepat, sebab mereka akan rebah di
jalan karena kelaparan. Tambahan lagi, sebagian dari
orang banyak itu berasal dari tempat yang jauh. Ayat
tiga, secara tidak langsung (secara implisit)
menunjukkan keinginan Yesus untuk memberi makan
kepada orang banyak tersebut. Hal ini terbukti dari
respon murid-murid dalam ayat 4.

Keadaan yang mengelilingi Yesus (ada banyak orang,


tak punya makanan, datang dari jauh) tidak sekedar
merupakan realita yang dianggap wajar, melainkan
menjadi dorongan yang menyebabkan Yesus mempunyai
perasaan yang mendalam terhadap orang banyak. Kata
splagcni,zomai menyiratkan hal itu. Dengan memiliki
perasan yang sangat mendalam Yesus digambarkan
sebagai sosok yang memiliki kepekaan yang mendalam,
sensitif dengan situasi dan tergerak untuk melakukan
aksi untuk melakukan sesuatu bagi kebaikan orang
lain.

Tetapi jika dilihat dari tafsiran ayat 1, dalam


konteks sosio-historis tindakan Yesus ini bisa
dianggap mengandung sindiran yang tajam. Yesus
begitu peduli pada orang-orang yang menghadapi
kelaparan tetapi sebagian orang yang mungkin masih
memiliki makanan menjadi tidak peduli dengan situasi
semacam ini. Dalam banyak kasus, situasi kelangkaan
sumber makanan akan menjadikan manusia semakin
berusaha untuk melindungi kehidupannya sendiri.
Bahan makanan yang sangat terbatas dilindungi dan
dipakai untuk mempertahankan kehidupan sediri. Yesus

216
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mengarahkan perhatian pada orang banyak yang sedang


mengalami kekurangan, sedangkan sebagian orang yang
masih memiliki makanan tidak diceritakan bahwa
mereka peduli pada orang lain. Maka, teks ini
memperlihatkan betapa kontrasnya sikap dan
kepedulian Yesus dan sebagian orang yang memiliki
makanan.

Dalam konteks sosio-historis, jemaat tempat Kitab


Markus ditujukan (Jemaat Markus) terlihat persoalan
kepedulian kepada orang lain merupakan persoalan
besar dalam jemaat. Sejalan dengan berjalannya waktu
semakin terlihat ada sebagian besar orang yang hidup
dalam kekurangan dan karena itu terancam tidak bisa
makan, sedangkan sebagian yang lain tetap bisa
menikmati makanan tetapi tidak peduli dengan keadaan
orang lain yang sedang membutuhkan makanan, walaupun
mereka sama-sama menjadi pengikut Kristus.

Usulan terjemahan:
2 "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang
banyak ini. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan
mereka tidak mempunyai makanan.3 Dan jika mereka
Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan
rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh."

Ayat 4.
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
4
kai. avpekri,qhsan :4 Murid- 8:4 8:4 His
auvtw/| oi` maqhtai. murid-Nya Pengikut- disciples
auvtou/ o[ti po,qen menjawab: pengikut asked him,
tou,touj dunh,setai,
"Bagaimana Yesus "Where in
tij w-de corta,sai
di tempat menjawab, this desert
a;rtwn evpV evrhmi,ajÈ
yang sunyi "Di tempat can anyone
ini orang yang find enough
dapat terpencil food to feed
memberi ini, di all these
mereka roti manakah people?"
sampai orang bisa

217
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

kenyang?" mendapat
cukup
makanan
untuk semua
orang ini?"

Terjemahan BIS untuk evpV evrhmi,aj lebih baik, yaitu “di


tempat yang terpencil.” Kata ini dihubungkan dengan
keadaan di pada gurun yang jauh dari perkampungan
atau perkotaan. Oleh karena itu, TEV menterjemahkan
kata ini dengan “this desert.” Terjemahan TB yaitu
“di tempat yang sunyi” tidak cukup menyeberangkan
makna kata Yunani tersebut.

Terjemahan BIS untuk keseluruhan ayat juga lebih


tepat dibandingkan dengan TB. Kata po,qen memang
tidak menujukkan “bagaimana,” tetapi “darimana” atau
“dimana.”

Pernyataan Yesus untuk memberi makan orang-orang


yang mengikutNya ditanggapi dengan pertanyaan
“dimana orang bisa mendapatkan makanan?” Murid-murid
menganggap bahwa ide Yesus untuk memberi makan
kepada banyak orang adalah sulit untuk dipenuhi.
Permintaan Yesus adalah tidak realistis. Murid-murid
menyadari bahwa berada di tempat yang sunyi adalah
mustahil untuk memberi makan. Bisa jadi murid-murid
enggan untuk mengusahakan untuk mendapatkan makanan,
yakni yang biasanya berupa roti dan ikan, karena
kedua makanan inilah yang biasanya dibawa orang pada
saat mereka bepergian.

Disamping itu, roti dan ikan adalah barang-barang


yang sangat jarang diperjual-belikan kecuali di
kota-kota besar. Roti adalah makanan olahan
keluarga, sedangkan ikan terkadang diperjual-belikan
walaupun amat sangat langka. Di tempat yang
terpencil apalagi dikelilingi oleh padang gurun,

218
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

mendapatkan makanan bukanlah hal yang sederhana.


Dengan mengatakan kesanggupan, murid-murid harus
bersedia untuk berjalan ke kota atau kampung dan
membeli makanan untuk banyak orang. Tentu kalau
mereka harus membeli dengan uang kas yang mereka
miliki, maka uang kelompok itu akan berkurang juga
atau akan habis untuk membeli makanan yang cukup
untuk memberi makanan pada sejumlah besar orang.
Dengan kata lain pernyataan Yesus untuk memberi
makan pada banyak orang ditanggapi oleh murid-murid
dengan keengganan karena hal ini bisa menghabiskan
persediaan uang dan membutuhkan pengorbanan yang
besar.

Usulan terjemahan:
4 Murid-murid-Nya menjawab: "Di tempat yang sunyi
ini dimana orang dapat memperoleh roti untuk memberi
mereka makan?"

Ayat 5-6
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
5
kai. hvrw,ta 5 Yesus 8:5 "Ada 8:5 "How much
auvtou,j\ bertanya berapa banyak bread do you
po,souj e;cete kepada mereka: roti pada have?" Jesus
a;rtoujÈ oi` de.
"Berapa roti kalian?" tanya asked. "Seven
ei=pan\ e`pta,Å
ada padamu?" Yesus. loaves," they
Jawab mereka: "Tujuh," jawab answered.
"Tujuh." mereka.

6
kai. 8:6 Lalu Ia 8:6 Maka Yesus 8:6 He
paragge,llei tw/| menyuruh menyuruh orang ordered the
o;clw| avnapesei/n orang banyak banyak itu crowd to sit
evpi. th/j gh/j\ kai.
itu duduk di duduk di atas down on the
labw.n tou.j e`pta.
tanah. tanah, lalu Ia ground. Then
a;rtouj
euvcaristh,saj Sesudah itu mengambil he took the
e;klasen kai. Ia mengambil ketujuh roti seven
evdi,dou toi/j ketujuh roti itu dan loaves, gave
maqhtai/j auvtou/ itu, mengucap mengucap syukur thanks to
i[na paratiqw/sin( syukur, kepada Allah. God, broke
kai. pare,qhkan tw/| memecah- Kemudian Ia them, and

219
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

o;clw|Å mecahkannya membelah-belah gave them to


dan roti itu dengan his
memberikannya tangan-Nya dan disciples to
kepada murid- memberikannya distribute
murid-Nya kepada to the
untuk dibagi- pengikut- crowd; and
bagikan, dan pengikut-Nya the
mereka untuk dibagi- disciples
memberikannya bagikan kepada did so.
kepada orang orang-orang.
banyak. Maka pengikut-
pengikut-Nya
melakukannya.

Versi-versi terjemahan pada umumnya tidak mempunyai


perbedaan yang siknifikan.

Yesus tidak menyuruh murid-murid untuk pergi


mendapatkan roti, melainkan bertanya tentang
persediaan roti yang masih tersedia pada murid-
murid. Kemungkinan besar persediaan roti ini adalah
persediaan bagi Yesus dan murid-murid. Merupakan
kebiasaan pada waktu itu orang membawa perbekalan
roti pada perjalanan mereka. Roti yang dibawa bisa
bertahan berhari-hari tanpa mengalami proses
pembusukan. Pastilah tidak hanya kelompok Yesus yang
membawa perbekalan berupa roti, melainkan juga
orang-orang yang mengikut Yesus yang dalam jumlah
banyak, juga membawa persediaan roti. Namun
sebagaimana yang disinggung dalam ayat 2, sebagian
orang telah kehabisan persediaan makanan, tetapi
kemungkinan tidak semua orang kehabisan persediaan
makanan.

Persediaan roti yang dibawa murid-murid masih tujuh.


Jawaban murid-murid agak ambigu, apakah tujuh ketul
roti atau tujuh keranjang. Tapi nampaknya tujuh

220
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

ketul roti lebih masuk akal, sebab pertanyaan Yesus


menyinggung soal “ketul” (loaves), a;rtouj. Lagi pula,
jumlah ini dapat dimengerti mengingat mereka berada
dalam perjalanan, sehingga sulit untuk dimengerti
kalau mereka membawa roti sampai berjumlah tujuh
keranjang. Namun yang jelas, jumlah tujuh ketul ini
masih cukup untuk makan bagi kelompok kecil Yesus,
yang berjumlah tiga belas orang.

Setelah Yesus mendapatkan roti-roti dari murid-


muridNya, maka Dia menyuruh orang banyak untuk duduk
di tanah, dan Dia mulai memecah-mecah ketujuh roti
tersebut dan mengucap syukur. Gambaran yang
dikemukakan dalam ayat 6 ini mengingatkan pembaca
pada perayaan perjamuan kudus, yakni gagasan tentang
“mengambil roti,” “mengucap syukur,” “memecah-
mecahkannya.” Bisa dipastikan bahwa konteks jemaat
Markus sangat mempengaruhi penulisan narasi ini.
Peristiwa perjamuan kudus yang dirayakan oleh gereja
pada masa perkembangan terkemudian, ketika perjamuan
kudus telah menjadi seremoni keagamaan yang kurang
lebih bersifat tetap dimasukkan ke dalam kisah
pemberian makan ini. Pararel hirarki pemberian makan
juga terlihat di sini sebagaimana terjadi ada
praktek perjamuan kudus pada masa terkemudian. Yesus
tidak langsung memberikan roti kepada orang banyak,
melainkan kepada murid-murid, dan barulah kemudian
murid memberikna kepada banyak orang. Ini juga
mengingatkan pada perjamuan kudus pertama ketika
Yesus mengucap syukur, memecah-memach roti dan
memberikan kepada murid-murid.

Dalam ayat-ayat ini, sekaligus ditegaskan adaya


hubungan antara praktek penyelenggaraan perjamuan
kudus dengan situasi orang-orang yang mengalami
kekurangan atau kelaparan. Orang-orang yang menerima

221
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

perjamuan mesti mengingat keadaan orang yang keparan


sebagaimana Yesus pernah lakukan.

Usulan terjemahan:
5 Yesus bertanya kepada mereka: "Berapa roti yang
kamu miliki?" Jawab mereka: "Tujuh." 6 Lalu Ia
menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah
itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur,
memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-
murid-Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka
memberikannya kepada orang banyak.

Ayat 7
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
7
kai. ei=con 8:7 Mereka :7 Mereka :7 They also
ivcqu,dia ovli,ga\ juga mempunyai had a few
kai. euvlogh,saj mempunyai beberapa ekor small fish.
auvta. ei=pen kai.
beberapa ikan kecil juga. Jesus gave
tau/ta
ikan, dan Yesus mengucap thanks for
paratiqe,naiÅ
sesudah syukur kepada these and
mengucap Allah atas ikan- told the
berkat ikan itu, lalu disciples to
atasnya, Ia menyuruh distribute
menyuruh pengikut- them too.
supaya ikan pengikut-Nya
itu juga membagi-bagikan
dibagi- ikan-ikan itu
bagikan. juga.

Kata-kata ivcqu,dia ovli,ga diterjemahkan oleh TB dengan


“beberapa ikan.” Terjemahan BIS, TEV dan KSKK sangat
tepat dengan menterjemahkan kata-kata tersebut
dengan “beberapa ekor ikan kecil,” (BIS), “a few
small fish,” dan “iwak cilik-cilik,” (KSKK).

Nampaknya tindakan pemberian roti dari persediaan


terbatas yang ada pada murid-murid berdampak pada
keinginan murid-murid untuk memberikan kepunyaan
mereka yang lain, yaitu ikan, sesuatu yang tidak

222
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

pernah diminta oleh Yesus kepada murid-muridNya.


Jadi ada semacam dorongan dari murid-murid untuk
memberi setelah Yesus menyuruh mereka untuk membagi-
bagikan roti. Ada semacam transformasi batin, dari
pasif, apatis, “cuek” terhadap keadaan banyak orang,
menjadi gerakan untuk memberikan apa yang ada pada
mereka dan dibagikan kepada banyak orang.

Dalam konteks sosio-historis perubahan yang terjadi


dalam diri murid-murid Yesus menjadi semacam
sindiran bagi jemaat Markus. Sudah seharusnya mereka
berbuat meneladani Yesus dengan praktek memberikan
makanan bagi sesama jemaat yang sedang dalam
kebutuhan. Walaupun Yesus tidak menuntut lebih,
namun murid-muridNya diajak untuk memberikan bantuan
bagi mereka yang membutuhkan lebih daripada apa yang
dianjurkan.

Usulan terjemahan:
7 Mereka juga mempunyai beberapa ikan kecil, dan
sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh supaya
ikan itu juga dibagi-bagikan.

Ayat 8-9
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
8
kai. e;fagon kai. 8:8 Dan mereka 8:8-9 Mereka 8-9 Everybody
evcorta,sqhsan( makan sampai makan sampai ate and had
kai. h=ran kenyang. kenyang -- enough--there
perisseu,mata
Kemudian orang ada kira-kira were about four
klasma,twn e`pta.
9 mengumpulkan empat ribu thousand
spuri,dajÅ
h=san de. w`j potongan- orang yang people. Then
tetrakisci,lioiÅ potongan roti makan. the disciples
kai. avpe,lusen yang sisa, Kemudian took up seven
auvtou,jÅ sebanyak tujuh pengikut- baskets full of
bakul. pengikut pieces left
8:9 Mereka itu Yesus over. Jesus
ada kira-kira mengumpulkan sent the people
empat ribu kelebihan away
orang. Lalu makanan --

223
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Yesus menyuruh tujuh bakul


mereka pulang. penuh. Lalu
Yesus
menyuruh
orang-orang
itu pulang,

Kata-kata kai. e;fagon kai. evcorta,sqhsan diterjemahkan oleh


TB dengan “Dan mereka makan sampai kenyang,” BIS
dengan “Mereka makan sampai kenyang,” KSKK “Wong
kabeh banjur padha mangan nganti wareg.” Barangkali
terjemahan TEV lebih cocok. Kata-kata lebih baik
diterjemahan: “mereka makan dan menjadi kenyang.”

Kata-kata perisseu,mata klasma,twn diterjemahkan


sebagai “potongan-potongan roti yang sisa” (TB),
“kelebihan makanan” (BIS), “turahane roti” (KSKK),
atau “left over” (TEV). Kata-kata ini lebih baik
diterjemahkan potongan-potongan (roti) yang tersisa.

Terjemahan BIS berkaitan dengan “ada kira-kira empat


ribu orang yang kaman” yang disisipkan pada kalimat
pertama menjadikan kalimat tersebut agak rumit.
Kiranya dalam hal ini terjemahan TB lebih luwes.

Hasil dari pembagian roti dan ikan adalah orang


banyak makan sampai kenyang. Dan masih ada sisa
makanan yaitu sebanyak tujuh bakul roti. Dari tujuh
ketul roti yang dibagi-bagikan kepada banyak orang
menghasilkan kekenyangan ditambah dengan tujuh bakul
roti yang tersisa. Proses yang “ajaib” barangkali
dapat diterangkan sebagai berikut.

Ketika Yesus memberikan persediaan roti yang


terbatas kepada orang banyak melalui murid-murid,
telah terjadi proses psikologis-spiritual dari
pementingan diri sendiri ke arah perhatian pada
orang lain yaitu dengan cara diberikannya ikan yang

224
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

sebelumnya tidak pernah diminta oleh Yesus. Dengan


cara yang sama, ketika murid-murid membagikan roti
dan ikan, apa yang tidak diminta oleh murid kepada
orang banyak khususnya mereja yang masih menyimpan
dan mempunyai persediaan makanan juga terjadi, yakni
bahwa mereka mulai tergerak untuk memberi apa yang
selama ini mereka simpan untuk orang lain. Mereka
yang masih memiliki bekal makanan berupa roti atau
ikan juga mengalami transformasi batin sebagaimana
yang dialami oleh murid-murid Yesus. Jadi apa yang
dilakukan oleh Yesus adalah suatu teladan, contoh,
yang kemudian diikuti oleh murid-murid dan apa yang
dilakukan oleh murid-murid diikuti oleh orang
banyak. Maka perhimpunan pengikut Yesus yang terdiri
dari murid-murid dan orang banyak menjadi pehimpunan
yang memberi. Itu sebabnya terjadi suatu “mujijat”
roti yang hanya berjumlah tujuh ketul, dimakan oleh
banyak orang banyak sampai kenyang tetapi masih
menyisakan tujuh bakul.

Jumlah yang makan adalah empat ribu orang. Dalam


Mark 6:30-44, tidak disinggung tentang jumlah yang
dikaitkan dengan jenis kelamin seperti yang terdapat
dalam Mat, yakni lima ribu orang laki-laki. Ayat 9
tidak mengindikasikan jumlah yang hanya terdiri dari
laki-laki. Baik laki-laki dan perempuan tercakup
dalam kata “orang.” Dua hal yang penting, yang
pertama, jumlah orang yang diberi makan dalam Mark
8, lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah orang
yang diberi makan pada Mark 6. Yang kedua, dalam
Mark 8:1-10 ada indikasi bahwa perempuan juga
diperhitungkan dalam kelompok pengikut Yesus.
Walaupun demikian angka empat ribu orang tetap
menyarankan jumlah yang banyak.

Kalimat “lalu Yesus menyuruh mereka pulang” kiranya


perlu disorot lebih mendalam. Dalam terjemahan

225
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bahasa Inggris, kalimat ini bebunyi, “Jesus sent


them away”. Kalimat ini bisa berarti mengantarkan
mereka pergi, atau bisa juga berarti mengutus mereka
pergi. Kalau itu benar, maka pola liturgi gereja
perdana begitu mempangaruhi penulisan narasi ini.
Jika pemecahan roti mengingatkan pada perjamuan
Tuhan, maka sesudah perjamuan, mereka diutus masuk
ke tengah-tengah dunia (pulang) untuk memberitakan
kabar baik.

Ayat 10
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
10
Kai. euvqu.j evmba.j :10 Ia 8:10 dan Ia :10 and at
eivj to. ploi/on meta. segera naik dengan once got into
tw/n maqhtw/n ke perahu pengikut- a boat with
auvtou/ h=lqen eivj ta.
dengan pengikut-Nya his disciples
me,rh Dalmanouqa,Å
murid-murid- langsung naik and went to
Nya dan perahu dan the district
bertolak ke pergi ke of Dalmanutha.
daerah daerah
Dalmanuta. Dalmanuta.

Narasi ini diakhiri dengan keterangan bahwa kelompok


Yesus melanjutkan kegiatan ke Dalmanuta, sebuah
wilayah yang sampai sekarang tidak dapat
diidentifikasi, namun nampaknya adalah sebuah kota
di luar wilayah Galilea. Yesus dan murid-muridNya
melayani tidak hanya dalam batas-batas wilayah
geografis Galilea untuk orang Yahudi saja melainkan
semakin mengembangkan pelayananNya sampai jauh ke
luar perbatasan dengan wilayah yang dihuni oleh
orang Yahudi.

6. POKOK-POKOK PEMIKIRAN TEOLOGIS


Terdapat tiga pokok pemikiran teologis:

226
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

1. Pengikut-pengikut Yesus dipanggil untuk


meneladani pikiran dan tindakan Yesus untuk melayani
orang-orang terutama mereka yang paling membutuhkan
kebutuhan dasar agar mereka tetap bisa bertahan
hidup.

2. Dalam melakukan pelayanan terhadap mereka yang


sangat membutuhkan, pengikut-pengikut Yesus didorong
untuk melakukannya dengan segala daya upaya dengan
mengalahkan hambatan-hambatan baik hambatan
psikologis maupun geografis agar pelayanan tersebut
dapat diwujudkan dalam tindakan nyata.

3. Untuk meneladani Yesus dalam pelayanan kepada


mereka yang paling membutuhkan, pengikut-pengikutNya
harus mengalami transformasi diri yakni mengalami
perubahan dari memusatkan perhatian pada diri
sendiri ke arah kepedulian bagi orang lain yang
diwujudkan dalam aksi nyata.

7. RELEVANSI AKTUALISASI
(Dapat didiskusikan)

227
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Bab 13
STUDI HERMENEUTIK LUKAS 7:36-50

Teks Lukas 7:36-50


7:36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang
makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang
Farisi itu, lalu duduk makan. 7:37 Di kota itu ada
seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang
berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus
sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia
membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
7:38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang
Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu
dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya,
kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan
minyak wangi itu.

7:39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus


melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia
ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah
perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu,
bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 7:40
Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang
hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon:
"Katakanlah, Guru." 7:41 "Ada dua orang yang
berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang
berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh.

7:42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia


menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di
antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"
7:43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak
dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul
pendapatmu itu."

228
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

7:44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia


berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini?
Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan
Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi
kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan
rambutnya. 7:45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi
sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium
kaki-Ku. 7:46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku
dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan
minyak wangi. 7:47 Sebab itu Aku berkata kepadamu:
Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia
telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang
sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
7:48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu
telah diampuni." 7:49 Dan mereka, yang duduk makan
bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah
Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 7:50
Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu
telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan
selamat!"

1. PRAPAHAM
(Dapat didiskusikan)

2. TEKS DAN KONTEKS


(Dapat didiskusikan)

3. ANALISA TEKS PARAREL


Tidak ada teks pararel
(Dapat didiskusikan)

4. KONTEKS SOSIO-HISTORIS
(Dapat didiskusikan)

5. MELAKUKAN TAFSIR TEKS

229
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Ayat 36
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
6
Luke 7:36-50 7:36 Seorang 7:36 Seorang 7:36 A
VHrw,ta de, tij auvto.n Farisi Farisi, Pharisee
tw/n Farisai,wn i[na mengundang bernama invited
fa,gh| metV auvtou/( kai. Yesus untuk Simon, Jesus to
eivselqw.n eivj to.n
datang makan mengundang have dinner
oi=kon tou/ Farisai,ou
di rumahnya. Yesus makan. with him,
katekli,qhÅ
Yesus datang Yesus pergi and Jesus
ke rumah ke rumahnya went to his
orang Farisi dan duduk house and
itu, lalu makan. sat down to
duduk makan. eat.

Tidak atau belum menjadi jelas siapa yang yang


dimaksud orang Farisi yang mengundang Yesus untuk
datang makan di rumahnya. Identitas seorang Farisi
ini akan menjadi jelas dalam ayat-ayat berikutnya.
Si Farisi sudah barang tentu adalah orang yang cukup
berada, sebab dia mampu mengundang Yesus dalam
jamuan makan.

Ada indikasi bahwa Yesus mempunyai relasi yang cukup


dekat dengan si Farisi yang mengundang makan.
Undangan makan adalah undangan yang ditujukan pada
teman, sahabat atau orang terhormat. Nampaknya,
alasan yang terakhir lebih memungkinkan kalau ayat
ini dilihat dari konteksnya. Dalam ayat 11, Yesus
berada di Kota Nain, dan melakukan serangkaian
penyembuhan yang membuat nama Yesus menjadi sangat
populer di seluruh Yudea dan daerah sekitarnya.
Yesus diundang karena si Farisi menghormati Yesus
yang telah melakukan mujijat. Undangan makan untuk
menghormatiNya diterima oleh Yesus. Terbukti, Yesus
menerima undangan tersebut, dan “duduk makan.”

Juga, sebagaimana kebiasaan masyarakat pada masa


itu, khususnya di kalangan menegah atas, undangan

230
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

makan dipakai untuk mengadakan pembicaraan, diskusi


tentang halhal yang menjadi concern bersama. Atau
sekedar sebagai tanda penerimaan dan persahabatan.
Jadi selain terkenal sebagai sabahat orang berdosa,
ayat ini menegaskan bahwa Yesus juga bersahabat
dengan kalangan menengah atas dalam masyarakat
Yahudi awal abad pertama.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 37
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
37
kai. ivdou. gunh. 7:37 Di kota 7:37 Di kota 7:37 In that
h[tij h=n evn th/| itu ada seorang itu ada pula town was a
po,lei a`martwlo,j( perempuan yang seorang woman who
kai. evpignou/sa o[ti
terkenal wanita yang lived a
kata,keitai evn th/|
sebagai seorang hidup dalam sinful life.
oivki,a| tou/
Farisai,ou( berdosa. Ketika dosa. Waktu She heard
komi,sasa perempuan itu ia mendengar that Jesus
avla,bastron mu,rou mendengar, bahwa Yesus was eating
bahwa Yesus sedang makan in the
sedang makan di di rumah Pharisee's
rumah orang orang Farisi house, so
Farisi itu, itu, ia she brought
datanglah ia datang dengan an alabaster
membawa sebuah membawa jar full of
buli-buli sebuah botol perfume
pualam berisi pualam berisi
minyak wangi. minyak wangi.

Ayat ini menunjukkan bahwa kombinasi mayarakat di


Kota Nain amat kompleks. Selain ada orang Farisi,
ada juga perempuan berdosa. Istilah orang berdosa
atau perempuan berdosa dipakai untuk menunjukkan
pekerja seks komersial yang berusaha untuk
mendapatkan uang dengan menawarkan tubuhnya. Analisa
sosiologis tentang kehadiran PSK belum dikenal pada
saat itu. Persepsi rakyat banyak terhadap PSK adalah

231
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

bahwa mereka orang yang berdosa, terkutuk, “sampah


masyarakat“ yang menjadi aib dari masyarakat. Belum
disadari dengan sungguh-sungguh, bahwa kehadiran
mereka tidak lepas dari pengguna jasa, yakni laki-
laki.

Si PSK mendengar bahwa Yesus berada di rumah Farisi,


dan membawa buli-buli berisi minyak wangi. Lukas
tidak mendiskripsikan secara detail perihal berapa
volume minyak wangi tersebut, dan minyak wangi macam
apa yang dibawa. Namun yang jelas, ia membawa
komoditi yang tidak biasa dalam masyarakat Yahudi
abad pertama. Ini adalah barang yang dipakai di
kalangan atas, karena berharga sangat mahal, dan
hanya dipakai pada kesempatan-kesempatan teretntu.
Jadi dalam ayat ini kita mendapatkan kesimpulan
bahwa terdapat paling tidak dua elit masyarakat,
yang satu elit religius (Farisi) dan yang lain elit
PSK (perempuan berdosa).

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 38
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
38
kai. sta/sa 7:38 Sambil 7:38 Ia 7:38 and
ovpi,sw para. tou.j menangis ia berdiri di stood behind
po,daj auvtou/ pergi berdiri belakang Jesus, by
klai,ousa toi/j
di belakang Yesus dekat his feet,
da,krusin h;rxato
Yesus dekat kaki-Nya dan crying and
bre,cein tou.j po,daj
auvtou/ kai. tai/j kaki-Nya, lalu menangis wetting his
qrixi.n th/j kefalh/j membasahi kaki- sambil feet with
auvth/j evxe,massen Nya itu dengan membasahi her tears.
kai. katefi,lei tou.j air matanya dan kaki Yesus Then she
po,daj auvtou/ kai. menyekanya dengan air dried his
h;leifen tw/| mu,rw|Å dengan matanya. feet with
rambutnya, Kemudian kaki her hair,
kemudian ia Yesus kissed them,
mencium kaki- dikeringkanny and poured

232
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Nya dan a dengan the perfume


meminyakinya rambutnya on them.
dengan minyak lalu
wangi itu. diciumnya dan
dituangi
minyak wangi.
Perilaku si PSK digambarkan secara dramatis dan amat
berbeda dengan si Farisi. Si PSK tidak mengundang
melainkan datang, membasuh kaki Yesus dengan air
mata, menyekaya dengan rambutnya, mencium kakinNya
dan meminyaki dengan minyak wangi. Apa yang
dilakukan oleh si PSK adalah simbol-simbol
penyesalan dosa (air mata), penghormatan yang sangat
mendalam (mencium kaki), dan pengungkapan rasa kagum
bahwa Yesus adalah pribadi istimewa (minyak wangi).
Tindakan si wanita mencakup berbagai macam perasaan,
pengakuan, baik dari segi perepuan sendiri, maupun
terhadap Yesus.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 39
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
39
ivdw.n de. o` 7:39 Ketika 7:39 Ketika 7:39 When the
Farisai/oj o` orang Farisi orang Farisi Pharisee saw
kale,saj auvto.n yang mengundang yang this, he said
ei=pen evn e`autw/|
Yesus melihat mengundang to himself,
le,gwn\ ou-toj eiv h=n
hal itu, ia Yesus melihat "If this man
profh,thj(
evgi,nwsken a'n ti,j berkata dalam hal itu, ia really were a
kai. potaph. h` gunh. hatinya: "Jika berkata dalam prophet, he
h[tij a[ptetai Ia ini nabi, hati, would know
auvtou/( o[ti tentu Ia tahu, "Seandainya who this
a`martwlo,j evstinÅ siapakah dan orang ini woman is who
orang apakah nabi, tentu is touching
perempuan yang Ia tahu siapa him; he would
menjamah-Nya wanita itu know what
ini; tentu Ia yang kind of
tahu, bahwa menyentuh sinful life
perempuan itu Dia, dan she lives!"
adalah seorang bahwa wanita

233
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

berdosa." itu hidup


dalam dosa!"

Penulis menggambarkan respon negatif dari si Farisi.


Si Farisi berpikir seharusnya Yesus menolak dengan
perlakuan yang dilakukan oleh si wanita, dengan
alsan bahwa si wanita adalah PSK. Ayat ini
menceritakan juga gambaran si Farisi tentang Yesus.
Yesus tidak hanya dipahami sebagai oang yang telah
terkenal dan penyembuh yang telah mempesona rakyat,
melainkan Dia adalah seorang nabi. Penerimaan Yesus
terhadap perlakukan si wanita membuat si Farisi
meragukan kenabian Yesus.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 40-43
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
40
kai. avpokriqei.j 7:40 Lalu 7:40 Lalu Yesus 7:40 Jesus
o` VIhsou/j ei=pen Yesus berkata berkata kepada spoke up and
pro.j auvto,n\ kepadanya: Simon, "Simon, said to him,
Si,mwn( e;cw soi,
"Simon, ada ada sesuatu "Simon, I
ti eivpei/nÅ o` de,\
yang hendak yang mau have
dida,skale( eivpe,(
fhsi,nÅ Kukatakan Kukatakan something to
41
du,o kepadamu." kepadamu." "Ya, tell you."
creofeile,tai Sahut Simon: Pak Guru," "Yes,
h=san danisth/| "Katakanlah, jawab Simon, Teacher," he
tini\ o` ei-j Guru." "katakan saja." said, "tell
w;feilen dhna,ria :41 Yesus me."
pentako,sia( o` de.
7:41 "Ada dua berkata, "Ada
e[teroj
penth,kontaÅ orang yang dua orang yang 7:41 "There
berhutang berutang kepada were two men
42
mh. evco,ntwn kepada seorang orang yang who owed
auvtw/n avpodou/nai pelepas uang. meminjamkan money to a
avmfote,roij Yang seorang uang. Yang moneylender,
evcari,satoÅ ti,j berhutang lima seorang " Jesus
ou=n auvtw/n plei/on
ratus dinar, berutang lima began. "One
avgaph,sei auvto,nÈ
yang lain lima ratus uang owed him
43
avpokriqei.j puluh. perak, dan yang five hundred
Si,mwn ei=pen\ seorang lagi silver

234
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

u`polamba,nw o[ti lima puluh uang coins, and


w-| to. plei/on 7:42 Karena perak. the other
evcari,satoÅ o` de. mereka tidak 7:42 Kedua- owed him
ei=pen auvtw/|\
sanggup duanya tidak fifty.
ovrqw/j e;krinajÅ
membayar, maka dapat melunasi
ia utang itu, maka 7:42 Neither
menghapuskan utang mereka of them
hutang kedua dihapuskannya. could pay
orang itu. Nah, siapa di him back, so
Siapakah di antara kedua he canceled
antara mereka orang itu akan the debts of
yang akan lebih mengasihi both. Which
terlebih orang yang one, then,
mengasihi meminjamkan will love
dia?" uang itu?" him more?"
7:43 "Saya kira
7:43 Jawab orang yang
Simon: "Aku paling banyak 7:43 "I
kira dia yang dihapus suppose,"
paling banyak utangnya!" answered
dihapuskan jawab Simon. Simon, "that
hutangnya." "Pendapatmu it would be
Kata Yesus benar," jawab the one who
kepadanya: Yesus. was forgiven
"Betul more." "You
pendapatmu are right,"
itu." said Jesus.

Ayat ini membuka selubung identitas si Farisi. Dia


bernama Simon, seperti nama murid Yesus sendiri. Dan
dari mulut Simon, Yesus tidak hanya dipahami sebagai
nabi melainkan sebagai Guru. Jadi sungguhpun Simon
adalah orang Farisi yang terpandang dan kaya, namun
Yesus diakui sebagai yang lebih tinggi otoritasnya
yakni sebagai Guru.

Kembali gaya khas Yesus dalam pengajaran


ditampilkan. Yesus mengemukakan pemikiranNya dengan
perumpaman. Soal dosa dan pengampunan, diibaratkan
dengan hutang. Yang lebih banyak dihapuskan
hutangnya dipahami sebagai yang lebih mengasihi
orang yang menghapus hutangnya.

235
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

44-47
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
44
kai. strafei.j 7:44 Dan sambil 7:44 Lalu Yesus 7:44 Then he
pro.j th.n gunai/ka berpaling melihat kepada turned to the
tw/| Si,mwni e;fh\ kepada wanita itu dan woman and
ble,peij tau,thn
perempuan itu, berkata kepada said to
th.n gunai/kaÈ
Ia berkata Simon, "Engkau Simon, "Do
eivsh/lqo,n sou eivj
th.n oivki,an( u[dwr kepada Simon: melihat wanita you see this
moi evpi. po,daj ouvk "Engkau lihat ini? Aku datang woman? I came
e;dwkaj\ au[th de. perempuan ini? ke rumahmu, dan into your
toi/j da,krusin Aku masuk ke engkau tidak home, and you
e;brexe,n mou tou.j rumahmu, namun menyediakan air gave me no
po,daj kai. tai/j engkau tidak untuk water for my
qrixi.n auvth/j
memberikan Aku membersihkan feet, but she
evxe,maxenÅ
air untuk kaki-Ku; tetapi has washed my
45
fi,lhma, moi membasuh kaki- wanita ini sudah feet with her
ouvk e;dwkaj\ au[th Ku, tetapi dia membersihkan tears and
de. avfV h-j membasahi kaki- kaki-Ku dengan dried them
eivsh/lqon ouv Ku dengan air air matanya, dan with her
die,lipen mata dan mengeringkannya hair.
katafilou/sa, mou
menyekanya dengan
tou.j po,dajÅ
dengan rambutnya.
rambutnya. 7:45 Engkau
7:45 Engkau tidak menyambut 7:45 You did
46
evlai,w| th.n tidak mencium Aku dengan not welcome
kefalh,n mou ouvk Aku, tetapi ciuman, tetapi me with a
h;leiyaj\ au[th de. sejak Aku masuk wanita ini tidak kiss, but she
mu,rw| h;leiyen ia tiada henti- berhenti has not
tou.j po,daj mouÅ
hentinya menciumi kaki-Ku stopped
47
ou- ca,rin le,gw mencium kaki- sejak Aku datang kissing my
soi( avfe,wntai ai` Ku. ke sini. feet since I
a`marti,ai auvth/j 7:46 Engkau came.
ai` pollai,( o[ti 7:46 Engkau tidak menuang
hvga,phsen polu,\ w-| tidak meminyaki minyak di 7:46 You
de. ovli,gon kepala-Ku kepala-Ku, provided no
avfi,etai( ovli,gon
dengan minyak, tetapi wanita olive oil for
avgapa/|Å
tetapi dia ini sudah my head, but
meminyaki kaki- menuang minyak she has
Ku dengan wangi di kaki- covered my

236
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

minyak wangi. Ku. feet with


7:47 Sebab itu 7:47 Sungguh: perfume.
Aku berkata kasihnya yang
kepadamu: besar itu 7:47 I tell
Dosanya yang menunjukkan you, then,
banyak itu bahwa dosanya the great
telah diampuni, yang banyak love she has
sebab ia telah sudah diampuni! shown proves
banyak berbuat Kalau orang that her many
kasih. Tetapi diampuni sins have
orang yang sedikit, ia akan been
sedikit mengasihi forgiven. But
diampuni, sedikit juga." whoever has
sedikit juga ia been forgiven
berbuat kasih." little shows
only a little
love."

Ayat-ayat ini menegaskan sikap Yesus terhadap si


perempuan. Yesus menganggap si perempuan itu telah
memperlakukan Yesus secara istimewa, tidak seperti
Simon yang meperlakukan sesuai standar kebiasaan.
Dan mengingat dosanya yang banyak telah diampuni,
maka si perempuan itu banyak berbuat kasih.
Perlakukan si perempuan kepada yesus adalah
perbuatan kasih yang banyak. Tentu saja sikap Yesus
terhadap perempuan tersebut bisa membuat terkejut si
Simon. Tidak hanya penerimaanan Yesus terhadap
perlakuan si perempuan, melainkan sikap Yesus yang
secara tegas dikemukakan dalam perkataan yang amat
berbeda dengan pendangan umum yang berlaku pada saat
itu. Tidak hanya si Farisi yang berada yang dapat
berbuat kasih, melainkan si perempuan pendosa juga
bisa berbuat kasih bahkan berbuat lebih banyak
lagi.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 48

237
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

GNT TB-LAI BIS-LAI TEV


7:48 Lalu Ia 7:48 Lalu 7:48 Then
48
ei=pen de. auvth/|\ berkata Yesus berkata Jesus said
avfe,wntai, sou ai` kepada kepada wanita to the
a`marti,aiÅ
perempuan itu, "Dosa- woman, "Your
itu: "Dosamu dosamu sudah sins are
telah diampuni." forgiven."
diampuni."

Ini adalah ayat yang krusial, sebab dalam ayat ini


Yesus secara eksplisit menegaskan bahwa dirinya
tidak sekedar nabi atau Guru seja melainkan Dia yang
sanggup mengatakan bahwa pengamunan dosa telah
berlaku. Istilah Dosamu telah diampuni adalah
ungkapan yang mempnyai arti, bahwa Allah telah
mengamouni dosamu. Tetapi istilah ini tidak pernah
dikaitkan oleh seorang manusia biasa. Dengan
mangatakan seperti itu Yesus seolah-olah mempunyai
otoritas yang sanggup menentukan bahwa Allah telah
mengampuni dosa. Memang ayat ini tidak perlu
diartikan bahwa Yesus menjadi sama dengan Allah yang
bisa mengampuni dosa, tetapi Yesus mampu menentukan
bahwa si perempuan telah diampuni oleh Allah. Tetapi
tetap, otoritas Yesus hampir menyamai otoritas Allah
dalam pengampunan dosa.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 49
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
49
kai. h;rxanto oi` 7:49 Dan 7:49 Orang- 7:49 The
sunanakei,menoi mereka, yang orang lain others
le,gein evn e`autoi/j\ duduk makan yang duduk sitting at
ti,j ou-to,j evstin o]j
bersama Dia, makan bersama the table
kai. a`marti,aj
berpikir dalam Yesus mulai began to say
avfi,hsinÈ
hati mereka: berkata satu to
"Siapakah Ia sama lain, themselves,

238
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

ini, sehingga "Siapa orang "Who is


Ia dapat ini sampai this, who
mengampuni dapat even
dosa?" mengampuni forgives
dosa?" sins?"

Kesan seperti dalam ayat 49 ternyata diekplisitkan


dalam ayat 49. Ternyata tidak hanya Yesus yang
diundang mmakan, tetapi ada undangan-dangan lain
yang diundang makan oleh Simon. Dan mereka juga
bertanya-tanya bagaimanakah Yesus dapat mengampuni
dosa. Jadi ucapan Yesus tentang “dosamu sudah
diampuni,” yang sebenarnya berarti bahwa Allah telah
mengampuni dosamu dan yang ternyata mempunyai arti
yang sama dengan bahwa Yesuslah yang mengampuni
dosa. Jadi Yesus mengidentifikasikan diri dengan
salah satu peranan besar dari Allah yaitu
mengampuni.

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

Ayat 50
GNT TB-LAI BIS-LAI TEV
50
ei=pen de. pro.j th.n 7:50 Tetapi 7:50 Tetapi 7:50 But
gunai/ka\ h` pi,stij sou Yesus berkata Yesus berkata Jesus said
se,swke,n se\ poreu,ou kepada kepada wanita to the
eivj eivrh,nhnÅ
perempuan itu, "Karena woman, "Your
itu: "Imanmu engkau faith has
telah percaya saved you;
menyelamatkan kepada-Ku, go in
engkau, engkau peace."
pergilah diselamatkan.
dengan Pergilah
selamat!" dengan
damai!"

Soal berbuat kasih, dosa, pengampunan dosa ternyata


berkaitan erat dengan iman. Yesus telah mengampuni

239
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

dosa, tetapi iman perempuan itulah yang


menyelamatkan. Kombinasi dari penyesalan dosa,
penghargaan, dan iman dari perempuan merupakan
perpaduan yang menarik dalam teks ini. Iman itulah
yang meyelamatkan, artinya mengimani bahwa
pengampunan dosa telah berlaku. Ungkapan “pergi
dengan selamat” bersifat happy ending. Iman yan
telah meyelamatkan identik dengan bahwa pengampunan
dosa telah berlaku, dan implikasinya adalah
“pergilah dengan selamat.”

Usulan Terjemahan:
(Dapat didiskusikan)

6. POKOK-POKOK PEMIKIRAN TEOLOGIS


(Dapat didiskusikan)

7. AKTUALISASI
(Dapat didiskusikan)

240
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

Biografi Singkat

Pdt. Budi Yusak


Setyawan,
S.Si.,MATS,Ph.D adalah
dosen pada Fakultas
Teologi Universitas
Kristen Satya Wacana
(UKSW), Salatiga.
Memperoleh gelar MATS
(Master of Arts:
Theological Studies)
dari Associated
Mennonite Biblical
Seminary (AMBS),
Indiana, USA, kemudian
memperoleh gelar Ph.D (Doctor of Philosophy) dari
Flinders University, Australia dengan disertasi
doktoral berjudul The Use of the Haustafel of
Ephehsians in the Socio-Political Context of Graeco-
Roman Society: A Postcolonial Perspective Drawing
Upon Indonesian Christianity’s Encounter with the
State Ideology of the Pancasila. Selain pendidikan
untuk memperoleh gelar akademik, Dr. Setyawan juga
memperdalam studi-studi yang lain, yakni teologi
modern di Eastern Mennonite Seminary, Harrisonburg,
USA, Discipleship Ministry di Baltimore, USA,
perdamaian dan rekonsiliasi di Der Doopsgzinde
Seminarium van Amsterdam, The Netherlands, serta
teologi dan kebudayaan pada Institute for Advance
Studies in Asian Cultures and Theologies, Chinese
University of Hong Kong, Hong Kong.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan meliputi


kajian-kajian tentang teks-teks Kitab Suci dan
ideologi politik, studi-studi perdamaian,
fundamentalisme keberagamaan dan terorisme, etika
politik, etika bisnis, konsep ketuhanan dalam
feminisme, dan sebagainya. Sebagian besar dari
penelitian-penelitiannya telah diterbitkan baik
sebagai buku dan monograf maupun diterbitkan dalam
jurnal-jurnal ilmiah antara lain Jurnal Kritis,
Waskita, Theologia, Asia Journal of Theology serta
Theologies and Cultures.

241
Pdt. DR. Yusak B. Setyawan (MATS,Ph.D), Hermeneutik Perjanjian Baru: Suatu Perkenalan

242

Anda mungkin juga menyukai