Anda di halaman 1dari 73

CAWAN KE 4

&
ANAK DOMBA ALLAH
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
IMPRIMATUR 3
PEWAHYUAN 4
ALLAH BERBICARA KEPADA MUSA 8
RITUAL PASKAH DITETAPKAN 10
MANNA 14
JUBAH 17
PERJAMUAN PASKAH YAHUDI 18
MEMBERI MAKAN 5000 ORANG 23
MEMBERI MAKAN 4000 ORANG 27
ROTI KEHIDUPAN DIUNGKAPKAN 28
DATANGNYA WAKTU YESUS 36
PERJAMUAN MALAM ALLAH 38
TAMAN GETSEMANI 42
YESUS DITANGKAP 44
YESUS DIHUKUM MATI 46
YESUS MENOLAK ANGGUR 47
PENYALIBAN 47
YESUS MATI DI SALIB 52
YOHANES PEMBAPTIS MENGENALI YESUS 52
MAZMUR 22 53
KUBURAN-KUBURAN TERBUKA 56
JALAN KE EMAUS 57
GEREJA PERDANA 59
TRADISI KETETAPAN 61
PERJANJIAN LAMA DAN BARU 63
KESIMPULAN 65
TEL TELESTI 67
DAFTAR PUSTAKA (REFERENSI) 71
PENDAHULUAN

Terima kasih Anda telah meluangkan waktu untuk


mendengarkan presentasi ini. Saya akan mulai dengan berdoa.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. Ya Allah, Tuhan
kami, kami bersyukur kepada Mu atas kesempatan indah untuk
berbagi pesan ini. Kami mohon kepada-Mu, Tuhan, untuk
membuka telinga kami untuk mendengar Sabda-Mu, dan pikiran
kami untuk memahami artinya. Kami juga memohon kepada-Mu
Tuhan untuk menganugerahi kami keinginan yang berkobar
untuk mempelajari dan belajar Kitab Suci, dan menambah waktu
yang kami gunakan dan untuk menerima apa yang telah kami
pelajari dan mengamalkannya dalam hidup kami sehari-hari.
Kami memohon dalam nama Yesus yang Kudus. Amin. Dalam
nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.

Saya ingin mulai dengan bertanya tentang dua hal kepada Anda.
Satu: Dapatkah Anda memberi definisi yang akurat dari frasa:
“Domba Allah”? Kita semua tahu bahwa frasa ini adalah salah
satu nama yang ditujukan untuk Yesus, selain Mesias, Sang Juru
Selamat, Anak Manusia atau Kristus. Tetapi tepatnya apa
pentingnya sebutan “Domba Allah” Dan mengapa sebutan itu
penting bagi saya sebagai umat Katolik? Pertanyaan kedua yang
hendak saya ajukan adalah: Mengapa Gereja Katolik mengadakan
Ekaristi Suci setiap hari pada setiap Misa di seluruh dunia dalam
lebih dari 3000 bahasa. Pengetahuan apa yang mereka miliki
yang membuat mereka merasa harus melakukan hal ini selama
beribu-ribu tahun? Dalam menjawab pertanyaan ini, kita akan
1
melihat mengapa Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa
“Ekaristi adalah sumber dan puncak dari hidup Kristiani.” (CC
1324) Hari ini saya berharap dapat menjawab kedua pertanyaan
tersebut. Dan jika Anda belum melakukannya, silahkan cetak
lampiran yang berjudul “handout”. File tersebut dalam bentuk
PDF. Anda perlu handout tersebut sebagai referensi saat
presentasi ini berlangsung.

Sebelum kita mulai pada hari ini, saya ingin membahas tentang
handout tersebut dengan Anda. Tapi jangan Anda merasa
terintimidasi; kita akan membahasnya secara singkat. Kita akan
membahas semuanya di sini, tetapi secara cepat. Handout ini
disiapkan bagi Anda supaya Anda tidak perlu membolak-balik
Kitab Suci untuk mencari ayat-ayat saat saya berbicara dengan
Anda. Saya sebenarnya membuka internet dan copy-paste ayat-
ayat Kitab Suci yang relevan dari New American Bible. Ayat-ayat
tersebut diambil dari Kitab Suci yang sama yang dibaca oleh
Gereja Katolik setiap Misa Minggu. Saya mengatakan hal ini
karena penting bagi Anda untuk mengetahui sumber yang akan
kita kutip. Ada sebuah bagian kecil dalam handout tersebut yang
ditulis dalam Perjamuan Paskah Yahudi; saya tidak mengutipnya
dari Kitab Suci. Saya memberi catatan tersebut hasil dari
wawancara dengan seorang Yahudi, dari sumber-sumber di
internet, dan bahkan menghadiri perjamuan Paskah. Yang
lainnya dikutip persis dari Kitab Suci. Jadi jika ada orang yang
bertanya: Ini dari sumber yang mana; Anda dapat menjawab;
The New American Bible, Kitab Suci yang dibaca oleh Gereja
Katolik setiap hari Minggu di seluruh Amerika.

2
IMPRIMATUR
Nah, di luar sana Anda banyak sekali Kitab Suci, jadi hati-hatilah
akan apa yang Anda baca. Ada banyak versi atau terjemahan
Kitab Suci yang berbeda-beda. Mungkin Anda bertanya pada diri
Anda sendiri, “Versi atau terjemahan mana yang harus saya
gunakan?” Gereja Katolik telah cukup lama memastikan bahwa
Kitab Suci itu ditafsirkan dengan benar dari bahasa aslinya.
Sebelum Gereja menyetujui terjemahan bahasa Inggris, selama
bertahun-tahun, dan memang beratus-ratus tahun telah
mempelajari teks dan bahasa aslinya yang aslinya ditulis dalam
bahasa Ibrani, Yunani dan Aram. Mereka dengan seksama
meneliti keakuratannya dan memahami bahasa-bahasa tersebut
seperti pemahaman yang ada dalam Perjanjian Lama dan dalam
jaman Yesus di bumi ini. Setelah teks atau terjemahan tersebut
diteliti oleh banyak ahli dengan berbagai macam gelar, jika
diterima, akan diberi segel persetujuan oleh Gereja, yang disebut
“stempel imprimatur”. Stempel ini biasanya ada di awal halaman
buku atau Kitab Suci. Dan arti dari stempel ini adalah bahwa
Gereja telah menyetujui terjemahan tersebut. Jadi telitilah. Saya
membahasnya sebelum berbicara dengan Anda karena biasanya
seseorang menjumpai saya setelahnya dan berkata, “Saya pulang
ke rumah, dan saya mencarinya di Kitab Suci kami. Dan saya
baru tahu bahwa kami tidak punya Kitab Suci Katolik! Tetapi
seluruh keluarga saya adalah Katolik.” Dan mereka menjelaskan
bahwa beberapa tahun yang lalu ada seseorang yang memberi
mereka Kitab Suci yang bukan Katolik, dan mereka terus
membaca dari Kitab Suci tersebut tanpa mempertanyakannya.
Dan mereka tidak menyadari bahwa itu bukan Kitab Suci Katolik.
Jadi, jika Anda Katolik, Anda harus menggunakan Kitab Suci
Katolik dengan stempel imprimatur. Hal ini memastikan Anda
3
belajar dari Kitab Suci yang berisi kitab-kitab yang lengkap.
Kebanyakan Kitab Suci non Katolik tidak memiliki beberapa
kitab yang dikeluarkan dari Kitab Suci sekitar tahun 1500.

PEWAHYUAN
Saya akan mulai dengan memberi Anda sedikit latar belakang
dan menceritakan bagaimana hal ini dimulai dengan saya. Dua
tahun yang lalu, saya pergi menonton bioskop, “The Passion of
the Christ.” Sewaktu saya menonton film ini, sesuatu diwahyukan
pada saya. Saya menggunakan kata “diwahyukan”, karena saya
tidak tahu kata yang lebih baik. Tidak ada sesuatu yang pernah
diwahyukan pada saya sebelumnya. Tidak ada secercah cahaya.
Tidak ada bunyi lonceng. Tetapi dengan tiba-tiba saya
mempunyai pengetahuan yang tidak saya peroleh dari belajar
atau dari seseorang yang mengajari saya. Tetapi saya tahu bahwa
ada beberapa hubungan dari Perjanjian Lama yang terhubung
dengan apa yang saya ketahui dalam Perjanjian Baru. Saya
dibesarkan sebagai seorang Kristen Baptis, dan saya pindah ke
Gereja Katolik ketika saya berusia 21 tahun. Jadi saya punya latar
belakang yang cukup dekat dengan Kitab Suci. Saya sudah
membaca Kitab Suci dari awal hingga akhir beberapa kali, dan
setiap tahun selama masa Prapaskah, saya mencoba membaca
Injil. Tetapi ketika saya diberi petunjuk akan hubungan ini dalam
kitab-kitab di Perjanjian Lama dengan kitab-kitab di Perjanjian
Baru, hal ini mengejutkan saya. Hal ini tidak pernah saya dengar
dalam Misa ataupun dalam gereja Baptis. Saya belum pernah
mendengarnya dari seorang imam atau seorang pengkhotbah.
Jadi, saya mengeluarkan highlighter (stabilo) saya, pensil dan
pena, membuka Kitab Suci dan berkutat dengan kitab Keluaran
4
dan berbagai macam nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama. Saya
membuka-buka Perjanjian Baru dan menandainya, dan ketika
saya sudah cukup menghubungkannya dan saya merasa bahwa
saya tidak dapat lagi mencari lebih banyak lagi sendiri, saya
mulai bertanya-tanya. Hal ini memakan waktu sekitar satu tahun,
dan dari belajar selama berjam-jam saya mengerti bahwa
Ekaristi yang kita rayakan pada setiap Misa sebenarnya adalah
kepanjangan dari pemenuhan perayaan Perjamuan Paskah, dan
bahwa Yesus menggantikan domba kurban yang ada di
Perjanjian Lama. Saya mengira bahwa saya adalah orang
pertama yang membuat hubungan ini. Saya takut setengah mati.
Saya menemui seorang diakon di gereja kami karena hal ini
cukup mengganggu saya, dan saya berpikir, “Apa yang saya
temukan di sini?” Pastinya orang lain yang lebih pintar dari saya
telah mempelajari Kitab Suci dan membuat hubungan ini jauh
sebelum saya. Jadi saya menemui seorang diakon untuk bertanya
apakah saya perlu terus mempelajari apa yang telah saya
pelajari, karena masih ada hal-hal yang terus diwahyukan pada
saya dan terbuka pada saya sepanjang waktu. Saya duduk
bersamanya dan menghabiskan kurang lebih 30 menit berusaha
untuk menjelaskan hal ini padanya. Dia terhenyak dan matanya
membesar, kemudian dia berkata, “Aku tak percaya pada apa
yang kamu tunjukkan pada saya.” Dan saya bertanya, “Apa
pendapatmu tentang hal ini?” Dia berkata, “Aku tak tahu. Aku
belum pernah mendengar sebelumnya. Aku tak tahu apakah
kamu perlu terus mempelajarinya; aku tidak yakin kalau ini
Katolik!” Kemudian dia berkata, “Yah, ini pasti Katolik. Tapi aku
belum pernah mendengar yang seperti ini sebelumnya. Kamu
harus bertemu dengan romo.” Saya pikir, “Ya ampun! Apa yang
sudah aku pelajari? Apa yang aku pahami? Apa aku perlu

5
eksorsis atau apa?” Saya benar-benar gugup. Lalu saya langsung
membuat janji untuk bertemu dengan seorang imam dan
menceritakan informasi yang sama dengan yang sudah saya
ceritakan pada diakon. Dan sementara saya menceritakan berita
yang menggetarkan dunia ini, dia hanya memandangi saya dan
berkata “yeah…yeah…yeah…” Dia tidak bosan dengan cerita
saya, tetapi ketika saya bercerita, saya sadar bahwa informasi ini
bukan hal baru baginya. Akhirnya saya memandanginya dan
berkata, “Romo, Anda sudah tahu tentang hal ini kan?” Dia
berkata, “Benar, mereka mengajarkan hal ini di seminari ketika
kami menjadi imam.” Saya berkata, “Benarkah?” Dia berkata,
“Tapi kita tidak mengenalnya dengan cara yang seperti ini.
Bagaimana kamu mendapatkannya?” Dan saya berkata bahwa
hal ini diwahyukan kepada saya, dan saya sudah mempelajarinya
cukup lama. Saya hanya perlu tahu apakah saya harus terus
mempelajarinya atau tidak. Saya kuatir ini bukan Katolik.” Dia
berkata, “Oh tentu saja ini Katolik. Ini lahirnya Gereja Katolik!”
“Benarkah,” jawab saya. Saya sangat gembira mendengarnya.
Saya tidak memerlukan eksorsisme. Saya menuju ke arah yang
benar. Jadi ini adalah “Lahirnya Gereja,” dia bilang. Inilah
alasannya mengapa Gereja merayakan Ekaristi dengan begitu
hormat dan hati-hati selama lebih dari 2000 tahun. Katekismus
mengatakan bahwa “Ekaristi adalah ‘sumber dan puncak
kehidupan Kristiani.’” (KK 1324) Dan jika Anda
merenungkannya, Gereja Katolik merayakan Komuni Suci di
seluruh dunia, setiap hari dalam lebih dari 3000 bahasa. Jadi
Anda akan bertanya-tanya, “Informasi apa yang mereka miliki
sehingga mereka melakukan hal ini? Mengapa Gereja Katolik
tidak melakukan seperti yang dilakukan oleh denominasi-
denominasi lain dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk

6
homili atau kotbah dan mengurangi waktu Ekaristi?” Nah,
informasi ini akan membantu Anda memahami alasannya.
Setelah saya berbicara dengan pastor paroki saya, saya
memintanya untuk mengajarkan informasi ini karena saya kira
hal ini sangat luar biasa sehingga saya ingin setiap orang
mengetahuinya. Dia memandangi saya dan berkata, “Kamu
benar-benar punya pemahaman yang jernih mengenai hal ini,
lebih baik dari pemahaman saya. Ini teologi yang mendalam.
Kenapa bukan kamu saja yang mengajarkannya?” Saya berkata,
“Apa maksud Anda, ‘aku’ mengajarkannya, Romo? Andalah yang
berdiri di depan Gereja dengan jubah dan semua orang
mendengarkan Anda. Anda punya otoritas; Anda imam. Anda
yang mengajar.” “Tidak,” katanya, “Kau yang mengajar. Saya
mempelajarinya dari sekolah, tetapi ini diberikan kepadamu. Ini
tidak dikaruniakan kepadamu untuk keuntunganmu sendiri,
tetapi untuk kau bagikan kepada orang lain.” Lalu, selama
beberapa bulan kemudian saya diperkenalkan dengan
pengajaran-pengajaran dari dua orang teolog Katolik yang luar
biasa, Dr. Brant Pitre dan Dr. Scott Hahn. CD dan DVD dan buku-
buku mereka memberi saya banyak informasi untuk membantu
saya lebih memahami Kitab Suci. Selanjutnya, saya berbicara
dengan empat orang pastor yang berbeda karena saya ingin tahu
dengan pasti bahwa ketika saya berbicara mengenai hal ini, ini
benar-benar lahirnya Gereja. Ketika saya berbicara dengan
masing-masing pastor, saya mengulangi informasi ini kepada
mereka seperti yang saya ceritakan pada pastor paroki saya.
Masing-masing menanggapi dengan cara yang sama dan berkata
bahwa mereka ingin saya membagikan hal ini kepada orang lain.
Dan saya bertanya kepada mereka, “Dengan otoritas apa saya
mengajarkan hal ini? Anda tahu, Romo, saya cuma salesman

7
mobil, saya pengusaha. Saya hanya seorang awam di Gereja. Saya
seorang suami dan seorang ayah. Saya bukan diakon. Saya
bahkan tidak punya posisi apa-apa di Gereja. Saya bahkan tidak
pernah ikut kelas teologi! Dengan otoritas apa saya harus
menyampaikan pesan ini di Gereja Katolik?” jawab saya. “Saya
sudah sudah menjadi anggota di sini cukup lama dan saya tidak
pernah ingat kalau ada orang yang bisa berdiri di depan dan
mengajarkan segala macam hal.” Setiap pastor mengatakan pada
saya, “Dengan otoritas yang diberikan kepadamu dalam
Sakramen Baptis, kamu punya otoritas untuk melakukannya.”
Dan setiap kali saya berbicara pada seorang pastor, mereka
mengatakan hal yang sama. Jadi saya ingin memberitahu Anda,
dengan otoritas yang diberikan kepada saya melalui Sakramen
Baptis inilah saya maju menyampaikan pesan ini.

Untuk mengucapkan kata, “Yesus telah mati bagiku,” adalah


suatu pernyataan yang penuh kekuatan. Selama pelajaran ini,
saya ingin fokus pada bagaimana Dia mati bagiku. Ketika kita
menyibakkan Rencana Besar Allah, mata Anda akan terbuka dan
Anda akan mulai memahami bahwa bagaimana Dia mati,
sebenarnya membawa kelahiran bagi Gereja Katolik. Informasi
ini sangat penting sehingga semua umat Kristiani harus berjuang
untuk memahaminya karena ini benar-benar cikal-bakal dari
gereja Allah.

ALLAH BERBICARA KEPADA MUSA


Pengajaran ini bermula dengan kisah yang sudah sangat kita
kenal: Musa dan budak-budak di Mesir—dan bangsa Israel
diperbudak di Mesir selama beberapa ratus tahun. Lalu Musa

8
membunuh seorang laki-laki, dan dia melarikan diri dari Mesir
ke padang gurun. Sewaktu dia menyeberangi padang gurun, dia
membangun sebuah keluarga dan mulai menggembalakan
domba. Suatu hari, dia melihat api menyala di gunung. Lalu dia
mendaki gunung dan menjumpai sebuah semak yang terbakar
tetapi tidak dimakan api, dan berakhir dengan percakapan
dengan Allah, Yahwe. Allah memberitahu Musa bahwa Dialah
Allah nenek moyangnya, Allah Abraham, Allah Iskak, dan Allah
Yakub. Ketika dia berbicara kepada Allah, Tuhan berkata, Aku
sudah mendengar seruan budak-budak Israel di Mesir. Dan Allah
berkata bahwa Dia hendak mengutus Musa kembali ke Mesir
untuk membebaskan para budak. Lalu Musa mengatakan pada
Allah bahwa ada banyak dewa-dewa di Mesir. Dan memang ada -
-- ada dewa sungai Nil, ada dewa kesuburan, ada dewa cuaca,
dewa tanaman. Mereka punya banyak dewa palsu di Mesir. Jadi
Musa berkata, bagaimana tentang nama-Nya, Siapakah nama-
Mu? Mereka akan bertanya kepadaku siapakah nama-Mu ketika
aku kembali ke sana dan aku ingin tahu apa yang kukatakan
kepada mereka.

Sekarang Anda melihat pada handout yang sudah Anda cetak.


Lihat di mana kisah ini dimulai, Keluaran 3. Allah menjawab
pertanyaan Musa dan berkata, “Allah menjawab, “AKU
ADALAH AKU.” Kemudian Dia berkata “Beginilah kau katakan
kepada orang Israel itu: AKULAH Aku telah mengutus aku
kepadamu.” (Keluaran 3: 13-14) Sekarang ambil ballpoint Anda,
saya akan meminta Anda untuk melingkari beberapa hal saat
kita membahas hal ini. Lingkarilah, “AKU” karena kita akan
mendengarnya lagi. Jadi Allah memberi tahu Musa untuk pergi
ke Mesir dan untuk membebaskan para budak. Dia kembali
menyeberangi padang gurun dan masuk ke Mesir. Dia
9
menghadap Firaun dan meminta untuk melepaskan budak-
budak itu pergi. Firaun tidak mau mendengarnya. Lalu Allah
mengirimkan sepuluh tulah ke Mesir. Tulah pertama yang
dikirim-Nya, sungai Nil berubah menjadi darah. Nah, tulah ini
mengalahkan dewa sungai Nil. Dan setiap tulah berikutnya
mengalahkan salah satu dewa-dewa palsu Mesir. Setelah tulah ke
sembilan, Firaun tetap tidak mau membebaskan para budak, jadi
Allah mengirim tulah ke sepuluh, Malaikat Maut. Tulah terakhir
ini membunuh semua anak sulung di seluruh tanah itu---bukan
hanya orang Mesir, tetapi termasuk semua orang Israel, ternak
dan binatang, semua anak sulung akan mati. Allah bisa saja
mengatakan pada Musa untuk duduk dan melihat. Aku akan
menyerang anak sulung orang Mesir, dan ketika mereka semua
kehilangan anak sulung, mereka akan tahu bahwa Akulah Tuhan
dan mereka akan melepaskanmu. Tetapi Allah tidak melakukan
hal itu. Dia memberi Musa perintah dan berkata bahwa setiap
anak sulung di tanah itu akan mati. Saya tidak tahu berapa
banyak yang mendengar ini adalah anak sulung di keluarga
Anda, tetapi anak sulung bisa jadi berusia 80 tahun atau seorang
anak kecil. Bisa jadi itu Anda. Jadi setiap anak sulung di tanah itu
ada dalam bahaya.

RITUAL PASKAH DITETAPKAN


Allah memberi perintah kepada Musa bagi orang Israel. Mereka
akan melakukan ritual tertentu, dan Malaikat Maut akan lewat
dan tidak mencelakai mereka. Dia berkata engkau harus
mengambil seekor domba dan “harus jantan berumur satu
tahun dan tidak bercela.” (Keluaran 12: 5) Lingkari “jantan
tidak bercela”. Jadi tidak boleh ada cacatnya. “Kamu boleh
10
ambil domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya
sampai hari yang ke empat belas bulan ini, lalu seluruh
jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya
pada waktu senja.” (Keluaran 12: 5-6) Lingkari juga “senja”.
Beri catatan di sebelahnya bahwa senja adalah jam 3 sore.
Kebanyakan Ahli Kitab Suci setuju bahwa senja adalah jam 3
sore. Kemudian, “dari darahnya haruslah diambil sedikit dan
dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas,
pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Dagingnya
harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang
dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak
beragi beserta sayur pahit.” (Keluaran 12: 8) Lingkari “roti tak
beragi”. “Janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari daging itu
sampai pagi; apa yang tinggal sampai pagi kamu bakarlah
habis dengan api.” (Keluaran 12: 10) Perhatikan bahwa ada
perhatian khusus yang diberikan pada sisa daging. Jika Anda
punya sisa domba, Anda tidak dapat begitu saja membuangnya
atau melemparkannya pada anjing. Jika Anda tidak melakukan
persis seperti yang diperintahkan Allah, Malaikat Maut akan
mendatangi rumah Anda dan membunuh anak sulung Anda.
Sampai pada saat itu mereka mengetahui bahwa mereka akan
keluar dari Mesir, tetapi mereka harus mengurus sisa-sisanya.
Mereka harus membakarnya dengan api jika mereka tidak
menghabiskannya. Tak ada yang dibuang.

Dia juga memberi tahu Musa “Hari ini akan menjadi hari
peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari
raya bagi TUHAN turun temurun. Kamu harus
merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.”
Lingkari “ketetapan untuk selamanya.” “Kamu makanlah roti
tak beragi tujuh hari lamanya.” (Keluaran 12: 14-15) Roti tak
11
beragi tidak mengembang. Tidak ada ragi di dalamnya. Anda
harus punya waktu supaya roti itu mengembang, dan mereka
tidak punya waktu. Mereka akan meninggalkan Mesir dengan
bergegas. Tidak ada waktu untuk menunggu roti itu
mengembang jadi mereka makan roti tak beragi. Mereka masih
makan roti tak beragi sampai hari ini saat perayaan Paskah.
“Kamu makanlah roti tak beragi tujuh hari lamanya. Pada
hari pertamapun, buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab
setiap orang yang makan sesuatu yang beragi, dari hari
pertama sampai hari ketujuh, orang itu harus dilenyapkan
dari antara Israel.” (Keluaran 12: 15) Jadi Dia akan
melenyapkan Anda dari Israel jika Anda tidak mengikuti
perintah mengenai roti tak beragi ini. Konsekuensi ini cukup
serius.

Dia juga mengatakan pada mereka “mengambil seikat hisop


dan mencelupkannya dalam darah,” dari domba yang
disembelih, “yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu
kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua
tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu
rumah sampai pagi. Dan Tuhan akan menjalani Mesir untuk
menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas
dan pada kedua tiang pintu itu, maka Tuhan akan melewati
pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam
rumahmu untuk menulahi. Kamu harus memegang ini
sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi
anak-anakmu.” (Keluaran 12: 22-24) ‘Ambang atas’ adalah
bagian dari pintu dan sisi sekeliling pintu. Dan Anda harus
“mengambil seikat hisop” dan mengecatkan darah pada
ambang atas, dan saya bertanya-tanya, “Mengapa hisop?” Jadi
saya melakukan apa yang umumnya dilakukan oleh Ahli Kitab
12
Suci: saya meng-google-nya (mencari di internet)! Berhasil! Ada
beberapa gambar yang bagus di internet. Saya menemukan
sebuah tanaman yang bernama hisop dan tanaman ini sangat
umum di Mesir, walaupun gambar sekarang ini tidak banyak
menggambarkan apa yang tumbuh 3000 tahun yang lalu. Intinya
adalah mereka tidak dapat menggunakan kain atau tangan
mereka dan mengecatkan darah itu pada tiang pintu. Mereka
harus menggunakan tanaman khusus untuk mengecatkan darah
tersebut, dan jika mereka mengikuti perintah ini, Malaikat Maut
akan melewatinya.

Sedangkan dombanya, “domba itu harus dimakan dalam satu


rumah juga; tidak boleh kau bawa sedikitpun dari daging itu
keluar dari rumah; satu tulangpun tidak boleh kamu
patahkan.” (Keluaran 12: 46) Lingkari, “satu tulangpun tidak
boleh kamu patahkan.” Ketika mereka memilih domba untuk
disembelih, hal itu dilakukan pada jam 12 siang. Imam agung
akan keluar dan memilih domba tak bercela ini. Harus jantan,
berumur satu tahun, dan dia akan menyembelih domba ini. Dia
tidak bisa memukul domba ini dengan pemukul karena dia tidak
diperbolehkan untuk mematahkan tulangnya. Dia tidak bisa
mencekiknya; tidak boleh menjadi kematian yang amat
menyiksa. Mereka membunuh domba itu dengan membuat
sebuah sayatan kecil dan mereka akan mengeluarkan darahnya
dan mengumpulkannya dalam pasu. Kemudian mereka akan
mengambil seikat hisop dan mencipratkan darahnya pada tiang
pintu untuk menandai rumah mereka. Kedengarannya seperti
suatu cara yang aneh bagi Allah untuk mengatakan kepada
orang-orang bahwa Aku akan melewati rumahmu jika engkau
melakukan hal ini. Dia bisa saja memilih ritual-ritual yang
berbeda, tetapi inilah cara yang Dia pilih untuk menyelamatkan
13
anak sulung. Dia mengatakan bahwa hal ini menjadi ketetapan
untuk selamanya bagimu dan bagi keturunanmu. Jadi mereka
mengikuti perintah-perintah ini dan Malaikat Maut menjalani
mereka malam itu dan anak sulung Israel diselamatkan dan anak
sulung Mesir mati.

MANNA
Pada malam itu, Firaun berbicara pada Musa dan berkata untuk
membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Pergi sekarang juga.
Pergi dan beribadahlah kepada Tuhan seperti katamu itu. Pergi,
katanya. Maka mereka pergi. Kitab Suci mengatakan , “kira-kira
enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak
termasuk anak-anak” meninggalkan Mesir. (Keluaran 12: 37)
Ahli Kitab Suci memperkirakan ada kurang lebih satu juta orang
laki-laki, perempuan dan anak-anak yang keluar dari Mesir. Jika
dapat, coba bayangkan suatu kota sebesar Detroit atau San
Antonio. Bayangkan jika massa orang sebesar ini keluar menuju
interstate (jalan raya antar negara bagian) dan mulai berjalan
keluar dari kota. Sungguh sebuah pemandangan! Saya hanya
ingin menekankan kebesaran mujizat ini; satu juta orang begitu
saja keluar memasuki padang gurun.

Secara ajaib, air diberikan kepada mereka untuk minum. Tetapi


mereka lapar dan perlu makanan. Mereka menghadap Musa dan
bertanya kepadanya apakah dia membawa mereka ke padang
gurun untuk mati. Musa berkata tidak dan dia berbicara kepada
Allah dan berkata bahwa mereka memerlukan makanan.
Kemudian ALLAH berkata kepada Musa, “Aku akan
menurunkan dari langit hujan roti bagimu.” (Keluaran 16: 4)

14
Kita semua tahu kisah ini. Kita mengetahuinya ketika kita masih
anak-anak, tetapi sekarang saya ingin Anda menerima kisah ini
dengan mata yang baru. “Aku akan menurunkan dari langit hujan
roti bagimu.” Lingkari kalimat tersebut. Bangsa itu akan keluar
dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk
sehari. (Keluaran 16: 5) Lingkari, “yang perlu untuk sehari.”
“Berilah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya.”
Kedengarannya tidak asing kan? Seharusnya. Allah mengatakan,
“supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut
hukum-Ku atau tidak.” (Keluaran 16: 4) Mereka hanya akan
mengumpulkan yang perlu untuk sehari, artinya Anda tidak akan
mendapat yang perlu untuk dua hari. Maka roti itu rusak. Anda
keluar dan Anda tidak dapat mengumpulkan roti untuk dua atau
tiga hari. Jika Anda melakukannya, roti itu akan berulat dan
membusuk. Anda hanya mengumpulkan apa yang perlu untuk
hari itu. Orang-orang Israel bergantung pada Tuhan setiap hari
untuk memberi mereka makan. Dan perintah diberikan pada
mereka mengenai hari Sabat. Pada hari sebelum Sabat, Anda
dapat mengumpulkan manna dalam porsi ganda karena manna
tidak turun pada hari Sabat dan Anda perlu mengumpulkan porsi
ganda. Tetapi pada hari Sabat manna itu tidak berulat ataupun
membusuk. Dia memberikan perintah ini dan berkata jangan
biarkan seorangpun menyimpannya sampai besok pagi. Persis
seperti yang dikatakanNya tentang domba di Mesir, ketika
mereka selesai makan, mereka tidak membuangnya. Mereka
harus membakarnya atau memakannya. Tidak ada yang
terbuang. “Umat Israel menyebutkan namanya: manna;
warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa
kue madu.” (Keluaran 16: 31) Saya sedikit melakukan penelitian
dan mempelajari sedikit informasi dari Dr. Scott Hahn. Saya

15
meng-Googlenya. Dia adalah seorang profesor Teologi dan Kitab
Suci di Fransiscan University, dan dia adalah salah satu teolog
Katolik yang paling berpengetahuan tentang tema kita. Sebagai
seorang yang berpindah iman ke Katolik, dia mempunyai banyak
informasi yang saya gunakan dalam studi saya. Dia menjelaskan
bahwa dalam bahasa Ibrani, kata “manna” secara harafiah
berarti, “Apa ini?” Yah, mereka memang tidak tahu; roti itu jatuh
dari langit. Kadang membusuk dan kadang tidak membusuk
pada hari tertentu. Allah memberi mereka makan roti dari Surga
dan mereka memberinya nama “manna” – “Apa ini?” Dalam
bahasa Yunani, kata “manna” berarti “Tubuh Tuhan.”

Umat Israel memakan roti ini selama empat puluh tahun sampai
mereka tinggal di tanah Kanaan, yang telah dijanjikan oleh Allah
kepada mereka. Ini suatu mujizat besar. Allah memberi makan
satu juta orang dengan roti dari Surga selama empat puluh
tahun. Selama empat puluh tahun orang-orang ini makan roti
yang diberikan Allah. Saya bertanya-tanya, bagaimana jika kita
mengambil orang dan melihat seberapa lama mereka dapat
hidup dari roti. Jika kita mendudukkan mereka di suatu sudut
dan mulai memberi mereka makan roti dan mengikat mereka
sehingga tidak dapat pergi. Saya ingin tahu seberapa lama orang
itu dapat bertahan hidup hanya dengan roti saja. Jadi saya
melakukan apa yang dilakukan oleh murid yang baik, saya
mencarinya di internet. Percaya atau tidak, saya menemukan
website – saya harap mereka tidak pernah mengujinya pada
orang sungguhan – saya menemukan website yang mengatakan
bahwa seseorang hanya dapat hidup enam atau delapan bulan
jika dia hanya makan roti saja. Roti tidak mengandung vitamin
atau mineral atau asam amino atau protein yang kita perlukan
dalam diet kita untuk tetap hidup. Setelah enam atau delapan
16
bulan, organ-organ akan mati dan jika Anda tidak mati, Anda
akan mengharapkannya. Saya sudah membaca kitab Keluaran,
dan tidak ada satu ayat pun yang menyatakan bahwa umat Israel
menderita kekurangan gizi. Jadi tampaknya manna tersebut
dapat menopang kehidupan; sungguh suatu misteri. Mereka
banyak mengeluh mengenai manna dan banyaknya makan roti
ini sehingga Allah mengirimkan burung puyuh ke dalam kemah
mereka. Semacam hukuman. Bahkan bulu burung puyuh itu
dapat keluar dari hidung mereka. Burung itu terbang masuk ke
dalam kemah mereka ketika matahari hampir terbenam dan hal
ini dilakukan sebagai cara untuk memberi mereka makan daging.
Mereka memang makan burung puyuh, tetapi fokusnya pada
manna. Mereka hidup dari manna ini selama empat puluh tahun
dan satu juta orang memakannya saat roti itu turun dari Surga
setiap hari. Apakah menurut Anda Allah itu punya pilihan menu
yang buruk? Menurut Anda Dia mungkin benar-benar tidak tahu
tubuh kita? Menurut Anda Allah mungkin tidak cukup peduli
pada kita sehingga Dia hanya memberi makan satu juta orang
dengan roti saja? Atau apakah Anda mengira semua ini ada
tujuannya? Ya betul, ada tujuannya! Inilah penggambaran
Kristus! Inilah simbol dari Ekaristi yang kita terima.

JUBAH
Jadi sementara mereka di padang gurun makan manna, Allah
memberi mereka perintah tentang pembuatan jubah imam dan
“inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju
efod, gamis, tunik brokat, serban dan ikat pinggang.
Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi
Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya supaya ia
17
memegang jabatan imam bagi-Ku. Untuk itu haruslah
mereka mengambil emas, kain ungu tua dan kain ungu
muda, kain kirmizi dan lenan halus.” (Keluaran 28: 4-5)
“Haruslah engkau menenun tunik dengan ada brokatnya,
lenan halus. Harun dan anak-anaknya haruslah
memakainya, apabila mereka masuk ke dalam Kemah
Pertemuan atau apabila mereka datang ke mezbah untuk
menyelenggarakan kebaktian di tempat kudus, supaya
mereka jangan membawa kesalahan kepada dirinya, lalu
mati. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya baginya
dan bagi keturunannya.” (Keluaran 28: 39, 43) Jika mereka
tidak mengikuti perintah mengenai jubah yang harus dipakai
ketika menguduskan, konsekuensinya adalah: “mereka
membawa kesalahan kepada dirinya dan mati.” Ini suatu
konsekuensi yang sangat serius. Bahkan sampai hari ini kita
melihat jubah tradisional yang dipakai oleh pastor-pastor
Katolik. Kita juga melihat jubah-jubah khusus yang digunakan
pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Imam-imam
menggunakan warna yang berbeda-beda tergantung dari
kalender liturgi dan juga memiliki pakaian khusus yang ada di
balik jubah tersebut. Banyak tradisi Katolik berasal dari jaman
Yahudi kuno.

PERJAMUAN PASKAH YAHUDI


Bagian berikutnya yang akan kita bahas adalah perjamuan
Paskah Yahudi. Nah, bagian ini tidak dikutip langsung dari Kitab
Suci. Jadi untuk kita memahami apa yang dilakukan Kristus di
Ruang Atas ketika Dia mengadakan Ekaristi, kita perlu pelajaran
singkat mengenai perjamuan Paskah Yahudi. Banyak di antara
18
Anda yang sekarang akan memahami bagaimana Katolisitas
adalah pemenuhan Yudaisme, dan ketika Yesus
menyempurnakan perjamuan Paskah, Dia mengadakan sebuah
perjanjian baru dalam Ekaristi. Jadi perjamuan Paskah ini,
Perayaan Paskah, diadakan dan dilakukan setiap tahun pada hari
ke empat belas bulan Nissan (Bulan pertama dari kalender
Yahudi adalah bulan Nissan, musim semi, di mana ada Paskah)
selama hampir 1300 tahun. Selama perjamuan Paskah Yahudi
(juga disebut Perjamuan Seder) ada satu kewajiban. Saya ulang:
satu kewajiban, untuk meminum empat cawan anggur. Nah
perjamuan ini bisa dibagi menjadi empat bagian utama.

Cawan Pertama – Bagian pertama dari perjamuan Paskah adalah


perayaan pemberkatan dan dalam perayaan pemberkatan
tersebut imam yang memimpin berkata, “Perayaan dimulai.”
Mereka mengucapkan doa-doa dan mereka minum dari cawan
anggur yang pertama.

Cawan Kedua – Kemudian mereka masuk bagian perjamuan yang


kedua. Di sini, orang yang termuda di ruangan tersebut akan
bertanya kepada imam yang memimpin, “Bapa, mengapa malam
ini berbeda dengan malam-malam yang lainnya?” Dan orang
yang bertanggung jawab atas perjamuan tersebut atau imam
akan membaca kitab Keluaran dalam buku Taurat. Ini adalah
cara yang sangat istimewa untuk mengingat keluaran sehingga
generasi selanjutnya tidak akan melupakan bagaimana Yahwe
menyelamatkan bangsa Israel dari ikatan perbudakan. Setelah
mereka membaca dari kitab Keluaran, mereka akan
menyanyikan Little Hallel. Hallel artinya “pujilah.” Ini lagu pujian,
“Haleluya.” Diambil dari Mazmur 113. Kemudian setelah mereka
menyanyikan Little Hallel, mereka akan minum dari cawan
19
anggur yang kedua, dan ini menutup bagian perjamuan yang
kedua.

Cawan Ketiga – Bagian ketiga dari perjamuan tersebut dimulai


saat mereka makan makanan utama. Mereka akan makan
berbagai macam makanan, masing-masing dengan arti
simbolisnya. Mereka makan domba panggang. Menyimbolkan
domba Paskah yang dikurbankan di Mesir. Mereka juga makan
sayur pahit dan bumbu-bumbu. Sayur pahit tersebut akan
mengingatkan mereka akan kepahitan keterikatan, dan
bagaimana pahitnya diperbudak selama bertahun-tahun. Mereka
juga makan sayuran hijau yang dicelup dalam air garam. Rasanya
tidak enak, tetapi garam itu mengingatkan mereka akan air mata
bangsa Israel yang dicurahkan selama 400 tahun perbudakan.
Mereka juga makan sesuatu yang disebut haroseth, yaitu apel
yang dihaluskan dan dimasak dengan anggur dan sedikit kayu
manis dan pala. Menyimbolkan mortar dalam bata yang
digunakan untuk membangun Mesir. Mereka juga makan roti tak
beragi yang disebut matzah, seperti yang mereka makan pada
malam pertama di Mesir. Mereka banyak makan makanan
simbolis dan ketika perjamuan selesai, mereka akan minum dari
cawan anggur yang ketiga. Cawan anggur yang ketiga dianggap
sebagai “Cawan Berkat.” Inilah cawan yang kemudian diubah
oleh Yesus, dan jika Anda ingat pada waktu Misa, Anda mungkin
menyanyikan, “Cawan Berkat yang Kita Berkati.” Inilah asal mula
frasa tersebut. Minum cawan menutup bagian ketiga dari
perjamuan tersebut. Kemudian mereka akan melanjutkan ke
bagian ke empat.

Cawan Keempat – Bagian keempat adalah puncak dari perjamuan


di mana mereka akan menutup dengan beberapa doa lagi, dan
20
kemudian mereka akan menyanyikan “Great Hallel”, dari
Mazmur 114-118. Kemudian mereka akan minum dari cawan
anggur yang ke empat dan imam yang memimpin akan
mengucapkan kata, “TEL TELESTI” yang artinya “SUDAH
SELESAI” atau “SUDAH DIHABISKAN”. Perjamuan ini selesai.
Sampai sekarang orang Yahudi masih merayakan perjamuan
Paskah ini mirip seperti yang mereka lakukan hampir 3300
tahun yang lalu.

Sekarang orang Yahudi merayakan perayaan ini selama kurang


lebih 1300 tahun. Setiap tahun pada hari keempat belas bulan
Nissan, mereka akan merayakan perjamuan Paskah seperti yang
diperintahkan oleh Allah. Kalender Yahudi mempunyai bulan-
bulan yang berbeda dari kalender yang kita gunakan. Bulan
Nissan jatuh sekitar waktu Paskah kita, sekitar bulan April atau
Mei. Jika Anda seorang Yahudi, menurut hukum Yahudi, Anda
harus merayakan perjamuan Paskah. Mereka akan pergi ke
Yerusalem – di situlah terletak Bait Suci – dan akan merayakan
perjamuan Paskah. Perjalanan Yesus ke Yerusalem pada Minggu
Palma yang terkenal adalah perjalanan ke Yerusalem sebelum
Paskah.

Kita akan sedikit lebih cepat di bagian ini. Kita telah mengetahui
dari kitab Keluaran dan jika Anda mengikuti dalam Kitab Suci
Anda, kita akan berada di Perjanjian Lama. Sekarang kita akan
melompatinya sampai ke Perjanjian Baru. Saya melewati
beratus-ratus nubuat mengenai Mesias dan lebih banyak lagi
informasi, tetapi demi waktu kita akan melewatinya dan
langsung menuju Perjanjian Baru. Ada satu nubuatan Perjanjian
Lama yang ingin saya kutip. Yaitu Yeremia 31: 31-33, dan
berbunyi sebagai berikut, “Sesungguhnya, akan datang
21
waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan
mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum
Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan
dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang
tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah
Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun
Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah
firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan
dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman
TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka
dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan
menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
(Yeremia 31: 31-33) Ini adalah suatu prediksi, suatu nubuatan
dari perjanjian baru yang dibuat oleh Allah.

Ketika kita masuk Perjanjian Baru, Yesus lahir. Dan Dia lahir di
sebuah kota yang bernama Betlehem. Kita semua tahu akan hal
ini. Tetapi apakah Anda tahu bahwa dalam bahasa Ibrani, kata
“Betlehem” berarti “Rumah Roti”? Anda mungkin ingin
menuliskannya: “Rumah Roti.” Saya punya seorang teman yang
baru saja mengunjungi kota Betlehem, di daerah Yerusalem. Dia
memberi informasi yang ingin saya masukkan. Pengurbanan
binatang untuk Paskah dan perayaan-perayaan lain pada waktu
itu bertempat di Bait Suci. Ada banyak pengurbanan binatang
yang terjadi. Anda harus sadar ada satu juta orang yang berjalan
keluar Mesir dan mereka membawa semua domba-domba
mereka. Dan mereka harus memiliki domba jantan tak bercela
untuk Paskah dan juga sepasukan penggembala untuk menjaga
domba-domba tersebut. Dan Anda harus benar-benar secara
harafiah memiliki beribu-ribu domba jantan tak bercela sehingga
Anda memiliki segerombolan besar domba untuk diawasi. Dan
22
pengurbanan itu bertempat di Yerusalem di Bait Allah. Jadi ada
sebuah kota didirikan di luar Yerusalem dan di kota itulah
keluarga penggembala dan penggembala itu tinggal ketika
mereka tidak keluar untuk menggembalakan domba. Para
penggembala itu mendirikan suatu kota yang bernama Betlehem.
Dan para penggembala yang diberi penampakan oleh malaikat
Gabriel pada waktu Yesus lahir, bukanlah sembarang
penggembala domba, mereka adalah penggembala yang menjaga
domba-domba kurban Perjanjian Lama. Dan penggembala inilah
yang diberi undangan pribadi untuk datang menyaksikan Domba
Allah yang baru, kurban Perjanjian Baru. Mereka bukan
sembarang penggembala; mereka adalah penggembala yang
bertanggung jawab untuk menjaga kurban perjanjian lama.

MEMBERI MAKAN 5000 ORANG


Yesus tumbuh dan memasuki dunia Pelayanan-Nya. Dia
mengajar dan membuat banyak mujizat. Salah satu mujizat yang
penting dan paling diingat adalah memberi makan 5000 orang.
Alasan mengapa saya mengatakan paling diingat adalah karena
inilah satu-satunya mujizat yang dilakukan oleh Yesus yang
tercantum dalam ke empat Injil. Saya katakan sekali lagi, “Inilah
satu-satunya mujizat yang dibuat Yesus yang ditulis dalam ke
empat Injil.” Beberapa mujizat yang dibuat Yesus hanya ada di
Matius. Beberapa yang lain hanya ada di Yohanes. Beberapa yang
lain lagi ada di dua buku lain dalam Kitab Suci, tetapi tidak di
semua empat Injil. Memberi makan 5000 orang ada dalam
semua empat Injil dan ditulis dengan sangat mirip. Kita akan
mempelajari bagaimana peristiwa ini ditulis. Yesus mengajar
kelompok 5000 orang ini, tidak termasuk perempuan dan anak-
23
anak. Dia ada di lereng gunung berbicara pada kelompok
tersebut, dan mereka lapar. Mereka lapar. Kedengarannya tidak
asing lagi kan? Mereka sudah bersama-sama dengan Dia
sepanjang hari, dan Dia memberitahu murid-murid untuk tidak
membubarkan mereka. Mari kita cari makanan. Dan mereka
bilang mereka tidak punya cukup uang, dan tidak ada tempat
untuk membeli makanan sebanyak itu. Dan Yesus berkata
kepada mereka, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus
memberi mereka makan.” (Matius 14: 16)

“Tetapi mereka berkata kepada-Nya,” dan Anda lihat di Matius


14, “Mereka berkata kepada-Nya “Yang ada pada kami di sini
hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata: “Bawalah
kemari kepada-Ku.” Lalu disuruh-Nya orang banyak itu
duduk di rumput. Dan setelah diambil-Nya lima roti dan dua
ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap berkat,
lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya
kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-
bagikannya kepada orang banyak. Dan mereka semuanya
makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh.”
(Matius 14: 17-20) Sekarang kita semua tahu mujizat ini, tetapi
mari kita lihat dari sudut pandang yang berbeda. Saya ingin Anda
mengambil pensil Anda dan melingkari kata “Mengambil,”
“Memecah,” dan “Memberikan.” Kita akan melihat pola ini ditulis
sedikitnya sepuluh kali. Anda juga akan melihat pencatatan
pengumpulan potongan-potongan sisa. Kita berbicara mengenai
domba yang dimakan di Mesir pada waktu Paskah, malam asal-
usulnya, mereka tidak boleh membuang sisanya. Kita berbicara
mengenai manna yang mereka makan di padang gurun selama
empat puluh tahun. Mereka tidak boleh membuang manna. Tidak
24
ada yang dibuang. Sekarang kita membaca tentang Yesus
memberi makan 5000 orang dan tidak ada yang dibuang. Mereka
menjinjing keranjang-keranjang penuh – dan omong-omong
kedua belas keranjang itu adalah simbolis: tiap keranjang
mewakili suku-suku Israel. Yesus mengambil, memberkati,
memecah dan membagikan. Dikatakan bahwa Dia memproses
roti itu dengan cara yang khusus. Jika Anda merenungkannya,
Yesus memberi makan 5000 orang. Apakah Anda mengira Dia
mungkin punya pilihan menu yang buruk, atau apakah Anda
mengira Dia mungkin tidak tahu mengenai tubuh kita? Atau
Anda mengira Dia memilih untuk memberi makan roti karena
ada tujuan tertentu? Maksud saya, Dia adalah Tuhan. Dia bisa
memberi mereka makan apa saja yang Dia mau. Dia bisa saja
memberi mereka makan buah, sayur, kacang atau daging. Dia
bisa memberi mereka makan apa saja, tetapi Dia tidak memilih
apa saja begitu saja. Dia memilih untuk memberi mereka makan
roti. Allah memilih untuk memberi makan satu juta budak di
padang gurun dengan roti selama empat puluh tahun. Saat itu,
pilihan ini adalah pilihan yang telah dengan hati-hati dipilih, dan
sekarang pilihan itu telah hati-hati dipilih oleh Yesus. Inilah
penggambaran dari Ekaristi, karunia abadi yang Yesus
tinggalkan bari Gereja-Nya. Dan kita akan melihatnya sebentar
lagi.

Matius menuliskannya seperti ini, tetapi mari kita lihat


bagaimana Markus menuliskan memberi makan 5000 orang.
Anda akan menjumpai banyak sekali kemiripan. “Dan setelah Ia
mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke
langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti
itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya
dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua
25
ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. Dan
mereka semuanya makan sampai kenyang.” (Markus 6: 41 -
43) Markus juga menulis bahwa mereka mengumpulkan
potongan-potongan sisanya.

Sekarang mari kita lihat injil Lukas: Mengambil, memberkati,


memecah-mecahkan dan membagikan, dan mengumpulkan dua
belas keranjang. “Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua
ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu
memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang
banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang.
Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa
sebanyak dua belas bakul.” (Lukas 9: 16-17)

St. Yohanes hidup jauh lebih lama dari pada rasul-rasul yang lain.
Dialah rasul yang termuda dan dia hidup sangat lama di penjara.
Dia menyaksikan Kekristenan dibukakan dan melihat banyak
murid yang mati martir. Dia mungkin sebenarnya membaca Injil-
injil sinoptik dan melihat bahwa mereka tidak mencantumkan
tahun terjadinya mujizat ini. Jadi dia sebenarnya memasukkan
tahun dalam Injilnya. Lihat Yohanes dalam handout Anda. “Dan
Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.” (Yohanes 6: 4)
Yohanes mengira bahwa penting bagi kita untuk menyadari
bahwa memberi makan 5000 orang ini terjadi mendekati waktu
Paskah, dan sangat penting bahwa hal ini terjadi saat itu.
Mungkin sekitar satu tahun sebelum Yesus meninggal, Yohanes
menulis, “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur
dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di
situ, demikian juga di buat-Nya dengan ikan-ikan itu,
sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka
26
kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya:
“Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak
ada yang terbuang.” (Yohanes 6: 11-12) Sekali lagi, dia melihat
bahwa tidak ada yang terbuang. Inilah mujizat memberi makan
5000 orang.

MEMBERI MAKAN 4000 ORANG


Ada kisah memberi makan yang lain yang akan kita bahas dalam
Injil Matius dan Markus. Dan memberi makan ini hanya ditulis
dalam kedua Injil ini. Banyak orang tidak menyadari bahwa ada
dua mujizat memberi makan roti. Yesus juga memberi makan
4000 orang. Lagi, Ia berkotbah dan mengajar sekelompok orang,
kali ini ada 4000 orang, dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya
mereka memerlukan makanan. “Kata Yesus kepada mereka:
“Berapa roti ada padamu?” “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada
lagi beberapa ikan kecil.” Lalu Yesus menyuruh orang
banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil
ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-
Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada
orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai
kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-
potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.” (Matius 15: 34-
37) Kali ini ada tujuh bakul sisa, tujuh bakul penuh,
menyimbolkan hari-hari dalam satu minggu. Perhatikan
bagaimana Ia mengambil, memberkati, memecah dan Ia
memberikannya kepada murid-murid-Nya. Dia memproses roti
dengan cara yang sama seperti Ia memberi makan 5000 orang.

27
Mari kita lihat bagaimana Markus menuliskannya. “Lalu Ia
menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia
mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-
Nya untuk dibagi-bagikan, dan mereka memberikannya
kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa
ikan, dan sesudah mengucap berkat atasnya, Ia menyuruh
supaya ikan itu juga dibagi-bagikan. Dan mereka makan
sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan
potongan-potongan roti yang sisa, sebanyak tujuh bakul.”
(Markus 8: 6-8)

ROTI KEHIDUPAN DIUNGKAPKAN


Nah, sampai pada point ini, Yesus memberi makan orang banyak.
Saya beritahu Anda, jaman saat itu adalah jaman yang susah, dan
siapa saja yang memberi makan orang banyak dengan roti dan
ikan, tanpa mereka harus bekerja untuk mendapatkannya, Anda
bisa yakin bahwa dia akan punya banyak teman. Ada banyak
orang yang mengikuti-Nya, hanya mengikuti-Nya kemana-mana.
Jadi Yesus berkata kepada orang banyak itu bahwa mereka
hanyalah mencari makan. Yesus berkata kepada mereka, “Amin,
Amin.” Ketika Yesus memulai kalimat dengan “Amin, Amin,”
taruh dalam ingatan Anda bahwa Dia menggunakan kata yang
biasa kita pakai untuk menutup doa, atau kalimat. Dia
mengucapkannya dengan sangat berbeda. Apa yang saya katakan
ini sangatlah penting. Beberapa terjemahan Kitab Suci mungkin
menulis, ‘Benar, benar,’ atau ‘Sungguh, sungguh.’ Jadi, “Yesus
menjawab mereka dan berkata, “Amin, amin, Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena
28
kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu
telah makan roti itu dan kamu kenyang.” (Yohanes 6: 26) Jadi
Dia menuduh mereka mengikuti Dia karena mereka ingin
kenyang. Dan Dia berkata kepada mereka, “Bekerjalah, bukan
untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk
makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal,
yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah
yang disahkan oleh Bapa Allah, dengan meterai-Nya.”
(Yohanes 6: 27) Yesus benar-benar memberi mereka makanan
ini pada Perjamuan Terakhir, tetapi tidak sekarang. Jadi mereka
berkata kepada Yesus, “Tanda apakah yang Engkau perbuat,
supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?”
(Yohanes 6: 30) Dan mereka juga berkata kepada-Nya, “Nenek
moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti
ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.”
(Yohanes 6: 31) Ketika mereka mengatakan, “Nenek moyang
kami telah makan manna di padang gurun,” kita biasanya tidak
menghubungkan memberi makan 5000 orang dan 4000 orang
dengan roti yang dimakan umat Israel di padang gurun. Tetapi
orang Yahudi yang berbicara kepada Yesus memandangi-Nya
dan berkata Engkau melakukan mujizat roti, Musa juga
melakukan mujizat roti. Kita dapat melihat bahwa orang Yahudi
mengerti apa yang telah terjadi ketika mereka mengatakan,
“Nenek moyang kami makan manna di padang gurun.” (Yohanes
6: 31) Kita dapat melihat bahwa mereka dengan jelas
menghubungkan kedua mujizat roti itu. Lalu mereka menghadap
Yesus dan meminta-Nya untuk melakukan suatu mujizat dan Dia
berkata kepada mereka, “Amin, amin, Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari
sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang

29
benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang
turun dari sorga.” Sekarang garis bawahi, “yang turun dari
sorga” atau lingkarilah. “Karena roti yang dari Allah ialah roti
yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada
dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah
kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka:
“Akulah roti hidup; barang siapa datang kepada-Ku, ia tidak
akan lapar lagi, dan barang siapa percaya kepada-Ku, ia
tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6: 32-35) Jadi Yesus
memberitahukan kepada mereka, “Karena roti yang dari Allah
ialah roti yang turun dari sorga.” Anda mendengar hal ini
mengacu pada ‘manna’? Dia mengatakan manna turun dari
sorga; Akulah roti sejati yang turun dari sorga dan memberi
hidup pada dunia, seperti manna.

Orang-orang Yahudi itu bersungut-sungut tentang Dia karena


Dia berkata Akulah roti yang turun dari sorga, dan mereka
berkata, “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu
bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah
turun dari sorga?” (Yohanes 6: 41-42) – seperti manna? Apa
yang mereka maksudkan adalah kami tidak percaya pada-Mu,
Yesus. Kami kenal siapa ibu-Mu; kami kenal siapa bapa-Mu. Kami
melihat-Mu tumbuh besar. Kami tidak percaya akan apa yang
Engkau katakan pada kami. Lalu Yesus berkata kepada mereka,
“Amin, amin, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di
padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun
dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan
mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau
seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
30
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan
Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yohanes 6: 47-51)

Apa roti itu? Roti itu adalah daging-Nya. Daging-Nya! Yesus


berkata, “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.”
(Yohanes 6: 51) Lalu, “Orang-orang Yahudi itu bertengkar di
antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat
memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka
kata Yesus kepada mereka: “Amin, amin, Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-
Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan
Aku di dalam dia.” (Yohanes 6: 52-56)

Saya kira penting untuk memahami ajaran Mura bertahun-tahun


yang lalu tentang meminum darah. Inilah hukum yang diberikan
Allah kepada Musa: “Setiap orang dari bangsa Israel dan dari
orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang
makan darah apapun juga Aku sendiri akan menentang dia
dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya. Karena
nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah
memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk
mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah
mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa.
Itulah sebabnya Aku berfirman kepada orang Israel:
Seorangpun di antaramu janganlah makan darah. Demikian
31
juga orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu tidak
boleh makan darah.” (Imamat 17: 10-12) Anda menemukannya
di Imamat 17, dan mereka telah melakukannya selama bertahun-
tahun.

Apakah kita diajarkan bahwa kita dapat minum darah


seseorang? Tidak, tentu saja tidak. Bahkan jauh di jaman Musa,
mereka tahu bahwa nyawa itu ada dalam darah. Jadi orang Israel
diajari bahwa tidak baik untuk mencampurkan darah seseorang
atau darah binatang ke dalam tubuh Anda. Sekarang Yesus
memberitahu mereka, jika kita menyatukan diri kita dengan
darah-Nya, kita akan mendapat hidup yang kekal dan Dia akan
membangkitkan kita pada akhir zaman. Tetapi, mereka tidak
menerima Dia sebagai Allah ataupun siapa diriNya yang
sebenarnya. Mereka belum mengerti bahwa mereka sedang
diajari oleh Tuhan sendiri! Yesus, Anak Allah, lebih besar dari
Musa dan dapat memerintahkan mereka untuk meminum darah-
Nya dan memakan daging-Nya. Dia punya otoritas untuk
meminta mereka melakukan hal ini dan Dia dapat mengubah
hukum itu, tetapi mereka belum mengenal-Nya. Orang Yahudi
diajarkan untuk tidak meminum darah manusia atau memakan
daging manusia. Inilah alasannya mengapa orang Yahudi
berpikir, tunggu dulu, kita tidak mau melakukan hal ini. Musa
mengajarkan kita untuk tidak melakukannya. Kemudian Yesus
berkata kepada mereka, “jikalau kamu tidak makan daging
Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu.” (Yohanes 6: 53) Maka
kemudian, “banyak murid-murid Yesus yang berkata:
Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?” (Yohanes 6: 60)

32
“Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-
Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada
mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia
naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang
memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh
dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.”
Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan
siapa yang akan menyerahkan Dia.” (Yohanes 6: 61-64)

Sekarang dengarkan apa yang dikatakan-Nya di sini. Mari kita


gunakan akal sehat. Orang-orang Yahudi bersungut-sungut
tentang Dia, tentang memakan daging-Nya dan meminum darah-
Nya. Dan Dia berkata kepada mereka, “Akulah roti hidup yang
turun dari sorga.” (Yohanes 6: 51) “Apakah perkataan itu
menggoncangkan imanmu?” (Yohanes 6: 61) Dia berkata
apakah imanmu tergoncang karena Aku turun dari sorga. Dia
tahu mereka tidak percaya pada-Nya, maka Dia berkata,
“Bagaimana jika engkau melihat Anak Manusia naik ke
tempat di mana Ia sebelumnya berada?” (Yohanes 6: 62) Apa
yang Dia katakan adalah: engkau tidak percaya Aku turun dari
sorga? Aku akan membuktikannya padamu! Aku akan kembali
naik. Bagaimana jika engkau melihat-Ku kembali naik? Engkau
akan percaya kepada-Ku? Bagaimana jikalau engkau melihat-Ku
naik? Dan apakah Dia naik? YA! Setelah kebangkitan, Ia pergi ke
Betania dan beberapa orang melihat-Nya terangkat ke sorga
dalam awan-awan, dan mereka hanya berdiri di sana menunggu
dan seorang malaikat berkata kepada mereka untuk meneruskan
perjalanan mereka, kembali ke Yerusalem. Dan mereka
menyaksikan peristiwa ini. Saya membayangkan orang-orang
33
yang pada awalnya tidak percaya kepada-Nya, akhirnya mengerti
apa yang Dia maksudkan dan kemudian menerima-Nya. Jadi
Yesus berbicara dengan mereka dan Dia berkata, “Sebab itu
telah Ku-katakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat
datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya. Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia.” (Yohanes
6: 65-66) Sekarang hanya tinggal kedua belas murid mula-mula.
Inilah kelompok murid, sekelompok besar, yang akan keluar dan
menyebarkan ajaran-Nya dan bersaksi kepada orang-orang. Dan
orang-orang ini telah meninggalkan keluarga mereka dan
mengubah hidup mereka untuk mengikuti Yesus. Ketika Dia
mengatakan pada mereka bahwa mereka harus minum darah-
Nya dan makan daging-Nya, mereka kembali ke jalan hidup
mereka yang lama dan tidak lagi mengikuti-Nya. Mereka tidak
mengenali-Nya sebagai Allah. Yesus berkata kepada mereka, hey
teman, tunggu, jangan pergi. Aku hanya menggunakan simbol
saja. Aku hanya mengajarkan sesuatu sebagai metafora saja. Aku
kan guru. Aku punya banyak pemikiran dan ide-ide. Jangan pergi,
jangan lari. Aku akan mengubah cara-Ku menjelaskannya –
TIDAK! Tentu saja Dia tidak mengatakan hal itu. Dia membiarkan
semua orang-orang itu pergi. Dia mengijinkan mereka pergi. Dan
“Yesus berkata kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah
kamu tidak mau pergi juga?” Jawab Simon Petrus kepada-
Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-
Mu itu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah
percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari
Allah.” (Yohanes 6: 67-69) Sekarang Petrus bertanya, “Kepada
siapakah kami akan pergi?” Engkau tahu, kami akan tetap
tinggal, kemana lagi kami harus pergi? Petrus tidak begitu yakin,

34
tetapi dia tetap tinggal karena iman. Dan dia berkata, “Engkau
memiliki perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan
tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Injil Yohanes ditulis dalam bahasa Yunani. Ketika pengarang


menuliskannya – ketika dia berkata engkau harus makan
dagingku – dia menggunakan kata Yunani “trogo”. Dalam bahasa
Yunani, banyak kata yang bisa digunakan untuk ‘makan’. Tetapi,
kata ‘trogo’ yang dipilih; kata ini adalah kata yang sangat khusus
karena tidak dapat diartikan secara simbolis. Ketika kata itu
dipilih – ketika Anda ‘trogo’ sesuatu, Anda benar-benar
menggigit dan mengunyahnya. Definisinya adalah untuk dengan
agresif atau keras-keras mengunyah, menggigit dan mengunyah,
seperti binatang jika sedang makan. Kata ini tidak bisa diartikan
simbolis, dan sang pengarang telah memilih kata ini sehingga
orang-orang yang membacanya kemudian – ini bukan kata yang
halus – kata itu berarti benar-benar mengunyah dan untuk
memakannya. Hal ini sangat penting; kata ini tidak bisa diartikan
secara simbolis.

Saat saya belajar lebih dalam mengenai pengungkapan roti


hidup, seorang saudara saya menyarankan saya untuk
mendengarkan pengajaran Injil Yohanes dari Dr. Brant Pitre. Dia
adalah seorang profesor Kitab Suci dan Teologi di Our Lady of
Holy Cross (Bunda Salib Suci Kita) College di New Orleans,
Louisiana. Saya juga senang dapat keistimewaan untuk dapat
mendengarnya mengajar secara pribadi, dan saya mendorong
Anda untuk mengunjungi websitenya di www.brantpitre.com.
Dia membaktikan banyak waktu dan tenaganya untuk mengajar
dan merekam CD dan DVD yang dapat membantu untuk
memahami Kitab Suci dan ajaran Gereja di dalam rumah Anda
35
pribadi. Pengetahuannya akan agama Yahudi kuno sungguh luar
biasa, dan kemampuannya untuk menyuguhkan teologi Katolik
yang mendalam ke tingkat pemahaman saya sungguh suatu
bantuan yang luar biasa bagi perjalanan iman saya dan
meningkatkan pemahaman saya akan Kitab Suci. Terima kasih
Dr. Pitre.

DATANGNYA WAKTU YESUS


Sekarang Yesus menjelaskan datangnya waktu-Nya, yaitu
kematian-Nya dan pemuliaan-Nya. Ketika dia berbicara kepada
murid-muridnya dan menjelaskan hal ini, jika Anda membaca
Injil Yohanes, Anda akan ingat pernah mendengar, Dia berulang
kali berkata, “Waktu-Ku belum tiba.” Saat perjamuan di Kana,
Dia memberi tahu Maria ibu-Nya, “Mau apakah engkau dari
pada-Ku, ibu? Saatku belum tiba.” (Yohanes 2: 4) Berulang kali
Anda dapat membaca, “Waktu-Ku belum tiba.” Tetapi, pada saat
itu, “Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Telah tiba saat-Nya
Anak Manusia dimuliakan. Amin, amin, Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke
dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia
mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yohanes 12: 23-
24) Sekarang mari kita dengarkan dengan lebih seksama.
Bagaimana seandainya Yesus mengatakan jikalau sebuah apel
tidak jatuh ke tanah dan mati, ia tetap satu buah apel saja? Tetapi
jika jatuh ke tanah dan mati, ia akan menghasilkan buah yang
lebih banyak lagi. Apa buah dari sebuah apel? Tentu saja lebih
banyak apel lagi. Pohon apel menghasilkan banyak apel. Atau
Yesus bisa saja mengatakan jikalau sebuah aprikot tidak jatuh ke
tanah dan mati, maka ia tetap saja satu buah aprikot. Tetapi jika
36
ia mati, ia menghasilkan banyak buah, tentunya lebih banyak
aprikot. Sebaliknya, Ia memilih kata-kata-Nya dengan bijak dan
berkata, “Aku berkata kepadamu, jikalau biji gandum tidak jatuh
ke tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah.” Apa buah dari gandum? Roti.
Buah dari gandum adalah roti!

Yesus dan semua murid-Nya adalah orang Yahudi, jadi mereka


merayakan perjamuan Paskah setiap tahunnya. Ada beberapa
persiapan makanan khusus untuk perayaan ini. Mereka akan
pergi ke Yerusalem pada waktu itu dan merayakan pesta
tersebut. Lukas menulis, “Maka tibalah hari raya Roti Tidak
Beragi, yaitu hari di mana orang harus menyembelih domba
Paskah. Lalu Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes, kata-
Nya: “Pergilah, persiapkanlah perjamuan Paskah bagi kita
supaya kita makan.” Kata mereka kepada-Nya: “Di manakah
Engkau kehendaki kami mempersiapkannya?” Jawab-Nya:
“Apabila kamu masuk ke dalam kota, kamu akan bertemu
dengan seorang laki-laki yang membawa kendi berisi air.
Ikutilah dia ke dalam rumah yang dimasukinya, dan
katakanlah kepada tuan rumah itu: Guru bertanya
kepadamu: di manakah ruangan tempat Aku bersama-sama
dengan murid-murid-Ku akan makan Paskah? Lalu orang itu
akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan atas yang
besar yang sudah lengkap, di situlah kamu harus
mempersiapkannya. Maka berangkatlah mereka dan
mereka mendapati semua seperti yang dikatakan Yesus
kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah.”
(Lukas 22: 7-13)

37
“Seorang laki-laki yang membawa kendi berisi air.” Apa yang
menarik untuk dicatat adalah bahwa membawa kendi adalah
pekerjaan wanita. Pada saat itu, para wanita umumnya mencari
air, tetapi para murid akan pergi ke Yerusalem dan bertemu
dengan seorang laki-laki yang membawa air. Mereka melihat
orang itu, dan mengikutinya, dan mereka menemukan segala
sesuatu yang telah dikatakan oleh Yesus. Di sanalah mereka
mempersiapkan perjamuan Paskah. Artinya, mereka
mempersiapkan domba Paskah, sayuran pahit, sayuran hijau,
matzah, haroseth dan juga empat cawan anggur.

PERJAMUAN MALAM ALLAH


Kita akan memasuki Ruang Atas untuk memulai perjamuan
Paskah tradisional. Yesus akan memulai perjamuan Paskah ini
seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi selama 1300
tahun. Mereka diharapkan akan minum empat cawan anggur,
dan memakan makanan simbolis, dan mereka semua akan
berpartisipasi dalam perjamuan Paskah ini menurut hukum
Yahudi. Tetapi kita akan mengetahui bahwa perjamuan Paskah
ini berbeda.

Dalam Injil Matius dikatakan, “Ketika mereka sedang makan,”


(Matius 26: 26) Timeout. Mari kita lihat, “Ketika mereka sedang
makan…,” Sekarang kita tahu betapa pentingnya menyadari
bahwa orang yang menulis Injil ini adalah orang Yahudi, dan
orang yang membacanya adalah orang Yahudi. Mereka semua
tahu apa itu perjamuan Paskah. Jadi, diawali dengan , “Ketika
mereka sedang makan.” Jadi sekarang kita tahu bahwa mereka
telah mengadakan perayaan berkat, karena mereka tidak makan

38
pada bagian pertama perjamuan ini. Mereka sudah membacakan
kisah narasi dan menyanyikan Little Hallel, karena itulah bagian
kedua dari perjamuan Paskah. Mereka belum meminum dari
cawan anggur yang ketiga, karena hal itu tidak terjadi sampai
setelah perjamuan bagian ketiga. Jadi kita tahu berdasarkan
struktur Paskah yang ada dalam handout kita, bahwa kita berada
di antara cawan kedua dan ketiga dari perjamuan Paskah Yahudi.
Semua orang Yahudi mengetahui hal ini. Kita tidak tahu karena
kita adalah orang Kafir dan kita hidup 2000 tahun kemudian. Hal
ini tidak kita sadari sampai kita mempelajarinya.

Matius menulis, “Ketika mereka sedang makan, Yesus


mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya
lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata:
“Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” (Matius 26: 26) Dia
mengatakan Dia akan memberikan tubuh-Nya kepada mereka.
“Ambillah dan makanlah; inilah tubuh-Ku.” Lingkarilah “inilah
tubuh-Ku.” “Sesudah itu Ia mengambil cawan; mengucap
syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:
“Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-
Ku, darah perjanjian.” Lingkari “inilah darah-Ku.” “Karena
inilah darah perjanjian yang akan ditumpahkan bagi banyak
orang…” (Matius 26: 27-28) Ditulis di situ, “Akan ditumpahkan,”
Ok, kita berbicara mengenai masa depan (futuris), ini kejadian
yang akan terjadi, “Yang akan ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa. Aku berkata kepadamu,
mulai dari sekarang…” Sekarang dengarkan ini, dikatakan, “Dia
mengambil cawan.” Mereka sudah meminum dua cawan yang
pertama. Dia mengambil cawan dan berkata minumlah, kamu
semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku. Cawan perjamuan
Paskah apa yang sedang mereka pakai untuk minum? Cawan
39
ketiga. Kita tahu ini cawan ketiga, karena kita baru saja belajar
mengenai struktur perjamuan Paskah. Mereka minum cawan
yang ketiga dan Dia mengatakan sesuatu kepada mereka yang
benar-benar aneh. Dia berkata kepada mereka, “Aku berkata
kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi
hasil pokok anggur ini…” artinya cawan yang keempat,
“…sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru,
bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.”
“Kemudian, sesudah menyanyikan nyanyian pujian,” yaitu
Great Hallel, “mereka pergi ke Bukit Zaitun.” (Matius 26: 29-
30) Kita tahu bahwa nyanyian pujian itu adalah Great Hallel.

Nah ada sesuatu yang salah di sini. Kita tidak menyadarinya


karena kita Kafir. Orang Yahudi tahu apa yang telah terjadi.
Yesus tidak menutup perjamuan itu. Dia tidak minum dari cawan
yang keempat. Perjamuan Paskah belum selesai. Kejadian ini
akan seperti seorang imam Katolik yang melewati bagian utama
dari Misa. Apakah Anda pernah menghadiri Misa dimana sang
imam tidak memberikan berkat penutup? Sepertinya sama
dengan Misa Katolik, yang mana setelah Komuni, sang imam
mengatakan: sebelum kita menutup Misa, dan sebelum saya
memberi berkat penutup, mari kita semua berjalan ke tempat
fitness. Mereka punya altar St. Yusuf yang unik. Kita akan
memberkatinya dan menutup Misa di sana. Dan semua umat
akan bangkit berdiri dan berjalan menuju tempat fitness.
Sementara mereka berjalan, apakah Misa itu masih berlangsung?
Tentu saja. Misa berakhir ketika imam sudah memberikan berkat
penutup, jika tidak, Misa itu masih berlangsung. Jadi perjamuan
Paskah ini belum berakhir. Yesus akan segera minum dari cawan
ke empat ini tetapi tidak sekarang. Saya akan menunjukkannya
nanti kapan dan di mana Ia minum cawan itu dan bagaimana Ia
40
menutup perjamuan Paskah ini. Sekarang perhatikan teks
tersebut, “Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil
roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu
memberikannya …” (Matius 26: 26) Wow! Lihat itu! Dia
mengambil, Dia memberkati, Dia memecah-mecahkan, dan
memberikan. Matius mengatakan bahwa Yesus memproses roti
itu dengan cara yang sama saat Dia memberi makan 5000 orang,
saat Dia memberi makan 4000 orang, dan sekarang Dia
memproses roti di Ruang Atas dengan cara yang sama.

Markus menulis peristiwa itu dengan cara yang sama, “Dan


ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus
mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya
lalu memberikannya kepada mereka dan berkata:
“Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil
cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada
mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan
Ia berkata kepada mereka: “Inilah darah-Ku, darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Amin, Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum
lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya,
yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah.” Sesudah mereka
menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit
Zaitun.” (Markus 14: 22-26) Perhatikan, Markus menulis:
“mengambil,” “mengucap berkat,” “memecah-mecahkan,” dan
“memberikan.”

Mari kita lihat Lukas. Lukas menulis, “Kemudian Ia mengambil


sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: “Ambillah ini
dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada
kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi
41
hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.”
(Lukas 22: 17-18) Kapan Dia akan meminumnya? Dia menunggu
untuk meminumnya dalam Kerajaan Allah. Kita akan melihat
Kerajaan itu bermula dalam beberapa menit lagi.

Ketiga Injil Sinoptik menulis: Dia mengambil, Dia mengucap


berkat, Dia memecah-mecahkan dan Dia memberikan. Kemudian
mereka menyanyikan nyanyian pujian dan mereka pergi ke Bukit
Zaitun. Mereka langsung pergi ke Bukit Zaitun. Kisah ini tidak
berada dalam beberapa halaman kemudian di Kitab Suci; tidak
beberapa hari kemudian. Mereka langsung – malam itu juga –
pergi ke Bukit Zaitun. Mereka pergi ke taman. Mengapa mereka
pergi ke taman? Karena kejatuhan manusia bermula di sebuah
taman. Yesus pergi ke Taman Getsemani supaya penebusan
manusia dapat dimulai.

TAMAN GETSEMANI
Matius menulis, “Maka sampailah Yesus bersama-sama
murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama
Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya:
“Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk
berdoa.” Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus
beserta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu
kata-Nya kepada mereka: “Hatiku sangat sedih, seperti mau
mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan
Aku.” Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya:
“Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Ku-

42
kehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”
(Matius 26: 36-39)

Saya sudah mendengarnya berulang kali dalam hidup saya. Saya


tidak tahu apa yang Dia doakan. Dia punya cawan lain untuk
diminum. Dia tahu apa yang akan terjadi, tetapi sangat berat
untuk meminum cawan ini. Dia berkata seandainya bisa terjadi
dengan cara lain, Bapa, janganlah seperti yang Ku-kehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki, tetapi seandainya
bisa terjadi dengan cara lain, saya jadi tertarik. Biarlah cawan ini
lalu daripada-Ku. Dan Dia mendoakan hal yang sama tiga kali:
biarlah cawan ini berlalu.

Matius, Markus dan Lukas semua menulis peristiwa yang terjadi


di taman itu. Matius menulis bahwa Yesus berdoa. “Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-
Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan
seperti yang Engkau kehendaki.” Setelah itu Ia kembali
kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang
tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu
sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah
dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan, roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Lalu
Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya
Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali
apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” Dan
ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur,
sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di
situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan
mengucapkan doa yang itu juga.” (Matius 26: 39-44)

43
Markus dan Lukas menulis peristiwa yang sangat mirip. Kembali
lagi Dia mengucapkan doa yang sama. Dan kemudian di Lukas
ditulis: “Ia sangat ketakukan dan makin bersungguh-
sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah
yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22: 44) “Ambillah cawan
ini dari pada-Ku…” (Markus 14: 36) Yesus tahu bahwa inilah
kehendak Bapa-Nya.

YESUS DITANGKAP
Cawan itu tidak akan berlalu. Jadi Dia membiarkan dirinya untuk
ditangkap. Lihat pada handout Anda, “Yesus ditangkap.” Saya
kira seharusnya tertulis “Yesus Membiarkan Dirinya Ditangkap.”
Ada beberapa tulisan dalam Injil Matius, Markus dan Lukas
tentang penangkapan Yesus, tetapi saya menemukan bahwa
tulisan Yohanes tentang penangkapan ini sangat menarik.
Berulang-ulang sebelumnya ketika Yesus sedang berkotbah dan
mengajar, mereka mengikuti Yesus dan berusaha untuk
menangkap-Nya, dan Dia hanya berjalan begitu saja melalui
kerumunan itu, langsung dari tengah-tengah kerumunan mereka.
Mereka tidak dapat menangkap-Nya. Dia dapat lolos kapanpun
Dia mau; Dia Allah.

Kali ini Yudas membawa segerombolan pasukan dan penjaga


dari imam kepala dan orang-orang Farisi, dan mereka pergi ke
sana dengan lentera dan obor dan senjata, menunjukkan bahwa
saat itu malam hari. Dan Yesus tahu bahwa hal ini akan terjadi
pada diri-Nya. Kali ini Dia bahkan tidak menolak. Saya kira saya
sudah banyak menonton film-film tentang polisi. Saya melihat
penangkapan-penangkapan di mana para polisi mengejar

44
penjahat yang sedang mengendarai mobil. Mereka berkejaran
melintasi kota itu dan akhirnya mobil rusak, dan penjahat itu
keluar dan lari. Mereka mengejarnya, dan akhirnya mereka
berhasil menangkapnya dan memborgolnya. Ada banyak
teriakan dan omelan-omelan. Penangkapan ini adalah suatu
adegan yang buruk. Dan saya melihat penangkapan Yesus ini
benar-benar berbeda.

Mereka menjumpai Yesus dan Dia bahkan tidak melarikan diri


dari mereka. Dia keluar menemui mereka dan berkata,
“Siapakah yang kamu cari?” Dan “Jawab mereka: “Yesus dari
Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Lingkari,
“AKU”, di sini. Yesus sedang mengatakan AKULAH Allah. Ini
kalimat lengkap. Anda masih ingat kapan kita melingkarinya?
Kata pertama yang kita lingkari adalah Musa ketika dia berada di
semak terbakar berbicara dengan Allah. Yahwe menamakan diri-
Nya sendiri sebagai “AKU”? Yesus menggunakan “AKU” yang
sama di sini untuk mengenalkan diri-Nya kepada orang-orang
yang menangkap-Nya. Selanjutnya “Yudas yang mengkhianati
Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia
berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” mundurlah mereka
dan jatuh ke tanah.” (Yohanes 18: 4-6) Mereka bahkan tidak
dapat berdiri ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai
Allah. Tetapi Dia tidak berusaha untuk lari.

Maka Ia bertanya pula: “Siapakah yang kamu cari?” Kata


mereka: “Yesus dari Nazaret.” Jawab Yesus: “Telah
Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari,
biarkanlah mereka ini pergi.” Demikianlah hendaknya
supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari
mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak
45
seorangpun yang Kubiarkan binasa.” Lalu Simon Petrus,
yang membawa pedang, menghunus pedang itu,
menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan
memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.
Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu;
bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa
kepada-Ku?” (Yohanes 18: 7-11) Lingkari, “minum cawan.” Dia
tahu Dia punya cawan lain yang harus diminum. Dia tahu sudah
tiba saatnya. Kemudian Yesus berkata kepada Petrus sarungkan
pedangmu itu. Engkau tidak akan bisa memenangkan
pertarungan ini. Tidak malam ini. Kita tidak akan bertarung. Dia
membiarkan diri-Nya untuk ditangkap. Yesus ditangkap dan
dibawa ke Pilatus. Mereka mengadakan sidang-sidang palsu, dan
Yesus pada akhirnya dihukum mati.

YESUS DIHUKUM MATI


Dalam Injil Yohanes ditulis, “Hari itu ialah hari persiapan
Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-
orang Yahudi itu: “Inilah rajamu!” (Yohanes 19: 14) Yesus
dihukum mati pada tengah hari. Jam berapa domba-domba itu
dipilih untuk disembelih oleh imam-imam besar? Tengah hari.
Pilatus berkata, “Inilah rajamu.” Sekarang domba telah dipilih
untuk disembelih – mereka dinyatakan tak bercela. Inilah tugas
imam untuk memilih domba tak bercela. Nah Yesus adalah
domba tak bercela dari Paskah ini. Siapa yang menentukan Yesus
itu adalah domba yang baru dan tak bercela? Tidak lain dari
Ponsius Pilatus itu sendiri. Tertulis dalam Injil Lukas, “Kata
Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang
banyak itu: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada
46
orang ini.” (Lukas 23: 4) Pilatus menyatakan sebanyak tiga kali
bahwa laki-laki ini tidak bersalah. Lukas juga menulis bahwa
“Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia
memuliakan Allah, katanya: “Sungguh orang ini adalah
orang benar.” (Lukas 23: 47)

YESUS MENOLAK ANGGUR


Kemudian Yesus disiksa dan disesah sampai tak dikenali lagi,
dan Dia dipaksa untuk membawa salibNya ke atas bukit Golgota.
Saat Dia memanggul salibNya ke atas bukit ke tempat Tengkorak,
pasukan itu memberi-Nya anggur yang bercampur mur.
Sekarang Dia sedang memanggul salibNya. Dia belum di atas
salib; Dia sedang membawa salib-Nya. Dia berhenti, dan Dia
terjatuh. Di sinilah mereka mendatangi-Nya dan seseorang
memberi-Nya “anggur bercampur mur.” (Markus 15: 23) Tetapi
tertulis di sini bahwa Dia tidak meminumnya. Dia berkata
kepada mereka Dia tidak akan minum lagi hasil dari pokok
anggur sampai Dia meminumnya dalam Kerajaan Allah. Jika
seseorang menulis bahwa orang itu tidak minum sesuatu, artinya
ini penting. Di sini tertulis dan kita membacanya 2000 tahun
kemudian bahwa Dia tidak meminum anggur ini. Benar, ini
penting. Karena ketika Dia akhirnya meminum anggur di atas
salib, di sinilah pentingnya itu lebih ditekankan lagi.

PENYALIBAN
Dari sini, saya akan lebih banyak mengutip dari Injil Yohanes.
Alasan saya mengikuti Injil ini lebih dekat adalah karena para
ahli Kitab Suci akan memberi tahu Anda bahwa Yohanes berada
47
di kaki salib. Dia menulis sebagai saksi, bahwa hanya Maria, ibu
Yesus, Yohanes, murid yang dikasihi Yesus, Maria dari Kleofas
dan Maria Magdalena, yang berada di kaki salib. Murid-murid
yang lain berserakan; mereka ketakutan. Mereka mungkin
menyaksikan dari jauh. Kita semua tahu apa yang dilakukan
Petrus sekitar waktu itu. Dia sangat sedih. Dia baru saja
menyangkal Yesus. Murid-murid yang lain tidak berada di kaki
salib, tetapi Yohanes berada di kaki salib. Jadi Yohanes
menuliskan kata-kata yang diucapkan Yesus dengan lebih detil.
Matius, Markus dan Lukas juga menulisnya, tetapi mungkin
pengarangnya tidak hadir bersama Yesus di salib. Mereka
mungkin mendapat informasi dari kesaksian orang lain. Saya
tidak mengatakan bahwa apa yang mereka tulis itu salah, tetapi
apa yang diucapkan Yesus di salib lebih detil ditemukan dalam
Injil Yohanes, yang lain tidak begitu detil.

St. Yohanes menulis, “Sesudah prajurit-prajurit itu


menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaiannya lalu
membaginya menjadi empat bagian untuk tiap-tiap prajurit
satu bagian – dan jubahNya juga mereka ambil. Jubah itu
tidak terjahit dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain:
“Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong
tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan
siapa yang mendapatkannya.” Demikianlah hendaknya
supaya genaplah yang ada tertulis di dalam Kitab Suci (yang
berbunyi): Mereka membagi-bagi pakaianKu di antara
mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.”
(Yohanes 19: 23-24) Apa yang dipakai Yesus? Yohanes
menjabarkan pakaian itu. Dia sedang memakai pakaian imam.
Jubah. Dia mengenakan pakaian yang harus dipakai Imam Besar
48
saat mempersembahkan hewan kurban untuk pemulihan dosa.
Yesus bukan saja domba tak bercela dari kurban ini, tetapi Dia
juga imam besar atas kurban ini. “Sesudah itu, karena Yesus
tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia –
supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci…”
(Yohanes 19: 28) Kita akan mendengarnya tiga kali.
Dengarkanlah. Hal ini artinya tidak terjadi tanpa sengaja. Hal ini
terjadi “supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci,
Yesus berkata, “Aku haus!” Di situ ada suatu bekas penuh
anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang,
yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang
hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus
meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.”
Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-
Nya.” (Yohanes 19: 28-30) Yesus berkata, “Aku haus.” Sekarang
renungkanlah, kedua tangan-Nya terpaku dan kedua kaki-Nya
juga terpaku. Dan Dia bertahan di atas duri yang menembus
kaki-Nya. Dia menyangga diri-Nya, persis sebelum Dia mati, Dia
berkata, “Aku haus.” Apakah ini hanya kebetulan? Tidak. Ada
anggur di dekat situ. Mereka mengambil anggur
mencelupkannya pada bunga karang, dan mencucukkannya pada
sebatang hisop. Ingat batang hisop dari kitab Keluaran? Dan
sekarang Yesus mencicipi anggur itu. Ditulis bahwa Dia
meminum anggur itu. Dalam perjalanan ke Golgota, Dia tidak
minum anggur. Dia berkata Dia tidak akan meminumnya sampai
Ia minum yang baru dalam Kerajaan Allah. Sekarang Dia
meminum anggur itu. Dia mengucapkan kata, “Tel telesti”. Dia
mengucapkan kata-kata, “Sudah selesai.” Dia menutup
perjamuan Paskah yang masih terbuka. Peristiwa ini sama
dengan peristiwa yang saya beri contoh sebelumnya di mana

49
imam Katolik menutup Misa setelah Dia memberkati Altar St.
Yusuf. Yesus meminum cawan anggur yang ke empat dan
menutup perjamuan Paskah. Perjamuan itu sudah lengkap. Tidak
hanya dilengkapi saat itu saja; digenapi. Perjamuan itu digenapi.
Sudah selesai, dan sekarang kita mulai “perjanjian baru,” (1
Korintus 11: 25) dengan Domba Allah sebagai kurban yang
sempurna.

Kita mengatakan bahwa Yesus tidak hanya sebagai imam yang


memimpin tetapi sekaligus menjadi domba Paskah yang tak
bercela. Dan domba itu tidak boleh ada cacatnya. Lalu hari
berikutnya adalah hari Sabat, dan sudah menjadi hukum Yahudi
bahwa tidak diperbolehkan membiarkan orang tersalib pada hari
Sabat. Ketika mereka memaku seseorang pada salib, mereka
dapat tetap hidup selama beberapa hari. Ketika Yesus dan kedua
pencuri itu digantung di salib, mereka ingin mempercepat
kematian mereka sehingga mereka tidak tergantung pada hari
Sabat. Prajurit mengambil palu atau suatu alat, dan mereka akan
mematahkan kaki orang yang tersalib sehingga mereka tidak
dapat menyangga dirinya. Dan paru-paru mereka akan segera
penuh dengan air dan orang itu akan tenggelam dalam cairan
tubuhnya sendiri. Mereka melakukannya pada kedua pencuri
yang disalibkan di sebelah Yesus. Sekarang saya akan membaca
dari Injil Yohanes: “Maka datanglah prajurit-prajurit lalu
mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang
lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi
ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia
telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,” (Yohanes
19: 32-33) Lingkari, “Mereka tidak mematahkan kaki-Nya.” Tak
bercela. “Tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam
lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar
50
darah dan air.” (Yohanes 19: 34) Lingkari, “Darah dan air
mengalir keluar.” Yohanes berbicara di sini; dia adalah saksi
mata. Dia berkata, “Dan orang yang melihat hal itu sendiri
yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar,
dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu
juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang
tertulis dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan
dipatahkan.” (Yohanes 19: 35-36) Lihat di mana kita
melingkarinya, “Mereka tidak mematahkan tulang-Nya”? Apa
yang terjadi jika Yesus menderita patah tulang? Dia bukan
kurban yang berharga. Sebaliknya sebilah tombak menusuk
lambung-Nya, dan “segera mengalir keluar darah dan air.” Jika
Anda masih ingat, mereka juga menusukkan tombak ke domba di
Mesir, dan darah dan air mengalir keluar. Darah ini dicipratkan
pada tiang pintu di jalan masuk rumah Anda sehingga Malaikat
Maut akan melewatinya. Darah Yesus melambangkan darah
Ekaristi, dan air itu mewakili air Baptis. Saya menemukan
informasi ini dalam catatan kaki New American Bible.

Kekaisaran Romawi telah menyalibkan beribu-ribu orang


sepanjang waktu itu. Sebuah cara yang mengerikan
menggunakan rasa takut untuk mengendalikan penduduk.
Pemerintah Romawi mencatat telah menyalibkan sepuluh ribu
orang selama masa kekuasaannya. Sungguh suatu jaman yang
mengerikan untuk hidup di dalamnya. Tentu saja sampai pada
titik ini, inilah salah satu saat tergelap sepanjang sejarah
manusia, dan Allah memilih saat gelap ini untuk membawa
penebusan pada dunia.

51
YESUS MATI DI SALIB
Yesus mati di salib. Ingatlah bahwa Dia mati di salib saat semua
bangsa Yahudi merayakan Paskah. Beberapa Injil menunjukkan
pada kita bahwa Yesus mati pada jam 03:00 sore hari. Senja.
Lihat dalam Lukas, “Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua
belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai
jam tiga.” (Lukas 23: 44) Dalam Markus dikatakan: “Dan pada
jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: “Eloi, Eloi,
lama sabakhtani?”, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa
Engkau meninggalkan (forsaken) Aku?” (Markus 15: 34) Lihat
waktu hari itu. Pukul 03:00. Waktu yang sama saat domba
disembelih saat persembahan kurban Paskah. Hal ini sangat
penting.

YOHANES PEMBAPTIS MENGENALI


YESUS
Kita mengatakan bahwa Yesus adalah Domba tak bercela dalam
kurban ini. Dari mana kita tahu? Yohanes Pembaptis
mengenalkan Yesus kepada kita. Ingat Yohanes Pembaptis? Dia
adalah sepupu Yesus yang berkata, “Akulah suara orang yang
berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan!”
(Yohanes 1: 23) Bagaimana Yohanes Pembaptis membuat jalan
yang lurus bagi Allah? Salah satunya adalah dengan mengenali-
Nya sebagai Domba. Dikatakan, “Pada keesokan harinya,”
Yohanes Pembaptis, “melihat Yesus datang kepadanya dan ia
berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa
dunia.” (Yohanes 1: 29) Kata “Lihatlah” berarti, “Lihat!” “Lihat.”
“Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia.” “Pada
52
keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua
orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia
berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” (Yohanes 1: 35-36)

Ini bukan sembarang domba yang akan dikurbankan dan


darahnya dipercikkan pada altar untuk menebus dosa seorang
manusia; inilah Anak Domba Allah. Domba ini dikurbankan
untuk menebus dosa seluruh dunia. Dalam 1 Petrus, dia menulis
bahwa Yesus adalah domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
“Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa
memandang muka menghakimi semua orang menurut
perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam
ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. Sebab
kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu
yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak
bernoda dan tak bercacat.” (1 Petrus 1: 17-19)

MAZMUR 22
Pada pukul 03:00 Yesus berseru dengan suara nyaring, “Eloi,
Eloi, lama sabakhtani?” yang artinya, “Allahku, Allahku, mengapa
Engkau meninggalkan aku?” kata-kata itu, karena ketidak tahuan
saya, sepanjang hidup saya, saya tidak mengerti artinya.
Seseorang pernah memberi tahu saya bahwa sisi manusiawi
Yesus sedang berteriak, dan mereka tidak benar-benar memiliki
penjelasan yang baik mengenai hal ini. Saya sangat bingung. Saya
ingin membaginya dengan Anda karena hal ini membantu untuk

53
menjelaskan beberapa hal bagi saya. Saya juga menemukan kata
ini diacu dalam catatan kaki Kitab Suci saya. Kata ini mengacu ke
belakang ke Mazmur 22. Hal ini menjelaskan mengapa Yesus
berseru, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?”
Kita perlu memahami bahwa Yesus sedang menunjuk pada
bagian Mazmur. Kita menyebutnya Mazmur 22. Mereka dulu
belum memberi nomor, tetapi orang Yahudi tahu banyak bagian
Mazmur. Mereka diajari Mazmur. Mereka tahu Mazmur unik ini
bersama-sama dengan Mazmur-mazmur yang lainnya. Anda
hafal suatu Mazmur di luar ingatan? Ketika saya masih kecil saya
diajari, “Allah adalah gembalaku, aku tak akan berkekurangan.”
Ya saya ingat yang satu ini, tetapi ada banyak Mazmur yang
dipelajari orang. Waktu itu mereka tidak punya kertas dan pensil
sehingga mereka dapat menuliskannya dan menghafalnya.
Mereka diajari secara lisan. Mazmur-mazmur ini ditulis beratus-
ratus tahun sebelum Kristus. Satu Mazmur, Mazmur 22, ditulis
oleh Daud. Dan judul dari Mazmur ini adalah, “Doa untuk Orang
yang Tak Bersalah.” Mazmur ini bermula dengan, “Allahku,
Allahku, mengapa Kautinggalkan (abandon) aku?” (Mazmur
22) Kata abandon dan forsaken berasal dari kata yang sama dan
diterjemahkan dari sumber asli yang sama. “Allahku, Allahku,
mengapa Kautinggalkan aku?” Inilah permulaan Mazmur 22.
Saya tidak akan membaca seluruh Mazmur itu; saya ingin Anda
melakukannya sendiri. Buatlah catatan khusus di sini supaya
kita ingat saat kembali, buka-buka Kitab Suci Anda, temukan
Mazmur 22, dan bacalah, karena Yesus menunjuk pada Mazmur
ini. Mazmur diawali dengan seruan desolasi (kesedihan), dan
ketika Anda membacanya, Anda akan mengerti bahwa Mazmur
ini memberi gambaran yang akurat mengenai penyaliban. Di situ
tertulis hal-hal seperti, “Segala tulangku dapat kuhitung.”

54
(Mazmur 21: 17-18) “Mereka membagi-bagi pakaianku di
antara mereka; dan mereka membuang undi atas jubahku.”
(Mazmur 22: 19) “Segerombolan penjahat mengepung aku.”
(Mazmur 22:17) Terus masuk ke penjelasan mengenai
penyaliban, dan berakhir dengan kata-kata pembebasan
mengenai Mesias dibawa ke akhir dunia, kepada orang-orang
yang belum dilahirkan dan kepada keturunan yang akan lahir
nanti. Apa yang Yesus katakan? Dia mengatakan bahwa Mazmur
ini, nubuatan ini, telah digenapi. Yesus tidak perlu
menyelesaikan seluruh Mazmur. Orang-orang Yahudi yang
mendengarnya telah diajarkan banyak Mazmur, dan yang satu ini
mereka pasti cukup mengenalnya. Jadi ketika Yesus mulai
mengucapkan kalimat-kalimat Mazmur ini, mereka langsung
tahu apa yang Dia maksudkan. Saya ingin meminjam sebuah
contoh yang digunakan oleh Dr.Scott Hahn untuk lebih
memperdalam point ini. Saya tidak dapat membayangkan
menjelaskan hal ini dengan cara yang lebih gamblang.
Bagaimana jika saat ini sekelompok teroris Anti-Amerika
memasuki ruangan ini, dan mereka mendudukkan saya di sudut,
dan mereka menginginkan saya untuk mengkhianati patriotisme
Amerika saya? Dan saya tidak mau mengkhianati patriotisme ini
sehingga mereka memukul dan menyiksa saya. Mereka
menegakkan duduk saya dan mereka berkata ok, kita akan
membuat siaran langsung televisi. Kami akan memberimu
sebuah mikrophone. Kami akan memintamu untuk mengatakan
pesan-pesan terakhirmu. Jika engkau tidak mengatakan apa yang
kami ingin kau katakan, engkau akan mati. Saya menegakkan
kepala memegang mikrophone, dan kamera menyala dan teroris
ini bertanya apakah ada pesan terakhir? Saya menjawab, “Aku
bersumpah setia pada benderaku.” Apakah aku perlu

55
menyelesaikan Sumpahku? Tidak. Setiap orang Amerika yang
menyaksikan sudah tahu Sumpah itu, dan mereka tahu kata demi
kata dari Sumpah itu. Saya tidak perlu menyelesaikannya. Nah
orang-orang Yahudi yang berdiri di sekeliling salib – mereka
tahu Mazmur ini. Ketika Yesus berkata, “Allahku, Allahku,
mengapa Engkau meninggalkan aku?” Mereka berkata, (dengan
terkesima) nubuat itu sudah digenapi. Mereka telah
menunggunya. Mereka sudah tahu. Mereka menunggunya, dan
mengenalinya.

KUBURAN-KUBURAN TERBUKA
Ketika Yesus mati, kuburan-kuburan terbuka. Dalam Matius
tertulis, “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas
sampai ke bawah.” (Matius 27: 51) Jika kita mau menyobek
tabir sepanjang 30 kaki menjadi dua, kita memerlukan dua orang
untuk memeganginya dan menyobeknya dari bawah ke atas.
Tabir ini memisahkan yang kudus dari yang paling kudus di
antara yang kudus di mana tersimpan Tabut Perjanjian.
“Terjadilah gempa bumi,” pada saat kematian-Nya, dan “bukit-
bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka, dan
banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan
sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur,
lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada
banyak orang.” Orang-orang tidak menyadarinya, tetapi ketika
Yesus mati, hal-hal yang luar biasa terjadi. Kemudian mereka
menurunkan-Nya dari salib dan menguburkan-Nya. Saat Yesus
mati, kita juga tahu telah terjadi gerhana dari jam 12:00 sampai
jam 03:00. Kita membacanya dari Injil yang lain. Yesus mati di
salib, mereka menurunkan-Nya, dan mereka menguburkan-Nya.
56
Tiga hari kemudian Dia bangkit. Dia mengalahkan kematian, dan
mereka tidak tahu di mana Dia berada. Mereka bingung.

JALAN KE EMAUS
Dia menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan yang
lainnya, tetapi ada satu penampakan yang sangat istimewa yaitu
yang terjadi pada pagi hari Minggu Paskah pertama. Pada pagi
yang sama saat mereka tidak menemukan-Nya, Dia
menampakkan diri kepada dua orang murid yang sedang
berjalan di jalan ke Emaus. Emaus adalah sebuah kota sekitar
tujuh mil dari Yerusalem. Kedua murid itu sedang berjalan ke
Emaus, dan mereka sedang berbicara, tentu saja, tentang semua
yang telah terjadi pada Yesus, karena kejadian itu adalah berita
dunia. Lalu ada seorang asing yang berjalan menyusul mereka,
dan mereka tidak mengenali siapa diri-Nya. Dia benar-benar
Yesus, tetapi mata mereka terhalang sesuatu sehingga mereka
tidak dapat mengenal Dia. Mereka bercakap-cakap dengan-Nya,
dan Yesus bertanya kepada mereka apa yang terjadi? Mereka
menjawab apakah engkau satu-satunya orang yang tidak tahu
apa yang telah terjadi? Mereka menjelaskan kepada-Nya bahwa
seorang nabi yang bernama Yesus – mereka kira Dia adalah
seorang nabi – nabi yang bernama Yesus ini datang ke
Yerusalem, dan Dia melakukan banyak mujizat, dan mereka
membunuh-Nya. Setelah tiga hari tubuh-Nya diambil, dan
mereka telah berharap bahwa Dialah orang yang akan
membebaskan Israel. Mereka meneruskan perjalanan mereka
dan Yesus menjelaskan kepada mereka mengenai Perjanjian
Lama. Injil Lukas mengatakan, “Mulai dari kitab-kitab Musa
dan segala kitab nabi-nabi, Ia menjelaskan kepada mereka
57
apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci.”
(Lukas 24: 27) Dia menjelaskan kepada mereka nubuat-nubuat
mengenai Dirinya mulai dari Musa. Dia membuka Kitab Suci
untuk mereka, dan mereka mendengarkan-Nya sepanjang
perjalanan ke Emaus. Mereka berjalan sepanjang tujuh mil.
Mereka tidak tahu siapa Dia karena mata mereka terhalang.
Akhirnya murid-murid itu sampai ke tujuan mereka. Yesus
berkata bahwa Dia akan meneruskan perjalanannya. Dan mereka
berkata kepada-Nya, jangan, tinggallah bersama kami malam ini.
Maka Dia tinggal. “Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia
mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-
mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.” Wow,
lihat! Dia mengambil. Dia memberkati. Dia memecah-mecah. Dia
memberikan. Dan dengan proses roti yang istimewa itu,
“terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia,
tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka
seorang kepada yang lain: “Bukankah (di dalam) hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah
jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
(Lukas 24: 30-31) Mereka mengenali-Nya ketika Dia memecah
roti. Kemudian Yesus lenyap. Apakah menurut Anda Dia sedang
memainkan tipuan? Tidak. Dia melakukannya dengan sengaja.
Tiga hari sebelumnya Dia baru saja memecah roti; mereka
melihat-Nya memecah roti dengan cara yang sama. Dia
mengambil. Dia memberkati. Dia memecah-mecah. Dia
memberikan. Kemudian Yesus mengijinkan mereka untuk
mengenali-Nya, dan Dia lenyap dari pandangan mereka. Apa
yang Dia tinggalkan untuk mereka? Dia meninggalkan mereka
dengan Ekaristi. Dia memberitahu mereka bahwa Aku akan
bersamamu sampai akhir zaman. Dan Dia memang bersama kita.

58
Mereka kembali ke Yerusalem dan mereka menceritakan kepada
murid-murid yang lain “apa yang terjadi di tengah jalan dan
bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-
mecah roti.” (Lukas 24: 35) Artinya Yesus menyatakan diri-Nya,
di pagi hari Paskah kepada para murid, dengan memecah-mecah
roti dalam Ekaristi.

Sudah saya katakan sebelumnya bahwa Paskah itu sudah


digenapi, dan perjanjian baru Ekaristi telah ditetapkan. Baru, dan
abadi. Perayaan ini berlangsung selamanya. Perayaan ini
diperintahkan oleh Allah. Ketetapan abadi.

GEREJA PERDANA
Dalam Kisah Para Rasul kita menemukan cuplikan-cuplikan dari
Gereja perdana menyatu. Saya kira penting untuk memasukkan
apa yang dilakukan oleh para rasul setelah Yesus pergi ke
Betania dan Dia terangkat kembali ke sorga. Dikatakan dalam
Kisah Para Rasul, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-
rasul.” (Kisah Para Rasul 2: 42) Ini semua adalah pengajaran
lisan karena semua belum ditulis sampai 20, 30, atau 40 tahun
kemudian. Injil Yohanes tidak ditulis sampai mungkin 50 tahun
kemudian. Pengajaran ini adalah pengajaran lisan. Dan Kitab Suci
belum dikumpulkan sampai sekitar 382 M. “Mereka bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan
mereka selalu berkumpul untuk memecah-mecah roti dan
berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-
rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua
orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala
kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu

59
ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan
keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan
sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.
Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing.” (Kisah
Para Rasul 2: 42-46) Berapa sering mereka memecah roti ini?
Setiap hari! Dikatakan mereka memecah roti setiap hari! Berilah
kami makanan kami hari ini. Seberapa sering kita menerima
Komuni? Tersedia di Gereja Katolik setiap hari. Setiap Gereja
Katolik di dunia mengkonsekrasikan Komuni Suci setiap hari.
“Mereka makan bersama-sama dengan gembira dan dengan
tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka
dengan orang yang diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 2: 46-47)

Banyak orang Yahudi pada waktu itu yang tidak menerima Yesus
sebagai Mesias dan Putra Allah, oleh karena itu, mereka masih
merayakan Paskah Yahudi. Mereka masih dalam Paskah Yahudi.
Sampai sekarang banyak di antara mereka yang masih dalam
Paskah Yahudi – masih merayakan Paskah Yahudi. Semua orang
yang menjadi Kristen dan menerima Yesus sebagai Mesias dan
Penyelamat melepaskan Paskah lama dan merayakan Perjamuan
Ekaristi yang baru. Dan kita bisa melihatnya di sini.

Paulus menyebarkan pesan ke seluruh dunia. Dia menulis surat


kepada jemaat di Korintus, dan dalam surat itu dia menulis,
“Bukankan cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita
ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?
Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah
persekutuan dengan tubuh Kristus?” (1 Korintus 10: 16)
Diperkirakan bahwa setengah dari seluruh umat Katolik tidak
60
percaya bahwa Yesus benar-benar hadir dalam Ekaristi. Sungguh
menyedihkan. Saya ingin menekankan sekali lagi: bahwa Dia
hadir, dan kita sudah diajari. Ketidak pedulian kitalah yang
membuat beberapa di antara kita tidak percaya. Kita semua
harus mempercayainya. Dan ketika kita benar-benar percaya,
kita akan menjalani hidup kita sebagaimana seharusnya.

TRADISI KETETAPAN
Paulus juga mengatakan, “Bukankan cawan pengucapan
syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, “Cawan
Pengucapan Syukur “ adalah persekutuan dengan darah
Kristus?” Cawan pengucapan syukur adalah cawan ketiga dalam
Paskah Yahudi. Dia juga menulis dalam surat berikutnya, “Sebab
apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari
Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia
diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap
syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata:
“Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil
cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah
perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku.” (1
Korintus 11: 23-25) Kita punya perjanjian lama yang sudah
digenapi dalam Paskah Yahudi. Sekarang perjanjian baru
dimulai. Apa yang dikatakan dalam perjanjian baru?
“Perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi
peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti
ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian
Tuhan sampai Ia datang.” (1 Korintus 11: 25-26) Ini satu
langkah lebih dalam daripada hanya sekedar berkata, “Aku
61
percaya.” Ya, aku percaya pada Yesus, tetapi aku menerima
Komuni sementara aku menunggu Kristus kembali. Karena
dikatakan, “setiap kali kamu makan roti ini dan minum
cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia
datang. Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak
makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap
tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap
orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia
makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa
makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya.” (1 Korintus 11: 26-29)
Kita harus mempersiapkan diri kita. Dikatakan, engkau
menerima tubuh dan darah Yesus yang sebenarnya. Apakah
Anda siap? Sudahkah Anda berpuasa tidak makan satu jam
sebelumnya? Sudahkan Anda mengakukan dosa-dosa Anda?
Anda punya dosa berat dalam jiwa Anda? Anda siap? Anda sudah
berdoa? Bagaimana cara Anda menerimanya? Apa yang
istimewa? Imamat memberitahu kita bahwa hidup itu ada dalam
darah. Inilah tubuh dan darah Yesus. Ambillah dan terimalah
hidup-Nya. Tetapi orang tidak boleh sembarangan
mengambilnya. St. Paulus berkata jika engkau tidak hati-hati,
engkau makan dan minum penghakimanmu sendiri.

St. Paulus juga menulis dalam surat kepada umat di Korintus


yang pertama, bab lima, ayat tujuh, “Buanglah ragi yang lama
itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu
memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga
telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita
berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan
ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak
beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.” (1 Korintus 5: 7-8)
62
Pesta apa yang dimaksud oleh Paulus? Jika Anda kembali ke
halaman pertama handout Anda, kita akan kembali ke Keluaran
12. St. Paulus mengacu pada pesta Paskah yang berlanjut dalam
Ekaristi. Dikatakan dalam ayat 14, Keluaran 12: 14, “Hari ini
akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus
merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun
temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan
untuk selamanya.” (Keluaran 12: 14) “semua generasi akan
merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN sebagai
ketetapan untuk selamanya.” Tak akan pernah berhenti. Tak
akan pernah berhenti. Perayaan ini berlanjut dalam Ekaristi.

PERJANJIAN LAMA DAN BARU


Kita sudah membahas mengenai perjanjian lama dalam Kitab
Suci. Di mana kita menemukan perjanjian lama ini? Yesus
memberi kita perjanjian baru. Lihat kembali Keluaran 24, ayat
enam sampai delapan. Musa membawa “Diambilnyalah kitab
perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh
bangsa itu dan mereka berkata: “Segala firman TUHAN akan
kami lakukan dan akan kami dengarkan.” Kemudian Musa
mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu
serta berkata: “Inilah darah perjanjian yang diadakan
TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.””
(Keluaran 24: 7-8) Inilah perjanjian lama. Darah dicurahkan.
Darah selalu dicurahkan dalam perjanjian. Me-meteraikan
perjanjian. Kali ini dimeteraikan dengan darah Yesus – darah
Allah. Ini abadi, perjanjian yang permanen, dan kita dapat ikut
ambil bagian di dalamnya.

63
Saya ingin Anda juga membaca Ibrani 8 dan Ibrani 9. Karena
keterbatasan waktu, saya tidak bisa membahasnya. Saya ingin
Anda membacanya nanti. Ibrani 8 berkata sekiranya “perjanjian
yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi
tempat untuk yang kedua.” (Ibrani 8: 7) Jadi kita hidup dalam
perjanjian yang kedua.

Ahli Kitab Suci memperkirakan Yesus mati sekitar 33 M dan


Kitab Suci disusun sekitar 382 M. Gereja dimulai segera setelah
kematian Yesus. Jadi Gereja sudah ada selama bertahun-tahun
sebelum Kitab Suci disusun. Kitab Suci disusun oleh Gereja
Katolik untuk mendukung Gereja yang sudah ada selama lebih
dari 360 tahun. Dalam tahun-tahun sebelum ada Kitab Suci, para
bapa Gereja mengikuti teladan Yesus dengan bimbingan Roh
Kudus, dan mempraktekkan keKristenan mereka dengan
memecah-mecah roti. Kita mengetahuinya karena para bapa
Gereja ini menuliskan ajarannya. Para bapa Gereja perdana
percaya dan mengajarkan bahwa Yesus adalah benar sungguh
hadir dalam Ekaristi. Menurut Anda apakah penting untuk
mengetahui apa yang dipercaya dan diajarkan oleh para bapa
Gereja perdana ini? Gereja Katolik telah menyimpan dokumen-
dokumen tersebut selama bertahun-tahun dan menyebutnya
sebagai tradisi suci. Kita mempunyai akses tulisan-tulisan para
bapa Gereja perdana. Dan jika Anda ingin membaca lebih dalam
lagi, kunjungi www.catholic.com dan bacalah sendiri apa yang
ditulis oleh para bapa Gereja perdana.

Begitu kita melihat keseluruhan rencana Allah dan master plan-


Nya bagi keselamatan, kita dapat melihat bahwa Yesus benar-
benar hadir. Bapa Gereja perdana meyakininya, dan mereka

64
meneruskannya pada kita. Dan kita perlu mempelajarinya,
memahaminya dan menerima dan mempraktekkannya.

KESIMPULAN
Sekarang saya bertanya pada Anda: Dapatkah penebusan umat
manusia diperoleh dengan ambil bagian dalam perjamuan suci?
Jika Anda merenungkannya, Adam dan Hawa makan makanan,
makanan yang salah, dan jatuh di hadapan Allah. Jaminan
keselamatan hidup anak sulung di Mesir adalah dengan
mengumpulkan seluruh keluarga bersama dan makan makanan
istimewa. Seperti halnya dosa memasuki kehidupan umat
manusia karena dosa satu orang manusia, Adam, penebusan
untuk umat manusia dipersembahkan melalui satu kurban yang
sempurna, Yesus.

Mengucapkan, “Dia mati bagiku,” adalah kalimat yang sangat


tepat, tetapi saya percaya, bagaimana Dia mati bagiku juga harus
disertakan di dalamnya. Saat Dia mati, Dia menggenapi
perjanjian lama dan menjadi kurban yang sempurna bagi
perjanjian baru.

Dialah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Dari


jaman Musa dalam Keluaran, sampai ke Perjanjian Baru, tampak
jelas bahwa Allah mempunyai master plan bagi pengampunan
dosa dan keselamatan kita yang telah digenapi dengan kurban
yang sempurna dan akan terus digenapi sampai sekarang dalam
setiap Misa. Dikarenakan oleh cara pengarang Injil menuliskan
sikap Yesus dalam memproses roti, Dia mengambil, memberkati,
memecah-mecah, memberikan, ketika Dia memberi makan 5000
orang, dan ketika Dia memberi makan 4000 orang, saat
65
Perjamuan Terakhir, di meja dengan murid-murid di Emaus, dan
dalam surat Paulus kepada umat di Korintus. Jelas bahwa kita
harus menghubungkan setiap peristiwa ini satu dengan yang lain
dan berakhir pada Ekaristi di Kisah Para Rasul. Bahkan saat
memberi makan 5000 orang, mereka menghubungkan mujizat
roti Yesus dengan mujizat Musa dan manna di padang gurun
untuk orang Israel. Kita juga harus melihat pola tidak ada yang
dibuang saat memproses domba Paskah. Tidak ada yang dibuang
saat memproses manna di padang gurun. Tidak ada yang
dibuang dalam memberi makan 5000 orang, dan tidak ada yang
dibuang dalam memberi makan 4000 orang. Begitu juga tidak
ada yang dibuang dalam sikap berhati-hati Gereja Katolik dalam
memproses Ekaristi sekarang ini. St. Yohanes menghubungkan
anak domba Paskah jantan tak bercela dalam Keluaran dengan
Anak Domba Yesus tak bercela di salib, dan kita juga seharusnya
melakukan hal yang sama.

Yesus bisa saja mati kapan saja, tetapi kenyataannya tidak


demikian. Dia tidak memilih sembarang hari untuk mati; Dia
memilih untuk mati pada hari Paskah. Kematian-Nya pada hari
Paskah itu disengaja dan telah direncanakan dengan matang. Dia
menggenapi perjamuan Paskah perjanjian lama, dan pada malam
sebelum Dia mati, Dia menetapkan perjanjian baru. Dia
memerintahkan kita untuk “melakukan ini sebagai peringatan
akan Aku.” Oleh karena itu, seharusnya mudah untuk mengerti
mengapa Gereja merayakan Komuni Suci di setiap Gereja Katolik
setiap hari di seluruh dunia dalam lebih 3000 bahasa.

Setiap kali saya ikut Misa, saya lebih disadarkan lagi tentang
ajaran Gereja. Ketika saya menerima Komuni suci, saya mencoba
untuk fokus pada kenyataan bahwa saya hidup dalam perjanjian
66
baru ini. Saya ingin melakukan bagian saya dalam perjanjian
baru ini, tetapi apa bagian saya? Anak Domba Allah telah
dikurbankan dan Gereja telah memberi kuasa kepada imam-
imamnya melalui kata-kata konsekrasi dan kehadiran Roh Kudus
untuk mengubah roti dan anggur biasa menjadi tubuh dan darah
Tuhan kita Yesus Kristus. Jadi apa bagian saya sebagai seorang
Katolik awam? Bukan untuk memakan Anak Domba dan
meminum darah-Nya. Seperti halnya dalam perjamuan Paskah
Yahudi yang pertama, untuk selamat dari Malaikat Maut adalah
dengan mengumpulkan keluarga Anda dan merayakan
perjamuan, dan menandai jalan masuk rumah Anda dengan
darah anak domba. Ketetapan turun temurun ini terus berlanjut
dalam Gereja Katolik hari ini saat kita mengumpulkan keluarga
Gereja dan merayakan perjamuan Ekaristi. Setiap kali, ketika
imam mengangkat Ekaristi, dan berkata, “Inilah Anak Domba
Allah yang menghapus dosa dunia, berbahagialah kita yang
diundang ke perjamuanNya,” saya akan menjawab, “Tuhan, aku
tidak layak Tuhan datang pada saya, tetapi bersabdalah saja
maka saya akan sembuh.”

TEL TELESTI
Saya ingin memasukkan beberapa point penting untuk
membandingkan perjanjian lama dengan perjanjian baru. Dalam
perjanjian lama, manna seperti hujan turun dari sorga. Dalam
perjanjian baru, Yesus, Roti Kehidupan, turun dari sorga. Dalam
perjanjian lama, manna lama adalah misteri dan memberi makan
dan menghidupi umat Allah terpilih sampai mereka memasuki
tanah terjanji. Dalam perjanjian baru, manna baru, roti
kehidupan, adalah misteri dan secara rohani memberi makan
67
dan menghidupi jiwa kita sampai kita memasuki tanah terjanji,
sorga. Manna turun setiap hari, seperti dalam “Beri kami hari ini
makanan kami secukupnya.” Manna adalah perwujudan Ekaristi
dalam perjanjian lama. Dalam perjanjian baru, Yesus adalah roti
kehidupan yang diberikan setiap hari dalam Ekaristi. Dalam
perjanjian lama, domba paskah dikurbankan saat Paskah. Dalam
perjanjian baru, Yesus mempersembahkan diri-Nya sendiri, Anak
Domba Allah, saat Paskah. Dalam perjanjian lama, domba Paskah
haruslah jantan, tak bercela, dan tidak ada tulang yang patah.
Dalam perjanjian baru, Yesus mati, adalah Anak Domba Allah,
jantan, tak bercela dan tulangnya tak ada yang patah. Dalam
perjanjian lama, anak domba Paskah disembelih saat senja yang
adalah jam 03:00 siang. Dalam perjanjian baru, Yesus, Anak
Domba Allah, mati pada pukul 03:00 siang. Dalam perjanjian
lama, darah anak domba dipakai di ambang atas dan kedua tiang
pintu dengan menggunakan sebatang hisop. Dalam perjanjian
baru, Yesus menerima cawan ke empat di atas salib dengan
sebatang hisop. Dalam perjanjian lama, jubah imam harus
dikenakan ketika imam itu mengurbankan binatang selama
perjamuan Paskah. Dalam perjanjian baru, Yesus adalah imam
agung dan Anak Domba kurban Allah di Kalvari. Dia mengenakan
jubah imam dan mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai
kurban yang sempurna bagi perjanjian ini. Dalam imamat kita
mengetahui bahwa hidup itu ada dalam darah dan Allah
meminta darah diletakkan di atas altar sebagai penebus dosa.
Dalam perjanjian baru, Yesus berkata, jika engkau tidak makan
daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, engkau tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu. Yesus juga berkata di Ruang
Atas, cawan ini adalah perjanjian baru dalam darah-Ku yang
akan ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini sebagai peringatan

68
akan Aku. Orang Yahudi tidak menerima Yesus sebagai Mesias.
Mereka terus melanjutkan perjamuan Paskah perjanjian lama
sampai hari ini, juga disebut Hari Raya Roti tak Beragi. Mereka
tahu bahwa perayaan ini harus berlanjut. Kristen perdana
mengikuti Yesus dan ambil bagian dalam perjanjian baru
Ekaristi. Mereka memisahkan diri dari perjamuan Paskah lama,
dan merayakan perayaan Ekaristi.

Saya ingin menutup dengan doa. Dalam nama Bapa, Putra dan
Roh Kudus. Bapa kami, yang ada di sorga, Dimuliakanlah
namaMu. Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu, di atas
bumi seperti di dalam sorga, berilah kami pada hari ini makanan
kami secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti
kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan
janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Dalam nama Bapa, dan
Putra dan Roh Kudus. Amin.

Terima kasih telah mengijinkan saya untuk bersharing dengan


Anda.

Saya yakin bahwa setiap orang yang mendengarkannya


mempunyai seseorang yang spesial dalam hatinya sehingga
mereka akan men-sharingkan pesan ini kepada mereka juga.
Saya ingin menantang Anda untuk bersharing dan mengajarkan
kepada mereka. Berdoalah mohon keberanian untuk duduk
dengan orang ini dan jelajahilah internet – kunjungi
www.the4thcup.com dan sharingkan pesan ini dengan
seseorang. Duduklah dengan mereka. Cetaklah handout-nya dan
tunjukkan kepada mereka. Ini bisa menjadi 90 menit yang

69
terpenting yang Anda sharingkan dengan seseorang yang Anda
kasihi.

70
DAFTAR PUSTAKA (REFERENSI)
Bible, New American (www.nccbuscc.org/nab/bible/)
Hahn, Scott, PhD. (www.scotthahn.com)

Cavins, Jeff. (www.greatadventureonline.com)


Pitre, Brant, PhD. (www.brantpitre.com)

Cumbie, Michael. (www.mikecumbie.org) Catholic


Answers (www.catholic.com)

71

Anda mungkin juga menyukai