Anda di halaman 1dari 12

Apakah Alkitab Dipalsukan?

Zakaria Boutros

Pembawa Acara: Para penonton yang terkasih, selamat datang pada


episode baru dalam program kita ”Question about Faith” (Pertanyaan-
pertanyaan Tentang Iman). Kami sangat senang dapat bertemu
kembali dengan anda semua, dan juga untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan anda. Dan juga suatu kegembiraan dan kehormatan telah
hadir bersama kita Bapak Zakaria Boutros. Selamat datang, Pak.

Bapak Zakaria: Terima kasih.

Pembawa Acara: Kita telah melakukan beberapa wawancara se-


belumnya. Saya akan langsung memberikan pokok-pokok dari
topik-topik ini sehingga penonton dapat mengikuti. Kita telah
membicarakan fakta bahwa Tuhan adalah Tritunggal dan bukan tiga
tuhan, penjelmaan Tuhan dalam seorang manusia, Yesus Kristus, dan
tentang kebenaran bahwa Yesus telah disalibkan untuk penebusan
dan keselamatan umat manusia. Hari ini Bapak, kita sampai pada
topik yang sangat penting, topik yang melibatkan banyak pertanyaan
penting yaitu hal-hal yang selalu ditanyakan tentang Alkitab, dan
penyimpangan yang terdapat dalam Alkitab. Teman-teman Muslim
dimana-mana menuduh bahwa Alkitab telah disimpangkan. Sebelum
kita masuk dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut dan berbicara ten-
tang persoalan ini maukah anda untuk memperkenalkan kepada
penonton apakah Alkitab itu? Silahkan...

Bapak Zakaria: Terima kasih. Ini adalah sungguh pertanyaan inti,


ini merupakan topik yang penting dan ini adalah obyek dari begitu
banyak pertanyaan. Pergi dan berbicaralah pada saudara yang
Muslim, mereka akan berkata, ”Tidak Kitab mu telah disimpangkan”
dan itulah mengapa saya harus mengutip Al-Quran, karena inilah
yang mereka percaya. Pada saat kami ingin mengklarifikasi atau
mengutip atau membuktikan sesuatu, saya harus berbicara bahwa
Al-Quran yang menyatakan ini dan itu. Ada juga pertanyaan lain
yang datang pada pikiran umat Muslim yaitu “Sekarang anda mengutip

1
Z AKARIA BOUTROS

Al-Quran, saya ingin tahu apakah anda mempercayainya?” Maksud saya


mengutip itu sebelum saya berbicara tentang Alkitab. Saya akan
berkata, ”Apakah saya mempercayai Al-Quran, bukanlah kedudukan dan
yang saya kenakan” Daripada saya mengenakan hitam lebih baik saya
mengenakan putih, dan daripada saya mengenakan baju bergaris
hitam, saya lebih baik mengenakan hijau. Saya lebih baik mengutip
ayat-ayat yang anda percaya, karena jika saya mengutip ayat-ayat
dari Alkitab, anda akan mengatakan kepada saya bahwa itu telah
disimpangkan, dan bukti yang saya sampaikan harus dapat anda
terima. Saya telah mengutip ayat-ayat yang anda percaya. Bukan
berarti saya percaya kepada ayat-ayat itu. Apakah ini jelas? Hal ini
perlu ditekankan. Sedangkan Alkitab, ini adalah kitab suci kami,
secara sederhana ini adalah Firman Tuhan untuk manusia. Ini adalah
pesan Tuhan untuk setiap kita, kehadiran-kehadiran Tuhan dalam
seluruh sejarah. Alkitab dibagi dalam 2 bagian. Bagian yang ini
kami sebut Perjanjian Lama, yang meliputi kitab Taurat, Zabur dan
kitab nabi-nabi. Dan yang ini adalah Perjanjian Baru, yang meliputi
4 Injil, dan surat-surat dan kitab Wahyu, di dalamnya juga termasuk
kisah-kisah para rasul. Jadi ini merupakan Perjanjian Lama dan ini
merupakan Perjanjian Baru. Ini adalah yang dipercaya oleh orang-
orang Yahudi, lalu mengapa kami mempercayainya juga, karena
kami percaya bahwa Judaisme adalah permulaan dari kedatangan
Kristus. Didalamnya penuh dengan nubuat-nubuatan, penuh dengan
tanda-tanda, tentang kemanusiaan Kristus, oleh karena itu kami
menggabungkan keduanya. Tetapi Alkitab secara umum adalah
firman Tuhan yang hidup dan yang memberikan kehidupan, dan
ini adalah sebuah pesan pribadi kepada setiap kita semua, kepada
saya dan kepada anda karena cinta kasih Tuhan dinyatakan di-
dalamnya. Jika kita menarik benang yang menghubungkan antara
sampul ini sampai kesana, benang itu adalah cinta kasih. Cinta kasih
Tuhan untuk umat manusia. Kasih dalam penciptaan, kasih dalam
pemeliharaan, kasih dalam penebusan, kasih dalam persiapan untuk
pewarisan kerajaan surga. Dan Alkitab jelas merupakan wahyu dari
Tuhan.

Pembawa Acara: Bagaimana itu terjadi? Karena metoda-metoda


pewahyuan, menurut teman-teman Muslim yang terkasih, terdapat
sebuah tata cara tertentu untuk pewahyuan, sehingga kita juga harus
mengklarifikasi ini kepada mereka bagaimana itu telah diwahyukan

2
A PA K A H A LKITAB D I PA L S U K A N ?

oleh Tuhan.

Bapak Zakaria: Untuk memulainya, fakta bahwa Alkitab telah


diwahyukan oleh Tuhan dapat dibuktikan oleh Alkitab itu sendiri,
mari kita buktikan? Pada surat rasul Paulus yang kedua kepada
Timotius, pasal yang ke-3 dan ayat 16, dikatakan, ”Segala tulisan yang
diilhamkan Allah” atau diwahyukan Allah. Ini merupakan wahyu
dari Tuhan. Juga berkenaan dengan Jabur dari nabi Dawud, mereka
menyebutkan dalam 2 Samuel pasal 23 ayat 1 dan 2. “Tutur kata
Dawud bin Isai,” dan karena itulah Injil menunjukkan kepada kita
dalam surat Petrus 2 pasal 1 ayat 21 bahwa Alkitab pada dasarnya
diilhamkan Allah. Tertulis, “Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan
oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang
berbicara atas nama Allah.” Dan di dalam ini terlihat perbedaan an-
tara pewahyuan dalam Kekristenan dan pewahyuan dalam Islam.
Pewahyuan dalam Islam berkata bacalah, dan yang dapat dilakukan
adalah membaca. Jibril membawa dia ke lempeng tanah liat yang
dijaga dan memerintahkan dia untuk membaca. “Bacalah dalam nama
Allahmu yang menciptakan. . . .” Maka dia membaca dan itu datang
dalam bagian-bagian yang kecil. Sebagian untuk keperluan yang ini,
sebagian untuk keperluan yang itu, dan begitu seterusnya, sepanjang
22 tahun lamanya. Injil adalah sebaliknya. Alkitab adalah wahyu
pengorbanan Allah untuk umat manusia, jadi orang akan diberikan
buku atau pesan yang memberikan pencerahan. Menurut Matius
keseluruhan dari Injil ditulis dari dorongan Roh Kudus, untuk
menyatakan pengorbanan Kristus, dan demikian juga seluruh bagian
dari Alkitab.

Pembawa Acara: Ini adalah pertanyaan penting. Bahkan seluruh


pertanyaaan saat ini adalah penting. Apakah Al-Quran mengatakan
bahwa Alkitab diwahyukan oleh Allah?

Bapak Zakaria: Ya, ini juga merupakan pertanyaan penting. Telah


kita katakan Alkitab bersaksi tentang dirinya sendiri bahwa Alkitab
diwahyukan oleh Allah, dan kita telah mengutip ayat-ayat yang
menjelaskan hal tersebut. Sekarang sisanya kita harus melihat apakah
Al-Quran bersaksi bahwa Alkitab diwahyukan oleh Allah atau tidak.
Surah 5 ayat 44 mengatakan, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan
Kitab Taurat didalmnya petunjuk dan cahaya, yang dengan Kitab itu

3
Z AKARIA BOUTROS

diputuskan perkara-perkara orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri


kepada Allah” Jadi Taurat berisikan petunjuk dan terang. Dan dalam
surah 2 ayat 87 dikatakan, “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan
Al Kitab (Taurat ) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya sesudah itu
dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada
Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus”. Jadi
disini kembali dikatakan Musa, diberikan buku yang diwahyukan
oleh Allah, anda juga akan menemukan di Surah 6:92, Surah 17
ayat 27, Surah 23:49 dan banyak lagi yang lain yang mengatakan
bahwa Taurat Musa adalah wahyu dari Allah. Baiklah, ada juga
Zabur yang adalah mazmur Dawud. Itu juga disebutkan di dalam
Al-Quran bahwa itu diwahyukan oleh Allah. Pada Surah 17 ( Al
Isra ) dikatakan, “Kami telah memberikan Zabur bagi Dawud”, Mazmur
tersebut adalah Zabur dan pada Surah 4 ayat 163 dan di Surah 35
ayat 25. Sejauh ini kita sudah membahas Taurat dan Mazmur dan
juga kitab nabi-nabi. Pada Surah 4 (An Nisa ) ayat 163 dikatakan,
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana
Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang sesudahnya,
Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan
anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, Sulaiman. Dan Kami berikan
kepada Dawud. Zabur.” Ini adalah penegasan yang lebih. Jadi ya,
bahwa seluruh buku dalam Perjanjian Lama diwahyukan oleh Tuhan.
Sekarang Injil, Perjanjian Baru. Apakah Al-Quran menyebutkan itu
diwahyukan oleh Allah? Ini juga penting tentunya. Pada Surah 5
ayat 46 dikatakan, “Dan Kami iringkan jejak mereka dengan Isa putera
Maryam yang membenarkan kitab sebelumnya yaitu Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya petunjuk dan
cahaya dan membenarkan kitab sebelumnya yaitu Kitab Taurat.” Hal ini
sama seperti Surah 5 ayat 47 dan Surah 57 ayat 27.

Pembawa Acara: Baiklah, apakah ada ayat-ayat yang berkata tentang


keseluruhan Alkitab? Taurat dan Injil? Taurat, Injil, Mazmur dan
seluruh buku-buku diwahyukan oleh Allah?

Bapak Zakaria: Pada Surah 49: 46 dikatakan seperti ini, ”Janganlah


kamu berdebat dengan ahli Kitab”. Itu adalah buku dalam keseluruhan
“kecuali dalam sikap yang paling sopan.” Katakanlah kita percaya apa
yang telah diturunkan kepada kami dan apa yang telah diturunkan
kepadamu. Jadi apa yang dikatakan kitab? Diturunkan disana dan

4
A PA K A H A LKITAB D I PA L S U K A N ?

juga diturunkan disini. Diturunkan oleh Allah. Lagi pada Surah 2


ayat 146 dikatakan,”Orang-orang yang telah Kami beri Al Kitab mengenal
seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri” Kami telah memberikan
kitab yaitu kepada orang Kristen dan orang Yahudi. Mereka men-
genal itu sebagaimana mereka mengenal anaknya sendiri. Hal ini
dijelaskan dengan baik didalamnya. Ini adalah bukti bahwa semua
yaitu Taurat diwahyukan oleh Allah, the Zabur diwahyukan oleh
Allah, dan Injil diwahyukan oleh Allah.

Pembawa Acara: Kita kembali pada sebuah pertanyaan penting yang


lain, apakah konsep pewahyuan dalam Kekristenan satu dan sama?

Bapak Zakaria: Anda maksud sama dengan Islam? Anda maksud


tepat sama seperti di dalam Islam?

Pembawa Acara: Ya, yang saya maksudkan adalah konsep pe-


wahyuan disana dan disini. Apakah itu sama?

Bapak Zakaria: Saya pikir tidak. Pewahyuan dalam Kekristenan


adalah orang kudus dari Allah berbicara sebagaimana mereka
didorong oleh Roh Kudus untuk berbicara. Tetapi pewahyuan
dalam Islam, tertulis dalam Surah 85 ( Al Buruj ) ayat 21 dan 22
adalah, ”Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia,
yang tersimpan dalam Lauhul Mahfuz”, jadi itu telah tertulis, apakah
anda mengerti maksud saya? Dan dikatakan dalam Surah 96 ayat
1,”Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan“ jadi bagian dari
Muhammad adalah hanya membaca kata-kata yang telah dituliskan
dalam kekekalan masa lampau dalam lempeng tanah liat. Tapi
berbeda dengan kami, sebagaimana telah saya sebutkan, pewahyuan
pada surat Petrus yang kedua pasal 1 ayat 21 bahwa nubuatan
tidak datang dari keinginan manusia, tidak dari seorang manusia,
tetapi berbicara lewat orang kudus pilihan Allah yang didorong
oleh Roh Kudus. Roh Kudus memberikan mereka pengertian,
menanamkan pengetahuan, memberikan pencerahan pada hati
mereka dan menyinari mereka sehingga mengilhamkan pikiran
mereka, lalu menyatakan kata-kata mereka sendiri yaitu wahyu yang
kudus, pikiran yang kudus, dan makna yang kudus.

Pembawa Acara: Ini juga membawa kita pada pertanyaan lain yang

5
Z AKARIA BOUTROS

saudara-saudara Muslim tanyakan, mengapa anda memiliki lebih


dari satu Injil?

Bapak Zakaria: Sebenarnya kita perlu meluruskan kesalahpahaman


ini dengan para Muslim yang terkasih. Sebenarnya kami percaya
pada satu Injil, anda akan mengerti sebentar lagi. Injil menurut
Markus pasal 1 ayat 14 dan 15 dikatakan, Kristus sendiri berkata,
”Waktunya telah genap; kerajaan Allah sudah dekat. Bertobat dan percayalah
kepada Injil” Satu injil. Hal yang sama juga ditekankan pada Matius
4 ayat 23 tentang Kristus yang berkata,”Yesus pun berkeliling di seluruh
Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil ker-
ajaan Allah” Bukan injil-injil, namun satu Injil. Dan pada Roma pasal
1 ayat 16 rasul Paulus berkata, “Sebab aku mempunyai keyakinan yang
kokoh pada Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan”
Injil, satu Injil, apa artinya Injil? Apa artinya itu?
Kabar baik, kabar baik, berita gembira. Itu adalah, berita-berita
gembira, bahwa Allah mencintaimu, Allah menyediakan penebusan
untukmu, dan pintu kerajaan surga telah dibukakan. “Marilah datang
padaKu yang letih lesu dan berbeban berat, dan Aku akan memberikan
kelegaan” Itu adalah suatu berita gembira, satu injil.

Pembawa Acara: Bapak pendeta, mungkin ini terjadi pada saat


mereka mendengar kita tanpa mengerti maksudnya, pada saat kita
mengatakan Injil Matius, Injil Yohanes, Injil Lukas, terlihat kepada
mereka seperti injil yang terpisah-pisah.

Bapak Zakaria: Tepat sekali

Pembawa Acara: Jadi bapak pendeta maukah anda menjelaskan


kepada mereka itu sebagai satu unit keseluruhan?

Bapak Zakaria: Yang anda katakan itu benar dan itulah ketidak-
setujuan mereka pada saat kita berkata Injil Matius, Injil Markus,
Injil Lukas. Kata injil seperti yang telah kita sebutkan adalah kabar
baik, Matius contohnya menuliskannya untuk orang Yahudi jadi
dia mengabarkan kabar baik. Dia membawa kabar baik tentang
Yesus Kristus dan pergi dan mengajarkannya lalu menuliskan
untuk mereka sebuah buku, sebuah Injil. Markus menuliskannya
kepada orang-orang Roma, dan mengirimkan mereka kabar baik.

6
A PA K A H A LKITAB D I PA L S U K A N ?

Kabar baik ini telah dituliskan oleh seseorang. Jadi kita masih
menyebutnya kabar baik atau tidak? Lukas menuliskannya kepada
orang-orang Yunani, dia mengirimkan mereka kabar baik, dan
itu tetap kabar baik yang sama dengan sebelumnya dan Yohanes
menuliskannya untuk seluruh dunia. Tetapi apabila saya menaruh
4 kabar baik ini dalam gaya Islam, menurut pengertian Islam. Saya
akan mengatakan bahwa satu injil dalam empat huruf karena mereka
percaya bahwa Al-Quran adalah satu dalam 7 huruf, benar demikian?

Pembawa Acara: Apa kaitannya dengan Al-Quran yang ada dalam 7


huruf? Apa maksudnya, Pak?

Bapak Zakaria: Baiklah, saya akan beritahu sesuatu. Abu Jaafar El


Nahhas dalam bukunya,’Al Nasekh Wal Mansoukh’- “Pembatalan
ayat dan ayat yang dibatalkan” mengatakan sebagai berikut. Dapat
dipahami dari para bapa bangsa- yaitu sejarah tua dan mullah-mullah
terbaik, bahwa Al-Quran diwahyukan dalam 7 huruf yang berarti
itu diwahyukan dalam 7 lidah, dan itu dikuasakan untuk dibacakan
dalam 7 lidah, dimana terdapat perbedaan pilihan kata dan kesepa-
katan makna.

Pembawa Acara: Hal ini perlu penjelasan, Pak.

Bapak Zakaria: Ini berarti artinya adalah sama, yaitu Al-Quran, tetapi
pilihan kata yang digunakan dalam perumpamaan adalah berbeda-
beda, sehingga mereka mengatakan perumpamaan ini adalah sebuah
huruf, dan perumpaan yang itu adalah sebuah huruf, dan perumpa-
maan yang sana adalah sebuah huruf, nanti kita akan dapatkan dari-
mana awal perbedaan ini berasal. Terdapat sebuah narasi yang dapat
dipercaya tentang Omar ibn el Khattab dan Abdullah ibn Massoud
dan Abu ibn Kaeb bahwa mereka berselisih tentang Alquran. Mereka
memiliki sedikit persaingan. Beberapa dari mereka tidak setuju den-
gan yang lainnya terhadap bacaan yang sama, siapa yang memberi-
tahukan kita tentang ini? Abu Jaafar El Nahhas dalam bukunya “Pem-
batalan ayat dan ayat yang dibatalkan”. Mereka menemukan percek-
cokan disini. Yang satu menggunakan sebuah huruf, yang lain meng-
gunakan huruf yang lain, dan mereka meminta nabi untuk memu-
tuskan. Mereka datang padanya, sehingga tiap orang duduk dan dia
membetulkan setiap dari mereka dalam bacaan mereka, namun tetap

7
Z AKARIA BOUTROS

berbeda seperti sebelumnya. Seseorang membaca dalam hurufnya,


nabi membetulkannya, namun bacaan tetap berbeda. Semua berbeda
satu sama lain, sampai beberapa dari mereka meragukan apakah be-
nar nabi telah membetulkan bacaan mereka. Yah, saya berbeda den-
gan dia dan dia berbeda dengan saya, dan kita semua berbeda. Ke-
napa seperti itu? Mereka menjadi ragu, kemudian rasul Allah berkata-
semoga kedamaian Allah dan doa ada diatas kalian- yaitu mereka
yang ragu, pada saat mereka membetulkan bacaan mereka. Apa yang
dia katakan? Dengarkan baik-baik berikut ini “Allah telah menyu-
ruhku untuk membaca Al-Quran dalam 7 huruf, dan dari sini 7 huruf
muncul. Ini adalah kutipan dari Abu Jaafar El Nahhas, dan ungkapan
“dalam 7 huruf” muncul dalam tradisi suci, ya anda tahu ada perbe-
daan antara tradisi nubuatan dan tradisi suci. Tradisi suci adalah
kata-kata Allah diceritakan melalui Muhammad dan seterusnya. Ini
diberitakan oleh Sheikh Jalal el Din Abdul Rahman El Seiouty. Ini
adalam cendekiawan terkenal melalui bukunya “Al Itqan Fi Uloum
El Quran”, bagian 1 hal. 46 sampai 51. Apa yang dikatakannya dis-
ana? Dia katakan begini, “Sesuai dengan cerita rekan-rekan, rekan-
rekan disini ialah rekan-rekan dari nabi dan 21 rekan akrab yang
sejawat, dan 21 teman-teman lainnya. Diadakan konsensus. Apa
yang mereka katakan? Mereka katakan bahwa Uthman dikatakan
dari pulpit, Uthman ibn Affan mengatakan nabi – semoga anugerah
Tuhan dan damai ada padanya – berkata Allah mengatakan bahwa Al-
Quran harus diwahyukan dalam 7 huruf, setiap dari mereka adalah
meyakinkan dan cukup sehingga mereka benar bersaksi tentang itu.
Ini berarti kesemuanya adalah benar. Kesemuanya adalah benar. Na-
mun apa sebenarnya maksud dari 7 huruf ini? Al Seiouty berpenda-
pat pada tradisi ini sebagai berikut: “ Pendapat mengenai tradisi ini
dibedakan sebanyak 40 pernyataan. Setiap pernyataan punya mak-
sudnya masing-masing, karena mereka semua berjumlah 40 irang.
Itu tidak terlalu banyak. Harusnya lebih dari itu. Salah satunya –
tentu saja saya tidak akan menceritakan ke 40 nya, saya yakin para
penonton tidak memiliki waktu untuk mendengar semuanya, namun
saya akan memberikan sepotong hanya sebagian kecil. Satu, perbe-
daan mendasar dari 7 huruf adalah 7 jalan dalam makna yang sal-
ing melengkapi, diungkapkan dalam pilihan kata yang berbeda, seba-
gai contoh “mendekatlah” dapat diungkapkan dengan “datanglah”,
lalu dapat dingkapkan dengan “cepatlah” lalu dengan “bergegaslah”
atau juga “persingkat waktumu” tetapi artinya tetap sama. Ya semua

8
A PA K A H A LKITAB D I PA L S U K A N ?

adalah sama seperti “mendekatlah, datanglah, cepatlah, bergegaslah,


persingkat waktumu” mereka memiliki 7 arti, saya maksud 7 pilihan
kata yang memiliki makna yang sama. Ini adalah salah satu dari 30
pendapat, pendapat ini dipertahankan oleh Wahb, Sufyan, dan Al
tabary di luar yang lain, jelas? Ibn Abdel Barr mengatakan bahwa
huruf-huruf dimana Al-Quran diwahyukan adalah dapat diterima
artinya walau bunyinya berbeda, jadi pilihan kata berbeda tetapi kata-
kata, maksud saya artinya, suara dari mereka berbeda. Al Seiouty
menyimpulkan penelitiannya dengan pernyataan ini. “ Banyak dari
hoi polloi – yaitu umat- hal mendasar dari 7 huruf adalah 7 cara mem-
baca dari salinan Uthman, yang mana merupakan kebodohan yang
menjijikan. Tidak, itu tidak berbicara tentang satu salinan. Tidak,
ada tujuh salinan yang turun seluruhnya. Setiap salinan Al-Quran
memiliki istilah yang berbeda. Artinya tetap satu namun salinan ini
diungkapakan dalam caranya sendiri, dan memiliki artinya sendiri,
dimana memiliki pilihan kata yang berbeda dan seterusnya, sampai
tujuh –apakah yang telah terjadi?
Sheikh Abu Jaafar Muhammad Ibn Jareer Al Tabary menjelaskan
dalam bukunya “Jame Elbayan Fi Tafseer El Quran” bagian 1 hal.
48. Apa yang dikatakannya? Perbedaan dari tujuh huruf adalah
perbendaan pilihan kata dengan penyesuaian dari makna. Ada 7
tulisan, pilihan kata, sepakat? 7 salinan, tiap salinan dengan pilihan
kata yang berbeda, meskipun artinya sama. Al Tabari melanjutkan
dengan berkata, jika seseorang bertanya mengapa 6 huruf yang lain
tidak ada lagi? Dimanakah 6 muss-hafs yang lain? Ya, dia akan
menjawab sekarang. Meskipun rasul mengakui keseluruhan dan
menyuruh untuk tetap diingat. Namun sia-sia apa yang telah dia
perintahkan. Sia-sia. Kemana yang lain hilang? Enam yang lain.
Saya akan mengatakan kepada anda, ada sebuah cerita dari sejarah
dan saya percaya bahwa penonton penasaran untuk mengetahuinya.
Ya, Sheikh Abu Jaafar El Tabary penasaran juga tentang apa yang
terjadi dibelakang ini? Dan dia menjawab bahwa 6 huruf lainnya atau
salinan-salinan tersebut dibuang oleh Uthman yang melarang mereka
untuk dibaca. Ini terdapat dalam “Jame Elbayan Fi Tafseer El Quran”,
bagian 1 hal. 66. Di dalam ensiklopedia Arab pada hal. 1087, pada
catatan Uthman Ibn Affan dituliskan, “Terdapat pertentangan keras
melawannya, yang berakhir dengan pemberontakan melawannya
dan terbunuhnya dia, dai adalah khlif dan alasan dari pemberontakan
ini bermacam-macam, salah satunya adalah kesalahannya terhadap

9
Z AKARIA BOUTROS

agama dengan cara membakar semua salinan kecuali salinan yang


dia perintahkan untuk disebarkan.”

Pembawa Acara: Ini sangat jelas Bapak Pendeta karena nabi sendiri
menyuruh ketujuh-tujuhnya untuk dijaga namun Uthman membakar
mereka.

Bapak Zakaria: Ya dia membakarnya.

Pembawa Acara: Itu adalah ketidaktaatan pada perintah.

Bapak Zakaria: Jadi dia layak untuk dibunuh atau tidak? Tidakkah
hal tersebut benar? Dalam bukunya “Jame Elbayan Fi Tafseer El
Quran”, Imam al Tabary menjelaskan, juga pada bagian 1 hal. 66
bahwa alasan Uthman Ibn Affan membakar 6 salinan adalah karena
berbeda dalam kesesuaian dan timbulnya pertengkaran diantara
para Muslim tentang salinan mana yang harus lebih diutamakan,
tiap kelompok berpuasa untuk tiap salinan yang mereka miliki
dan mereka bertengkar, saling bunuh satu sama lain sehingga dia
pikir cara terbaik yang harus dilakukan adalah mengumpulkan
semua penulis, kemudian menuliskan semua dalam buku, kemu-
dian memilih salah satu dan membakar sisanya. Tetapi tentu saja,
mungkin saja salah satu dari salinan yang terbakar adalah yang
benar? Lalu kenapa dia membakar 6 yang lain? Bukankah mereka
harusnya dijaga? Mereka seharusnya dijaga sebagai penjabaran dari
Al-Quran daripada menulis kembali penjabaran yang berbeda. Itu
adalah kejahatan karena cukup jelas dikatakan bahwa Al-Quran
memiliki 7 salinan yang disahkan oleh Muhammad, 7 musshaffs
yang berbeda, sehingga diluar semua itu, apakah anda mengatakan
bahwa Alkitab yang anda bawa telah disimpangkan karena memiliki
4 njil,bukan 1 Injil? Sehingga kita bisa bilang 4 huruf, dan yang
terbaik adalah untuk menjaga mereka bersama daripada membakar
mereka dan hanya menyisakan satu.

Pembawa Acara: Ini bisa saja terjadi tapi itu tidak mungkin, tidak
untuk orang Kristen.

Bapak Zakaria: Yang ini menunjukkan aspek ini, yang itu menun-
jukkan aspek yang itu, dan yang satu lagi aspek yang lain lagi.

10
A PA K A H A LKITAB D I PA L S U K A N ?

Pembawa Acara: Sekarang kita sampai pada pertanyaan pokok kita


yang tergantung dari pemahaman semua saudara-saudara Muslim
kita. Terdapat ayat-ayat di dalam Al-Quran yang menuduh bahwa
Alkitab telah diubah. Kita telah menyebutkan ayat-ayat Al-Quran
yang menyaksikan dengan tegas tentang Alkitab tetapi ada ayat lain
yang menuduh itu telah disimpangkan. Bagaimana menurut anda?

Bapak Zakaria: Ya itu benar. Ini adalah fakta bahwa ada ayat-ayat
di Al-Quran yang mengatakan penyimpangan Injil. Salah satunya
Surah 2 ayat 75 yang mengatakan, “Apakah kamu masih mengharapkan
mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar
firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui.”

Mari kita lihat apa yang El Baydawy katakan mengenai ini.


Dia mengatakan, ”Apakah kamu begitu teliti sehingga para Yahudi
akan mempercayai kamu, dimana sebagian dari bapa-bapa mereka telah
mendengar suara Allah- yaitu Taurat, namun mereka merusaknya”. Ini
adalah penjabaran tersebut bahwa mereka akan menafsirkan dan
mengartikan Injil sebagaimana mereka mau dengan tidak mengganti
pilihan kata dan kata-kata, tetapi artinya. Mereka hanya mengar-
tikannya, hanya mengartikan. Mereka tidak merubah yang asli. Ya
ada yang perlu diperhatikan dalam ayat ini. Ayat ini menyebutkan
“sementara sebagian dari mereka”, bukan berarti seluruhnya. Hanya ada
satu bagian dari mereka, artinya sebagian yang lain memegang arti
yang asli yang berarti Alkitab yang asli ada disana. Betul tidak? Ini
adalah pengamatan yang lain: Dia berkata mendengar suara Allah
kemudian merusaknya, jadi kata-kata Allah disana tetapi mereka
merusak artinya. Mereka menyimpangkan pemahaman tersebut,
betul? Karena dikatakan “mereka mendengar kata-kata Allah”. Dan
kata-kata Allah dari kesaksian Al-Quran adalah benar. Pengamatan
lebih lanjut, bagian yang mengatakan “setelah mereka mempelajarinya”
mereka merusaknya setelah mereka mempelajarinya. Mempela-
jarinya berarti mereka tahu apa yang betul mereka pahami jadi Injil
yang asli ada disana, tidak disimpangkan, namun mereka merusak
arti yang sebenarnya, tidak lebih tidak kurang.

Pembawa Acara: Baiklah. apakah ada ayat yang lain?

11
Z AKARIA BOUTROS

Bapak Zakaria: Banyak

Pembawa Acara: Karena ada batasan waktu pada program ini,


dapatkah anda sebutkan 1 ayat saja? Dan apa artinya?

Bapak Zakaria: Baiklah. Surah 4 ayat 46,”Kami mendengar, tetapi kami


tidak mau menurutinya.” Dan: “Dengarlah” sedang kamu tidak mendengar
apa-apa. Dan: “Ra-ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela
agama. Sekiranya mereka mengatakan: “ Kami mendengar dan patuh dan
dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka
dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, akrena kekafiran
mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis. Ayat
ini jelas harus dijabarkan.

Pembawa Acara: Baiklah diskusi kita belum berakhir sekarang ini,


dan jelas ini butuh banyak penjelasan, dan Tuhan berkehendak
untuk kita lanjutkan pada episode yang lain. Waktu kita hanya
cukup untuk mengatakan terima kasih kepada anda, Pak, untuk
penjelasan-penjelasan ini, dan kehendak Tuhan, kita harus memiliki
banyak sesi lagi.

Bapak Zakaria: Amin. . .

Pembawa Acara: Penonton yang terkasih, adalah suatu kebahagiaan


untuk menerima pertanyaan-pertanyaan anda dan menjawabnya
dan suatu kesenangan untuk kami untuk mengirimkan anda Alkitab
sesuai dengan permintaan anda. Terima kasih, sampai bertemu lagi.

12

Anda mungkin juga menyukai