Anda di halaman 1dari 6

Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh

LIHATLAH PENGANTIN DATANG PERGILAH MENYONGSONG DIA MATIUS 25,

1;13

Bapak ibu dan saudara yang terkasih , Judul Perikup Injil Matius yang kita dengarkan pada malam hari ini adalah Gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh yang dimasukkan oleh penyusun Injil ini, kedalam Pasal mengenai Khotbah Yesus tentang akhir Zaman. Akhir zaman mengandung pengertian berakhirnya kehidupan manusia di dunia secara individu yaitu saat kematian kita dan berakhirnya keberadaan alam semesta dengan segala isinya atau yang biasa kita sebut dengan kiamat. 1. Pada kesempata itui Yesus menjelaskan kepada para murid tentang hal ihkwal Kerajaan Allah, dengan memberikan perumpamaan sebagai Sepuluh orang gadis yang sedang menunggu untuk menyongsong kedatangan mempelai pria agar dapat bersama-sama masuk kedalam ruang perjamuan pernikahan. Tentang Kerajaan Allah ini kita juga telah sering mendapatkan penjelasan dalam homilihomili Pak untung, bahwa Kerajaan Allah adalah suatu kondisi dimana terjadi persatuan yang erat antara Allah dan Manusia "Manunggaling Gusti lan kawulo". Dalam rumusan itu Allah disebut lebih dahulu karena memang inisiatif untuk manunggal adalah berasal dari Allah. Dalam hal ini Allah lebih aktif sedang kita hanya bisa menunggu dengan memberikan sikap yang benar, yaitu keterbukaan untuk menerima dan melaksanakan rencana Allah. Mempelai Pria akan menjemput mempelai wanita yang telah menunggunya. Masalahnya sekarang adalah apakah yang harus kita lakukan selama masa penantian kita itu? Kutipan Kitab Suci yang baru saja kita dengarkan mengingatkan pada kita, bahwa pada saatnya nanti, kita semua yang hadir disini pasti akan mati. TIdak ada diantara kita saat ini yang punya pikiran bahwa saya tidak akan pernah mati. Hanya mungkin kita tidak mengetahui kapan, dimana dan dengan cara apa kita akan mati. Tapi Yesus mengatakan: "Karena itu, berjaga-jagalah karena kalian tidak tahu hari dan saatnya". Dalam bacaan lain datangnya kematian diumpamakan oleh Yesus sebagai datangnya pencuri yang tidak diketahui kapan dan saatnya. Untuk itu kita selalu harus dalam kondisi berjaga-jaga dan siap menerima kedatangannya. Salah satu tema besar tentang tirai Rahasia Kerajaan Allah inilah yang telah disingkapkan oleh Yesus melalui pewartaan Kabar gembiranya. Kita sungguh sangat bersyukur atas karunia iman dan percaya yang diberikan Allah sehingga kita percaya pada pewartaan Yesus, manusia sekaligus Allah yang telah mengalami mati dan bangkit. Dengan kebangkitan Tuhan Yesus, iman kita semakin diteguhkan, bahwa segala sesuatu yang pernah di katakannya terkait tentang kematian adalah benar, karena disampaikan oleh orang yang memiliki pengalaman akan hal itu. Meskipun itu disampaikan semasa hidupnya yaitu sebelum Yesus mengalami pengalaman kematian tetapi semakin dipertegas setelah kebangkitan yaitu melalui penampakan-penampakannya kepada para rasul. Alkitab perjanjian lama hanya sedikit saja yang menceritakan kisah tentang hidup setelah kematian ini. Perjanjian lama lebih banyak mengisahkan tentang kebaikan hidup didunia ini yang diwarnai dengan berkat yang didapat karena melaksanakn perintah-perintah Allahdan hukuman karena telah melanggar perintah tersebut dari perbuatan dan sikap hidup kita di dalam kehidupan didunia ini. Pengetahuan

tentang hidup yang akan datang atau hidup setelah kematian dipahami sebagai hal yang esotorik artinya yaitu bidang yang hanya dapat dipahami oleh sebagian -orang tertentu saja yaitu lebih banyakoleh kalangan mistik yahudi, karena menurut tradisi yahudi ranah keilahian adalah suci atau kudus sehingga tidak setiap orang boleh dan mampu memahaminya. Sedang pewartaan Yesus melalui Kitab Perjanjian Baru lebih banyak membicarakan tentang pertobatan, pengampunan dosa, belas kasih Allah, kebangkitan dan hidup setelah kematian, inilah yang seharusnya kita syukuri. 2. Peristiwa kematian hanya akan kita alami sekali dalam seumur hidup. Mungkin belum ada diantara kita yang telah mengalami dan memiliki pengalaman akan mati ini, sehingga banyak hal yang sebetulnya ingin kita ketahui sehubungan dengan peristiwa kematian itu. Yang pada akhirnya akan memunculkan pertanyaan besar yaitu: sebenarnya apakah yang akan terjadi setelah kita mati? 3. Kematian adalah bukan akhir dari segala-galanya. Secara analogis , kematian dapat digambarkan sebagai pintu dan awal dari segala-galanya, yaitu awal dari kekekalan, kebahagiaan kekal atau justru malah penderitaan kekal. Iman kita percaya bahwa ada kelanjutan hidup setelah kematian. 4. Kita semua yang menantikan saat kematian diumpamakan oleh Yesus seperti sepuluh orang gadis yang sedang menantikan saat kedatangan pengantin atau mempelai laki-laki. Masa menunggu atau penantian kita untuk kedatangan mempelai laki-laki, yaitu saat kematian adalah waktu kita berada diatas dunia ini atau sepanjang hidup kita. Dalam kisah sepuluh gadis bodoh dan bijaksana tersebut semua gadis telah membawa pelita, dan semua pelitanya menyala. Di dalam dunia pendidikan pelita sering dijadikan lambang atau simbul sebagai pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai sumber cahaya penerang budi kita. Pelita yang menyala akan memberikan cahaya yang dapat menerangi tempat disekitarnya. Kita semua membutuhkan cahaya untuk menerangi jiwa kita pada saat sekarang dan saat kita hidup setelah kematian. Kita juga membutuhkan terang cahaya agar mempelai pria mengenali kita sebagai pengantinNya. Pelita itu akan dapat menyala saat ada minyaknya. Pengetahuan akan membentuk kesadaran, yang dapat dijadikan sebagai pedoman dan terang dalam sikap dan perilaku hidup kita dihadapan Allah. Kesadaran akan ajaran dan perintah-perintah Yesus akan memandu setiap perbutan hidup kita didunia ini agar nantinya kita dapat dikenali sebagai mempelaiNya. Kesepuluh gadis itu adalah kita yang memiliki pengetahuan tentang perintah-perintah Allah, lima gadis bodoh melakukan perbuatann hidupnyanya dengan motivasi dan dorongan keinginannya egonya sendiri sehingga minyak yang didapatnya habis, hanya digunakan untuk memuaskan kepentingan egonya itu. Sedangkan lima orang gadis bijaksana memiliki pengetahuan tentang perintah Allah yang diwujudkan dalam sikap perbuatan hidupnya itu sampai pada kesadaran untuk melaksanakan kehendak dan kasih setia kepada Allah, sehingga minyak yang di dapatkan tidak di hambur-hamburkan bahkan akan ditambahkan sebagai persiapan pada saat dibutuhkannya nanti. Minyak adalah daya hidup untuk menghidupkan pelita itu atau berkat dan belas kasih, yaitu daya hidup yang berasal dari Allah. Minyak ini hanya bisa kita dapatkan pada saat dan selama kita mempunyai kesempatan hidup di dunia ini. Untuk mendapatkan minyak kita harus membelinya. Untuk bisa membeli kita harus memiliki uang. Kita semua telah memiliki uang yaitu talenta-talenta kita, karunia cuma-cuma

dari Allah. Dengan talenta-talenta itu kita bisa membeli minyak untuk menyalakan pelita kita untuk menerangi jiwa kita di dunia ini maupun setelah kematian kita. Talenta-talenta itu harus kita kembangkan dan kita manfaatkan dengan panduan sesuai dengan perintah dari yang mengaruniakan talenta tersebut. Menggunakan talenta-talenta yang telah kita dapatkan sesuai perintah Yesus adalah melaksanakan kebajikan-kebajikan dan keutamaan-keutamaan hidup berdasarkan cinta kasih kepada Allah dan sesama, serta mempersembahkan kehendak kita untuk melaksanakan kehendak Allah seperti yang telah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus sendiri. 5. Kita harus menggunaka minyak yang kita punyai dengan efisien janganlah untuk kebutuhankebutuhan yang sia-sia, karena kita masih membutuhkannya sekarang dan nanti. Untuk itu kita harus memiliki penyimpanan minyak dalam buli-buli kita sehingga dapat kita gunakan saat kita membutuhkannya nanti yaitu pada saat kita sudah tidak punya kesempatan untuk mendapatkannya. Inilah sikap berjaga-jaga kita. 6. Tubuh kita adalah lemah karena ada ego dalam diri kita. Dalam masa penantian kita yang panjang sering kita merasakan kelelahan-kecapaian kadang-kadang kita juga butuh istirahat-tidur inilah saat kematian tubuh fisik kita. Kita menyimpan kesadaran kita sampai ada tanda yang akan membangunkan tubuh rohani kita dari tidur. Kita akan menyongsong mempelai pria dengan pelita yang menyala dan dengan persediaan minyak dalam buli-buli agar pada saat pelita kehabisan minyak kita bisa mengisinya untuk menerangi jiwa kita, agar mempelai pria mengenali kita sebagai mempelai wanitanya untuk bersama-sama masuk dalam ruang perjamuan perkawinan. Dengan demikian kita akan menjadi mempelai yang bijaksana.

MENGGUNAKAN TALENTA KITA UNTUK MEMBELI MINYAK


1. Menggunakan talenta kita, yang telah kita terima secara cuma-cuma dari Allah, sesuai dengan bagian kita, Ibarat menggunakan uang untuk membeli minyak. Talenta itu akan kita belanjakan dengan melakukan perbuatan baik yang menghasilkan buah baik atau perbutan aluistrik yaitu perbuatan kasih kepada sesame kita. Apabila talenta kita gunakan untuk berbuat tidak baik dan menghasilkan buah tidak baik sama saja kita memberikan talenta kita untuk yang kita jahati atau hasilnya akan dirampas oleh kuasa kegelapan. Hal ini sama dengan orang yang hanya menyimpan talentanya tidak mengembangkannya, Karena takut kehilangan talenta itu, karena takut hukuman dari si-empunya talenta. 2. Dengan menghasilkan buah yang dapat dinikmati oleh orang lain, kita telah membelanjakan talenta itu yaitu untuk mendapatkan minyak. Minyak yang kita dapatkan dapat kita gunakan sekarang saat kita hidup didunia ini dan ada yang dapat kita simpan untuk pelita kita saat kita menunggu kedatangan mempelai laki-laki. Kita mempunyai bendahara yang akan menata keuangan kita yang bekerja atas permintaan kita maupun karena pertimbangan kebijaksanaannya dan kita juga mempunyai buli-buli untukmenyimpan minyak itu yang akan kita gunakan sekarang atau nanti. Kita menggunakan minyak untuk menyalakan pelita kita sekarang, karena hanya untuk memenuhi kebutuhan ego kita. Ada kepentingan-kepentingan yang membutuhkan energi besar yang menyerap banyak minyak sehingga kita menjadi begitu boros (perumpamaan tentang anak yang hilang). Kadang kita juga bersikap memaksa

bendahara (perumpamaan bendahara yang cerdik) untuk mengeluarkan minyak untuk dari hasil yang kita sadari. Yesus mengajarkan agar kita memberi dg tangan kanan yang tidak diketahui oleh tangan kiri, kita telah mendapatkan upah pada saat kita telah mendapatkan balasan atas perbuatan baik kita itu. Karena kesadaran untuk menerima balasan dengan perbuatan ini, minyak yang kita hasilkan tidak kita simpan tetapi hanya untuk dinikmati sekarang, Kita hanya menyimpan harta yang bisa dimakan ngengat daripada harta yang ngengat tidak mau memakannya. 3. Menggunakan talenta dengan berbuat baik, tulus dan tanpa pamrih yang didasarkan pada kehendak dan kasih setia kepada Allah semata, yang termanifestasi pada perbuatan-perbuatan kebajikan kepada diri sesama, sama dengan menyimpan persediaan minyak untuk kehidupan nanti yang ngengat tidak akan menghancurkannya. 4. Banyak perbuatan baik yang kita lakukan kelihatannya untuk menolong membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan yaitu melakukan perbuatan baik sesuai perintah Allah. Tetapi sebetulnya hanya kita lakukan untuk memenuhi hasrat kita sendiri, hanya untuk memuaskan keinginan dan kepentingan kita sendiri. Dengan perbutan itu kita kita telah mendapatkan keuntungan baik materiil maupun imateriil demi kebesaran, kesuksesan, kemegahan, nama baik, kemsyuran, kepuasan dan sebagainya, yang sebenarnya hanya demi kepentingan diri kita sendiri. Untuk ini kita telah mendapatkan upahnya yaitu harta yang mudah dimakan ngengat. Minyak adalah berkat, rahmat, karunia, kerahiman dan cinta kasih setia Allah karena perbuatan aluistrik yang didasari ketulusan tanpa pamrih yaitu dari perbuatan-perbuatan yang dapat menjadikan berkat bagi orang lain. Marilah kita senantiasa berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus mempelai pria kita dengan pelita yang menyala dengan buli-buli yang penuh sehingga cukup untuk menyimpan cadangan minyak. Tuhan Yesus Memberkati, Kemuliaan Kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad Terpujilah nama Yesus, Maria dan Santo Yoseph. Selama-lamanya. Amin.

SETIAP ORANG TELAH DIKARUNIAI PELITADALAM DIRINYA


( Hanya masalahnya apakah pelita itu dihidupkan, mempunyai sumbu dan cadangan minyak yang cukup atau tidak) Pelita adalah simbul Bentuk Tubuh Rohani Manusia Api : shin : Api pembuat Cahaya : Kepala : Pengetahuan/wawasan Ilahi Udara : aleph : Sumbu dan bejana termasuk buli-buli tempat minyak : Dada : Kesadaran Ilahi Air : mem : Minyak : Perut : Perbuatan perbuatan yang berkenan pada Allah 1. Pelita terdiri dari bagian-bagian : A. Bejana tempat minyak. batang sumbu. dan . Sumbu B. Api C. Minyak Agar pelita dapat berfungsi dan menghasilkan cahaya ketiga unsur itu harus ada. Setiap orang telah dikaruniai pelita itu. Tugas kita harus menjaga agar pelita itu tetap terus menyala untuk menerangi jiwa kita. Apabila pelita itu padam jiwa kita berada dalam dunia kegelapan. Kegelapan akan menguasai jiwa kita. Dari keempat bagian pelita yang secara berkesinambungan harus kita perbaharui adalah unsur minyak, karena minyak dapat berkurang dan habis bila pelita itu dinyalakan, sehingga perlu diisi kembali. 2. Bejana minyak dan batang sumbu. Dapat ditafsirkan sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang perintah-perintah Allah sebagai panduan untuk memahami arti kehidupan dan menghayati hidup itu sendiri. Penguasaan atas pengetahuan akan menimbulkan pemahaman akan arti kehidupan. Pemahaman iini harus dihayati semaksimal mungkin. Penghayatan atas pengetahuan dan pemahaman inilah yang sering sangat sulit untuk dilakukan, karena menuntut pengorbanan dan tanggungjawab besar. Melakukan kehendak Allah adalah tidak mudah untuk itu perlu kita usahakan, kita latih, kita biasakan walaupun harus dengan pengorbanan. Kita hanya bisa melakukan ini apabila memperoleh karunia rahmat Allah sendiri. 3. Dengan menghidupi dan menghayati kehendak Allah melalui perbuatan, kita akan memperoleh kesadaran tentang kehendak Allah itu sendieri. Kesadaran inilah yang dilambangkan dengan sumbu.

Besar kecilnya api yang akan menyala tergantung dari besar kecilnya sumbu yang terbakar itu. Sedang cahaya yang dipancarkan oleh pelita itu tergantung juga dengan besarnya api yang membakar sumbunya, jadi yang menentukan pancaran cahaya adalah besarnya sumbu yang terbakar oleh api itu. 2. Sumbu yang besar tentu saja akan menuntut penyerapan minyak yang besar pula. Kondisi ini kadangkadang akan menyebabkan ketidak efisienan dimana. Kebutuhan minyak kita juga harus cukup besar, akan menjadi masalah apabila sumbu kita besar tetapi cadangan minyak kita tidak banyak. Kesadaran yang digambarkan sebagai sumbu memang diperlukan dan sangat diperlukan tetapi pemanfaatan secara optimal harus diusahakan dan dilatih secara terus menerus. Kadang -kadang penguasaan kesadaran memberikan dampak yang ambigu, artinya bahwa disamping dibutuhkan untuk menyadari akan kebaikan dan kebenaran tetapi akan menimbulkan kesombongan, ketidaksabaran, pamrih dan banyak sekali sikap negatif lainnya. Misalnya dengan memberikan derma banyak yang berfikir telah menjadi orang yang baik. Orang yang baik akan menjadi tidak baik ketika sadar bahwa dirinya adalah baik. Untuk mengantisipasi hal ini kita memerlukan kesadaran tingkat kedua. 3. Mengenai hal kesadaran ini Yesus pernah mengajarkan berbagai keutamaan-keutamaan atau kebajikan-kebajikan misalnya : apbl tangan kananmu memberi jangan sampai diketahui tangan kirimu, orang tdk akan masuk kerajaan Allah bila tidak menjadi seperti anak kecil, memaafkan satrmpai tujuhpuluhtuju kali tujuh kali, mendoakan orang yang berbuat tidak baik pada kita, memberikan pipi kanan kalau pipi kirimu ditampar, memberi kepada orang yang meminya, memberikan jubahmu kalau orang meminta bajumu dan lain sebagainya. 4. Api tentu saja adalah

Anda mungkin juga menyukai