Pembimbing :
Oleh:
PENDAHULUAN
EBM adalah suatu proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan,
keputusan klinik. EBM adalah penggunaan teliti, tegas dan bijaksana berbasis bukti saat
mengintegrasikan individu dengan keahlian klinis terbaik eksternal yang tersedia bukti
dari penelitian sistematis. EBM ini digunakan Sebagai Paradigma baru ilmu kedokteran,
dasar praktek kedokteran harus berdasar bukti ilmiah yg terkini dan dipercaya (baik klinis
maupun statistik) karena EBM sendiri adalah suatu teknik yang digunakan untuk
dan keahlian klinik dari dokter (Clinical Expertise), kepentingan pasien (Patients values).
2.1. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
berupa hasil penelitan yang terbaik dengan kemampuan klinis dokter serta preferensi
teknologi informasi dan epidemiologi klinik dan ditujukan untuk dapat menjaga dan
aspek, namun yang terutama adalah semakin efektif dan efisien-nya kemampuan
keputusan medis.
Penelitian yang relevan secara klinis, dapat berupa penelitian ilmu-ilmu
kedokteran dasar, tetapi terutama dari riset-riset klinis yang berorientasi pasien. Uji
pemeriksaan fisik), uji kekuatan suatu penanda prognosis, uji efektivitas dan
penemuan klinis dapat mengganti sebuah uji metoda diagnosis maupun terapi yang
telah diterima ke metoda baru yang lebih kuat, tepat, efektif dan aman.
bukti memperoleh hasil yang lebih baik dari yang tidak mendapat.
b. Merupakan cara up-date yang lebih efisien dibanding metoda tradisional (misal,
baik agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan
cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien.
yang lebih efektif, aman, bisa diandalkan (reliable), efisien, dan cost-effective.
2.3. Kelebihan Evidence Based Medicine
Hambatan yang jelas dirasakan adalah mengenai dana, yaitu keperluan dana yang
penelitian di bidang kedokteran. Selain itu, tidak adanya akses yang cukup untuk
Selain itu, textbooks sudah ketinggalan, jurnal tidak tertata baik dan kualitas
bervariasi, para ahli sulit sepakat, dan CME/CPD tidak efektif (Wiryo, 2002).
a. Praktisi medik, khususnya dokter umum, tidak mungkin tahu segalanya. EBM
membantu para dokter memberi informasi yang lebih luas
b. MEDLINE dan database yang serupa mempunyai beberapa keuntungan.Untuk
praktisi medik, ini merupakan cara mendapatkan informasi yang bermutu baik
dan terkini yang mempunyai kecenderungan bisa kecil dibanding informasi
yang diperoleh dari sumber yang lain (misalnya dari perusahaan).
c. Para dokter dapat menemukan informasi yang pada awalnya mereka tidak tahu
bahwa mereka membutuhkan, tetapi ternyata sangat penting untuk praktik
klinik yang baik.
d. Bukti dapat dipakai untuk mengukur outcome (bukti empirik), ini
memungkinkan masyarakat untuk menilai kemungkinan mendapatkan manfaat
dari terapi atau aktivitas tertentu daripada hanya sekedar mempertimbangkan
mekanisme yang mendasari.
e. Pasien menyukai pendekatan empirik EBM karena lebih muda dimengerti dan
memungkinkan mereka untuk berbagi dalam membuat keputusan sehingga
mengurangi peluang untuk tuntutan hukum dikemudian hari.
f. Penelusuran elektronik dapat memunculkan informasi bermanfaat lainnya
yang mungkin menguntungkan pasien.
2.6. Langkah – Langkah Evidence Based Medicine
(applicability)
kepada pasien hampir selalu timbul pertanyaan di dalam benaknya tentang diagnosis,
kausa, prognosis, maupun terapi yang akan diberikan kepada pasien. Sebagian dari
pertanyaan itu cukup sederhana atau merupakan pertanyaan rutin yang mudah dijawab,
yang tidak memadai untuk dijawab hanya berdasarkan pengalaman, membaca buku teks,
atau mengikuti seminar. Pertanyaan yang sulit dijawab disebut pertanyaan latar depan
jawaban merupakan langkah awal yang penting di EBM, sebagian besar pertanyaan klinis
dapat dibagi menjadi empat komponen, sering disingkat PICO. (Leen et al, 2014).
Langkah 2: Mencari Bukti
mencari bukti-bukti untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bukti adalah hasil dari
mengandalkan riset, yaitu data yang dikumpulkan secara sistematis dan dianalisis dengan
penilaian kritis kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian tentang validitas
bukti klinis tentang etiologi, diagnosis, terapi, prognosis, pencegahan, kerugian, yang
a. Validity
Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari cara
peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara mengukur variabel, dan
factor).
b. Importance
(membedakan) pasien yang sakit dan orang yang tidak sakit dengan cukup
Likelihood Ratio (LR). Suatu intervensi medis yang mampu secara substantif dan
konsisten mengurangi risiko terjadinya hasil buruk (bad outcome), atau meningkatkan
probabilitas terjadinya hasil baik (good outcome), merupakan intervensi yang penting
c. Applicability
Bukti yang valid dan penting dari sebuah riset hanya berguna jika bisa diterapkan
pada pasien di tempat praktik klinis. Efikasi (efficacy) adalah bukti tentang
kemaknaan efek yang dihasilkan oleh suatu intervensi, baik secara klinis maupun
statistik, seperti yang ditunjukkan pada situasi riset yang sangat terkontrol.
Meta-
Analysis
Systematic
Review
Randomized
Controlled Trial
Cohort studies
Langkah EBM diawali dengan merumuskan pertanyaan klinis dengan struktur ―PICO‖,
patient, intervention, comparison, dan outcome. Selain itu, penerapan bukti intervensi
klinis.
a. Patient
2. Apakah hasil intervensi yang akan diberikan sesuai dengan keinginan maupun
menggunakan intervensi?
b. Intervention
Tiga pertanyaan perlu dijawab terkait intervensi sebelum diberikan kepada pasien:
c. Comparison
Tiga pertanyaan perlu dijawab tentang aspek perbandingan untuk menerapkan bukti:
peneliti dan pembanding/ alternatif yang dihadapi klinisi pada pasien di tempat
praktik?
d. Outcome
2. Apakah hasil intervensi yang akan diberikan sesuai dengan keinginan dan
Kinerja penerapan EBM perlu dievaluasi, terdiri atas tiga kegiatan sebagai
EBM belum berhasil jika klinisi membutuhkan waktu terlalu lama untuk mendapatkan
bukti yang dibutuhkan, atau klinisi mendapat bukti dalam waktu cukup singkat tetapi
dengan kualitas bukti yang tidak memenuhi ―VIA (kebenaran, kepentingan, dan
implementasi EBM.
Kedua, melakukan audit keberhasilan dalam menggunakan bukti terbaik sebagai
dasar praktik klinis. Audit klinis adalah “a quality improvement process that seeks to
improve patient care and outcomes through systematic review of care against explicit
criteria and the implementation of change". Dalam audit klinis dilakukan kajian (disebut
audit) pelayanan yang telah diberikan, untuk dievaluasi apakah terdapat kesesuaian antara
pelayanan yang sedang/ telah diberikan (being done) dengan kriteria yang sudah
ditetapkan dan harus dilakukan (should be done). Jika belum/ tidak dilakukan, maka audit
klinis memberikan saran kerangka kerja yang dibutuhkan agar bisa dilakukan upaya
masa yang akan datang, sangat berguna untuk menggambarkannya dalam siklus seperti
KESIMPULAN
pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. EBM
diperlukan karena infromasi selalu berubah (update) tentang diagnose, prognosis, terapi
dan pencegahan, promotif dan rehabilitatif sangat diperlukan dlm praktek sehari-hari dan
meningkat tetapi kemampuan ilmiah serta kinerja klinik menurun secara bermakna. EBM