Anda di halaman 1dari 8

ASISTENSI PENGANTAR PERPETAAN

Modul 3 : Sipat Datar Memanjang


Tujuan

Praktikan dapat menentukan beda tinggi dari


titik-titik yang ditentukan
Dasar Teori
Pada metoda sipat datar, garis/bidang mendatar sebagai bidang ukur dibentuk
berdasarkan bantuan alat alat bantu yang disebut " NIVO " (Niveau). Metoda
sipat datar ini, dapat diterapkan dalam beberapa jenis pengukuran yang berbeda
tujuannya. Prinsip dasar tetap, yaitu pendataran garis (bidang) yang ditunjukkan
oleh garis bidik alat sipat datar (level). Dilihat dari kata sipat datar, maka dapat
dimengerti bahwa alat yang digunakan adalah alat yang dapat menyipat atau
menyapu secara mendatar. Ini merupakan metoda untuk mendapatkan/
membuat garis terletak pada bidang mendatar yang sejajar bidang referensi
ketinggian. Garis pada alat yang diatur mendatar adalah "Garis Bidik" (garis
visier) yang ditunjukkan oleh "Benang Silang Diafragma " alat tersebut.
Dasar Teori
Sipat datar memanjang,
bertujuan untuk mengukura
beda tinggi (DH) antara 2 titik
yang berjauhan. Dalam
pengukuran semacam ini, tidak
mungkin dilakukan dengan 1 kali
meletakkan alat sipat datar
seperti pada Gambar disamping,
oleh karena itu, sipat datar
memanjang terbagi atas
beberapa bagian.
Dasar Teori
Bagian pengukuran DH yang
terkecil/terpendek dimana pada bagian ini
alat sipat datar ditempatkan/diletakkan,
disebut sebagai SLAG / SELANG. Bagian ini,
dapat saja berupa pengukuran DH antara
titik-titik yang sebenarnya tidak diperlukan
keberadaannya. Titik seperti ini dikenal
dengan titik bantu. Jarak antar titik bantu,
dapat berdekatan, tetapi mungkin saja
cukup jauh, sesuai dengan keperluan,
keadaan lapangan dan kemampuan alat.

Pengukuran DH antara titik yang akan


ditentukan (antara A-B, pada
Gambardisamping), disebut SEKSI.
Pengukuran seksi, merupakan kumpulan
pengukuran slag/selang.
Alat dan bahan
Waterpass (1)
Statif (1)
Rambu 2 (2)
Stratpot (2)
Nivo rambu/ Unting-unting (2)
Kertas dan Alat Hitung
Data Board dan Alat Tulis
Payung
Petunjuk Pelaksanaan
Setiap kelompok di berikan satu seksi sekitar 60 m. Setiap kelompok membagi seksi tersebut
menjadi beberapa slag yang berjumlah genap. Dilakukan pengukuran beda tinggi dan jarak dari
setiap slag.
1. Letakkan rambu ukur di titik A dan B.
2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat dengan titik A maupun titik B
sama).
3. Baca Rambu A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara BT=(BA+BB):2
4. Baca rambu B (BA, BT, BB). Hitung dengan cara BT=(BA+BB):2
5. Koreksi maksimum 2mm. koreksi
6. Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.
7. Hitung jarak alat dengan titik A
dA=(BA A – BB A)x100
8. Hitung jarak alat dengan titik B
dB=(BA B – BB B)x100
9. Hitung jarak AB=dA+dB
Terimakasih Atas Perhatiannya
Asisten Pengantar Perpetaan

Anda mungkin juga menyukai