Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Model Penelitian dan Pengembangan

Model penelitian yang akan dilakukan pada penelitian pengembangan

piramida cerdas ini menggunakan penelitian dan pengembangan R&D (Research

and Development) yang mengacu pada teori Borg and Gall. Metode penelitian dan

pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk

tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013:407). Pada

proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus

yang diawali dengan studi pendahuluan untuk menemukan suatu instrumen

pendidikan kemudian instrumen tersebut dikembangkan dalam situasi tertentu,

diuji, direvisi dan diuji kembali sampai ditemukan instrumen akhir yang dianggap

sempurna.

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pengembangan media piramida cerdas menggunakan R&D

(Research and Development) atau metode penelitian dan pengembangan. Prosedur

penelitian dan pengembangan dalam membuat media piramida cerdas memiliki

beberapa tahapan-tahapan yang dapat dilihat pada gambar 3.1

28
29

Potensi dan Pengumpulan Desain Produk Validasi Desain


Masalah data

Uji coba Revisi Produk Uji coba Revisi Desain


Pemakaian Produk

Revisi Produk Produksi Masal

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development

(R&D) dari Brog and Gall (Sugiyono, 2014:298)

Dari 10 langkah penelitian, penelitian ini berhenti pada tahap yang ketujuh

yaitu revisi produk karena penelitian ini hanya digunakan untuk penelitian

pengembangan media pembelajaran guna menyelesaikan studi sarjana. Peneliti

atau pengembang dapat memilih dan menemukan langkah-langkah yang paling

tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses

pengembangan dan juga peneliti dapat melakukan modifikasi dari langkah-

langkah yang dikenalnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang terbaik

(Ardhana, 2002:9). Penjelasan langkah-langkah media piramida cerdas pada

gambar 3.1 adalah sebagai berikut:

3.2.1 Potensi dan Masalah

Penelitian yang dilakukan berangkat dari adanya suatu potensi dan

masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan

memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang


30

diharapkan dengan yang terjadi (Sugiyono, 2014:298). Berdasarkan hasil

observasi di SDN Tlogomas 1 Malang terdapat potensi dalam pengembangan ini

adalah media pembelajaran yang ada di sekolah. Media pembelajaran adalah alat

yang digunakan pendidik sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan materi

pembelajaran. Media di Sekolah Dasar hanya fokus pada satu materi pelajaran,

sehingga media ini belum mendukung untuk pembelajaran tematik. Media yang

baik adalah media yang dapat memberikan pengalaman bermakna untuk perserta

didik serta media yang dapat digunakan peserta didik secara mandiri/individual.

3.2.2 Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat diidentifikasi, maka peneliti

mengumpulkan informasi dan data sebagai bahan untuk perencanaan produk yang

diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada. Informasi diperoleh dengan

melakukan analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara pada guru IV

SDN Tlogomas 1 Malang yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran

tematik, media yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan media yang tepat

untuk pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Informasi yang dikumpulkan

dapat digunakan sebagai bahan perencanaan untuk membuat media pembelajaran.

3.2.3 Desain Produk

Bedasarkan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah peneliti

membuat desain produk yang akan dikembangkan. Produk yang dihasilkan dalam

penelitian Research and Development (R&D) bermacam-macam (Sugiyono,

2014:300). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media tiga

dimensi. Desain produk dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan pada


31

pengumpulan data. Desain media pembelajaran tematik yang akan dikembangkan

digambarkan dalam tahap berikut:

Melakukan wawancara dan


observasi untuk
menganalisis kebutuhan

Menentukan KI, KD, dan


materi

Menentukan jenis media


pembelajaran yang sesuai

Menyusun rancangan
pembuatan media

Membuat media
pembelajaran yang menarik

Gambar 3.2 Langkah-langkah pada tahap desain produk

Langkah-langkah dalam membuat desain produk, yaitu: pertama,

melakukan wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar dan observasi untuk

memenuhi analisa kebutuhan, mengetahui permasalahan yang dialami guru kelas,

sehinga dapat menentukan media apa yang akan dikembangkan. Kedua, setelah

mengetahui permasalahan yang ada di lapangan tahap selanjutnya menentukan KI,

KD, dan materi yang sesuai dengan pembelajaran apakah materi tersebut

membutuhkan adanya media atau tidak, sehingga media yang akan dikembangkan

dapat berfungsi dengan baik. Ketiga, menentukan jenis media yang sesuai,

pemilihan jenis media perlu dilakukan agar materi yang akan disampaikan melalui
32

media ini dapat diterima oleh peserta didik. Keempat, setelah menentukan jenis

media tahap selanjutnya adalah membuat rancangan media berupa tahap-tahap

pembuatan media dan cara kerja media. Kelima, tahap terakhir adalah membuat

media yang dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat difungsikan dengan

baik pada proses pembelajaran.

Media piramida cerdas dirancang dalam bentuk piramida berbahan dasar

kayu jati belanda, setiap sisinya memiliki tingkatan yang dapat dilepas pasang dan

di lengkapi dengan gambar-gambar bertema cita-cita agar peserta didik dapat

memahami usaha yang harus dilakukan untuk meraih cita-cita serta menentukan

manfaat dari keberagaman individu. Media ini juga terdapat puzzle matematika,

potongan dari setiap puzzle berbentuk macam-macam bangun datar berguna untuk

mempermudah peserta didik untuk menentukan bangun datar yang memiliki sudu
sudut

siku-siku.

3.2.4 Validasi Desain

Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain

merupakan proses penilaian rancangan produk yang dikembangkan secara

rasional, guna melihat apakah lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono,

2014:302). Validasi desain media piramida cerdas membutuhkan kehadiran

beberapa pakar atau para ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya untuk

menilai kelemahan dan kekuatan desain produk ini. Penilaian serta saran para ahli

diperlukan untuk dijadikan dasar pertimbangan untuk perbaikan media yang

dikembangkan.
33

Validasi desain terdiri dari ahli media pembelajaran, ahli materi, dan ahli

pembelajan tematik. Ahli media pembelajaran adalah dosen yang sudah

berpengalaman mengajar dibidang media pembelajaran. Sedangkan ahli materi

adalah dosen yang berpengalaman dalam materi pembelajaran khususnya untuk

Sekolah Dasar. Guru kelas IV Sekolah Dasar ditunjuk sebagai ahli pembelajaran

tematik karena guru kelas lebih memahami karateristik peserta didik. Penilaian

dan saran yang diberikan baik kelebihan maupun kelemahan dari produk yang

dikembangkan. Kelemahan yang sudah diidentifikasi tersebut kemudian direvisi

dan dijadikan dasar perbaikan agar menghasilkan produk yang diharapkan.

3.2.5 Revisi Desain

Perbaikan desain produk dilakukan sesuai penilain dan saran dari

validator. Apabila ditemukan kelemahan dalam desain produk tersebut, maka

peneliti mencoba mengurangi kelemahan tersebut dengan cara melakukan

perbaikan desain media piramida cerdas agar dapat menghasilkan produk yang

efektif dalam pembelajaran. Sebaliknya, apabila semua aspek media pembelajaran

dan materi mendapat predikat baik maka tidak membutuhkan revisi atau dikatakan

valid dan desain produk tersebut dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji

coba produk.

3.2.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah melakukan revisi atau perbaikan desain

dari validator. Dalam bidang pendidikan, desain produk ialah pengembangan

media pembelajaran dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi oleh

validator (Sugiyono,2014:302). Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui


34

efektivitas dan kelayakan produk yang dikembangkan. Uji coba kelompok kecil

dilakukan dengan jumlah peserta didik 4 anak di kelas IV SDN Tlogomas 1

Malang dengan karateristik peserta didik yang berbeda-beda. Selama uji coba

produk, peneliti membuat catatan kelebihan dan kekurangan selama proses

pembelajaran berlangsung. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan

ketika media digunakan. Selanjutnya uji coba kelompok besar dengan jumlah 33

peserta didik. Pada saat akhir uji coba kelompok kecil maupun kelompok besar,

peserta didik diberikan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap

penggunaan media piramida cerdas pada tema cita-citaku.

3.2.7 Revisi Produk

Revisi dilakukan apabila setelah melakukan uji coba kelompok kecil dan

besar terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Revisi dilakukan untuk

menyempurnakan produk yang dikembangkan.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan media piramida

cerdas adalah data kualitatif dan kuatitatif. Data kualitatif diperoleh dari kritik,

saran, tanggapan dan masukan-masukan dari ahli media pembelajaran, ahli materi,

ahli pembelajaran tematik Sekolah Dasar. Sedangkan data kuantitatif diperoleh

dari hasil penelitian ahli media pembelajaran, ahli materi, ahli pembelajaran

Sekolah Dasar melalui angket penilaian pada saat uji coba. Penilaian beberapa

para ahli yaitu berupa lembar penilaian angket media dan penilaian dari peserta

didik berupa angket respon peserta didik terhadap media.


35

3.4 Prosedur Uji Coba Produk Media Piramida Cerdas

Uji coba media piramida cedas dilakukan untuk mengetahui keefektifan

penggunaan media piramida cerdas pada pembelajaran tematik kelas IV Sekolah

Dasar. Penjelasan tahap uji coba produk sebagai berikut:

3.4.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba produk yang dilakukan adalah validasi uji coba produk

untuk mengukur tingkat kelayakan media pembelajaran tematik yang

dikembangkan. Validasi uji coba produk dilakukan oleh validator dengan mengisi

angket validasi untuk menilai produk media yang telah dikembangkan, agar

peneliti memperoleh informasi atau data secara kualitatif dan kuantitatif. Desain

uji coba produk dilakukan dalam uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok

besar pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.

3.4.2 Subjek Uji Coba Ahli

Subjek Subjek validasi untuk pengembangan media piramida cerdas, yaitu

terdiri dari dosen ahli media pembelajaran, dosen ahli materi, dan ahli

pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Penjelasan subjek validasi pada uji

coba media piramida cerdas dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3.1 Subjek Validasi Uji Coba Media Piramida Cerdas


No Subjek uji coba Kriteria Nama
1 Ahli media pembelajaran Lulusan S2 Ari Dwi Haryono, M. Pd
2 Ahli materi Lulusan S2 Maharani Putri K, M.Pd
3 Ahli pembelajaran tematik Lulusan S1 Suharnik, S.Pd
36

3.4.3 Subjek Uji Coba Kelompok Kecil

Subjek uji coba kelompok kecil dilakukan dilakukan di SDN Tlogomas 1

Malang kelas IV dengan jumlah 4 peserta didik dengan karateristik yang berbeda-

beda. Uji coba produk kelompok kecil untuk mengetahui kelayakan media ketika

digunakan. Pada akhir uji coba peserta didik diberikan angket untuk mengetahui

respon peserta didik terhadap penggunaan media yang dikembangkan.

3.4.4 Subjek Uji Coba Kelompok Besar

Subjek uji coba kelompok besar dilakukan di SDN Tlogomas 1 Malang

kelas IV dengan jumlah 33 anak diambil dari sisa peserta didik yang belum

mengikuti uji coba pada kelompok kecil. Peserta didik yang mengikuti uji coba

kelompok kecil tidak dapat lagi mengikuti uji coba pada kelompok besar. Peserta

didik pada uji coba kelompok besar tetap diberikan angket untuk mengetahui

respon peserta didik terhadap media piramida cerdas.

strumen Pengumpulan Data


3.5 Instrumen

Penelitian pengembangan media piramida cerdas pada pembelajara


pembelajaran

tematik menggunakan instrumen pengumpulan adata sebagai berikut:

3.5.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apa bila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti (Sugiyono, 2013:319). Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SDN

Tlogomas 1 Malang mengenai kesulitan guru yang dihadapi saat mengajar


37

pembelajaran tematik, media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran

tematik saat ini, dan media yang tepat untuk pembelajaran tematik.

3.5.2 Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab

(Sugiyono, 2013:199). Tujuan dari angket adalah untuk memperoleh penilaian

dari para ahli dan respon peserta didik terhadap media yang dikembangkan. Hasil

angket tersebut dianalisis untuk menentukan kelayakan media piramida cerdas

dan sebagai panduan dalam merevisi produk untuk menghasilkan produk yang

lebih baik dan valid. Sasaran angket ditujukan kepada ahli media pembelajaran,

ahli materi, ahli pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar, dan angket respon

peserta didik terhadap media yang dikembangkan.

3.5.3 Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang tidak hanya berpusat

pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2013:203).

Pada penelitian pengembangan piramida cerdas ini peneliti melakukan observasi

nonpartisipan yang dimana peneliti tidak terlibat dalam proses pembelajaran dan

hanya sebagai pengamat di kelas.

3.5.4 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunan teknik pengumpulan

data wawancara dan obeservasi (Sugiyono, 2013:329). Dokumentasi yang

digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital untuk mendokumentasikan


38

segala proses kegiatan ketika penggunaan media piramida cerdas di SDN

Tlogomas 1 Malang.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian

yang harus dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian. Oleh karena itu, data

yang diperoleh harus valid. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan

-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat


bahan-bahan

diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono,2014:244). Analisis data bertujuan

untuk menginterpretasikan segala hasil penelitian dalam bentuk uraian/penjelasan

kemudian diinformasikan kepada masyarakat luas. Pemecahan masalah dilakukan

dengan teknik analisis data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan media piramida

cerdas ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis

kuantitatif.

3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis kualitatif dalam penelitian dilakukan sebelum mamasuki

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyino,

2014:249). Data yang didapat kemudian dianalisis dengan mengelompokkan

informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa tanggapan, kritik, dan saran

perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis data digunakan sebagai upaya

memperbaiki produk media piramida cerdas yang dikembangkan oleh peneliti.


39

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono,2014:243).

Data yang dianalisis diantaranya adalah data collection (pengumpulan data), data

reduction (reduksi data), display data (penyajian data), conclusion

drawing/verification (penyimpulan). Penjelasan langkah-langkah dalam teknik

analisis tersebut adalah sebagai berikut:

1) Data Collection (pengumpulan data)

Data ini diperoleh selama penelitian di SDN Tlogomas 1 Malang yaitu

berupa catatan lapangan peneliti saat melakukan observasi tentang penggunaan

media pembelajaran piramida cerdas dan aktivitas yang dilakukan oleh peserta

didik, baik faktor pendukung, penghambat, dan kesulitan saat proses pembelajaran

berlangsung.

2) Data Reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Data yang sudah terkumpul melalui observasi kemudian dirangkum untuk

menemukan pokok-pokok atau fokus masalah.

3) Display Reduction (penyajian data)

Penyajian data dalam bentuk uraian singkat ataupun disajikan dalam

bentuk tabel dan penjelasan yang bersifat deskriptif. Hal ini untuk memudahkan

dalam memahami apa yang terjadi dan untuk merencanakan kegiatan selanjutnya.

Peneliti menyajikan data deskriptif dari hasil angket dan lembar observasi.
40

4) Conclusion Drawing/verification (Penggambaran Kesimpulan)

Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dari

kelas IV di SDN Tlogomas 1 Malang. Dengan demikian kesimpulan dalam

penelitian kualitatif adalah jawaban dari rumusan masalah atau merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan berupa data tentang

pengembangan media piramida cerdas pembelajaran tematik kelas IV Sekolah

Dasar.

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam pengembangan ini diperoleh dari nilai-nilai yang

diberikan validator terhadap produk media piramida cerdas. Data dari angket akan

di analisis untuk mendapatkan gambaran media yang dikembangkan. Angket yang

diberikan kepada para ahli sebagai validator dan respon peserta didik, yaitu

sebagai berikut:

1) Analisis Angket Validitas Ahli

Pada pengembangan media piramida cerdas ini validitas bertujuan untuk menguji

kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dan kesesuaian materi

berdasarkan KI/KD. Apakah media pembelajaran layak atau tidak, sehingga dapat

diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan penggunaan media tersebut.

Jawaban dari angket validasi ahli menggunakan skala likert, variabel yang

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala likert yang digunakan terdiri

dari lima katagori yang disajikan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
41

Tabel 3.2 Kategori Penilaian Skala Likert


No Skor Keterangan
1 Skor 5 Sangat setuju/sangat sesuai/sangat layak/sangat menarik/sangat
bermanfaat/ sangat memotivasi.
2 Skor 4 Setuju/sesuai/layak/menarik/bermanfaat/memotivasi.
3 Skor 3 Cukup setuju/cukup sesuai/cukup layak/cukup menarik/cukup
bermanfaat/ cukup memotivasi.
4 Skor 2 Tidak setuju/tidak sesuai/tidak layak/tidak menarik/tidak bermanfaat/
tidak memotivasi
5 Skor 1 Sangat tidak setuju/sangat tidak sesuai/sangat tidak layak/sangat tidak
menarik/sangat tidak bermanfaat/sangat tidak memotivasi
(Sumber : Sugiono, 2013:135)

Uji angket validasi ahli pada media piramida cerdas dalam pembelajaran

tematik dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah skor yang diberikan oleh

validator (ΣR) dengan jumlah skor ideal yang telah ditetapkan dalam angket

validasi media pembelajaran (N). Adapun rumusnya Arifin (dalam Asiani,

2014:58) sebagai berikut:

P= x100%

Keterangan:
P = Persentase skor
∑R = Jumlah jawaban yang diberikan oleh responden atau validator
N = Jumlah skor maksimal/ideal
Kriteria validasi dan kualifikasi yang digunakan dalam validasi
pengembangan media disajikan pada tabel 3.3, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Validasi Ahli


No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 81-100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu revisi.
2. 61-80 % Baik Layak/tidak perlu revisi.
3. 41-60 % Cukup baik Kurang layak/perlu revisi.
4. 21-40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi.
5. <20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/perlu revisi.
(Sumber: Arikunto, 2008:35)
42

Pengembangan media pembelajaran dinilai sangat valid dan valid atau

sangat baik oleh para ahli dan guru jika memperoleh skor ≥ 81% dan ≥ 61%.

2) Analisis Angket Validitas Peserta Didik

Data yang diperoleh dari hasil angket respon peserta didik kemudian

dianalisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji keefektifan produk

berdasarkan respon peserta didik. Jawaban angket respon siswa menggunakan

angket skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua katagori yang dibuat dalam

bentuk pilihan ganda atau bentuk checklist ( √ ) yang disajikan pada tabel 3.4
3.4,

sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Skala Guttman


No Skor Keterangan
1 Skor 1 Ya
2 Skor 0 Tidak
(Sumber: Sugiyono,2010:139)

Presentase rata-rata tiap komponen dihitung menggunakan rumus, yaitu


sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase skor

∑ᵪ = Jumlah jawaban yang diberikan oleh peserta didik

ᵪ = Skor maksimal ideal

Tabel 3.5 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Respon Peserta Didik


No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
1. 81-100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu revisi.
2. 61-80 % Baik Layak/tidak perlu revisi.
3. 41-60 % Cukup baik Kurang layak/perlu revisi.
4. 21-40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi.
5. <20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/perlu revisi.
(Sumber: Arikunto, 2008:35)
43

Media pembelajaran dinyatakan mendapatkan respon positif dari peserta

didik apabila presentase yang diperoleh dari angket respon peserta didik lebih dari

(≥) 61%. Dengan demikian, media piramida cerdas dapat dikatakan layak

digunakan untuk media pembelajaran tematik kelas IV SDN Tlogomas 1 Malang.

Anda mungkin juga menyukai