Anda di halaman 1dari 7

Contoh sarana pendukung

A. Pengertian
a. Pengertian sarana
Sarana menurut kamus bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang dapat dipakai,
propaganda capai maksud atau tujuan, alat media, syarat, upaya dan sebagainya. Pengertian
sarana tersebut juga ditunjang oleh pendapat dari Winarno Surakhmad, beliau
mengemukakan bahwa sarana adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mencapai suatu
tujuan.
Sementara menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 24 tahun 2007 , sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-
pindah. Sedangkan menurut Daryanto, sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Misalnya : ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas, bahwa yang dimaksud dengan
sarana adalah perlengkapan secara langsung untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
b. Pengertian Prasarana
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun
2007, prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah.
Sedangkan menurut Daryanto, prasarana secara etimologis (arti kata) berarti alat tidak
langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan misalnya : lokasi atau tempat, bangunan
sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Prasarana menurut Winarno Surakhmad
adalah segala sesuatu yang dapat menunjang terlaksananya suatu kegiatan. Jadi dapat
disimpulkan prasarana adalah segala perlengkapan dasar untuk menjalankan suatu fungsi
tertentu.
c. Pengertian Alat
Menurut Wikipedia, Alat atau Perkakas (Inggris: tools) adalah benda yang
digunakan untuk mempermudah pekerjaan kita sehari-hari.
d. Pengertian Bahan
Menurut wikipedia, bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat dibuat
darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu.
B. Sarana dan prasarana dalam perpustakaan
Pada saat membahas tata ruang sebuah perpustakaan maka tidak terpisahkan dengan
pembahasan aspek peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan perpustakaan tersebut.
Penataan ruang perpustakaan yang memenuhi syarat estetika yang nyaman dan baik harus
didukung oleh peralatan dan perlengkapan yang ergonomis. Meskipun tata ruangnya bagus
namun bila dalam melaksanakan tugasnya menggunakan perlengkapan yang tidak sesuai,
maka tujuan penataan ruang untuk mewujudkan ruangan yang fungsional tidak akan tercapai.
Demikian pula sebaliknya, apabila perlengkapan yang dipakai tidak sesuai dengan desain tata
ruangnya maka pengguna tidak merasa nyaman berada didalam perpustakaan.
Dalam memilih atau membeli peralatan dan perlengkapan ruang perpustakaan ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu berkaitan dengan bahan, desain, warna, bentuk
dan konstruksi serta dana yang tersedia. Misalnya perlu pertimbangan yang matang ketika
memilih bahan peralatan dan perlengkapan yang terbuat dari kayu atau logam karena kedua
jenis bahan tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Untuk perlengkapan yang berbahan kayu kelebihannya adalah mudah diperoleh
dimanapun, memiliki banyak aspek dekoratif, dan mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan,
sedangkan kekurangan perlengkapan berbahan ini antara lain daya tahan kurang, mudah
terbakar dan harganya mahal untuk kayu yang berkualitas baik.
Pada perlengkapan yang berbahan logam kelebihannya adalah mudah dibongkar dan
kurang dekoratif, sedangkan kekurangannya adalah mudah berkarat. Berkaitan dengan
desainnya, maka perlengkapan perpustakaan sebaiknya sederhana, mudah dibersihkan,
ergonomis dan fungsional, adapun bentuk tepi dan ujung perlengkapan sebaiknya tumpul dan
konstruksinya kuat. Demikian pula dengan warna perlengkapan, harus serasi dengan warna
ruangan dan memperhatikan sifat warna yang akan dipakai.
Penyediaan sarana dan prasarana di perpustakaan merupakan hal yang penting karena
dapat menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan secara optimal sehingga tugas dan fungsi
perpustakaan perguruan tinggi dapat terlaksana. Menurut Moenir yang dikutip oleh
Nurbiyanti (2009:10-11), ”Sarana dan prasarana dapat dibedakan menjadi dua yaitu sarana
dan prasarana fisik dan sarana dan prasarana non fisik”.
Dari uraian jenis sarana dan prasarana di atas, di dalam penelitian ini yang dimaksud
sarana dan prasarana fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan yang
mempunyai peranan untuk memudahkan usaha seperti gedung dan ruangan perpustakaan,
koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan. Sedangkan sarana dan prasarana non fisik
dalam penelitian ini seperti kenyamanan ruangan perpustakaan meliputi penataan ruangan,
temperatur ruangan, ventilasi udara, serta pencahayaan.
Perpustakaan merupakan lembaga yang salah satu kegiatannya adalah memberikan
layanan peminjaman koleksi bahan pustaka baik untuk dibaca di tempat atau untuk dibawa
pulang. Dalam upaya mendukung pelaksanaan pelayanan yang prima maka perpustakaan
sebagai institusi yang bergerak dibidang jasa perlu memperhatikan peralatan dan
perlengkapan yang diperlukan guna mewujudkan kondisi prima atau memuaskan tersebut.
Peralatan dan perlengkapan yang ada diperpustakaan disediakan selain untuk mendukung
kegiatan rutin para staf perpustakaan juga berguna untuk memberikan pelayanan yang prima
kepada pengguna perpustakaan, oleh karena itu, desain peralatan dan perlengkapan yang ada
di perpustakaan perlu dirancang secara khusus karena terdapat perbedaan dengan peralatan
kantor pada umumnya. Dengan kata lain, sebuah perpustakaan harus menyediakan peralatan
dan perlengkapan yang sesuai dengan kondisi ruangan dan tujuan yang ingin dicapainya.

1. Gedung/ruangan perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya
diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah perpustakaan. Disebut gedung
apabila merupakan bangunan besar dan permanent, terpisah dari gedung lain
sedangkan apabila hanya menempati sebagian dari sebuah gedung atau hanya
sebuah bangunan (penggunan ruang kelas), relatif kecil disebut ruangan
perpustakaan.
2. Perabot perpustakaan
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan yang digunakan dalam proses pelayanan pemakai
perpustakaan dan merupakan kelengkapan yang harus ada untuk
terselenggaranya perpustakaan.

Yang termasuk dalam perabot/perlengkapan perpustakaan antara lain :


a. Rak buku
b. Rak majalah
c. Rak surat kabar
d. Rak atlas dan kamus
e. Papan peraga / pameran
f. Laci penitipan tas
g. Lemari catalog
h. Lemari multi media
i. Lemari Arsip
j. Meja dan kursi sirkulasi
k. Meja dan kursi baca
l. Meja dan kursi pegawai
m. Kereta buku, barang
n. Tangga beroda
3. Peralatan perpustakaan
Peralatan perpustakaan adalah barang-barang yang diperlukan secara
langsung dalam mengerjakan tugas/kegiatan di perpustakaan. Yang termasuk
dalam perlengkapan perpustakaan antara lain :
a. buku pedoman perpustakaan
b. Buku klasifikasi
c. Kartu catalog
d. Buku Induk
e. Kantong buku
f. Lembar tanggal kembali
g. Label
h. Cap inventaris
i. Cap perpustakaan
j. Bak stempel
k. Kartu pemesanan
l. Mesin ketik/Komputer
m. ATK
n. Selotip
o. Lem dll.

PENENTUAN LOKASI GEDUNG/RUANGAN PERPUSTAKAAN


Penentuan lokasi perpustakaan agar dapat maksimal
pemanfaatannya harus dapat memenuhi kriteria diantaranya :
a. Berada ditempat yang luas tanahnya memungkinkan dilakukannya
perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan perkembangan
perpustakaan
b. Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat seperti pusat pendidikan (sekolah),
pemerintahan dan tentunya pemukiman.
c. Merupakan gedung/satu ruangan utuh yang tidak bergabung dengan
ruangan lain
d. Mudah dicapai oleh pemakai, sehingga pemakai tidak membuang-buang
waktu secara sia-sia
e. Cukup tenang dan aman untuk menghindari dari gangguan suara keras
dan kegaduhan

ALOKASI GEDUNG/RUANGAN PERPUSTAKAAN


Perpustakaan pada umumnya minimal memiliki 4 (empat) macam
ruangan diantaranya :
– Ruang koleksi buku (rak-rak buku)
1 rak (1 sisi, 5 susun, lebar 100 cm) dapat memuat 115-165 buku
eksemplar buku dan jarak antar rak 100-110 cm. Jadi dapat dihitung
berapa kebutuhan luas ruang yang diperlukan untuk menempatan rak dan
dapat disesuaikan dengan bahan pustaka yang dimiliki. Hal ini pun perlu
dipertimbangkan untuk tahun-tahun yang akan datang.
– Ruang baca
Disesuaikan dengan ruang yang ada. Idealnya terpisah dari ruang koleksi dengan lulas yang
mencukupi.
– Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang Staf
Untuk melakukan aktifitas pengadaan dan pengolahan buku luas
ruangan tergantung berapa jumlah pengelola perpustakaan diperkirakan
setiap petugas memerlukan 2,5 m2.
– Ruang sirkulasi
Ruang ini dipergunakan untuk melayani peminjaman
dan pengembalian buku, ruang yang diperlukan minimal cukup untuk
meletakan meja sirkulasi dan perlengkapan lainnya.

PEMBAGIAN RUANG MENURUT FUNGSI


Menurut fungsinya pembagian persentase untuk masing-masing ruang
adalah sebagai berikut ;
– untuk perpustakaan dengan system tertutup
• areal untuk koleksi 45 %
• areal untuk pengguna 25 %
• areal untuk staf 20 %
• areal untuk keperluan lain 10 %
– untuk perpustakaan dengan sistem terbuka
• areal koleksi dan pengguna 70 %
• areal untuk staf 20 %
• areal untuk keperluan lain 10 %
Yang termasuk dalam areal koleksi adalah ;
– areal buku rujukan
– areal majalah, surat kabar/ kliping
– areal koleksi non buku
Sedangkan yang termasuk areal pengguna adalah ;
– areal peminjaman
– areal baca yang bercampur dengan koleksi
– areal katalog perpustakaan
– areal fotocopy
– areal baca perorangan / studi carel
– areal pameran
Yang termasuk areal staf :
– areal pengadaan, pengolahan
– areal kerja pimpinan
– areal komputer pengolahan
– areal tata usaha/administrasi
– areal makan
– gudang buku dan perlengkapan

BENTUK RUANG
Bentuk ruang yang paling efektif adalah bentuk bujur sangkar, karena paling
mudah dan fleksibel dalam pengaturan perabot apalagi bila rak buku yang
dimiliki banyak dan lalu lintas yang ramai. Bentuk ini juga paling baik dan
mudah dalam pengaturan pencahayaan/ penerangan

TATA RUANG
Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan antar
ruang yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan
dan pengawasan.
Penempatan perabotan perpustakaan diletakkan sesuai dengan fungsi
dan berdasarkan pembagian ruang diperpustakaan sebagai contoh :
– lobi
lemari penitipan barang, papan pengumuman dan pameran, kursi tamu,
meja dan kursi petugas
– ruang peminjaman
meja dan kursi sirkulasi, kereta buku, lemari arsip, laci-laci kartu
pengguna, jika sudah otomosi maka computer , bacode reader dan
kursi petugas.
– ruang koleksi buku
rak buku baik dari satu sisi atau dua sisi, kereta buku, tangga beroda
– ruang baca
meja kursi baca kelompok, perorangan ( studi karel) dan meja kamus
– ruang administrasi
meja kursi petugas, lemari arsip, mesin ketik, komputer,
telpon, kereta buku, lemari buku dsb.

PENERANGAN, VENTILASI SERTA PENGAMANAN


Penerangan harus diatur sehingga tidak terjadi penurunan gairah
membaca atau membuat silau. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
menghindari sinar matahari langsungserta memilih jenis yang dapat
memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat dengan kebutuhan,
misalnya :
– lampu pijar : memberikan cahaya setempat
– lampu TL/PL/Fluorescent : memberikan cahaya yang merata
– lampu sorot ; memberi cahaya yang terfokus pad obyek tertentu
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk petugas
juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam sistem ventilasi :
– Ventilasi pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angina atau
jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah
angin lokal. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding
persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang
bersangkutan). Bila menggunkan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya
rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan
terhindar dari sinar matahari langsung.
– Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan yaitu
menggunakan AC. Karena temperatur dan
kelembaban ruang perpustakaan yang kontans maka dapat menjaga
keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka,
pandang dengan dan computer.

PENGAMANAN
Untuk menjaga keamanan perpustakaan perlu antisipasi bila terjadi
sesuatu seperti kebakaran, bencana alam, hama dll.
– Kebakaran
Penempatan jalam darurat kearah luar pada tempat-tempat
strategis yang mudah dicapai
Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar
Penyediakan alat-alat pemadam kebakaran
Alat pendeteksi kebakaran ( alarm sistem)
– Gempa bumi, angin topan, air hujan, banjir dan petir
Perencanaan ketinggian permukaan lantai dasar lebih tinggi dari
pada tanah disekitar bangunan
Sistem drainasi pembuangan air hujan jangan menimbulkan
genangan pada halaman perpustakaan
Perencanaan bangunan tahan gempa
Memasang system penangkal petir terutama pada bangunan
bertingkat
– Hama
Pemilihan bangunan yang tahan hama
Mengurangi celah-celah kecil pada bangunan yang dapat
dijadikan rumah tikus
Memberikan suntikan anti rayap disekeliling bangunan
– Pencurian bahan pustaka
Sistem perencanaan satu pintu keluar masuk
Peletakan lubang/jendela untuk ventilasi dilakukan pada tempat
yang sullit dijangkau

PENGGUNAAN RAMBU-RAMBU
Rambu-rambu dalam perpustakaan selain untuk memperindah ruangan
juga membantu pengguna menemukan dan memanfaatkan koleksi dan
fasilitas perpustakaan secara maksimal. Rambu-rambu dibuat dalam bentuk
tulisan, simbol ataupun gambar.
Contoh rambu di dalam perpustakaan seperti simbol atau tulisan “
meja informasi”, “ Penitipan Barang “, ‘ Harap Tenang” atau “Dilarang
merokok”. Dalam mendesain rambu di perpustakaan perlu memperhatikan
huruf, hendaknya huruf yang sederhana mudah dibaca dari jauh dengan
ukuran yang proposional. Kata-kata yang digunakan juga harus yang singkat
lugas, informasi secukupnya dan konsisten. Di dalam penempatan ramburambu
perpustakaan biasanya menggunakan metode digantung diplafon
diatara rak, ditempel didinding atau perabot, ditempatkan berdiri diatas
lantai atau perabot perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai