Anda di halaman 1dari 8

e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol 8, No. 2, Desember 2013 pp.

6-13
ISSN 2443-0579 online / ISSN 2443-0560 print

PENGUKURAN BEBAN KERJA KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE


SWAT (SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESSMENT TECHNIQUE) DAN WORK
SAMPLING DI PT. XYZ

Ainul Sabrini1, A. Jabbar M. Rambe2, Dini Wahyuni3

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara


Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155
Email: ainulsabrini@yahoo.com1
Email: a.jabbar@usu.ac.id2
Email: diniwahyuni2011@gmail.com3

Abstrak. Dalam era globalisasi, banyak perusahaan yang memberikan perhatian khusus pada
efisiensi, efektifitas dan produktivitas agar sumber daya yang dimiliki dapat digunakan
secara optimal. PT XYZ memiliki sumber daya manusia yang besar yaitu sebanyak 296 orang
karyawan dan 290 orang tenaga outsourcing. Namun pada beberapa fungsi sering terjadi
keterlambatan-keterlambatan dalam penyelesaian laporan/ tugas. Untuk itu diperlukan
analisis dan pendekatan yang tepat untuk menganalisis beban kerja karyawan sehingga
dapat mengoptimalkan pemakaian waktu kerja dan efisiensi sumber daya manusia. Metode
yang digunakan untuk menganalisis beban kerja karyawan PT XYZ dilakukan dengan
menggunakan metode Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) dan Work
Sampling. Hasil SWAT menunjukkan bahwa faktor Time Load (T) yang dominan
mempengaruhi beban kerja karyawan fungsi Legal, External Relation dan HSSE. Untuk
Assisstant Manager External Relation dan Assisstant Customer Relation faktor Physicological
Stress (S) lebih berpengaruh dalam pekerjaannya. Sedangkan untuk Assisstant Industrial
Hygiene faktor Mental Effort (E) yang berpengaruh dalam melakukan pekerjaannya. Masing-
masing beban mental karyawan berada pada kategori tinggi dan sedang. Hasil work sampling
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan fungsi Legal, External Relation dan HSSE
melakukan kegiatan non produktif selama jam kerja melebihi allowance yang diberikan.
Hanya Assisstant Industrial Hygiene yang memanfaatkan seluruh waktu kerja untuk
melakukan kegiatan produktif. Berdasarkan pada hasil penelitian beban kerja ini diharapkan
perusahaan dapat melakukan pembagian tugas dan pengalokasian karyawan dengan lebih
baik.
Kata Kunci: Beban Kerja, SWAT, Work Sampling

Abstract. In this era of globalization, many companies are paying special attention to
efficiency, effectiveness and productivity to be able to see the use of its resources in an
optimal and achievements against targets. PT XYZ has a large human resource as many as
296 employees and 290 outsourced staffs. However, in some common functions of delays in
the completion of the report/assignment. So that the necessary analysis and appropriate
approach to analyze the workload of employees so as to optimize the use of employee time
and human resources efficiency. The methods which used to analyze the workload of PT XYZ
employees by using the Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) and the Work
Sampling.The results SWAT indicate that Time Load factor (T), which predominantly affects
the function of employee workload Legal, External Relations and HSSE. To assistant Manager
External Relations and Customer Relation assistant Physicological Stress factor(S) is more
influentiall in his work. As for the assisstant Industrial Hygiene factors Mental Effort (E) which
influences his work. Each employee mental burden is on high and medium category. Based
on the results of work sampling showed that most employees functionality Legal, External
Relations and HSSE nonproductive activities during work hours exceeding allowance given.
Only assistant Industrial Hygiene to harness the full working time for productive activities.
Based on the results of the study are expected workload companies can do the division of
tasks and allocation of employees better.
Keywords: Workload, SWAT, Work Sampling

6
1. PENDAHULUAN beban kerja mental dosen Teknik Industri Universitas
Diponegoro. Penelitian tersebut dilakukan setelah
Dalam era globalisasi, banyak perusahaan yang menemukan masalah bahwa sebagian besar mahasiswa
memberikan perhatian khusus pada efisiensi, efektifitas merasa kurang puas terhadap kinerja dosen. Data juga
dan produktivitas. Berdasarkan ketiga hal tersebut, menunjukkan rasio antara jumlah mahasiswa dengan
perusahaan dapat melihat penggunaan secara optimal dosen tetap Teknik Industri sebesar 25,29:1, artinya
terhadap sumber daya yang dimiliki serta bahwa 1 orang dosen mewakili 26 mahasiswa. Hasil dari
pencapaiannya terhadap target yang diinginkan. penelitian tersebut menunjukkan bahwa permasalahan
Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan muncul akibat rendahnya beban waktu (Time) dosen
yang sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat,
secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu diupayakan tingginya beban usaha mental pendidikan dan
agar pengelolaan sumber daya manusia di dalam bimbingan (Effort) serta tingginya beban tekanan
lingkungan perusahaan dilakukan secara optimal. psikologis penelitian (Stress), sehingga usulan perbaikan
sistem kerja yang dilakukan dikaitkan dengan
Perubahan Undang-undang No.22 tahun 2001 tentang permasalahan tersebut. Penelitian serupa juga pernah
proses bisnis PT. XYZ menjadi Undang-undang No. 19 dilakukan oleh Adelina, Risma (2010) yang mengukur
tahun 2003 tentang perubahan Badan Hukum PT. XYZ beban mental pekerja di bagian pengisian-pengemasan
dari BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menjadi PT. Sari Husada Tbk, Yogyakarta. Tujuan penelitian
Persero berdampak terhadap hal -hal mendasar dalam tersebut adalah untuk mengetahui tingkat beban kerja
pengelolaan perusahaan, antara lain perubahan badan mental karyawan setelah ditetapkan sistem pergiliran
usaha, pola usaha dan pola pengelolaan. Perubahan kerja (shift kerja). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tersebut mengharuskan perusahaan melakukan penetapan shift kerja dapat dilanjutkan karena kondisi
perubahan dalam sistem koorporasi agar tetap survive beban mental seluruh pekerja dalam satu shift secara
terutama dalam pengelolaan sumber daya manusia. keseluruhan tidak jauh berbeda antara pekerja satu
dengan yang lainnya. Dari kedua penelitian tersebut
Berdasarkan data tahun 2012 jumlah karyawan di PT. menunjukkan bahwa metode Subjective Workload
XYZ sebanyak 296 orang dan jumlah tenaga outsourcing Assessment Technique dapat digunakan untuk
adalah 290 orang. Untuk itu, meningkatkan efisiensi di menganalisa tingkat beban kerja mental pekerja di
bidang sumber daya manusia sangatlah penting bagi PT. berbagai bidang.
XYZ mengingat besarnya jumlah sumber daya manusia
yang bekerja di dalam lingkungan perusahaan. Efisiensi Berdasarkan permasalahan di PT. XYZ diharapkan
sumber daya manusia berkaitan erat dengan efektifitas dengan penerapan metode Work Sampling dan SWAT
kerja dan waktu yang digunakan karyawan untuk (Subjective Workload Assessment Technique) dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pada beberapa diketahui persentase waktu produktif dan tingkat beban
fungsi di PT. XYZ sering terjadi keterlambatan- kerja karyawan. Sehingga diharapkan dapat
keterlambatan dalam penyelesaian laporan/ tugas. mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia
Adapun keterlambatan yang sering terjadi antara lain dan meningkatkan efisiensi kerja karyawan.
adalah pengurusan sertifikasi tanah milik PT. XYZ serta
pembuatan dan pemeriksaan terhadap dokumen
kontrak atau perjanjian dengan agen SPBU dan LPG 2. METODE PENELITIAN
yang dikerjakan oleh fungsi Legal. Kemudian pada
fungsi External Relation terjadi keterlambatan dalam Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang berlokasi di
penyelesaian pembuatan Laporan TJSP (Tanggung Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini
Jawab Sosial Perusahaan) untuk keperluan manajemen. dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian
Sedangkan pada fungsi HSSE karyawan dituntut untuk deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk
selalu siap siaga dalam 24 jam atau tanggap darurat membuat gambaran atau deskripsi tentang keadaan
dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran dan secara objektif dengan menggunakan metode
kecelakaan kerja. Subjective Workload Assessment Technique (SWAT) dan
Work Sampling. Data yang dikumpulkan berupa data
Dalam usaha meningkatkan efisiensi sumber daya hasil penyusunan 27 kombinasi kartu SWAT, hasil
manusia diperlukan analisis dan pendekatan yang tepat angket beban kerja, data waktu pengamatan work
untuk menganalisis beban kerja karyawan sehingga sampling, data waktu kerja masing-masing karyawan
dapat mengoptimalkan pemakaian waktu kerja. dan allowance yang diambil melalui proses observasi
dan wawancara dengan pihak perusahaan dan
Penelitian yang membahas tentang penggunaan karyawan. Alat yang digunakan untuk pengumpulan
metode SWAT dapat dilihat pada penelitian
Purwaningsih, Ratna (2007) yang melakukan analisa

7
data adalah kartu SWAT, angket beban kerja, lembar
pengamatan serta alat tulis dan penunjuk waktu.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode work sampling merupakan metode pengukuran
kerja yang bertujuan untuk mengetahui persentase 3.1. Pengukuran Beban Kerja Mental dengan
waktu produktif yang dimiliki seorang pekerja selama Menggunakan Metode SWAT
jam kerja dalam keadaan normal. Pekerja dianggap
mempunyai keahlian rata-rata untuk menyelesaikan Hasil rekapitulasi dari penyusunan kartu SWAT dan
suatu pekerjaan dalam situasi dan kondisi yang normal penyebaran angket beban kerja kemudian diolah
dengan menambahkan kelonggaran waktu (allowance) dengan menggunakan metode SWAT. Pengolahan data
untuk keperluan pribadi, mengurangi kelela han dan hal- dengan metode SWAT dilakukan dalam dua tahap, yaitu
hal lain yang tidak terduga. Pengukuran work sampling tahap penskalaan (scale development) dan tahap
ini akan memberikan gambaran bagi pihak PT. XYZ penilaian (Event Scoring).
untuk mengetahui persentase waktu yang benar-benar 1. Tahap Penskalaan (Scale Development)
digunakan oleh karyawan untuk bekerja selama jam Pada tahap penskalaan dilakukan pengolahan data
kerja berlangsung yang dilakukan secara objektif serta kelompok dan penentuan prototipe untuk beban
untuk pengontrolan kerja dan kemudahan lainnya. kerja masing-masing karyawan. Pengolahan data
kelompok dilakukan dengan perhitungan koefisien
SWAT (Subjective Workload Assessment Technique) Kendall untuk mengetahui apakah data yang
merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis digunakan mewakili data kelompok. Sedangkan
beban kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang tujuan penentuan prototipe adalah untuk
harus melakukan berbagai aktivitas dalam mengetahui beban kerja karyawan dapat
pekerjaannya. Metode SWAT muncul akibat digolongkan menurut prototipe masing-masing
meningkatnya kebutuhan akan pengukuran subjektif yaitu Time (T), Effort (E) atau Stress (S) dengan
yang dapat digunakan dalam lingkungan yang perhitungan koefisien korelasi Spearman. Adapun
sebenarnya (real world environment) (Gary, B. Reid, hasil perhitungan koefisien korelasi Spearman dan
1989). Dalam penerapannya SWAT akan memberikan prototipe untuk masing-masing responden dapat
penskalaan subjektif yang sederhana dan mudah dilihat pada Tabel 1.
dilakukan untuk memberikan gambaran beban kerja Tabel 1. Prototipe untuk Masing-masing Responden
mental pekerja berdasarkan dimensi beban waktu (time Respon Protot
TES TSE ETS EST SET STE
load), beban usaha mental (mental effort load) dan den ipe
beban psikologis (psychological stress load). Selain itu, 0.9 0.8 0.5 0.4 0.2 0.4
1 T
juga dapat ditentukan kategori beban kerja mental 24 85 65 06 89 08
tersebut kedalam 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan 0.9 0.8 0.6 0.4 0.2 0.3
2 T
tinggi. 11 46 26 65 67 62
1.0 0.9 0.6 0.4 0.2 0.4
3 T
00 56 04 29 97 29
Objek dalam penelitian ini adalah 11 orang karyawan
0.8 0.8 0.7 0.6 0.6 0.6
tetap dan data waktu kerja karyawan di fungsi Legal, 4 T
85 82 01 38 31 92
External Relation dan HSSE PT. XYZ. Jenis pengambilan 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 0.8
sampel adalah Non Probability Sampling, yakni 5 S
32 59 03 20 00 10
Judgement Sampling. Pada metode Judgement 0.8 0.8 0.7 0.6 0.6 0.7
6 T
Sampling, strata elemen dalam populasi dipilih 75 76 10 56 60 15
berdasarkan pertimbangan tertentu karena 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
7 S
kemampuannya dalam memberikan data dan informasi 48 66 16 22 73 84
yang bersifat khusus yang dibutuhkan penel iti (Sukaria 0.8 0.8 0.6 0.5 0.5 0.6
8 T
Sinulingga, 2011). 91 71 82 93 34 04
0.8 0.8 0.7 0.6 0.5 0.6
9 T
63 28 42 67 65 05
Variabel yang diukur ditentukan berdasarkan atas studi
0.4 0.2 0.9 1.0 0.6 0.4
pendahuluan, studi kepustakaan dan pengalaman pihak 10 E
29 97 56 00 04 29
perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang 1.0 0.9 0.6 0.4 0.2 0.4
sedang dihadapi (Sinulingga, S. 2011). Adapun variabel - 11 T
00 56 04 29 97 29
variabel yang terdapat dalam penelitian ini antara lain
adalah Time Load (TL), Mental Effort Load (MEL), Dari hasil perhitungan Koefisien Kendall diperoleh nilai
Psychological Stress Load (PSL), data waktu kerja, beban sebesar 0,8161 atau lebih besar dari 0,75 yang berarti
kerja karyawan dan beban kerja mental. semua data yang diperoleh dari penyusunan kartu oleh
responden dianggap homogen (Ga ry,B.Reid 1989). Oleh

8
karena itu, pembuatan skala akhir yang dipergunakan ditandatangani pejabat berwenang sesuai waktu
pada penelitian ini adalah penska laan data kelompok. yang ditentukan oleh atasan. Pada aktivitas ini,
karyawan dituntut untuk tepat waktu dan teliti
2. Tahap Penilaian (Event Scoring) dalam melakukan pekerjaannya.
Tahap penilaian merupakan tahap lanjutan dari tahap 3. Assisstant Legal Affair (2)
penskalaan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan skala Berdasarkan persepsi Assisstant Legal Affair (2),
akhir SWAT sehingga dapat ditentukan kategori dari faktor Time Load (T) memiliki pengaruh yang
masing-masing beban kerja yang dialami oleh ka ryawan paling besar dalam pekerjaannya dan termasuk
yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya. dalam kategori sedang. Walaupun memiliki
Kategori tersebut terdiri dari tiga tingkatan, yaitu pekerjaan dan tanggungjawab yang sama dengan
rendah (1) dengan skala interval 0 – 40, sedang (2) Assisstant Legal Affair (1) namun karyawan ini
dengan skala interval 41 – 60 dan tinggi (3) dengan dapat mengatasi dan menyikapi semua pekerjaan
skala interval 61 - 100. dengan lebih tenang dan profesional tanpa
mengurangi ketepatan waktu dan ketelitian dalam
Adapun rekapitulasi kategori beban kerja karyawan bekerja.
berdasarkan penskalaan akhir SWAT dapat dilihat pada 4. Assisstant Legal Affair (3)
Tabel 2. Berdasarkan persepsi Assisstant Legal Affair (3),
Tabel 2. Kategori Beban Kerja faktor Time Load (T) juga memiliki pengaruh yang
Responden Nilai Beban Kerja Kategori paling besar dalam pekerjaannya dan termasuk
I 62,49 Tinggi dalam kategori tinggi. Tanggung jawab dan
II 61,13 Tinggi pekerjaan yang sama menuntut ketepatan waktu
III 44,27 Sedang dan ketelitian dalam melakukan pekerjaannya.
IV 62,49 Tinggi 5. Assisstant Manager External Relation
V 72,51 Tinggi Berdasarkan persepsi Assisstant Manager External
VI 44,27 Sedang Relation, faktor Phsycological Stress Load (S)
VII 58,23 Sedang memiliki pengaruh yang paling besar dalam
VIII 41,37 Sedang pekerjaannya dan termasuk dalam kategori tinggi.
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah satu
IX 61,13 Tinggi
aktivitas yang membuat karyawan terbebani
X 58,23 Sedang
dalam hal Phsycological Stress yaitu pada saat
XI 47,92 Sedang
mengkoordinir kegiatan jumpa pers, permintaan
wawancara media cetak/ elektronik maupun
Adapun penjelasan kategori beban kerja karyawan dan
liputan media pada event perusahaan. Pada
faktor yang paling berpengaruh menurut masing-
aktivitas ini, karyawan dituntut untuk selalu
masing karyawan adalah sebagai berikut:
mengetahui masalah dan keadaan yang terjadi di
1. Legal Area Manager
perusahaan, dapat membina hubungan baik
Berdasarkan persepsi Legal Area Manager, faktor
antara perusahaan dengan dunia luar dan dapat
Time Load (T) memiliki pengaruh yang paling besar
menyelesaikan kasus yang terjadi di perusahaan.
dalam pekerjaannya dan termasuk dalam kategori
6. Assisstant Community Development
tinggi. Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah
Berdasarkan persepsi Assisstant Community
satu aktivitas yang menuntut karyawan dalam hal
Development, faktor Time Load (T) yang paling
Time yaitu pada saat memimpin, mengawasi dan
berpengaruh dalam pekerjaannya dan termasuk
melaksanakan pemberian jasa hukum secara
dalam kategori sedang. Dari hasil pengamatan,
keseluruhan di bidang pembuatan dan
dapat dilihat salah satu aktivitas yang membuat
pemeriksaan kontrak atau perjanjian. Pada
karyawan terbebani dalam hal Time Load yaitu
aktivitas ini, karyawan dituntut untuk memiliki
pada saat membuat rencana community
sikap tegas, teliti dan tepat waktu dalam
development untuk beberapa tempat tertentu
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
sesuai permintaan perusahaan dalam jangka
2. Assisstant Legal Affair (1)
waktu yang ditentukan. Pada aktivitas ini,
Berdasarkan persepsi Assisstant Legal Affair (1),
karyawan dituntut untuk dapat menyelesaikan
faktor Time Load (T) memiliki pengaruh yang
pekerjaan sesuai target yang diinginkan
paling besar dalam pekerjaannya dan termasuk
perusahaan.
dalam kategori tinggi. Dari hasil pengamatan,
7. Assisstant Customer Relation
dapat dilihat salah satu aktivitas yang menuntut
Berdasarkan persepsi Assisstant Customer
karyawan dalam hal Time yaitu pada saat
Relation, faktor Phsycological Stress Load (S) yang
menyajikan seluruh hasil pekerjaan yang ada
paling berpengaruh dalam pekerjaannya dan
kepada Legal Area Manager sebelum
termasuk dalam kategori sedang. Dari hasil

9
pengamatan, dapat dilihat salah satu aktivitas dalam pekerjaannya dan termasuk dalam kategori
yang membuat karyawan terbebani dalam hal sedang. Dari hasil pengamatan, dapat dilihat pada
Phsycological Stress Load yaitu pada saat harus saat menyusun dan mengevaluasi kembali
mengkoordinir semua keluhan customer yang prosedur operasi yang ada agar peralatan K3
tidak dapat terselesaikan kepada fungsi terkait dalam kondisi siap pakai dan sistem/ prosedur
yang berwewenang untuk penyelesaiannya. Pada berjalan sesuai perkembangan operasional
aktivitas ini, karyawan harus selalu mengetahui perusahaan. Pada aktivitas ini, karyawan dituntut
keluhan customer dan dapat menyelesaikannya untuk bekerja sesuai dengan target yang
dengan segera. ditentukan oleh perusahaan sehingga memerlukan
8. HSSE Area Manager ketepatan waktu dan ketelitian dalam bekerja.
Berdasarkan persepsi HSSE Area Manager, faktor
Time Load (T) yang paling berpengaruh dalam 3.2. Pengolahan Data Work Sampling
pekerjaannya dan termasuk dalam kategori
sedang. Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah Sampling kerja atau work sampling adalah suatu teknik
satu aktivitas yang membuat karyawan terbebani untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan
dalam hal Time Load yaitu pada saat mengarahkan terhadap aktifitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/
dan mengawasi pelaksanaan identifikasi bahaya operator (Wignjosoebroto, S. 2006). Pengukuran kerja
dan penilaian resiko yang berpotensi dengan metode work sampling ini diklasifikasikan
menimbulkan kerugian terhadap kegiatan operasi/ sebagai pengukuran kerja secara langsung karena
bisnis. Pada aktivitas ini, karyawan memiliki pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara
tanggung jawab penuh dan dituntut harus selalu langsung ditempat kerja yang diteliti. Dalam penelitian
siaga untuk mencegah agar tidak terjadi hal -hal ini pengamatan dilakukan selama 15 hari kerja dengan
yang tidak diinginkan. 60 kali pengamatan setiap harinya sehingga total
9. Assisstant Fire pengamatan sebanyak 900 kali pengamatan. Data
Berdasarkan persepsi Assisstant Fire, faktor Time tersebut kemudian diolah melalui beberapa tahap
Load (T) yang paling berpengaruh dalam antara lain perhitungan persentase waktu produktif, uji
pekerjaannya dan termasuk dalam kategori tinggi. keseragaman data, uji kecukupan data da n perhitungan
Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah satu tingkat ketelitian. Pengolahan data dilakukan dengan
aktivitas yang membuat karyawan terbebani menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan
dalam hal Time Load yaitu pada saat tingkat ketelitian sebesar 5%. Dari hasil pengolahan
melaksanakan inspeksi pencegahan dan data yang dilakukan, tidak diperoleh data out of control.
penanggulangan kebakaran secara berkala dan
melaksanakan Fire Audit ke seluruh lokasi Sumut. Dari hasil pengamatan sampling kerja dapat diketahui
Pada aktivitas ini, karyawan memiliki persentase waktu produktif para karyawan (work)
tanggungjawab yang sangat besar terhadap (Sutalaksana, 1979), waktu menganggur (idle) serta
bahaya kebakaran yang terjadi di seluruh lokasi seberapa besar allowance yang diberikan pada setiap
wilayah Sumatera Utara dan dituntut harus selalu karyawan fungsi Legal, External Relation dan HSSE PT
siaga untuk mencegah terjadinya kebakaran. XYZ. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa
10. Assisstant Industrial Hygiene persentase waktu produktif yang paling besar dimiliki
Berdasarkan persepsi Assisstant Industrial oleh karyawan di fungsi Human Safety and Security
Hygiene, faktor Mental Effort (E) yang paling Environment yaitu Assisstant Industrial Hygiene sebesar
berpengaruh dalam pekerjaannya dan termasuk 90,2% dan persentase waktu produktif terkecil dimiliki
dalam kategori sedang. Dari hasil pengamatan, oleh HSSE Area Manager sebesar 83,1%.
dapat dilihat dari berbagai aktivitas yang harus
dilakukan pada tempat-tempat yang berbeda pula Jika dibandingkan antara waktu produktif aktual
sehingga membuat karyawan terbebani dalam hal (diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung)
Mental Effort yaitu melaksanakan penyuluhan, dengan waktu produktif seharusnya (dengan
inspeksi dan sosialisasi K3 baik pada pekerja di allowance/ kelonggaran yang diberikan), maka dapat
wilayah kerja maupun operator SPBU wilayah diketahui bahwa karyawan masih memiliki waktu non
Sumut. Pada aktivitas ini, karyawan memiliki produktif dengan persentase yang berbeda-beda.
tanggungjawab yang sangat besar di bidang Persentase waktu non produktif yang paling besar
kesehatan dan keselamatan kerja tidak hanya di dimiliki oleh karyawan HSSE Area Manager dan
wilayah perusahaan tetapi juga operator SPBU karyawan yang tidak memiliki waktu non produktif
wilayah Sumatera Utara. bahkan tidak menggunakan allowance yang diberikan
11. Assisstant Environmental secara keseluruhan adalah Assisstant Industrial
Berdasarkan persepsi Assisstant Environmental, Hygiene.
faktor Time Load (T) yang paling berpengaruh

10
Adapun rekapitulasi waktu produktif, waktu non karyawan untuk bekerja adala h 90% dari 7 jam
produktif dan allowance pada masing-masing karyawan kerja perhari. Maka persentase waktu yang
dapat dilihat pada Tabel 3. digunakan karyawan untuk kegiatan non produktif
adalah 14,8%. Kegiatan non produktif seperti tiba
Tabel 3. Perbandingan Waktu Produktif Aktual, Waktu di kantor tidak tepat waktu, sarapan pagi pada jam
Non Produktif dan Allowance kerja dan kembali ke ruangan kerja lebih lama dari
Selisih jam istirahat selesai.
Allowanc
Waktu Waktu Allowanc 3. Assisstant Legal Affair (2)
e dan
N Produkti Non e yang Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant
Karyawan Waktu
o f Aktual Produkti Diberika Legal Affair (2) memiliki waktu produktif sebesar
Non
(%) f (%) n (%)
Produktif 87,9%. Dari hasil pemberian allowance sebesar
(%)
10% maka waktu yang seharusnya digunakan
Legal Area
1
Manager
88.6 11.4 9 2.4 karyawan untuk bekerja adalah 90% dari 7 jam
Assisstant kerja perhari. Maka persentase waktu yang
2 Legal Affair 85.2 14.8 10 4.8 digunakan karyawan untuk kegiatan non produktif
(1) adalah 12,1%. Kegiatan non produktif seperti tiba
Assisstant
di kantor tidak tepat waktu dan kembali ke
3 Legal Affair 87.9 12.1 10 2.1
(2) ruangan kerja lebih lama dari jam istirahat selesai.
Assisstant 4. Assisstant Legal Affair (3)
4 Legal Affair 86.4 13.6 10 3.6 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant
(3)
Legal Affair (3) memiliki waktu produktif sebesar
Asisstant
Manajer 86,4%. Dari hasil pemberian allowance sebesar
5 86.7 13.3 9 4.3 10% maka waktu yang seharusnya digunakan
External
Relation karyawan untuk bekerja adalah 90% dari 7 jam
Asisten kerja perhari. Maka persentase wa ktu yang
6 Community 86.6 13.4 8 5.4
Development digunakan karyawan untuk kegiatan non produktif
Asisten adalah 13,6%. Kegiatan non produktif seperti tiba
7 Costumer 88.2 11.8 10 1.8 di kantor tidak tepat waktu dan kembali ke
Relation ruangan kerja lebih lama dari jam istirahat selesai.
HSSE Area
8
Manager
83.1 16.9 8 8.9 5. Assisstant Manager External Relation
Assisstant Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant
9 88.2 11.8 10 1.8
Fire Manager External Relation memiliki waktu
Assisstant produktif sebesar 86,7%. Dari hasil pemberian
10 Industrial 90.2 9.8 10 - 0.2 allowance sebesar 9% maka waktu yang
Hygiene
Assisstant seharusnya digunakan karyawan untuk bekerja
11 Environment 89.7 10.3 10 0.3 adalah 91% dari 7 jam kerja perhari. Maka
al persentase waktu yang digunakan karyawan untuk
kegiatan non produktif adalah sebesar 13,3%.
Penjelasan mengenai waktu produktif aktual, allowance Kegiatan non produktif seperti tiba di kantor tidak
yang diberikan dan waktu non produktif untuk masing- tepat waktu dan menggunakan alat komunikasi
masing karyawan adalah sebagai berikut: untuk keperluan pribadi pada jam kerja.
1. Legal Area Manager 6. Assisstant Community Development
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Legal Area Hasil pengamatan menunjukkan bahwa karyawan
Manager memiliki waktu produktif sebesar 88,6%. Assisstant Community Development memiliki
Dari hasil pemberian allowance sebesar 9% maka waktu produktif sebesar 86,6%. Dari hasil
waktu yang seharusnya digunakan karyawan untuk pemberian allowance sebesar 8% maka waktu
bekerja adalah 91% dari 7 jam kerja perhari. Maka yang seharusnya digunakan karyawan untuk
persentase waktu yang digunakan karyawan untuk bekerja adalah 92% dari 7 jam kerja perhari. Maka
kegiatan non produktif adalah 11,4%. Kegiatan persentase waktu yang digunakan karyawan untuk
non produktif seperti tiba di kantor tidak tepat kegiatan non produktif adalah sebesar 13,4%.
waktu dan kembali ke ruangan kerja lebih l ama Kegiatan non produktif seperti sarapan pagi pada
dari jam istirahat selesai. jam kerja, mengobrol dengan karyawan lain,
2. Assisstant Legal Affair (1) kembali ke ruangan kerja lebih lama dari jam
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant istirahat selesai.
Legal Affair (1) memiliki waktu produktif sebesar 7. Assisstant Customer Relation
85,2%. Dari hasil pemberian allowance sebesar Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant
10% maka waktu yang seharusnya digunakan Customer Relation memiliki waktu produktif

11
sebesar 88,2%. Dari hasil pemberian allowance 4. KESIMPULAN
sebesar 10% maka waktu yang seharusnya
digunakan karyawan untuk bekerja adalah 90% Hasil pengukuran beban kerja dengan metode
dari 7 jam kerja perhari. Maka persentase waktu Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)
yang digunakan karyawan untuk kegiatan non menunjukkan bahwa faktor Time Load (T) yang
produktif adalah sebesar 11,8%. Kegiatan non dominan mempengaruhi beban kerja karyawan fungsi
produktif seperti sarapan pagi pada jam kerja dan Legal, External Relation dan HSSE. Untuk Assisstant
kembali ke ruangan kerja lebih lama dari jam Manager External Relation dan Assisstant Customer
istirahat selesai. Relation faktor Phsycological Stress (S) lebih
8. HSSE Area Manager berpengaruh dalam pekerjaannya. Sedangkan untuk
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa HSSE Area Assisstant Industrial Hygiene faktor Mental Effort (E)
Manager memiliki waktu produktif sebesar 83,1%. yang berpengaruh dalam melakukan pekerjaannya.
Dari hasil pemberian allowance sebesar 8% maka Sedangkan dari hasil tahap penilaian menunjukkan
waktu yang seharusnya digunakan karyawan untuk beban kerja karyawan fungsi Legal, External Relation
bekerja adalah 92% dari 7 jam kerja perhari. Maka dan HSSE berada pada kategori tinggi dan sedang.
persentase waktu yang digunakan karyawan untuk Berdasarkan pada skala kategori beban kerja dapat
kegiatan non produktif adalah sebesar 16,9%. diketahui bahwa prototype Time (T) yang paling
Kegiatan non produktif seperti meninggalkan berpengaruh terhadap beban kerja mental karyawan.
ruangan kantor tanpa tujuan yang jelas, kembali Hal ini dapat dilihat pada pengumpulan data angket
ke kantor lebih lama setelah jam istirahat selesai, beban kerja, jika karyawan memilih kategori Tinggi
menggunakan alat komunikasi untuk kepentingan (bernilai 3) pada prototype Time, maka dapat
pribadi. disimpulkan bahwa beban kerja karyawan tersebut
9. Assisstant Fire pada kategori Tinggi. Namun, jika karyawan memilih
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant kategori Sedang (bernilai 2) pada prototype Time, maka
Fire memiliki waktu produktif sebesar 88,2%. Dari dapat disimpulkan bahwa beban kerja karyawan
hasil pemberian allowance sebesar 10% maka tersebut pada kategori Sedang pula.
waktu yang seharusnya digunakan karyawan untuk
bekerja adalah 90% dari 7 jam kerja perhari. Maka Hasil work sampling menunjukkan bahwa sebagian
persentase waktu yang digunakan karyawan untuk besar karyawan fungsi Legal, External Relation dan
kegiatan non produktif adalah sebesar 11,8%. HSSE melakukan kegiatan tidak produktif selama jam
Kegiatan non produktif seperti tiba di kantor tidak kerja melebihi allowance yang diberikan. Hanya
tepat waktu dan kembali ke kantor lebih lama Assisstant Industrial Hygiene yang memanfaatkan
setelah jam istirahat selesai. seluruh waktu kerja untuk melakukan kegiatan
10. Assisstant Industrial Hygiene produktif.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant
Industrial Hygiene memiliki waktu produktif Berdasarkan kaitan antara hasil analisis SWAT dan work
sebesar 90,2%. Dari hasil pemberian allowance sampling, terdapat perbedaan hasil pengamatan dan
sebesar 10% maka waktu yang seharusnya persepsi masing-masing karyawan tetap terhadap
digunakan karyawan untuk bekerja adala h 90% pekerjaannya. Hal ini disebabkan tuntutan pekerjaan
dari 7 jam kerja perhari. Sehingga karyawan tidak seperti tingkat konsentrasi yang tinggi dalam bekerja,
melakukan idle (kegiatan tidak produktif) selama tanggung jawab yang besar dalam pengambilan
jam kerja bahkan karyawan menggunakan 2% dari keputusan, aktifitas yang monoton, kurangnya kontak
allowance yang diberikan untuk bekerja. dengan orang lain pada saat jam kerja sehingga
11. Assisstant Environmental karyawan banyak menggunakan waktu kerja dilua r jam
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Assisstant sibuk untuk melakukan kegiatan tidak produktif dalam
Environmental memiliki waktu produktif sebesar mengurangi kejenuhan.
89,7%. Dari hasil pemberian allowance sebesar
10% maka waktu yang seharusnya digunakan
karyawan untuk bekerja adalah 90% dari 7 jam DAFTAR PUSTAKA
kerja perhari. Maka persentase waktu yang
digunakan karyawan untuk kegiatan non produktif Adelina, Risma. 2010. Analisis Pengaruh Shift Kerja
adalah sebesar 10,3%. Kegiatan non produktif Terhadap Beban Kerja Mental dengan
seperti tiba di kantor tidak tepat waktu dan Metode Subjective Workload Assessment
kembali ke kantor lebih lama setelah jam istirahat Technique (SWAT). Institut Sains & Teknologi
selesai. AKPRIND : Yogyakarta.

12
Grandjean, E. 1982. Fitting he Task to The Man: An
Ergonomic Approach. London : Taylor &
Francis.
Purwaningsih, Ratna. 2007. Analisa Beban Kerja Mental
Dosen Teknik Industri UNDIP dengan Metode
Subjective Workload Assessment Technique
(SWAT).Fakultas Teknik, UNDIP.
Reid, B. Raid. 1989. Subjective Workload Assessment
Technique : A User’s Guide. Armstrong
Aerospace Medical Research Laboratory :
Ohio.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Edisi
1. Medan : USU Press
Stanton, Neville.et.al. 2004. Handbook of Human
Factors and E rgonomics Methods. CRC Press
LLC: United States of America.
Sutalaksana, Iftikar, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja.
Jurusan Teknik Industri ITB : Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo.2006. Ergonomi Studi Gerak
dan Waktu.Jurusan Teknik Industri ITS.
Surabaya : Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo dan Purnawan Zaini. 2007.
Studi Ergonomi Kognitif untuk Beban Kerja
Mental Pilot dalam Pelaksanaan
ProsedurPengendalian Pesawat Dengan
Metode SWAT.Laboratorium Ergonomi dan
Perancangan Sistem Kerja Jurusan Teknik
Industri ITS: Surabaya.

13

Anda mungkin juga menyukai