NPM : 188600175
KELAS : B SEMESTER II
KELOMPOK : 5
FAKULTAS PSIKOLOGI
2O19
BAB 1
PENDAHULUAN
Alasan saya memilih tokoh Raden Dewi Sartika karena, menurut saya beliau adalah
sosok yang pemberani, gigih, dan ingin membuat anak perempuan di daerah nya
menjadi pintar. Dari sejak kecil beliau sudah mulai menunjukkan bakat pendidik dan
belajar membaca, menulis, juga Bahasa Belanda kepada anak – anak pembantu di
kepatihan. Karena kegigihan dan semangat yang sangat luar biasa, akhirnya ia bisa
Perjuangan Dewi Sartika sangatlah berarti terutama bagi kaum perempuan, dengan
yang didirikannya sebagai sarana kaum wanita hingga masa kini. Menurut saya apa
yang dilakukan oleh Raden Dewi Sartika ini sangat bagus dan patut untuk di contoh,
untuk membangun sekolah, walaupun adat yang mengekang kaum wanita pada waktu
1. Teori humanistik
mana manusia dapat membangun dirinya sendiri untuk melakukan hal yang
positif. Kemampuan untuk melakukan hal – hal positif inilah yang disebut potensi
beraliran humanisme. Hubungan teori ini dengan perilaku Raden Dewi Sartika
Dewi Sartika yang merupakan salah satu kontribusi kaum perempuan Sunda di
sejak zaman kolonial. Ia juga membuka sakola istri (sekolah perempuan) pertama
se-Hindia Belanda. Setahun kemudia sekolah nya berhasil menambah kelas. Pada
tahun 1912 ia sudah berhasil mendirikan sembilan sakola istri. Jadi, pada teori ini
apa yang dilakukan oleh Raden Dewi Sartika dalam menegakkan sakola istri ini
untuk melakukan hal – hal yang positif dengan potensi yang dimilikinya di bidang
pendidikan.
BAB II
ISI
September 1947. Dikenal atas Pahlawan Nasional, perintis pendidikan wanita. Orang
tua Dewi Sartika merupakan pejuang Indonesia yang terang – terangan menentang
pemerintah Hindia Belanda. Hal tersebut mendapat hukuman keras dari pemerintah
Hindia Belanda sehingga harus disingkirkan ke Ternate dan terpisah dari Dewi
Sartika.
Setelah kedua orang tua Dewi Sartika meninggal, Dewi Sartika diasuh oleh
pamannya yang merupakan kakak kandung dari Nyi Raden Ayu Rajapermas.
Patih Aria, paman Dewi Sartika adalah seorang patih di cicalengkah. Dari
telah mengajarkannya tentang budaya dan adat bangsa Barat. Kedua orang tua
Dewi Sartika memang sudah mengenalkan pendidikan sejak kecil, meskipun hal
Ketika masih kanak - kanak, seringkali Dewi Sartika bermain guru – guruan
dengan anak seusianya. Ia sering sekali berperan sebagai guru, karena saat itu ia
sekitarnya terutama anak perempuan pribumi. Dari situlah telah terlihat bahwa
Dewi Sartika memiliki minat yang lebih terhadap dunia pendidikan. Ia juga
mengajarkan membaca dan menulis kepada warga – warga sekitar. Saat itula
Dewi Sartika berpikir agar anak – anak perempuan dapat memperoleh pendidikan
yang sama.
perempuan yang diberi nama “Sakola Istri”. Saat pertama kali dibuka,
sakola istri memiliki murid wanita berjumlah 20 orang. Disana para wanita
tidak hanya belajar membaca, menulis, dan berhitung saja. Mereka juga
berantusias dengan “Sakola Istri”. Sakola Istri hanya memiliki dua ruang
menjahit saja namun juga di didik untuk menjadi istri. Gadis – gadis yang
menjadi ibu rumah tangga yang baik, mandiri, dan terampil. Semua
Istri, wanita – wanita Sunda yang memiliki cita – cita yang sama dengan
Seorang wanita bernama Encik Rama Saleh kembali terinspirasi oleh Dewi
Tinggi.
Ini merupakan kali terakhir perubahan nama dari sekolah yang didirikan
ingin agar seluruh wanita dapat mrnjadi istri yang baik. Namun, ia tidak hanya
berhenti disitu. Perjuangan Dewi Sartika yang turut serta banting tulang bekerja
siang malam untuk membayar pengeluaran operasional sekolah. Dewi Sartika tak
Dua tahun setelah mendirikan Sekolah Istri, tepatnya tahun 1906, Dewi Sartika
dengan salah seorang Guru di Sekolah Karang Pamulang yang menjadi Sekolah
Latihan Guru. Kesamaan visi dan misi Dewi Sartika dan Raden Kanduruan Agah
Suriawinata menambah semangat Dewi Sartika. Tidak ada biografi Dewi Sartika
yang menjelaskan tentang kisah asmara mereka secara rinci. Pada intinya Raden
membantu baik tenaga maupun pemikiran. Berkat suaminya pula, Dewi Sartika
Memasuki Usia senja Dewi Sartika hidup bersama warga dan pejuang di Sunda.
Tahun 1947 Belanda kembali melakukan serangan agresi militer. Seluruh rakyat
pribumi, pejuang serta Dewi Sartika dan Keluarga ikut melakukan perlawanan
mempertahankan Indonesia.
peninggalan Dewi Sartika. Karena keadaan masih dalam keadaan masa perang,
makam Dewi Sartika. Usai perang Agresi Militer,sekitar tahun 1950 makam Dewi
Anyar – bandung.
Dari biografi Dewi Sartika diperoleh banyak sekali ilmu. Salah satunya adalah
Dari biografi Dewi Sartika juga kita dapat mengetahui bahwa perjuangan beliau
Pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata dalam medan perang. Dewi Sartika
1. Teori Humanistik
Teori ini dicetuskan oleh Arthur Combs, Carl Rogers, Erich Fromm, Viktor
Franki, dan Abraham Maslow. Pada teori humanistik ini lebih melihat pada
kejadian yang mana manusia dapat membangun dirinya sendiri untuk melakukan
hal yang positif. Kemampuan untuk melakukan hal – hal positif inilah yang
disebut dengan potensi manusia. Para ahli yang memiliki aliran humanisme
biasanya akan lebih fokus pada pengajaran kemampuan hal – hal positif.
berada dalam domain afektif. Emosi menjadi karakteristik yang kuat dan terlihat
dari orang – orang yang beraliran humanisme. Teori humanisme sangat cocok jika
perubahan sikap, kesadaran hati nurani dan juga analisis pada fenomena sosial.
Pemakaian teori humanistik ini karena apa yang dilakukan oleh Raden Dewi
Dewi Sartika yang merupakan salah satu kontribusi kaum perempuan Sunda di
sejak zaman kolonial. Ia juga membuka sakola istri (sekolah perempuan) pertama
se-Hindia Belanda.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Terlepas dari bentuk atau cara perjuangannya, seorang pahlawan pasti telah berbuat
sesuatu untuk bangsanya sesuai dengan kondisi zaamannya. Demikian hal nya dengan Raden
11 september 1947 (pada umur 62 tahun). Yang merupakan tokoh perintis pendidikan untuk
kaum wanita. Ia diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun
1966. Jika pahlawan lain melakukan perjuangan untuk bangsanya melalui perang seperti
angkat senjata, Dewi Sartika memilih perjuangan dengan mendirikan sekolah. Berbagai
dihadapinya. Namun berkat kegigihan dan ketulusan hatinya untuk membangun masyarakat
negerinya, sekolah yang didirikannya sebagai sarana pendidikan kaum wanita bisa berdiri
DAFTAR PUSTAKA
https://www.romadecade.org/biografi-dewi-sartika/#
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sartika
https://dosenpsikologi.com/teori-psikologi-kepribadian