Anda di halaman 1dari 12

DIO ARYA FINIZHA

2011610014

1.Simbol B3 dan limbah B3 beserta artinya

Simbol Arti
B3 bersifat mudah meledak (explosive)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
pada suhu dan tekanan standar (25ºC, 760
mmHg) dapat meledak dan menimbulkan
kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan di sekitarnya.

B3 bersifat pengoksidasi (oxidizing)


Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
dapat melepaskan banyak panas atau
menimbulkan api ketika bereaksi dengan
bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan
yang sifatnya mudah terbakar meskipun
dalam keadaan hampa udara.

B3 bersifat mudah menyala (flammable)


Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan
terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur
ambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan
sumber nyala api;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan
normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar
dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau
kontak dengan air atau udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di
bawah 0ºC dan titik didih lebih rendah atau sama
dengan 35ºC;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0ºC –
21ºC;
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%
volume dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak
lebih dari 60ºC (140ºF) akan menyala apabila terjadi
kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain
pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar
(25ºC dan 760 mmHg) dengan mudah menyebabkan
terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap
air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila
terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus
menerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian
”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkan
titik nyala kurang dari 40ºC;
i. Aerosol yang mudah menyala;
j. Padatan atau cairan piroforik;
k. Peroksida organik
B3 bersifat beracun (toxic)
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat
menyebabkan keracunan atau sakit yang
cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan
atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun);
b. Sifat bahaya toksisitas akut
B3 bersifat berbahaya (harmful)
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang
jika terjadi kontak atau melalui inhalasi
ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

B3 bersifat iritasi
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak
secara langsung dan/atau terus menerus dengan
kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan
iritasi atau peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik
karena paparan tunggal dapat menyebabkan
iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan
reaksi alergi pada kulit;
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat
menyebabkan iritasi serius pada mata
B3 bersifat korosif
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada
lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi >
6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55 C; dan/atau c. Mempunyai pH sama atau
kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan
sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3
yang bersifat basa
B3 berbahaya bagi lingkungan
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
yang dapat menimbulkan bahaya terhadap
lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak
atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain
yang dapat ditimbulkan, seperti merusak
lapisan ozon (misalnya CFC =
Chlorofluorocarbon), persistent di
lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls).
B3 karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik
Simbol ini menunjukkan paparan jangka
pendek, jangka panjang atau berulang dengan
bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
a. karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b. teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan
pertumbuhan embrio;
c. mutagenic yaitu sifat bahan yang
menyebabkan perubahan kromosom yang
berarti dapat merubah genética;
d. toksisitas sistemik terhadap organ sasaran
spesifik;
e. toksisitas terhadap sistem reproduksi;
f. gangguan saluran pernafasan
B3 Gas Bertekanan
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas
bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi
dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/terkena panas atau pecah dan
isinya dapat menyebabkan kebakaran
Limbah B3 Mudah Meledak
Dipasang pada kemasan limbah B3 yang
mudah meledak, misalnya : Buangan limbah
dari pabrik peledak

Limbah B3 Cairan Mudah Terbakar


Dipasang pada kemasan limbah B3 cair yang
mudah terbakar secara spontan misalnya :
pelumas bekas, Buangan pelarut benzene,
toluene, aceton

Limbah B3 Padatan Mudah Terbakar


Dipasang pada kemasan limbah B3 padatan
yang bersifat mudah terbakar secara
spontan Misalnya : buangan magnesium

Limbah B3 Reaktif
Dipasang pada kemasan limbah B3 yang
akan mengalami reaksi hebat jika bercampur
dengan bahan yang lain. Misalnya
: perklorat, metil keton peroksida

Limbah B3 Beracun
Dipasang pada kemasan limbah B3 yang
bersifat meracuni, melukai atau membuat
cacat sampai membunuh mahluk hidup baik
jangka pendek atau panjang misalnya :sisa
pestisida dalam wadahnya

Limbah B3 Infeksius
Dipasang pada kemasan limbah B3 yang
mengandung atau terinfeksi kuman
penyakit Misalnya : Jarum Suntik bekas,
Bekas Perban
Limbah B3 Korosif
Dipasang pada kemasan limbah B3 Limbah
yang dalam kondisi asam atau basa (pH <
dari 2 atau pH > dari 12.5) dapat
menyebabkan nekrosis (terbakar) pada kulit
atau dapat mengkaratkan (mengkorosikan)
logam. Misalnya : sisa asam cuka , sisa asam
cuka

2.Persyaratan pengemasan B3 dan limbah B3

Pengemasan B3 diatur dan perlu dicantumkan dalam surat pengangkutan. Alat pengemas
dapat berupa: drum baja, kotak kayu, drum fiber, botol gelas dan sebagainya.

Pengemasan yang baik mempunyai kriteria:

a.Bahan tersebut selama pengangkutan tidak terlepas ke luar

b.Keefektifannya tidak berkurang

c.Tidak terdapat kemungkinan pencampuran gas dan uap

Terdapat 3 jenis kelompok pengemasan, yaitu:

a.Kelompok I: derajat bahaya besar

b.Kelompok II: derajat bahaya sedang

c.Kelompok III: derajat bahaya kecil.

Pengemasan limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan yang terbuat dari bahan
yang dapat mengemas Limbah B3 sesuai dengan karakteristik

Limbah B3 yang akan disimpan;

a.mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;

b.memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan berada dalam kondisi baik, tidak bocor,
tidak berkarat, atau tidak rusak.

c.Kemasan Limbah B3 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3.
3.Penyimpanan B3 dan limbah B3

Penyimpanan limbah cair dalam jumlah besar disarankan menggunakan tangki dengan
ketentuan sebagai berikut:
 Disekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi saluran pembuangan yang
menuju bak penampung.
 Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung cairan minimal 110% dan
kapasitas maksimum volume tangki
 Tangki harus diatur sedemikian rupa sehingga bila terguling akan terjadi di daerah
tanggul dan tidak akan menimpa tangki lain.
 Tangki harus terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya air hujan secara
langsung.
Persyaratan bangunan penyimpanan kemasan limbah B3 adalah
 Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai dengan jenis,
karakteristik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan disimpan;
 Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak langsung;
 Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai untuk
mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang penyimpanan, serta memasang
kasa atau bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke
dalam ruang penyimpanan;
 Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai untuk
operasional atau inspeksi rutin. Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan
harus dipasang minimal 1 meter di atas kemasan, sakelar harus terpasang di sisi luar
bangunan;
 Dilengkapi dengan sistem penangkal petir;
 Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan (simbol) sesuai dengan tata
cara yang berlaku.
 Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak
retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai kearah bak penampungan dengan
kemiringan maksimum 1%. Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai diatur
sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir menjauhi bangunan penyimpanan.
Pola penyimpanan kemasan drum
Pola penyimpanan kemasan drum dalam rak
Tangki penyimpanan limbah B3 jumlah besar

Contoh tata letak penyimpanan limbah B3


Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 karakteristik
limbah B3, mempunyai beberapa persyaratan:
 Terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan ketentuan bahwa setiap bagian
penyimpanan hanya diperuntukkan menyimpan 1 karakteristik limbah B3, atau
limbah – limbah B3 yang saling cocok.
 Antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya dibuat tanggul atau tembok pemisah
untuk menghindarkan tercampurnya atau masuknya tumpahan limbah ke bagian
lainnya.
 Setiap bagian penyimpanan harus mempunyai bak penampung tumpahan limbah
dengan kapasitas yang memadai.
 Sistem dan ukuran saluran yang ada dibuat sebanding dengan kapasitas maksimum
limbah B3 yang tersimpan sehingga cairan yang masuk ke dalamnya dapat mengalir
dengan lancar ke tempat penampungan yang telah disediakan.
 Sarana lain yang harus tersedia adalah: peralatan dan sistem pemadam kebakaran,
pagar pengaman, pembangkit listrik cadangan, fasilitas pertolongan pertama,
peralatan komunikasi, gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan, pintu
darurat, dan alarm.
Persyaratan bangunan penyimpanan limbah B3 mudah terbakar:
 Jika bangunan berdampingan dengan gudang lain maka harus dibuat tembok pemisah
tahan api, berupa tembok beton bertulang (tebal minimum 15 cm) atau tembok bata
merah (tebal minimum 23 cm) atau blok-blok (tidak berongga) tak bertulang (tebal
minimum 30 cm).
 Pintu darurat dibuat tidak pada tembok tahan api.
 Jika bangunan dibuat terpisah dengan bangunan lain, maka jarak minimum dengan
bangunan lain adalah 20 meter.
 Untuk kestabilan struktur pada tembok penahan api dianjurkan digunakan tiang -tiang
beton bertulang yang tidak ditembusi oleh kabel listrik.
 Struktur pendukung atap terdiri dari bahan yang tidak mudah menyala. Konstru ksi
atap dibuat ringan, dan mudah hancur bila ada kebakaran, sehingga asap dan panas
akan mudah keluar.
 Menggunakan instalasi yang tidak menyebabkan ledakan/percikan listrik
 Dilengkapi dengan: sistem pendeteksi dan pemadam kebakaran, persediaan air untuk
pemadam api, hidran pemadam api dan perlindungan terhadap hidran.
Rancang bangun untuk penyimpanan limbah B3 mudah meledak:
 Konstruksi bangunan dibuat tahan ledakan dan kedap air.
 Konstruksi lantai dan dinding dibuat lebih kuat dari konstruksi atap, sehingga bila
terjadi ledakan yang sangat kuat akan mengarah ke atas dan tidak ke samping.
 Suhu dalam ruangan harus tetap dalam kondisi normal.
 Desain bangunan sedemikian rupa sehingga cahaya matahari tidak langsung masuk ke
ruang gudang.
Rancang bangun khusus untuk penyimpan limbah B3 reaktif, korosif dan beracun:
 Konstruksi dinding dibuat mudah dilepas guna memudahkan pengamanan limbah
dalam keadaan darurat.
 Konstruksi atap, dinding dan lantai harus tahan terhadap korosi dan api.
Persyaratan bangunan untuk penempatan tangki:
 Tangki penyimpanan limbah B3 harus terletak di luar bangunan tempat penyimpanan
limbah
 Merupakan konstruksi tanpa dinding, memiliki atap pelindung dengan lantai yang
kedap air
 Tangki dan daerah tanggul serta bak penampungannya terlindung dari penyinaran
matahari secara langsung serta terhindar dari masuknya air hujan langsung maupun
tidak langsung
Lokasi bangunan tempat penyimpanan kemasan drum/tong, bangunan tempat
penyimpanan bak kontainer dan bangunan tempat penyimpanan tangki:
 Merupakan daerah bebas banjir, atau diupayakan aman dari kemungkinan terkena
banjir;
 Jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 50 meter.
Dalam hal limbah B3 dikumpulkan terlebih dahulu di sebuah tempat di luar lokasi
penghasil limbah B3, maka beberapa persyaratan adalah:
 Luas tanah termasuk untuk bangunan penyimpanan dan fasilitas lainnya sekurang- ku
rang nya 1 (satu) hektar;
 Area secara geologis merupakan daerah bebas banjir tahunan;
 Lokasi harus cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem tertentu.
 Jarak terdekat yang diperkenankan adalah (a) 150 meter dari jalan utama atau jalan
tol, (b) 50 meter dari jalan lainnya, (c) 300 meter dari fasilitas umum seperti daerah
pemukiman, perdagangan, rumah sakit, pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, (d)
300 meter dari perairan, garis pasang tertinggi laut, sumber air, (e) 300 meter dari
daerah yang dilindungi seperti cagar alam, hutan lindung, kawasan suaka
 Seperti halnya fasilitas penyimpanan yang telah diuraikan di atas, maka fasilitas
pengumpulan merupakan fasilitas khusus yang harus dilengkapi dengan berbagai
sarana untuk penunjang dan tata ruang yang tepat sehingga kegiatan pengumpulan
dapat berlangsung dengan baik dan aman bagi lingkungan.
 Beberapa fasilitas tambahan yang diperlukan adalah laboratorium analisa, fasilitas
pencucian peralatan, fasilitas bongkar muat dan fasilitas lain seperti diuraikan di atas.
Contoh tata ruang pengumpulan limbah B3

Anda mungkin juga menyukai