Anda di halaman 1dari 6

Nama: Devan Widiananda Rachman

NPM: 210410180031

Kelas: TVF-A

Treatment AADC 2

INT. CAFÉ – SIANG

Geng Cinta yang terdiri dari Cinta, Mauren, dan Milly sedang tengah berkumpul
bersama Mamet, Chris,dan . Mereka berkumpul dan tengah bercanda gurau, Cinta
yang menjadi LO dalam pertunjukkan acara seni sedang mempersiapkan acaranya
bersama asistennya. Kemudian ketika sedang mengobrol, Milly memberitahukan
kepada semuanya bahwa terdapat tendangan pertama dalam anak yang dikandung
oleh Milly, semuanya bahagia mendengar kabar tersebut. Cinta dan Maura
memegang perut Milly untuk bias merasakan anak yang dikandung oleh Milly. Geng
Cinta pun masih menunggu kehadiran Karmen yang baru lepas dari penjara akibat
salah pergaulan.

Karmen tiba di Kafe dengan wajah ragu dan rasa menanggung malu, Milly kemudian
melihat Karmen tampak kebingungan di depan Kafe dan memanggil Karmen.
Karmen yang terlihat dari kejauhan Nampak terkejut melihat teman-temannya.
Geng Cinta menghampiri Karmen dan memeluknya. Ketika semuanya duduk di
bangku, Cinta memberikan pengumuman penting kepada semuanya, yaitu lepasnya
Karmen dari Penjara. Semuanya dengan rasa senang memberikan tepuk tangan
terhadap Karmen. Dalam perayaan lepasnya Karmen, Geng Cinta merencanakan
untyuk berlibur di Jogjakarta. Wajah Mamet yang terlihat cemas kemudian
dipertanyakan oleh Karmen karena ia khawatir bila ada yang terjadi dengan Milly
yang tengah mengandung anaknya. Trian dan Chris bernegoisasi dengan Mamet
untuk bisa mengizinkan Milly berlibur, kemudian semuanya bercanda kembali.

Chris kemudian mempertanyakan kepada Cinta bahwa ada dua kabar gembira.
Cinta hanya merespon dengan senyum sambal melihat Trian. Untuk menjawab
kabar gembira kedua, Trian berdiri dan memberitahukan kabar gembira yang kedua
yaitu Trian yang telah melamar Cinta, dengan wajah gembira Cinta
mempertunjukkan jarinya yang telah dipakai cincin kawin oleh Trian. Sahabat dan
Geng Cinta pun turut bahagia mendengar kabar tersebut, Trian sambil
menggandeng Cinta membawanya keluar kafe.

INT. KAFE RANGGA – SIANG

Roberto sahabat Rangga, tengah membuka majalah sambil menyuruh Donna


barista untuk menyiapkan kopi. Donna menyindir Roberto untuk menaikkan gajinya,
Rangga tiba di kafe sambil membawa perlengkapan bahan – bahan dan menyapa
karyawannya. Donna sedang mempersiapkan kopidan menyiapkan gelas-gelas.
Roberto membaca majalah sambil menghela napas dan terlihat kagum. Rangga
menanyakan mengapa ia begitu takjub dan Roberto dengan raut bangga menjawab
bahwa ia kagum dengan artikel yang dipublikasikan oleh Rangga

Roberto khawatir dengan kerja keras Rangga sambil menyindirnya apakah ia tidur
selama ia mengerjakannya. Rangga hanya bsia menjawabnya dengan raut wajah
kesal sambil ia sedang menulis dan mempersiapkan Coffee Shopnya. Roberto
kemudian menyuruh Donna untuk memberikan Espresso kepada Rangga. Donna
memberikan Espresso kepada Rangga sambil mengatakan kepada Rangga bahwa
ia perlu kenaikkan gaji. Rangga hanya menjawabnya dengan candaan, Donna kesal
dengan tanggapan Rangga sedangkan Roberto menikmati Espressonya sambil
membaca majalahnya.

Rangga sambil memerika kelengkapan toko, Roberto menanyakan kembali apa


yang membuatnya capek, melihat Rangga dengan wajahnya yang sangat lelah.
Donna kembali membersihkan gelas – gelas. Rangga menjawab bahwa ia baik-
baiksaja lalu kembali memeriksa kelengkapan toko.

Roberto serta Rangga duduk, Roberto sangat khawatir dengan keadaan Rangga.
Sambil ia mempertunjukkan artikel Rangga di majalah. Rangga seakan tidak peduli
dan kembali menulis perlengkapan toko. Roberto kembali menunjukkan majalahnya,
Rangga kesal sambil mempertegas dirinya kepada Roberto bahwa ia baik-baik saja.
Rangga meminum Espressonya, Roberto menatap Rangga dengan serius, ia
menyuruh Rangga untuk kembali ke Jakarta sementara melihat Rangga terlihat lelah
dan masih memikirkan sesuatu. Rangga menghela napas dan mempertegas
pernyataannya kembali dengan raut wajah lelahnya.

Rangga berdiri dari mejanya sambil membuka pintu untuk pelanggannya. Ketika ia
membereskan meja, ada pelanggan yang membuka pintunya. Rangga menyapa
pelanggannya seperti biasa, kemudian pelanggan tersebut memanggil namanya.
Rangga kebingungan dan ia mempertanyakan siapa pelanggan tersebut. Ternyata
pelanggan tersebut merupakan adik tirinya Rangga bernama Sukma.

Sukma duduk di meja sambil meminum kopinya, Rangga yang terkejut dan tidak
menyangka bahwa ia memilki adik tiri. Rangga berbincang dengan Sukma sambil
mempertanyakan keadaan keluarga.

INT –Warung Gudeg Jogja – Siang

Terlihat dalam suasana ramai di sebuah warung Gudeg, Geng Cinta sedang
menyantapi Gudeg Jogja. Mereka membahas mengenai nama apa yang cocok
untuk anaknya Milly. Geng Cinta kemudian ingin memberikan kado kepada Karmen,
terlihat Karmen merasa senang karena diberikan kado oleh Geng Cinta. Hadiah
yang dipegang oleh Cinta mewakilkan perasaan Geng Cinta bahwa mereka masih
sayang dengan Karmen.

Karmen tertawa dan mengambil hadiah yang dipegang oleh Cinta, Karmen
menggoyangkan hadiahnya kepada Geng Cinta kemudian ia membuka hadiahnya.
Karmen terkejut melihat hadiah yang diterimanya berupa gelang yang telah
dimodifikasi oleh Geng Cinta. Karmen merasa bahagia karena mendapatkan gelang
yang ia terima dan ia pun memakai langsung gelang tersebut. Karmen kemudian
menggenggam seluruh tangan Geng Cinta sambil merasa terharu karena ia
mendapatkan sebuah harta yang berharga. Karmen mengajak seluruh Geng Cinta
untuk membeli oleh-oleh dan ia yang membelikannya, mereka pun segera bergegas
keluar warung untuk menuju ke tempat pusat oleh-oleh.
INT – Pameran Seni – Malam

Geng Cinta tiba di Pameran Seni dengan tampilan casual. Mereka mengambil buku
panduan di pameran seni tersebut. Mereka menghampiri Stand demi stand. Cinta
begitu sangat takjub sambil memegang buku panduannya ketika melihat
sekelilingnya dipenuhi oleh karya seni yang indah. Ketika Geng Cinta ingin pergi ke
Stand selanjutnya, Cinta menyuruhnya untuk pergi duluan lantara ia masih ingin
menikmati karya seni sambil tersenyum takjub.

Ketika Geng Cinta masih mengelilingi pameran, Cinta bertemu pak Eko Nugroho
selaku pembuat karya seni di pamerannya, ia menyalami pak Eko dengan senyum
takjubnya sambil meminta tanda tangan kepadanya. Terlihat juga Karmen yang
terlihat kebingungan seperti sedang mencari seseorang. Milly dan Maura melihat
beberapa contoh karya seni dan Milly mempertanyakan arti dari seni tersebut
dengan wajah terlihat kebingungan, Maura kemudian menjelaskan bagaiman
sebuah seni bisa diartikan dan menyuruh Milly untuk mundur agar esensi seni yang
dilihatnya mempunyai makna. Milly pun masih kebingungan dan Maura terheran
karena sudah dijelaskan tetapi Milly tidak mengerti.

Dalam pameran tersebut Rangga dengan wajah datarnya berjalan kedalam


pameran. Ia Nampak sedang mencari seseorang, kemudian dari kejauhan ia melihat
Karmen. Karmen memberikan kode dengan menggerakan kepalanya mengarahkan
ke Cinta. Di pameran seni, Cinta masih terlihat takjub dan menikmati karya dari Eko
Nugroho dan terlihat Rangga yang berada di kejauhan berada di belakang Cinta.
Milly dan Maura kaget melihat Rangga dan mengatakan bahwa ide Karmen
mempertemukan Cinta dan Rangga dalam pameran seni adalah hal tergila.

Rangga secara perlahan mendekati Cinta dengan wajah gugup, Cinta masih
mengamati hasil karya seni. Rangga kemudian menyautkan nama Cinta. Nampak
Cinta terlihat bingung dan secara perlahan melihat kebelakang, ketika melihat
kebelakang ia terkejut karena bisa bertemu dengan Rangga kembali. Ekspersi Cinta
begitu sangat terkejut dan ia memegang erat buku panduan yang dipegangnya.
Rangga secara perlahan berjalan kesamping Cinta. Rangga dengan ekspresi
datarnya hanya bisa mengatakan terlalu lama dan Cinta pun membalasnya dengan
kata yang sama sambil menahan emosinya dan air matanya. Rangga menghela
napas dan mulai berbicara.
Cinta yang menahan emosi mengatakan beberapa kata dan meninggalkan Rangga
yang terlihat kebingungan dengan ekspresi penyesalannya, Cinta bergegas
meninggalkan Rangga dan meninggalkan pameran. Milly, Maura hanya bisa terdiam
melihat Cinta pergi melewatinya tanpa sepatah kata apapun. Karmen yang terlihat
menyesal karena telah mempertemukan Cinta dan Rangga dan berusaha untuk
memanggilnya namun karena gugup ia tidak bisa. Maura dan Milly kemudian
mengikuti Cinta dan ketika berjalan Milly dengan tatapan bingung melihat Karmen.

EXT – Istana Ratu Boko – Sore

Rangga mengajak Cinta ke Istana Ratu Boko. Rangga sedang memotret sekitar
sedangkan Cinta berjalan – jalan di Istana Ratu Boko. Cinta menatap Rangga
dengan senyum ketika melihat Rangga memotret. Suara petir terdengar, Rangga
melihat keatas dan cuaca mulai gerimis. Rangga dan Cinta berlarian dalam keadaan
gerimis. Mereka Nampak masih mengelilingi sekitar.

.Cinta mulai membuka percakapan dan Rangga menunjukkan tempat favorit


ayahnya di Istana Ratu Boko. Cinta kemudian duduk didepan Rangga dan melihat
bahwa diri Rangga masih merindukan sosok ayahnya. Rangga hanya bisa
tersenyum dan menaruh kedua tangannya di paha sambil menarik napas dan
mengatakan kabar keluarga Cinta. Cinta tersenyum dan menjelaskan kabar
keluarganya, Rangga kemudian menceritakan kondisi keluarganya yang telah
diceritakan oleh Sukma dengan wajah bahagia.

Lalu mereka mulai bergerak kembali dan Cinta mengatakan mengapa ia tidak
pernah kembali ke Indonesia dengan rasa penasarannya. Rangga memasukkan
keuda tangannya ke saku celana sambil tersenyum mengatakan ia sering ikut
pemilu. Cinta menanyakan pilihan pemilu kemarin sambil bercanda gurau bersama
Rangga.

Cinta dan Rangga duduk berdua, Cinta mulai membuka topik kembali dengan nada
serius, ia mempercayai jika Rangga bisa berdamai kembali dengan ibunya. Rangga
menundukkan kepalanya dan ia berkata bahwa perlakuan ibunya tidak jauh beda
seperti yang Rangga lakukan kepad Cinta, kemudian Rangga mengajak Cinta untuk
makan malam. Cinta tersenyum melihat Rangga sambil mennganggukan kepalanya.

Anda mungkin juga menyukai