Anda di halaman 1dari 12

CERITA LENGKAP

THE STRANDED
Episode 4

Sumber: cinematerial.com (Kraam)

May menceritakan tentang kejadian tsunami yang menimpa mereka dan bagaimana
keadaan mereka setelah itu sambil memeriksa mata Profesor Lin yang sudah sadar. Ia pun
bertanya ada dimana profesor Lin setelah tsunami. Profesor Lin mengatakan bahwa ia
tersesat di hutan dan tidak tahu jalan kembali ke sekolah dengan wajah datarnya. Tiba-tiba
teman-temannya datang ke lab dan memberitahukan keadaan Ice yang sekarat. May segera
menangani keadaannya dan bertanya apa yang terjadi pada Ice.

Saat itu, Profesor Lin menatap Anan tajam dengan wajah datarnya. Anan yang tidak
sengaja menoleh ke arah Profesor Lin pun mendekatinya dan bertanya tentang keadaannya.
Profesor Lin bertanya sudah berapa lama ia pergi. Anan menjawab bahwa Profesor Lin
sudah tidak terlihat sejak ujian berakhir. Ia mengira bahwa Profesor Lin telah
meninggalkan pulau.

Sementara itu, mereka yang tadi membawa Ice. Bertengkar dan saling menyalahkan
atas peristiwa pukul-pukulan yang menyebabkan Ice sekarat. Karena berisik, Anan
menawarkan Profesor Lin untuk diantar kembali ke villanya. Profesor Lin setuju. Ia pun
mengikuti Anan.
Ditengah perjalanan yang gelap. Anan menjelaskan tentang kondisi villa diatas
tempat Profesor Lin tidak terkena tsunami. Berbeda dengan villa mahasiswa dibawah yang
sudah hancur. Profesor Lin mendengarkan tanpa membalas sepatah katapun.

Saat sudah sampai, Anan membuka pintu villa itu. Melihat kondisi villa yang kotor,
ia menawarkan pada Profesornya untuk meminta anak-anak lain membantu
membersihkan. Namun, belum selesai ia berbicara, Profesor Lin masuk ke dalam villa itu
dan menutup pintunya dengan keras. Anan pun bingung atas sikap Profesor nya.

Profesor yang sudah berada di dalam villa, melihat ke seluruh ruangan dengan
bantuan cahaya dari lampu petromaks yang ia bawa. Ia lalu meletakkannya diatas meja dan
membuka buku tahunan siswa. Ia menatap fotonya beserta informasi mengenai dirinya
sebagai kepala departemen sains. Ia lalu melihat halam selanjutnya yang berisi foto-foto
siswa-siswanya yaitu Anan dan kawan-kawan. Ia lalu berhenti pada halaman yang
terdapat foto Kraam dan siswa-siswa lain. ia menatap foto Kraam lekat-lekat. Ia lalu
berjalan sambil menatap langit yang terlihat dari atap yang berlubang.

Pagi pun tiba. Arisa masih saja memberi tanda pada batu atau pohon dengan cat
semprotnya sambil memandang kompas. Ia berusaha menemukan menara radio itu. ia juga
menandai sebuah phon yang berbentuk seperti gerbang yang sama seperti di dalam mimpi
Kraam. Arisa terus saja berjalan kesana kemari dengan bingung. Ia tersesat.

Ia yang bingung karena terus saja kembali ke tempat yang sama, membuka peta
yang ia bawa. Lalu ia terkena lemparan dari seseorang. Saat ia melihat ke depan, ia
menemukan siluet seorang gadis berambut panjang didalam kabut tebal. Ia pun kaget dan
ketakutan. gadis dalam kabut itu berjalan mendekatinya. Ia bernapas pendek-pendek
karena takut.

Setelah keluar dari kabut, nampaklah wajah gadis itu. gadis itu menyapa Arisa
seperti mengenalnya dengan baik. Arisa pun mengenal gadis itu yang ternyata bernama
Mint. Gadis itu terlihat senang bertemu dengan Arisa.

Arisa pikir, Mint sudah meninggalkan pulau. Ternyata Mint bercerita bahwa ia
kembali ke pesta dan saat ada tsunami, warga desa membawanya ke hutan itu. Arisa
terlihat tidak yakin dan menatap Mint penuh curiga.
Mint tiba-tiba menceritakan tentang tempat perlindungan Inggris saat Perang
Dunia II yang terdapat makanan, baterai dan menara radio di dalamnya. Mendengar itu,
Arisa pun tertarik karena ia memang mencari menara radio. Arisa pun bertanya apakah
Mint pernah mencoba melakukan kontak. Mint menceritakan bahwa ia sudah melakukan
kontak dan kapal penyelamat akan datang dalam tiga hari. Arisa senang mendengar itu.
Mint tersenyum misterius.

Ice bermimpi tentang kejadian dimana ia sedang mengebut dijalanan dan menabrak
seorang gadis. Ia yang sudah sadar ditanyai May tentang keadaannya. Namun, ia malah
meminta rokok. May pun mengomelinya.

May bertanya tentang jantung palsu yang ia pakai. Ice menceritakan bahwa ia
sudah memakainya sejak usia 8 tahun dan jantung palsu itu harus diganti batrainya setiap
10 tahun. Sementara, terakhir mengganti batrainya adalah 9 tahun yang lalu. Berarti, Ice
hanya punya waktu satu tahun lagi. May mengkhawatirkan kondisi Ice dan mulai
mengomeli Ice. Karena kesal mendengar celotehannya, Ice pun pergi dan mengatakan agar
May mengurusi urusannya sendiri.

Kraam tengah melukis pemandangan didepannya. Tiba-tiba Profesor Lin datang


menemuinya. Kraam pun dengan sopan menanyakan kondisinya. Profesor melihat ke arah
gambar yang dibuat Kraam di bukunya yang sudah terbuka dan meminta izin untuk
melihatnya. Kraam pun mengizinkannya.

Terlihat di halaman buku itu bahwa gambarnya berasal dari mimpi Kraam sendiri.
Profesor Lin pun bertanya siapa wanita yang ada digambar itu dan kenapa Kraam terus
menggambarnya. Kraam mengatakan dia hanya mencoba menggambar yang ia lihat dari
mimpinya. Profesor Lin dengan misteriusnya berkata bahwa jika kita mendengar atau
melihat sesuatu, hal itu tidak akan meninggalkan kita. Tapi terkubur dalam ingatan kita
yang mungkin pernah kita alami tapi kita tidak mengingatnya dan mungkin saja Kraam
pernah melihat apa yang ia gambar sebelumnya.

Kraam menunggu di depan laboratorium untuk bertemu May. Saat May keluar, ia
mengutarakan keinginannya untuk mengajak May ke pantai yang cuma diketahui
penduduk desa. Dan jika May ingin ikut, ia akan menunggu di titik pengamatan barat
besok. May mengangguk. Kraam pun pergi.
Beralih kepada Arisa yang masih dihutan dan sedang berbicara dengan Mint. Arisa
bertanya kenapa Mint tidak mencari mereka. Tapi Mint malah balik bertanya dengan
pertanyaan yang sama. Belum dijawab oleh Arisa, Mint pun mengajak Arisa untuk melihat
menara radio yang dicari oleh Arisa. Setelah Arisa menyetujuinya, Mint pun berjalan lebih
dulu yang diikuti oleh Arisa.

Ice duduk sendirian sambil menggalau. Ia pun melihat kearah Nahm yang sedang
membawa ember berisi air. Ia pun beranjak menemui Nahm. ia meminta maaf telah
membentak Nahm dan meminta bantuan Nahm untuk mengusir ‘sesuatu’ yang
mengikutinya seperti yang Nahm bilang sebelumnya. Namun Nahm menolaknya. Ia tidak
tahu menahu mengenai pengusiran setan dan sejenisnya. Serta yang ia lihat pada Ice
adalah karma yang harus Ice perbaiki sendiri. Tapi Ice terus memohon-mohon pada Nahm.
sementara itu, Ying memperhatikan mereka berdua.

Jan menemui kakaknya Jack dan mengatakan bahwa ia tidak bisa ikut menjahit
malam ini karena ia khawatir dengan kondisi kakaknya. Kriit pun menimpali Jan dengan
memintanya segera menyelesaikan jahitan layar itu agar Jack bisa pergi ke rumah sakit
secepatnya. Jan memegang tangan kakaknya dan mendoakannya agar sembuh. Jack yang
sambil menangis itu, entah menahan sakit atau sedih melihat adiknya, mengatakan bahwa
ia mencintai Jan. lalu, Jan membalasnya dan meninggalkan Jack dengan Kriit pacarnya
yang selalu menemaninya sejak pertama ia sakit.

Ditinggalkan oleh Jan, Jack menangis lagi. Kriit pun duduk disampingnya dan
mengelap wajahnya dengan handuk kecil. Jack yang menangis, memohon pada Kriit yang
entah memohon apa. Mungkin saja ia meminta tolong agar Kriit menghilangkan rasa
sakitnya. Lalu Kriit mengingat salah satu moment masa lalunya bersama Jack.

Saat itu, Jack mengomel karena Kriit terus-terusan mengerjakan tulisannya tanpa
beristirahat. Saat Kriit duduk diatas ranjang, Jack mengikutinya. Jack bertanya apa yang
Kriit tulis. Kriit menceritakan bahwa ia menulis kisah tentang seorang pria yang pacarnya
mengganggunya bekerja. Jack dengan otak nakalnya melanjutkan cerita Kriit. Ia
mengatakan bahwa si pria lalu berhenti dan mereka bercinta. Mereka berdua pun
berbaring.
Kriit mengatakan bahwa bagian akhirnya belum selesai. Jack pun menimpali bahwa
mungkin saja ceritanya tidak membutuhkan akhir. Namun, Kriit pikir bahwa setiap cerita
butuh akhir. Jack pun memberitahu tentang Enso. Sebuah kepercayaan Jepang yang
mengatakan bahwa awal dan akhir itu sama, seperti lingkaran. Lalu dengan jari telunjuk
kanannya, ia menggambar lingkaran diatas dada Kriit. Sedangkan Kriit hanya tertawa.

Kriit menghentikan gerakan jari Jack dengan memegang tangan Jack. Kriit
mengatakan bahwa rencana Jack berhasil. Jack yang pura-pura polos, bertanya apa
maksud Kriit. Rencana untuk menghentikan Kriit dan beristirahat lalu bercinta dengan
Jack. Mereka berdua saling menatap, lalu berciuman.

Lalu berpindah ke masa sekarang dimana Kriit dan Jack juga berciuman sambil
menangis bersama. Jack lalu menggambar lingkaran dengan telunjuk kanannya diatas
punggung tangan Kriit. Ia memohon lagi dengan Kriit yang tidak jelas apa permohonannya
karena hanya mengatakan, “Ku mohon”. Kriit pun memeluk Jack sambil menangis.

Anak-anak masih bekerja menyelesaikan perahu itu dimalam hari. Ice mendatangi
mereka dan melihat Ying dengan ramah dan tersenyum membagikan minuman kepada
anak laki-laki. Ia pun berbalik pergi.

Kriit tengah berokok sambil melihat Jack. Ia terlihat seperti seseorang yang putus
asa dan frustasi.

Nahm mendatangi Ying yang sedang duduk diatas kursi di ruang workshop dan
menanyakan Arisa karena ia membutuhkan batrai. Ying mengatakan bahwa Arisa pergi ke
hutan dan belum kembali serta mengatakan tempat penyimpanan batrai sehingga Nahm
mengambilnya sendiri.

Nahm bertanya apa Arisa pergi sendirian dan Ying membenarkannya. Nahm
dengan bercanda menyarankan untuk menghubunginya. Ying pun menanggapinya dengan
mengatakan untuk melakukan panggilan video call sehingga mereka bisa melihat
wajahnya. Mereka berdua pun tersenyum.

Ying mengatakan bahwa ia salut pada Nahm yang berani bicara tentang hal-hal
aneh di pulau itu. Nahm pun berterima kasih lalu melanjutkan pencarian batrai nya. Ying
lalu membahas tentang apa yang ia lihat tadi siang saat Ice bicara pada Nahm. ia penasaran
apa yang Ice bicarakan.
Nahm menceritakan bahwa Ice meminta pengusiran setan karena mengira ia
dihantui. Namun ia menolaknya karena ia tidak bisa dan tidak tahu caranya. Ying tiba-tiba
mempunyai ide untuk mengerjai Ice.

Nahm menyalakan lilin yang mengelilingi Ice yang sedang berbaring ditengahnya.
Ia meletakkan batu-batu kecil diatas tubuh Ice. Ia pun meminta Ice untuk relaks agar
energi cakranya mengalir. Ice bertanya apa mereka tidak butuh air suci atau semacamnya.
Ying yang mendengarnya dari balik pintu, mentertawakan perkataan Ice yang tidak tahu
apapun tentang pengusiran setan. Nahm pun mengatakan bahwa itu hanya ada di film.

Dengan raut wajah yang sangat serius, Nahm memulai ritualnya. Ice pun
memejamkan matanya. Nahm memintanya untuk mengosongkan pikirannya. Nahm yang
tidak pernah melakukan pengusiran setan, bertanya pada Ying yang mengintip dibalik
pintu dengan bahasa isyarat. Namun Ying seperti memberi isyarat agar Nahm melakukan
apa saja. Nahm dengan random meletakkan tangan kanannya diatas dada Ice. Lalu
bertanya kepada Ice, dimana ia melihat dirinya sekarang.

Ice mulai bercerita bahwa ia melihat dirinya sedang berada di pesta dan sedang
mabuk. Raut wajah Nahm dan Ying berubah. Ice melihat dirinya berada di mobil sedang
menyetir. Ia lalu berhenti dan memegang dadanya sambil bernapas cepat dan pendek-
pendek. Ia mengatakan bahwa ia tak bermaksud dan itu adalah sebuah kecelakaan. Nahm
bertanya apa yang terjadi. Ice melanjutkan, jika ia berhenti dan menolong gadis yang ia
tabrak semuanya akan berbeda. Ice yang sudah kembali kerumah, melihat bagian depan
mobilnya yang sudah pecah dan terkena darah.

Ia lalu melihat ayahnya muncul di hadapannya dan memarahinya atas tindakannya


yang terus saja membuat masalah. Ia yang mengatakan akan menyerahkan dirinya ke
polisi, ditampar oleh ayahnya. Ice menangis ketakutan. ayahnya mengatakan akan
menelepon seseorang dan membereskan masalahnya dan menyuruh Ice untuk
membersihkan darah yang masih menempel pada bagian depan mobil itu. disaat Ice sedang
mengelap darah itu perlahan tanpa melihatnya, ayahnya menyemprot darah itu dengan
selang air hingga membuatnya kaget. Ayahnya juga merampas kain lap ditangannya dan
mengelap darah itu dengan cepat.
Ice pun membuka matanya dan dengan ketakutan, ia bertanya apa ‘sesuatu’ itu
sudah hilang. Ice yang menangis ketakutan, dipegang tangannya oleh Nahm yang
mengatakan bahwa hantu itu sudah pergi. Ying yang mendengar cerita Ice pun ikut
menangis di balik pintu.

Kraam yang menunggu May, menggambar di buku gambarnya untuk membunuh


waktu sambil melihat ke arah jalan yang dilalui untuk sampai ke tempatnya. Ia berharap
May akan datang menemuinya. Sedangkan May di lab tengah mengepel lantai. May terlihat
seperti sedang berpikir.

Saat sedang melanjutkan gambarnya, tiba-tiba Kraam dikejutkan oleh May yang
memanggil namanya. May ternyata datang memenuhi ajakan Kraam. Ia tersenyum melihat
May. Ia pun berdiri menyambutnya, sedangkan May meminta maaf karena terlambat.

May pun mengajak Kraam untuk segera pergi ke pantai itu. Tapi Kraam malah
duduk dan melanjutkan gambarnya dengan mengatakan belum saatnya pergi ke sana.
Mendengar hal itu, May yang melihat Kraam sedang menggambar, meminta Kraam untuk
menggambar dirinya.

Kraam bertannya pada May ia harus menggambar seperti apa. May pun dengan
bercanda memintanya menggambar versi swafoto. Kraam kaget dan tersenyum mendengar
candaan garing wanita impiannya itu.

May meminta Kraam agar tidak bersikap formal kepadanya karena itu terdengar
aneh. Kraam pun menyetujuinya dengan mengatakan “Ya, Bu” dalam artian yang lebih
formal untuk bercanda. May menanggapinya dengan mengatakan ia akan pergi. Lalu
mereka berdua tertawa.

Kriit diam-diam masuk ke laboratorium yang sudah ditinggal May sehingga


ruangannya kosong. Setelah memastikan ruangan benar-benar kosong. Ia segera ke lemari
obat dan melihat-lihat nama obat pada tiap botolnya. Saat ia menemukan obat yang ia cari,
ia mendengar ada langkah kaki seseorang yang mendekati ruang lab. Ia pun bersembunyi.

Ternyata yang masuk ke ruang Lab adalah Anan yang mencari obat sakit kepala.
Setelah dipanggil temannya, Anan pun keluar dari ruangan setelah menemukan obat yang
ia cari.
Ying dan Nahm yang sedang berjalan di outdoor, mendengar suara-suara dan
mencari asal suara itu. mereka masuk ke ruangan workshop. Saat itu, Profesor Lin tengah
mendengarkan kaset rekaman yang mereka temukan sebelumnya. Namun, suara rekaman
tidak lagi tentang seseorang yang membaca puisi kuno Prachaisuriya, melainkan seperti
suara orang asing yang bicara bahasa inggris sedang melakukan semacam eksplorasi dalam
sebuah gua. Terdengar orang itu menceritakan bahwa ia menemukan koridor lain dalam
gua itu. lalu Profesor Lin menghentikan rekaman karena mendengar suara Ying dan Nahm
yang memanggilnya.

Profesor Lin yang tetap memumunggungi mereka bertanya siapa yang memutar itu.
Ying mengaku bahwa ia lah yang memutarnya. Profesor Lin pun memarahinya dengan
kasar dan sarkas sambil melepaskan kaset rekaman itu dari pemutarnya. Ia bertanya lagi
apa Ying sudah mendengar isinya. Ying pun mengiyakan dan mengatakan bahwa ia
mendengar puisi Prachaisuriya yang aneh. Lalu mengatakan bahwa ia tidak mengerti isinya
pasti karena ia tidak bersekolah di sekolah itu jadi ia tidak pintar. Profesor Lin terlihat kesal
dan menatap Ying dengan tajam. Ia pun berbalik mengemas pemutar rekaman itu dan
kaset rekamannya lalu menutup kopernya dan membawanya pergi. Ying dan Nahm hanya
bisa melihatnya.

Ying bertanya pada Nahm apa wanita itu gurunya. Nahm mengiyakan dan
mengatakan bahwa gurunya terlihat aneh. Ying pun berceloteh tentang sikap Profesor Lin
yang kasar dan sarkas. Nahm pun merasa aneh dengan sikap Profesor Lin yang terlalu
posesif dengan rekaman itu. Ying menunjukkan tentang puisi Prachaisuriya yang ia dan
Arisa selidiki dan ditulis di papan tulis kaca itu. Ying menjelaskan bahwa puisi
Prachaisuriya dari kaset rekaman itu menunjukkan koordinat menara radio di dalam
hutan. Nahm lalu bertanya tentang orang yang bicara bahasa inggris dalam kaset itu. Ying
menjawab bahwa ia dan Arisa belum mendengarnya sampai situ. Nahm mengatakan
bahwa pada bagian itu terdengar seperti seseorang yang tengah menjelajahi gua. Namun ia
penasaran gua apa yang sedang dibicarakan orang itu. lalu Ying mengatakan, mereka
harus mengambil pemutar kaset itu lagi jika ingin mengetahuinya.

Sementara itu di hutan, Arisa terus memberi tanda di pohon dengan cat semprotnya.
Mint menegurnya karena itu tak ramah lingkungan. Arisa membela diri dengan
mengatakan ia tahu namun harus memberi tanda untuk memberitahu yang lain. Raut
wajah Mint tiba-tiba berubah. Ia mengancam akan membunuh Arisa jika ia
memberitahukan mengenai menara radio itu pada anak-anak lain. Arisa pun kaget dan
mulai mundur perlahan. Mint pun tertawa. Ternyata ia hanya bercanda. Ia hanya tidak
mau semua pohon di cat jingga.

Mint lalu mengeluarkan walkie talkie dan memberikannya kepada Arisa dengan
tujuan agar mereka bisa bertemu kembali. Arisa lalu menyinggung masa lalu. Ia bertanya
pada Mint apakah ia masih marah karena akunnya diretas oleh Arisa. Mint pun
mengatakan ia tidak marah karena itu adalah masa lalu dan itupun terjadi karena Arisa
tidak sengaja hingga meretas akun semua orang. Sehingga malah orang-orang itu yang
membenci Arisa.

Arisa lalu membalas, jika Mint tidak merebut James darinya, ia tidak akan
melakukan itu. Mint lalu meluruskannya dengan mengatakan bahwa James lah yang
mencampakkan Arisa dan memilihnya. Arisa yang kesal pun hanya mengiyakan. Mereka
melanjutkan perjalanan lagi.

Ditempat lain, Kraam sedang menyelesaikan lukisan wajah May. Saat itu, May
bertanya tentang kehidupan Kraam. May meminta maaf saat mendengar tentang ibunya
Kraam yang sudah meninggal untuk menunjukkan simpatinya. Namun Kraam mengatakan
pada May untuk tidak khawatir dengan hal itu. ia pun melanjutkan kalau ayahnya
menyebar abu ibunya dilautan agar selalu bersama Kraam.

Kraam mengatakan bahwa sudah saatnya mereka pergi. Ia pun berdiri dan diikuti
oleh May. Ia menunjukkan hasil gambarnya pada May yang dipuji oleh May saat
melihatnya. Tiba-tiba Kraam membuka bajunya dan membuat May kaget. Ia pun melompat
ke lautan yang membuat May lebih kaget lagi. Kraam menyuruh May untuk segera
melompat. Namun, May berdebat dengan Kraam karena Kraam tidak memberitahunya
lebih dulu. Hingga akhirnya, May pun melompat dari atas tebing yang tingginya kira-kira
10 meter sambil berteriak. Kraam mengatakan mereka akan pergi ke arah gua yang hanya
bisa dilihat pada saat air surut. May pun mengajak Kraam untuk berlomba sambil
memercikkan air kepada Kraam.

Mereka yang sudah melewati gua akhirnya sampai ditepian pantai yang dikelilingi
oleh tebing. Saat masih di air, mereka berdua bersenda gurau dengan memercikkan air satu
sama lain. setelah sampai ditepian, mereka berdua duduk diatas pasir. May melihat
sekelilingnya dengan takjub, sementara Kraam memandang May dengan penuh cinta. Saat
berpandangan, mereka berdua tersenyum.

Mint yang terus berjalan didepan Arisa, dihentikan oleh Arisa yang kelelahan. Ia
bertanya kenapa mereka belum sampai padahal sudah berjalan berjam-jam. Mint
mengatakan bahwa dari sekolah ke hutan butuh waktu berjalan selama setengah hari.
Arisa merasa bahwa mereka hanya berputar-putar saja. Mint menimpali bahwa itu adalah
ulah hutan yang mengacaukan pikiran Arisa.

Saat melihat kembali ke peta yang ia pegang, Mint berjalan meninggalkan Arisa.
Lalu Arisa mendengar suara yang berasal dari belakangnya. Ternyata itu adalah Mint yang
tengah menghapus cat semprot yang ia semprotkan pada pohon sebagai tanda. Mereka
berdebat lagi karena masalah itu.

Mint perlahan mendekati Arisa dan tiba-tiba mengambil cat semprot dari tas Arisa.
Ia pun mengocok cat semprot itu dan mengolok Arisa yang takut tak bisa pulang. Ia juga
mengatakan bahwa sendiri di hutan sangat cocok untuknya. Arisa yang marah atas sikap
Mint menduga bahwa Mint pasti masih marah kepadanya. Ia pun minta maaf dengan nada
tinggi seperti marah. Namun, Mint mengatakan itu belum cukup dan tiba-tiba
menyemprotkan cat semprot itu ke wajah Arisa. Arisa berteriak histeris. Lalu muncul foto
dua orang wanita yang matanya seperti disensor dan foto Arisa bersama Mint. Mereka
berdua sepertinya sahabat dekat.

Saat sedang berteriak karena rasa sakit pada matanya, terdengar suara Mint yang
bicara dari walkie talkie. Mint terdengar meminta maaf pada Arisa. Ia kesal dan
mengatakan akan membalas Mint sambil berusaha menuangkan air dari botol minumnya
yang ternyata sudah kosong. Dari walkie talkie terdengar bahwa Mint tertawa.

Mint dari walkie talkie nya terus mengatakan hal-hal untuk menggoda Arisa yang
membuat Arisa marah. Arisa yang tak bisa membuka matanya hanya berjalan tanpa arah.
Hingga akhirnya ia jatuh ke dalam gua.

Dengan meringis kesakitan sambil memegangi tangannya, walkie talkie nya


menyala lagi. Suara Mint terdengar marah. Ia mengatakan bahwa menemukan menara
radio tidak akan membuat Arisa menjadi pahlawan. Ia juga masih marah karena fotonya
diretas oleh Arisa hingga ia mau bunuh diri. Arisa pun berusaha mematikan walkie talkie
itu. ia mengangkatnya untuk melihatnya secara dekat yang ternyata, walkie talkie itu
hanyalah potongan kayu biasa. Cat semprot diwajahnya pun sudah tidak ada. Ia juga bisa
membuka matanya dengan baik. Menyadari hal aneh yang mengganggunya, Arisa pun
menangis dan berteriak minta maaf.

Kriit mengelap tubuh Jack dan mengganti baju Jack dengan kemeja kesukaan Jack.
Ia mengingatkan Jack bahwa kemeja itu dipakai Jack saat kencan pertama mereka.

Ice menonton teman-temannya mengangkat kayu. Ia tidak bisa membantu mereka


karena sakit jantungnya. Ia tidak boleh kelelahan atau ia akan terkena serangan jantung. Ia
pun mendekati Jan yang tengah menjahit bersama anak-anak perempuan yang lain. Ice
bertanya apa ia bisa ikut membantu. Jan pun mengajarkannya menjahit.

Kriit mengeluarkan seluruh pil dari botol obat yang ia curi dari lab itu dan
meminumkannya pada Jack satu persatu. Jack membahas tentang cerita yang ditulis oleh
Kriit.

“Jika si pria akan meninggalkan si wanita, apa yang akan dikatakannya?”

Kriit mengajak Jack memikirkannya bersama. Si wanita mungkin mengatakan, “aku


mencintaimu. Jika kau pergi, bagaimana aku hidup?”. Si pria menjawab, “Aku akan selalu
bersamamu. Karena awal dan akhir adalah satu dan sama.”

Kriit terlihat menggenggam botol obat yang sudah kosong dengan erat sambil menangis.
Sedangkan Jack terlihat terkulai bersandar dibahunya.

Kriit lalu keluar dari ruangannya dan melemparkan botol obat itu. ia terlihat sangat
frustasi. Tanpa ia sadari, Profesor Lin melihatnya dari balik jendela.

Kraam menyentuh akar pohon yang menggantung di dinding gua. Ia mengingat


lukisan yang berasal dari dalam mimpinya dan mengingat kata-kata Profesor Lin yang
mengatakan bahwa mungkin saja ia pernah melihatnya di suatu tempat. Lalu, May
memanggilnya hingga membuatnya terkejut.

Kraam mendekati May dan duduk disampingnya. May mengatakan bahwa ia iri
pada Kraam yang tumbuh besar di pulau itu. Kraam pun merendah dengan mengatakan
bahwa pulau itu hanyalah pulau kecil biasa yang tidak diketahui orang. May pun
mengatakan, jika kau hanya melihat permukaannya, hanya terlihat batu kecil di laut. Jika
begitu, artinya kau rugi. Siapapun yang melihatnya begitu, tak akan tahu kalau ada pantai
yang begitu bagus tersembunyi disini.

Tiba-tiba Kraam membuat pose seolah memegang mic dengan tangan kanannya
dan menjadi MC. Ia pun menyodorkan mic khayalan itu pada May dan meminta May
untuk menyanyi. Setelah ditolak dua kali oleh May, Kraam pun menyerah dan tidak
memaksa May. Namun, May malah menyanyi. Mendengar suara May, Kraam pun
tersenyum.

Disisi lain, jahitan layar mereka sudah hampir selesai. Lalu Arisa yang masih
terbaring dan tak bisa bergerak karena mungkin ada bagian tubuhnya yang patah. Ia
berteriak meminta tolong dengan isak tangisnya di malam yang gelap dengan sebuah
senter ditangannya. Kriit memeluk sambil menangisi Jack yang sudah mati terkulai karena
sepertinya overdosis obat yang Kriit berikan sebelumnya.

Tiba-tiba muncul kunang-kunang yang banyak terbang mengelilingi Kraam dan


May. May tersenyum melihatnya sambil terus melanjutkan nyanyiannya. Melihat hal ini,
aku melihat May seolah-olah seperti putri Disney yang ketika bernyanyi, kunang-kunang
atau burung-burung mendatanginya karena suaranya yang merdu.

May dan Kraam berdiri menatap kunang-kunang itu. hingga akhirnya, mata
mereka berdua bertemu dan lagu yang May nyanyikan pun berakhir. Mereka berdua saling
menatap. Lalu, Kraam mulai mendekatkan wajahnya pada May seperti hendak
menciumnya. May tidak terlihat menolaknya.

Di tempat lain, Anan datang mencari May ke kamar mereka berdua. Ia memanggil-
manggil May yang memang tidak berada di ruangan itu. ia tidak tahu bahwa kekasihnya
sedang bercumbu dengan laki-laki lain.

Sementara itu, ciuman May dan Kraam semakin panas. Bahkan May membuka
bajunya. Bersambung.

Anda mungkin juga menyukai