Anda di halaman 1dari 5

Identitas buku:

1.judul: Memorabilia 2.pengarang: Ginny lynn 3.penerbit:PT Grasindo Anggota IKapi 4.jumlah halaman: 239 5.cetakan: pertama tahun 2006

Sinopsis
Cerita dari novel yang berjudul MEMORABILIA ini menceritakan tentang seorang gadis perempuan bernama Mayang mustika puspa, ia tidak punya rumah, tidak punya orang tua, tidak punya saudara, tidak punya ulang tahun, tidak punya uang, ia hanya punya satu kamera dan mimpi. Ayah nya seorang wartawan atau pencari berita tetapi ayah nya meninggal saat sedang bertugas, tidak lama kemudian ibu nya diperkosa dan rumah mereka dibakar pada saat terjadi kerusuhan dan ibu nya pun meninggal dunia. Adik nya cacat tidak bias berjalan lagi karena pada saat rumah mereka terbakar kaki adik nya yang bernama Iswa tertimpa reruntuhan bangunan. Mayang nengenang hal itu sebagai peristiwa mei 1998. Sekarang Mayang dan adiknya tinggal bersama om Sakta dan keluarganya. Om Sakta adalah adik dari ayah nya Mayang, parah nya keluarga itu tidak menyukai kehadiran Mayang dan Adik nya karena keuangan mereka sendiri pun juga pas-pasan. Dan bukan hanya itu tinggal bersama keluarga itu berarti Mayang juga harus menghadapi sepupu nya Benji dan Novita. Mayang memiliki seorang sahabat yang bernama Kahleen blanc dia adalah anak dari pensiunan diplomat Prancis dan dia adalah seorang

wanita santun berdarah Sunda, dia cantik dan terlebih lagi dia terkenal karena dia seorang ballerina. Sering beberapa kali ia menari di Australia, bahkan Inggris. Mayang memiliki hobi fotografi dan ia memiliki impian ingin pergi ke Annecy sebuah tempat di Prancis dan ia ingin sekali memotret sebuah jembatan di Annecy tempat dimana ayah dan ibunya pertama kali bertemu, tapi ia sadar mana mungkin ia dapat pergi kesana. Pada suatu hari Kahleen mengajak Mayang untuk pergi ke Prancis bersamanya karena Kahleen berkesempatan untuk menari di sana, semua biaya telah di jamin oleh asosiasi balet Kahleen. Tetapi Mayang tidak bias ikut karena satu alasan yaitu Iswa, Mayang tidak mungkin meninggalkan adiknya meskipun hanya untuk sementara waktu. Tetapi Kahleen bersikeras ingin Mayang ikut, Kahleen berkata bahwa urusan Iswa nanti bisa dititipkan dengan Marlon (kakak kandung Kahleen). Tapi Mayang masih ragu lalu Kahleen memberi waktu untuk Mayang berpikir terlebih dahulu. Mayang bekerja di sebuah kafe yang bernama BucketKopi, sambil sekolah Mayang pun juga bekerja untuk membiayai kehidupannya dan adiknya. Di kafe itu ada seorang pelanggan yang bernama Ale Farco yaitu mahasiswa arsitektur. Ale sangat menyukai foto-foto yang di pajang di kafe tersebut. Foto-foto itu adalah hasil potretan Mayang. Mayang diam-diam menyukai Ale, dan pada suatu hari Mayang menumpahkan kopi ke sketsa Ale, Ale tidak marah malah Ale bersikap ramah kepada Mayang dan sejak itu mereka sering bercakap-cakap tentang sketsa yang di buat Ale dan Mayang sering memberi masukan. Semenjak itu mereka menjadi akrab.

Sebentar lagi Iswa berulang tahun, Mayang pergi di temani Kahleen untuk mencari kado akhirnya Mayang memutuskan untuk membelikan Iswa seekor kelinci. Pada saat malam sebelum ulang tahun Iswa, Kahleen dan Marlon mengajak Mayang dan Iswa pergi. Kahleen dan Marlon telah menyiapkan sebuah pesta kecil di BucketKopi. Iswa tampak senang sekali pada saat itu. Begitu pun Mayang ia sangat senang melihat kebahagian adiknya. Keesokan harinya, om Sakta melihat kelinci tersebut. Om Sakta tidak menyukai ada hewan dirumahnya dan dia menyuruh membuang kelinci itu. Iswa sedang duduk di halaman belakang rumah sambil menatap kelangit dan kabel yang di hinggapi burung. Mayang pun memotret Iswa dan hasilnya sangat bagus. Foto itu menjadi foto terakhir Iswa karena pada saat mereka dan keluarga om Sakta makan bersama, kelinci itu ternyata belum di buang dan om Sakta sangat marah lalu ingin membuang kelinci itu dan Iswa mengejar om Sakta dengan kursi rodanya. Om Sakta melempar kelinci itu ke tengah jalan, Iswa berusaha untuk menolong kelinci itu tetapi Iswa jatuh di tengah jalan dan di tabrak sebuah kendaraan beroda enam belas. Mayang berteriak memanggil nama Iswa, ia pingsan karena tidak sanggup melihat adiknya meninggal dunia. Mayang sangat sedih tetapi masih ada Kahleen, Marlon, Ale dan teman kerjanya yang menghibur Mayang. Kesedihan Mayang bertambah karena Ale orang yang dia suka itu akan pindah ke Bern. Suatu hari Mayang bertemu dengan bu Desta tetangganya dulu, sebelum rumah Mayang terbakar. Bu Desta memberikan sebuah kunci deposit box di sebuah bank. Box itu berisi kalung mamanya, sebuah album, dan amplop berisi surat. Setelah membaca surat itu Mayang heran karena semua ini semua telah direncanakan mamanya, seperti

mamanya telah mengetahui bahwa ia akan meninggal. Karena mamanya pernah berkata satu kelahiran satu kematian berarti akan ada dua kematian untuk dua kelahiran yaitu kelahiran Mayang dan Iswa. Mayang berusaha untuk tetap tegar menjalani hidupnya, karena ia memiliki impian. Mayang pun ingin ikut pergi bersama Kahleen ke Prancis. Di Prancis, Mayang banyak memotret Kahleen yang sedang tampil di atas panggung. Setelah pertunjukkan Kahleen selesai, Mayang pun pergi ke Annecy untuk mewujudkan impiannya ke jembatan yang ada di Annecy. Jembatan itu bernama Pont des Amours. Di sanalah tempat pertama kali ayah dan ibunya bertemu. Ibunya Mayang bernama Anyelir Bijou, ibunya sangat menyukai bunga melati dan ayahnya berkata di Negara saya banyak bunga melati. Lalu ibunya ikut ayahnya ke Indonesia dan akhirnya menikah. Senja mulai turun, Mayang berdiri di jembatan itu sambil diam terpesona melihat gelombang halus muncul membuatnya seperti sungai penuh harta. Sungai itu bernama Canal De Vasse. Seseorang mengajak Mayang berbicara, Mayang pun menoleh dan melihat seseorang bersandar di pagar jembatan. Mayang terkejut karena orang itu adalah Ale Farco. Mayang merasa tengah bermimpi di mimpinya dan Ale berkata, Mimpi kamu tercapai. Kelebihan pada novel ini adalah: 1. Cover nya cukup menarik sehingga mamancing orang untuk membaca nya. 2. Ceriya nya dapat memotivasi pembaca. 3. Cerita nya tidak membosan kan.

Kekurangan pada novel ini adalah: 1.Menggunakan alur campuran sehingga apabila membaca nya tidak teliti maka akan sulit mengerti isi dari novel ini. 2. Kualitas kertas novel ini kurang bagus sehingga mudah robek. Kesimpulan Novel ini baik untuk dibaca oleh siapa saja baik anak-anak, remaja, mau pun orang dewasa karena di dalam novel ini ada pelajaran yang dapat kita ambil, yaitu jangan takut untuk bermimpi karena apabila kita terus berusaha dan berdoa untuk mewujudkan nya kita pasti bisa. Dan percayalah di Dunia ini kita tidak sendirian.

Nama: Diah restia wulandari Kelas: x.c Guru pembimbing: Vivi maria Bidang study: Bahasa Indonesia Tahun ajaran 2010/2011

Anda mungkin juga menyukai